Hubungan Terpaan Reality Show ”Bosan Jadi Pegawai” di Trans TV dengan Minat Masyarakat di Surabaya untuk Berwirausaha.

Hubungan Ter paan Reality Show ”Bosan J adi Pegawai” di Tr ans
TV dengan Minat Masyar akat di Sur abaya untuk Ber wir ausaha

SKRIPSI

Disusun Oleh :
Sukhr iyatun Ni’mah
NPM. 0843010242

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HUBUNGAN TERPAAN REALITY SHOW “BOSAN J ADI PEGAWAI” DI
TRANS TV DENGAN MINAT MASYARAKAT DI SURABAYA UNTUK

BERWIRAUSAHA

Oleh :
Sukhriyatun Ni’mah
NPM. 0843010242

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim skripsi jurusan ilmu
komunikasi Faskultas Ilmu Sosial dan Politik Univer sitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur , pada tanggal 13 J uni 2012

Pembimbing Utama

Tim Penguji
1. Ketua

Dr a. Sumardjijati, Msi
NIP. 1962 0323 1993 0920 01

Dr a. Sumardjijati, Msi
NIP. 1962 0323 1993 0920 01

2. Sekr etaris

Dr s. Kusnar to, M.Si
NIP. 195808011984021001
3. Anggota

Yuli Candrasari, S.Sos, Msi
NPT. 371079499271
Mengetahui,
DEKAN

Dr a. Hj. Supar wati, M.Si
NIP.19550718 198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO “KESETRUM
TENDER PROYEK LISTRIK”
( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo

Edisi 16-22 J anuari 2012 )

Disusun Oleh :
BILA TYANTIA
084310049

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi.

Pembimbing Utama

Juwito, S.Sos, M.Si
NPT.3670 49500361

Mengetahui
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP.19550718 198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
SUKHRIYATUN NI’MAH, Hubungan Ter paan Reality Show “Bosan J adi
Pegawai” di Tr ans TV dengan Minat Masyar akat di Sur abaya untuk
Ber wir ausaha.
Televisi sebagai salah satu media massa memiliki unsur audio visual yang
pesannya berupa gambar dan suara. Setiap stasiun televisi memiliki berbagai acara
yang menarik dan bermanfaat, salah satunya adalah tayangan reality show “Bosan
Jadi Pegawai” di Trans TV. Program reality show Bosan Jadi Pegawai ini
mengandung muatan pengetahuan, solusi, memotivasi orang, dan lebih mengetahui
tentang dunia kewirausahaan, acara ini ini menampilkan refrensi bidang usaha yang
lebih memberi tantangan dan peluang yang cukup baik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ada hubungan terpaan reality show Bosan Jadi Pegawai di
Trans TV dengan minat masyarakat di Surabaya untuk berwirausaha.
Penelitian ini menggunakan teori Stimulus Organism Respons (S-O-R),
dimana teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme.
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 20

tahun keatas yang berjumlah 1.891.596 dan sample sebesar 100 orang yang
menonton tayangan reality show Bosan Jadi Pegawai. Dengan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dialokasikan di tiap-tiap
wilayah yang telah ditentukan secara Multistage Cluster Random Sampling. Pada
metode analisis data digunakan koefisien korelasi Rank Spearman dengan taraf
signifikan 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terpaan tayangan reality show
Bosan Jadi Pegawai di Trans TV (X) memiliki hubungan yang rendah dengan minat
masyarakat di Surabaya untuk berwirausaha. Sebagian besar responden dalam
penelitian ini berada dalam katagori rendah untuk terpaan tayangan reality show
Bosan Jadi Pegawai di Trans TV, sedangkan minat berwirausaha masyarakat di
Surabaya menunjukkan pada katagori minat yg tinggi untuk berwirausaha.

Kata kunci : reality show Bosan Jadi Pegawai, minat, berwirausaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat

dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul Hubungan Ter paan Reality Show ”Bosan J adi Pegawai” dengan
Minat Masyarakat di Surabaya untuk Berwirausaha.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dra. Sumardjijati, Msi sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan kepada penulis selama penyusunan laporan ini. Penulis juga
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang selama perkuliahan ini telah memberikan
ilmu dan pengetahuan selama ini.
4. Orang tua atas segala doa yang telah diberikan dan dukungan baik secara moral
dan materil “I love u so much”
5. Apregi Siswandhono yang selalu setia menemani, membantu, memberi semangat
dalam situasi apapun. “Thank’s for everything”.
6. Sahabatku tercinta Riebbetdh (Andri, Dian, dan Nadia) dan personil baru Bila

atas keribetannya dan canda tawanya.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Anak-anak UK Pers Mahasiswa UPN “Veteran” Jatim atas semangat, saran dan
bantuannya dalam mengerjakan laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa

laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya untuk rekan-rekan
Program Studi Ilmu Komunikasi di UPN “Veteran” Jawa Timur.

Surabaya,

Mei 2012


Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

i

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................

vi


DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

viii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ...............................................................

