BAGAIMANAKAH OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PELAPORAN PKS TERHADAP JUBIR KPK JOHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM (Analisis Objektivitas Pemberitaan Pelaporan PKS Terhadap Jubir KPK Johan Budi Ke Mabes Polri Di Media Online Kompas.Com Mei 2013).
BAGAIMANAKAH OBJ EKTIVITAS PEMBERITAAN PELAPORAN PKS
TERHADAP J UBIR KPK J OHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM
(Analisis Objektivitas Pemberitaan Pelaporan PKS Ter hadap J ubir KPK
J ohan Budi Ke Mabes Polri Di Media Online Kompas.Com Mei 2013)
SKRIPSI
OLEH :
TRI HERU J ATMIKO
0643010047
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
OBYEKTIVITAS PEMBERITAAN PELAPORAN PKS TERHADAP J UBIR
KPK J OHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM
(Analisis Obyektivitas Pemberitaan Pelaporan PKS Terhadap J ubir KPK
J ohan Budi Ke Mabes Polri Di Media Online Kompas.Com Mei 2013)
Disusun Oleh :
TRI HERU J ATMIKO
0643010047
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian / Seminar Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING
Dr a. Diana Amalia M.Si
NIP : 030 213 652
Mengetahui,
DEKAN
Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi
NIP 195507.1819.8302.2001
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAGAIMANAKAH OBJ EKTIVITAS PEMBERITAAN PELAPORAN PKS
TERHADAP J UBIR KPK J OHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM
(Analisis Obyektivitas Pemberitaan Pelapor an PKS Ter hadap J ubir KPK
J ohan Budi Ke Mabes Polr i Di Media Online Kompas.Com Mei 2013)
Disusun Oleh :
TRI HERU J ATMIKO
0643010047
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji
Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Pada Tanggal 18 Juli 2013
Menyetujui,
Pembimbing:
Tim Penguji :
1. Ketua
Dra. Diana Amalia M.Si
Dra. Sumardjijati, M.Si
NIP. 19020323 1999309 2001
2. Sekretaris
NPT. 030 213 652
Dr s. Saifuddin Zuhri, Msi
NPT. 370069400351
3. Anggota
Dra. Diana Amalia M.Si
NPT. 030 213 652
Mengetahui,
Dekan
Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi
NIP 195507.1819.8302.2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :
BAGAIMANAKAH OBJ EKTIVITAS PEMBERITAAN PELAPORAN PKS
TERHADAP J UBIR KPK J OHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM.
Penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan skripsi
ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri sendiri. Semua proses
kelancaran pada saat pembuatan skripsi penelitian tidak lepas dari segala bantuan
dari berbagai pihak yang sengaja maupun tak sengaja telah memberikan
sumbangsihnya.
Selama
melakukan
penulisan
penelitian
ini,
tak
lupa
penulis
menyampaikan rasa terima kasih pada ibu Diana Amalia M.Si. sebagai dosen
pembimbing yang telah membantu penulis selama menyelesaikan proposal ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis
mendapatkan kemudahan selama proses penulisan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, Mp, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim
3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
5. Dra. Diana Amalia, Msi yang menjadi dosen pembimbing penulis yang telah
banyak memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang sangat berjasa bagi penulis, terima
kasih atas doa restu dan semangat yang diberikan selama ini.
2. Adik dan kakak serta seluruh keluarga yang tak henti-hentinya
memberikan dukungan kepada penulis.
3. Teman dan sahabat seperjuangan yang sudah banyak membantu
memberi masukan dan saran kepada penulis
4. Dan seluruh pihak yang sudah membantu penulis menyelesaikan
penulisan skripsi ini, terima kasih sebesar-besarnya semoga segala
bantuan yang sudah diberikan dicatat sebagai amal yang baik oleh
Allah SWT. Amin
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.
Surabaya, 10 Juli 2013
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJ UAN .............................................................................ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1
Latar Belakang Masalah ............................................................1
1.2
Perumusan Masalah ................................................................... 11
1.3
Tujuan Penelitian .......................................................................11
1.4
Manfaat Penelitian ....................................................................11
BAB II KAJ IAN PUSTAKA .............................................................................12
2.1
Landasan Teori ..........................................................................12
2.1.1 Pengertian Media Massa dan Komunikasi Massa .......12
2.1.2 Berita ......................................................................... 16
2.2
Pers Dalam Kaidah Jurnalistik ...................................................23
2.2.1
Teori Kebebasan Pers ................................................. 27
2.3
Jurnalisme Online Sebagai Media Massa ...................................39
2.4
Objektifitas Berita ......................................................................45
2.4.1
2.5
Konsep Penyajian Berita ............................................ 49
Kerangka Berpikir .....................................................................52
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................54
3.1
Definisi Operasional ..................................................................54
3.1.1 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ................................54
3.1.2 Berita Pelaporan Jubir KPK Oleh PKS .......................57
3.2
3.3
Kategorisasi Obyektifitas Pers ...................................................60
3.2.1
Akurasi Pemberitaan .................................................61
3.2.2
Fairnes dan Ketidakberpihakan Pemberitaan ..............62
3.2.3
Validitas Keabsahan Pemberitaan ..............................63
Popolasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel .......................64
3.3.1 Popolasi .......................................................................64
3.3.2 Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel .........................64
3.4
Teknik Pengumpulan Data .........................................................65
3.5
Teknik Analisis Data ..................................................................66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 67
4.1.Gambaran Umum Perusahaan..................................................... 67
4.1.1. Gambaran Singkat Kompas.com..................................... 67
4.2.Penyajian Data dan Analisis Data ............................................. 74
4.3. Objektifitas Pemberitaan ……….............................................. 76
4.3.1 Analisis Objektivitas Berita 1....................................... 80
4.3.2 Analisis Objektivitas Berita 2....................................... 83
4.3.3 Analisis Objektivitas Berita 3....................................... 86
4.3.4 Analisis Objektivitas Berita 4....................................... 89
4.3.5 Analisis Objektfitas Keseluruhan ................................. 93
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 96
5.1.Kesimpulan ................................................................................ 96
5.2.Saran........................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
98
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ 99
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRAK
Tri Her u J atmiko. Objektivitas pember itaan pelaporan PKS terhadap
J ubir KPK J ohan Budi ke Mabes Polr i di media online Kompas.com . (Analisis
Isi Objektivitas Pemberitaan pelaporan PKS terhadap Jubir KPK Johan Budi ke
Mabes Polri di media online Kompas.com Mei 2013).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui objektifitas berita pada
media online kompas.com dalam pemberitaan pelaporan PKS terhadap Jubir KPK
Johan Budi ke mabes polri.
Landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Surat kabar,
Karakteristik Surat Kabar, Pengertian Dan Fungsi Pers, teori kebebasan pers,
objektifitas berita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset
kuantitatif, yang menggunakan analisis yang telah dirinci oleh Rachma Ida. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh berita yang di tampilkan di media online
kompas.com tentang pelaporan PKS terhadap Jubir KPK Johan Budi ke mabes polri
pada 13 Mei 2013.
Hasil dari penelitian ini adalah pemberitaan di kompas.com mengenai
pelaporan PKS terhadap Jubir KPK Johan Budi ke mabes Polri tidak objektif.
Kata Kunci : analisis isi berita, objektifitas, rachma ida, PKS, KPK, Kompas.com
ABSTRACT
Tri Heru Jatmiko. The objectivity of news reporting MCC against KPK
spokesman Johan Budi to Police Headquarters in online media Kompas.com.
(Content Analysis Reporting Objectivity reporting MCC against KPK spokesman
Johan Budi to Police Headquarters in online media Kompas.com May 2013).
The purpose of this study was to determine the objectivity of news on online
media in news reporting kompas.com MCC against KPK spokesman Johan Budi to
the national police headquarters.
Theoretical basis used in this study is Newspaper, Newspapers
Characteristics, Definition And Function Press, theory of press freedom, news
objectivity. The method used in this study is a quantitative research method, which
uses the analysis that has been specified by Rachma Ida. The population in this study
were all in the show in the news media about reporting online kompas.com MCC
against KPK spokesman Johan Budi to the national police headquarters on May 13,
2013.
The results of this study are in kompas.com news reporting about the MCC
against KPK spokesman Johan Budi to police headquarters is not objective
Keywords: Analysis Of News Content, Objectivity, Rachma Ida, KPK, PKS,
Kompas.com
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Salah satu kebutuhan utama manusia adalah informasi, dalam perkembangan
yang terjadi saat ini semakin banyak individu maupun kelompok yang membutuhkan
informasi. Informasi tidak hanya digunakan sebagai kebutuhan semata, melainkan
juga alat untuk mendapatkan kekuasaan. Penguasaan terhadap media informasi
mampu menjadikan kita sebagai penguasa. Seperti yang ada dalam pandangan umum
bahwa penguasa media informasi merupakan penguasa masa depan. (Romli 1999:26)
Faktor terbesar yang bisa menunjang penyebaran informasi kepada khalayak
adalah dengan media massa. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam
proses komunikasi, hal ini bisa tergambar dari relita yang ada saat ini banyak korankoran baru, stasiun televisi baru, dan berbagai sarana media massa. Masing-masing
media mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Salah satu kelebihan surat kabar dibanding media lain adalah surat kabar lebih
terdokumen, sehingga bisa “dikonsumsi” kapan dan dimana saja. Berbeda dengan
penyajian informasi pada media televisi, di media televisi kita harus berada di depan
televisi pada jam-jam tertentu. Hal inilah yang membuat surat kabar masih tetap
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
disukai. Karena berita di surat kabar lebih terdokumen maka efek negatifnya akan
lebih termemori (apabila pemberitaan tersebut negatif), begitu juga sebaliknya.
Semakin banyaknya jumlah dan beragamnya jenis surat kabar yang beredar di
masyarakat saat ini dapat memberi dampak maupun pengaruh pada penerbit surat
kabar maupun pembaca. Pengaruh akan banyaknya penerbit adalah konsumen /
pembaca akan lebih selektif dalam pemilihan surat kabar, sedangkan untuk penerbit
mereka harus selalu berupaya memperbaiki dan meningkatkan penyajian beritaberitanya.
