Pengaruh Besarnya Tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk Pedagang Eceran dan Self Assessment terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Bojonagara.

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menganalisis pengaruh besarnya tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara; (2) Mengetahui dan menganalisis pengaruh self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara; (3) Mengetahui dan menganalisis pengaruh besarnya tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran dan self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara; (4) Mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran melalui tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara.

Penelilitian ini mengambil sampel pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara yang berjumlah 260. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan path analysis.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa; (1) tarif norma penghasilan netto (X1) berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar 0,014 dengan tingkat signifikansi 0,047 (p<0,05); (2) Self assesment (X2) berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar 0,041 dengan tingkat signifikansi 0,002 (p<0,05); (3) Berdasarkan hasil maka dapat diketahui self assesment (X2) berpengaruh secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) melalui tarif norma penghasilan netto (X1); (4) Berdasarkan hasil uji-f dapat ketahui bahwa nilai probabilitas signifikansi atau p value-nya adalah 0,006 yang berarti lebih kecil dari 0.05 atau 5%, dengan demikian secara bersama-sama tarif norma penghasilan netto (X1) dan self assesment (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak (Y).

Kata Kunci: Tarif Norma Penghasilan Netto, Self Assessment, Kepatuhan Wajib Pajak


(2)

ii ABSTRACT

This research aims to :(1) Identify and analyze the effect of the Norm of Net Income Calculation for the retailer against the level of taxpayer compliance of the retail traders in KPP Pratama Bojonagara, (2) Know and analyze the influence of self-assessment against the tax payer compliance rate of the retailers in KPP Pratama Bojonagara, (3) Find out and analyze the effect of Norm of Net Income Calculation for the retail traders and it self-assessment against the tax payer compliance rate of the retailers in KPP Pratama Bojonagara, (4) Figure out and analyze the indirect effect of the self-assessment of the tax payer compliance level through the imposition of the Norm of Net Income Calculation in KPP Pratama Bojonagara.

The research took samples of the retailers in KPP Pratama Bojonagara totaling 260. The research method used is a descriptive quantitative which applied a path analysis.

Based on the research results, it can be seen that: (1) Norm of Net Income Calculation (X1) directly affects tax payer compliance (Y) of 0.014 with a significance level of 0.047 (p <0.05), (2) Self assessments (X2) influence directly to the tax payer compliance (Y) of 0.041with a significance level of 0.002 (p <0.05),(3) Referring to the results it can also be seen that self-assessment (X2) effect indirectly on the tax payer compliance (Y) through the imposition of Norm of Net Income Calculation (X1), (4) Based on the f test results, it can be recognized that the probability of significance rate or its p value is 0.006 which is smaller than 0.05 or 5%, thus jointly the Norm of Net Income Calculation (X1) and the self-assessment (X2) have a significant effect on the tax payer compliance( Y).

Keywords: Norm of Net Income Calculation, Self-Assessment, Tax payer Compliance


(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL PENELITIAN/TESIS ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 11

1.4.2 Manfaat Praktis ... 12


(4)

iv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka ... 14

2.1.1. Pajak ... 14

2.1.1.1 Pengertian Pajak ...14

2.1.1.2 Fungsi Pajak ...15

2.1.1.3 Asas Pemungutan Pajak ...16

2.1.1.4 Pengertian Wajib Pajak ...17

2.1.1.4 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak ...19

2.1.2. Pajak Penghasilan ... 20

2.1.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan ...20

2.1.2.2 Subjek Pajak Penghasilan ...21

2.1.2.3 Objek Pajak Penghasilan ...22

2.1.3. Norma Penghitungan Penghasilan Neto ... 25

2.1.4. Self Assesment Perpajakan ... 29

2.1.5. Kepatuhan Wajib Pajak ...31

2.1.5.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ...31

2.1.5.2 Kriteria Wajib Pajak Patuh ...33

2.1.5.3 Syarat-Syarat Menjadi Wajib Pajak Patuh...35

2.1.5.4 Proses Penetapan Wajib Pajak Patuh ...36

2.1.5.5 Pencabutan Wajib Pajak Patuh ...37

2.1.6. Pedagang Eceran ...38


(5)

v

BAB III RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Rerangka Pemikiran ... 45

