PENENTUAN JUMLAH OPTIMAL LINE SECONDARY RAW MATERIAL DI LANTAI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. X, Tbk).

PENENTUAN J UMLAH OPTIMAL LINE SECONDARY RAW
MATERIAL DI LANTAI PRODUKSI
(STUDI KASUS PT. X, Tbk)
SKRIPSI

DisusunOleh :
DANARA PRADIPTA
1032010075

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENENTUAN J UMLAH OPTIMAL LINE PENGIRIMAN
SECONDARY RAW MATERIAL DI LANTAI PRODUKSI

(STUDI KASUS PT. X,Tbk)
Disusun oleh :
DANARA PRADIPTA
NPM : 1032010075

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 31 – Desember 2013
Tim Penguji :
1.

Pembimbing :
1.

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 0012


2.

Dr s. Pailan, MPd
NIP. 19530504 198303 1 001

Farida Pulansari, ST,MT
NPT. 27902 0440 201

3.

Enny Ariyani, ST,MT
NPY. 3700 9950 0411
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Surabaya

Ir. Sutiyono, MT


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikan Tugas Akhir/Skripsi
dengan judul “Penentuan Jumlah Optimal Line Pengiriman Secondary Raw
Material di Lantai Produksi (Studi kasus di PT. Unilever Indonesia, Tbk).
Tugas Akhir/Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
oleh mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (Sarjana) Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur guna meraih gelar kesarjanaan.
Dalam penyusunan Tugas Akhir/Skripsi ini penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. H. R. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak DR. Ir. Minto Waluyo, MM selaku Ketua Jurusan Teknik Indutri
UPN “Veteran” Jawa Timur.

4.

Bapak Drs. Pailan, MPd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Indutri
UPN “Veteran” Jawa Timur.


5.

Bapak DR. Ir. Minto Waluyo, MM selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.

6.

Ibu Farida Pulansari, ST. MT. selaku Dosen Pembimbing II Skripsi.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7.

Segenap staff Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur

yang telah memberikan banyak


pengetahuan selama masa perkuliahan.
8.

Segenap Pimpinan PT. Unilever Indonesia,Tbk yang telah memberikan
bimbingan dan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

9.

Pihak–pihak

terkait

yang

membantu

dalam

penyelesaian


Tugas

Akhir/Skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir/Skripsi ini terdapat
kesalahan dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu sebagai penulis,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan Tugas Akhir/Skripsi ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir/Skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 10 Desember 2013

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL….....…………………….……………………………….... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. ix
ABSTRAK……………………………………………………………………. x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………......…………………………...………... 1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………….................. 2
1.3 Batasan Masalah……………………………………………...…… 3
1.4 Asumsi - asumsi……………………………………………...…... 3
1.5 Tujuan Penelitian…………………………………...…………….. 3
1.6 Manfaat Penelitian…………………………………...……………. 4
1.7 SistematikaPenulisan…………………...………………………… 4
BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA


2.1 Antrian ......................................................….………………….... 6
2.2 Sistem dan Struktur Dasar Antrian ..........………………………... 9
2.2.1 Sistem Antrian dan Disiplin Antrian pada line secondary
raw material............................................................................ 12
2.3 Model- model antrian ........................………………..………….... 13
2.4 Pelayanan ......................................................................................... 17
2.5 Pengertian Simulasi .....................................................…………..... 18

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.6 Macam- macam Simulasi ……......................................................... 20
2.7 Aspek- Aspek Dalam Simulasi .........................................……….. 21
2.8 Area Sistem Penerapan Simulasi ………..................…………….. 22
2.9

Simulasi dan Program Komputer ..................................................... 24


2.10 Jenis Model ..................................................................................... 25
2.11 Pemodelan dan Simulasi Komputer ................................................ 26
2.12 Program Simul8 ............................................................................... 27
2.13 Peranan Distribusi Poison dan Eksponensial ................................... 32
2.14 Verifikasi dan Validasi .................................................................... 34
2.14.1 Aturan Verifikasi dan Validasi dalam Simulasi ................. 35
2.15 Pengukuran Waktu Kerja ................................................................ 37
2.16 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 44
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian....……….………………...………... 47
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel..………........……. 47
3.2.1 Identifikasi Variabel........................................................... 47
3.2.2 Definisi Operasional Variabel ........................................... 47
3.3 Pengumpulan Data ………………………..................................... 49
3.3.1

Data Primer .......................................................................


49

3.3.2

Data Sekunder ..................................................................

49

3.4 Pengolahan Data ..................................………………………….. 50
3.5 Langkah-Langkah Pemodelan Sistem ............................………...

50

3.6 Flowchart Pemecahan Masalah ....................................................

51

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data...........................................……………………. 55
4.1.1 Sistem Model Pengantaran Material Saat Ini..................... 56
4.1.2 Data Primer .......................................................................

