STUDI KEBUTUHAN PENUMPANG DAN PENATAAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN KOTA (MPU) JALUR TERMINAL KRIAN DI KABUPATEN SIDOARJO.

STUDI KEBUTUHAN PENUMPANG DAN PENATAAN J ARINGAN
TRAYEK ANGKUTAN KOTA (MPU)
J ALUR TERMINAL KRIAN DI KABUPATEN SIDOARJ O

TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Teknik ( S-1 )
J URUSAN TEKNIK SIPIL

OLEH :
ARIS RUSDWIYANTO
0553310097

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
STUDI KEBUTUHAN PENUMPANG DAN PENATAAN J ARINGAN
TRAYEK ANGKUTAN KOTA ( MPU )
J ALUR TERMINAL KRIAN DI KABUPATEN SIDOARJ O

Disusun oleh :
ARIS RUSDWIYANTO
NPM : 05 53310 097
Telah diuji, dipertahankan dan diter ima oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Pr ogram Studi Teknik Sipil
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 23 Mei 2012
Dosen Pembimbing :
1. Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Penguji I


Ibnu Sholichin, ST., MT.
NPT : 3 7109 99 0167 1
2. Pembimbing Pendamping

Ir . Hendr ata Wibisana, MT.
NPT : 19651208 199103 1 00 1

Masliyah, ST., MT.

2. Penguji II

Iwan Wahjudianto, ST., MT.
NPT : 3 7102 99 0168 1
3. Penguji III

Nugr oho Utomo, ST.
NPT : 3 7501 04 0195 1
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur


Ir . Naniek Ratni J ar ., M. Kes.
NIP : 19590729 198603 2 00 1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
meyelesaikan tugas akhir denagan judul “ Studi Kebutuhan Penumpang Dan Penataan
Jaringan Trayek Angkutan Kota Jalur Terminal Krian Di Kabupaten Sidoarjo ”. Adapun
tugas akhir ini merupakan suatu syarat bagi mahasiswa dalam menempuh jenjang sarjana
( S1 ) di FTSP Jurusan Teknik Sipil universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis berusaha semaksimal mungkin
menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku kuliah dan buku – buku literatur yang
sesuai dengan judul tugas akhir ini. Disamping itu penulis juga menerapkan semua
petunjuk yang diberikan oleh dosen pembimbing. Namun sebagai manusia biasa dengan

keterbatasan yang ada, maka dalam tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari setiap pembaca akan
penulis terima demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini pula saya mencapaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1.

Ibu Naniek Ratni Jar.,M.Kes. Selaku Dekan FTSP – UPN “Veteran” Jawa
Timur.

2.

Bapak Ibnu Sholichin, ST, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil – FTSP –
UPN “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.

Ibu Novie Handajani.,ST,MT. Selaku sekretaris Jurusan Teknik Sipil UPN

“Veteran” Jawa Timur.

4.

Dra. Anna Rumintang,MT. selaku dosen wali yang telah banyak memberikan
motivasi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

5.

Bapak Ir. Hendrata Wibisana, MT. Dan Bapak Ibnu Sholichin, ST, MT. Selaku
dosen pembimbing tugas akhir.

6.

Para dosen dan staf pengajar yang telah membrikan bekal ilmu dan membantu
moral dalam menghadapi masalah selama mengerjakan tugas akhir ini.

7.

Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo yang telah memberikan kemudahan

dalam memenuhi data-data yang diperlukan.

8.

Bina Marga Kabupaten Sidoarjo yang telah memberikan kemudahan dalam
memenuhi data-data yang diperlukan.

9.

Orang tua dan Keluargaku semuanya ( Ibunda Tercinta, Ayahandaku, kakakku,
Tunanganku dan juga keponakanku ) yang tercinta yang telah memberikan
dukungan moril, materil, dan semuanya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas akhir ini amin.

10. Buat teman – teman seperjuanganku “AGP” community yaitu: Ferianto ,Wahyu
ambon, Didit, Sugik, Yusuf dan teman-teman yg belum disebutkan yang
memberi arti kehidupan dan selalu memberikan dukungan moril dan semoga
sukses semuanya amin.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dan sebagai akhir kata, penulis harapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumya, walaupun didalamnya
masih banyak kekurangan dan belum sempurna sepenuhnya.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya,

Mei 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

STUDI KEBUTUHAN PENUMPANG DAN PENATAAN J ARINGAN
TRAYEK ANGKUTAN KOTA (MPU)
J ALUR TERMINAL KRIAN DI KABUPATEN SIDOARJ O

ARIS RUSDWIYANTO
0353010032

ABSTRAK
Penyelenggaraan angkutan umum jalur Terminal Krian yang mempunyai jumlah
armada terbanyak sebesar 223 kendaraan yaitu pada jalur HB2 yang berjarak panjang
mencapai 28 Km, jalur HG berjarak 22 Km, jalur HF berjarak 13 Km, jalur HJ
berjarak 12 Km, jalur HK berjarak 23 Km, dan jalur HN1 berjarak 18 Km harus
ditata kembali dalam suatu kebutuhan penumpang dan jaringan trayek yang benarbenar dapat menjangkau, memenuhi kebutuhan masyarakat dalam suatu daerah. Dan
pelaksanaannya harus terkoordinasi serta didukung oleh semua pihak.
Untuk mengetahui kondisi suatu kebutuhan penumpang dan jaringan trayek yang
benar-benar dapat menjangkau seluruh daerah dan memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam suatu daerah, maka perlu dilakukan serangkaian kegiatan survai di lapangan
seperti survai inventarisasi angkutan kota, survai statis di luar terminal, survai naik
turun penumpang (on bus survai) dan survai wawancara penumpang di atas
kendaraan dan di pinggir jalan, selanjutnya mengadakan evaluasi dan, perhitungan
terhadap study kebutuhan penumpang dan penataan jaringan trayek angkutan umum
(MPU) di Kota Sidoarjo.
Dalam hasil studi yang dilakukan jumlah armada yang melayani trayek angkutan
kota jalur Terminal Krian di Kota Sidoarjo per hari mencapai 156 unit dengan jumlah

total kendaraan aktifnya sebanyak 199 unit, maka hal ini menunjukkan tidak
efektifnya trayek mencapai 43 unit yang tidak beroperasi. Sehingga hal ini bisa
dijadikan acuan bagi Pemerintah Sidoarjo dalam menetapkan kebijaksanaan dibidang
lalu lintas dan angkutan jalan khususnya dalam penyelenggaraan angkutan kota di
Kabupaten Sidoarjo.
Kata Kunci : Kebutuhan Penumpang, Penataan Jaringan Trayek, Angkutan Umum,
Unjuk Kerja Operasional, Biaya Operasi Kendaraan, Survai
Lapangan.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................

i


DAFTAR ISI....................................................................................................

ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

vi

BAB I : PENDAHULUAN ..............................................................................

1

1.1 Latar belakang...............................................................................

1


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………...... ...

3

1.4 Batasan Masalah ...........................................................................

4

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................

5

1.6 Lokasi ...........................................................................................

5

BAB II : TINJ AUAN .......................................................................................

8

2.1 Umum ..........................................................................................

8

2.2 Aspek Legalitas.............................................................................

9

2.3 Aspek Teknis ................................................................................

10

2.3.1 Unit Kerja Operasional Angkutan Umum .............................

11

2.3.2 Penataan Pola Jaringan Trayek .............................................

15

2.3.3 Kebutuhan Angkutan Umum ................................................

17

2.3.4 Permasalahan Angkutan Perkotaan .......................................

18

2.3.5 Permasalahan Angkutan Umum dan Usaha Perbaikan ..........

19

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .....................................................

23

3.1 Pembagian Zona .........................................................................

23

3.2 Pengumpulan Data .....................................................................

23

3.2.1 Data Primer .......................................................................

24

3.2.2 Data Sekunder ...................................................................

26

3.3 Metode Analisis .........................................................................

27

3.4 Bagan Alir Metode Penelitian.....................................................

29

BAB IV :ANALISA DAN PEMBAHASAN……………………..……………

30

4.1 Pembagian Zona ...........................................................................

30

4.2 Analisa Kinerja Armada Angkutan Kota .......................................

32

4.2.1 Survei Inventarisasi Angkutan Kota......................................

32

4.2.2 Survei Statis Di Luar Terminal .............................................

35

4.2.3 Survei Naik Turun Penumpang .............................................

37

4.2.4 Survei Wawancara Penumpang.............................................

41

4.3 Penentuan Kebutuhan Penumpang ................................................

41

4.3.1 Permintaan Angkutan ...........................................................

41

4.3.2 Menghitung Jumlah Kendaraan ............................................

43

4.3.3 Perbaikan Unjuk Kerja Operasional ......................................

45

4.3.4 Ringkasan Hasil Analisa……………………………………..

45

BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN……………….………………………

48

5.1 Kesimpulan ..................................................................................

48

5.2 Saran.............................................................................................

49

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 51
LAMPIRAN

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Zona-zona ( kecamatan ) yang dilalui angkutan.................................

23

Tabel 3.2 Lokasi Survey Angkutan Kota ..........................................................

26

Tabel 4.1 Zona- zona (kecamatan) Yang Dilalui angkutan……………………..

31

Tabel 4.2 Jumlah Armada Angkutan Kota (jalur Krian Sidoarjo)……………...

32

Tabel 4.3 Jarak tempuh Trayek Angkutan Kota………………………………..

33

Tabel 4.4 Rekapitulasi Survai Statis Di Luar Terminal………………………....

36

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Survai Naik Turun Penumpang..

40

Tabel 4.6 Permintaan Rata- Rata Angkutan…………………………………….

42

Tabel 4.7 Daftar Usulan Unjuk Kerja Operasional Angkutan Kota……………

47

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta lokasi studi tentang optimalisasi jaringan trayek di Terminal Krian .. 6
Gambar 1.1 Peta lokasi studi ..................................................................................

7

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian ............................................... ...

29

Gambar 4.1 Grafik Headway Pada Masing- masing Trayek………………………

37

Gambar 4.2 Grafik Jumlah Pnp/Rit pada Masing-masing Trayek…………………

40

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem kehidupan, sistem
pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial dan tingkat kepadatan
penduduk suatu wilayah akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
transportasi di wilayah tersebut. Di perkotaan kecenderungan yang terjadi adalah
meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun
urbanisasi yang berimplikasi pada semakin padatnya jumlah penduduk, sehingga
secara langsung maupun tidak langsung dapat mengurangi daya saing dari
transportasi di suatu wilayah.
Masalah transportasi darat berupa arus lalu lintas yang besar sering tak
dapat diikuti oleh penyediaan sarana dan prasarana yang melayaninya. Maka dari
itu dalam meningkatkan pelayanan di bidang transportasi yang ada sekarang
maupun yang akan datang sangat perlu diadakan perbaikan, pembenahan dan
pergantian di segala hal, baik itu jaringan jalan, jaringan trayek angkutan maupun
cara pelayanan dan manajemen, hal ini ditujukan agar dapat kesesuaian dengan
situasi dan kondisi yang ada dari waktu ke waktu, yang tentunya akan terus
berubah dan berkembang seperti halnya jumlah penduduk yang meningkat
mengakibatkan permintaan akan pelayanan jasa transportasi juga akan meningkat
begitu juga dengan perubahan jasa tata guna lahan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Dengan