3.2. Model Penelitian ... 48

3.3. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sample ... 50

4.1.1. Populasi (Objek Penelitian) ... 50

4.1.2. Teknik Pengambilan Sample... 50

4.2. Metode Penelitian ... 54

4.2.1. Metode Penelitian Yang Digunakan ...54

4.2.2. Teknik Analisis ...54

4.2.1.1 Analisis Deskriptif ...56

4.2.1.2 Analisis Kuantitatif / Uji Hipotesis ...56

4.3. Operasionalisasi Variabel... 66

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Penelitian ... 68

5.1.1. Hasil Pengujian Instrumen ... 68

5.1.2. Hasil Analisis Deskriptif ...71

5.1.3. Hasil Analisis Kuantitatif ...79

5.1.3.1 Analisis Jalur (Path Analysis) ...79

5.1.3.2 Pengujian Hipotesis ...81


(6)

vi

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari Penelitian ... 90

6.2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 95


(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Penerimaan Pajak Dalam Negeri Tahun 2005-2010... ... 3

Tabel 1.2. Jumlah Wajib Pajak Tahun 2005-2010 ... 4

Tabel 4.1. Penentuan Jumlah Sampel ... 53

Tabel 4.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 67

Tabel 5.1. Uji Validitas Variabel Penerapan Tarif Norma Penghitungan Penghasilan neto X1) ...68

Tabel 5.2. Uji Validitas Variabel Self Assesment (X2) ...69

Tabel 5.3. Uji Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y) N...69

Tabel 5.4. Uji Reliabilitas variabel X1, X2 dan Y, N=2...70

Tabel 5.5. Frekuensi Jawaban Terhadap Penerapan Tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto (X1)...71

Tabel 5.6. Frekuensi Jawaban Terhadap Self Assesment (X2)...74

Tabel 5.7. Frekuensi Jawaban Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y)..77

Tabel 5.8. Hasil Path Analysis ...80

Tabel 5.9. Hasil Koefisien Korelasi...80

Tabel 5.10. Pengaruh Langsung (direct effect / DE) dan Tidak Langsung (indirect effect/IE) ...83

Tabel 5.11. Hasil Uji Simultan (Uji-F) ...83


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan Rerangka Pemikiran ... 48 Gambar 3.2. Model Penelitian ... 48 Gambar 4.1. Model Pengaruh Variabel X1 dan X2 terhadap Y ... 61


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan seluruh potensi masyarakat. Agar proses pembangunan selanjutnya berjalan lancar perlu adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara Anggaran Pendapatan, dan Belanja Negara secara dinamis dan proposional dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang bertanggung jawab.

Sebagai Negara yang berkembang, Negara Republik Indonesia tengah menggalakkan pembangunan di segala bidang, yaitu pembangunan bidang ekonomi, sosial budaya, hukum, dan lain-lain. Bidang-bidang tersebut mempunyai tujuan yang sama dengan apa yang terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, diperlukan banyak perhatian terhadap masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa yaitu dengan menggali sumber dana yang berasal dari


(10)

2 dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.

Sementara itu Pembangunan Nasional Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat bersama-sama pemerintah. Oleh karena itu peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan harus terus ditumbuhkan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. Karena, salah satu fungsi pajak yang dikemukakan Suandy (2006) yaitu fungsi finansial (budgetair).

Menurut UU Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelengarakan pemerintahan. Pajak merupakan salah satu sumber dana potensial yang diharapkan dapat menunjang pembangunan. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Salah satu wujud tanggung jawab rakyat dalam mensukseskan pembangunan adalah dengan membayar pajak. Sedangkan pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan penerimaan negara dengan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan negara, salah satunya adalah pendapatan dari sektor pajak.

Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara diharapkan semakin meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan menurunnya peranan


(11)

3 minyak dan gas bumi terhadap penerimaan negara. Harapan ini tumbuh dari kesadaran pemerintah bahwa minyak dan gas bumi memiliki keterbatasan sebagai sumber daya serta adanya keinginan pemerintah untuk meningkatkan kemandirian partisipasi aktif masyarakat berupa pajak. Tabel berikut menunjukkan penerimaan pajak dari tahun 2005 hingga tahun 2010.

