PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “INDONESIA 2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” Edisi 12-18 Desember 2011).

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJ ALAH TEMPO
(Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Kar ikatur Cover Majalah Tempo “INDONESIA
2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” Edisi 12-18 Desember 2011)

SKRIPSI

Oleh :
RIKA PRIRACHMANING AYU
NPM. 0843010127

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJ ALAH TEMPO

(Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “INDONESIA 2012
BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” Edisi 12-18 Desember 2011)

Disusun Oleh :

RIKA PRIRACHMANING AYU
NPM. 0843010127

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian / Seminar Skr ipsi

Menyetujui,
PEMBIMBING

Drs. Saifuddin Zuhr i, M.Si
NPT.370069400351

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Supar wati, Msi

NIP 195507.1819.8302.2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi saya yang
berjudul “PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO ( Studi
Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “INDONESIA
2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” edisi 12-18 Desember 2011 )
Proses

pengerjaan

yang

berlangsung


selama

satu

semester

ini

menghabiskan banyak waktu. Sekalipun penulis harus mengalami berbagai
kesulitan, tetapi bersyukur bahwa skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini banyak
terdapat kekurangan. Selesainya penyusunan laporan skripsi ini tidak lepas dari
adanya arahan dan bimbingan dari bapak Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si yang dengan
segala perhatian dan kesabarannya rela meluangkan waktunya untuk penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :
1. Dra, Ec, Hj, Suparwati, MSi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Juwito, S.sos, MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
3.

Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si, Dosen pembimbing yang selalu memberi
dukungan dan koreksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Orang tua , Mertua dan Keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan
dalam segala keadaan dan selalu memberi motivasi dan semangat.
5. Kepada Sahabat-sahabat saya Risca Puspita Rini, Lulut Nilot Palasari,
Diajeng Retno Safitri, Dessy Susanti, Indriana Saprita, Filzah, Nana, Maia,
Nina yang selalu memberi motivasi dan segala bantuannya.
6. Kepada Suami saya Dimas Bagus Agung Kurniawan terimakasih sudah
banyak sekali memberi masukan, informasi, ilmu, dan pengorbanan
sehingga selesailah laporan Skripsi ini.
7. Semua orang yang telah banyak membantu dan memberikan saran atau

kritik kepada penulis namun tidak tersebutkan, penulis ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

Demikian skripsi ini ditulis, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi di masa yang akan datang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Mohon Kritik dan
saran.

Surabaya, 31 Mei 2012

Rika Prirachmaning Ayu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL

Halaman

........................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI

................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................ iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….... viii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. ix
ABSTRAKSI............................................................................................... x
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah ……………………………. 1

1.2.


Perumusan Masalah

1.3.

Tujuan Penelitian ......................................................... 13

1.4.

Kegunaan Penelitian

............................................. 12

............................................. 13

1.4.1. Kegunaan Teoritis ............................................. 13
1.4.2. Kegunaan Praktis ............................................. 13
BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori

......................................................... 14

2.1.1. Media Cetak
2.1.2. Majalah

............................................. 14

......................................................... 15

2.1.3. Cover atau Sampul .......................................... 16
2.1.4. Kartun dan Karikatur ...................................... 17
2.1.5. Karikatur dalam Media Massa ......................... 19
2.1.6. Karikatur sebagai Kritik Sosial ......................... 21
2.1.7. Komunikasi Non Verbal .................................. 23
2.1.8. Komunikasi Politik


.................................. 24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

2.1.9. Konsep Krisis

…………………………….. 25

2.1.10. Konsep INDONESIA 2012 ............................... 29
2.1.11. Mata Uang Euro …………………………….. 31
2.1.12. Konsep Payung

…………………………….. 34

2.1.13. Makna Posisi Tangan
2.1.14. Makna Ombak


................................. 36

..........……………………… 39

2.1.15. Makna Bintang-bintang …………………….. 40
2.1.16. Makna Baju Safari

…………………….. 42

2.1.17. Makna Kopiah Atau Peci …………………….. 43
2.1.18. Makna Berselancar ………………………….. 46
2.1.19. Konsep Makna

…………………………….. 47

2.1.20. Pemaknaan Warna …………………………… 51
2.1.21. Pendekatan Semiotika

.................................. 56


2.1.22. Semiotika Charles S. Pierce .............................. 60
2.2.

BAB III

Kerangka Berpikir ........................................................ 62

METODE PENELITIAN
3.1.

Metode Penelitian …………………………………….. 65

3.2.

Korpus .……………………………………………… 66

3.3.

Unit Analisis ………………………………………… 67
3.3.1. Ikon (ikon) ……………………………………. 68
3.3.2. Indeks (index) ……………………………...... 68
3.3.3. Simbol (symbol) ……………………………... 69

BAB IV

3.4.

Teknik Pengumpulan Data …………………………… 70

3.5.