meningkatnya

jumlah

penduduk

dan

berkembangnya

pertumbuhan suatu perkotaan akan mengakibatkan kebutuhan pelayanan angkutan
perkotaan khususnya angkutan kota, peranan pelayanan angkutan ini sangat vital
bagi pengguna jasa angkutan umum di Kota Sidoarjo, karena sampai saat ini
belum ada alternatif lain yaitu pelayanan angkutan umum yang murah seperti
yang dilayani oleh angkutan kota.
Dalam bidang sosial ekonomi dari tahun ke tahun kawasan Krian
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, hal tersebut dapat dilihat dari semakin
banyaknya berdiri pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat-tempat pendidikan dan
lain-lain. Sebagai penunjang kegiatan tersebut dan untuk memberikan kesempatan
yang luas bagi penduduk Krian untuk melakukan aktivitas sehari-hari terutama di
bidang transportasi kota, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo
menyediakan transportasi berupa angkutan umum perkotaan, yaitu dikelola oleh
koperasi dengan keterbatasan jumlah armada.
Angkutan kota yang dibahas adalah angkutan kota Lyn HF (jurusan
Terminal Krian – Bakalan – Tarik), angkutan kota Lyn HJ (jurusan Terminal
Krian – Sukodono), angkutan kota Lyn HB2 (jurusan Terminal Krian – Wonoayu
– Sidoarjo ), angkutan kota Lyn HK (jurusan Terminal Krian – Tropodo –Tarik –
M.Rowo), angkutan kota Lyn HG (jurusan Terminal Krian – Sidomulyo – Karang
pilang), angkutan kota Lyn HN.1 (jurusan Terminal Krian – Trosobo– Terminal
Taman – Terminal Bungurasih).
Untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang dibahas maka
perlu mengadakan studi mengenai kebutuhan penumpang dan penataan jaringan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

trayek angkutan umum perkotaan di Kota Sidoarjo khususnya di Terminal Krian,
studi ini memberikan alternatif usaha pemenuhan jumlah angkutan umum
perkotaan yang diperlukan masyarakat yang menggunakan jasa transportasi publik
di Krian.

1.2 Rumusan Masalah
Melihat kondisi seperti yang sudah dijelaskan, maka permasalahan dari
permasalahan dari pelaksanaan studi kebutuhan penumpang dan penataan jaringan
trayek angkutan kota (jalur Terminal Krian Sidoarjo) di Kabupaten Sidoarjo
adalah:
1. Berapa jumlah penumpang pada saat ini yang membutuhkan sarana angkutan
kota yang ada di Kota Sidoarjo (Jalur Terminal Krian Sidoarjo) yang terdiri
dari beberapa lyn angkutan kota.
2. Apakah sudah cukup jumlah armada angkutan kota pada saat ini yang
diperlukan dan bila kurang bagaimana cara mengatasinya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat pengguna jasa transportasi tersebut di Kota Sidoarjo.
3. Apakah sudah berjalan dengan baik metode penataan pola jaringan trayek
pada angkutan kota dan tingkat pelayanan angkutan kota di Kabupaten
Sidoarjo.

1.3 Tujuan Penelitian
Dengan mengetahui permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam tugas akhir ini adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1. Mengetahui jumlah penumpang yang membutuhkan angkutan umum
perkotaan (Jalur Terminal Krian Sidoarjo).
2. Menghitung kebutuhan angkutan umum perkotaan di Kota Sidoarjo (Jalur
Terminal Krian Sidoarjo).
3. Melakukan evaluasi terhadap pola jaringan trayek angkutan kota di Kota
Sidoarjo (Jalur Terminal Krian Sidoarjo).

1.4 Batasan Masalah
Setelah mempelajari masalah yang timbul, maka evaluasi ini dibatasi oleh :
1. Peninjauan ruas dan kondisi ruas yang dibahas hanya terhadap jaringan jalan
pada saat dilalui trayek.
2. Analisa kapasitas jalur hanya memperhatikan angkutan kota yang sudah ada.
3. Analisa kapasitas hanya mengetahui efisiensi dan type angkutan kota yang
sesuai dengan jumlah penumpang.
4. Kondisi lalu lintas hanya meninjau pada peak hours dan off peak hours.
5. Analisa operasional trayek (BOK) tidak dibahas.
6. Angkutan kota yang dibahas adalah angkutan kota Lyn HF (jurusan Terminal
Krian – Bakalan – Tarik), angkutan kota Lyn HJ (jurusan Terminal Krian –
Sukodono), angkutan kota Lyn HB2 (jurusan Terminal Krian – Wonoayu –
Sidoarjo ), angkutan kota Lyn HK (jurusan Terminal Krian – Tropodo –Tarik
– M.Rowo), angkutan kota Lyn HG (jurusan Terminal Krian – Sidomulyo –
Karang pilang), angkutan kota Lyn HN.1 (jurusan Terminal Krian – Trosobo–
Terminal Taman – Terminal Bungurasih).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.5 Manfaat Penelitian
Setelah mempelajari permasalahan yang timbul, maka manfaat penelitian
yang diharapkan dalam tugas akhir adalah :
1. Guna melakukan pengkajian terhadap demand (permintaan) angkutan yang
ada pada saat ini di daerah studi untuk melihat berbagai permasalahan yang
muncul sebelum perencanaan pelayanan angkutan kota dilaksanakan.
2. Guna mengidentifikasi dan memahami kebutuhan penumpang sehingga dapat
menyusun peringkat permasalahan.
3. Guna mengenali pola jaringan trayek yang ada di Kota Sidoarjo sehingga
dapat dijamin jaringan trayek yang sebaiknya digunakan di Sidoarjo.