Tabel 1.1

Penerimaan Pajak Dalam Negeri Tahun 2005 – 2010 (dalam miliar rupiah)

Tahun Anggaran

Penerimaan Pajak Dalam Negeri

Nilai Pertumbuhan (%)

2005 263.351 25,07%

2006 314.863 19,56%

2007 382.225 21,39%

2008 491.153 28,49%

2009 565.779 15,19%

2010 593.107 4,83%

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, Juli 2011

Berdasarkan tabel di atas, penerimaan pajak tahun 2005 sebesar Rp. 263.351 mengalami pertumbuhan pada tahun 2006 sebesar 19,56% sehingga menjadi Rp. 314.863 miliar. Penerimaan pajak tahun 2007 sebesar Rp. 382.225 miliar, meningkat 21,39% dibanding dengan penerimaan tahun 2006. Selanjutnya penerimaan tahun 2008 mengalami pertumbuhan 28,49% menjadi sebesar Rp. 491.153 miliar. Tahun 2009 penerimaan pajak mencapai Rp565.779 miliar atau tumbuh 15,19%, sedangkan tahun 2010 penerimaan pajak hanya tumbuh 4,83% atau Rp. 593.107 miliar. Menurut Muhammad Tjiptardjo selaku Direktur Jenderal Pajak, melambatnya pertumbuhan penerimaan pajak tahun 2009 dipicu melemahnya perekonomian akibat krisis keuangan global 2008 dan pada tahun


(12)

4 2009 lalu jumlah penghasilan tidak kena pajak juga meningkat. Kondisi ini masih terus berlangsung hingga tahun 2010.

Selain penerimaan pajak, salah satu indikator hasil reformasi perpajakan dari sisi kuantitatif adalah pertambahan jumlah wajib pajak. Selama 5 tahun terakhir, jumlah pemilik NPWP atau jumlah wajib pajak terus meningkat, yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Jumlah Wajib Pajak Tahun 2005 – 2010 (dalam juta)

Tahun Anggaran Jumlah Wajib Pajak

Pertumbuhan (%)

2005 4,35 -

2006 4,80 10,34%

2007 7,13 48,54%

2008 10,68 49,78%

2009 15,91 48,97%

2010 16,92 6,34%

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, Juli 2011

Berdasarkan tabel di atas, jumlah wajib pajak tahun 2005 mencapai 4,35 juta, tahun 2006 sebanyak 4,80 juta, tahun 2007 sebanyak 7,13 juta, tahun 2008 sebanyak 10,68 juta, tahun 2009 sebanyak 15,91 juta dan tahun 2010 sebanyak 16,92 juta. Lonjakan jumlah wajib pajak pada tahun 2009 juga dipengaruhi adanya Sunset Policy (Antara News, 5 Januari 2010). Direktur Ekstensifikasi dan Intensifikasi Direktorat Jenderal Pajak, Hartoyo merinci jumlah kepemilikan NPWP tahun 2009 terdiri atas 13,06 juta berasal dari wajib pajak (WP) orang pribadi, 420.000 berasal dari WP bendaharawan, 1,57 juta berasal dari WP badan (Bisnis Indonesia, 14 September 2009). Jumlah wajib pajak orang pribadi yang


(13)

5 sangat besar ini mengindikasikan besarnya potensi penerimaan pajak dari wajib pajak orang pribadi.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor perpajakan dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1983, dan sejak itulah, Indonesia menganut sistem Self Assessment. Dengan adanya perubahan sistem pemungutan pajak menjadi Self Assessment System maka wajib pajak diberikan kepercayaan sepenuhnya untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang berdasarkan ketentuan peraturan perundangan perpajakan (Waluyo, 2011).

Menurut Nasucha (2004), kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung self assessment system, di mana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakannya dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar serta melaporkan pajaknya tersebut.

Alat yang sering digunakan untuk menilai kepatuhan Wajib Pajak adalah ketepatan waktu pelaporan SPT (Suandy, 2006). Pengertian SPT dalam Pasal 1 butir 10 UU KUP adalah “surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan Perundang-Undangan Perpajakan”. Sesuai dengan prinsip self assessment system, Wajib Pajak harus melaporkan pajak bulanan dan pajak


(14)

6 tahunannya. Semakin patuh Wajib Pajak melaporkan SPT Masa dan Tahunannya, maka peningkatan penerimaan pajak akan dapat direalisasikan.