Teknik Analisis Data

……………………………… 71

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian
Data

……………………………………………... 75

4.1.1. Pemaknaan Terhadap Karikatur
“BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS”....... 75
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

4.1.2. Majalah Tempo ................................................. 77
4.2

4.3

Penyajian Data

........................................................... 78

Analisis pemaknaan karikatur “BERSELANCAR DI
ANTARA KRISIS”

4.4

................................................... 82

4.3.1

Ikon

……................................................... 83

4.3.2

Indeks ........................................................... 91

4.3.3

Simbol ......................................................... 94

Makna keseluruhan Pemaknaan Karikatur
“BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” dalam
Model Triangle of Meaning Pierce

BAB V

........................... 99

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

5.2

Saran

........................................................... 101

........................................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA

……………………………………………… 103

DAFTAR LAMPIRAN

……………………………………………… 106

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Kehadiran media massa terutama media cetak merupakan penanda
awal dari kehidupan modern sekarang ini. Pesan melalui media cetak
diungkapkan dengan huruf-huruf dan baru menimbulkan makna apabila
khalayak berperan secara aktif. Karena itu berita, tajuk rencana, artikel,
dan lain-lain, pada media cetak harus disusun sedemikian rupa, sehingga
mudah dicerna oleh khalayak. Kelebihan media cetak adalah media ini
dapat dikaji ulang, didokumentasiakan, dan dihimpun untuk kepentingan
pengetahuan, serta dapat dijadikan bukti otentik yang bernilai tinggi.
(Effendy, 2000 : 313-314).
Media mempunyai cara pengemasan yang variatif dan beragam
yang disesuaikan dengan segmentasi, konsumen, orientasi internal diri
media itu sendiri dan banyak faktor-faktor kepentingan yang lain. Media
massa merupakan bidang kajian yang kompleks, media massa bukan
berarti hanya suatu variasi media yang menyajikan informasi kepada
khalayak, tetapi khalayak juga yang menggunakan media massa dengan
cara yang beragam. Beberapa orang yang menggunakan media untuk
mendapatkan informasi, ada juga yang menggunakan media untuk
mendapatkan hiburan atau mengisi waktu. Media cetak bisa dipakai untuk
mentransmisikan warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

Karena memiliki kemampuan membawa pesan yang spesifik dengan
penyajian yang mendalam. Majalah berbentuk seperti buku yang
mempunyai kualitas permanen sehingga bisa disimpan dalam waktu yang
lama.
Majalah yang ada saat ini, seiring dengan perkembangan jaman
telah mengalami banyak kemajuan. Jika pada mulanya kehadiran majalah
dalam bentuk cetak sederhana, dicetak diatas kertas dengan kualitas apa
adanya. Maka saat ini hadir dalam bentuk dan sajian yang lebih bagus dan
menarik. Karena dicetak dengan kualitas yang tinggi. Macam-macam
majalah yang beredar saat ini sangat beaneka ragam seperti majalah anakanak, remaja, dewasa, olahraga, keluarga, politik, laki-laki dan perempuan.
Semakin banyak jumlah majalah yang beredar di masyarakat secara
otomatis akan membuat pembaca menjadi selektif dalam memilih majalah
sesuai dengan kebutuhan mereka akan informasi dan hiburan.
Majalah merupakan media yang terbit secara berkala, yang isinya
meliputi bermacam-macam artikel, cerita, gambar dan iklan (Djuroto,
2002:32). Majalah mempunyai fungsi menyebarkan informasi yang ada
disekitar lingkungan masyarakat. Selain itu, memberikan hiburan baik
dalam bentuk tekstual atau visual seperti gambar kartun maupun karikatur.
Dalam buku Desain Komunikasi Visual, Kusmiati (1999:36), mengatakan
bahwa Visualisasi adalah cara atau sarana untuk membuat sesuatu yang
abstrak menjadi lebih jelas secara visual yang mampu menarik emosi
pembaca, dapat menolong seseorang untuk menganalisa, merencanakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dan memutuskan suatu problema dengan mengkhayalkannya pada
kejadian yang sebenarnya. Media verbal gambar merupakan media yang
paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih
disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar
jauh lebih mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subjek
yang mudah dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah
dikenal (Waluyanto, 2000:128).
Majalah Tempo merupakan majalah berita mingguan Indonesia
yang umumnya meliput berita dan politik. Edisi pertama Tempo
diterbitkan pada Maret 1971 yang merupakan majalah pertama yang tidak
memiliki afiliasi dengan pemerintah.
Majalah ini pernah dilarang oleh pemerintah pada tahun 1982 dan
21 Juni 1994 dan kembali beredar pada 6 Oktober 1998. Tempo juga
menerbitkan majalah dalam bahasa Inggris sejak 12 September 2000 yang
bernama Tempo Magazine dan pada 2 April 2001 Tempo juga
menerbitkan Koran Tempo.
Pelarangan terbit majalah Tempo pada 1994 (bersama dengan
Tabloid Editor (tabloid) dan Tabloid Detik (tabloid)), tidak pernah jelas
penyebabnya. Tapi banyak orang yakin bahwa Menteri Penerangan saat
itu, Harmoko, mencabut Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) Tempo
karena laporan majalah ini tentang impor kapal perang dari Jerman.
Laporan ini dianggap membahayakan "stabilitas negara". Laporan utama
membahas keberatan pihak militer terhadap impor oleh Menristek BJ

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Habibie. Sekompok wartawan yang kecewa pada sikap Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) yang menyetujui pembreidelan Tempo, Editor,
dan

Detik,

kemudian

mendirikan

Aliansi

Jurnalis

Indonesia.