1.6 Lokasi Studi
Lokasi studi berada di Terminal Krian, dimana dalam melakukan survei
dilakukan pada tiap rute yang dilalui oleh angkutan kota di masing-masing trayek.
Adapun lokasi studi ini merupakan sarana umum yang masih digunakan oleh
masyarakat Sidoarjo yang menggunakannya sebagai sarana umum. Terminal
Krian digunakan sebagai lokasi studi karena lokasi ini masih sangat dibutuhkan
oleh masyarakat mengingat lokasinya yang berada ditengah kota, sehingga
memudahkan masyarakat pengguna angkutan kota untuk memanfaatkannya.
Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk Sidoarjo, Terminal Krian
sangatlah penting keberadaannya, berikut ini adalah peta jaringan trayek dan
lokasi studi yang ada di kabupaten Sidoarjo (Gambar 1.1) dan (Gambar 1.2) :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Gambar 1.2 Lokasi studi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Di dalam kebutuhan akan pengangkutan baik orang maupun barang tidak
dilakukan hanya karena satu keinginan untuk mengangkut orang atau barang
semata, tetapi mempunyai maksud untuk mencapai tujuan lain. Oleh karena itu,
pengangkutan merupakan suatu kebutuhan yang diturunkan dari kebutuhan
terhadap suatu pelayanan. Menurut Morlok (1995:5), bahwa pengangkutan
diturunkan dari kebutuhan seseorang untuk bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain
untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian pengertian transportasi adalah
perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lainnya dengan
menggunakan alat tertentu.
Penganalisaan yang akan diuraikan nantinya, akan menggunakan landasan
hukum dan pedoman teori yang sudah ditetapkan. Hal ini, dimaksudkan agar
pembahasan yang dilakukan nantinya tidak menyimpang dari aturan dan ketetapan
yang sudah berlaku. Begitu juga dalam setiap tahap proses penganalisaan lebih
lanjut dari data yang didapat, dan disertai dengan kejelasan akan sumber dari
referensi ataupun literatur yang dipakai.
Dalam mengupas masalah landasan teori yang dipakai tentunya tak lepas
dari ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dan sejauh mana
penganalisaan yang akan dilakukan. Landasan teori ini akan mengacu kepada
aspek legalitas maupun aspek teknis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2.2 Aspek Legalitas
Dalam melakukan identifikasi dan analisa permasalahan, sebagai acuan
dari aspek legalitas adalah berupa produk-produk hukum yang mengatur
mengenai pola jaringan trayek dan unjuk kerja operasional angkutan umum.
1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang angkutan jalan.
Dalam Peraturan Pemerintah Numor 41 Tahun 1993 pasal 8 ayat 3, berkaitan
dengan angkutan kota, tingkat pelayanan dari trayek angkutan kota dibagi
menjadi :
a. Trayek Utama.
Dengan ciri pelayanan mempunyai jadwal tetap, melayani antar kawasan
utara dengan kawasan utama atau antar kawasan utama dengan kawasan
penduduk, perjalanan ulang alik, angkutan bersifat komersial, jenis
kendaraan bus umum, pelayanan cepat dan lambat, jarak pendek ; melalui
tempat yang telah ditetapkan hanya untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang.
b. Trayek Cabang.
Dengan ciri-ciri pelayanan mempunyai jadwal tetap, melayani antar
kawasan pendukung dengan kawasan pendukung atau antar kawasan
pendukung dengan kawasan pemukiman, jenis kendaraan bus umum.
Pelayanan cepat dan/atau lambat, jarak pendek, melalui tempat-tempat
yang telah ditetapkan, hanya untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

c. Trayek Ranting.
Dengan ciri-ciri pelayanan melayani dalam kawasan pemukiman, jenis
kendaraan bus umum dan mobil penumpang umum, pelayanan lambat,
jarak pendek.
d. Trayek Langsung.
Dengan ciri-ciri pelayanan mempunyai jadwal tetap, melayani antar
kawasan secara tetap yang bersifat masal dan langsung, jenis kendaraan
bus umum, pelayanan cepat, jarak pendek, melalui tempat yang telah
ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

2.3 Aspek Teknis
Dalam menentukan kebutuhan angkutan kota di wilayah perkotaan, pada
dasarnya pemakai kendaraan angkutan kota dan penumpang menghendaki tingkat
pelayanan yang memadai yang meliputi waktu tempuh, waktu tunggu dan
kenyamanan dalam perjalanan.
Menurut Abubakar I. dkk (1996:179), menyatakan bahwa indikator
pelayanan angkutan digolongkan menjadi waktu menunggu, jarak pejalan kaki ke
halte, waktu perjalanan, kecepatan perjalanan, biaya perjalanan.
Permasalahan yang jelas terlihat adalah semakin meningkatnya kebutuhan
atau permintaan perjalanan dari pengguna jasa dan kemungkinan adanya pola
pergerakan dari perjalanan yang berbeda. Sehingga usaha untuk penanggulangan
yang harus dilakukan adalah dengan mengimbangi bertambahnya permintaan
tersebut dengan penambahan fasilitas ataupun perubahan jenis fasilitas yang lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

memadai beserta perbaikan dan pembenahan tingkat pelayanannya.
Dalam melakukan identifikasi dan analisa permasalahan, sebagai acuan
dari aspek teknis adalah menggunakan teori-teori yang menyangkut teknis
pengambilan data-data di lapangan dan teknis dari pengoperasian Angkutan kota.

2.3.1

Unit Kerja Operasional Angkutan Umum
Unjuk kerja operasional angkutan umum adalah merupakan unjuk kerja

yang diberikan angkutan dalam melayani masyarakat secara operasional di
lapangan, dimana unjuk kerja tersebut meliputi : (Sumber : Laporan Pelaksanaan
DLLAJ 1997/1998:12)
a) Headway adalah selang waktu antara muka kendaraan yang satu dengan muka
kendaraan berikutnya :
Headway =

1
Kend / Jam
Frekuensi

…………………………(2.1)

b) Fr ekwensi adalah banyaknya jumlah kendaraan yang lewat pada satu titik
tertentu dalam satuan waktu tertentu, biasanya dalam jam.

Frekwensi =

1
Kend / Jam
Headway

…………………………(2.2)

c) Load factor adalah perbandingan antara total jumlah penumpang dalam
kendaraan dengan kapasitas angkut kendaraan tersebut.

FM =

(∑ pnp − Km)
x100%
(∑ Mpu − Km) xC

....................................(2.3)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Dimana :

FM
∑Pnp-Km

= Faktor Muatan
= Jumlah Pnp dikalikan dengan panjang
perjalanannya dalam satuan waktu
tertentu.

∑MPU-Km

= Jumlah perjalanan MPU dikalikan dengan
panjang trayek dalam satu satuan waktu
tertentu.