Salah satu penerimaan sektor pajak adalah dari Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak atas penghasilan (laba) yang diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan. Dengan demikian, pajak penghasilan ini tidak hanya berasal dari perusahaan-perusahaan besar, namun juga berasal dari pedagang eceran yang mempunyai badan hukum, atau pedagang eceran sebagai orang pribadi yang menjalankan usaha namun tidak mampu menyelenggarakan pembukuan.

Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran (PKP PE) terdiri dari (1) Pedagang Eceran yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto adalah Pengusaha Orang Pribadi dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto selama 1 (satu) tahun buku tidak lebih dari Rp 4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah); dan (2) Pedagang Eceran Selain Yang Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto adalah Pengusaha Orang Pribadi dan atau Badan yang menyelenggarakan pembukuan.

Kegiatan usaha atau pekerjaan utama yang dilakukan oleh Pedagang Eceran yaitu dengan cara (1) Menyerahkan Barang Kena Pajak (BKP) melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko, kios, atau dengan cara penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir, atau dengan cara penjualan dari rumah ke rumah; (2) Menyediakan BKP yang diserahkan di tempat penjualan


(15)

7 secara eceran tersebut; dan (3) Melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak atau lelang dan pada umumnya bersifat tunai, dan pembeli pada umumnya datang ke tempat penjualan tersebut langsung membawa sendiri BKP yang dibelinya.

Pedagang Eceran yang telah memenuhi kriteria tersebut, wajib melaporkan usahanya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak paling lambat akhir bulan berikutnya setelah bulan dilampauinya batas nilai peredaran usaha. Batas nilai peredaran bruto yaitu jumlah peredaran usaha telah melebihi Rp 600.000.000 (enam ratus juta) setahun. Dalam hal pengusaha tersebut tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, maka KPP yang bersangkutan dapat menerbitkan keputusan pengukuhan secara jabatan.

PKP Pedagang Eceran yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan selain yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang melakukan penyerahan BKP wajib mengisi SPT Masa PPN beserta lampirannya (formulir 1111) dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat PKP PE dikukuhkan; dan wajib membuat Faktur Pajak, memungut dan menyetor pajak yang terutang serta melaporkannya pada SPT Masa PPN.

Sejak tahun 2007 dilakukan ekstensifikasi pajak yang menurut Direktorat Jenderal Pajak bertujuan meningkatkan jumlah wajib pajak perorangan. Kebijakan esktensifikasi itu juga bertujuan meningkatkan jumlah penerimaan pajak dan penyempurnaan administrasi perpajakan. Ekstensifikasi ini juga merambah ke


(16)

8 sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), termasuk di dalamnya pedagang eceran. Direktur Ekstensifikasi dan Intensifikasi Direktorat Jenderal Pajak, menyatakan bahwa mulai tahun 2010 lembaganya akan menyisir semua UMKM dan juga pedagang eceran baik yang berstatus wajib pajak orang pribadi maupun badan atau perusahaan (Prianti dan Fasabeni, 2010). Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Koperasi dan UMKM, menilai pengupayaan ekstensifikasi pajak bagi UMKM oleh Direktorat Jenderal Pajak ini merupakan suatu langkah aktif menjemput bola untuk memaksimalkan penerimaan negara. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengharapkan ekstensifikasi tersebut harus diimbangi dengan tarif yang bertahap agar pelaku UMKM tak mengalami beban yang berat (Suhendra, 2010).

Terkait dengan ekstensifikasi pajak terhadap pedagang eceran ini, Kantor Pajak Pratama (KPP) Bojonagara juga tengah melakukan sosialisasi dengan gencar terhadap pedagang eceran di wilayah operasionalnya. Jumlah potensi pedagang eceran yang berada di wilayah opersional KPP Pratama Bojonagara sekitar 3000-an. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 Juli 2011 data yang ada di KPP Bojonagara menyebutkan bahwa dari 3000-an pedagang eceran tersebut hanya 900 pedagang eceran yang terdaftar sebagai wajib pajak. Pada survey awal ini juga peneliti mendapatkan fakta bahwa masalah pajak penghasilan bagi pedagang eceran masih belum memasyarakat. Hal ini dikuatkan dengan cukup banyaknya pedagang eceran di wilayah KPP Bojonagara yang belum memiliki NPWP walaupun telah mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).


