Peranan Pengendalian Kualitas dalam Mengurangi Kegagalan Produk di PT.Sinar Jaya.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Quality is a factor that influence customer choice for some kind of product and service. Cuctomer demand buying a higher certain quality goods. This tendency will be reinforced by the competition pressure in the future. Quality control is very important for producing goods, is it for keeping the quality standard that has been determined already. PT. Sinar Jaya is very concerned with the quality of its products, and it always controls each its production. Although the company has been controlling the quality control, the company is not always able to produce the products which are conform with the determined quality standard, because they are many defect products that has been produced by the company. This research uses kuantitatif deskriptif method. Based on the result of the research, it can be concluded that all of the result of the production, the biggest failure level is found on the striped colors, feaded colors, and the colors which is in accordance with customer’s request.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kualitas menjadi faktor yang paling mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa. Tuntutan konsumen akan kualitas barang yang dibelinya semakin tinggi, dan kecenderungan ini akan diperkuat oleh tekanan persaingan di masa yang akan datang. Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga standar kualitas yang sudah ditetapkan.

PT. Sinar Jaya sangat memperhatikan kualitas produknya, dimana dalam setiap produksinya selalu dilakukan pengawasan. Tetapi walaupun perusahaan sudah melakukan pengendalian kualitas, perusahaan tidak selalu dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan, sehingga masih terdapat produk cacat yang dihasilkan oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari semua hasil produksi, tingkat kegagalan terbesar terjadi pada warna yang belang, luntur, dan warna yang tidak sesuai pesanan dari konsumen.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….i

HALAMAN PENGESAHAN………...ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN……..………..iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN………....………...iv

KATA PENGANTAR………v

ABSTRACT………..vii

ABSTRAK……….……..viii

DAFTAR ISI……….ix

DAFTAR TABEL….………..…………..xii

DAFTAR GAMBAR…...………..xiii

DAFTAR GRAFIK………..……….xiv

BAB I. PENDAHULUAN………1

1.1 Latar belakang penelitian………..1

1.2 Identifikasi Masalah………..5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….7

1.4 Kegunaan Penelitian……….7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………9

2.1 Pengertian Manajemen Operasi ………..9


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.2.1 Pengertian Pengendalian………...10

2.2.2 Pengertian Kualitas……….……11

2.2.3 Pengertian Pengendalian Kualitas………..12

2.3 Tujuan Pengendalian Kualitas………..………..13

2.4 Statistical Quality Control………...…14

2.4.1 Pengertian SQC………..……….14

2.4.2 Manfaat SQC………..…………15

2.4.3 Pembagian SQC……….……….16

2.5 Tujuh Alat Bantu Pengendalian Kualitas………..………..17

2.5.1 Lembar Pengumpulan Data (Check Sheet)……….………18

2.5.2 Stratifikasi……….………….18

2.5.3 Histogram……….…..19

2.5.4 Peta Kendali……….…..19

2.5.5 Diagram Pareto……….……….24

2.5.6 Diagram FishBone……….………26

2.5.7 Diagram Pencar……….……….29

2.6 Kerangka Pemikiran………...30

BAB III. METODE PENELITIAN……….36

3.1 Jenis Penelitian………..37

3.2 Tekhnik Pengumpulan Data………..38


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………41

4.1 Profil Perusahaan………...41

4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan dan Jenis Tugas………..42

4.1.2 Produk Perusahaan………44

4.1.3 Proses Produksi……….45

4.2 Kegiatan Pengendalian Kualitas yang Dilakukan Perusahaan………..54

4.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data………..56

4.4 Analisis Pembahasan……….64

4.4.1 Analisis Peta Kendali p……….64

4.4.2 Diagram Pareto……….65

4.4.3 Diagram Sebab Akibat……….68

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN….………74

5.1 Simpulan……….74

5.2 Saran………....74

DAFTAR PUSTAKA


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data hasil produksi dan perbaikan bulan Juli 2008…………6

Tabel 4.1 Data jumlah hasil celup dan jumlah produk cacat periode bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Desember 2009………..59