57

4.1.3 Data Sekunder ..................................................................

58

4.2 Menentukan Bentuk Distribusi Waktu Antar Kedatangan Material . 59
4.3 Perancangan Model Sistem Nyata ................................................... 60
4.4 Rancangan Sistem Model Usulan .................................................... 62
4.5

Validasi dengan Perhitungan Manual ............................................... 56

4.6 Hasil dan pembahasan ...................................................................... 65

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan............................................………………………….. 67
5.2 Saran……………………………………………………………… 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Hal yang Harus Diperhatikan dalam Verifikasi dan Validasi .... 36

Tabel 4.1

Data Kedatangan Secondary Raw Material line 1 (Gudang BB ke
line) ............................................................................................ 57

Tabel 4.2

Data Kedatangan Secondary Raw Material line 2 (Gudang BB ke
line)……………………….......................................................... 58

Tabel 4.3

Data Jenis Secondary raw Material dan Total Kebutuhan ..........59

Tebel 4.4

Hasil Perhitungan Workload Analysis ........... ............................. 64

Tabel 4.5

Validasi Model............................................................................. 65

Tabel 4.6

Rangkuman Hasil Simulasi ......................................................... 66

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Tipe Antrian Single Channel Single Phase .................................. 11

Gambar 2.2

Tipe Antrian Single Channel Multi Phase..................................... 11

Gambar 2.3

Tipe Antrian Multi Channel Single Phase..................................... 12

Gambar 2.4

Tipe Antrian Multi Channel Multi Phase .................................... 12

Gambar 2.5

Model Umum Antrian .................................................................. 14

Gambar 2.6

Model Khusus Antrian ................................................................. 14

Gambar 2.7

Wilayah Kerja Simulasi ............................................................... 19

Gambar 2.8

Work Entry Point.......................................................................... 30

Gambar 2.9

Storage ....................................................................................... 30

Gambar 2.10 Work Centre ............................................................................... 31
Gambar 2.11 Work Exit Point ........................................................................... 31
Gambar 2.12 Clock properties .......................................................................... 32
Gambar 2.13 Relasi, Verifikasi, Validasi dan Pembentukan Model Kredibel . 35
Gambar 3.1

Flowchart Pemecahan Masalah ................................................... 52

Gambar 4.1

Sistem Model Pengantaran Saat Ini ............................................ 56

Gambar 4.2

Distribusi Waktu Kedatangan Antar Material ..... ....................... 60

Gambar 4.3

Tampilan Awal Simul8 Sebelum Proses Running ....................... 61

Gambar 4.4

Model Nyata Dengan 2 line Setelah dilakukan Proses Running..61

Gambar 4.5

utilization 2 line .............................................................................62

Gambar 4.6

Kondisi usulan 3 line Setelah dilakukan Proses Running ............ 63

Gambar 4.7

Tingkat Utilization 3 line .............................................................. 63

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 4.8

Kondisi usulan 4 line Setelah dilakukan proses running .............. 64

Gambar 4.9

Tingkat Utilization 4 line .............................................................. 64

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Waktu Kedatangan Antar Material

Lampiran 2

Grafik Distribusi Waktu Kedatangan Material

Lampiran 3

Perhitungan manual

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENENTUAN JUM LAH OPTIM AL LINE PENGIRIM AN SECONDARY RAW
M ATERIAL DI LANTAI PRODUKSI

(STUDI KASUS PT. X,Tbk)
Danara Pradipta
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya 60924
E-mail : pradiptadanara@yahoo.com
Abstraksi
Antrian adalah kejadian yang sering kita lihat, yang terjadi dimana kebutuhan
pelayanan melebihi kapasitas pelayanan yang disediakan. Dewasa ini, simulasi telah
menjadi suatu hal yang sangat penting. Berbagai penelitian dan kajian dilakukan dengan
menggunakan metode simulasi sebagai salah satu teknik untuk memecahkan masalah.
Masalah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan simulasi salah satunya adalah
masalah antrian.
dalam penelitian yang dilakukan di PT. X,Tbk area gudang secondary raw material es
krim, peneliti melihat terdapat bottleneck pada proses pengiriman secondary raw material
seperti wrapper, outter, kacang, dan stick dalam proses pengiriman ke ruang produksi.
Sehingga membuat terkendalanya proses pengiriman secondary raw material tersebut.
Simul8 adalah salah satu software simulasi yang bersifat visual, yang artinya kita
dapat membuat model simulasi hanya dengan mengklik dan menggeser objek simulasi pada
layar. Sehingga dapat mengatur objek simulasi pada layar sesuai dengan keadaan yang
diinginkan.
Dengan software Simul8, unit produksi PT. X, Tbk dapat mengoptimalkan jumlah
optimal line pengiriman secondary raw material dari kondisi awal, sehingga produksi
berlangsung optimal karena pada rantai pengiriman material bottleneck dapat dihilangkan.
Keywords : secondary raw material, simulasi antrian, simul8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Determination of number optimal line of secondary raw material shipments in
production process
(Case Study in PT. X, Tbk)
Danara Pradipta
Industiral Engineering Major, Faculty of Industrial Technology,
Universitas pembangunan Nasional “Veteran” East Java
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya 60924
E-mail : pradiptadanara@yahoo.com
Abstract
Queue is an event that usually happen where service need exceed the service
capacity provided. Nowadays, simulation becomes something important. Numerous
research and study conducted by using simulation method as one of technique for solving
problem. One of problem that can be done with simulation is queuing problem.
In research conducted in PT. X, Tbk, warehouse area of secondary raw material ice
cream, researcher seen bottleneck in delivery process secondary raw material such as
wrapper, outter, peanuts,and ice stick in delivery process to production room. So it makes
constrained delivery process secondary raw material.
Simul8 is one of simulation software in visual view, which mean we could make
simulation model only with click and drag simulation object on screen. So we could manage
simulation object on screen according to conditions we wanted.
With simul8 software, production unit PT. X, Tbk could optimalize the number of
optimal line delivery secondary raw material from initial condition. So the production could
running optimaly because in material delivery chain, bottleneck problem had been solve.
Keywords : secondary raw material, Queue Simulation, Simul 8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENENTUAN J UMLAH OPTIMAL LINE PENGIRIMAN
SECONDARY RAW MATERIAL DI LANTAI PRODUKSI
(STUDI KASUS PT. X,Tbk)