(tempointeractive.com).
Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial seringkali kita
temui didalam berbagai media cetak, di dalam media ini karikatur menjadi
pelengkap terhadap tajuk rencana, opini, serta artikel pilihan lainnya.
Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat dikatakan
sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati rubrik-rubrik atau
artikel-artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup
melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sebenarnya pesan-pesan yang
disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan
yang disampaikan lewat berita dan artikel namun pesan-pesan dalam
karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali
gambar itu terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan
yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau
mempermalukan.
Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan
bahasa simbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud,
penggunaan bentuk non verbal dalam karikatur lebih diarahkan kepada
pengembangan interpretasi oleh pembaca secara kreatif, sebagai respon
terhadap apa yang diungkapkan melalui karikatur tersebut. Dengan kata
lain, meskipun dalam suatu karya karikatur terdapat ide dan pandangan-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

pandangan seorang karikaturis, namun melalui suatu proses interpretasi
muatan makna yang terkandung didalamnya akan dapat berkembang
secara dinamis, sehingga dapat menjadi lebih kaya serta lebih dalam
pemaknaanya
Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar
makna sosial di balik tindakan manusia, atau menginterpretasikan maksud
dari karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Menurut Heru
Nugroho, bahwa dibalik tindakan manusia ada makna yang harus
ditangkap dan dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial
melalui saling memahami makna dari masing-masing tindakan (Indarto,
1999 : 1).
Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari
unsur-unsur kecerdasan, ketajaman dan ketepatan berpikir secara kritis
serta ekspresif melalui seni lukis dalam menanggapi fenomena
permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara
keseluruhan dikemas secara humoris. Dengan demikian memahami
karikatur juga perlu memiliki referensi-referensi sosial agar mampu
menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi,
maupun metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural
sangat bergantung pada isu besar yang berkembang yang dijadikan
headline.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatur merupakan salah
satu wujud lambang (simbol) atau bahasa visual yang keberadaannya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan
dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur
merupakan ungkapan ide dan pesan dari karikaturis kepada publik yang
dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.
Gagasan menampilkan tokoh atau simbol yang realistis diharapkan
membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti
dibandingkan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan
pesan non verbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan
tertentu pada isi pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh,
karena gambar lebih mudah diingat daripada kata-kata, paling cepat
pemahamannya dan mudah dimengerti. Gambar mempunyai kekuatan
berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau
perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan.
Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat
digali kandungan faktualnya. Dengan kata lain, bahasa simbolis
menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya terkandung
makna, maksud dan arti yang harus diungkap.
Simbol pada gambar

merupakan simbol yang disertai maksud

(signal). Sobur (2003:163) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol
adalah sesuatu yang berdiri atau ada untuk sesuatu yang lain, kebanyakan
di antaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri
untuk institusi, ide, cara berpikir, harapan dan banyak hak lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar
memiliki makna yang dapat di gali. Dengan kata lain, bahasa simbolis
menciptakan situasi yang simbolis pula. Atau memiliki sesuatu yang mesti
di ungkap maksud dan artinya.
Kontrol sosial salah satunya dapat dilakukan dengan tampilan
gambar kartun maupun karikatur. Keberadaan gambar kartun dalam media
massa cetak, khususnya pada majalah bukan berarti hanya melengkapi
artikel tulisan-tulisan di majalah saja, tetapi juga memberikan informasi
kepada masyarakat. Banyak kejadian yang dilaporkan dalam bentuk
gambar (misalnya kartun) yang lebih efektif dari pada kalau diterangkan
dengan kata-kata, karena kartun mempunyai kekuatan dan karakter
sehingga pembaca tertarik untuk sekedar melihat atau bahkan berusaha
memahami makna dan pesan yang terkandung dalam gambar dari kartun
tersebut.
Kartun sendiri merupakan produk keahlian seorang kartunis, baik
dari segi pengetahuan, intelektual, teknik menulis, psikologis, cara melobi,
referensi, bacaan, maupun bagaimana tanggapan atau opini secara
subjektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran atau pesan
tertentu. Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat intelektual sang kartunis
dari sudut ini. Juga cara dia mengkritik yang secara langsung membuat
orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2003 : 140).
Kartun merupakan simbolic speech (komunikasi tidak langsung)
artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar kartun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa
simbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam gambar kartun
tersebut merupakan makna yang terselubung. Simbol-simbol pada gambar
kartun tersebut merupaakan simbol yang disertai signal (maksud) yang
digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka yang
menerimanya. Kartun yang membawa pesan kritik sosial yang muncul di
setiap penerbitan majalah adalah political cartoon (kartun politik) atau
editorial cartoon (kartun editorial), yang biasa digunakan sebagai cover
majalah maupun versi gambar humor dalam suatu majalah atau surat
kabar.
Sedangkan, menurut

(Pramoedjo dalam Marliani, 2004 : 6)

karikatur adalah bagian kartun yang diberi muatan pesan yang bernuansa
kritik atau usulan terhadap seseorang atau sesuatu masalah. Meski di
dalamnya terdapat unsur humor, namun karikatur merupakan kartun satire
yang terkadang malahan tidak menghibur, bahkan dapat membuat
seseorang tidak tersenyum.
Karikatur sebenarnya memiliki arti sebagai gambar

yang

didistorsikan, diplesetkan atau dipelototkan secara karakteristik tanpa
bermaksud melecehkan si pemilik wajah.