(17)

9 Pada survey awal ini dari beberapa sampel juga ditemukan fakta bahwa lebih dari 50% pedagang eceran di wilayah KPP Bojonagara yang mengeluh tentang kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh instansi perpajakan di wilayahnya, sehingga mengakibatkan banyak pedagang eceran tidak memahami dengan baik bagaimana cara melaksanakan kewajiban perpajakan mereka. Di samping itu, besarnya tarif norma untuk pedagang eceran sebesar 30% dirasa berat oleh pedagang eceran di wilayah Bojonagara, mengingat rata-rata profit margin pedagang eceran tersebut berada pada kisaran 10%.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk tesis dengan judul “Pengaruh Besarnya Tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto Untuk Pedagang Eceran dan Self Assessment terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Bojonagara”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang di atas menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di wilayah operasional KPP Pratama Bojonagara masih rendah. Hal ini dipicu karena kurangnya sosialisasi perhitungan tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan kekurangpahaman pedagang eceran tersebut terhadap pengertian self assessment dimana wajib pajak dapat menghitung sendiri pajaknya. Berdasarkan hal ini maka yang menjadi masalah penelitian yang akan dilakukan diidentifikasi sebagai berikut :


(18)

10 1. Rendahnya kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di wilayah operasional

KPP Pratama Bojonagara.

2. Kekurangpahaman pedagang eceran tersebut terhadap sistem self assessment. 3. Kekurangpahaman pedagang eceran wilayah operasional KPP Pratama

Bojonagara dalam menghitung pajaknya berdasarkan tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Sejauhmana pengaruh besarnya tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto

untuk pedagang eceran terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara?

2. Sejauhmana pengaruh self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara?

3. Sejauhmana pengaruh besarnya tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran dan self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara?

4. Sejauhmana pengaruh tidak langsung self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran melalui tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara?


(19)

11

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, menggali, menghubungkan dan meramalkan suatu kejadian. Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh besarnya tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara.

2. Untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara.

3. Untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh besarnya tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran dan self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara.

4. Untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh tidak langsung self assessment terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran melalui tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran di KPP Pratama Bojonagara.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah :


(20)

12 1. Memberikan kajian yang luas tentang sistem self assessment perpajakan dan tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran dikaitkan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran.

2. Sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti variabel-variabel sistem self assessment, Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan kepatuhan wajib pajak.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan bisa diambil adalah :

1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak diharapkan dapat dijadikan masukan untuk pengambilan keputusan khususnya mengenai pengaruh besarnya Tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang eceran dan Self Assessment terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

2. Bagi wajib pajak pedagang eceran, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman tentang perhitungan pajak dalam kerangka self assessment dan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pedagang eceran dalam membayar kewajiban pajaknya.

1.5 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan ini terdiri dari 6 bab dimana masing-masing dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:


(21)

13 BAB I PENDAHULUAN, merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan pemecahan masalah/tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistimatika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, merupakan bab yang berisikan landasan teori yang menguraikan tentang penelitian terdahulu dan beberapa tinjauan teoritis yang meliputi tarif norma penghitungan penghasilan neto untuk pedagang eceran, self assessment dan tingkat kepatuhan wajib pajak.

BAB III RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL DAN HIPOTESIS PENELITIAN, pada bab ini akan diuraikan mengenai rerangka pemikiran yang akan diteliti, model penelitian serta hipotesis penelitian/jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan.

BAB IV METODE PENELITIAN, pada bab ini akan diuraikan metode penelitian dan langkah-langkah analisis yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini dalam upaya pencapaian tujuan penelitian.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN, pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data, interprestasi hasil analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN dan SARAN, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil analisis yang disertai dengan saran-saran untuk manajemen praktis dan untuk pengembangan/penelitian selanjutnya.


(22)

90

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Dari Penelitian:

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan hasil penelitian serta pembahasannya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tarif norma penghitungan penghasilan neto (X1) berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak (Y).

2. Self assessment (X2) berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan wajib pajak (Y).

3. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui self assessment (X2) berpengaruh secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) melalui tarif norma penghitungan penghasilan neto (X1).

4. Berdasarkan hasil uji-f dapat ketahui bahwa secara bersama-sama tarif norma penghitungan penghasilan neto (X1) dan self assessment (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak (Y).