SKRIPSI

Disusun Oleh:
DANARA PRADIPTA
1032010075

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
PT. X, Tbk merupakan salah satu perusahaan multi nasional di Indonesia yang

bergerak dibidang penyediaan produk-produk kebutuhan pokok sehari-hari.
Hingga saat ini sudah lebih dari 32 produk yang diproduksi oleh PT. X, Tbk dan
sudah tersebar merata keseluruh wilayah Indonesia. PT. X, memiliki 2 kawasan
pabrik yaitu di Cikarang dan Surabaya. PT. X, Tbk adalah PT. Unilever Indonesia,
Tbk.
Dalam kegiatan penyediaan produk, terdapat rangkaian proses sebelum
menghasilkan suatu produk. Mulai dari penyediaan raw material, proses
pengolahan material, produksi, packaging, quality control, hingga sampai proses
pendistribusian produk tersebut pada konsumen. Maka disetiap tahap tersebut
dibutuhkan tenaga kerja dan biaya. Setiap perusahaan selalu berupaya untuk
setiap proses yang dikerjakan dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga
keuntungan yang didapat perusahaan bisa optimal.
Antrian adalah kejadian yang sering kita lihat, yang terjadi dimana kebutuhan
pelayanan melebihi kapasitas pelayanan yang disediakan. Seperti halnya yang
terjadi di PT. X, dalam penelitian yang dilakukan di area gudang secondary raw
material es krim, peneliti melihat pada jam-jam tertentu khususnya awal mulai
shift dan akhir shift terdapat bottleneck pada proses pengiriman secondary raw
material seperti wrapper, outter, kacang, dan stick dalam proses pengiriman ke
ruang produksi es krim. Dan antara pada jam 8 pagi sampai pukul 10 pagi terdapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

waktu menganggur pada proses pengiriman secondary raw material, karena pada
jam tersebut permintaan pengiriman material ke ruang produksi tidak terlalu
tinggi/sibuk.
Berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan tersebut, maka peneliti
ingin menerapkan model simulasi antrian di PT. X, Tbk. Software Simul8
merupakan software yang dinilai cocok dalam mensimulasikan sistem antrian
pengiriman secondary raw material di lantai produksi tersebut. Dengan didukung
data primer yang diambil secara langsung dan juga data sekunder yang didapat
melalui pekerja yang ada.
Dewasa ini, simulasi telah menjadi suatu hal yang sangat penting. Berbagai
penelitian dan kajian dilakukan dengan menggunakan metode simulasi sebagai
salah satu teknik untuk memecahkan masalah. Masalah yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan simulasi salah satunya adalah masalah antrian. Teori yang
ada menurut Hasan (2002), simulasi merupakan suatu model pengambilan
keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari
suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang
sesungguhnya.
Diharapkan dengan adanya simulasi model usulan menggunakan software
simul8 ini, nantinya bisa menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam
mengambilan keputusan berapakah jumlah optimal line yang diperlukan.

1.2

Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang permasalahan diatas, maka masalah yang ada

di PT. X dapat di rumuskan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

“Berapakah jumlah optimal line pengiriman secondary raw material di
lantai produksi”

1.3

Batasan Masalah
Agar penulisan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan alurnya maka

perlu diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di PT. X, Tbk Cikarang, Bekasi.
2. Pengamatan hanya dilakukan pada proses pengiriman bahan secondary raw
material es krim magnum saja dan tidak membahas volume produksi es krim.
3. Pengerjaan dilakukan dengan software Simul8 untuk penerapan model simulasi
pengiriman material.
4. Penelitian dilakukan pada shift pagi saja (pkl 06.00-14.00 WIB) pada tanggal
13 oktober 2013 sampai penelitian selesai.

1.4

Asumsi
Sedangkan beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1. Tenaga pengantar secondary raw material es krim magnum (line operator)
dianggap sudah mempunyai keterampilan yang cukup baik.
2. Peralatan dan fasilitas yang tersedia lengkap dan kondisi dalam keadaan baik.

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Untuk mengetahui apakah jumlah line dan utilitas line di lantai produksi es
krim magnum sudah optimal sehingga dalam proses pengantaran secondary raw
material di lantai produksi dapat berjalan dengan baik.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a.

Bagi perusahaan:
Sebagai masukan berupa sumbangan pikiran dan saran dalam menentukan
kebijaksanaan. Khususnya dalam permasalahan line operator di gudang
secondary raw material.

b.