7

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................

8

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................


8

BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .......................................................................
2.1.1

9

Peran dan Fungsi Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
....................................................................................

9

2.1.2

Teori S-O-R ...............................................................

12


2.1.3

Media Exposure .........................................................

14

2.1.4

Tayangan Reality Show Bosan Jadi Pegawai ..............

15

2.1.5

Minat untuk Berwirausaha ..........................................

17

2.1.5.1 Pengertian Minat ............................................

17

2.1.5.2 Pengertian Wirausaha ....................................

20

2.1.5.3 Minat Berwirausaha .......................................

26

2.2 Kerangka Berfikir ...................................................................

30

2.3 Hipotesis ................................................................................

30

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................

31

3.1.1 Variabel Bebas atau Variabel X (Terpaan tayangan Bosan Jadi
Pegawai di Trans TV ) ..................................................

31

3.1.2 Variabel Y atau Variabel terikat ( Minat Masyarakat di Surabaya
untuk Berwirausaha) ....................................................

34

3.1.3 Masyarakat Surabaya ...................................................

36

3.2 Populasi dan Sampel ..............................................................

36

3.2.1 Populasi ..........................................................................

36

3.2.2 Teknik Penarikan Sampel dan Sampel .............................

37

3.3 Teknik Pengumpulan Data .....................................................

41

3.4 Teknik Analisis Data ..............................................................

41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian .........................................

44

4.2 Penyajian Data .........................................................................

45

4.2.1 Identitas Responden ........................................................

46

4.2.2 Perhatian dan Pemahaman Tayangan Reality Show ”Bosan Jadi
Pegawai” di Trans TV ..............................................................

49

4.2.3 Terpaan Tayangan Reality Show ”Bosan Jadi Pegawai” di Trans
TV (Varriabel X) .....................................................................

51

4.2.4 Minat Masyarakat di Surabaya untuk Berwirausaha (Variabel Y)
........................................................................................

55

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis .............................................

67

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.1 Analisis Data ...................................................................

67

4.3.2 Pengujian Hipotesis .........................................................

69

4.4 Interpretasi Hasil .....................................................................

71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................

73

5.2 Saran .......................................................................................

74

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

ix

LAMPIRAN

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Media massa mempunyai peranan yang penting dalam proses
komunikasi. Hal ini disebabkan oleh efektifitas dan efisiensinya dalam
mencapai komunikan yang banyak. Dikatakan efektif apabila pesan yang
diluncurkan melalui media massa mempunyai nilai yang tepat guna dan
mencapai sasaran. Sedangkan dikatakan efisien, karena dengan menyarkan
sebuah pesan dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak
jumlahnya. Dengan media massa, komunikator dapat menyampaikan atau
memvisualisasikan pesannya kepada komunikan. Penentuan media yang
akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian bayak alternatif perlu
didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang dituju. Dengan
demikian media memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang hanya efektif
dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampai suatu pesan tertentu pula.
Televisi sebagai salah satu media massa merupakan alat atau sarana
yang dipergunakan komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada
khalayak, yang diharapkan masyarakat dapat menangkap sasaran atau tujuan
yang ingin dicapai oleh komunikator dari pesan tersebut. Televisi salah satu
bentuk media elektronik yang memiliki kelebihan dengan memiliki unsur
audio visual yang pesannya berupa gambar dan suara. Daya tarik televisi
melebihi media massa lainnya. Saat televisi disiarkan, saat itu juga pesannya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

langsung diterima audiens dan dapat dinikmati dimanapun juga. Selain itu
televisi juga menghadirkan program-program yang menarik dalam
penyampaian yang bersifat informasi, pendidikan dan hiburan. Alasanalasan ini selanjutnya memberikan inspirasi tentang televisi yang diambil
berdasarkan karakteristik dan kelebihan media (Wahyudi, 1996:23). Setiap
program acara yang disiarkan, pihak pengelola televisi harus sudah
menyadari isi pesan yang disiarkan, akan dilihat dan didengarkan oleh
audiens. Untuk itu pengelola televisi selain memliki tujuan agar media
televisi yang dikelolanya dapat hidup dan tumbuh secara sehat, juga
bertujuan agar media televisi yang dikelolanya dapat hidup dan tumbuh
secara sehat, juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan
bangsa.
Hal inilah yang berusaha ditampilkan dalam program Trans TV
”Bosan Jadi Pegawai”. Program acara sekarang ini ditampilkan setiap
Minggu pukul 13.30 WIB ini menampilkan refrensi bidang usaha yang lebih
memberi tantangan dan peluang yang cukup baik. Trans TV ingin memberi
solusi bagi banyaknya karyawan yang tidak puas dengan penghasilan yang
diperolehnya setiap bulan, ataupun masyarakat yang masih belum
mempunyai penghasilan tetap.
Dalam setiap episodenya dihadirkan seorang talent yang diberi
kesempatan belajar pada seorang pelaku bisnis yang dianggap cukup sukses
di bidangnya. Dalam proses belajar ini talent akan dihadapkan pada
berbagai hambatan yang biasa dihadapi para pelaku bisnis dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