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pihak fiskus agar meninjau dan menetapkan besarnya tarif norma penghitungan penghasilan neto secara periodik, agar bisa lebih mendekati


(23)

91 kenyataan, dengan memperhatikan faktor geografis dan memperhitungkan cost yang harus ditanggung oleh pedagang eceran pada khususnya.

2. Pelaksanaan self assessment oleh wajib pajak harus didukung oleh sosialisasi yang baik mengenai sanksi-sanksi yang bisa dikenakan atas pelanggaran undang-undang perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak, diiringi dengan penegakan hukum yang memberikan efek jera, sehingga diharapkan wajib pajak bisa menjadi lebih patuh.

3. Pelaksanaan self assessment oleh wajib pajak harus didukung oleh sosialisasi mengenai cara penghitungan dan pengisian laporan SPT tahunan yang sesuai aturan, berdasarkan tarif norma penghitungan penghasilan neto yang berlaku saat itu.

4. Wajib pajak dalam hal ini pedagang eceran agar terus meningkatkan kepatuhannya dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, mengingat pemerintah sudah memberikan fasilitas berupa penerapan norma penghitungan penghasilan neto yang sangat memudahkan penghitungan kewajiban perpajakan wajib pajak.


(24)

93

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Aritonang Johannes. 2001. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak dalam pelaksanaan Undang-Undang PPN dan PPn BM pada Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Medan Satu. Tesis Magister Manajemen, Konsentrasi Akuntansi, Universitas Sumatra Utara, Medan. Brotodihardjo, R.S. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Penerbit

PT.Refika Aditama.

Cooper,. Donald R. & Schindler Pamela S, 2006, “Bussines Research Methods”, 9th edition. McGraw.Hill International Edition.

Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu, Satu. Jakarta: Kencana.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunadi, 2009. Akuntansi Pajak, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta. Husen, Sharifuddin, 1999, Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan

Atas Pelaksanaa Sistem Self Assesment dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, Jurnal Kipas, Vol. 2 Nomer 14.

Hutagaol, John. 2005. “LTO Tonggak Modernisasi Administrasi Kantor Pajak di Indonesia”. Jurnal Perpajakan Indonesia, Volume 4, No.8, Mei 2005.

Indah Kurniawati. 2001. Perbandingan Rasio-Rasio Keuangan pada Perusahaan Besar dan Perusahaan Kecil Di Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 1, No. 1 : 13 – 23.

Iswahyudi Agus . 2009. Analisa Pengaruh Pemrosesan Informasi terhadap Pengambilan Keputusaan Pembelian oleh Pengguna Internet pada Produk UKM Serta Alat – Alat Dan Suku Cadang di Wilayah Depok. Melalui http//www.petra.ac.id/puslit/journals/dir.php Diakses pada Februari 2011. Keputusan Dirjen Pajak No.536 tahun 2000

Kurniawati. 2007. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Dua. Tesis magister


(25)

94 kenotariatan, Universitas Indonesia.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: CV Andi Offset. Mulyo, Agung. 2009. Perpajakan Indonesia (edisi kedua). Jakarta : Penerbit Mitra Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik Teori dan Praktik. Jakarta:

PT Grasindo .

Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor Palil, D. 2010. Pengetahuan Pajak Dan Determinan Dalam Sistem Self Assesment.

Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 2, Agustus 2010. Hal 93-112.

Pramono Dwi. 2001. Dampak Self Assesment Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Seminar Akuntansi, Universitas Langlangbuana, Yogyakarta, Oktober 2001. Peraturan Menteri Keuangan No.192 Tahun 2007

Peraturan Menteri Keuangan No.199 Tahun 2007 Peraturan Menteri Keuangan No.45 Tahun 2008 Peraturan Menteri Keuangan No.82 Tahun 2011

Prianti, Matina dan Muhammad Fasabeni. 2010. Pemerintah Memburu Pajak dari UMKM. www.pajakpribadi.com.

Resmi Siti, 2008, Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat.

Sanda Agita, Pongtuluran (2010) Pengaruh kepatuhan wajib pajak dan pemeriksaan pajak terhadap jumlah penerimaan pajak penghasilan pasal 25 orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Timur. Bachelor thesis, Petra Christian University.