Karikatur membangun

masyarakat melalui pesan-pesan sosial yang dikemas secara kreatif dengan
pendekatan simbolis. Jika dilihat dari wujudnya, karikatur mengandung
tanda-tanda komunikatif. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan
tersebut menjadi bermakna. Disamping itu, gabungan antara tanda dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

pesan yang ada pada karikatur diharapkan mampu mempersuasi khalayak
yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal (terkait
dengan judul dan teks) dan tanda visual (terkait dengan ilustrasi, logo dan
tata visual) karikatur dengan pendekatan semiotika. Dengan demikian,
analisis semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk
memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual
dalam iklan layanan masyarakat (www.desaingrafisindonesia.com).
Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur,
disosialisaikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar,
tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual.
Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian
yang didapatkan, sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara
menggambarkannya apakah secara ikonis, indeksikal maupun simbolis.
Peneliti menaruh perhatian terhadap karikatur cover depan majalah
Tempo “BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” edisi 11-18 Desember
2011. Indonesia yang ekonominya terus tumbuh disertai hutang. Ditengah
kecamuk krisis Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Indonesia pada 2012
barangkali merupakan salah satu pengecualian. Ekspor kita mungkin
menurun, tapi sejumlah bahan tambang masih berkilau. Komoditas
perkebunan tetap menarik, konsumsi dalam negeri akan menjadi motor
penggerak. Melihat situasi ekonomi Indonesia yang naik turun. Dalam
skenario terburuk pun, yang disebut severe global slowdown atau
perlambatan global. Ekonomi Indonesia diprediksi masih akan tumbuh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

minimal empat persen. Jika prediksi ini benar, artinya ekonomi Indonesia
akan tumbuh positif ketika ekonomi dunia kembali berguncang keras dan
sejumlah negara mengalami pertumbuhan negatif atau penurunan.
Guncangan ekonomi global mendatang ini mungkin setara atau
bahkan lebih buruk dibandingkan dengan saat Lehman Brothers.
Perusahaan investasi global yang bangkrut pada 2008 akibat timbunan
hutang US$ 613 miliar. Kendati situasi ekonomi Indonesia tak terlalu
muram, tidaklah bijaksana terus-menerus bergatung pada kemurahan alam
dan konsumsi domestik yang mendorong ekonomi kita selama ini. Di balik
krisis Amerika dan Eropa, sesungguhnya tersembunyi peluang bagi
Indonesia. Para investor dunia sedang mencari tempat aman untuk
melabuhkan uang mereka. Sedangkan Indonesia perlu investasi untuk
memperkuat produk dan pasar dalam negeri.
Peneliti ingin meneliti karikatur “BERSELANCAR DI ANTARA
KRISIS” pada cover majalah Tempo edisi 11-18 Desember 2011 karena
dirasa sangat menarik. Sehingga peneliti berusaha mengungkap makna
yang terkandung pada karikatur tersebut. Di sini ditampilkan gambar
seorang laki-laki sebagai tokoh pemerintahan yang membawa payung
yang berwarna merah dengan ganggang berwarnah putih. Kemudian di
hadapan seorang tokoh tersebut terdapat ombak yang tinggi, dimana
bagian dalam ombak terlihat seperti lambang mata uang Euro. Di luar dan
di dalam ombak terdapat bintang-bintang dan di ujung ombak
menimbulkan percikan air.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Peneliti memilih majalah Tempo karena merupakan salah satu
majalah mingguan yang pada umumnya meliput berita dan politik. Pada
majalah Tempo, terdapat rubrik opini yang menyesuaikan isu-isu hangat
yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat luas. Dengan adanya
penyampaian pesan lewat karikatur akan didapatkan persepsi yang
berbeda-beda dari khalayak sasaran yang memaknainya. Selain itu di
majalah Tempo edisi 11-18 Desember 2011 mengangkat masalah krisis
ekonomi Indonesia.
Tempo merupakan salah satu majalah yang terkenal dengan pesanpesannya yang kritis ini lebih banyak menyajikan topik-topik dalam
bidang sosial politik dalam setiap kali penerbitannya. Akibat kekritikannya
tersebut Majalah Tempo juga pernah dibredel pada tahun 1982 dan 1994
namun hal ini tidak membuat Tempo terus tenggelam. Dengan
semangatnya untuk memperjuangkan kebebasan Pers, Tempo berhasil
bangkit dan menerbitkan kembali sirkulasinya pada tahun 1998 dan
berhasil menjadi pemimpin untuk iondustri penerbitan di Indonesia serta
diterbitkan dengan skala nasional atau beredar diseluruh Indonesia
(www.tempointeractive.com).
Melalui pendekatan teori semiotika diharapkan ilustrasi cover
mampu diklasifikasikan berdasarkan tanda-tanda visual dan kata-kata yang
terkandung didalamnya. Oleh karena itu, pembahasan ini menggunkan
kajian kritis yang bertujuan untuk mengungkap makna dan simbol-simbol
yang ada (Sobur,2006:132).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik, yaitu studi
tentang tanda yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungan
dengan tanda-tanda lain, pengiriman dan penerimaannya oleh mereka yang
menggunakannya. Selain itu peneliti juga menggunakan warna sebagai
acuan untuk penelitian, karena memiliki makna yang bermacam-macam.
Dengan menggunakan metode semiotik dari Charles Sanders
Pierce, maka tanda-tanda pada gambar ilustrasi tersebut dapat dilihat dari
jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, yaitu ikon, indeks dan
simbol. Dari interpretasi tersebut, maka dapat diungkapkan muatan pesan
yang terkandung dalam ilustrasi cover depan majalah Tempo edisi 11-18
Desember 2011.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan
masalah dalam penulisan ini adalah :
“Bagaimana

makna

karikatur

cover

majalah

Tempo

“BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” edisi 11-18 Desember 2011.