menjalankan usahanya. Dari proses belajar itulah diharapkan bisa
membangkitkan inspirasi generasi muda untuk mencoba setiap peluang
usaha ketimbang berpikir jadi pekerja kantoran.
Tayangan reality show Bosan Jadi Pegawai ini memberikan motivasi
dan mengajak kepada pemirsanya untuk dapat berwirausaha sendiri. Dengan
adanya tayaangan reality show Bosan Jadi Pegawai ini pemirsa yang sudah
jenuh dengan keadaan perekonomian yang tidak memadai, diharapkan dapat
memacu dan menumbuhkan minat untuk dapat menciptakan lapangan kerja
sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Informasi yang disampaikan dalam program reality show Bosan Jadi
Pegawai memberikan stimulasi kepada pemirsa untuk dapat memberanikan
diri untuk memulai usaha sendiri dan tidak perlu merasa takut untuk
memulainya meski dengan hambatan yang seperti ditampilkan dalam
program Bosan Jadi Pegawai. Selain itu, pada tayangan ini juga disajikan
tips-tips dari pengusaha sukses yang dapat mendorong semangat para
karyawan dalam berwirausaha.
Kekuatan program ini ada pada visualisasi proses usaha yang akan
dilakukan. Contoh bidang usaha yang divisualisasikan sedemikian rupa
sehingga dapat bertujuan memotivasi seseorang dalam keinginannya untuk
berwirausaha. Menyajikan gambaran yang akan diterima si pemula serta
kesulitan atau hambatan yang akan dihadapi dalam memulai usaha. Pesan
persuasif dari pengusaha sukses pun bisa menjadi stimulus dalam
memberanikan diri unuk maju ke depan mencipakan lapangan pekerjaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Dengan alasan tersebut yang akhirnya menggiring penulis unuk melakukan
penelitian terhadap salah satu program unggulan Trans TV ini.
Tayangan reality show Bosan Jadi Pegawai ini tidak hanya ditujukan
kepada mereka para karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya
dari segi penghasilan, tetapi juga untuk mereka yang mencari pekerjaan
sehingga membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
misalnya mereka yang baru lulus dari bangku kuliah dan hendak mencari
pekerjaan. Salah satu tujuan program ini adalah agar penonton acara Bosan
Jadi Pegawai dipicu untuk bekerja mandiri dan menciptakan lapangan kerja
sendiri, sehingga tidak hanya bergantung kepada orang lain.
Masrun dalam Yuwono et al. (2008) menyatakan bahwa banyak
lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha. Mahasiswa
cenderung berpikir bagaimana caranya mereka bisa diterima bekerja sesuai
dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai ketika
menyelesaikan kuliahnya. Mereka berpendapat lebih baik menganggur
daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya. Lebih
lanjut Masrun menyatakan bahwa penduduk yang mempunyai pendidikan
tinggi justru kurang berminat menjadi wirausaha, tercatat hanya 10% yang
berminat menjadi wirausaha. Mereka yang pendidikannya rendah justru
49% yang berminat menjadi wirausaha.
Bekerja sudah menjadi kewajiban seseorang apabila ingin memenuhi
kebutuhan hidupnya. Bekerja juga menjadi impian setiap orang yang baru
lulus dari pendidikan yang ia ikuti. Banyak dari mereka bermimpi untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

mendapatkan pekerjaan yang menjadi idaman dengan penghasilan yang
menggiurkan. Namun terkadang persaingan yang begitu ketat dari pemburu
pekerjaan membuat mereka akhirnya menjatuhkan pilihan pada pekerjaan
yang belum tentu menjadi impian mereka.
Terkadang begitu banyak yang telah dikerjakan dalam pekerjaan
yang selama ini kita geluti, tapi tidaklah sesuai dengan apa yang kita terima,
setiap akhir bulan hampir tidak ada sisa dari hasil penghasilan yang bisa
ditabung. Sehingga merasa tak punya cukup simpanan untuk kebutuhan
yang tak terduga-duga.
Bagi sebagian orang, menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah
sesuatu yang begitu didamba. Beban kerja yang relatif santai, gaji plus
tunjangan yang lumayan, serta jaminan pensiun dihari tua adalah sejumlah
alasannya. Akan tetapi ketatnya persaingan untuk menjadi PNS sehingga
tidak banyak tanaga kerja yang dapat masuk kedalam PNS itu sendiri.
Sudah tidak menjadi rahasia lagi, untuk masuk PNS juga tidak
semuanya masuk dengan jalur resmi atau jalur tes. Untuk menjadi PNS,
sebagian orang terkadang tidak sungkan mengeluarkan duit hingga puluhan
juta rupiah agar diangkat sebagai PNS. Dan memang, sudah menjadi rahasia
umum selama ini kalau proses rekrutmen PNS, khususnya di daerah, syarat
dengan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Selain itu dunia kerja belakangan ini pun semakin sulit dengan
sistem outsourching