Tabel 4.2 Batas-batas kendali peta p……….60

Tabel 4.3 Batas-batas kendali hasil revisi………..63


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembagian SQC……….………16

Gambar 2.2 Check Sheet………..…………..18

Gambar 2.3 Histogram………..………...19

Gambar 2.4 Peta Kendali………..……….24

Gambar 2.5 Diagram Pareto………..………26

Gambar 2.6 Diagram Fishbone………..………29

Gambar 2.7 Diagram Pencar………..………30

Gambar 2.8 Bagan Kerangka Pemikiran………..………..36

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Sinar Jaya………..………..45

Gambar 4.2 Skema pembakaran bulu………..………...47

Gambar 4.3 Skema Penghilangan Kanji………..…………48

Gambar 4.4 Skema Pemasakan Kain………..……….49

Gambar 4.5 Skema Penumpukan Kain………..……..50

Gambar 4.6 Skema jalannya kain pada mesin Reeling………..…….51

Gambar 4.7 Skema Pencelupan Kain………..…….53

Gambar 4.8 Skema Proses Pemeriksaan Kain………..………55

Gambar 4.9 Diagram sebab akibat jenis cacat belang………..…...71

Gambar 4.10 Diagram sebab akibat jenis cacat luntur……….72


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Peta Kendali p………..………62 Grafik 4.2 Peta Kendali p hasil revisi………..………..65 Grafik 4.3 Diagram Pareto………..…..69


(9)

Bab I Pendahuluan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin ketat terjadi, salah satunya adalah dalam sektor industri , dimana terdapat persaingan yang ketat antara perusahaan-perusahaan, baik itu perusahaan penghasil barang maupun perusahaan penghasil jasa. Persaingan itu terjadi antar perusahaan penghasil barang yang sejenis. Perusahaan penghasil barang dan jasa harus dapat menghasilkan suatu produk yang dapat diterima oleh konsumen. Konsumen, baik individual, perusahaan industri, ataupun badan pemerintah semakin menekankan pada kepuasan yang mereka peroleh dari barang yang mereka bayar. Kehati-hatian dalam membeli semakin meningkat khususnya untuk perusahaan-perusahaan industri. Ditengah persaingan yang ketat tersebut, agar suatu perusahaan dapat terus berkembang, atau paling tidak dapat bertahan hidup, maka perusahaan tersebut harus mampu menghasilkan produk (barang/jasa) yang kualitasnya sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan harus mempunyai standar mutu bagi produk yang akan dihasilkannya. Hal tersebut bertujuan agar produk yang dihasilkannya sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan, sehingga produk akan dihasilkan dengan baik. Peningkatan kualitas akan membantu suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya-biaya produksi. Kedua hal tersebut akan meningkatkan keuntungan perusahaan, peningkatan penjualan biasanya terjadi pada saat perusahaan mempercepat respon pasar, merendahkan harga jual, dan memperbaiki reputasi


(10)

Bab I Pendahuluan

2 Universitas Kristen Maranatha mereka dengan produk yang berkualitas. Kualitas yang diperbaiki menyebabkan biaya turun, karena perusahaan dapat menekan rework. Jika perusahaan mampu menghasilkan produk yang baik maka konsumen akan merasa puas. Apabila konsumen merasa puas terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, maka tingkat kepercayaan konsumen kepada perusahaan tersebut akan meningkat, sehingga perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan perusahaan lain. Dalam persaingan tersebut, kualitas menjadi faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan konsumen sebelum membeli barang ataupun jasa.

Pengertian kualitas itu sendiri adalah kemampuan suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Kualitas mempunyai pengaruh yang besar terhadap perusahaan, seperti pengaruh pada reputasi perusahaan dan keandalan produk yang dihasilkan perusahaan. Kualitas yang rendah akan memberikan pengaruh negatif pada organisasi secara keseluruhan, mulai dari pemasok hingga ke konsumen, dan dari desain produk hingga ke pemeliharaan. Definisi kualitas terbagi atas beberapa kategori (Heyzer dan Render, 2006). Definisi yang pertama adalah yang berbasis pengguna, dalam definisi ini kualitas dipandang sebagai sesuatu yang “bergantung kepada konsumen”, dalam definisi ini berarti kualitas yang tinggi mencakup kinerja yang lebih baik, fitur yang lebih baik. Definisi yang kedua adalah yang berbasis manufaktur. Dalam definisi ini menjelaskan bahwa kualitas berarti pemenuhan standar dan menghasilkan produk secara benar mulai dari awal hingga proses akhir. Definisi yang ketiga adalah yang berbasis produk, dalam definisi ini kualitas dipandang sebagai variable yang tepat dan dapat dihitung. Kualitas bila dipandang dari sisi konsumen adalah sampai sejauh mana suatu produk atau jasa tersebut dianggap sesuai dengan penggunaannya (Heyzer dan Render, 2006). Sedangkan bila dilihat


(11)

Bab I Pendahuluan

3 Universitas Kristen Maranatha dari sisi produsen, kualitas merupakan keyakinan produsen bahwa produk yang dihasilkannya tersebut telah sesuai dengan desain yang sudah ditetapkan dan mencoba membuat produk dengan harga yang terjangkau.

