PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID.
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN
PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kimia
Oleh :
JASMINE PRASEPTI MESYARI NIM 1102117
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN
PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Oleh
Jasmine Prasepti Mesyari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Jasmine Prasepti Mesyari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
JASMINE PRASEPTI MESYARI
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN
PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP. 196203011987032001
Pembimbing II
Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si. NIP. 197102041997021002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kimia
Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 196611211991031002
(4)
ii Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes pilihan ganda piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa SMA pada materi sistem koloid yang memenuhi kriteria tes yang baik, dilihat dari validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas distraktornya. Tes yang dikembangkan terdiri dari 20 butir soal dan diujicobakan kepada 30 siswa SMA kelas XII MIA untuk uji coba I dan 64 siswa SMA kelas XII MIA untuk uji coba II yang telah mempelajari materi sistem koloid. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pengembangan dan Validasi. Validitas tes yang dikembangkan ditentukan dengan perhitungan nilai CVR berdasarkan hasil pertimbangan 8 validator (5 dosen dan 3 guru), hasil yang diperoleh yaitu 20 butir soal memenuhi kriteria validitas isi. Nilai reliabilitas tes adalah 0,817 yang termasuk kriteria baik. Butir soal-butir soal yang dikembangkan memiliki nilai tingkat kesukaran rata-rata sebesar 0,62 yang termasuk kriteria sedang, nilai daya pembeda rata-rata sebesar 0,51 yang termasuk kriteria sangat baik dan indeks efektivitas distraktor dengan kriteria sangat buruk (1,25%), buruk (1,25%), kurang baik (7,5%), baik (42,5%) dan sangat baik (47,5%). Hasil pengukuran penguasaan dimensi pengetahuan siswa pada materi sistem koloid yang diperoleh yaitu penguasaan pengetahuan faktual sebesar 74,22%; penguasaan pengetahuan konseptual sebesar 62,08%; dan penguasaan pengetahuan prosedural sebesar 52,60%. Berdasarkan data angket, siswa memberikan tanggapan baik terhadap tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan. Hasil wawancara terhadap guru menunjukkan bahwa sebagian besar guru memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan tes pilihan ganda piktorial pada evaluasi pembelajaran sistem koloid.
(5)
ABSTRACT
This research aims to develop a pictorial multiple-choice test to measure mastery of factual, conceptual and procedural knowledge of high school students on the material colloidal systems which qualified the criteria for a good test, include judging from the content validity, reliability, level of difficulty, discriminating power and distractor’s effectiveness. Test developed consists of 20 items and tested to 30 high school students of grade XII in science class for test I and 64 high school students of grade XII in science class for test II that have studied the materials colloidal system. The research method used is development and validation. The validity of the test that was developed is determined by calculating the value of the CVR that based on the results of consideration from 8 validators (5 lecturers and 3 teachers), the results obtained by the 20 items qualified the criteria for the content validity. Value reliability of the test is 0.817 which includes good criteria. Items test that are developed have the average value of difficulty level of 0.62 which includes medium criteria, the average value of discrimjnating power is 0.51 which includes very good criteria and effectiveness index distractors with extremely poor criteria (1.25 %), bad (1.25%), poor (7.5%), good (42.5%) and excellent (47.5%). The measurement results on the students' mastery of knowledge dimensions of colloidal system obtained by the mastery of factual knowledge is 74.22%; mastery of conceptual knowledge is 62.08%; and mastery of procedural knowledge is 52.60%. Based on questionnaire data, the students responded well to the pictorial multiple-choice test developed. Results of interviews with teachers show that most teachers give positive responses to the use of pictorial multiple choice test on the evaluation of learning colloidal system.
(6)
vi Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
D.Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Istilah ... 6
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar ... 8
B. Tes Pilihan Ganda... 9
C. Tes Piktorial… ... 10
D. Pengembangan Tes ... 14
E. Analisis Kualitas Tes ... 15
F. Dimensi Pengetahuan Faktul, Konseptual dan Prosedural ... 18
G. Deskripsi Materi Sistem Koloid ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
(7)
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 30
C. Instrumen Penelitian ... 31
D. Prosedur Penelitian ... 31
E. Teknik Analisis Data ... 34
1. Kualitas Tes ... 34
a. Validitas... 34
b. Reliabilitas ... 35
c. Tingkat Kesukaran ... 36
d. Daya Pembeda ... 37
e. Efektivitas Distraktor (Pengecoh) ... 38
2. Pengukuran Penguasaan Pengetahuan Faktual, Konseptual dan Prosedural Siswa ... 40
3. Tanggapan Siswa Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial ... 40
4. Tanggapan Guru Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Hasil Penelitian ... 42
1. Kualitas Tes ... 42
a. Validitas Isi... 42
b. Reliabilitas ... 46
c. Tingkat Kesukaran ... 47
d. Daya Pembeda ... 48
e. Efektivitas Distraktor (Pengecoh) ... 50
2. Hasil Pengukuran Penguasaan Pengetahuan Faktual, Konseptual dan Prosedural Siswa ... 53
3. Tanggapan Siswa Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial ... 71
4. Tanggapan Guru Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial ... 74
B. Pembahasan ... 76
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 98
A. Simpulan ... 98
(8)
viii Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1. Keterkaitan Antara Dimensi Pengetahuan Faktual, Konseptual dan
Prosedural dengan Dimensi Proses Kognitif ... 21
2.2. Perbandingan Karakteristik Larutan, Koloid, dan Suspensi ... 22
2.3. Penggolongan Jenis Koloid ... 22
2.4. Perbandingan Sifat Koloid Liofil dan Koloid Liofob ... 27
3.1. Nilai CVR Kritis Lawshe ... 35