C

= Kapasitas kendaraan

d) Rit adalah jumlah satu kali perjalanan dari awal perjalanan sampai dengan
akhir perjalanan.
e) RTT (Round Trip Time) adalah lamanya rata-rata waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan satu kali perjalanan dari asal perjalanan sampai dengan akhir
perjalanan dan kembali ke asal perjalanan, termasuk didalamnya waktu
menunggu penumpang baik di asal pemberangkatan maupun di akhir
pemberangkatan.
f) Kendaraan operasi adalah jumlah kendaraan yang secara aktual melayani
trayek.
g) Kendaraan yang dibutuhkan adalah jumlah kendaraan yang dibutuhkan
untuk melayani suatu trayek sesuai dengan kriteria pelayanan yang ditetapkan.
h) Tingkat per gantian angkutan umum adalah banyaknya pengguna angkutan
umum yang melakukan pergantian angkutan untuk mencapai tujuannya.
i) Penentuan kebutuhan kendaraan.
Adapun perhitungan penentuan kebutuhan kendaraan digunakan formula

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

sebagai berikut : (Sumber: Laporan Pelaksanaan DLLAJ 1997/1998:13)

M

R =

r
R

...……………………………………… (2.4)

Wp
RTT

...……. ………………………………...(2.5)

=

RTT =

Sx 2
v

…………………………………………(2.6)

r =

P
K

…………………………………………(2.7)

Dimana :
M

=

Jumlah kendaraan yang dibutuhkan Jumlah rit perhari

r

=

Frekwensi selama jam operasi

Wp

=

Lama jam operasi

RTT

=

Waktu tempuh pulang pergi

S

=

Jarak tempuh

V

=

Kecepatan rata-rata

P

=

Jumlah perjalanan yang terjadi

K

=

Okupansi minimum yang dicapai

j) Dasar perhitungan jumlah kendaraan pada satu jenis trayek ditentukan oleh
kapasitas kendaraan, waktu sirkulasi, waktu henti kendaraan di
terminal,dan waktu antara kendaraan.
1. Untuk kapasitas kendaraan telah dijelaskan di atas.
2. Waktu sirkulasi dengan pengaturan kecepatan kendaraan rata-rata 20

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

km per jam dengan deviasi waktu sebesar 5% dari waktu perjalanan.
Waktu sirkulasi di hitung dengan rumus :
CTABA = ( T AB + TBA ) + (σAB2 + σBA2 ) + ( TTA + TTB )
Keterangan :
CTABA

= waktu

sirkulasi dari A ke B, kembali ke A

TAB

= waktu

perjalanan rata-rata dari A ke B

TBA

= waktu

perjalanan rata-rata dari B ke A

σAB

= deviasi waktu

σBA

= deviasi

waktu perjalanan dari B ke A

TTA

= waktu

henti kendaraan di A

TTB

= waktu

henti kendaraan di B

perjalanan dari A ke B

3. Waktu henti kendaraan di asal atau di tujuan (TTA

atau TTB)

ditetapkan sebesar 10% dari waktu perjalanan antar A dan B.
4. Waktu antara kendaraan ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut :
H =

60.C.Lf
P

Keterangan :
H

= Waktu antara (menit)

P

= Jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat

C

= Kapasitas kendaraan

Lf

= Faktor muat, diambil 70% (pada kondisi dinamis)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

5. Jumlah armada per waktu sirkulasi yang diperlukan dihitung dengan
formula :
K=

CT
H . fA

Keterangan :
K = Jumlah kendaraan
CT = Waktu sirkulasi (menit)
H = Waktu antara (menit)
fA = Faktor ketersediaan kendaraan (100%)
7. Kebutuhan jumlah armada pada periode sibuk = K’, antara pukul 06.0012.00 = (W)
Headway = K

2.3.2

W
CTABA

Penataan Pola J aringan Trayek
Dalam studi penataan pola jaringan trayek ini, penataan jaringan trayek

dilakukan dengan mengacu kepada beberapa teori dasar, yakni: (sumber : Laporan
Pelaksanaan DLLAJ 1997/1998 :10)
a) Filosofi Penataan Jaringan Trayek.
Filosofi dasar dalam penataan jaringan trayek angkutan umum adalah
bagaimana suatu pola jaringan trayek angkutan umum disusun agar efisiensi
dan efektifitas jaringan dalam memindahkan orang dan atau barang dapat
tercapai.

Upaya

pencapaian

efisiensi

dilakukan

dengan

kegiatan

memaksimumkan penyediaan pelayanan angkutan umum dengan biaya
operasi yang minimum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Sedangkan efektifitas dikaitkan dengan upaya memaksimumkan
pelayanan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
b) Pertimbangan Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum.
Dalam studi penataan jaringan trayek angkutan umum ini, penataan
jaringan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang akan
mempengaruhi baiknya kinerja jaringan maupun unjuk kerja operasional
angkutan umum antara lain : Kependudukan ; Tata Guna Lahan ; Standard
Jalan dan Pertimbangan Keselamatan ; Akses bagi pejalan kaki ; Batasan
Finansial ; Strategi pcmasaran ; Pola Perjalanan.
c) Kriteria Penataan Pola Jaringan Trayek.
Dalam studi Penataan Pola Jaringan Trayek angkutan umum ini,
kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :


Jumlah Penumpang Minimum yang harus diangkut.
Jumlah minimum penumpang yang harus diangkut oleh suatu angkutan
umum akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup pengusaha
angkutan umum. Apabila minimum penumpang yang harus diangkut oleh
angkutan umum tidak terpengaruh maka pengusaha angkutan akan
mengalami kerugian, dan sebaliknya. Minimum penumpang yang harus
diangkut akan diperoleh dari perbandingan antara besarnya pendapatan
dengan Biaya Operasi Kendaraan (BOK).



Lintasan rute selurus mungkin.
Lintasan rute dibuat selurus mungkin, hal ini untuk menghindari
terbuangnya waktu pengguna angkutan umum dengan melalui lintasan-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

lintasan yang tidak perlu dilewati oleh pengguna angkutan umum. Apabila
kondisi tidak memungkinkan maka lintasan dapat dibuat tidak selurus
mungkin dengan mempertimbangkan waktu perjalanan dari terminal satu
ke terminal lainnya tidak lebih dari 10 menit.


Menghindari tumpang tindih pelayanan
Tumpang tindih trayek angkutan umum dapat dibenarkan apabila kondisi
yang ada tidak memungkinkan dengan mempertimbangkan headway
kombinasi lebih dari 3 menit pada jam sibuk dan 8 menit pada waktu tidak
sibuk ; Faktor muatan rata-rata lebih dari 70 % ; Lintasan yang sama tidak
lebih dari 50 panjang trayeknya .