1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui makna
karikatur cover majalah Tempo “BERSELANCAR DI ANTARA
KRISIS” edisi 11-18 Desember 2011.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1.4

Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur
penelitian kualitatif dari ilmu komunikasi serta memberikan wacana
bagi peneliti mengenai studi semiotika.
2. Kegunaan praktis, untuk mengetahui penerapan tanda semiotik
sehingga dapat memberikan masukan bagi para pembaca majalah
mengenai pemaknaan karikatur cover majalah Tempo Edisi 11-18
Desember 2011.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teor i

2.1.1

Media Cetak
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua,
yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak
maupun media massa elektronik merupakan media massa yang banyak
digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial terutama
dimasyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio,
televisi, film dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan perubahanperubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi
jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang
melintasi jarak,waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti
dalam permana, 2009:14).
Media cetak dalam hal ini adalah suatu bentuk media yang statis
yang mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran
dengan sejumlah kata, gambaran atau foto dalam tata warna dan halaman
putih (Kasali, 1995:99).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

15

2.1.2

Majalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Majalah adalah terbitan
berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, informasi yang
patut diketahui oleh konsumen pembaca, artikel, sastra, dan sebagainya
yang menurut kala terbitnya dibedakan atas majalah bulanan, majalah
tengah bulan, majalah mingguan dan sebagainya.
Majalah lazimnya berjilid, sampul depannya dapat berupa ilustrasi
foto, gambar atau lukisan tetapi dapat pula berisi daftar isi atau artikel
utama serta kertas yang digunakan lebih mewah dari surat kabar. Majalah
sebagai salah satu bentuk dari media massa yang sangat perlu diperhatikan
keheterogenan pembaca yang merupakan cirri dari komunikasi massa.
Majalah adalah terbitan berkala yang berita bacaanya ditujukan untuk
umum dan ditulis oleh beberapa orang dengan bahasa yang popular
sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.
Menurut Junaedhie (1991:45), dilihat dari isinya majalah dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Majalah Umum
Majalah yang memuat karangan-karangan, pengetahuan umum,
komunikasi yang menghibur, gambar-gambar, olahraga, film
dan seni.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

b. Majalah Khusus
Majalah yang hanya memuat karangan-karangan mengenai
bidang-bidang khusus seperti majalah keluarga, politik, dan
ekonomi.
Majalah menurut peneliti adalah salah satu media cetak yang sudah
menjadi bagian dari masyarakat, sama halnya dengan surat kabar. Kualitas
majalah ditentukan oleh isinya, tp tidak kalah penting adalah desain, bahan
serta kualitas cetaknya.

2.1.3

Cover atau Sampul
Cover atau sampul depan merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari sebuah majalah. karena pada saat kita akan membeli atau
membaca dari sebuah majalah, yang diperhatikan pertama kali adalah
sampul dan ilustrasi gambarnya. Penulis dapat menuangkan ide dan
kreatifitasnya pada ilustrasi sampul. Sampul perlu didesain secara indah
dan artistik agar mampu menarik perhatian khalayak untuk pembacanya.
Pemilihan judul atau teks harus singkat, mudah dibaca, mudah
dimengerti dan secara langsung dapat menginformasikan isi yang
terkandung didalamnya. Pada sebuah sampul, ilustrasi digunakan sebagai
gambaran pesan yang tidak terbaca, namun bisa mewakili cerita dalam
bentuk grafis yang memikat. Ilustrasi efektif digunakan untuk menarik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

perhatian, namun akan lebih efektif bila ilustrasi tersebut mampu
menunjang pesan yang ingin disampaikan.
Cover atau sampul pada majalah menurut peneliti adalah salah satu
faktor yang menentukan laris tidaknya suatu majalah, karena sebelum
melihat isi majalah, calon pembaca tentunya melihat dulu bagamana cover
majalahnya, jika covernya dinilai menarik maka pembaca akan tertarik dan
mempunyai keinginan untuk membeli majalah tersebut, dan begitu pula
sebaliknya.

2.1.4

Kartun dan Kar ikatur
Secara singkat dapat dijelaskan, bahwa karikatur seperti halnya
kartun strip, kartun gags (kartun kata), kartun komik dan kartun animasi
adalah bagian dari apa yang dinamakan kartun.
Karikatur adalah produk suatu keahlian seorang karikaturis, baik
dari segi pengetahuan, intelektual, tekhnik melukis, psikologis, cara
melobi, referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih topik isu yang
tepat. Karena itu, kita bisa mendeteksi intelektual seorang karikaturis dari
sudut ini. Juga, cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang
yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2006 : 140).
Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam
bentuk gambar-gambar khusus. Semula, karikatur ini hanya merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