Untuk dapat memberikan informasi kepada masyarakat, media atau pers
dituntut untuk bisa menambah pengetahuan pembacanya dengan menyajikan
informasi yang memiliki kebenaran, kepentingan, dan manfaat. Dengan banyaknya
aneka ragam surat kabar pembaca menjadi lebih selektif dalam memilih suat kabar
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Setiap surat kabar mempunyai ragam berita, mulai dari bidang ekonomi,
sosial, poltik, budaya, kriminal, sampai pada pemberitaan seleb. Surat kabar dapat
memberikan porsi yang berbeda terhadap suatu kejadian yang sama. Surat kabar satu
menyajikan sebuah berita sebagai berita utama belum tentu pemberitaan tersebut
menjadi berita utama pula di surat kabar lain, bahkan bisa saja tidak dimuat sama
sekali.
Berita diproduksi dan didistribusikan oleh pers. Pers menyandang peran ganda
yaitu sebagai produsen berita dan saluran dalam sebuah proses komunikasi. Pers
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
sebagai penghubung antara komunikator dengan komunikan. Kebebasan media
dilindungi oleh undang-undang yang menjamin beropini dan kebebasan memberikan
informasi kepada masyarakat.
Berita harus memenuhi beberapa unsur yang nantinya akan membuat suatu
berita tersebut bisa layak untuk dimuat. Pertama-tama berita harus cermat dan tepat
atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat. Selain akurat berita harus lengkap, adil,
dan berimbang. Kemudian berita pun harus tidak mencampurkan fakta dan opini
sendiri atau dalam bahasa akademis berita harus objektif. Karena berita memliki
power untuk membentuk opini publik, jadi sesuatu yang ditulis oleh media harus
memenuhi unsur-unsur di atas agar tidak ada pihak yang dirugikan. (Kusumaningrat
2006 : 47)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu partai yang banyak mencuri
perhatian masyarakat Indonesia. Bisa dibilang saat ini PKS adalah partai islam yang
mampu berbicara banyak dibelantika perpolitikan negeri ini dibandingkan parpol
Islam lainnya. PKS juga digadang-gandang sebagai partai yang bersih dari korupsi.
Pada pemilu tahun 2009 PKS menjadi partai dengan suara pemilih ke 4 terbanyak.
Namun akhir-akhir ini partai yang sebelumnya terkenal bersih dari pemberitaan
korupsi tersebut terseret kasusu korupsi yang menghebohkan banyak pihak. Yaitu
kasus korupsi daging sapi. Tak tanggung-tanggung dalam kasus tersebut Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Umum PKS Luthfi Hasan Ishaq
menjadi tersangka. Sebelumnya KPK menangkap Ahmad Fathanah yang dikenal
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
dekat dengan PKS sebagai tersangka yang akhirnya menyokok nama Luthfi Hasan
Ishaq.
Banyak sekali pemberitaan di media massa mengenai kasus ini. Mulai heboh
ditangkapnya Ahmad Fathanah di kamar hotel bersama seorang perempuan muda
bernama Maharani. Tak lama setelah menangkap Fathanah KPK juga menangkap
Luthfi Hasan dalam kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) ini.
Dalam perkembangannya, penyidikan kasus ini juga menyeret nama
perempuan-perempuan cantik yang diduga menerima uang hasil korupsi kasus ini
oleh Fatanah. Diantara nama-nama artis yang dimintai keterangan oleh KPK terselip
dua nama artis yang diduga menerima uang dari Fathanah, yaitu artis senior Ayu
Azhari dan Kiki Amalia.
Tak cukup dengan berita tersebut, kali ini masyarakat juga mendapatkan
berita yang cukup mengejutkan yaitu Tim Penyidik KPK yang diusir oleh anggota
PKS saat akan menyita mobil yang diduga milik Luthfi Hasan Ishaq. Tak tanggungtanggung PKS juga melaporkan KPK ke polisi dengan tuduhan perbuatan tidak
menyenangkan, pencemaran nama baik, dan pembohongan publik. Laporan ini terkait
upaya penyitaan KPK terhadap enam mobil terkait mantan Presiden PKS Luthfi
Hasan Ishaaq yang diparkir di kantor DPP PKS.
Berita pelaporan Jubir KPK oleh PKS ini sangat menghebohkan masyarakat.
Hampir setiap media massa yang ada di Indonesia memberitakan peristiwa ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Seringkali peristiwa ini menjadi berita utama dalam suatu pemberitaan di suatu media
termasuk di dalamnya Kompas.Com.
Berita mengenai dilaporkannya Jubir dan 10 penyidik KPK oleh PKS ini
diawali dengan ditolaknya penyidik KPK yang akan menyita 6 mobil yang diduga
hasil pencucian uang dari kasus korupsi yang diduga dilakukan oleh Luthfi Hasan.
Menurut keterangan dari PKS penolakan tersebut dikarenakan bahwa ketika KPK itu
datang tanpa membawa surat penyitaan. Sementara pihak KPK menegaskan sudah
sesuai prosedur.
Berdasrkan hal tersebut PKS melaporkan Jubir dan 10 penyidik KPK ke
Mabes Polri. Mengetahui informasi mengenai pelaporan tersebut, KPK langsung
menggelar rapat internal. "Hari ini ada rapat, termasuk bahas soal (pelaporan) itu,"
kata Juru Bicara KPK Johan Budi, di Jakarta, Senin (13/5/2013). Menurut Johan,
rapat internal ini akan diikuti jajaran pimpinan KPK, para penyidik, dan biro hukum.
"(Hadir) pimpinan dan penyidik juga dari Biro Hukum, tapi belum (mulai), baru
nanti," ujarnya. (sumber : Kompas.com)
Menaggapi polemik tersebut, PKS yang diwakili oleh Sekjen-nya Taufik
Ridho menegaskan, pihaknya tidak melawan lembaga Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Menurut dia, PKS melaporkan KPK ke Mabes Polri karena saat KPK
melakukan penyitaan mobil di DPP PKS beberapa waktu lalu, prosesnya tidak sesuai
dengan prosedur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
"Kami tidak (melawan) institusi. Jadi, nanti jangan muncul berita KPK lawan
PKS, enggak ada. Kami bukan lawan institusi," kata Taufik di Gedung Bareskrim
Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2013).
Taufik menjelaskan, dirinya melaporkan 10 orang dari KPK yang melakukan
penyitaan mobil milik mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq di DPP PKS.
Namun, laporan itu hingga kini belum dibuat secara resmi oleh penyidik Bareskrim.
Taufik mengatakan, laporan itu masih ditangani oleh kuasa hukumnya dalam gedung
Bareskrim.
Dia mengaku membawa satu berkas sebagai barang bukti. Namun, tak
dijelaskannya berkas yang dibawa tersebut. "Kami ingin mengajarkan ke masyarakat
Indonesia cara berdemokrasi yang benar. Ada hukum, kami melalui jalur hukum.
Terserah hukum yang menentukannya," ujarnya. (Sumber : Kompas.com)
Tenyata PKS baru melaporkan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) Johan Budi ke Badan Reserse Kriminal Polri, Senin (13/5/2013), bukan 10
penyidik KPK seperti disebutkan sebelumnya.
Johan dinilai memyampaikan pernyataan yang tidak benar terkait upaya
penyitaan mobil-mobil milik mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq di DPP PKS
beberapa waktu lalu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
"Kita melaporkan tindakan Juru Bicara (Johan Budi) atas pernyataan peristiwa
yang terjadi pada Selasa 7 Mei 2013," ujar Kuasa Hukum PKS, Faudjan Muslim, saat
dihubungi, Senin malam.
Faudjan sebelumnya mendatangi Bareskrim Polri bersama Sekjen PKS Taufik
Ridho. Namun, pulangnya Faudjan dari Bareskrim luput dari perhatian para pewarta
yang menunggunya di luar. Dia diduga menghindar melalui pintu samping.
Ketika dihubungi, dia mengatakan, laporan itu telah dibuat dengan Nomor
LP/390/V/2013/Bareskrim. Menurut dia, pernyataan Johan yang mengatakan PKS
menghalang-halangi penyidik KPK telah mencemarkan nama baik PKS. "Jelas
merugikan PKS sebagai partai yang menjunjung amanat partai," katanya. (Sumber :
Kompas.com)
Menaggapi hal tersebut, Juru Bicara KPK Johan Budi menyatakan siap
menghadapi laporan Partai Keadilan Sejahtera. PKS melaporkan Johan ke Markas
Besar Kepolisian RI dengan tuduhan menyampaikan pernyataan yang tidak benar
terkait upaya penyitaan mobil-mobil milik mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq
di DPP PKS beberapa waktu lalu.
"Sebagai warga negara yang taat hukum, saya siap," kata Johan di Jakarta,
Senin (13/5/2013). Johan pun siap menjalani pemeriksaan oleh polisi jika memang
keterangannya diperlukan dalam proses selanjutnya. "Kita serahkan semua pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
mekanisme hukum Kepolisian, apakah saya ini melakukan yang dituduhkan. Sejak
awal saya sampaikan, KPK mengusut kasus ini sama sekali tidak terkait dengan
PKS," kata Johan. (Sumber : Kompas.com)
Berita di atas merupakan kutipan dari media online Kompas.com, dalam
beberapa kali upload pada tanggal 13 Mei 2013. Dalam penulisan berita tersebut
judul berita dituliskan dengan ukuran besar dan juga dimasukkan kedalam topik
khusu yaitu PKS vs KPK. Menurut Junaedhi (1991 : 29) berita yang ditulis dengan
huruf ukuran besar pada judulnya merupakan berita utama atau berita istimewa.
Berita
utama
dilakukan
seselektif
mungkin
sesuai
dengan
kebijaksanaan
redaksionalnya, dan sesuatu yang dianggap paling pantas diketahui oleh masyarakat
pada saat itu.
Definisi tentang objektivitas berita sangat beragam, namun secara sederhana
dapat dijelaskan bahwa berita yang objektif adalah berita yang menyajikan fakta,
tidak berpihak dan tidak melibatkan opini dari wartawan. Objektivitas menurut
mcQuail (1994 : 130) lebih merupakan cita-cita yang diterapkan seutuhnya. Dalam
sistem media massa yang memiliki keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan
untuk penyajian informasi yang memihak, meski sumber tersebut harus bersaing
dengan sumber informasi lainnya yang menyatakan dirinya objektif. Meskipun
demikian tidak sedikit media yang mendapatkan tuduhan “media itu tidak objektif”.