3.2 Kriteria Nilai Reliabilitas ... 36
3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 37
3.4. Kriteria Daya Pembeda Butir Soal ... 38
3.5. Kriteria Indeks Pengecoh (Distraktor) ... 39
3.6. Penafsiran Persentase Penguasaan Dimensi Pengetahuan Siswa... 40
3.7. Kriteria Interpretasi Skor Angket ... 41
4.1. Hasil Validasi Isi ... 43
4.2. Nilai Tingkat Kesukaran Butir Soal Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 47
4.3. Nilai Daya Pembeda Butir Soal Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 48
4.4. Analisis Efektivitas Distraktor Pada Uji Coba I ... 50
4.5. Analisis Efektivitas Distraktor Pada Uji Coba II ... 52
4.6. Sebaran Butir Soal Berdimensi Pengetahuan Faktual, Konseptual dan Prosedural ... 53
4.7. Butir Soal Berdimensi Pengetahuan Faktual ... 53
4.8. Kualitas Butir Soal dan Persentase Siswa yang Menjawab Benar Pada Butir Soal Berdimensi Pengetahuan Faktual Pada Uji Coba II ... 54
4.9. Butir Soal Berdimensi Pengetahuan Konseptual ... 55
4.10. Kualitas Butir Soal dan Persentase Siswa yang Menjawab Benar Pada Butir Soal Berdimensi Pengetahuan Konseptual Pada Uji Coba II ... 66
4.11. Butir Soal Berdimensi Pengetahuan Prosedural ... 66
4.12. Kualitas Butir Soal dan Persentase Siswa yang Menjawab Benar Pada Butir Soal Berdimensi Pengetahuan Prosedural Pada Uji Coba II ... 69
(10)
x Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
4.13. Hasil Pengukuran Penguasaan Dimensi Pengetahuan Siswa Pada Uji
Coba II ... 70
4.14. Tanggapan Siswa Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial ... 71
4.15. Tanggapan Guru Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial ... 74
4.16. Hasil Revisi Butir Soal Nomor 6 ... 84
4.17. Hasil Revisi Butir Soal Nomor 7 ... 84
4.18. Hasil Revisi Butir Soal Nomor 8 ... 86
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerucut Pengalaman Dale ... 11
2.2. Keterkaitan Antara Dimensi Pengetahuan dengan Dimensi Proses Kognitif ... 20
2.3. Ilustrasi gerak Brown ... 23
2.4. Ilustrasi teknik dialisis ... 26
3.1. Alur Penelitian ... 32
4.1. Grafik Perbandingan Tingkat Kesukaran Butir Soal Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 48
4.2. Grafik Perbandingan Daya Pembeda Butir Soal Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 50
4.3. Grafik Persentase Siswa Yang Menjawab Benar Pada Setiap Butir Soal Pada Uji Coba II ... 70
4.4. Grafik Pengukuran Penguasaan Pengetahuan Faktual, Konseptual dan Prosedural Siswa Pada Uji Coba II ... 71
(12)
xii Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
A.1. Peta Konsep ... 103
A.2. Kisi-kisi Tes Piktorial... 104
A.3. Lembar Validasi ... 106
A.4. Produk Akhir Tes Pilihan Ganda Piktorial Materi Sistem Koloid ... 138
A.5. Angket Tanggapan Siswa ... 151
A.6. Pedoman Wawancara Guru ... 152
Lampiran B B.1. Hasil Validasi Isi dan Perhitungan CVR ... 153
B.2. Hasil Revisi Indikator, Butir Soal Piktorial , Jenjang Kognitif dan Dimensi Pengetahuan Berdasarkan Saran Validator ... 173
B.3. Perolehan Skor Siswa Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 207
B.4. Pengelompokkan Siswa Ke dalam Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah Uji Coba I dan Uji Coba II ... 212
B.5. Perhitungan Reliabilitas Uji Coba I dan Uji Coba II ... 217
B.6. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 219
B.7. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 221
B.8. Perhitungan Indeks Pengecoh Butir Soal Pada Uji Coba I dan Uji Coba II ... 223
B.9. Pengukuran Penguasaan Dimensi Pengetahuan Siswa... 225
B.10. Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 227
Lampiran C C.1. Surat Izin Penelitian ... 230
C.2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 231
(13)
(14)
1
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I Pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian,
identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan organisasi struktur skripsi.
A. Latar Belakang Penelitian
Menurut Permendikbud No. 69 Tahun 2013, dalam kurikulum 2013 terdapat empat kompetensi inti (KI) yang dituntut dimiliki oleh siswa SMA/ MA dan salah satunya yaitu pada KI ke- 3, siswa dituntut untuk memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah (Kemendikbud, 2013, hlm. 7). Untuk mengukur ketercapaian kompetensi inti tersebut, maka diperlukan alat evaluasi yang mampu mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa. Dalam ilmu kimia, pemahaman konsep (konseptual) dan belajar pemecahan masalah (prosedural) sangatlah penting. Untuk memecahkan masalah dengan benar, siswa membutuhkan aplikasi dari pengetahuan konseptual dan prosedural (Cracolice, 2004, hlm. 877).
Kimia merupakan mata pelajaran yang tidak sedikit mengandung konsep-konsep yang abstrak (Sirhan, 2007, hlm. 2). Salah satu media visual yang dapat menggantikan kata verbal dan mengkonkretkan yang abstrak adalah gambar. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas dan akan lebih jelas daripada yang diungkapkan dengan kata-kata (Munadi, 2008, hlm. 89). Sementara itu, diagram memiliki peran sentral dalam pemecahan masalah dalam ilmu sains. Diagram dapat digunakan untuk
(15)
2
menggambarkan struktur dan memberi makna pengetahuan yang luas (Jong & Ferguson-Hessler, 1996, hlm. 109).
Penggunaan berbagai macam representasi untuk meningkatkan pemahaman kimia siswa pada level makroskopik, submikrokopik dan simbolik (tiga level representasi kimia) seharusnya tidak hanya dilakukan ketika proses pembelajaran saja, tetapi juga harus dilakukan pada kegiatan evaluasi pembelajaran (Hinton & Nakhleh, 1999, hlm. 166). Dengan kata lain, pada kegiatan evaluasi pembelajaran dapat menggunakan berbagai macam representasi dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami permasalahan yang disajikan dalam butir soal tersebut dan mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak. Salah satu bentuk tes yang dapat digunakan pada kegiatan evaluasi pembelajaran adalah tes dengan menggunakan representasi gambar. Menurut Jong & Ferguson-Hessler (1996, hlm. 109), penggunaan representasi bergambar (piktorial) suatu unsur pengetahuan dapat dengan efisien merepresentasikan suatu permasalahan. Tes piktorial adalah tes nonverbal yang dapat memudahkan siswa dalam menemukan ide-ide dengan menggunakan gambar dan diagram (Danili, 2006, hlm. 71). Tes piktorial dapat mengevaluasi seberapa baik siswa dapat memecahkan masalah yang membutuhkan pengetahuan dan aplikasi dari ide-ide untuk situasi yang baru (Marganoff dkk., 2006, hlm. 54).