selingan atau ilustrasi belaka. Namun pada perkembangan selanjutnya,
karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat.
Dikatakan kritik sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambargambar lucu dan menarik (Sobur, 2006 : 40).
Sedangkan kartun sendiri merupakan suatu keahlian seorang
kartunis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, tekhnik melukis,
psikologis, cara melobi, referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih
isu yang tepat. Kartun merupakan tanggapan atau opini secara subjektif
terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran atau pesan tertentu.
Karena itu bisa mendeteksi tingkat intelektual yang membuat kartun dari
sudut ini. Juga cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang
yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2003 : 140).
Kartun mempunyai keunggulan sekaligus kelemahan. Ia dapat
ditangkap pikiran orang, tetapi tidak mampu menjelaskan persoalan secara
lengkap dan tuntas. Kemudahan dan daya tembus sebuah kartun dapat
diterima oleh semua kalangan mulai dari rakyat yang buta huruf sampai
intelektual yang sarat dengan cara pandang kritis. Menurut ketua
PAKARTI (Persatuan Kartunis Indonesia) Pramono, kartun yang baik
antara lain memiliki misi pendidikan, yaitu meningkatkan kemampuan
berpikir dan pernungan bagi penikmatnya, meskipun mediumnya berupa
humor. Oleh karena itu kartun yang berhasil tentu saja terbit dari ide yang
cerdas dan dapat dinikmati secara cerdas pula (Bintoro dalam Marliani,
2004 : 45).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Menurut peneliti kartun dan karikatur mempunyai sedikit
perbedaan, perbedaan tersebut terletak pada kadar kritiknya karena kartun
mempunyai pengertian yang lebih luas daripada karikatur. Kartun adalah
gambar buatan tangan yang kemudian diproses sedemikian rupa menjadi
gambar bergerak. Karikatur adalah gambar yang menampilkan kembali
suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.

2.1.5

Karikatur dalam Media Massa
Komunikasi massa secara umum diartikan sebagai komunikasi
yang dilakukan melalui media massa seperti majalah, surat kabar, radio
televisi dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan komunikasi
dimana penyampaian pesan kepada sejumlah orang dilakukan melalui
media massa. Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini
sudah bisa menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh
pesan dan estetika, disamping kadar humornya. Karikatur penuh dengan
perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna, oleh karena itu
karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang menonjol di dalam
masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang disampaikan sebuah
gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Dengan
kata lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu permasalahan yang
sedang hangat di permukaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Sebuah gambar lelucon yang membawa pesan kritik soaial
sebagaimana di setiap ruang opini surat kabar biasanya disebut karikatur.
Sedangkan gambar lelucon yang muncul di media massa, yang hanya
berisikan humor semata tanpa membawa beban kritik sosial apapun
biasanya disebut kartun (Sobur, 2006 : 38).
Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di
Indonesia akan lebih mudah di analisa mengenai konsep politik Indonesia
dengan membedakan dalam dua konsep, yaitu dengan direct speech
(komunikasi langsung) dan symbolic speech (komunikasi tidak langsung).
Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang analisanya
dipahami sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi yang bersifat
langsung, seperti humor, gossip, diskusi, argument, intrik dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara langsung
dipahami maupun diteliti seperti patung, monumen dan simbol-simbol
lainnya (Bintoro dalam Marliani, 2004 : 49).
Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan di atas,
merupakan alasan utama dijadikannya karikatur sebagai objek studi ini.
Selain karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik
yang sehat dan juga suatu keahlian seorang karikaturis adalah bagaimana
dia memilih topic-topik isu yang tepat dan masih hangat.
Menurut peneliti karikatur dalam media massa merupakan gambar
yang dibuat oleh karikaturis untuk menyampaikan pesan kepada khalayak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

melalui media massa. Setiap karikatur mempunyai pesan kritik maupun
saran.

2.1.6

Karikatur Sebagai Kritik Sosial
Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam
masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai sumber kontrol terhadap
jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat, dalam konteks
inilah kritik sosial merupakan unsur penting dalam memelihara sistem
sosial. Dengan kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai
wahana untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau
masyarakat (Masoed, 1999 : 47).
Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial, bahwa kritik
sosial menjadi sarana komunikasi, gagasan baru, sembari menilai gagasan
yang lama untuk suatu perubahan sosial. Persepsi kritik sosial yang
demikian lebih banyak dianut oleh kaum kritis dan strukturalis. Mereka
melihat kritik sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan
perubahan sosial (Masoed, 1999 : 49). Kritik sosial yang murni kurang
didasarkan pada peneropongan kepentingan diri saja, melainkan justru
melibatkan dan mengajak masyarakat atau khalayak untuk memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya
didasarkan pada rasa tanggung jawab bahwa manusia bersama-sama
bertanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Kritik memiliki fungsi taktis dan peranan strategis dalam
menumbuhkan berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan
pemerintahannya. Kontrol sosial dan kritik sosial merupakan dua sisi dari
mata uang yang sama, yang selalu ada di dalam masyarakat manapun.
Dengan demikian, apabila kontrol sosial cenderung dipahami sebagai
aktivitas pengendalian, kritik sosial cenderung dianggap sebagai aktivitas
pembebasan dari segala bentuk kontrol dan pengendalian.
Kritik sosial sebenarnya bagian yang sangat penting dalam
kemajuan jalannya pemerintahan, karena kritik menciptakan cambuk bagi
pemerintahan agar mampu dan sebisa mungkin mengerti apa yang
diinginkan masyarakat dan juga merupakan apresiasi dari masyarakat
terhadap pemerintahan, lewat karikatur media cetak yang di produksi para
desaigner media dalam hal ini majalah. Kritik sosial sering kali ditemui di
dalam berbagai media cetak, seperti surat kabar, majalah dan tabloid.
Kritikan-kritikan yang jenaka disampaikan secara jenaka tidak begitu
dirasakan melecehkan atau mempermalukan (Wijana, 2004 : 4).
Menurut peneliti karikatur sebagai kritik sosial merupakan sebuah
tajuk rencana yang disajikan dalam bentuk gambar humor. Fungsi
karikatur dalam surat kabar, majalah, atau tabloid berperan sebagai
penghibur, pelepas lelah, dan sebagai media kritik social. Namun pada
masa tertentu, karikatur juga sering digunakan sebagai alat propaganda
politik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.1.7