Objektivitas berita merupakan suatu keadaan berita yang disajikan secara utuh
dan tidak bersifat memihak salah satu sumber berita, yang bertujuan untuk memberi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
informasi dan pengetahuan kepada konsumen. (flournoy, 1986 : 48). Setiap berita
yang disajikan dalam suatu surat kabar atau majalah harus memenuhi unsur
objektivitas. Objektivitas berita merupakan hal yang sangat penting dalam penyajian
sebuah berita. Penyajian berita yang tidak objektif dapat menimbulkan banyak
ketidakseimbangan, artinya bahwa berita hanya disajikan berdasarkan informasi pada
sumber berita yang kurang lengkap dan cenderung sepihak.
Dalam jurnalisme, kebenaran tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak, namun
harus dikonfirmasikan menurut kebenaran dari pihak lain. Inilah mengapa
pemberitaan di surat kabar selalu dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara
fairness. Yaitu salah satu syarat objektifitas yang juga sering disebut sebagai
pemberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang terlibat
sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Selain fairness, pers
juga dituntut melakukan pemberitaan yang akurat, tidak bohong, menyatakan fakta
bila itu memang fakta, dan pendapat bila itu memang pendapat, dikutip dari Siebert
tahun 1986 (Bungin, 2003 : 153 – 154).
Sebuah berita bisa dikatakan obyetif bila memenuhi beberapa unsur,
diantaranya adalah tidak memihak, transparan, sumber berita yang jelas, tidak ada
tujuan atau misi tertentu. Dilihat dari beberapa unsur di atas banyak sekali berita yang
disajikan belum memenuhi unsur-unsur objektivitas atau bisa dikatakan bahwa berita
tersebut tidak objektif. Suatu berita yang disajikan tidak objektif hanya akan
menguntungkan salah satu pihak dan akan merugikan pihak lain. Dimensi-dimensi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
objektifitas menurut Rachma Ida terdiri dari aktualitas, fairness dan validitas
pemberitaan, dalam akurasi pemberitaan dituliskan bahwa harrus ada kesesuaian
judul dengan isi berita. (Kriyantono, 2006 : 244 dan juga dalam Bungin, 2003 : 154155).
Untuk dapat memahami ketimpangan arus informasi penulis sengaja memilih
media online Kompas.com. Media online Kompas.com dipilih sebagai obyek
penelitian karena Kompas.com merupakan salah satu media online yang selalu up to
date dalam mengupload berita terbaru, penulis memilih media online kompas.com
karena Kompas merupakan salah satu media terbesar di Indonesia sehingga dampak
dari berita yang dikeluarkan oleh Kompas dalam hal ini Kompas.com akan luas
membentuk opini publik secara Nasional. Alasan kedua penulis memilih media
online Kompas.com karena pemberitaan pelaporan Jubir KPK oleh PKS
ini menjadi sebuah berita yang istimewa, berita ini menggunakan font dengan
size besar pada judulnya dan dimasukkan kepada topic pemberitaan di Kompas.com
yaitu PKS vs KPK.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga
diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat
kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media (flournoy,
1986 : 12). Pemanfaatan ilmu komunikasi media massa dapat diperoleh secara tepat
implementasi di lapangan atas objektivitas pemberitaan dari surat kabar yang menjadi
subyek penelitian (McQuail, 1994 : 179).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
1.2.
Per umusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang melandasi penelitian
ini, maka judul penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah
Objektivitas Pelaporan Jubir KPK oleh PKS Ke Mabes Polri”
1.3.
Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimanakah objektivitas berita Pelaporan Jubir KPK oleh PKS
Ke Mabes Polri di media online Kompas.com.
1.4.
Manfaat penelitian
1. Kegunaan teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan
penelitian objektivitas berita, sehingga hasil penelitin ini diharapkan bisa
menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan praktis : penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi
redaksi Kompas.com dalam memberitakan Objektivitas berita Pelaporan Jubir
KPK oleh PKS Ke Mabes Polri di media online Kompas.com tidak memihak,
transparan, dan sumber berita yang jelas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Media Massa dan Komunikasi Massa
Media massa seperti yang dikemukakan oleh althusser dan Gramsci dalam
Sobur (2004:30) merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau
aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah atau negara.
Media massa tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan informasi yang merupakan
perwujudan dari hak asasi manusia dalam kehidaupan ermasyarakat dan bernegara,
dalam diri media massa juga terselubung kepentingan-kepentingan yang lain,
misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan
pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya.
Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam usaha
mempengaruhi khlayaknya. Keberadaan media massa mempunyai peranan penting
dalamusaha memberikan informasi penting bagi masyarakat, pengetahuan yang dapat
memperluas wawasan, sarana hiburan sebagai pelepas ketegangan, dan yang tidak
kalah pentingnya adalah peranan media sebagai kontrol sosial untuk memberikan
kritik maupun mendukung kebijakan pemerintah agara memotivasi masyarakat.
12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Media massa merupakan institusi baru yang berkaitan dengan produksi dan
distribusi pengetahuan dalam arti luas. Media massa mempunyai sejumlah ciri-ciri
yang menonjol, diantaranya adalah penggunaan teknologi yang relatif maju untuk
produksi (massal) dan penyebaran pesan, mempuyai organisasi yang sistematis dan
aturan-aturan sosial serta sasaran pesan yang mengarah pada audiens dalam jumlah
besar yang tidak bisa ditentukan apakah meraka menerima pesan yang disampaikan,
atau malah menolaknya. Institusi media massa pada dasarnya terbuka, beroprasi
dalam dimensi publik untuk memberikan saluran komunikasi reguler dari berbagai
pesan yang mendapat persetujuan sodial dan dikehendaki oleh banyak individu.
Dalam komunikasi massa menurut Winarni dapat dipusatkan pada komponenkomponen komunikasi massa, yaitu variabel yang dikandung dalam setiap tindak
komunikasi dan bagaimana variabel ini bekerja pada media massa, kelima komponen
tersebut adalah:
1. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang
mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan.
2. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat
heterogen dan anonim.
3. Pesan. Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, maksudnya
adalah setiap orang bisa mengetahui pesan-pesan komunikasi dari
media massa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
4. Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu: 1) Komunikasi
massa merupakan proses satu arah. Komunikasi ini berjalan dari
sumber ke penrima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali
dalam bentuk umpan balik tertunda. 2) Komunikasi massa merupakan
proses dua arah (Proses seleksi). Baik media ataupun khalayak
melakukan seleksi. Media menyeleksi khalayak sasaran atau penerima
menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang mereka
ikuti.
5. Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial.
Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat, dan konteks sosial
masyarakat mempengaruhi media massa. (Winarni, 2003 : 4-5)
Setiap disiplin ilmu dalam komunikasi memiliki ciri-ciri dan karekateristik
yang berbeda-beda, adapun beberapa karakteristik komunikasi massa yang sering
digunakan pada media massa yaitu:
1. Sifatnya satu arah, walaupun beberapa media massa terkadang
melibatkan khalayak secara langsung dengan diadakannya dialog
interaktif, namun itu hanya untuk kepentingan terbatas.
2. Selalu ada proses seleksim misalnya, setiap media memilih
khalayaknya, demikian juga dengan khlayak yang juga menyeleksi
medianya, baik jenis maupun isi siaran dan berita, serta waktu untuk
menikmatinya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
3. Menjangkau khalayak secara luas. Dengan adanya satuu stasiun
pemancar pesan atau informasi dapat disampaikan dalam cakupan satu
negara. Namun dalam karakteristik ini sistem ekonomi dan sosial juga
ikut berperan.
4. Berusaha membidik sasaran tertentu, informasi yang disampaikan
harus menarik minat orang-orang sehingga informasi tersebut
disalurkan kepada orang lain
5. Komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka terhadap
kondisi lingkungannya. Ada interaksi tertentu yang berlangsung antara
media dan masyarakat. Untuk memahami sebuah masyarakat kita
harus menelaah latar belakang, asumsi dan keyakinan-keyakinan
dasarnya. Untuk itu diperlukan penguasaan atas sejarah, sosiologi,
ilmu ekonomi dan filsafat demi memahami sebuah masyarakat secara
benar. (Rivers, 2004 :18)
Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda,
komunikator cenderung sulit untuk mengetahui umpan balik komunikan secara
segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus diadakan seminar terbuka yang
menghubungkan antara komunikator dan komunikan secara langsung, diadakannya
survey atau penelitian. (Vardiansyah, 2004:33).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.1.2. Berita
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar,
menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala
seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet. Berita berasal dari
bahasa sansekerta, yaitu urit yang dalam bahasa Inggris disebut write, yang berarti
sebenarnya adalah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Writta,
artinya kejadian atau yang telah terjadi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia karya
Poerwadarminto, berita diperjelas menjadi laporan mengenai kejadian atau peristiwa
yang hangat.
Sedangkan menurut McQuail (1989 : 189) berita merupakan sesuatu yang
bersifat metafistik dan sukar dijawab kembali dalam kaitannya dengan institusi dan
kata putus mereka yang bersifat rasa dan sulit diraba karena kehalusannya. Berita
bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah
menonjolkannya sendiri.
Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah
dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, alamat, dan
penanggungjawabnya, fakta tersebut ditemukan oleh jurnalis dengan cara yang sesuai
dengan standar operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (panuju, 2005 :
52).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Dari beberapa definisi tersebut dapat dirangkum bahwa berita adalah laporan
dari kejadian yang penting atau peristiwa hangat, dapat menarik minat atau perhatian
para pembaca. Berita merupakan gudang informasi, dan berita merupakan bagian
terpenting dari tabloid atau surat kabar.
Menurut Djuroto (2002 : 48) untuk membuat berita paling tidak harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
1. Menjaga objektivitas dalam pemberitaan.
2. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa hingga tinggal sebagian
saja.
3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.
Sedangkan menurut Kusumaningrat (2006 : 47) unsur-unsur yang membuat
suatu berita layak untuk dimuat ada tujuh yaitu ; Akurat, Lengkap, Adil, Berimbang,
Objektif, Ringkas, Jelas, dan Hangat.
Selain unsur-unsur berita wartawan juga harus memikirkan nilai berita, dalam
cerita atau berita itu tersirat pesan yang ingin disampaikan waratwan kepada
pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Nilai berita ini menjadi
menentukan berita layak berita. Menurut Ishwara (2005 : 53) peristiwa-peristiwa
yang memiliki nilai berita ini misalnya yang mengandung konflik, bencana dan
kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
seks, dan aneka nilai lainnya. Aktualitas, berita tak ubahnya seperti es krim yang
gampang meleleh, bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya semakin berkurang.