Penelitian terkait penggunaan tes piktorial untuk mengukur penguasaan konsep kimia di antaranya telah dilakukan oleh Noh & Scharmann pada tahun 1997. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas di Korea dan materi tes piktorial yang dikembangkan adalah stoikiometri, hukum gas ideal, dan larutan. Hasil penelitian Noh & Scharmann menunjukkan bahwa tes piktorial pada tingkat molekuler dapat lebih efektif mengidentifikasi penguasaan konsep kimia siswa daripada menggunakan tes naratif (Noh & Scharmann, 1997, hlm.1997-217). Penelitian lainnya telah dilakukan oleh Devetak pada tahun 2004, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa sekolah menengah atas dan mahasiswa tingkat pertama di Slovenia pada konsep larutan asam basa dan kesetimbangan kimia, dengan menggunakan tes dalam bentuk piktorial berupa ilustrasi dan gambar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subyek penelitian mendapatkan pemahaman yang lebih baik ketika mengerjakan
(16)
3
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tes yang diberikan dalam bentuk piktorial seperti ilustrasi dan gambar (Devetak, 2004, hlm. 799-813). Setelah itu pada tahun 2007, Chittleborough & Treagust melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengukur pemahaman konsep kimia beberapa mahasiswa tingkat pertama di Australia pada tiga level representasi kimia. Subyek penelitian diminta untuk menggambarkan beberapa konsep kimia secara visual seperti menggunakan gambar dan diagram. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menggunakan dan menggambarkan secara visual konsep-konsep kimia harus dilatih secara berkala untuk meningkatkan pemahaman mengenai konsep-konsep kimia (Chittleborough & Treagust, 2007, hlm. 274-288).
Pertanyaan naratif yang terlalu panjang dalam butir soal dapat melelahkan siswa sebelum siswa memahami maksud pertanyaan dari soal itu sendiri (Halakova & proksa, 2007, hlm. 174). Selama ini, kebanyakan tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep kimia didominasi dalam bentuk tes naratif. Butir soal mata pelajaran kimia dalam Ujian Nasional pun banyak dibuat dalam bentuk soal naratif dibandingkan dengan soal piktorial. Dari hasil analisis butir soal mata pelajaran kimia dalam UN SMA/ MA tahun 2011-2014 diperoleh data, penggunaan butir soal naratif pada mata pelajaran kimia dalam UN SMA/ MA tahun 2011 adalah sebanyak 57,50%, tahun 2012 sebanyak 70%, tahun 2013 sebanyak 60% dan tahun 2014 sebanyak 70%.
Di Indonesia, penelitian terkait pengembangan tes piktorial di antaranya telah dilakukan oleh Octafiani pada tahun 2009, mengenai pengaruh gambar terhadap taraf kemudahan dan daya pembeda pokok uji pada bahan kajian sistem dan sifat koloid. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa pengaruh gambar terhadap pokok uji dapat memudahkan siswa untuk memahami masalah dalam pokok uji pada bahan kajian sistem dan sifat koloid. Setelah itu pada pada tahun 2014, telah dilakukan penelitian oleh Rachmaniah mengenai pengembangan tes piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan konseptual siswa SMA pada materi konsep mol. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tes piktorial sebagian besar lebih memudahkan siswa untuk memahami masalah dalam soal dibandingkan dengan tes naratif.
(17)
4
Bentuk tes piktorial yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda. Bentuk tes pilihan ganda adalah bentuk tes yang paling banyak digunakan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, pemahaman dan aplikasi (Zimmaro, 2004, hlm.12). Bentuk tes pilihan ganda banyak digunakan dimulai dari ulangan harian, ujian sekolah, ujian nasional, tes masuk perguruan tinggi hingga pada seleksi olimpiade tingkat awal. Osterlind dalam Cheung & Bucat (2002, hlm. 1) menyatakan bahwa tes pilihan ganda dapat dibuat untuk menilai berbagai macam tujuan pembelajaran, dari tujuan sederhana seperti mengingat kembali fakta-fakta hingga level tertinggi kemampuan kognitif pada taksonomi Bloom. Menurut Simkin & Kuechler (2005, hlm. 74), bentuk tes pilihan ganda dapat memberikan hasil yang akurat dan adil dalam mengukur pemahaman siswa mengenai konsep-konsep.
Materi tes piktorial yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sistem koloid, karena pada materi sistem koloid memuat dimensi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Contoh-contoh koloid memuat dimensi pengetahuan faktual, aplikasi dari sifat-sifat koloid yang dapat ditemui dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari memuat dimensi pengetahuan konseptual, kemudian pembuatan koloid yang dapat dilakukan dimulai dari cara yang sederhana hingga cara yang lebih kompleks memuat dimensi pengetahuan prosedural. Materi sistem koloid merupakan materi yang bersifat teoritis dan hafalan. Meskipun pembelajaran sistem koloid sudah banyak menggunakan metode kontekstual dan praktikum, serta menggunakan gambar, video dan visualisasi lainnya, namun evaluasi pembelajaran sistem koloid masih didominasi oleh tes naratif dibandingkan dengan tes piktorial baik dalam tes formatif maupun tes sumatif.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka diperlukan suatu
penelitian mengenai “Pengembangan Tes Pilihan Ganda Piktorial Untuk Mengukur Penguasaan Pengetahuan Faktual, Konseptual dan Prosedural Siswa SMA Pada Materi Sistem Koloid”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, masalah yang dapat diidentifikasi yaitu tidak tersedianya alat evaluasi hasil belajar dalam bentuk tes piktorial untuk
(18)
5
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa SMA pada materi sistem koloid sebagai pendukung pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti ingin mengembangkan alat evaluasi hasil belajar berupa tes pilihan ganda piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa SMA pada materi sistem koloid.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana pengembangan tes pilihan ganda piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa SMA pada materi sistem koloid? ”
Dari rumusan masalah tersebut, kemudian dirinci menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Apakah tes pilihan ganda piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa SMA pada materi sistem koloid yang dikembangkan telah memenuhi kriteria tes yang baik, dilihat dari validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas distraktornya? 2. Bagaimana hasil pengukuran penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan
prosedural siswa SMA pada tes pilihan ganda piktorial pada materi sistem koloid yang dikembangkan?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap tes pilihan ganda piktorial pada materi sistem koloid yang dikembangkan?
4. Bagaimana tanggapan guru terhadap tes pilihan ganda piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa SMA pada materi sistem koloid yang dikembangkan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat evaluasi hasil belajar berupa tes pilihan ganda piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa SMA pada materi sistem koloid yang memenuhi kriteria tes yang baik, dilihat dari validitas isi, reliabilitas, tingkat
(19)
6
kesukaran, daya pembeda dan efektivitas distraktornya, serta untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami masalah yang terdapat dalam butir soal.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat bagi siswa
Dapat memudahkan siswa dalam menyelesaikan evaluasi pembelajaran pada materi sistem koloid dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menyelesaikan evaluasi pembelajaran pada materi sistem koloid.
2. Manfaat bagi guru
Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif tes dalam mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa pada materi sistem koloid.
3. Manfaat bagi peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian terkait pengembangan tes piktorial pada materi yang berbeda.
E. Definisi Istilah
1. Tes Piktorial
Tes piktorial adalah tes nonverbal yang dapat memudahkan siswa dalam menemukan ide-ide dengan menggunakan gambar dan diagram (Danili, 2006, hlm. 71).
2. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang berisi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para pakar dalam menjelaskan, memahami, dan secara sistematis menata disiplin ilmu mereka (Anderson & Krathwohl, 2010, hlm. 67).
(20)
7
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata (Anderson & Krathwohl, 2010, hlm. 71).
4. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang keterampilan, algoritma, dan metode yang semuanya disebut dengan prosedur (Anderson & Krathwohl, 2010, hlm. 77).
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi yang disusun terdiri dari lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II
Kajian Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan dan Saran.
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan organisasi struktur skripsi.
Bab II Kajian Pustaka berisi kajian pustaka mengenai tes sebagai alat penilaian hasil belajar, tes pilihan ganda, tes piktorial, pengembangan tes, analisis kualitas tes, dimensi pengetahuan (pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural) dan deskripsi materi sistem koloid.
Bab III Metodologi Penelitian berisi metode penelitian, lokasi dan subyek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta pembahasan dari hasil penelitian yang diperoleh.
Bab V Simpulan dan Saran berisi simpulan dan saran dari peneliti berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.
(21)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab III Metodologi Penelitian ini dipaparkan mengenai metode penelitian, lokasi dan subyek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu dan memodifikasi pada metode Pengembangan dan Validasi (Development and Validation) dari Adams & Wieman. Metode penelitian Pengembangan dan Validasi yang dikembangkan oleh Adams & Wieman menjelaskan bagaimana peneliti pendidikan dapat membuat alat penilaian yang valid dan dapat diandalkan. Tahapan-tahapan dalam metode penelitian pengembangan dan validasi ini terdiri dari : 1) penggambaran tujuan tes dan ruang lingkup konstruk atau tingkatan domain yang akan diukur; 2) pengembangan desain tes; 3) pengembangan, pelaksanaan tes, evaluasi, pemilihan butir soal dan pembuatan pedoman penilaian; dan 4) mengevaluasi hasil tes untuk penggunaan operasional (Adams & Wieman, 2010, hlm.2-3). Secara garis besar, tahapan dalam metode pengembangan dan validasi yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari : 1) tahap pengembangan dan 2) tahap validasi dan uji coba.
B. Lokasi Dan Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan kesesuaian dengan kurikulum yang digunakan untuk mengembangkan tes, yaitu kurikulum 2013. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yang telah mempelajari materi sistem koloid dengan tuntas. Subyek penelitian pada uji coba I sebanyak 30 siswa dan pada uji coba II sebanyak 64 siswa.
(22)
31
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
C. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Lembar Validasi
Lembar validasi yang dibuat menilai kesesuaian antara butir soal piktorial dengan indikator dan kesesuaian antara gambar dengan butir soal piktorial yang divalidasi oleh para ahli. Instrumen ini digunakan untuk menentukan nilai validitas isi dengan meminta pertimbangan (judgement) para ahli dalam bidang yang diukur.
2. Tes Pilihan Ganda Piktorial
Tes pilihan ganda piktorial digunakan untuk mengetahui kualitas tes yang dikembangkan dari segi validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas distraktor serta untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa.
3. Angket Tanggapan Siswa
Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal (Arifin, 2009, hlm 166). Angket yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap tes piktorial yang diberikan.
4. Pedoman Wawancara Guru
Wawancara dilakukan kepada beberapa guru SMA di Kota Bandung yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan guru mengenai penggunaan tes piktorial pada evaluasi pembelajaran sistem koloid.
D. Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian dapat digambarkan dalam sebuah alur penelitian yang disajikan pada gambar 3.1.
(23)
32
\
Gambar 3.1. Alur Penelitian Analisis KI dan KD
materi sistem koloid
Studi kepustakaaan tes piktorial
dan materi sistem koloid
Uji coba I Angket
Pembuatan instrumen penelitian
Pembuatan kisi-kisi tes piktorial
Pembuatan tes piktorial
Validasi oleh Ahli Revisi
Pengolahan dan Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Tahap Pengembangan
Penyusunan Angket
Tahap Validasi dan Uji Coba
Uji coba II
Revisi
Penyusunan Pedoman Wawancara Guru
Pedoman Wawancara Guru
Studi kepustakaan dimensi pengetahuan faktual, konseptual dan
prosedural Analisis butir soal
kimia pada UN SMA/ MA tahun
(24)
33
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Berdasarkan alur penelitian pada gambar 3.1, langkah-langkah penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Pengembangan, yang meliputi :
1)Mengkaji KI dan KD materi sistem koloid pada silabus mata pelajaran kimia SMA/ MA kurikulum 2013.
2)Menganalisis butir soal kimia pada UN SMA/ MA tahun 2011-2014 yang meliputi analisis perbandingan penggunaan butir soal naratif dan butir soal piktorial serta butir soal materi sistem koloid pada UN Kimia SMA/ MA tahun 2011-2014.
3)Melakukan studi kepustakaan mengenai tes piktorial sebagai alat ukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural pada materi sistem koloid.
4)Melakukan studi kepustakaan mengenai keterkaitan antara dimensi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural dengan dimensi proses kognitif.
5)Membuat kisi-kisi tes pilihan ganda piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa pada materi sistem koloid yang disesuaikan dengan KD materi sistem koloid pada silabus mata pelajaran kimia kurikulum 2013.
6)Merancang dan menyusun tes pilihan ganda piktorial untuk mengukur penguasaan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural siswa pada materi sistem koloid.
7)Menyusun angket tanggapan siswa terhadap tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan.
8)Menyusun pedoman wawancara tanggapan guru terhadap tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan.
b. Tahap Validasi dan Uji Coba, yang meliputi :
1)Melakukan uji validitas instrumen penelitian oleh para ahli mengenai kesesuaian antara indikator dengan butir soal piktorial dan kesesuaian antara gambar dengan butir soal piktorial.
(25)
34
2)Merevisi instrumen penelitian berdasarkan saran dari hasil validasi oleh para ahli.
3)Melakukan uji coba I dan menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan.
4)Mengolah data hasil uji coba I yang meliputi kualitas tes dan data angket. 5)Merevisi instrumen penelitian hasil uji coba I agar diperoleh kualitas tes
yang lebih baik lagi pada uji coba II.
6)Melakukan uji coba II kepada subyek penelitian yang lebih banyak.
7)Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan.
8)Melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui tanggapan guru terhadap tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan.
9)Melakukan pengolahan dan analisis data.
10)Membahas hasil penelitian dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh.
E. Teknik Analisis Data
1. Kualitas Tes a) Validitas
Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya Validitas yang diukur dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Suatu tes memiliki validitas isi jika tes tersebut mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi bahan pelajaran yang akan diukurnya. Cara menilai validitas isi suatu alat ukur adalah dengan menggunakan hasil analisis pertimbangan (judgement) kelompok ahli dalam bidang yang diukur (Firman, 2013, hlm. 95-96).