Perusahaan yang berjiwa kompetensi tentu akan selalu menjaga kualitas produk atau jasa yang dihasilkannya, dimana untuk menjaga kualitas tersebut, maka perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dilakukan untuk menghindari masalah ketidaksesuaian hasil produk yang disebabkan karena adanya keragaman dari bahan baku, mesin, operator produksi, serta kondisi kerja dibagian produksi. Pengertian dari pengendalian kualitas itu sendiri adalah suatu sistem perawatan atau penjagaan dari suatu tingkatan kualitas produk dengan cara menyusun perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang dilakukan secara berkesinambungan, serta tindakan korektif bila diperlukan, Akan tetapi walaupun perusahaan sudah melakukan pengendalian kualitas dengan sebaik-baiknya, masih sering ditemui terjadinya kegagalan-kegagalan produk, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Produk-produk yang gagal disebut juga sebagai produk cacat. Produk cacat terjadi akibat dari penyimpangan-penyimpangan dari berbagai faktor, seperti bahan baku yang digunakan, tenaga kerja, maupun peralatan-peralatan mesin yang digunakan.

Salah satu alat yang biasa digunakan untuk mengendalikan kualitas produk adalah control chart atau peta kendali. Peta kendali adalah suatu alat bantu kendali pada suatu proses yang dapat memberikan petunjuk bila proses yang diamati itu mengalami penyimpangan-penyimpangan dari batas kendali yang telah ditentukan. Peta kendali dibagi menjadi dua, yaitu peta kendali Variabel dan peta kendali atribut. Peta kendali variabel


(12)

Bab I Pendahuluan

4 Universitas Kristen Maranatha digunakan apabila karakteristik kualitas produk berbentuk hasil pengukuran, seperti hasil yang menggunakan unit pengukuran meter, gram, liter, dan sebagainya. Peta kendali variabel ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu peta X dan peta R. Sedangkan Peta kendali Atribut merupakan peta kendali yang digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi yang bersifat atribut. Karakteristik kualitas dengan atribut biasanya diklasifikasikan sebagai produk rusak dan produk cacat. Peta kendali atribut ini dibagi menjadi empat, yaitu peta p. Peta c, peta u, peta np.

PT. Sinar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil dengan aktivitas pencelupan. Dalam proses pencelupan kegiatan yang dilakukan adalah proses pewarnaan kain dengan menggunakan zat warna dan zat pembantu celup. Proses pencelupan berbeda-beda tergantung pada jenis kain yang dicelup, zat warna yang dipakai, dan warna yang diminta oleh konsumen. Hasil produksi proses pencelupan ini adalah kain berwarna yang setengah jadi, dimana kain grey yang digunakan untuk pencelupan disediakan oleh pihak konsumen. Dalam pelaksanaan proses produksi walaupun perusahaan telah melakukan pengendalian kualitas, namun perusahaan masih saja menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Terutama pada saat proses pencelupan kain, masih banyak ditemui masalah-masalah kualitas produk pada proses tersebut, seperti warna kain yang menjadi belang (belang yang terjadi adalah karena ketidaksengajaan atau terjadi karena kesalahan dalam proses produksi), warna yang tidak sesuai pesanan, kotor oli (oli yang kotor di dalam kain grey akan membuat proses pencelupan terhambat), warna kain yang mudah luntur, sublimasi (kain menjadi tidak tahan panas), kain yang robek, dan kain yang kusut.


(13)

Bab I Pendahuluan

5 Universitas Kristen Maranatha Untuk menekan jumlah produk cacat menjadi seminimal mungkin, maka PT. Sinar Jaya masih perlu melakukan pengendalian kualitas yang lebih tepat. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan penelitian di PT. Sinar Jaya yang nantinya hasil penelitian akan dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul: “PERANAN PENGENDALIAN KUALITAS DALAM MENGURANGI KEGAGALAN PRODUK DI PT. SINAR JAYA”.