Santoso, Wahyu 2008 Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008Hal 85 – 137

Sekaran, Uma. 2010. Research Methods For Business. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Suandy, Early. 2006. Hukum Pajak. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.


(26)

95 Suhendra. 2010. Kadin Tak Keberatan Ekstensifikasi Pajak UMKM.

www.detikfinance.com

Suryadi 2006 ,Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kebutuhan Wajib Pajak, dan pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan pajak : Suatu Survei Diwilayah Jawa Timur. Program Pascasarjana Pendidikan Universitas Negeri Malang, Malang.

Tjahjono, Achmad Dan Sulastiningsih. 2003. Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Vincente, Francis Xavier M. 2006. Analisis kebocoran pajak di Filiphina. Jurnal Perpajakan, Vol.3, No.6, Februari 2006.

Wahyumurti Mulyatih. 2005. Pengaruh Lembaga Sandera (Gijzeling) Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak/ Penanggung Pajak. Tesis Magister Kenotariatan, Universitas Diponegoro Semarang.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Penerbit Salemba.


(1)

13 BAB I PENDAHULUAN, merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan pemecahan masalah/tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistimatika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, merupakan bab yang berisikan landasan teori yang menguraikan tentang penelitian terdahulu dan beberapa tinjauan teoritis yang meliputi tarif norma penghitungan penghasilan neto untuk pedagang eceran, self assessment dan tingkat kepatuhan wajib pajak.

BAB III RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL DAN HIPOTESIS PENELITIAN, pada bab ini akan diuraikan mengenai rerangka pemikiran yang akan diteliti, model penelitian serta hipotesis penelitian/jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan.

BAB IV METODE PENELITIAN, pada bab ini akan diuraikan metode penelitian dan langkah-langkah analisis yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini dalam upaya pencapaian tujuan penelitian.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN, pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data, interprestasi hasil analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN dan SARAN, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil analisis yang disertai dengan saran-saran untuk manajemen praktis dan untuk pengembangan/penelitian selanjutnya.


(2)

90 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Dari Penelitian:

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan hasil penelitian serta pembahasannya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tarif norma penghitungan penghasilan neto (X1) berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak (Y).

2. Self assessment (X2) berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan wajib pajak (Y).

3. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui self assessment (X2) berpengaruh secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) melalui tarif norma penghitungan penghasilan neto (X1).

4. Berdasarkan hasil uji-f dapat ketahui bahwa secara bersama-sama tarif norma penghitungan penghasilan neto (X1) dan self assessment (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak (Y).

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pihak fiskus agar meninjau dan menetapkan besarnya tarif norma penghitungan penghasilan neto secara periodik, agar bisa lebih mendekati


(3)

91 kenyataan, dengan memperhatikan faktor geografis dan memperhitungkan cost yang harus ditanggung oleh pedagang eceran pada khususnya.

2. Pelaksanaan self assessment oleh wajib pajak harus didukung oleh sosialisasi yang baik mengenai sanksi-sanksi yang bisa dikenakan atas pelanggaran undang-undang perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak, diiringi dengan penegakan hukum yang memberikan efek jera, sehingga diharapkan wajib pajak bisa menjadi lebih patuh.

3. Pelaksanaan self assessment oleh wajib pajak harus didukung oleh sosialisasi mengenai cara penghitungan dan pengisian laporan SPT tahunan yang sesuai aturan, berdasarkan tarif norma penghitungan penghasilan neto yang berlaku saat itu.

4. Wajib pajak dalam hal ini pedagang eceran agar terus meningkatkan kepatuhannya dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, mengingat pemerintah sudah memberikan fasilitas berupa penerapan norma penghitungan penghasilan neto yang sangat memudahkan penghitungan kewajiban perpajakan wajib pajak.


(4)

93 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Aritonang Johannes. 2001. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak dalam pelaksanaan Undang-Undang PPN dan PPn BM pada Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Medan Satu. Tesis Magister Manajemen, Konsentrasi Akuntansi, Universitas Sumatra Utara, Medan. Brotodihardjo, R.S. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Penerbit

PT.Refika Aditama.

Cooper,. Donald R. & Schindler Pamela S, 2006, “Bussines Research Methods”, 9th edition. McGraw.Hill International Edition.

Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu, Satu. Jakarta: Kencana.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunadi, 2009. Akuntansi Pajak, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta. Husen, Sharifuddin, 1999, Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan

Atas Pelaksanaa Sistem Self Assesment dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, Jurnal Kipas, Vol. 2 Nomer 14.

Hutagaol, John. 2005. “LTO Tonggak Modernisasi Administrasi Kantor Pajak di

Indonesia”. Jurnal Perpajakan Indonesia, Volume 4, No.8, Mei 2005.

Indah Kurniawati. 2001. Perbandingan Rasio-Rasio Keuangan pada Perusahaan Besar dan Perusahaan Kecil Di Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 1, No. 1 : 13 – 23.

Iswahyudi Agus . 2009. Analisa Pengaruh Pemrosesan Informasi terhadap Pengambilan Keputusaan Pembelian oleh Pengguna Internet pada Produk UKM Serta Alat – Alat Dan Suku Cadang di Wilayah Depok. Melalui http//www.petra.ac.id/puslit/journals/dir.php Diakses pada Februari 2011. Keputusan Dirjen Pajak No.536 tahun 2000

Kurniawati. 2007. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Dua. Tesis magister


(5)

94 kenotariatan, Universitas Indonesia.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: CV Andi Offset. Mulyo, Agung. 2009. Perpajakan Indonesia (edisi kedua). Jakarta : Penerbit Mitra Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik Teori dan Praktik. Jakarta:

PT Grasindo .

Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor Palil, D. 2010. Pengetahuan Pajak Dan Determinan Dalam Sistem Self Assesment.

Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 2, Agustus 2010. Hal 93-112.

Pramono Dwi. 2001. Dampak Self Assesment Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Seminar Akuntansi, Universitas Langlangbuana, Yogyakarta, Oktober 2001. Peraturan Menteri Keuangan No.192 Tahun 2007

Peraturan Menteri Keuangan No.199 Tahun 2007 Peraturan Menteri Keuangan No.45 Tahun 2008 Peraturan Menteri Keuangan No.82 Tahun 2011

Prianti, Matina dan Muhammad Fasabeni. 2010. Pemerintah Memburu Pajak dari UMKM. www.pajakpribadi.com.

Resmi Siti, 2008, Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat.

Sanda Agita, Pongtuluran (2010) Pengaruh kepatuhan wajib pajak dan pemeriksaan pajak terhadap jumlah penerimaan pajak penghasilan pasal 25 orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Timur. Bachelor thesis, Petra Christian University.

Santoso, Wahyu 2008 Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008Hal 85 – 137

Sekaran, Uma. 2010. Research Methods For Business. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Suandy, Early. 2006. Hukum Pajak. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.


(6)

95 Suhendra. 2010. Kadin Tak Keberatan Ekstensifikasi Pajak UMKM.

www.detikfinance.com

Suryadi 2006 ,Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kebutuhan Wajib Pajak, dan pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan pajak : Suatu Survei Diwilayah Jawa Timur. Program Pascasarjana Pendidikan Universitas Negeri Malang, Malang.

Tjahjono, Achmad Dan Sulastiningsih. 2003. Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Vincente, Francis Xavier M. 2006. Analisis kebocoran pajak di Filiphina. Jurnal Perpajakan, Vol.3, No.6, Februari 2006.

Wahyumurti Mulyatih. 2005. Pengaruh Lembaga Sandera (Gijzeling) Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak/ Penanggung Pajak. Tesis Magister Kenotariatan, Universitas Diponegoro Semarang.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Penerbit Salemba.


Dokumen yang terkait

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 35 88

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Self Assessment System Dan Kepatuhan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada Pegawai Pajak KPP Pratama Bandung Bojonagara)

0 5 1

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK DAN PENERAPAN SISTEM SELF ASSESSMENT TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI PADA KPP PRATAMA PADANG.

0 6 10

Pengaruh Sistem Modernisasi Administrasi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di KPP Pratama Majalaya dan KPP Pratama Bojonagara).

0 0 14

Pengaruh Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Tax Morale terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pedagang Eceran (Studi di KPP Pratama Kota Bandung).

0 0 31

Analisis Perbandingan Norma Penghitungan Pembukuan dengan Norma Penghitungan Neto Terhadap Pajak Penghasilan (PPh).

0 0 19

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 536PJ.2000 TENTANG NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BAGI WAJIB PAJAK YANG DAPAT MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DENGAN MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN

0 0 9