Komunikasi Non Ver bal
Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melakukan semua
peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang
sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non
verbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini,
peristiwa dan perilaku non verbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat non
verbal (Mulyana, 2001 : 312).
Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat non verbal menjadi
beberapa bagian, antara lain :
1. Isyarat Tangan
Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa
yang disebut emblem, yang dipelajari yang punya makna suatu
budaya atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang
digunakan sama, maknanya boleh jadi berbeda, atau isyarat
fisiknya berbeda namun maksudnya sama.
2. Postur Tubuh
Postur tubuh sering bersifat simbolik. Postur tubuh memang
mempengaruhi citra diri. Beberapa penelitian dilakukan untuk
mengetahui

hubungan

antara

fisik

dan

karakter

atau

tempramen. Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William
misalnya menunjukan hubungan antara bentuk tubuh dan
tempramen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

3. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
Secara umum dapat dikatakan bahwa makna ekspresi wajah
dan pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat
dipengaruhi oleh budaya.
Menurut peneliti komunikasi non verbal adalah proses penyampain
pesan yang dilakukan dengan menggunakan isyarat dan bahasa tubuh
tanpa terucap maupun tertulis oleh komunikator kepada komunikan dan
menimbulkan efek.

2.1.8

Komunikasi Politik
Politik seperti halnya dengan komunikasi yaitu merupakan suatu
proses, komunikasi politik melibatkan pembicaraan. Pembicaraan dalam
hal ini bukanlah pembicaraan dalam arti sempit seperti kata yang
diucapkan melainkan pembicaraan dalam arti kata yang lebih inklusif,
yang berarti segala cara orang bertukar simbol, kata-kata yang dituliskan
dan diucapkan, gambar, gerakan, sikap tubuh dan pakaian.
Komunikasi politik itu lebih bermuara sharing (berbagi) simbol,
gagasan,

kepentingan

dan

sebagainya

diantara

sejumlah

pihak.

Komunikator dalam proses komunikasi politik memainkan peran sosial,
terutama dalam pembentukan opini politik. Mark Roelofs mengemukakan
peran komunikator politik sebagai pemimpin public opinion, karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

mereka berhasil membuat beberapa gagasan yang mula-mula di tolak,
kemudian dipertimbangkan dan akhirnya di terima massa (Ali dalam
Marliani, 2004:13).
Menurut

peneliti

komunikasi

politik

merupakan

proses

penyampain pesan yang melibatkan pesan-pesan yang mengandung unsur
politik atau aktor-aktor politik.

2.1.9

Konsep Kr isis
Kata krisis berasal dari bahasa Yunani krisis, yang berarti
"keputusan." Ketika krisis terjadi perusahaan akan memutuskan apa yang
harus dilakukan. bergerak ke kiri, atau bergeser ke kanan. Ke bawah atau
ke atas. Bertarung atau melarikan diri.
Krisis adalah ujian bagi eksistensi diri kita, baik sebagai sebuah
perusahaan atau seseorang, bagaimana kita menangani diri di tengah krisis.
Kabar buruknya adalah kita tidak pernah tahu dengan pasti bagaimana
melakukannya hingga saat krisis datang. Berita baiknya adalah kita dapat
mempersiapkan diri dalam prinsip-prinsip yang benar untuk menghadapi
krisis.
Ada tiga pendekatan dalam situasi krisis:
1) Hindari krisis
2) Tangani krisis dengan segera sebelum krisis semakin buruk
3) Carilah cara untuk mengubah krisis menjadi sebuah kesempatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Berikut adalah model klasik bagaimana krisis dapat berubah
menjadi sebuah kesempatan baik: Pada tahun 1986 seseorang menaruh
sianida dalam botol Tylenol milik Johnson dan Johnson di rak sebuah
toko. Akibatnya tujuh orang meninggal karena keracunan obat-obatan.
Perusahaan langsung melihat krisis ada di depan mata. Langkah pertama
mereka mengeluarkan $ 300 juta untuk menarik semua produk Tylenol
yang ada di pasar.
Selanjutnya perusahaan memperkenalkan sistem pengemasan baru
yang kemudian mengubah seluruh industri. Tapi yang paling penting,
perusahaan telah mempersiapkan diri, bertindak benar, menjawab
pertanyaan sulit yang diajukan oleh media, dan pada akhirnya mereka
mampu mempertahankan dominasinya di pasar. Johnson and Johnson
menggunakan media untuk menunjukkan kepedulian mereka dan
memperlihatkan tekad kuat untuk mengatasi krisis. Itulah inti pesan dari
keberanian dan kepemimpinan yang efektif melalui public relations.
Krisis sebaiknya tidak hanya dianggap sebagai suatu petaka
melainkan juga momentum untuk perbaikan. Memang di dalam krisis
terdapat ancaman tetapi yang harus dilakukan adalah mencari peluangpeluang di balik sebuah krisis. Dengan demikian kita harus memiliki
persepsi mengenai krisis dari sudut pandang positif yaitu dari sudut
pandang seorang yang optimis, sehingga krisis dapat direspon secara cepat
dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Steven Fink mendefinisikan krisis sebagai:
"A crisis is an unstable time or state of affairs in which a decisive
change is impending-either one with the distinct possibility of a highly
desirable and extremely positibe outcome, or one with the distinct
possibility of a highly undesirable outcome. It is usually a 50-50
proposition, but yoy can improve the odds".
Institute of Crisis Management mendefinisikan suatu krisis sebagai
berikut :
“A significant business disruption that stimulates extensive news
media