Bagi surat kabar, semakin aktual berita-beritanya, artinya semakin baru peristiwa itu
terjadi, maka semakin tinggi nilai beritanya.
1. Kedekatan, peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan
pembaca akan menarik perhatian. Kedekatan yang dimaksud tidak
hanya kedekatan secara geografis tapi juga kedekatan emosional.
2. Keterkenalan, kejadian yang menyangkut tokoh terkenal (prominent
names) memang akan banyak menarik pembaca. Hal ini tidak hanya
sebatas nama orang saja, demikian pula dengan tempat-tempat
terkenal,
3. Dampak,
Berita memiliki banyak jenis, Menurut Sumadiaria ( 2005 : 69-71 ) dalam
dunia jurnalistik berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi dalam tiga kelompok :
1. Elementary yaitu :
a. Straight News report adalah laporan langsung mengenai suatu
peristiwa. Biasanya berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang
dimulai dari what, when, why, where, who, dan how (5W+1H).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
b. Depth News Report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan
Straight News report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi
dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi
tambahan untuk peristiwa itu sendiri.
c. Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat
menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, mencoba
menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan
cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat dengan jelas.
2. Intermediate yaitu :
a. Interpretative Report lebih dari sekedar Straight News report dan
depth news . berita interpretative biasanya memfokuskan pada sebuah
isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Dalam jenis
laporan ini reporter menganalisis dan menjelaskan.
b. Feature Story berbeda dengan jenis berita-berita di atas yang
menyajikan informasi-informasi penting, di feature story penulis
mencari fakta untuk menarik perhatian pembaca. Penulisan feature
lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya
informasi yang disajikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
3. Adnance yaitu :
a. Depth Reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam,
tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau
aktual.dengan membaca karya pelaporan mendalam, orang akan
mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu
persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang.
b. Investigative Reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda
dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan
pada sejumlah masalah dan kontroversi. Dalam laporan investigatif
waratawan melakukan penyelidikan untuk memeperoleh fakta yang
tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis
c. Editoral Writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan
sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini
yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi
pendapat umum
Yang dapat membedakan antara berita dengan bukan berita salah satunya
adalah pada ada tidaknya opini. Hal ini didasari bahwa sebuah berita berasal dari
suatu fakta sedangkan opini berangkat dari suatu pemikiran. Berita
mempresentasikan fakta sedangkan opini mempresentasikan gagasan atau ide.
Dalam kacamata jurnalistik, tidak semua fakta adalah berita.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain
telah dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, fakta
tersebut dihimpun oleh jurnalis dengan cara yang sesuai dengan standart
operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (jurnal mata kuliah dasardasar jurnalistik).
Untuk membuat berita paling tidak, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Menjaga objektifitas dalam pemberitaan.
2. Fakta tidak boleh diputar balikkan sedemikian rupa hingga tinggal sebagian
saja.
3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.
Berdasarkan pasal dari kode etik jurnalistik milik AJI (pasal 3/14 Maret
2006) dijabarkan melalui sebagai berikut :
a. Menguji informasi berarti melakukan cek dan re-cek tentang kebenaran
informasi.
b. Berimbang dengan memberikan ruang pemberitaan kepada masing-masing
pihak secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan.
d. Azas praduga tak bersalah adalah prinsip dengan tidak menghakimi
seseorang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya namun juga dapat
menarik perhatian khalayak sehingga lewat menyajikan hal-hal yang factual dari
apa adanya, kebenaran isi cerita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda
tanya dan ada kesesuaian dari judul dengan isi berita.
Unsur yang penting dalam menyajikan berita adalah kesesuaian antara
judul berita dengan isinya, terlebih lagi bagi media massa cetak dengan pembaca
yang
memiliki
karakteristik
pembaca
sekilas.
Judul
berita
harus
mempresentasikan seluruh isi berita, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
salah persepsi saat berita dibaca hanya menarik saat dibaca sekilas oleh khalayak
melalui judul yang bombastis namun tidak sesuai dengan isi.
Kesesuaian judul dengan isi berita juga merupakan salah satu bentuk
kejujuran jurnalis. Bila ingin berita laku keras, maka haruslah para jurnalis
mencuri berita yang memiliki nilai penting dimata khalayak, bukannya melalui
mengarang judul berita yang se bombastis mungkin sedangkan tidak tercermin
pada isi beritanya.
Pada jurnal mata kuliah jurnalistik, dikatakan fungsi judul berita adalah :
1. Memberikan identitas pada berita
2. Mempermudah pembaca untuk memilih berita
3. Menarik perhatian pembaca
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Mutu surat kabar dalam penyajiannya sangat sering juga menyertakan
gambar, foto, ilustrasi kartun maupun bagan ataupun table yang berguna untuk
memperjelas isi pemberitaan. Penempatan adanya data pendukung berita ini
sangat penting atas pertimbangan berikut :
1. Foto, gambar, table, dan ilustrasi merupakan unsure berita yang pertama kali
menangkap mata serta perhatian pembaca. Woodburn (yang dikutip dari
jurnal jurnalistik media cetak) menjelaskan bahwa data pendukung berita di
atas, memiliki kekuatan stopping power serta menjelaskan bagian dari
unsure berita yang disajikan.
2. Foto dalam surat kabar, dapat digunakan dalam komunikasi dengan pembaca
yang memiliki latar belakang beranekaragam karena foto mampu
menyajikan berita melalui bahasa foto lebih universal.
2.2. Pers Dalam Kaidah J ur nalistik
Ketika semua orang memiliki hak suara, maka mereka pun merasa ikut
berkepentingan dengan jalannya pemerintahan. Setiap orang dengan intensitas yang
berbeda-beda, mulai ikut berpartisipasi dalam urusan publik. Dalam kaitan inilah pers
menjadi sangat penting untuk menjaga sistem politik. Pers juga menjadi sumber
informasi atau pendidik, sumber nilai-nilai budaya baru, sekaligus sumber hiburan.
(Rivers, 2004:51)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Ada dua pengertian pers, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas.
Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid
mingguan, dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa
cetak elektronik antara lain radio dan televisi, sebagai media yang menyiarkan karya
jurnalistik. ( Effendy, 2000:90)
Jadi secara tegas, pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang
menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan jurnalistik
dapat diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karena ia berwujud,
konkret atau nyata, oleh karena itu dapat diberi nama. Desangkan jurnalistik adalah
aspek jiwa, karena ia abstrak, merupakan kegiatan daya hidup yang menghidupi
aspek pers itu sendiri.
Sedangkan pengertian pers di Indonesia tercantum dalam Undang-undang
No.11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers dan Undang-undang No.
21 Tahun 1982 tentang Perubahan Atas Undang-undang no. 11 Tahun 1966. dalam
Undang –undang tersebut dinyatakan sebagai berikut:
”Pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan
nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media
komunikasi massa, yang bersifat umum berupa penerbitan
yang teratur waktu terbitnya dilengkapi atau tidak
diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa
percetakan alat-alat foto, klise, mesin-mesin stencil atau
alat-alat tehnik lainnya.”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
Jadi berdasar definisi pers diatas jelas tercantum bahwa pers harus
mempunyai idealisme, yakni bahwa pers Indonesia merupakan alat perjuangan
nasional, bukan sekedar penjual berita hanya untuk mencari keuntungan finansial.
Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keinginan manusia yang haus akan
kebutuhan informasi tersebut melalui medianya. Tetapi fungsi pers bukan hanya itu,
menurut Kusumaningrat fungsi pers yang lebih detail adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Informatif
Yaitu memberikan informasi atau berita kepada khalayak dengan cara
yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berhuna dan penting
bagiorang banyak dan kemudian menuliskan dengan kata-kata. Pers
memberitakan suatu kejadian pada saat itu dan tidak menutup
kemungkinan bahwa pers juga memperingatkan khalayaknya tentang
peristiwa yang diduga akan terjadi.
2. Fungsi Kontrol ( fungsi watchdog )
Pers harus memberitakan apa yang berjalan dengan baik dan tidak
berjalan dengan baik. Fungsi ini harus dilakukan dengan lebih aktif oleh
pers daripada oleh kelompok organisasi masyarakat lain seperti LSM, dan
lain sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
3. Fungsi Interpretatif dan Direktif
Pers harus menceritakan kepada masyarkat tentang arti suatu kejadian
(biasanya melalui tajuk rencana atau tulisan latar belakang) dan jika
diperlukan, pers juga memberitahukan tindakan yang seharusnya diambil
oleh masyakarat dan memberikan alasan mengapa harus bertindak.
4. Fungsi Menghibur
Mereka menceritakan kisah yang menarik dan lucu untuk khalayak
ketahui (humor, drama serta musik) meskipun kisah itu tidak terlalu
penting.
5. Fungsi Regeneratif
Pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru
terjadi proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada angkatan
yang lebih muda dengan cara menceritakan bagaimana sesuatu itu
dilakukan dimasa lampau, bagaimana dunia dijalankan sekarang,
bagaimana itu diselesaikan dan apa yang dianggap dunia itu benar atau
salah.
6. Fungsi Pengawalan Hak-Hak Warga Negara
Pers harus menjaga baik-baik jangan sampai timbul tirani golongan
mayoritas dimana golongan mayoritas itu menguasai dan menekan
golongan mayoritas. Pers harus bekerja berdasarkan teori tanggung jawab
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
dan menjami hak setiap pribadi untuk didengar dan diberi penenrangan
sesuai dengan yang dibutuhkannya. Dalam beberapa hal khalayak
hendaknya diberi kesempatan untuk menulis kritik dalam media terhadap
segala sesuatu yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat, bahkan
juga tidak menutup kemungkinan untuk mengkritik medianya sendiri.
7. Fungsi Ekonomi
Pers juga dapat berfungsi secara ekonomi yaitu dengan cara melayani
sistem ekonomi melalui iklan
8. Fungsi Swadaya
Untuk memelihara kebebasan yang murni, pers berkewajiban untuk
memupuk kekuatan modalnya sendiri agar tidak ditempatkan dibawah
kehendak siapa saja yang mampu membayarnya sebagai balas jasa.
(
Kusumaningrat, 2005 : 27-29 )
Hubungan pers sebagai media yang menjembatani masyarakat dan sistem
pemerintahan
mempunyai
hubungan
yang
berkesinambungan
dan
saling
menguntungkan.