yang banyak merugikan karyawan kontrak, karena

dibayar dengan upah yang sangat rendah dan justru dibawah Upah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Minimum Regional (UMR). UMR adalah suatu standar minumum yang
digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah
kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau
kerjanya. Namun banyak kasus yang terjadi, masih saja ada perusahaan
yang membayar gaji karyawannya justru dibawah UMR yang telah
ditetapkan. Keadaan ini jelaslah menambah beban karyawan. Menghimpit
mereka ditengah kebutuhan hidup yang terus bertambah, namun penghasilan
yang diperoleh tak kunjung bertambah.
Pada tahun 2011 tercatat data dari Disnaker pemkot Surabaya,
tercatat 85.000 – 90.000 masyarakat Surabaya yang masih menjadi seorang
pengangguran (www.kabarbisnis.com). Selain minimnya lapangan kerja
yang tersedia, jiwa kreatifitas yang kini banyak dibutuhkan di dunia kerja
yang jarang dimiliki oleh para pengangguran, akibatnya mereka hanya
menunggu pekerjaan menghampiri mereka.
Sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
masyarakat kota Surabaya yang menonton tayangan reality show “Bosan
Jadi Pegawai” di Trans TV dan berusia 20 tahun keatas, dengan
pertimbangan reality show “Bosan Jadi Pegawai” di Trans TV memang
memiliki segmentasi dan target audiencenya adalah usia 20 tahun ke atas.
Sedangkan peneliti memilih masyarakat di kota Surabaya sebagai tempat
penelitian karena Surabaya sebagai kota Metropolitan ke 2 di Indonesia dan
sering dijadikan kota tujuan urbanisasi bagi penduduk desa yang cukup

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

banyak. Tanpa diiringi lapangan kerja yang cukup, membuat ancaman
ledakan jumlah pengangguran tidak terelakkan di kota Surabaya ini. .
Menurut catatan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya, per tahun
hanya ada 9.000-10.000 lowongan kerja di sektor formal. Padahal, melihat
catatan urbanisasi mencapai 31.000 orang/tahun dengan asumsi, rata-rata
satu kecamatan 1.000 penduduk baru/tahun. Artinya akan ada sekitar
21.000-22.000

ancaman

pengangguran

baru

tiap

tahun.

(http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=836110814c1
4bd02e250ee7e64437e21&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c)
Oleh karena itu, dengan adanya reality show Bosan Jadi Pegawai
yang ditampilkan Trans TV tersebut apakah mendorong para pemirsanya
khususnya masyarakat di Surabaya untuk berwirausaha atau menciptakan
lapangan kerja sendiri?

1.2 Per umusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan merumuskan penelitian tentang adakah hubungan terpaan
reality show Bosan Jadi Pegawai di Trans TV dengan minat masyarakat di
Surabaya untuk berwirausaha?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
terpaan reality show Bosan Jadi Pegawai di Trans TV dengan minat
masyarakat di Surabaya untuk berwirausaha.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian hubungan terpaan reality show
Bosan Jadi Pegawai di Trans TV dengan keinginan berwirausaha masyarakat
di Surabaya diharapkan mendapatkan kegunaan sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis
Menambah refrensi bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UPN
”Veteran” Jawa Timur, khususnya mengenai hubungan terpaan reality
show Bosan Jadi Pegawai di Trans TV dengan minat masyarakat di
Surabaya untuk berwirausaha
b. Manfaat Praktis.
Memberikan masukan dan evaluasi bagi pihak televisi, agar dapat
berkreasi dalam mengemas suatu acara ke arah yang lebih baik dan
komunikatif, sehingga tujuan dari program acara tersebut dapat tercapai
dengan baik.
c. Manfaat Sosial
Masyarakat lebih selektif dalam menonton tayangan televisi yang bermutu
dan bermanfaat untuk kedepannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i
2.1.1 Per an dan Fungsi Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communicatian) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik,

yang

mampu

melipatgandakan

pesan-pesan

komunikasi.