(26)
35
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Validitas tes ini menggunakan perhitungan Content Validity Ratio (CVR). Menurut Lawshe (1975, hlm. 567), nilai CVR suatu tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
CVR =
Keterangan :
ne : jumlah validator yang menyatakan valid N : jumlah validator
Hasil perhitungan nilai CVR kemudian dibandingkan dengan tabel nilai CVR kritis untuk menentukan apakah butir soal yang dikembangkan valid atau tidak. Sebagian dari tabel nilai CVR kritis Lawshe dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Nilai CVR Kritis Lawshe
N
Level Signifikansi Tes Satu Pihak
0,1 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001 Level Signifikansi Tes Dua Pihak
0,2 0,1 0,05 0,02 0,01 0,002
5 0,573 0,736 0,877 0,99 0,99 0,99
6 0,523 0,672 0,800 0,950 0,99 0,99
7 0,485 0,622 0,741 0,879 0,974 0,99
8 0,453 0,582 0,693 0,822 0,911 0,99
9 0,427 0,427 0,653 0,775 0,859 0,99
10 0,405 0,405 0,620 0,736 0,815 0,977 (Wilson dkk., 2012, hlm. 206)
b)Reliabilitas
Reliabilitas (keterandalan) adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya. Jika alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi, maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur itu terhadap subyek yang sama dalam kondisi yang sama akan menghasilkan informasi yang sama atau mendekati sama. Reliabilitas seringkali disebut derajat konsistensi atau keajegan (Firman, 2013, hlm. 42-43).
(27)
36
Metode reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konsistensi internal. Untuk mengetahui nilai reliabilitas tes digunakan rumus Kuder-Richardson 20 (KR20) sebagai berikut :
Keterangan :
r = nilai reliabilitas tes n = jumlah butir soal
p = proporsi respon benar pada butir soal q = proporsi respon salah pada butir soal S2 = variansi skor tes
(Firman, 2013, hlm.98) Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dikriteriakan sebagai nilai reliabilitas yang sangat baik, baik, dapat diterima, jelek ataupun tidak dapat diterima, sesuai dengan tabel 3.2 mengenai kriteria nilai reliabilitas.
Tabel 3.2 Kriteria Nilai Reliabilitas
Nilai Reliabilitas Kriteria
r > 0.9 Sangat Baik
0.7< r < 0.9 Baik 0.6< r < 0.7 Dapat diterima 0.5< r < 0.6 Jelek
r < 0.5 Tidak dapat diterima
(Bhatnagar, 2014, hlm. 686)
c) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar dalam suatu soal yang dilakukan dengan menggunakan tes obyektif (Sukardi, 2009, hlm. 136). Suatu butir soal hendaknya tidaklah terlalu sukar dan juga tidak terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal digunakan rumus berikut:
(28)
37
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Keterangan :
p : tingkat kesukaran
∑B : jumlah siswa yang menjawab benar N : jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
(Arifin, 2009, hlm.266-272) Nilai tingkat kesukaran yang diperoleh dari setiap butir soal kemudian dikriteriakan sebagai butir soal yang sukar, sedang ataupun mudah sesuai dengan tabel 3.3 mengenai kriteria tingkat kesukaran butir soal .
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria
< 0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
> 0,70 Mudah
(Arifin, 2009, hlm. 272) Menurut Zimmaro (2004, hlm. 38), nilai tingkat kesukaran rata-rata yang baik untuk butir soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban adalah 0,6.
d)Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/ kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal , semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi (Arifin, 2009, hlm. 273).
Adapun langkah-langkah perhitungan daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut :
1. Menyusun lembar jawaban siswa dimulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
2. Mengambil 27 % skor siswa teratas sebagai kelompok tinggi dan 27 % skor siswa terbawah sebagai kelompok rendah.
(29)
38
3. Menghitung daya pembeda setiap butir soal.
Untuk menghitung daya pembeda suatu butir soal digunakan rumus berikut:
Keterangan :
nT : jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis
nR : jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis
NT : jumlah siswa pada kelompok tinggi
(Firman, 2013, hlm.62) Nilai daya pembeda yang diperoleh dari setiap butir soal kemudian dikriteriakan sebagai daya pembeda yang baik sekali, baik, cukup ataupun jelek sesuai dengan tabel 3.4 mengenai kriteria daya pembeda butir soal .
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal
Indeks Daya Pembeda Kriteria
> 0,40 Sangat baik
0,30-0,39 Cukup baik, direvisi atau tidak direvisi
0,20-0,29 Kurang baik, perlu direvisi < 0,19 Jelek, direvisi atau disisihkan (Arifin, 2009, hlm. 274) Menurut Zimmaro (2004, hlm. 38), nilai daya pembeda butir soal yang dapat diterima adalah 0,20 atau lebih.
e. Efektivitas Distraktor (Pengecoh)
Menganalisis fungsi distraktor (pengecoh) adalah menganalisis pola penyebaran jawaban butir soal pada butir soal bentuk pilihan ganda. Dari pola penyebaran jawaban tersebut dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak. Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh siswa-siswa yang menjawab salah. Sebaliknya,
(30)
39
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
butir soal yang buruk, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Pengecoh dianggap baik jika siswa yang memilih pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal (Eva, 2003, hlm. 98).
Menurut Firman (2013, hlm. 63), pengecoh yang berfungsi dengan baik memiliki ciri-ciri : 1) Ada yang memilih, khususnya dari kelompok rendah; 2) Dipilih lebih banyak oleh kelompok rendah daripada kelompok tinggi, dan 3) Jumlah pemilih dari kelompok tinggi pada pengecoh itu lebih kecil dari jumlah kelompok tinggi yang memilih kunci jawaban.
Indeks pengecoh (IPc) dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
IPc : Indeks Pengecoh/ Distraktor
nPc : Jumlah siswa yang memilih pengecoh itu N : Jumlah seluruh subyek yang mengikuti tes
nB : Jumlah subyek yang menjawab benar pada butir soal itu Alt : Jumlah opsi (pilihan jawaban)
Indeks pengecoh (distraktor) yang diperoleh dari setiap butir soal kemudian dikriteriakan sebagai pengecoh (distraktor) yang sangat baik, baik, kurang baik, buruk ataupun sangat buruk sesuai dengan tabel 3.5 mengenai kriteria indeks pengecoh/ distraktor.