2.2.1 Teor i Kebebasan Per s
Fred S.Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Scramm dalam bukunya
berjudul Four Theoris of the Press menyebutkan empat teori pers, yaitu; Authoritarian
press, Lebertarian press, social responsibility press dan Soviet Communist perss.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
Khusus teori yang terakhir, Soviet Communist Press, sebenarnya pengembangan dari
Auth
TERHADAP J UBIR KPK J OHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM
(Analisis Objektivitas Pemberitaan Pelaporan PKS Ter hadap J ubir KPK
J ohan Budi Ke Mabes Polri Di Media Online Kompas.Com Mei 2013)
SKRIPSI
OLEH :
TRI HERU J ATMIKO
0643010047
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
OBYEKTIVITAS PEMBERITAAN PELAPORAN PKS TERHADAP J UBIR
KPK J OHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM
(Analisis Obyektivitas Pemberitaan Pelaporan PKS Terhadap J ubir KPK
J ohan Budi Ke Mabes Polri Di Media Online Kompas.Com Mei 2013)
Disusun Oleh :
TRI HERU J ATMIKO
0643010047
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian / Seminar Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING
Dr a. Diana Amalia M.Si
NIP : 030 213 652
Mengetahui,
DEKAN
Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi
NIP 195507.1819.8302.2001
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAGAIMANAKAH OBJ EKTIVITAS PEMBERITAAN PELAPORAN PKS
TERHADAP J UBIR KPK J OHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM
(Analisis Obyektivitas Pemberitaan Pelapor an PKS Ter hadap J ubir KPK
J ohan Budi Ke Mabes Polr i Di Media Online Kompas.Com Mei 2013)
Disusun Oleh :
TRI HERU J ATMIKO
0643010047
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji
Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Pada Tanggal 18 Juli 2013
Menyetujui,
Pembimbing:
Tim Penguji :
1. Ketua
Dra. Diana Amalia M.Si
Dra. Sumardjijati, M.Si
NIP. 19020323 1999309 2001
2. Sekretaris
NPT. 030 213 652
Dr s. Saifuddin Zuhri, Msi
NPT. 370069400351
3. Anggota
Dra. Diana Amalia M.Si
NPT. 030 213 652
Mengetahui,
Dekan
Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi
NIP 195507.1819.8302.2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :
BAGAIMANAKAH OBJ EKTIVITAS PEMBERITAAN PELAPORAN PKS
TERHADAP J UBIR KPK J OHAN BUDI KE MABES POLRI DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM.
Penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan skripsi
ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri sendiri. Semua proses
kelancaran pada saat pembuatan skripsi penelitian tidak lepas dari segala bantuan
dari berbagai pihak yang sengaja maupun tak sengaja telah memberikan
sumbangsihnya.
Selama
melakukan
penulisan
penelitian
ini,
tak
lupa
penulis
menyampaikan rasa terima kasih pada ibu Diana Amalia M.Si. sebagai dosen
pembimbing yang telah membantu penulis selama menyelesaikan proposal ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis
mendapatkan kemudahan selama proses penulisan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, Mp, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim
3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
5. Dra. Diana Amalia, Msi yang menjadi dosen pembimbing penulis yang telah
banyak memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang sangat berjasa bagi penulis, terima
kasih atas doa restu dan semangat yang diberikan selama ini.
2. Adik dan kakak serta seluruh keluarga yang tak henti-hentinya
memberikan dukungan kepada penulis.
3. Teman dan sahabat seperjuangan yang sudah banyak membantu
memberi masukan dan saran kepada penulis
4. Dan seluruh pihak yang sudah membantu penulis menyelesaikan
penulisan skripsi ini, terima kasih sebesar-besarnya semoga segala
bantuan yang sudah diberikan dicatat sebagai amal yang baik oleh
Allah SWT. Amin
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.
Surabaya, 10 Juli 2013
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJ UAN .............................................................................ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1
Latar Belakang Masalah ............................................................1
1.2
Perumusan Masalah ................................................................... 11
1.3
Tujuan Penelitian .......................................................................11
1.4
Manfaat Penelitian ....................................................................11
BAB II KAJ IAN PUSTAKA .............................................................................12
2.1
Landasan Teori ..........................................................................12
2.1.1 Pengertian Media Massa dan Komunikasi Massa .......12
2.1.2 Berita ......................................................................... 16
2.2
Pers Dalam Kaidah Jurnalistik ...................................................23
2.2.1
Teori Kebebasan Pers ................................................. 27
2.3
Jurnalisme Online Sebagai Media Massa ...................................39
2.4
Objektifitas Berita ......................................................................45
2.4.1
2.5
Konsep Penyajian Berita ............................................ 49
Kerangka Berpikir .....................................................................52
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................54
3.1
Definisi Operasional ..................................................................54
3.1.1 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ................................54
3.1.2 Berita Pelaporan Jubir KPK Oleh PKS .......................57
3.2
3.3
Kategorisasi Obyektifitas Pers ...................................................60
3.2.1
Akurasi Pemberitaan .................................................61
3.2.2
Fairnes dan Ketidakberpihakan Pemberitaan ..............62
3.2.3
Validitas Keabsahan Pemberitaan ..............................63
Popolasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel .......................64
3.3.1 Popolasi .......................................................................64
3.3.2 Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel .........................64
3.4
Teknik Pengumpulan Data .........................................................65
3.5
Teknik Analisis Data ..................................................................66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 67
4.1.Gambaran Umum Perusahaan..................................................... 67
4.1.1. Gambaran Singkat Kompas.com..................................... 67
4.2.Penyajian Data dan Analisis Data ............................................. 74
4.3. Objektifitas Pemberitaan ……….............................................. 76
4.3.1 Analisis Objektivitas Berita 1....................................... 80
4.3.2 Analisis Objektivitas Berita 2....................................... 83
4.3.3 Analisis Objektivitas Berita 3....................................... 86
4.3.4 Analisis Objektivitas Berita 4....................................... 89
4.3.5 Analisis Objektfitas Keseluruhan ................................. 93
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 96
5.1.Kesimpulan ................................................................................ 96
5.2.Saran........................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
98
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ 99
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRAK
Tri Her u J atmiko. Objektivitas pember itaan pelaporan PKS terhadap
J ubir KPK J ohan Budi ke Mabes Polr i di media online Kompas.com . (Analisis
Isi Objektivitas Pemberitaan pelaporan PKS terhadap Jubir KPK Johan Budi ke
Mabes Polri di media online Kompas.com Mei 2013).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui objektifitas berita pada
media online kompas.com dalam pemberitaan pelaporan PKS terhadap Jubir KPK
Johan Budi ke mabes polri.
Landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Surat kabar,
Karakteristik Surat Kabar, Pengertian Dan Fungsi Pers, teori kebebasan pers,
objektifitas berita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset
kuantitatif, yang menggunakan analisis yang telah dirinci oleh Rachma Ida. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh berita yang di tampilkan di media online
kompas.com tentang pelaporan PKS terhadap Jubir KPK Johan Budi ke mabes polri
pada 13 Mei 2013.
Hasil dari penelitian ini adalah pemberitaan di kompas.com mengenai
pelaporan PKS terhadap Jubir KPK Johan Budi ke mabes Polri tidak objektif.
Kata Kunci : analisis isi berita, objektifitas, rachma ida, PKS, KPK, Kompas.com
ABSTRACT
Tri Heru Jatmiko. The objectivity of news reporting MCC against KPK
spokesman Johan Budi to Police Headquarters in online media Kompas.com.
(Content Analysis Reporting Objectivity reporting MCC against KPK spokesman
Johan Budi to Police Headquarters in online media Kompas.com May 2013).
The purpose of this study was to determine the objectivity of news on online
media in news reporting kompas.com MCC against KPK spokesman Johan Budi to
the national police headquarters.
Theoretical basis used in this study is Newspaper, Newspapers
Characteristics, Definition And Function Press, theory of press freedom, news
objectivity. The method used in this study is a quantitative research method, which
uses the analysis that has been specified by Rachma Ida. The population in this study
were all in the show in the news media about reporting online kompas.com MCC
against KPK spokesman Johan Budi to the national police headquarters on May 13,
2013.
The results of this study are in kompas.com news reporting about the MCC
against KPK spokesman Johan Budi to police headquarters is not objective
Keywords: Analysis Of News Content, Objectivity, Rachma Ida, KPK, PKS,
Kompas.com
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Salah satu kebutuhan utama manusia adalah informasi, dalam perkembangan
yang terjadi saat ini semakin banyak individu maupun kelompok yang membutuhkan
informasi. Informasi tidak hanya digunakan sebagai kebutuhan semata, melainkan
juga alat untuk mendapatkan kekuasaan. Penguasaan terhadap media informasi
mampu menjadikan kita sebagai penguasa. Seperti yang ada dalam pandangan umum
bahwa penguasa media informasi merupakan penguasa masa depan. (Romli 1999:26)
Faktor terbesar yang bisa menunjang penyebaran informasi kepada khalayak
adalah dengan media massa. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam
proses komunikasi, hal ini bisa tergambar dari relita yang ada saat ini banyak korankoran baru, stasiun televisi baru, dan berbagai sarana media massa. Masing-masing
media mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Salah satu kelebihan surat kabar dibanding media lain adalah surat kabar lebih
terdokumen, sehingga bisa “dikonsumsi” kapan dan dimana saja. Berbeda dengan
penyajian informasi pada media televisi, di media televisi kita harus berada di depan
televisi pada jam-jam tertentu. Hal inilah yang membuat surat kabar masih tetap
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
disukai. Karena berita di surat kabar lebih terdokumen maka efek negatifnya akan
lebih termemori (apabila pemberitaan tersebut negatif), begitu juga sebaliknya.
Semakin banyaknya jumlah dan beragamnya jenis surat kabar yang beredar di
masyarakat saat ini dapat memberi dampak maupun pengaruh pada penerbit surat
kabar maupun pembaca. Pengaruh akan banyaknya penerbit adalah konsumen /
pembaca akan lebih selektif dalam pemilihan surat kabar, sedangkan untuk penerbit
mereka harus selalu berupaya memperbaiki dan meningkatkan penyajian beritaberitanya.
Untuk dapat memberikan informasi kepada masyarakat, media atau pers
dituntut untuk bisa menambah pengetahuan pembacanya dengan menyajikan
informasi yang memiliki kebenaran, kepentingan, dan manfaat. Dengan banyaknya
aneka ragam surat kabar pembaca menjadi lebih selektif dalam memilih suat kabar
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Setiap surat kabar mempunyai ragam berita, mulai dari bidang ekonomi,
sosial, poltik, budaya, kriminal, sampai pada pemberitaan seleb. Surat kabar dapat
memberikan porsi yang berbeda terhadap suatu kejadian yang sama. Surat kabar satu
menyajikan sebuah berita sebagai berita utama belum tentu pemberitaan tersebut
menjadi berita utama pula di surat kabar lain, bahkan bisa saja tidak dimuat sama
sekali.