coverage.

The

resulting

public

scrutiny will affect

the

organization’s normal operations and also could have a political, legal,
financial and governmental impact on its business”.
Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point)
yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau tambah buruk. Jika
dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal
seperti berikut :
1). Intensitas permasalahan akan bertambah.
2). Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau
informasi dari mulut ke mulut.
3). Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari.
4). Masalah menganggu nama baik perusahaan.
5). Masalah dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan perusahaan
secara keseluruhan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

6). Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik,
juga tidak jarang membuat masyarakat menjadi panik.
7). Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.
Kondisi, situasi krisis, terjadi secara alamiah, tidak terprediksi, dan
tidak selalu merupakan sesuatu hal yang buruk. Hasil riset menunjukkan
hasil bahwa ternyata outcome dari situasi krisis memberikan skor yang
berimbang/sama antara yang positif (seperti yang diharapkan) dan yang
negatif (yang tidak diharapkan).
Dalam menghadapi krisis, optimisme adalah modal utama untuk
menyusun langkah-langkah agar dapat keluar dari krisis. Pemberitaan
media massa yang menggiring ke arah sisi negatif, harus diseimbangkan.
Penting untuk disampaikan dalam masyarakat kita adalah pola pikir
bahwasanya krisis selalu mempunyai dua aspek, bukan hanya memiliki
sisi negatif tetapi juga mempunyai sisi positif. Ahli sejarah mendefinisikan
krisis sebagai ”turning point in history/life”, suatu titik balik dalam
kehidupan yang dampaknya memberikan pengaruh signifikan, ke arah
negatif maupun positif, tergantung reaksi yang ditunjukkan oleh individu,
kelompok masyarakat atau suatu bangsa. Berkaitan dengan tindakan nyata
maka mekanisme lain dari krisis sering dinyatakan dengan ”zero hour”
dalam arti tidak ada waktu untuk berdiam diri, melainkan harus segera
melakukan tindakan tertentu. Terdapat desakan waktu yang terkait dalam
definisi ini sehingga segala penundaan tindakan akan membawa
konsekuensi negatif. Dalam uraian di atas tersirat bahwa krisis merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

saat yang sangat genting yang harus direspon secara cepat dan tepat.
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita dapat menyaksikan banyak orang,
dan perusahaan yang berhasil mengubah krisis menjadi peluang, dan
sebagaian lagi karena ketidakmampuan mengelola krisis justru terperosok
ke dalam kehancuran.
(http://firsannova.blogspot.com/2011/09/bab-2-definisi-krisis.html)

2.1.10 Konsep INDONESIA 2012

Kondisi perekonomian global pada tahun 2011 menunjukkan
kondisi yang penuh ketidakpastian. Hal tersebut dapat berakibat negatif
pada kondisi perbankan di berbagai negara, selain juga memiliki dampak
terhadap meningkatnya resiko kondisi perekonomian di masa yang akan
datang. Walaupun demikian, kondisi buruk tidak terjadi di Indonesia.
Kondisi

perekonomian

Indonesia

pada

tahun

2011

mengalami

pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu mencapai 6,5 persen. Hal ini juga
seiring dengan kondisi perba

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN KARIKATUR DI MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur di Majalah Tempo Edisi 30 April-6 Mei 2012).

0 0 105

PEMAKNAAN KARIKATUR NUNUN NURBAETI PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika pemaknaan karikatur “Mafia Di Balik Nunun” Pada Cover Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011).

0 2 110

PEMAKNAAN KARIKATUR NUNUN NURBAETI PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika pemaknaan karikatur "Mafia Di Balik Nunun" Pada Cover Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011).

0 0 110

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “Kesaksian Menjerat Miranda” Edisi 30 Januari-5 Februari 2012).

0 0 92

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “Kesaksian Menjerat Miranda” Edisi 30 Januari-5 Februari 2012).

0 2 92

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur pada cover majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011).

2 2 80

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur pada cover majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011).

0 2 23

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “INDONESIA 2012 BERSELANCAR DI ANTARA KRISIS” Edisi 12-18 Desember 2011)

0 0 20

PEMAKNAAN KARIKATUR NUNUN NURBAETI PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika pemaknaan karikatur "Mafia Di Balik Nunun" Pada Cover Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011)

0 0 23

PEMAKNAAN KARIKATUR NUNUN NURBAETI PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika pemaknaan karikatur “Mafia Di Balik Nunun” Pada Cover Majalah Tempo edisi 19-25 Desember 2011)

0 0 23