1.2 Identifikasi Masalah

PT. Sinar Jaya adalah perusahaan tekstil yang melakukan aktivitas pencelupan sampai dengan aktivitas finishing. Dalam penelitian ini, masalah yang akan diteliti dibatasi pada bagian pencelupan kain, karena pada bagian pencelupan lebih sering ditemui banyak kegagalan produk dibandingkan dengan aktivitas yang lainya. Kegagalan yang sering terjadi pada proses pencelupan adalah seperti warna kain yang menjadi belang, warna yang tidak sesuai dengan pesanan konsumen, warna kain yang luntur, sublimasi, kotor oli, kain yang robek, dan kain yang kusut.

Jumlah produksi-produksi dan jumlah produk cacat pada PT. Sinar Jaya yang diperoleh dari pra survey (penelitian awal) dapat dilihat seperti pada tabel 1.1 :


(14)

Bab I Pendahuluan

6 Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.1

Data hasil produksi dan perbaikan pada PT. Sinar Jaya Bulan Juli 2009

Tanggal

Hasil celup

(Kg)

Jumlah

Produksi

Cacat (Kg)

Persentase (%)

1 s/d 8

106675

7250

6.796344036

9 s/d 16

87358

6000

6.868289109

17 s/d 24

132350

9185

6.939931998

25 s/d 31

108145

7375

6.819547829

Jumlah

434528

29810

27.42411297

Sumber : PT. Sinar Jaya

Dari data tabel di atas dapat diketahui besarnya jumlah produk cacat yang terjadi selama bulan Juli 2009, terlihat bahwa terdapat produk cacat melebihi batas toleransi dari yang telah ditentukan perusahaan yaitu sebesar 5 % dari jumlah produksi. Kebijakan perusahaan menyatakan bahwa kecacatan yang terjadi sampai dengan 5% dari hasil produksinya masih dapat ditoleri

Sehubungan dengan uraian di atas, maka masalah yang ada teridentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas yang telah dilakukan oleh perusahaan pada proses produksi ?

2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kegagalan produk yang dihasilkan? 3. Pengendalian kualitas seperti apa yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan?


(15)

Bab I Pendahuluan

7 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data, mengolah dan menganalisis data sebagai bahan penulisan suatu penulisan karya ilmiah yaitu skripsi guna memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Kristen Maranatha.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut ini:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian kualitas yang telah dilakukan oleh perusahaan pada proses produksi.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari masing-masing jenis kegagalan produk.

3. Untuk mengetahui pengendalian kualitas yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang diperoleh dapat berguna bagi :

1. Penulis

Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah diperoleh dari kegiatan perkuliahan dengan pelaksanaan secara nyata, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan di bidang Manajemen Operasi, terutama mengenai sistem sistem pengendalian kualitas.


(16)

Bab I Pendahuluan

8 Universitas Kristen Maranatha 2. Perusahaan

Penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan, terutama yang berhubungan dengan pengendalian kualitas.

3. Pihak lain yang berkepentingan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan tentang penerapan pengendalian kualitas pada industri kecil.


(17)

Bab Kesimpulan

74 Universitas Kristen Maranatha

BAB KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut :

1. PT. Sinar Jaya telah melakukan pengendalian kualitas yang meliputi pemeriksaan terhadap bahan baku, pemeriksaan pada proses produksi yang berlangsung, dan pemeriksaan terhadap produk akhir.

2. Kegagalan yang paling banyak ditemui pada hasil produksi adalah warna yang belang, yaitu dengan persentase sebesar 43,90%, sedangkan luntur dan warna yang tidak sesuai pesanan mempuyai persentase masing-masing sebesar 30,10% dan 9,82%.

3. Pada umumnya faktor-faktor yang menjadi penyebab dari kegagalan produk adalah faktor manusia, bahan baku yang digunakan, dan mesin. Tetapi faktor penyebab terbesar adalah faktor manusia itu sendiri.

5.2 Saran

Berdasarkan hal diatas, penelti mencoba mengajukan beberapa saran sebagai masukan kepada perusahaan yang kiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, yaitu : 1. Perusahaan harus melakukan tindakan pengendalian secara lebih baik lagi,


(18)

Bab Kesimpulan

75 Universitas Kristen Maranatha sehingga mencegah terjadinya kegagalan yang sama. Perusahaan juga harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk. 2. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa faktor penyebab kegagalan

yang palng dominant adalah faktor manusia itu sendiri, maka untuk menanggulangi hal tersebut maka perusahaan seharusnya melakukan kegiatan peatihan-pelatian secara intensif kepada para karyawannya, terutama karyawan-karyawan yang baru, sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal. Perusahaan juga harus melakukan pelatihan dan bimbingan secara intensif kepada bagian operator mesin, agar karyawan bagian operator mesin dapat mengoperasikan mesin secara baik dan benar, dan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan, sehingga akan timbul kesadaran akan pentingnya kualitas.