Berita diproduksi dan didistribusikan oleh pers. Pers menyandang peran ganda
yaitu sebagai produsen berita dan saluran dalam sebuah proses komunikasi. Pers
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
sebagai penghubung antara komunikator dengan komunikan. Kebebasan media
dilindungi oleh undang-undang yang menjamin beropini dan kebebasan memberikan
informasi kepada masyarakat.
Berita harus memenuhi beberapa unsur yang nantinya akan membuat suatu
berita tersebut bisa layak untuk dimuat. Pertama-tama berita harus cermat dan tepat
atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat. Selain akurat berita harus lengkap, adil,
dan berimbang. Kemudian berita pun harus tidak mencampurkan fakta dan opini
sendiri atau dalam bahasa akademis berita harus objektif. Karena berita memliki
power untuk membentuk opini publik, jadi sesuatu yang ditulis oleh media harus
memenuhi unsur-unsur di atas agar tidak ada pihak yang dirugikan. (Kusumaningrat
2006 : 47)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu partai yang banyak mencuri
perhatian masyarakat Indonesia. Bisa dibilang saat ini PKS adalah partai islam yang
mampu berbicara banyak dibelantika perpolitikan negeri ini dibandingkan parpol
Islam lainnya. PKS juga digadang-gandang sebagai partai yang bersih dari korupsi.
Pada pemilu tahun 2009 PKS menjadi partai dengan suara pemilih ke 4 terbanyak.
Namun akhir-akhir ini partai yang sebelumnya terkenal bersih dari pemberitaan
korupsi tersebut terseret kasusu korupsi yang menghebohkan banyak pihak. Yaitu
kasus korupsi daging sapi. Tak tanggung-tanggung dalam kasus tersebut Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Umum PKS Luthfi Hasan Ishaq
menjadi tersangka. Sebelumnya KPK menangkap Ahmad Fathanah yang dikenal
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
dekat dengan PKS sebagai tersangka yang akhirnya menyokok nama Luthfi Hasan
Ishaq.
Banyak sekali pemberitaan di media massa mengenai kasus ini. Mulai heboh
ditangkapnya Ahmad Fathanah di kamar hotel bersama seorang perempuan muda
bernama Maharani. Tak lama setelah menangkap Fathanah KPK juga menangkap
Luthfi Hasan dalam kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) ini.
Dalam perkembangannya, penyidikan kasus ini juga menyeret nama
perempuan-perempuan cantik yang diduga menerima uang hasil korupsi kasus ini
oleh Fatanah. Diantara nama-nama artis yang dimintai keterangan oleh KPK terselip
dua nama artis yang diduga menerima uang dari Fathanah, yaitu artis senior Ayu
Azhari dan Kiki Amalia.
Tak cukup dengan berita tersebut, kali ini masyarakat juga mendapatkan
berita yang cukup mengejutkan yaitu Tim Penyidik KPK yang diusir oleh anggota
PKS saat akan menyita mobil yang diduga milik Luthfi Hasan Ishaq. Tak tanggungtanggung PKS juga melaporkan KPK ke polisi dengan tuduhan perbuatan tidak
menyenangkan, pencemaran nama baik, dan pembohongan publik. Laporan ini terkait
upaya penyitaan KPK terhadap enam mobil terkait mantan Presiden PKS Luthfi
Hasan Ishaaq yang diparkir di kantor DPP PKS.
Berita pelaporan Jubir KPK oleh PKS ini sangat menghebohkan masyarakat.
Hampir setiap media massa yang ada di Indonesia memberitakan peristiwa ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Seringkali peristiwa ini menjadi berita utama dalam suatu pemberitaan di suatu media
termasuk di dalamnya Kompas.Com.
Berita mengenai dilaporkannya Jubir dan 10 penyidik KPK oleh PKS ini
diawali dengan ditolaknya penyidik KPK yang akan menyita 6 mobil yang diduga
hasil pencucian uang dari kasus korupsi yang diduga dilakukan oleh Luthfi Hasan.
Menurut keterangan dari PKS penolakan tersebut dikarenakan bahwa ketika KPK itu
datang tanpa membawa surat penyitaan. Sementara pihak KPK menegaskan sudah
sesuai prosedur.
Berdasrkan hal tersebut PKS melaporkan Jubir dan 10 penyidik KPK ke
Mabes Polri. Mengetahui informasi mengenai pelaporan tersebut, KPK langsung
menggelar rapat internal. "Hari ini ada rapat, termasuk bahas soal (pelaporan) itu,"
kata Juru Bicara KPK Johan Budi, di Jakarta, Senin (13/5/2013). Menurut Johan,
rapat internal ini akan diikuti jajaran pimpinan KPK, para penyidik, dan biro hukum.
"(Hadir) pimpinan dan penyidik juga dari Biro Hukum, tapi belum (mulai), baru
nanti," ujarnya. (sumber : Kompas.com)
Menaggapi polemik tersebut, PKS yang diwakili oleh Sekjen-nya Taufik
Ridho menegaskan, pihaknya tidak melawan lembaga Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Menurut dia, PKS melaporkan KPK ke Mabes Polri karena saat KPK
melakukan penyitaan mobil di DPP PKS beberapa waktu lalu, prosesnya tidak sesuai
dengan prosedur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
"Kami tidak (melawan) institusi. Jadi, nanti jangan muncul berita KPK lawan
PKS, enggak ada. Kami bukan lawan institusi," kata Taufik di Gedung Bareskrim
Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2013).
Taufik menjelaskan, dirinya melaporkan 10 orang dari KPK yang melakukan
penyitaan mobil milik mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq di DPP PKS.
Namun, laporan itu hingga kini belum dibuat secara resmi oleh penyidik Bareskrim.
Taufik mengatakan, laporan itu masih ditangani oleh kuasa hukumnya dalam gedung
Bareskrim.
Dia mengaku membawa satu berkas sebagai barang bukti. Namun, tak
dijelaskannya berkas yang dibawa tersebut. "Kami ingin mengajarkan ke masyarakat
Indonesia cara berdemokrasi yang benar. Ada hukum, kami melalui jalur hukum.
Terserah hukum yang menentukannya," ujarnya. (Sumber : Kompas.com)
Tenyata PKS baru melaporkan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) Johan Budi ke Badan Reserse Kriminal Polri, Senin (13/5/2013), bukan 10
penyidik KPK seperti disebutkan sebelumnya.
Johan dinilai memyampaikan pernyataan yang tidak benar terkait upaya
penyitaan mobil-mobil milik mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq di DPP PKS
beberapa waktu lalu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
"Kita melaporkan tindakan Juru Bicara (Johan Budi) atas pernyataan peristiwa
yang terjadi pada Selasa 7 Mei 2013," ujar Kuasa Hukum PKS, Faudjan Muslim, saat
dihubungi, Senin malam.
Faudjan sebelumnya mendatangi Bareskrim Polri bersama Sekjen PKS Taufik
Ridho. Namun, pulangnya Faudjan dari Bareskrim luput dari perhatian para pewarta
yang menunggunya di luar. Dia diduga menghindar melalui pintu samping.
Ketika dihubungi, dia mengatakan, laporan itu telah dibuat dengan Nomor
LP/390/V/2013/Bareskrim. Menurut dia, pernyataan Johan yang mengatakan PKS
menghalang-halangi penyidik KPK telah mencemarkan nama baik PKS. "Jelas
merugikan PKS sebagai partai yang menjunjung amanat partai," katanya. (Sumber :
Kompas.com)
Menaggapi hal tersebut, Juru Bicara KPK Johan Budi menyatakan siap
menghadapi laporan Partai Keadilan Sejahtera. PKS melaporkan Johan ke Markas
Besar Kepolisian RI dengan tuduhan menyampaikan pernyataan yang tidak benar
terkait upaya penyitaan mobil-mobil milik mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq
di DPP PKS beberapa waktu lalu.
"Sebagai warga negara yang taat hukum, saya siap," kata Johan di Jakarta,
Senin (13/5/2013). Johan pun siap menjalani pemeriksaan oleh polisi jika memang
keterangannya diperlukan dalam proses selanjutnya. "Kita serahkan semua pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
mekanisme hukum Kepolisian, apakah saya ini melakukan yang dituduhkan. Sejak
awal saya sampaikan, KPK mengusut kasus ini sama sekali tidak terkait dengan
PKS," kata Johan. (Sumber : Kompas.com)
Berita di atas merupakan kutipan dari media online Kompas.com, dalam
beberapa kali upload pada tanggal 13 Mei 2013. Dalam penulisan berita tersebut
judul berita dituliskan dengan ukuran besar dan juga dimasukkan kedalam topik
khusu yaitu PKS vs KPK. Menurut Junaedhi (1991 : 29) berita yang ditulis dengan
huruf ukuran besar pada judulnya merupakan berita utama atau berita istimewa.
Berita
utama
dilakukan
seselektif
mungkin
sesuai
dengan
kebijaksanaan
redaksionalnya, dan sesuatu yang dianggap paling pantas diketahui oleh masyarakat
pada saat itu.
Definisi tentang objektivitas berita sangat beragam, namun secara sederhana
dapat dijelaskan bahwa berita yang objektif adalah berita yang menyajikan fakta,
tidak berpihak dan tidak melibatkan opini dari wartawan. Objektivitas menurut
mcQuail (1994 : 130) lebih merupakan cita-cita yang diterapkan seutuhnya. Dalam
sistem media massa yang memiliki keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan
untuk penyajian informasi yang memihak, meski sumber tersebut harus bersaing
dengan sumber informasi lainnya yang menyatakan dirinya objektif. Meskipun
demikian tidak sedikit media yang mendapatkan tuduhan “media itu tidak objektif”.
Objektivitas berita merupakan suatu keadaan berita yang disajikan secara utuh
dan tidak bersifat memihak salah satu sumber berita, yang bertujuan untuk memberi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
informasi dan pengetahuan kepada konsumen. (flournoy, 1986 : 48). Setiap berita
yang disajikan dalam suatu surat kabar atau majalah harus memenuhi unsur
objektivitas. Objektivitas berita merupakan hal yang sangat penting dalam penyajian
sebuah berita. Penyajian berita yang tidak objektif dapat menimbulkan banyak
ketidakseimbangan, artinya bahwa berita hanya disajikan berdasarkan informasi pada
sumber berita yang kurang lengkap dan cenderung sepihak.