Bagi universitas :
Sebagai tambahan studi literature bagi Universitas Pembangunan Nasional
“VETERAN” Jawa Timur selaku almamater.

c.

Bagi mahasisiwa
Dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan
untuk diterapkan dalam praktek yang nyata.

1.7

Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penulisan berisikan mengenai uraian yang akan

dibahas pada masing-masing bab, sehingga dalam setiap bab akan mempunyai
pembahasan topik tersendiri. Adapun sistematika penulisan dari tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan dan
asumsi yang digunakan, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang digunakan dalam penelitian,
antara lain definisi antrian dan simulasi antrian serta model-model
yang digunakan.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah dalam melakukan penelitian yaitu
hal-hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian atau
urutan kerja menyeluruh selama pelaksanaan penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pengolahan dari data yang telah dikumpulkan,
langkah-langkah pemecahan masalah dan metode analisis serta
pembahasan penelitian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
dilakukan yang didapatkan dari tujuan dan permasalahan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Antr ian
Antrian adalah kejadian yang sering ditemui dalam kehidupan sehari - hari, yang

berhubungan dengan menunggu menurut (erma suryani, 2007). Menunggu di depan loket
untuk mendapatkan tiket kereta, pembayaran di check out counter supermarket, pengisian
bahan bakar, menunggu di pintu tol atau kasus menunggu yang lain. Bukan saja orang
yang mengalami antri, tapi juga bisa barang, misalnya mesin - mesin yang rusak menunggu
untuk diperbaiki, barang - barang di pabrik menunggu untuk berbagai tahapan proses
produksi dan lain - lain. Karena menunggu

memakan waktu, sementara waktu

merupakan sumber daya yang berharga, maka pengurangan waktu menunggu merupakan
tema yang menarik untuk dianalisis, tetapi tidak berarti analisis antrian hanya membahas
waktu menunggu, tetapi juga biaya antrian.
Terdapat banyak model antrian untuk setiap sistem ( struktur ) antrian. Ada dua
sistem antrian yang populer yaitu sistem saluran tunggal dan banyak saluran, keduanya
dengan satu tahap.
Antrian juga memiliki beberapa elemen-elemen pokok, elemen pokok disini ialah
beberapa faktor yang mendasari mengapa dapat terjadinya suatu antrian baik itu antrian
suatu populasi orang maupun dapat juga antrian barang/komponen. Berikut ini dijelaskan
beberapa elemen-elemen pokok dalam antrian menurut (erma suryani, 2007) :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Sumber Masukan ( input )
Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu populasi
orang, barang, komponen, atau kertas kerja yang datang pada sistem untuk
dilayani. Suatu populasi dinyatakan besar bila populasi tersebut lebih besar
dibanding dengan kapasitas sistem pelayanan.
2. Pola Kedatangan
Cara individu – individu dari populasi memasuki sistem disebut pola
kedatangan. Individu – individu mungkin datang dengan tingkat kedatangan
yang konstan ataupun acak. Tingkat kedatangan produk – produk yang
bergerak sepanjang lini perakitan produksi massal

mungkin konstan,

sedangkan tingkat kedatangan telephones calls sangat sering mengikuti suatu
distribusi probabilitas poisson. Distribusi probabilitas poisson adalah salah
satu dari pola – pola kedatangan yang paling sering ( umum ) bila kedatangan
– kedatangan didistribusikan secara random. Hal ini terjadi karena distribusi
poisson menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu bila sejumlah
besar variabel – variabel random mempengaruhi tingkat kedatangan. Bila
pola kedatangan individu – individu mengikuti suatu distribusi poisson, maka
waktu antara kedatangan adalah random dan mengikuti suatu distribusi
eksponensial.
3. Disiplin Antrian
Disiplin antrian menunjukan pedoman keputusan yang digunakan untuk
menyeleksi individu – individu yang memasuki antrian untuk dilayani
terlebih dahulu. Disiplin antrian yang paling umum adalah pedoman first
come first served ( FCFS ), yang pertama kali datang pertama kali dilayani.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tetapi bagaimanapun juga ada beberapa tipe disiplin antrian lainnya yang
dapat termasuk dalam model – model matematis antrian. Beberapa disiplin
antrian lainnya adalah shortest operating time ( SOT ), last come first
served ( LCFS ), longest operating time ( LOT ), dan service in random
order ( SIRO ).
4. Kepanjangan Antr ian
Banyak sistem antrian dapat menampung jumlah individu – individu dalam
jumlah besar, tetapi ada beberapa sistem yang mempunyai kapasitas yang
terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi faktor pembatas besarnya jumlah
individu yang dapat dilayani dalam sistem secara nyata, berarti sistem
mempunyai kepanjangan antrian yang terbatas dan model antrian terbatas
harus digunakan untuk menganalisa sistem tersebut. Secara umum model
antrian terbatas lebih kompleks dari pada sistem antrian tak terbatas.
5. Tingkat pelayanan
Waktu yang digunakan untuk melayani individu – individu dalam suatu
sistem disebut waktu pelayanan. Waktu ini mungkin konstan, tetapi juga
sering acak. Bila waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial atau
distribusinya acak, waktu pelayanan akan mengikuti suatu distribusi
poisson.
6. Keluar ( exit )
Sesudah

individu

telah

selesai

dilayani, dia

keluar

dari

sistem.