Komunikasi massa berperan sebagai salah satu proses komunikasi yang
berlangsung pada masyarakat luas dengan menggunakan media massa
untuk tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka televisi merupakan media
komunikasi massa dengan karakter sebagai berikut :
1) Televisi bisa dipandang dari jarak yang jauh
2) Publik bisa menikmati kombinasi suara dan gambar seolah-olah
berhadapan langsung dengan objek yang ditayangkan
3) Televisi dibatasi oleh frame yang membuat kamera tidak leluasa
4) Waktu penayangannya harus menyesuaikan dengan waktu program
5) Televisi menggunakan bahasa gambar
Karakter yang dimiliki oleh televisi tersebut membuat media televisi
efektif jika digunakan dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, dalam
hal ini pemirsa televisi (Pareno, 2002, p. 141-143)
Televisi sebagai media komunikasi massa dan sekaligus mempunyai
sifat media massa yang simltan (serentak) dalam penuarannya, serta
9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat. Kata televisi terdiri dari
kata tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan kata visi yang
berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi yang
berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat
yang berjarak jauh (Sutisno, 1993, p.l).
Televisi sebagai salah satu bentuk dari komunikasi massa juga
mempunyai fungsi. Menurut Devito ada beberapa fungsi yang diemban
komunikasi massa, yaitu :
1) Menghibur
Media massa sebagian besar melakukan fungsi sebagai media yang
memberikan penghiburan bagi khalayaknya. Hal ini terlihat pada acaraacara humor, irama musik, tarian dan lain-lain. Dimana pesan-pesan
yang menghibur tersebut didesain sedemikian rupa sehingga menarik
dan menghibur khalayak.
2) Meyakinkan
Media mempunyai fungsi untuk meyakinkan khalayaknya, persuasi ini
dapat ditemukan dalam bentuk :
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai
seseorang
b. Mengubah sikap, nilai, kepercayaan seseorang. Media akan
mengubah sementara orang yang tidak memihak dalam suatu
masalah tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

c. Menggerakkan manusia untuk melakukan sesuatu. Dari sudut
pandang pengiklan, fungsi media adalah menggerakkan konsumen
untuk mengambil tindakan
d. Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu. Media dapat
mengungkapkan secara terbuka adanya penyimpangan tertentu dari
suatu norma berlaku
3) Menginformasikan
Media memberikan informasi tentang peristiwa, baik yang bersifat
lokal, regional, nasional, dan internasional kepada khalayaknya.
4) Menganugerahkan status
Orang-orang yang sering dimuat oleh media adalah orang-orang yang
penting setidaknya dimata masyarakat. Hal inilah yang menjadi latar
belakang

bahwa

informasi

massa

memiliki

fungsi

untuk

menganugerahkan status.
5) Membius
Fungsi membius dari media terjadi bila media menyajikan informasi
tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah
diambil. Sebagai akhibatnya penerima terbirus dalam keadaan tidak
aktif seakan berada dalam pengaruh narkotik
6) Menciptakan rasa kebersatuan
Media mampu menciptakan khalayak merasa menjadi anggota suatu
kelompok ( Winarni, 2004, p. 45 – 47)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.1.2

Teor i S-O-R
Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan
dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi
unsur-unsur dalam model ini adalah ;
1) Pesan (stimulus, S)
2) Komunikan (organism, O)
3) Efek (Response, R)
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku
pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku
tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :
1) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti
stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti
disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada
perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
2) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima)
maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses
berikutnya.
3) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya
(bersikap).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

4) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan
maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut
(perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya
apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari
stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti
stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam
meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan
penting.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah,
hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip
pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam
menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :
1) perhatian,
2) pengertian, dan
3) penerimaan.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada
perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti.
Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah
komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan
untuk mengubah sikap.
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
perilaku

tergantung

kepada

kualitas

rangsang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(stimulus)

yang

14

berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi
(sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat
menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau
masyarakat.

2.1.3 Media Exposur e
Media exposure dapat diartikan sebagai frekuensi individu dalam
menonton televisi, film, membaca surat kabar maupun mendengar radio
(Rakhmat, 2001:16)
Menurut Boove dan Arens, media exposure berkaitan dengan
berapa banyak orang melihat program yang ditayangkan disuatu media.
Sedangkan

menurut

Rosengren

(1974)

media

exposure

dapat

dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai
jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara
individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi dengan
keseluruhan (Kriyantono, 2006:66)
Masri Singarimbun mengartikan media exposure dengan terpaan
media massa. Terpaan media massa ini tidak hanya menyangkut apakah
seseorang secara fisik cukup dekat dengan media massa. Akan tetapi juga
meliputi keterbukaan seseorang dengan pesan-pesan media massa yang
terjadi pada individu atau kelompok (Singarimbun, 1995:99)
Media exposure dapat dioperasikan dapat dioperasionalkan
menjadi

jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun

durasi penggunaan (Sari, 1993:29)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan, media exposure
adalah terpaan media yang melibatkan kegiatan mendengar, melihat atau
membaca pesan-pesan media massa.
Terpaan reality show Bosan Jadi Pegawai disini dioperasionalkan
melalui indikator frekuensi dan durasi menonton reality show Bosan Jadi
Pegawai. Peneliti hanya menggunakan indikator durasi dan frekuensi untuk
mengukur terpaan tayangan reality show Bosan Jadi Pegawai, sedangkan
untuk jenis media yang digunakan tidak dijadikan sebagai indikator, karena
dalam hal ini jenis media yang digunakan sudah jelas yaitu media televisi
dengan stasiun Trans TV.