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Pengecoh/ Distraktor
Indeks Pengecoh (IPc) Kriteria
76 % - 125 % Sangat Baik
51 % - 75 % atau 126 % - 150 % Baik 26 % - 50 % atau 151 % - 175 % Kurang Baik
0 % - 25 % atau 176 % - 200 % Buruk
> 200% Sangat Buruk
(Eva, 2003, hlm. 98-99)
(31)
40
2. Pengukuran Penguasaan Pengetahuan Faktual, Konseptual dan Prosedural Siswa
Pada penelitian ini, penguasaan dimensi pengetahuan siswa yang diukur adalah pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Persentase penguasaan dimensi pengetahuan siswa dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
% Penguasaan dimensi pengetahuan = x 100%
Hasil pengukuran persentase penguasaan dimensi pengetahuan siswa tersebut kemudian ditafsirkan berdasarkan tabel 3.6 mengenai penafsiran persentase penguasaan dimensi pengetahuan siswa.
Tabel 3.6. Penafsiran Persentase Penguasaan Dimensi Pengetahuan Siswa
Persentase Penguasaan Tafsiran
0% - 25% Sebagian Kecil
26% - 49% Hampir Separuhnya
50% Separuhnya
51% - 75% Sebagian Besar
76% - 99% Hampir Seluruhnya
100% Seluruhnya
(Koentjaraningrat, 1990)
3. Tanggapan Siswa Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap tes pilihan ganda piktorial yang diujikan, siswa diberikan angket tertutup dengan menggunakan skala Likert. Penentuan bobot skor skala Likert dilakukan dengan cara setiap pernyataan diberi skala 4-3-2-1. Untuk pernyataan positif, skala 4 diberikan untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Jika pernyataan negatif, pemberian skala merupakan kebalikan dari pernyataan positif. Untuk menghitung hasil angket, digunakan rumus :
Skor angket =
Keterangan :
f = frekuensi alternatif jawaban SS, S, TS, STS x = skor skala Likert
(32)
41
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
n = jumlah siswa
(Sugiyono, 2009, hlm. 135)
Skor tanggapan siswa kemudian dibuat dalam bentuk persentase dan kemudian ditafsirkan dan dikriteriakan pernyataannya berdasarkan tabel 3.7 mengenai kriteria interpretasi skor angket.
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Skor Angket
Skor Angket Kriteria
81% - 100% Sangat Kuat
61% - 80% Kuat
41% - 60% Cukup
21% - 40% Lemah
0% - 20% Sangat Lemah
(Riduwan, 2013, hlm. 22)
4. Tanggapan Guru Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial
Selain meminta tanggapan dari siswa mengenai tes pilihan ganda piktorial yang diujikan, diperlukan pula tanggapan guru terhadap tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan. Tanggapan guru diperoleh melalui hasil wawancara. Menurut Arifin (2009, hlm. 157-158), wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara langsung antara peneliti dengan guru. Bentuk pertanyaan pada wawancara yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tidak berstruktur, yaitu bentuk pertanyaan yang bersifat terbuka, dimana guru secara bebas menjawab pertanyaan yang diberikan. Hasil wawancara yang telah diperoleh kemudian ditranskripkan, dianalisis dan dihubungkan antara data hasil wawancara dengan hasil tes siswa.
(33)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V Simpulan dan Saran ini dipaparkan mengenai simpulan dan saran dari peneliti berdasarkan hasil analisisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan telah memenuhi kriteria tes yang baik dilihat dari validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas distraktornya. Berdasarkan validitas isi, dari 20 butir soal yang dikembangkan diperoleh 20 butir soal yang memenuhi kriteria validitas ini. Berdasarkan nilai reliabilitas, tes piktorial yang dikembangakn memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,817 yang termasuk ke dalam kriteria baik. Butir soal-butir soal yang dikembangkan memiliki nilai tingkat kesukaran rata-rata sebesar 0,62 yang termasuk ke dalam kriteria sedang dan nilai daya pembeda rata-rata sebesar 0,51 yang termasuk ke dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan indeks efektivitas distraktor (pengecoh), sebanyak 1,25% distraktor termasuk ke dalam kriteria sangat buruk; 1,25% distraktor termasuk ke dalam kriteria buruk; 7,5% distraktor termasuk ke dalam kriteria kurang baik; 42,5% distraktor termasuk ke dalam kriteria baik dan 47,5% distraktor termasuk ke dalam kriteria sangat baik.
2. Hasil pengukuran penguasaan dimensi pengetahuan siswa pada materi sistem koloid yang diperoleh yaitu penguasaan pengetahuan faktual siswa sebesar 74,22%; penguasaan pengetahuan konseptual siswa sebesar 62,08%; dan penguasaan pengetahuan prosedural siswa sebesar 52,60%.
3. Tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan mendapat tanggapan baik dari siswa. Siswa lebih termotivasi dalam menyelesaikan evaluasi pembelajaran pada materi sistem koloid jika tes yang diberikan berbentuk piktorial, selain itu tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan dapat
(34)
99
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
memudahkan siswa dalam memahami permasalahan dalam butir soal yang ditanyakan.
4. Tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan mendapat tanggapan yang baik pula dari guru. Beberapa guru yang diwawancara menilai bahwa tes pilihan ganda piktorial sangat baik bila diterapkan tidak hanya pada materi sistem koloid, tetapi juga pada materi-materi lain dalam mata pelajaran kimia. Hal ini disebabkan tes pilihan ganda piktorial dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami permasalahan dalam butir soal yang ditanyakan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dari penelitian ini adalah:
1. Kepada para guru diharapkan dapat mulai menerapkan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan tes piktorial dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami maksud persoalan dalam butir soal, yang dikarenakan tidak sedikit konsep-konsep dalam ilmu kimia yang bersifat abstrak. Agar diperoleh hasil yang relevan, sebaiknya penggunaan piktorial dilakukan dalam proses pembelajaran dan dalam evaluasi pembelajaran.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan tes piktorial baik itu dalam bentuk tes obyektif ataupun tes uraian.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian pengembangan tes piktorial pada materi lainnya.
(35)
DAFTAR PUSTAKA
Adams, W.K. & Wieman, C.E. (2010). Development and Validating of Instruments To Measure Learning of Expert-Like Thinking. International Journal of Science Education, 33 (9), hlm. 1-24.
Anderson, L. W & Krathwohl. D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Penterjemah : Prihantoro, A. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing : A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Eduition : Addison Wisley Longman, Inc. 2001). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.
Bhatnagar, R, Kim, J., & Many, J. E. (2014). Candidate Surveys on Program Evaluation: Examining Instrument Reliability, Validity and Program Effectiveness. American Journal of Educational Research, 2 (8), hlm. 683-690.
Brady, J. 1990. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta : Binarupa Aksara.
Cheung, D & Bucat, R. (2002). How Can We Construct Good Multiple-Choice Items? Paper Presented at The Science & Technology Education Conference, Hong Kong, pada tanggal 20-21 Juni 2002.
Chittleborough, G. & Treagust, D. (2007). The Modelling Ability of Non-major Chemistry Students and Their Understanding of The Sub-microscopic Level. The Royal Society of Chemistry, 8 (3), hlm. 274-292.