Sesudah keluar dia mungkin bergabung pada satu diantara kategori populasi.
Dia mungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas
yang sama untuk memasuki sistem kembali, atau dia mungkin bergabung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dengan populasi lain yang mempunyai probabilitas lebih kecil dalam hal
kebutuhan pelayanan tersebut kembali.

2.2 Sistem Dan Str uktur Dasar Antr ian
Banyak perbedaan sistem – sistem dan struktur – struktur antrian yang
terdapat dalam pelayanan masyarakat yang bertambah semakin kompleks dan
bervariasi. Perbedaan – perbedaan dalam jumlah antrian, fasilitas pelayanan, dan
hubungan – hubungan yang terjadi dapat menghasilkan bentuk yang bervariasi
tidak terbatas (Averil M. Law and W. David Kelton, 2005).
1.

Sistem – Sistem Antr ian
Pada umumnya sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang
berbeda – beda dimana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara
luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut (T.
Hani Handoko, 2004) :
a. Sistem Pelayanan Komersial.
Sistem pelayanan komersial merupakan sistem antrian yang paling sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dimana pelanggan memperoleh
pelayanan dari organisasi-organisasi komersial. Beberapa dari sistem ini
menyangkut pelayanan dari orang ke orang pada suatu lokasi yang tepat,
seperti misalnya supermarket, tempat potong rambut, bank, pompa
bensin, restoran dan lain-lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Sistem Pelayanan Bisnis-Industri.
Beberapa tahun terakhir teori antrian telah diterapkan juga dalam
banyak sistem pelayanan bisnis industri, misalnya mencakup lini
produksi, sistem material handling, sistem pergudangan dan sistem –
sistem informasi komputer.
c.

Sistem Pelayanan Transportasi.
Sistem pelayanan transportasi mencakup sistem pelayanan jasa
angkutan suatu perusahaan atau industri kesuatu tujuan tertentu.
Beberapa dari sistem ini pelanggannya berupa kendaraan (alat angkut),
contoh : mobil – mobil yang menunggu di gerbang tol atau lampu
merah, truk yang menunggu untuk dimuati atau dibongkar muatannya,
pesawat yang menunggu untuk mendarat atau lepas landas dari suatu
bandara udara. Contoh yang lebih spesifik dari sistem semacam ini
adalah tempat parkir, dalam hal ini mobil – mobil sebagai pelanggan
dan area parkir sebagai pelayan. Disini tidak terjadi antrian karena
pelanggan yang datang akan pergi ke tempat lain, jika tempat parkir
tersebut telah penuh.

d.

Sistem Pelayanan Sosial.
Dewasa ini teori antrian diterapakan pula pada sistem – sistem
pelayanan sosial. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem
pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan
lokal maupun nasional misalnya sistem peradilan dengan pengadilan
sebagai fasilitas pelayanan, hakim sebagai pelayan dan perkara –
perkara yang menunggu untuk disidangkan sebagai pelanggan. Contoh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang lain misalnya menyangkut sistem pemeliharaan kesehatan,
kantor tenaga kerja, kantor registrasi SIM dan STNK dan sebagainya.
2.

Str uktur – Str uktur Antr ian
Atas dasar sifat proses pelayanan, dapat diklasifikasikan fasilitas –
fasilitas pelayanan dalam susunan saluran atau channel ( single atau
multiple) dan phase ( single atau multiple ) yang akan membentuk
suatu struktur antrian yang berbeda – beda. Istilah saluran atau channel
menunjukkan jumlah jalur ( tempat ) untuk memasuki sistem pelayanan,
yang juga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan. Istilah phase berarti
jumlah stasiun – stasiun pelayanan, dimana para pelanggan harus
melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap. Ada 4 model struktur
antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian (taha
hamdy.A, 2004) :
a. Single Channel – Single Phase
Sistem ini adalah yang paling sederhana, single channel berarti
bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada
satu fasilitas pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada
stasiun pelayanan atau sekumpulan tunggal operasi yang dilaksanakan.
Setelah menerima pelayanan, individu – individu keluar dari sistem.

Antrian

Pelayan

Gambar 2.1 Tipe Antrian Single Channel Single Phase
Sumber : Buku ( taha hamdy, 2004 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Single Channel – Multiphase
Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang
dilaksanakan secara berurutan ( dalam phase – phase ). Sebagai
contoh lini
produksi massal, pencucian mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.

antrian
pelayanan
Gambar 2.2 Tipe Antrian Single Channel Multi Phase
Sumber : Buku ( taha hamdy, 2004 )

c. Multichannel – Single Phase
Sistem multichannel – single phase terjadi ketika dua atau lebih
fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.