Dalam jurnalisme, kebenaran tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak, namun
harus dikonfirmasikan menurut kebenaran dari pihak lain. Inilah mengapa
pemberitaan di surat kabar selalu dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara
fairness. Yaitu salah satu syarat objektifitas yang juga sering disebut sebagai
pemberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang terlibat
sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Selain fairness, pers
juga dituntut melakukan pemberitaan yang akurat, tidak bohong, menyatakan fakta
bila itu memang fakta, dan pendapat bila itu memang pendapat, dikutip dari Siebert
tahun 1986 (Bungin, 2003 : 153 – 154).
Sebuah berita bisa dikatakan obyetif bila memenuhi beberapa unsur,
diantaranya adalah tidak memihak, transparan, sumber berita yang jelas, tidak ada
tujuan atau misi tertentu. Dilihat dari beberapa unsur di atas banyak sekali berita yang
disajikan belum memenuhi unsur-unsur objektivitas atau bisa dikatakan bahwa berita
tersebut tidak objektif. Suatu berita yang disajikan tidak objektif hanya akan
menguntungkan salah satu pihak dan akan merugikan pihak lain. Dimensi-dimensi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
objektifitas menurut Rachma Ida terdiri dari aktualitas, fairness dan validitas
pemberitaan, dalam akurasi pemberitaan dituliskan bahwa harrus ada kesesuaian
judul dengan isi berita. (Kriyantono, 2006 : 244 dan juga dalam Bungin, 2003 : 154155).
Untuk dapat memahami ketimpangan arus informasi penulis sengaja memilih
media online Kompas.com. Media online Kompas.com dipilih sebagai obyek
penelitian karena Kompas.com merupakan salah satu media online yang selalu up to
date dalam mengupload berita terbaru, penulis memilih media online kompas.com
karena Kompas merupakan salah satu media terbesar di Indonesia sehingga dampak
dari berita yang dikeluarkan oleh Kompas dalam hal ini Kompas.com akan luas
membentuk opini publik secara Nasional. Alasan kedua penulis memilih media
online Kompas.com karena pemberitaan pelaporan Jubir KPK oleh PKS
ini menjadi sebuah berita yang istimewa, berita ini menggunakan font dengan
size besar pada judulnya dan dimasukkan kepada topic pemberitaan di Kompas.com
yaitu PKS vs KPK.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga
diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat
kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media (flournoy,
1986 : 12). Pemanfaatan ilmu komunikasi media massa dapat diperoleh secara tepat
implementasi di lapangan atas objektivitas pemberitaan dari surat kabar yang menjadi
subyek penelitian (McQuail, 1994 : 179).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
1.2.
Per umusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang melandasi penelitian
ini, maka judul penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah
Objektivitas Pelaporan Jubir KPK oleh PKS Ke Mabes Polri”
1.3.
Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimanakah objektivitas berita Pelaporan Jubir KPK oleh PKS
Ke Mabes Polri di media online Kompas.com.
1.4.
Manfaat penelitian
1. Kegunaan teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan
penelitian objektivitas berita, sehingga hasil penelitin ini diharapkan bisa
menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan praktis : penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi
redaksi Kompas.com dalam memberitakan Objektivitas berita Pelaporan Jubir
KPK oleh PKS Ke Mabes Polri di media online Kompas.com tidak memihak,
transparan, dan sumber berita yang jelas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Media Massa dan Komunikasi Massa
Media massa seperti yang dikemukakan oleh althusser dan Gramsci dalam
Sobur (2004:30) merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau
aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah atau negara.
Media massa tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan informasi yang merupakan
perwujudan dari hak asasi manusia dalam kehidaupan ermasyarakat dan bernegara,
dalam diri media massa juga terselubung kepentingan-kepentingan yang lain,
misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan
pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya.
Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam usaha
mempengaruhi khlayaknya. Keberadaan media massa mempunyai peranan penting
dalamusaha memberikan informasi penting bagi masyarakat, pengetahuan yang dapat
memperluas wawasan, sarana hiburan sebagai pelepas ketegangan, dan yang tidak
kalah pentingnya adalah peranan media sebagai kontrol sosial untuk memberikan
kritik maupun mendukung kebijakan pemerintah agara memotivasi masyarakat.
12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Media massa merupakan institusi baru yang berkaitan dengan produksi dan
distribusi pengetahuan dalam arti luas. Media massa mempunyai sejumlah ciri-ciri
yang menonjol, diantaranya adalah penggunaan teknologi yang relatif maju untuk
produksi (massal) dan penyebaran pesan, mempuyai organisasi yang sistematis dan
aturan-aturan sosial serta sasaran pesan yang mengarah pada audiens dalam jumlah
besar yang tidak bisa ditentukan apakah meraka menerima pesan yang disampaikan,
atau malah menolaknya. Institusi media massa pada dasarnya terbuka, beroprasi
dalam dimensi publik untuk memberikan saluran komunikasi reguler dari berbagai
pesan yang mendapat persetujuan sodial dan dikehendaki oleh banyak individu.
Dalam komunikasi massa menurut Winarni dapat dipusatkan pada komponenkomponen komunikasi massa, yaitu variabel yang dikandung dalam setiap tindak
komunikasi dan bagaimana variabel ini bekerja pada media massa, kelima komponen
tersebut adalah:
1. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang
mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan.
2. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat
heterogen dan anonim.
3. Pesan. Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, maksudnya
adalah setiap orang bisa mengetahui pesan-pesan komunikasi dari
media massa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
4. Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu: 1) Komunikasi
massa merupakan proses satu arah. Komunikasi ini berjalan dari
sumber ke penrima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali
dalam bentuk umpan balik tertunda. 2) Komunikasi massa merupakan
proses dua arah (Proses seleksi). Baik media ataupun khalayak
melakukan seleksi. Media menyeleksi khalayak sasaran atau penerima
menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang mereka
ikuti.
5. Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial.
Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat, dan konteks sosial
masyarakat mempengaruhi media massa. (Winarni, 2003 : 4-5)
Setiap disiplin ilmu dalam komunikasi memiliki ciri-ciri dan karekateristik
yang berbeda-beda, adapun beberapa karakteristik komunikasi massa yang sering
digunakan pada media massa yaitu:
1. Sifatnya satu arah, walaupun beberapa media massa terkadang
melibatkan khalayak secara langsung dengan diadakannya dialog
interaktif, namun itu hanya untuk kepentingan terbatas.
2. Selalu ada proses seleksim misalnya, setiap media memilih
khalayaknya, demikian juga dengan khlayak yang juga menyeleksi
medianya, baik jenis maupun isi siaran dan berita, serta waktu untuk
menikmatinya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
3. Menjangkau khalayak secara luas. Dengan adanya satuu stasiun
pemancar pesan atau informasi dapat disampaikan dalam cakupan satu
negara. Namun dalam karakteristik ini sistem ekonomi dan sosial juga
ikut berperan.
4. Berusaha membidik sasaran tertentu, informasi yang disampaikan
harus menarik minat orang-orang sehingga informasi tersebut
disalurkan kepada orang lain
5. Komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka terhadap
kondisi lingkungannya. Ada interaksi tertentu yang berlangsung antara
media dan masyarakat. Untuk memahami sebuah masyarakat kita
harus menelaah latar belakang, asumsi dan keyakinan-keyakinan
dasarnya. Untuk itu diperlukan penguasaan atas sejarah, sosiologi,
ilmu ekonomi dan filsafat demi memahami sebuah masyarakat secara
benar. (Rivers, 2004 :18)
Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda,
komunikator cenderung sulit untuk mengetahui umpan balik komunikan secara
segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus diadakan seminar terbuka yang
menghubungkan antara komunikator dan komunikan secara langsung, diadakannya
survey atau penelitian. (Vardiansyah, 2004:33).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.1.2. Berita
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar,
menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala
seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet. Berita berasal dari
bahasa sansekerta, yaitu urit yang dalam bahasa Inggris disebut write, yang berarti
sebenarnya adalah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Writta,
artinya kejadian atau yang telah terjadi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia karya
Poerwadarminto, berita diperjelas menjadi laporan mengenai kejadian atau peristiwa
yang hangat.
Sedangkan menurut McQuail (1989 : 189) berita merupakan sesuatu yang
bersifat metafistik dan sukar dijawab kembali dalam kaitannya dengan institusi dan
kata putus mereka yang bersifat rasa dan sulit diraba karena kehalusannya. Berita
bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah
menonjolkannya sendiri.
Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah
dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, alamat, dan
penanggungjawabnya, fakta tersebut ditemukan oleh jurnalis dengan cara yang sesuai
dengan standar operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (panuju, 2005 :
52).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Dari beberapa definisi tersebut dapat dirangkum bahwa berita adalah laporan
dari kejadian yang penting atau peristiwa hangat, dapat menarik minat atau perhatian
para pembaca. Berita merupakan gudang informasi, dan berita merupakan bagian
terpenting dari tabloid atau surat kabar.
Menurut Djuroto (2002 : 48) untuk membuat berita paling tidak harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
1. Menjaga objektivitas dalam pemberitaan.
2. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa hingga tinggal sebagian
saja.
3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.
Sedangkan menurut Kusumaningrat (2006 : 47) unsur-unsur yang membuat
suatu berita layak untuk dimuat ada tujuh yaitu ; Akurat, Lengkap, Adil, Berimbang,
Objektif, Ringkas, Jelas, dan Hangat.
Selain unsur-unsur berita wartawan juga harus memikirkan nilai berita, dalam
cerita atau berita itu tersirat pesan yang ingin disampaikan waratwan kepada
pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Nilai berita ini menjadi
menentukan berita layak berita. Menurut Ishwara (2005 : 53) peristiwa-peristiwa
yang memiliki nilai berita ini misalnya yang mengandung konflik, bencana dan
kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
seks, dan aneka nilai lainnya. Aktualitas, berita tak ubahnya seperti es krim yang
gampang meleleh, bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya semakin berkurang.
Bagi surat kabar, semakin aktual berita-beritanya, artinya semakin baru peristiwa itu
terjadi, maka semakin tinggi nilai beritanya.
1. Kedekatan, peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan
pembaca akan menarik perhatian. Kedekatan yang dimaksud tidak
hanya kedekatan secara geografis tapi juga kedekatan emosional.