Cracolice, M.S., Deming, J.C. & Ehlert, B. (2008). Concept Learning Versus Problem Solving: A Cognitive Difference. Journal of Chemical Education, 85 (6), hlm. 873-878.
Danili, E. & Reid, N. (2006). Cognitive Factors that Can Potentially Affect Pupils’ Test Performance. Chemistry Education Research and Practice. 7 (2), hlm. 64-83.
Devetak, I. (2004). Submicroscopic Representations as A Tool for Evaluating Student’s Chemical Conceptions. Acta Chim. Slov. 51, hlm. 799-814. Eva. (2003). Panduan Anates Kr-2003. Bandung : Jurusan Administrasi
(36)
101
Jasmine Prasepti Mesyari, 2015
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN
PENGETAHUAN FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Firman, H. (2013). Evaluasi Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Halakova, Z., & Proksa, M. (2007). Two Kinds of Conceptual Problems in Chemistry Teaching. Journal of Chemical Education, 84 (1), hlm. 172-174. Heer, R. (2009). A Model of Learning Objectives. Iowa State University (Center
of Excellence in Learning and Teaching). Tersedia di:
http://www.celt.iastate.edu/teaching-resources/effective-practice/revised-blooms-taxonomy/ [3 September 2015].
Hinton, M. E., & Nakhleh, M. B. (1999). Students’ Microscopic, Macroscopic, And Symbolic Representations Of Chemical Reactions. The Chemical Educator, 4(4), hlm. 1–29.
Jong, T. & Ferguson-Hessler. (1996). Types and Qualities of Knowledge. Educational Psychologist, 31 (2), hlm. 105-113.
Kemendikbud. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengan Atas/ Madrasah Aliyah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Koentjaraningrat. (1990). Metode-metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Lawshe, C.H. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity. Personnel Psychology, 28, hlm. 563-575.
Marganoff, B. dkk. (2006). New Jersey Science Curriculum Framework. Tersedia di: http://dr-priestley.com/hfc/ed511/standards/NJFramework.pdf [28 Agustus 2015].
Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada.
Noh & Scharmann. (1997). Instructional Influence of a Molecular-Level Pictorial Presentation of Matter on Students’ Conceptions and Problem-Solving Ability. Journal of Resraech in Science Teaching, 34 (2), hlm. 199-217.
Octafiani, F. (2009). Pengaruh Gambar dalam Pokok Uji Pilihan Ganda Terhadap Taraf Kemudahan dan Daya Pembeda Soal pada Bahan Kajian Sistem dan Sifat Koloid. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Petrucci, R. H., Herring, F. G., & Madura, J. D. (2010). General Chemistry: Principles and Modern Applications. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
(37)
102
Rachmaniah, A. (2014). Pengembangan Tes Piktorial Untuk Mengukur Penguasaan Pengetahuan Konseptual Siswa SMA Pada Materi Konsep Mol (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Riduwan. (2013). Pengantar Statistika Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Setiabudi, A. & Yayan S. (2009). Mudah dan Aktfif Belajar Kimia (IPA) Untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Silver, N. C. dkk. (1995). Comprehension and Perceived Quality of Warning
Pictorials. Proceedings of The Human Factors and Ergonomics Society 39th Annual Meeting.
Simkin, G. & Kuechler, W.L. (2005). Multiple-Choice Test and Student Understanding: What Is the Connection? College of Bussiness Administration, (3) 1, hlm. 73-97.
Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Turkish Science Education, 4 (2) , hlm. 2-20.
Sudarmo, U. (2014). Kimia Untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2009). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Cetakan ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Sunarya, Y. (2012). Kimia Dasar 2. Bandung : CV. Yrama Widya.
Whitten. (2003). General Chemistry 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Widoyoko, E. (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wilson et al. (2012). Recalculation of The Critical Values for Lawshe’s Content Validity Ratio. Measurement and Evaluation in Counseling and Development, 45 (15), hlm. 197-210.
Zimmaro, D. M. (2004). Writing Good Multiple Choice Exams. Paper Presented at The University of Texas Workshop on Measurement and Evaluation Center, Texas, pada tanggal 28 April 2010.
(1)
41
n = jumlah siswa
(Sugiyono, 2009, hlm. 135)
Skor tanggapan siswa kemudian dibuat dalam bentuk persentase dan kemudian ditafsirkan dan dikriteriakan pernyataannya berdasarkan tabel 3.7 mengenai kriteria interpretasi skor angket.
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Skor Angket Skor Angket Kriteria
81% - 100% Sangat Kuat
61% - 80% Kuat
41% - 60% Cukup
21% - 40% Lemah
0% - 20% Sangat Lemah
(Riduwan, 2013, hlm. 22)
4. Tanggapan Guru Terhadap Tes Pilihan Ganda Piktorial
Selain meminta tanggapan dari siswa mengenai tes pilihan ganda piktorial yang diujikan, diperlukan pula tanggapan guru terhadap tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan. Tanggapan guru diperoleh melalui hasil wawancara. Menurut Arifin (2009, hlm. 157-158), wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara langsung antara peneliti dengan guru. Bentuk pertanyaan pada wawancara yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tidak berstruktur, yaitu bentuk pertanyaan yang bersifat terbuka, dimana guru secara bebas menjawab pertanyaan yang diberikan. Hasil wawancara yang telah diperoleh kemudian ditranskripkan, dianalisis dan dihubungkan antara data hasil wawancara dengan hasil tes siswa.
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V Simpulan dan Saran ini dipaparkan mengenai simpulan dan saran dari peneliti berdasarkan hasil analisisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan telah memenuhi kriteria tes yang baik dilihat dari validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas distraktornya. Berdasarkan validitas isi, dari 20 butir soal yang dikembangkan diperoleh 20 butir soal yang memenuhi kriteria validitas ini. Berdasarkan nilai reliabilitas, tes piktorial yang dikembangakn memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,817 yang termasuk ke dalam kriteria baik. Butir soal-butir soal yang dikembangkan memiliki nilai tingkat kesukaran rata-rata sebesar 0,62 yang termasuk ke dalam kriteria sedang dan nilai daya pembeda rata-rata sebesar 0,51 yang termasuk ke dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan indeks efektivitas distraktor (pengecoh), sebanyak 1,25% distraktor termasuk ke dalam kriteria sangat buruk; 1,25% distraktor termasuk ke dalam kriteria buruk; 7,5% distraktor termasuk ke dalam kriteria kurang baik; 42,5% distraktor termasuk ke dalam kriteria baik dan 47,5% distraktor termasuk ke dalam kriteria sangat baik.