Antrian

Pelayan

Gambar 2.3 Tipe Antrian Multichannel – Single Phase
Sumber : Buku ( taha hamdy, 2004 )

d. Multichannel – Mutiphase
Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan
pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani
pada suatu waktu. Pada umumnya, jaringan antrian ini terlalu
kompleks

untuk dianalisis denganteori antrian, mungkin simulasi

lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Antrian
Pelayanan
Gambar 2.4 Tipe Antrian Multichannel – Multiphase
Sumber : Buku ( taha hamdy, 2004 )

2.2.1 Sistem Antr ian Dan Disiplin Antrian

Pada Line Secondary Raw

Material
Sistem antrian line secondary raw material menggunakan sistem single
channel – multiphase. Sistem ini akan terjadi kapan saja, dimana terdapat dua line
pengantaran yang dialiri dengan antrian tunggal yaitu bahan secondary raw
material tersebut. Dimana bahan ini akan langsung menuju tiap mesin di ruang
produksi es krim magnum.
Disiplin antrian mengikuti disiplin pelayanan FCFS (First Come First
Served) atau FIFO (First Come First Out) mempunyai arti bahwa bahan
secondary raw material yang datang dari gudang bahan baku lebih dulu maka
akan dikirim terlebih dahulu.

2.3

Model - Model Antr ian
Pemilihan model antrian yang tepat akan dapat membantu dalam

memecahkan persoalan sistem antrian yang dihadapi. Banyak masalah antrian
yang timbul dalam sistem produktif yang memiliki ciri-ciri model antrian tak
terbatas. Beberapa formula yang digunakan dalam model antrian adalah : (Elwood
S. Buffa, 2003 :284-289)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a. Faktor penggunaan :

ρ=

λ
................................................................................. (2.1)


Dimana :
λ = tingkat kedatangan rata-rata perunit (jumlah unit yang datang persatuan
waktu).
µ = tingkat layanan rata-rata (jumlah waktu untuk melayani satu unit).
M = jumlah channel / saluran
b. Waktu tunggu rata-rata dalam antrian :

Wq =

Lq
λ

............................................................................... (2.2)

Dimana : Lq = jumlah rata-rata menunggu dalam antrian.
c. Waktu tunggu rata-rata dalam sistem :

WS = Wq +

1
........................................................................ (2.3)
μ

Dalam mengelompokkan model antrian yang berbeda-beda akan
digunakan suatu notasi yang disebut dengan Kendall’s Notation. Notasi ini sering
dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama, karena notasi tersebut merupakan
alat yang efisien utuk mengidentifikasikan tidak hanya model-model antrian,
tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua, hampir semua buku
(literature) yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini. (Subagyo,
2003:264-266)
Gambar 2.5. berikut ini akan memperjelas penggunaan notasi tersebut, dan
model yang disajikan adalah model M/M/1/1/L.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.5 Model umum antrian

Gambar 2.6 Model khusus antrian

Model khusus diatas : M / M / 1 / 1 /L
Penjelasan:
M = Tingkat kedatangan pelayanan Poisson.
D = Tingkat kedatangan dan pelayanan deterministik (diketahui konstan).
K = Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan.
S = Jumlah fasilitas pelayanan.
I

= Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak terbatas (infinite).

F = Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas.
Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan.
Dalam hal ini, M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti probabilistik
Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan, M menunjukkan
bahwa tingkat pelayanan mengikuti distribusi probabilistik Poisson. Tanda ketiga
menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan (channel) dalam sistem, model diatas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

adalah model yang mempunyai fasilitas pelayanan tunggal. Tanda keempat dan
kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan
kepanjangan populasi adalah tak terbatas (I) atau terbatas (F), model diatas baik
sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak terbatas. Dengan tanda-tanda
tersebut ditunjukkan antara lain model yang berbeda, yaitu :
Model 1 : M / M / 1 / I / I.
Model 1 : M / M / S / I / I.
Model 1 : M / M / 1 / I / F.
Model 1 : M / M / S / F / I.
Kita tidak mungkin membicarakan seluruh model antrian yang dapat
dikembangkan melalui kombinasi unit/populasi masukan seperti sumber-sumber
pelanggan, mekanisme pelayanan dan karakteristik dari disiplin antrian. Oleh
karena itu kita hanya membicarakan beberapa model yang diklasifikasikan
berdasarkan format sebaga berikut : ( taha hamdy, 2004 )
Format umum, (a,b,c):(d/e/f), Dimana :
a. Bentuk distribusi kedatangan, yaitu jumlah kedatangan pertambahan waktu.
b. Bentuk distribusi waktu pelayanan, yaitu selang waktu antara satuan-satuan
yang dilayani.
c. Jumlah saluran pelayanan paralel dalam sistem.
d. Disiplin pelayanan.
e. Jumlah maksimum yang diperkenankan berada dalam sistem (dalam
pelayanan ditambah garis tunggu).
f. Besarnya populasi masukan.
Untuk huruf a dan b, kita gunakan kode-kode sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