Trayek berawal dan berakhir pada suatu titik simpul tertentu.



Lintasan pergi pulang melalui lintasan yang sama.



Rute menjangkau semua titik bangkitan perjalanan.

2.3.3

Kebutuhan Angkutan Umum
Kegiatan angkutan umum terjadi karena adanya kebutuhan penduduk akan

jasa angkutan, maka pengaturan perlu memperhatikan hubungan antara kebutuhan
pelayanan dan penyediaan pelayanan. Pengaturan sistem angkutan penumpang
yang optimal akan terjadi apabila kebutuhan sesuai dengan penyediaan pelayanan,
untuk itu penyediaan angkutan umum harus mampu melayani segala gerak
penduduk secara efisien dan tidak menimbulkan masalah.
Dengan tersedianya moda angkutan umum maka kompetisi antar moda
tidak dapat dicegah, jika kompetisi tidak terarah akan menimbulkan efek negatif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

terhadap kualitas pelayanan maupun kualitas lingkungan dan terutama akan
mempengaruhi kebijaksanaan dan ekonomi. Dan apabila manfaat angkutan umum
tidak mencapai sasaran, maka pemakaian kendaraan pribadi akan meningkat
penggunaannya yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan lahan untuk
aktifitas kendaraan pribadi baik berupa parkir maupun garasi.

2.3.4

Per masalahan Angkutan Per kotaan
Menurut Ofyar Z. Tamin angkutan umum perkotaan merupakan salah satu

tulang punggung ekonomi perkotaan dimana kota yang baik dan sehat dapat di
tandai dengan melihat kondisi sistem angkutan umum perkotaan. Hal ini
disebabkan karena transportasi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan umat
manusia, selama hal itu dibutuhkan dalam pendistribusian bahan pergerakan
aktifitas manusia maupun barang sebagai komponen mikro suatu perekonomian.
Sektor transportasi harus mampu memberikan kemudahan bagi seluruh
masyarakat dalam segala kegiatan di semua lokasi yang berbeda dan tersebar
dengan karakteristik fisik yang berbeda pula. Transportasi yang aman dan lancar
selain mencerminkan keteraturan kota juga mencerminkan kelancaran kegiatan
perekonomian kota. Angkutan umum perkotaan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat perkotaan hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat
perkotaan yang berpenghasilan menengah ke bawah akan menggunakan angkutan
umum untuk menunjang kegiatan sehari-hari sehingga mobilitas jasa angkutan
umum ini sangat dirasakan penting keberadaannya, selain itu angkutan umum
harus direncanakan dan di koordinasikan sebaik-baiknya sehingga pelayanan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

angkutan umum bisa menjamah setiap inci dari daerah perkotaan yang ada
khususnya daerah permukiman, perkantoran dan pertokoan.
Beberapa pokok permasalahan timbul dalam pengoperasian angkutan
umum sebagai berikut :


Penumpang menginginkan sarana angkutan umum yang tersedia cukup
banyak, murah tarifnya, cepat, aman dan nyaman.



Pemilik angkutan menginginkan keuntungan yang semaksimal mungkin
dengan menaikan sebanyak mungkin tanpa memperhatikan kepentingan
penumpang (aman, cepat dan nyaman)



Pengemudi menginginkan pendapatan yang besar sehingga dapat
memenuhi setorannya pada pemilik dan mendapatkan upah yang banyak.



Tidak sesuainya jumlah armada yang ada dengan kebutuhan pergerakan
penumpang yang ada.



Hal lain yaitu faktor ketidakdisiplinan pengemudi angkutan umum Iebih
memberatkan permasalahan yang ada.

2.3.5

Per masalahan Angkutan Umum Dan Usaha Per baikannya
Berikut ini akan diuraikan beberapa permasalahan kemacetan di daerah

perkotaan yang ditimbulkan oleh keberadaan angkutan umum (Ofyar Z. Tamin,
Transportasi Perkotaan, ITB).
a.

Seluruh wilayah kota harus dapat terjangkau oleh pelayanan angkutan
umum. Jika terdapat suatu daerah yang tidak terjangkau maka dapat dipastikan
penduduk yang berada di daerah tersebut akan terpaksa menggantungkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

dirinya pada angkutan pribadi (hal ini jelas tidak akan menguntungkan bagi
kapasitas jalan yang terbatas). Oleh sebab itu, trayek angkutan harus
direncanakan sedemikian rupa dengan memperhatikan pola tata guna lahan,
pola penyebaran penduduk dan pola kebutuhan pergerakan.
Kendaraan angkutan umum dalam alternatif pelayanannya harus dapat
memenuhi

tuntutan

dan

kebutuhan

masyarakat

dalam

melakukan

perjalanannya. Hal ini disebabkan karena permintaan (demand) perpindahan
manusia dari dan ke berbagai tujuan berbeda dan beragam serta mengingat
prasarana jaringan jalan yang demikian rumit dan terbatas. Oleh sebab itu,
maka pengalokasian angkutan umum harus dilakukan dalam rute-rute
pelayanan sedemikian rupa sehingga kebutuhan untuk mencapai pola asaltujuan pergerakan dapat terdistribusi secara merata.
b.

Jumlah armada yang beroperasi dan 'time headway' atau frekuensi pada
masing-masing rute/trayek harus diatur sedemikian rupa sesuai dengan
kebutuhan pergerakan yang terjadi (pada jam sibuk dan jam tidak sibuk).
Tidak adanya perencanaan dan pengaturan ijin trayek yang baik menyebabkan
terdapatnya rute 'gemuk' dan rute 'kurus' dan jumlah armada yang tidak
optimal sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini jelas akan menyebabkan
permasalahan kemacetan yang kronis pada rute tersebut karena angkutan
umum yang jumlahnya terlalu banyak akan berusaha berebut penumpang yang
jumlahnya tertentu.

c.