3. Perusahaan juga harus memperhatikan faktor-faktor lainnya, seperti : • Mesin

Perusahaan harus melakukan pemeliharaan secara intensif pada mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi, seperti melakukan pemeriksaan rutin, pembersihan mesin, dan melakukan pergantian pada bagian-bagian mesin. Pemeriksaan yang intensif akan membuat kerja mesin menjadi baik, sehingga produk yang dihasilkan akan terjaga kualitasnya.

• Bahan baku

Perusahaan harus melakukan pemeriksaaan terhadap bahan baku yang digunakan, utuk melihat apakah bahan baku yang akan digunakan itu kualitasnya baik atau tidak. Perusahaan juga harus mamperhatikan jangka


(19)

Bab Kesimpulan

76 Universitas Kristen Maranatha waktu penyimpanan bahan baku, sehingga bahan baku sebaiknya tidak disimpan terlalu lama, karena kualitasnya akan menurun.

• Lingkungan sekitar perusahaan

Perusahaan harus memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan, harus diperhatikan kebersihan disekitar perusahaan, agar tidak mengganggu aktivitas produksi.


(20)

Daftar Pustaka

77 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Heizer, Jay dan Barry Render, “Operation Management”, edisi ke-7, Salemba Empat, Jakarta,2006.

2. Sritomo Wigujosoebroto, “Manajemen Produksi dan Operasi” , edisi ke-3, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

3. Besterfield, Dale H, “Quality Control”, 4th edition, Prentice Hall Int Inc, New Jersey, 2000.

4. Krajewski, Lee, J & Larry P. Ritzman, “Operation Management : Strategy and Analysus”, 5th edition, Addison-Wesley Publishing Company Inc, New York, 1999

5. Russel, Roberta S dan Taylor III, Bernard W, “Operation Management Focusing On Quality And Competitivenes”, 2nd edition, Pretice-Hall Ine, London, 1998. 6. Assauri, Sofjan, Drs, “Manajemen Produksi dan Operasi”, edisi ke-4, Fakultas

Ekonomi UI, Jakarta,1993.

7. Feigenbaum, Armand V, “Total Quality Control”, 3nd edition, Mc. Craw Hill Inc, Singapore, 1994.

8. Grant, Eugene L & Richard S, Leavenworth, “Pengendalian Mutu Statistis”, edisi ke-5, jilid 1, Diterjemahkan oleh Ir. Hudaya Kandahjaya, M.Sc, Erlangga,

Jakarta,1996.

9. Nasution, M.N, “Manajemen Mutu Terpadu”, edisi ke-2, Ghalia Indonesis, Bogor, 2005.


(21)

Daftar Pustaka

78 Universitas Kristen Maranatha 10.Yamit, Z.”Manajemen Kualitas : Produk dan Jasa”, edisi ke-4, Ekonsia,

Yogyakarta, 2005.

11.Kujala, J., Lillrangk,”Total Quality Management as A Cultural Phenomenom”, Helsinky University of Technology, Finland, 2003.

12.Montej, J.L,”Factor Affecting the Relationship Between Total Quality Management and Organization Performance”, 2nd edition, Proquest Telecomunication, Finland, 2003.

13.Nazir, Moh. Ph.D., “Metode Penelitian”, edisi ke-3, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2000.


(1)

8 Universitas Kristen Maranatha 2. Perusahaan

Penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan, terutama yang berhubungan dengan pengendalian kualitas.

3. Pihak lain yang berkepentingan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan tentang penerapan pengendalian kualitas pada industri kecil.


(2)

Bab Kesimpulan

74 Universitas Kristen Maranatha

BAB KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut :

1. PT. Sinar Jaya telah melakukan pengendalian kualitas yang meliputi pemeriksaan terhadap bahan baku, pemeriksaan pada proses produksi yang berlangsung, dan pemeriksaan terhadap produk akhir.

2. Kegagalan yang paling banyak ditemui pada hasil produksi adalah warna yang belang, yaitu dengan persentase sebesar 43,90%, sedangkan luntur dan warna yang tidak sesuai pesanan mempuyai persentase masing-masing sebesar 30,10% dan 9,82%.