2.1.4 Tayangan Reality Show Bosan J adi Pegawai
Bosan Jadi Pegawai merupakan reality show yang menggabungkan
konsep drama dan non drama yang diluncurkan oleh stasiun televisi swasta
yaitu Trans TV. Acara ini mulai tayang sejak 11 Januari 2009. Bosan Jadi
Pegawai merupakan konsep acara yang belum pernah muncul dan
menyajikan sesuatu yang beda. Tayangan Reality Show Bosan Jadi Pegawai
saat ini ditayangkan setiap hari Minggu pukul 13.30 WIB.
Acara reality show Bosan Jadi Pegawai ini mengandung muatan
pengetahuan, solusi, memotivasi orang, dan lebih mengtahi tentang dunia
kewirausahaan sehingga membuat “Bosan Jadi Pegawai” menjadi tontonan
yang menarik bagi setiap orang yang merasakan hal yang sama, yaitu ingin
berwirausaha dan dapat menjadi ajang uji coba pembelajaran bagi orang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

yang ingin mencoba bidang wirausaha baru yang bisa menghasilkan
pendapatan untuk orang itu sendiri.
Program dengan materi khusus yang menginformasikan mengenai
dunia kewirausahaan. Informasi yang disajikan begitu lengkap, mulai dari
apa saja yang harus disiapkan untuk memulai usaha, kesulitan hingga
keuntungan yang didapat setiap bulannya. Tak ketinggalan tips-tips yang
diberikan dari sang pengusaha sukses dalam merintis usahanya.
Untuk konsep acaranya, tim trans TV mencari orang yang ingin
belajar usaha. Biasanya orang tersebut mempunyai beragam alasan kenapa
dia ingin mencoba mencari peluang usaha. Tim “Bosan Jadi Pegawai”
memberikan sedikit sentuhan drama yang bisa menghubungkan orang
tersebut dengan seorang pengusaha yang akan menjadi tempatnya belajar.
Selanjutnya orang itu akan belajar sendriri pada pengusaha tersebut.
Konflik-konflik bisa dimunculkan berdasarkan pengalaman para pengusaha
saat merintis usaha mereka. Konflik ini diperlukan agar kemasan acara
tidak terlalu monoton.
Salah satu tujuan Trans TV membuat acara reality show Bosan Jadi
Pegawai

ini adalah untuk membangkitkan semangat kewirausahaan di

masyarakat

dan

akan

membuat

orang

berpikir

untuk

mencoba

berwirausaha. Karena dunia wirausaha bisa membuka peluang pada
siapapun untuk lebih maju dibandingkan menjadi pegawai biasa.
Program ini juga ditunjukkan untuk mereka yang telah bekerja
menjadi karyawan namun mengalami ketidakpuasan dalam hal penghasilan,
dan untuk mereka yang sedang mencari kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.1.5 Minat untuk Ber wir ausaha
2.1.5.1 Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku dan minat juga merupakan
sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan
apa yang mereka lakukan (Hurigck, 1978). (Gunarso, 1985), mengartikan
bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap,
individu yang berminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan
atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk
mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Woodworth

dan

Marquis

(2001)

berpendapat,

minat

merupakan suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara
aktif dengan objek yang menarik baginya. Oleh karena itu minat
dikatakan

sebagai

suatu

dorongan

untuk

berhubungan

dengan

lingkungannya, kecenderungan untuk memeriksa, menyelidiki atau
mengerjakan suatu aktivitas yang menarik baginya. Apabila individu
menaruh minat terhadap sesuatu hal ini disebabkan objek itu berguna
untuk menenuhi kebutuhannya.

Kecenderungan seseorang untuk

memberikan perhatian apabila disertai dengan perasaan suka atau sering
disebut dengan minat (Rustan, 1988). Minat tersebut apabila sudah
terbentuk pada diri seseorang maka cenderung menetap sepanjang objek
minat tersebut efektif baginya, sehingga apabila objek minat tersebut
tidak efektif lagi maka minatnya pun cenderung berubah. Pada dasarnya
minat merupakan suatu sikap yang dapat membuat seseorang merasa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

senang terhadap objek situasi ataupun ide – ide tertentu yang biasanya
diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek
yang disenangi tersebut. Minat seseorang baik yang bersifat menetap atau
yang bersifat sementara, dan berbagai sistem motivasi yang dominan
merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam
mempengaruhi perhatiannya (Marx,1998)
Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar
bagi tugas hidup untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seseorang
yang mempunyai minat terhadap sesuatu maka akan menampilkan suatu
perhatian, perasaan dan sikap positif terhadap sesuatu hal tersebut.
Eysenck, et.al (1992) mengemukakan bahwa minat merupakan suatu
kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi pada objek,
kegiatan dan pengalaman tertentu, selanjutnya menjelaskan bahwa
intensitas kecenderungan yang dimiliki seseorang berbeda dengan yang
lainnya, mungkin lebih besar intensitasnya atau lebih kecil tergantung
pada masing-masing orangnya.
Menurut (Chaplin, 1995) minat merupakan suatu sikap yang
kekal, mengikutsertakan perhatian individu dalam memilih objek yang
dirasakan menarik bagi dirinya dan minat juga merupakan suatu keadaan
dari motivasi yang mengarahkan tingkah laku pada tujuan tertentu.
Sedangkan Witheringan (1985) menyatakan bahwa minat merupakan
kesadaran individu terhadap suatu objek tertentu (benda, orang, situasi,
masalah) yang mempunyai sangkut paut dengan dirinya. Minat
dipandang sebagai reaksi yang sadar, karena itu kesadaran atau info