2. Hasil pengukuran penguasaan dimensi pengetahuan siswa pada materi sistem koloid yang diperoleh yaitu penguasaan pengetahuan faktual siswa sebesar 74,22%; penguasaan pengetahuan konseptual siswa sebesar 62,08%; dan penguasaan pengetahuan prosedural siswa sebesar 52,60%.
3. Tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan mendapat tanggapan baik dari siswa. Siswa lebih termotivasi dalam menyelesaikan evaluasi pembelajaran pada materi sistem koloid jika tes yang diberikan berbentuk piktorial, selain itu tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan dapat
(3)
99
memudahkan siswa dalam memahami permasalahan dalam butir soal yang ditanyakan.
4. Tes pilihan ganda piktorial yang dikembangkan mendapat tanggapan yang baik pula dari guru. Beberapa guru yang diwawancara menilai bahwa tes pilihan ganda piktorial sangat baik bila diterapkan tidak hanya pada materi sistem koloid, tetapi juga pada materi-materi lain dalam mata pelajaran kimia. Hal ini disebabkan tes pilihan ganda piktorial dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami permasalahan dalam butir soal yang ditanyakan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dari penelitian ini adalah:
1. Kepada para guru diharapkan dapat mulai menerapkan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan tes piktorial dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami maksud persoalan dalam butir soal, yang dikarenakan tidak sedikit konsep-konsep dalam ilmu kimia yang bersifat abstrak. Agar diperoleh hasil yang relevan, sebaiknya penggunaan piktorial dilakukan dalam proses pembelajaran dan dalam evaluasi pembelajaran.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan tes piktorial baik itu dalam bentuk tes obyektif ataupun tes uraian.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian pengembangan tes piktorial pada materi lainnya.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Adams, W.K. & Wieman, C.E. (2010). Development and Validating of Instruments To Measure Learning of Expert-Like Thinking. International Journal of Science Education, 33 (9), hlm. 1-24.
Anderson, L. W & Krathwohl. D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Penterjemah : Prihantoro, A. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing : A revision of
Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Eduition : Addison
Wisley Longman, Inc. 2001). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.
Bhatnagar, R, Kim, J., & Many, J. E. (2014). Candidate Surveys on Program Evaluation: Examining Instrument Reliability, Validity and Program Effectiveness. American Journal of Educational Research, 2 (8), hlm. 683-690.
Brady, J. 1990. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta : Binarupa Aksara.
Cheung, D & Bucat, R. (2002). How Can We Construct Good Multiple-Choice Items? Paper Presented at The Science & Technology Education Conference, Hong Kong, pada tanggal 20-21 Juni 2002.
Chittleborough, G. & Treagust, D. (2007). The Modelling Ability of Non-major Chemistry Students and Their Understanding of The Sub-microscopic Level. The Royal Society of Chemistry, 8 (3), hlm. 274-292.
Cracolice, M.S., Deming, J.C. & Ehlert, B. (2008). Concept Learning Versus Problem Solving: A Cognitive Difference. Journal of Chemical Education, 85 (6), hlm. 873-878.
Danili, E. & Reid, N. (2006). Cognitive Factors that Can Potentially Affect
Pupils’ Test Performance. Chemistry Education Research and Practice. 7 (2), hlm. 64-83.
Devetak, I. (2004). Submicroscopic Representations as A Tool for Evaluating
Student’s Chemical Conceptions. Acta Chim. Slov. 51, hlm. 799-814. Eva. (2003). Panduan Anates Kr-2003. Bandung : Jurusan Administrasi
(5)
101
Firman, H. (2013). Evaluasi Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Halakova, Z., & Proksa, M. (2007). Two Kinds of Conceptual Problems in Chemistry Teaching. Journal of Chemical Education, 84 (1), hlm. 172-174. Heer, R. (2009). A Model of Learning Objectives. Iowa State University (Center
of Excellence in Learning and Teaching). Tersedia di:
http://www.celt.iastate.edu/teaching-resources/effective-practice/revised-blooms-taxonomy/ [3 September 2015].
Hinton, M. E., & Nakhleh, M. B. (1999). Students’ Microscopic, Macroscopic,
And Symbolic Representations Of Chemical Reactions. The Chemical Educator, 4(4), hlm. 1–29.
Jong, T. & Ferguson-Hessler. (1996). Types and Qualities of Knowledge. Educational Psychologist, 31 (2), hlm. 105-113.
Kemendikbud. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengan Atas/ Madrasah Aliyah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Koentjaraningrat. (1990). Metode-metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Lawshe, C.H. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity. Personnel Psychology, 28, hlm. 563-575.
Marganoff, B. dkk. (2006). New Jersey Science Curriculum Framework. Tersedia di: http://dr-priestley.com/hfc/ed511/standards/NJFramework.pdf [28 Agustus 2015].
Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada.
Noh & Scharmann. (1997). Instructional Influence of a Molecular-Level Pictorial Presentation of Matter on Students’ Conceptions and Problem-Solving Ability. Journal of Resraech in Science Teaching, 34 (2), hlm. 199-217. Octafiani, F. (2009). Pengaruh Gambar dalam Pokok Uji Pilihan Ganda
Terhadap Taraf Kemudahan dan Daya Pembeda Soal pada Bahan Kajian Sistem dan Sifat Koloid. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Petrucci, R. H., Herring, F. G., & Madura, J. D. (2010). General Chemistry: Principles and Modern Applications. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
(6)
Rachmaniah, A. (2014). Pengembangan Tes Piktorial Untuk Mengukur Penguasaan Pengetahuan Konseptual Siswa SMA Pada Materi Konsep Mol (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Riduwan. (2013). Pengantar Statistika Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Setiabudi, A. & Yayan S. (2009). Mudah dan Aktfif Belajar Kimia (IPA) Untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Silver, N. C. dkk. (1995). Comprehension and Perceived Quality of Warning
Pictorials. Proceedings of The Human Factors and Ergonomics Society 39th Annual Meeting.
Simkin, G. & Kuechler, W.L. (2005). Multiple-Choice Test and Student Understanding: What Is the Connection? College of Bussiness Administration, (3) 1, hlm. 73-97.
Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Turkish Science Education, 4 (2) , hlm. 2-20.
Sudarmo, U. (2014). Kimia Untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2009). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Cetakan ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Sunarya, Y. (2012). Kimia Dasar 2. Bandung : CV. Yrama Widya.
Whitten. (2003). General Chemistry 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Widoyoko, E. (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wilson et al. (2012). Recalculation of The Critical Values for Lawshe’s Content Validity Ratio. Measurement and Evaluation in Counseling and Development, 45 (15), hlm. 197-210.
Zimmaro, D. M. (2004). Writing Good Multiple Choice Exams. Paper Presented at The University of Texas Workshop on Measurement and Evaluation Center, Texas, pada tanggal 28 April 2010.