M = Distribusi kedatangan poisson atau distribusi pelayanan eksponensial, juga
sama dengan distribusi waktu antara kedatangan eksponensial atau
distribusi satuan yang dilayani secara poisson.
D = Antar kedatangan atau waktu pelayanan tetap.
G = Distribusi umum pelayanan atau waktu pelayanan.
Untuk huruf c, dipergunakan bilangan bulat positif yang menyatakan jumlah
pelayanan paralel.
Untuk huruf d, dipakai kode-kode pengganti : FIFO atau FCFS, LIFO atau LCFS,
SIRO, PS.
Untuk huruf e dan f dipergunakan kode N atau menyatakan jumlah terbatas atau
tak terhingga unit/populasi dalam sistem antrian dan populasi masukan.
Misalnya kita tulis model (M/M/1):(FIFO/~/~), ini berarti bahwa model
manyatakan kedatangan didistribusikan secara poisson, waktu pelayanan
didistribusikan secara eksponensial, pelayanan satu unit atau satu orang. Disiplin
antrian adalah FIFO (first in first out), jumlah unit/populasi yang masuk dalam
sistem tidak terhingga dan ukuran populasi masukan (besarnya) adalah tidak
terhingga.
Meskipun demikian, kode-kode seperti tertera diatas tidak cukup untuk
mencakup semua karakteristik dari sistem antrian yang begitu banyak. Disamping
itu kita perlu mengetahui beberapa istilah penting sebelum membicarakan
beberapa model antrian, yaitu :
Panjang garis tunggu = jumlah unit atau populasi dalam sistem antrian.
Panjang antrian =

jumlah unit atau populasi yang menunggu untuk dilayani.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

=

panjang garis tunggu dikurangi jumlah populasi yang
sedang dilayani.

Waktu tunggu

= waktu antara kedatangan satu populasi dengan mulainya
pelayanan sesungguhnya.

2.4 Pelayanan
Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output
pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan
dapat dilihat daribanyaknya pallet yang dapat dilayani setiap jamnya. Untuk
mengetahui tingkat pelayanan per jam pada area anti karat, dapat dilakukan
dengan menggunakan perhitungan metode antrian. Dimana kemampuan
pelayanan per jam akan dijadikan sebagai petunjuk dari tingkat pelayanan yang
mampu dihasilkan pada area anti karat. Akibat yang timbul dari rendahnya
pelayanan pada area anti karat adalah terjadinya antrian pada area penempatan
sementara (erma suryani, 2007) .
Lama waktu menunggu dalam antrian juga dijadikan sebagai dasar untuk
mengetahui tingkat pelayanan pada area anti karat. Dengan melakukan simulasi
kedatangan, kita dapat mengetahui rata-rata waktu menunggu pada area anti karat.
Mengacu kepada hasil dari perhitungan dengan metode antrian dan simulasi
kedatangan, dapat diketahui penempatan tenaga kerja yang paling optimal pada
area anti karat.

2.5

Penger tian Simulasi
Simulasi sebagai metode yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai

persoalan sebenarnya sudah cukup lama diperkenalkan. Namun baru dirasakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kehadirannya seiring dengan perkembangan dunia computer yang semakin
spektakuler saat ini. Tidak jarang banyak persoalan-persoalan pelik di industri
dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih mudah dengan menggunakan simulasi
(Averil M. Law and W. David Kelton, 2003).
Simulasi yang di fasilitasi dengan sejumlah perangkat computer
mempunyai makna menirukan suatu system nyata (real system) yang menjadi
obyek kajian dalam rangka mencari jawaban atas persoalan dari system itu.
Adapun prinsip dasar simulasi computer adalah bahwa dengan
membangun model matematik atas system / persoalan real system, maka
selanjutnya model tersebut dapat diubah menjadi suatu program computer yang
mana program tersebut dapat menirukan perilaku real system yang menjadi model.
Dari program tersebut selanjutnya dirancang scenario percobaan guna
mendapatkan hasil simulasi yang kelak dapat menjadi jawaban atas persoalan
yang terjadi pada real system yang sedang dikaji. Dibawah ini diperlihatkan
wilayah kerja simulasi.

Gambar 2.7 Wilayah kerja simulasi
Sumber: (Averil M. Law and W. David Kelton, 2003)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penjelasan gambar:
Dapat diketahui bahwa eksperimen dengan modelnya dibagi menjadi 2
model yaitu model fisiknya dan juga model matematiknya. Lalu untuk
penyelesaiannya dilakukan secara analitik dan simulasi
a. Eksperimen langsung dan tidak langsung. Eksperimen langsung dan tidak
langsung merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh gambaran
dan informasi

secara lengkap dari system yang ingin disimulasikan. Bila

diinginkan data yang benar-benar valid maka yang lebih tepat adalah
eksperimen langsung terhadap system realnya, karena jika kita bereksperimen
terhadap model system maka akan timbul kendala apabila model tersebut tidak
menggambarkan system realnya secara utuh.
b. Model Fisik dan model matematik
Model system dapat berwujud secara fisik maupun dalam bentuk formula
matematik. Pada umumnya model matematik selalu dapat memberikan hasil
yang menjanjikan, karena model matematik yang sempurna akan dapat
memberikan informasi dan pada akhirnya akan dapat menunjukkan kinerja dari
system nyatanya secara tepat.
c. Penyelesaian analitik dan dengan simulasi
Penyelesaian analitik dan dengan simulasi merupakan bagian tahapan
selanjutnya manakal model fisik maupun model matematik system selesai
dibuat. Jika model sistem cukup sederhana maka penyelesaian secara analisis
mudah dilakukan, namun bila model system cukup kompleks maka
penyelesaian simulasi dengan menggunakan computer akan lebih membantu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.6

Macam-macam Simulasi
Simulasi komputer adalah suatu metode yang mana metode itu dengan

sendirinya harus disesuaikan dengan karakteristik system real yang di buat
simulasinya. Banyaknya karakteristik system yang ada di sekeliling kita akan
memunculkan bermacam-macam simulasi,diantaranya adalah (Averil M. Law and
W. David Kelton, 2003) :
a. Simulasi system dinamis : merupakan model simulasi yang dapat
merepresentasikan system yang berubah-ubah sepanjang waktu.
b. Simulasi system diskrit: merupakan system yang perubahan statenya terjadi
pada waktu-waktu diskrit.
c. Simulasi system kontinu: merupakan system yang perubahan statenya terjadi
secara kontinu.
d. Simulasi system probabilistic: merupakan system dengan kejadian yang
probabilistic.