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

tentang suatu objek harus ada terlebih dahulu daripada datangnya minat
terhadap objek tersebut, cukup kalau individu merasa bahwa objek
tersebut menimbulkan perbedaan bagi dirinya. Dari uraian diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa minat adalah suatu rasa suka, dorongan atau
ketertarikan dari dalam diri seseorang yang mengarahkannya kepada
objek yang diminatinya tersebut. Minat harus terlebih dahulu diawali
dengan informasi (dari lingkungan sekitarnya) terhadap suatu objek, yang
kemudian bagi pribadi tersebut dirasa dapat membawa suatu keuntungan
(perbedaan) bagi dirinya.
Dari beberapa uraian di atas, secara umum dapat diambil
kesimpulan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan seseorang
untuk bertindak dan bertingkah laku terhadap obyek yang menarik
perhatian

disertai

dengan

perasaan

senang.

(http://www.masbow.com/2009/12/minat-membeli-dalam-psikologi.html)
Crow & Crow dalam Yuwono dkk (2008) menyebutkan ada
tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu:
a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber
penggerak untuk melakukan sesuatu.
b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang
akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya.
c. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.

Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

a) Rendah
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat
b) Sedang
Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam
waktu segera.
c) Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.

2.1.5.2 Pengertian Wirausaha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang
yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Wirausaha adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan nilai
tambah terhadap produk atau jasa melalui transformasi, kreatifitas, inovasi
dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya, shingga produk atau jasa
tersebut lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pengguna produk dan
jasa (Maryono Ismail, 2007)
Wirausahawan adalah seseorang yang mampu menciptakan
lapangan kerja baru dan mencari cara-cara atau teknik yang lebih baik
dalam

pemanaatan sumber daya,

memperkecil pemborosan,

serta

menghasilkan barang atau jasa dalam upayanya memuaskan kebutuhan
orang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Wirausaha

itu

mengarah

kepada

orang

yang

melakukan

usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya.
Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki
seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Menurut Soparman Soemahamidjaja (dalam Suryana, 2009) bahwa
kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi:

1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan
tujuan hidup/usaha tersebut perlu perenungan, koreksi yang kemudian
berulang-ulang di baca dan diamati sampai memahami apa yang
menjadi kemauannya
2. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan
yang menyala-nyala
3. Kemampuan untuk berinisiatif yaitu mengerjakan sesuatu yang baik
tanpa menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif
4. Kebiasaan berinisiatif yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah
dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan
inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai
kemungkinan baru atau kombinasi baru apa saja yang dapat dijadikan
piranti dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran
masyarakat.
5. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

6. Kemampuan untuk mengukur waktu dan membiasakn diri untuk selalu
tepat waktu dalam segala hal tindakannya melalui kebiasaan yang selalu
tidak menunda pekerjaan
7. Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama
8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari
pengalaman yang baik maupun yang menyajikan

Kewirausahaan

muncul

apabila

seseorang

individu

berani

mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan
meliputi semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan
perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Berwirausaha menurut
Meredith (Suryana, 2006) adalah memadukan perwatakan pribadi,
keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan
sebuah pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel, dan imajinatif,
mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan
dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Syarat berwirausaha harus
memiliki kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk
memperoleh

keuntungan

dari

peluang-peluang

itu.

Esensi

dari

kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar
dapat bersaing.

Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku
inovatif dan kreatif dan pada setiap orang yang menyukai perubahan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Ada enam hakikat penting
kewirausahaan, yaitu:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda
3. Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan keinovasian
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha dan perkembangan usaha
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat memberikan nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan.

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmmerer (dalam Suryana,
2006 : 24) mengemukakan delapan karakteristik kewirausahaan:

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa
tanggung jawab akan selalu mawas diri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat,
artinya ia selalu menghindari risiko yang rendah dan menghindari risiki
yang tinggi
3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan
dirinya untuk berhasil
4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik
yang segera
5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik
6. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan
berwawasan jauh ke depan
7. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi
daripada uang
8. Skill

at

organizing,

yaitu

memiliki

keterampilan

dalam

mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah

Dari beberapa ciri kewirausahaan di atas, menurut Suryana (2006)
ada beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan yaitu:

1. Percaya diri, kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa,
inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan
kegairahan berkarya
2. Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu mengutamakan
tugas dan hasil adalah orang yang yang selalu mengutamakan nilai-nilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif
3. Keberanian mengambil risiko tergantung pada daya tarik setiap
alternatif, persediaan untuk rugi, dan kemungkinan relatif untuk sukses
atau gagal. Kemampuan untuk mengambil risiko ditentukan oleh
keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan, dan
kemampuan untuk mmenilai risiko.
4. Kepemimpinan

kewirausahaan

memiliki

sifat-sifat

kepeloporan,

keteladanan, tampil berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, dan
mampu berfikir divergen dan konvergen
5. Berorientasi ke masa depan adalah perspektif, selalu mencari peluang,
tidak cepat puas dengan keberhasilan dan berpandangan jauh ke depan
6. Keorisinilan:

kreativitas

dan

keinovasian.