2. Keterkenalan, kejadian yang menyangkut tokoh terkenal (prominent
names) memang akan banyak menarik pembaca. Hal ini tidak hanya
sebatas nama orang saja, demikian pula dengan tempat-tempat
terkenal,
3. Dampak,
Berita memiliki banyak jenis, Menurut Sumadiaria ( 2005 : 69-71 ) dalam
dunia jurnalistik berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi dalam tiga kelompok :
1. Elementary yaitu :
a. Straight News report adalah laporan langsung mengenai suatu
peristiwa. Biasanya berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang
dimulai dari what, when, why, where, who, dan how (5W+1H).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
b. Depth News Report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan
Straight News report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi
dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi
tambahan untuk peristiwa itu sendiri.
c. Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat
menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, mencoba
menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan
cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat dengan jelas.
2. Intermediate yaitu :
a. Interpretative Report lebih dari sekedar Straight News report dan
depth news . berita interpretative biasanya memfokuskan pada sebuah
isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Dalam jenis
laporan ini reporter menganalisis dan menjelaskan.
b. Feature Story berbeda dengan jenis berita-berita di atas yang
menyajikan informasi-informasi penting, di feature story penulis
mencari fakta untuk menarik perhatian pembaca. Penulisan feature
lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya
informasi yang disajikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
3. Adnance yaitu :
a. Depth Reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam,
tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau
aktual.dengan membaca karya pelaporan mendalam, orang akan
mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu
persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang.
b. Investigative Reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda
dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan
pada sejumlah masalah dan kontroversi. Dalam laporan investigatif
waratawan melakukan penyelidikan untuk memeperoleh fakta yang
tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis
c. Editoral Writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan
sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini
yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi
pendapat umum
Yang dapat membedakan antara berita dengan bukan berita salah satunya
adalah pada ada tidaknya opini. Hal ini didasari bahwa sebuah berita berasal dari
suatu fakta sedangkan opini berangkat dari suatu pemikiran. Berita
mempresentasikan fakta sedangkan opini mempresentasikan gagasan atau ide.
Dalam kacamata jurnalistik, tidak semua fakta adalah berita.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain
telah dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, fakta
tersebut dihimpun oleh jurnalis dengan cara yang sesuai dengan standart
operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (jurnal mata kuliah dasardasar jurnalistik).
Untuk membuat berita paling tidak, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Menjaga objektifitas dalam pemberitaan.
2. Fakta tidak boleh diputar balikkan sedemikian rupa hingga tinggal sebagian
saja.
3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.
Berdasarkan pasal dari kode etik jurnalistik milik AJI (pasal 3/14 Maret
2006) dijabarkan melalui sebagai berikut :
a. Menguji informasi berarti melakukan cek dan re-cek tentang kebenaran
informasi.
b. Berimbang dengan memberikan ruang pemberitaan kepada masing-masing
pihak secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan.
d. Azas praduga tak bersalah adalah prinsip dengan tidak menghakimi
seseorang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya namun juga dapat
menarik perhatian khalayak sehingga lewat menyajikan hal-hal yang factual dari
apa adanya, kebenaran isi cerita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda
tanya dan ada kesesuaian dari judul dengan isi berita.
Unsur yang penting dalam menyajikan berita adalah kesesuaian antara
judul berita dengan isinya, terlebih lagi bagi media massa cetak dengan pembaca
yang
memiliki
karakteristik
pembaca
sekilas.
Judul
berita
harus
mempresentasikan seluruh isi berita, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
salah persepsi saat berita dibaca hanya menarik saat dibaca sekilas oleh khalayak
melalui judul yang bombastis namun tidak sesuai dengan isi.
Kesesuaian judul dengan isi berita juga merupakan salah satu bentuk
kejujuran jurnalis. Bila ingin berita laku keras, maka haruslah para jurnalis
mencuri berita yang memiliki nilai penting dimata khalayak, bukannya melalui
mengarang judul berita yang se bombastis mungkin sedangkan tidak tercermin
pada isi beritanya.
Pada jurnal mata kuliah jurnalistik, dikatakan fungsi judul berita adalah :
1. Memberikan identitas pada berita
2. Mempermudah pembaca untuk memilih berita
3. Menarik perhatian pembaca
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Mutu surat kabar dalam penyajiannya sangat sering juga menyertakan
gambar, foto, ilustrasi kartun maupun bagan ataupun table yang berguna untuk
memperjelas isi pemberitaan. Penempatan adanya data pendukung berita ini
sangat penting atas pertimbangan berikut :
1. Foto, gambar, table, dan ilustrasi merupakan unsure berita yang pertama kali
menangkap mata serta perhatian pembaca. Woodburn (yang dikutip dari
jurnal jurnalistik media cetak) menjelaskan bahwa data pendukung berita di
atas, memiliki kekuatan stopping power serta menjelaskan bagian dari
unsure berita yang disajikan.
2. Foto dalam surat kabar, dapat digunakan dalam komunikasi dengan pembaca
yang memiliki latar belakang beranekaragam karena foto mampu
menyajikan berita melalui bahasa foto lebih universal.
2.2. Pers Dalam Kaidah J ur nalistik
Ketika semua orang memiliki hak suara, maka mereka pun merasa ikut
berkepentingan dengan jalannya pemerintahan. Setiap orang dengan intensitas yang
berbeda-beda, mulai ikut berpartisipasi dalam urusan publik. Dalam kaitan inilah pers
menjadi sangat penting untuk menjaga sistem politik. Pers juga menjadi sumber
informasi atau pendidik, sumber nilai-nilai budaya baru, sekaligus sumber hiburan.
(Rivers, 2004:51)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Ada dua pengertian pers, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas.
Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid
mingguan, dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa
cetak elektronik antara lain radio dan televisi, sebagai media yang menyiarkan karya
jurnalistik. ( Effendy, 2000:90)
Jadi secara tegas, pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang
menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan jurnalistik
dapat diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karena ia berwujud,
konkret atau nyata, oleh karena itu dapat diberi nama. Desangkan jurnalistik adalah
aspek jiwa, karena ia abstrak, merupakan kegiatan daya hidup yang menghidupi
aspek pers itu sendiri.
Sedangkan pengertian pers di Indonesia tercantum dalam Undang-undang
No.11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers dan Undang-undang No.
21 Tahun 1982 tentang Perubahan Atas Undang-undang no. 11 Tahun 1966. dalam
Undang –undang tersebut dinyatakan sebagai berikut:
”Pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan
nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media
komunikasi massa, yang bersifat umum berupa penerbitan
yang teratur waktu terbitnya dilengkapi atau tidak
diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa
percetakan alat-alat foto, klise, mesin-mesin stencil atau
alat-alat tehnik lainnya.”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
Jadi berdasar definisi pers diatas jelas tercantum bahwa pers harus
mempunyai idealisme, yakni bahwa pers Indonesia merupakan alat perjuangan
nasional, bukan sekedar penjual berita hanya untuk mencari keuntungan finansial.
Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keinginan manusia yang haus akan
kebutuhan informasi tersebut melalui medianya. Tetapi fungsi pers bukan hanya itu,
menurut Kusumaningrat fungsi pers yang lebih detail adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Informatif
Yaitu memberikan informasi atau berita kepada khalayak dengan cara
yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berhuna dan penting
bagiorang banyak dan kemudian menuliskan dengan kata-kata. Pers
memberitakan suatu kejadian pada saat itu dan tidak menutup
kemungkinan bahwa pers juga memperingatkan khalayaknya tentang
peristiwa yang diduga akan terjadi.
2. Fungsi Kontrol ( fungsi watchdog )
Pers harus memberitakan apa yang berjalan dengan baik dan tidak
berjalan dengan baik. Fungsi ini harus dilakukan dengan lebih aktif oleh
pers daripada oleh kelompok organisasi masyarakat lain seperti LSM, dan
lain sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
3. Fungsi Interpretatif dan Direktif
Pers harus menceritakan kepada masyarkat tentang arti suatu kejadian
(biasanya melalui tajuk rencana atau tulisan latar belakang) dan jika
diperlukan, pers juga memberitahukan tindakan yang seharusnya diambil
oleh masyakarat dan memberikan alasan mengapa harus bertindak.
4. Fungsi Menghibur
Mereka menceritakan kisah yang menarik dan lucu untuk khalayak
ketahui (humor, drama serta musik) meskipun kisah itu tidak terlalu
penting.
5. Fungsi Regeneratif
Pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru
terjadi proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada angkatan
yang lebih muda dengan cara menceritakan bagaimana sesuatu itu
dilakukan dimasa lampau, bagaimana dunia dijalankan sekarang,
bagaimana itu diselesaikan dan apa yang dianggap dunia itu benar atau
salah.
6. Fungsi Pengawalan Hak-Hak Warga Negara
Pers harus menjaga baik-baik jangan sampai timbul tirani golongan
mayoritas dimana golongan mayoritas itu menguasai dan menekan
golongan mayoritas. Pers harus bekerja berdasarkan teori tanggung jawab
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
dan menjami hak setiap pribadi untuk didengar dan diberi penenrangan
sesuai dengan yang dibutuhkannya. Dalam beberapa hal khalayak
hendaknya diberi kesempatan untuk menulis kritik dalam media terhadap
segala sesuatu yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat, bahkan
juga tidak menutup kemungkinan untuk mengkritik medianya sendiri.
7. Fungsi Ekonomi
Pers juga dapat berfungsi secara ekonomi yaitu dengan cara melayani
sistem ekonomi melalui iklan
8. Fungsi Swadaya
Untuk memelihara kebebasan yang murni, pers berkewajiban untuk
memupuk kekuatan modalnya sendiri agar tidak ditempatkan dibawah
kehendak siapa saja yang mampu membayarnya sebagai balas jasa.
(
Kusumaningrat, 2005 : 27-29 )
Hubungan pers sebagai media yang menjembatani masyarakat dan sistem
pemerintahan
mempunyai
hubungan
yang
berkesinambungan
dan
saling
menguntungkan.
2.2.1 Teor i Kebebasan Per s
Fred S.Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Scramm dalam bukunya
berjudul Four Theoris of the Press menyebutkan empat teori pers, yaitu; Authoritarian
press, Lebertarian press, social responsibility press dan Soviet Communist perss.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
Khusus teori yang terakhir, Soviet Communist Press, sebenarnya pengembangan dari
Auth