3. Pada umumnya faktor-faktor yang menjadi penyebab dari kegagalan produk adalah faktor manusia, bahan baku yang digunakan, dan mesin. Tetapi faktor penyebab terbesar adalah faktor manusia itu sendiri.

5.2 Saran

Berdasarkan hal diatas, penelti mencoba mengajukan beberapa saran sebagai masukan kepada perusahaan yang kiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, yaitu : 1. Perusahaan harus melakukan tindakan pengendalian secara lebih baik lagi,


(3)

75 Universitas Kristen Maranatha sehingga mencegah terjadinya kegagalan yang sama. Perusahaan juga harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk. 2. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa faktor penyebab kegagalan

yang palng dominant adalah faktor manusia itu sendiri, maka untuk menanggulangi hal tersebut maka perusahaan seharusnya melakukan kegiatan peatihan-pelatian secara intensif kepada para karyawannya, terutama karyawan-karyawan yang baru, sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal. Perusahaan juga harus melakukan pelatihan dan bimbingan secara intensif kepada bagian operator mesin, agar karyawan bagian operator mesin dapat mengoperasikan mesin secara baik dan benar, dan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan, sehingga akan timbul kesadaran akan pentingnya kualitas.

3. Perusahaan juga harus memperhatikan faktor-faktor lainnya, seperti :

• Mesin

Perusahaan harus melakukan pemeliharaan secara intensif pada mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi, seperti melakukan pemeriksaan rutin, pembersihan mesin, dan melakukan pergantian pada bagian-bagian mesin. Pemeriksaan yang intensif akan membuat kerja mesin menjadi baik, sehingga produk yang dihasilkan akan terjaga kualitasnya.

• Bahan baku

Perusahaan harus melakukan pemeriksaaan terhadap bahan baku yang digunakan, utuk melihat apakah bahan baku yang akan digunakan itu kualitasnya baik atau tidak. Perusahaan juga harus mamperhatikan jangka


(4)

Bab Kesimpulan

76 Universitas Kristen Maranatha waktu penyimpanan bahan baku, sehingga bahan baku sebaiknya tidak disimpan terlalu lama, karena kualitasnya akan menurun.

• Lingkungan sekitar perusahaan

Perusahaan harus memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan, harus diperhatikan kebersihan disekitar perusahaan, agar tidak mengganggu aktivitas produksi.


(5)

77 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Heizer, Jay dan Barry Render, “Operation Management”, edisi ke-7, Salemba Empat, Jakarta,2006.

2. Sritomo Wigujosoebroto, “Manajemen Produksi dan Operasi” , edisi ke-3, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

3. Besterfield, Dale H, “Quality Control”, 4th edition, Prentice Hall Int Inc, New Jersey, 2000.

4. Krajewski, Lee, J & Larry P. Ritzman, “Operation Management : Strategy and Analysus”, 5th edition, Addison-Wesley Publishing Company Inc, New York, 1999

5. Russel, Roberta S dan Taylor III, Bernard W, “Operation Management Focusing On Quality And Competitivenes”, 2nd edition, Pretice-Hall Ine, London, 1998. 6. Assauri, Sofjan, Drs, “Manajemen Produksi dan Operasi”, edisi ke-4, Fakultas

Ekonomi UI, Jakarta,1993.

7. Feigenbaum, Armand V, “Total Quality Control”, 3nd edition, Mc. Craw Hill Inc, Singapore, 1994.

8. Grant, Eugene L & Richard S, Leavenworth, “Pengendalian Mutu Statistis”, edisi ke-5, jilid 1, Diterjemahkan oleh Ir. Hudaya Kandahjaya, M.Sc, Erlangga,

Jakarta,1996.

9. Nasution, M.N, “Manajemen Mutu Terpadu”, edisi ke-2, Ghalia Indonesis, Bogor, 2005.


(6)

Daftar Pustaka

78 Universitas Kristen Maranatha 10.Yamit, Z.”Manajemen Kualitas : Produk dan Jasa”, edisi ke-4, Ekonsia,

Yogyakarta, 2005.

11.Kujala, J., Lillrangk,”Total Quality Management as A Cultural Phenomenom”, Helsinky University of Technology, Finland, 2003.

12.Montej, J.L,”Factor Affecting the Relationship Between Total Quality Management and Organization Performance”, 2nd edition, Proquest Telecomunication, Finland, 2003.

13.Nazir, Moh. Ph.D., “Metode Penelitian”, edisi ke-3, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2000.