2.7 Aspek-Aspek Dalam Simulasi
Aspek-aspek yang mendasar bagi kajian simulasi suatu system adalah
menurut ( Arifin, 2009 ) :
1. Aspek pemodelan system. Dilakukan untuk membuat representasi system
dalam bahasa/bentuk tertentu, sehingga dengan perwujudan representasi itu
maka

segala

bentuk

analisis

dan

pembahasan

atas

sitem

dapat

dilakukan.Adapun tahapan utama dalam melakukan pemodelan system adalah
sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a.

Penetapan tujuan

b.

Identifikasi masalah

c.

Pengembangan model koseptual

d.

Pengembangan Model matematis

e.

Validasi

f.

Solusi model
Pemahaman atas segala bentuk komponen (entity) dan antribut (antribute)
beserta interaksi yang mewarnai system mutlak diperlukan karena
pemahaman ini merupakan modal dasar yang utama dalam pemodelan system.
Atas model matematis yang diperoleh, selanjutnnya dilakukan validasi
sehingga akan diperoleh model yang valid.

2.

Aspek pemrograman computer. Dilakukan untuk menyelesaikan persoalan
model matematika system kedalam bentuk program computer, sehingga
program tersebut dapat menirukan perilaku system realnya.

3.

Aspek percobaan (statistic). Dilakukan untuk mengolah data keluaran
simulasi agar dapat menunjukan keluaran yang benar dan tidak menyesatkan.

2.8

Ar ea Sistem Penerapan Simulasi
Dalam sistem penerapan simulasi terdapat area-area yang bisa diterapkan

seperti berikut ini menurut ( arifin, 2009 ) :
1. Antr ian
Pada sistem antrian, ketika beberapa asumsi yang disyaratkan antrian tidak
terpenuhi, sistem antrian yang komplek, pengembangan formula analitis tidak
bisa dilakukan maka simulasi menjadi satu-satunya anlisis yang tersedia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Pengendalian Per sediaan
Simulasi digunakan pada pengendalian persediaan karena pada prakteknya
permintaan sulit diketahui secara pasti sehingga simulasi merupakan variabel
acak, yang mencerminkan ketidakpastian permintaan.
3. Pr oduksi Pemanufaktur an
Pada area ini simulasi diterapkan sebagai analisis jadwal produksi, urutan
produksi, keseimbangan lini pemasangan (atas persediaan dalam proses),
susunan pabrik dan lokasi pabrik
4. Pembiayaan
Simulasi digunakan untuk menentukan input dalam perhitungan tingkat
pengembalian (rate of returnI) dimana infut tersebut variabel acak, seperti
ukuran pasar, harga jual, tingkat pertumbuhan dan pangsa pasar.
5. Pemasaran
Simulasi diterapkan untuk memastikan reaksi suatu pasar terhadap pengenalan
suatu produk atau terhadap kampanye periklanan untuk produk yang sudah ada.
6. Operasi Layanan Umum
Operasi pelayanan umum yang semakin komplek seperti operasi departemen
kepolisian, dinas kebakaran, kantor pos, rumah sakit, sistem pengadalian,
bandar udara dan sistem pelayanan lainya menjadikan simulasi menjadi
penting

penggunaanya,

untuk

mengakomodasi

variabel

acak

dalam

pengoperasian dari pelayanan umum.
7. Analilis Lingkungan dan Sumber Daya
Metode simulasi dikembangkan untuk memastikan pengaruh dari proyekproyek seperti pabrik tenaga nuklir, penampungan, jalan bebas hambatan, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

lingkungan sekitarnya. Dalam bidang anlisis sumber daya, model simulasi
telah dikembangkan untuk mensimulasikan sistem energi dan kemungkinan
adanya sumber energi.

2.9

Simulasi dan Pr ogram Komputer
Simulasi adalah perancangan suatu obyek diam/bergerak dengan

parameter yang mendekati nilai sebenarnya (Suryani, 2007). Sehingga simulasi
merupakan proses yang diperlukan untuk operasionalisasi model, atau
penanganan model untuk meniru tingkah-laku sistem yang sesungguhnya. Ini
meliputi berbagai kegiatan seperti penggunaan diagram alir dan logika komputer,
serta penulisan kode komputer dan penerapan kode tersebut pada komputer untuk
menggunakan masukan dan menghasilkan keluaran yang diinginkan. Pada
prakteknya, modeling dan simulasi adalah proses yang berhubungan sangat erat,
maka batasan simulasi juga mencakup modeling.
Program komputer adalah perangkat lunak yang tersedia dalam komputer
untuk mengolah data masukan menjadi keluaran melalui proses tertentu. Proses
tersebut dinyatakan dalam bentuk