Kreativitas

adalah

kemampuan untuk berpikir yang baru dan berbeda, sedangkan
keinovasian adalah kemampuan untuk bertindak yang baru dan berbeda

Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis menarik
kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan
inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan
dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.1.5.3 Minat Ber wir ausaha
Telah diterangkan di atas bahwa pengertian minat merupakan
suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak dan bertingkah laku
terhadap obyek yang menarik perhatian disertai dengan perasaan senang,
dan pengertian wirausaha sendiri adalah suatu kemampuan kreatif dan
inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan
dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup. Dari pengertian tersebut
tentang minat dan wirausaha, maka minat berwirausaha dapat diartikan
sebagai keinginan/niat yang ada pada diri seseorang terhadap suatu obyek
untuk melakukan tindakan berwirausaha.
Minat kewirausahaan dalam diri seseorang mengalami beberapa
tahapan sebelum membentuk minat berwirausaha. Individu yang memiliki
keinginan yang tinggi untuk berhasil akan berani mengambil keputusan
yang mereka buat. Keinginan yang tinggi untuk berhasil dalam mencapai
sesuatu membentuk kepercayaan diri dan pengendalian diri yang tinggi
individu tersebut. Pengendalian timbul dari kepercayaan individu terhadap
sesuatu yang ada di luar dirinya. Pengendalian diri individu yang tinggi
terhadap lingkungan dinamakan internal locus control, sedangkan
pengendalian diri individu yang rendah terhadap lingkungan dinamakan
eksternal locus control. Apabila internal locus control berperan dalam diri
individu, maka individu berani dalam mengambil keputusan serta resiko
yang

ada.

pengendalian

Faktor
diri

selanjutnya
individu

yang

adalah

terbentuk dari
self-efficacy

kemampuan

atau

keahlian.

(http://moebarak.wordpress.com/2011/12/05/minat-berwirausaha/)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Menurut Super & Crites, yang dikutip oleh Sukardi (1998) bahwa
seseorang yang mempunyai minat pada objek tertentu dapat diketahui dari
pengungkapan/ucapan,

tindakan/perbuatan,

dan

dengan

menjawab

sejumlah pertanyaan.
1. Pengungkapan/Ucapan
Seseorang yang mempunyai minat menjadi entrepreneur akan
diekspresikan (expressed interest) dengan ucapan atau pengungkapan.
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan katakata

tertentu.

Misalnya:

seseorang

yang

berminat

menjadi

entrepreneur kemudian mengatakan bahwa dia ingin membuka usaha
jual beli barang atau jasa.
2. Tindakan/Perbuatan
Seseorang

yang

mengekspresikan

minatnya

dengan

tindakan/perbuatan berkaitan dengan hal – hal berhubungan dengan
minatnya. Seseorang yang memiliki minat menjadi entrepreneur akan
melakukan tindakan – tindakan yang mendukung usahanya tersebut.
3. Menjawab Sejumlah Pertanyaan
Minat seseorang dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan
tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas ter

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TERPAAN TALK SHOW “DR. OZ INDONESIA” di TRANS TV DENGAN GAYA HIDUP MASYARAKAT DALAM MENJAGA KESEHATAN (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Talk Show “DR. OZ Indonesia” di TRANS TV Dengan Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Surabaya.

1 8 61

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

0 0 109

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

3 9 109

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7).

0 4 88

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW BELAJAR INDONESIA (Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Acara Reality Show “Belajar Indonesia” di Trans TV).

0 1 98

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7)

0 0 20

Hubungan Terpaan Reality Show ”Bosan Jadi Pegawai” di Trans TV dengan Minat Masyarakat di Surabaya untuk Berwirausaha SKRIPSI

0 0 17

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7)

0 0 27

HUBUNGAN TERPAAN TALK SHOW “DR. OZ INDONESIA” di TRANS TV DENGAN GAYA HIDUP MASYARAKAT DALAM MENJAGA KESEHATAN (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Talk Show “DR. OZ Indonesia” di TRANS TV Dengan Gaya Hidup Masyarakat Dalam Menjaga Kesehatan di Surabaya

0 0 13

HUBUNGAN TERPAAN TAYANGAN REALITY SHOW PANGGUNG IMPIAN DI TRANSTV TERHADAP MOTIVASI KERJA MASYARAKAT SURABAYA SKRIPSI

0 1 12