Tidak teraturnya daerah operasi kendaraan angkutan umum selalu
dipersalahkan sebagai salah satu penyebab kesemrawutan kendaraan umum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

seharusnya memiliki fungsi tersendiri dan beroperasi di daerah yang sesuai
dengan ukuran dan kapasitas jaringan jalan yang akan dilaluinya. Bus
misalnya dengan kapasitas besar harus beroperasi di jalan-jalan arteri,
sementara jenis angkutan minim lainnya dengan ukuran kendaraan kendaraan
yang lebih kecil, dapat beroperasi pada jalan-jalan kolektor maupun lokal,
daerah pinggiran kota atau di daerah-daerah pemukiman dalam jarak dekat.
Menengah dan sebagainya. Seperti contoh di Kota Bandung, angkutan bus
kota dalam hal ini sudah melayani jalan-jalan arteri di kota Bandung
sementara itu rute angkutan umum lainnya (angkot) juga hanyak yang
melintasi jaringan jalan yang lama dengan lintasan angkutan bus kota. Hal
tersebut menunjukkan adanya jalur tumpang-tindih antara angkutan jenis bus
kota dengan angkutan jenis angkot. Rute angkot banyak bergerak di jalanjalan arteri bersamaan dengan rute angkutan bus kota, padahal sebagaimana
sudah diungkapkan, setiap jenis kendaraan umum seharusnya mempunyai
fungsi sendiri-sendiri dan beroperasi di daerah yang sesuai dengan ketentuan
peruntukannya. Dengan banyaknya rute angkutan angkot yang beroperasi di
jalan-jalan arteri bersamaan dengan rute angkutan bus kota, menimbulkan
ketidakefisienan dalam hal penggunaan prasarana jalan. Selain ini, hal
demikian juga cenderung menimbulkan sikap kompetisi diantara sesama
pengendara angkutan umum untuk mengejar calon penumpang, sehingga
membawa akibat yang berantai seperti tindakan pelanggaran lalu lintas,
menurunnya sopan santun berlalu lintas serta tidak menghiraukan keamanan
para pemakai jalan lainnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Salah satu cara untuk mengefisienkan penggunaan ruang jalan agar tidak
terjadi tumpang tindih antara moda bus kota dengan moda angkot dan
mengurangi akumulasi jumlah angkot dan bus kota di pusat kota adalah
dengan menata kembali rute angkutan umum (bus kota dan angkot).
d.

Rute angkutan umum yang baik harus dapat memenuhi kepentingan kedua
belah pihak yaitu pihak penumpang (user) dan pihak operator (swasta dan
pemerintah). Untuk dapat memenuhi kedua belah pihak tersebut, maka
penyusunan rute angkutan umum berdasarkan pada pola asal-tujuan
pergerakan. Ongkos perjalanan minimum, efisiensi sistem lalu lintas kota dan
kebijaksanaan pemerintah daerah. Agar menghasilkan kesesuaian pelayanan
angkutan umum dengan aktifitas kota secara keseluruhan, maka perlu pula
dipertimbangkan secara menyeluruh tentang pola tata guna lahan, pola
jaringan jalan, pola penyebaran penduduk, pola kebutuhan pergerakan dan
lain-lain.

e.

Selain penataan rute angkutan umum, lokasi terminal dan shelter, tingkat
pelayanan angkutan umum (kenyamanan, keselamatan) juga harus perlu
diperhatikan.

f.

Akan tetapi, hal yang terpenting yang perlu diperhatikan adalah masalah
kedisiplinan dari para pengendara angkutan umum dan aparat penegak hukum.
Banyak ahli yang menyatakan bahwa masalah kemacetan di kota-kota besar
disebabkan karena masalah rendahnya tingkat disiplin para pemakai jalan dan
aparat penegak hukum lalu lintas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Pembagian Zona
Dalam hal ini pengelompokan daerah / pembagian zona dilakukan

berdasarkan kecamatan yang dilalui oleh trayek angkutan kota yang beroperasi di
Terminal Krian.
Tabel 3.1 Zona – zona ( Kecamatan ) yang dilalui angkutan
No

Zona

Topografi Zona

1

Lyn HF

Pasar Krian-Pertokoan-Pom Bensin- -Ruko-Rumah
Tinggal.

2

Lyn HJ

Pasar Krian-Stasiun- Pom Bensin -Pertokoan-Mal
Sidoarjo-Ruko-Rumah Tinggal-Pasar Larangan.

3

Lyn HB2

Pasar Krian-Stasiun-Pertokoan-Mal Sidoarjo-RukoRumah Tinggal-Pasar Larangan.

4

Lyn HK

Pasar Krian-Pertokoan-Rumah Tinggal.

5

Lyn HG

Pasar Krian-Pertokoan-Perumahan.

6

Lyn HN1

Pasar Krian-Pertokoan- -Pasar-Ruko-Perumahan.

Sumber : Dinas Perhubungan Sidoarjo, 2006

3.2

Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan kebutuhan penumpang dan penataan jaringan trayek

angkutan umum di Kabupaten Sidoarjo dibutuhkan data-data primer maupun
data-data sekunder, dimana data-data tersebut digunakan untuk mengetahui

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

karakteristik pola jaringan trayek yang ada maupun unjuk kerja operasional
angkutan umum dalam wilayah Kabupaten Sidoarjo yang bermukim di Terminal
Krian.

3.2.1

Data Pr imer
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mendata secara langsung

kondisi yang terjadi di lapangan melalui survei-survei. Adapun survei yang
dilakukan dalam penganalisaan ini adalah :
A. Survei Statis di Luar Terminal
1. Survei yang dilakukan dengan mencatat beberapa point tertentu yaitu:
jurusan, kapasitas, jumlah penumpang, waktu angkutan kota untuk
mendapatkan frekuensi pelayanan angkutan kota tersebut.
2. Maksud dan tujuan adalah untuk mendapatkan frekuensi pelayanan
masing-masing trayek, faktor muat statisnya serta headway nya.
3. Waktu pelaksanaan survei dimulai pada jam 06.00 WIB – 12.00 WIB.
4. Teknik pengumpulan data dengan mencatat jurusan, kapasitas, jumlah
penumpang dan waktu angkutan kota melewati titik survei tersebut.
B. Survei Naik Turun Penumpang
1. Pengertian dari survei adalah survei ini dilakukan pada angkutan kota,
dimana naik ke atas kendaraan yang disurvei kemudian mencatat
penumpang yang naik dan turun pada masing-masing ruas, mulai dari asal
(awal perjalanan) sampai ke tempat tujuan (akhir perjalanan) dan kembali
lagi ke asal (awal perjalanan).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2. Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui faktor muat,
jumlah penumpang yang naik pada masing-masing kendaraan yang
disurvei, RTT (Round Trip Time) serta rit/hari dalam operasi kendaraan.
3. Teknik pengumpulan data dari survei ini adalah :
a) Dengan naik ke atas kendaraan yang disurvei dan mengikuti perjalanan
kendaraan dari asal perjalanan sampai dengan akhir perjalanan serta
mencatat waktu kendaraan mulai berangkat.
b) Dengan mencatat jumlah penumpang yang naik dan turun pada
masing-masing ruas dan mencatat waktu kendaraan sampai di tujuan
serta mewawancarai beberapa sopir kendaraan untuk mengetahui
jumlah rit/hari dalam operasi kendaran.
C. Survei Wawancara Penumpang di atas Kendaraan
1. Survei wawancara penumpang di atas kendaraan


Survei dilakukan dengan cara dimana naik di atas kendaraan yang
disurvei kemudian mewawancarai beberapa penumpang sesuai dengan
pertanyaan yang ada dalam formulir survei.



Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui tingkat
perpindahan penumpang (pergantian moda).



Teknik pengumpulan data dari survei ini adalah dengan naik ke atas
kendaraan yang disurvei dan mengikuti perjalanan kendaraan dari asal
perjalanan sampai dengan akhir perjalanan serta mewawancarai
beberapa penumpang sesuai dengan pertanyaan yang ada dalam
formulir survei.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Tabel 3.2 Lokasi survey angkutan kota
Kode
Panjang
Jumlah
Trayek
Trayek
Armada

Jurusan

Kapasitas
Kendaraan

HF

13

20

T. Krian – Bakalan – Tarik

12

HJ

12

20

T. Krian - Sukodono

12

HB2

28

103

T. Krian– Wonoayu - Sidoarjo

12

HK

23

21

HG

22

32

HN.1

18

27

T. Krian – Tropodo – Tarik –
M.Rowo
T. Krian – Sidomulyo – Karang
pilang
T. Krian – Trosobo – T. Taman –
T. Bungurasih

12
12
12

Sumber : Dishub Sidoarjo
3.2.2

Data Sekunder
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari instansi-

instansi terkait, seperti :
A. Data jumlah kendaraan angkutan umum Perkotaan yang beroperasi di Kota
Sidoarjo dari Dinas Perhubungan Kota Sidoarjo. Data yang akan dipergunakan
dalam penelitian ini adalah jumlah armada angkutan umum Perkotaan yang
bermukim di Terminal Krian. Untuk selanjutnya data jumlah armada ini akan
digunakan untuk membandingkan dengan jumlah armada hasil dan analisis.
B. Data rute angkutan umum Perkotaan jalur Terminal Krian dari Dinas
Perhubungan Kota Sidoarjo. Data ini akan dipergunakan untuk perhitungan
jumlah penumpang yang akan naik kendaraan pada jalur tersebut dan untuk
mengetahui jangkauan pelayanan angkutan.
C. Data jaringan jalan dari Dinas Binamarga Kota Sidoarjo, data ini akan
dipergunakan untuk mengetahui ruas jalan yang akan dilalui oleh angkutan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

kota.
D. Survei Inventarisasi Angkutan Umum.
Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan
angkutan umum, selain didapatkan dari instansi terkait juga dilakukan secara
langsung di lapangan. Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan dan
menyusun data mengenai angkutan umum.

3.3

Metode Analisis

A. Mengevaluasi dan merencanakan pelayanan angkutan umum perkotaan jalur
Terminal Krian meliputi :
-

Menentukan jenis moda dan kapasitasnya, yang akan dipakai dalam
penentuan rencana pelayanan angkutan tersebut. Dari data frekuensi
kendaraan angkutan yang diperoleh dapat ditentukan jumlah kapasitas
angkutan.

-

Menghitung jumlah armada yang akan beroperasi dan jumlah frekuensi
angkutan pada jalur tersebut

-

Menghitung jumlah penumpang yang naik dari asal perjalanan dan yang
naik di jalan dari hasil survei faktor muat statis dan dinamis. Penjumlahan
jumlah penumpang yang naik di jalan dan jumlah penumpang yang naik
dari asal perjalanan merupakan jumlah potensi penumpang yang ada.

-

Menghitung faktor muat masing-masing jalur berdasarkan kapasitas dan
jumlah penumpang yang telah dihitung dengan cara membandingkan
jumlah potensi penumpang dengan kapasitas angkutan yang ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

-

Menghitung headway (waktu antara) dan RTT (Round Trip Time)
pelayanan angkutan kota sesuai dengan kebutuhan armada dan rencana
operasi.

-

Menghitung jumlah kendaraan mikrolet yang dibutuhkan pada masingmasing jalur berdasarkan data jumlah potensi penumpang, kapasitas
angkutan, faktor muat dan RTT (Round Trip Time).

-

Menganalisis kelayakan pengoperasian armada angkutan kota pada
masing-masing jalur dengan menghitung jumlah biaya operasi kendaraan
yang dikeluarkan.

-

Menganalisis jumlah kendaraan yang beroperasi saat ini apakah sudah
sesuai atau tidak berdasarkan perhitungan kebutuhan kendaraan.

-

Menganalisis metode penataan pola jaringan trayek saat ini apakah sudah
baik atau belum berdasarkan hasil survei wawancara penumpang.

B. Kesimpulan dan Saran
-

Menyimpulkan rencana pelayanan yang dapat dipakai untuk angkutan
umum jalur Terminal Krian.

-

Mengusulkan penggunaan armada angkutan kota khususnya jalur Terminal
Krian yang sesuai dengan jumlah penumpang yang ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa