Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Penggelapan dengan Pendekatan Restoratif Justice: Studi Penelitian di Polrestabes Semarang T2 322013034 BAB IV
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Landasan hukum dalam menyelesaikan perkara tindak pidana penggelapan
dengan pendekatan Restoratif Justice di Wilayah Hukum Polrestabes
Semarang belum ada yang baku namun dalam pelaksanaan tugasnya
Penyidik berpedoman pada pasal 4 Undang-undang No. 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa : Polri bertujuan
untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada
masyarakat serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak azasi manusia, dan pasal 16 ayat 2 huruf c bahwa dalam hal
penyelidikan dan penyidikan memenuhi syarat yaitu harus patut, masuk akal
dan termasuk dalam lingkup jabatannya, serta Surat Kapolri No Pol:
B/3022/XII/2009/SDEOPS tanggal 14 Desember 2009 tentang Penanganan
Kasus Melalui Alternatif Dispute Resolution (ADR) .
B.
Saran
Dengan merespon banyaknya penyelesaian perkara di tingkat penyidikan
yang di kehendaki oleh masyarakat yang sedang berperkara dengan
berharap besar kepada aparat penegak hukum, sehingga mendapat
kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum, diperlukan undang-undang
atau Peraturan Kapolri yang dapat di jadikan pedoman dalam Penyelesaian
1
perkara dengan Pendekatan Restoratif Justice, sehingga tidak ada keraguan
dari Penyidik untuk menyelenggarakan mediasi dalam penanganan perkara
pidana.
2
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
M. Faal, Penyaringan perkara pidana oleh Kepolisian (Diskresi Kepolisian), PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, 1991.
R. Tresna. Azas-azas Hukum Pidana Disertai Pembahasan Beberapa Perbuatan
Pidana yang Penting, Bulan Bintang, Jakarta, 2006.
Tongat, Hukum Pidana Materiil. UMM Press, Malang, 2006.
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Cet. 29, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2011.
R. Abdussalam, Hukum Kepolisian sebagai hukum positif dalam disiplin hukum,
1997.
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana, Perspektif Ekstensialisme dan
Abolisionisme, Bina Cipta, Bandung, 2001.
Soerjono Soekanto dan Sri Mumuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1981.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2005.
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1997.
Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, Semarang, 1990.
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I: Stelsel Pidana, Tindak Pidana,
Teori-Teori Pemidanaan Dan Batas Berlakunya Hukum Pidana, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Leden Marpaung, Asas Teori dan Praktek Hukum Pidana, Sinar Grafindo,
Jakarta, 2005.
R.Susilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana ( KUHP) serta komentarkomentarnya lengkap pasal demi pasal, 1968.
C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Kamus Istilah Aneka Hukum. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta, 2000.
3
Andi Hamzah. Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi. Sinar Grafika,
Jakarta, 2000.
Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Pengembangan Konsep Diversi
dan Restorative Justice, Refika Aditama, Bandung, 2009.
Marlina, Diversi dan Restorative Justice sebagai Alternatif Perlindungan
terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Medan, 2007.
Sudarto, direformulasi oleh penyusun dari buku Hukum Pidana dan
perkembangan masyarakat, Sinar Baru, Bandung, 1983.
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2005.
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1986.
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana
dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2007.
E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum: Norma-norma Bagi Penegak Hukum.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1995.
Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia dan reformasi Hukum di Indonesia,
The Habibie Center, Jakarta, 2002.
RufinusHutahuruk, Penaggulangan Kejahatan Korporasi Melalui Pendekatan
Restoratif Suatu Terobosan Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2013.
Mahrus Ali, Membumikan Hukum Progresif, AswajaPresindo, Jogjakarta, 2013.
O. C. Kaligis, Deponeering Praktek dan Teori, Alumni, Bandung, 2011.
Siti Juwariyah, S.HI. Potret Mediasi dalam Islam
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Electronic, Yufidinc, 26 Januari 2015
Simorangkir, dkk, Kamus Hukum. Jakarta. Sinar Grafika, 2002.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia Press,
Jakarta, 1986.
Perundang-Undangan:
Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
4
Kitab Undang–Undang Hukum Pidana (KUHP).
Kitab Undang–Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian.
Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak
Pidana
Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/200/IX/2005, tanggal 7 September 2005 tentang
Rencana Strategis Polri 2005-2009 (Renstra Polri), h. 26.
Makalah:
Andi Hamzah, Restorative Justice dan Hukum Pidana Indonesia, Makalah yang
disampaikan pada Seminar IKAHI tanggal 25 April 2012, halaman 5
(Selanjutnya disebut: Andi Hamzah I).
Harkristuti Harkrisnowo, Perlindungan Saksi dan Korban: Pendekatan
Restorative Justice dalam Sistem Peradilan Pidana, Makalah yang
disampaikan pada Focus Group Discussion yang diselenggarakan oleh
LPSK pada tanggal 1 Desember 2011
Satjipto Rahardjo, “Membangun Polisi Indonesia Baru: Polri dalam Era PascaABRI”, Makalah Seminar Nasional Polisi Indonesia III, yang
diselenggarakan oleh Pusat Studi Kepolisian Fakultas Hukum UNDIP
Semarang tanggal 22-23 Oktober 1998.
Tesis/disertasi:
Barda Nawawi Arief, Aspek Kebijakan Mediasi Penal dalam Penyelesaian
Sengket
Di
luar
Pngadilan,
Makalah
Seminar
Nasional
“Pertanggungjawaban Hukum Korporasi dalam Konteks Good Corporate
Governance”, Program Doktor Ilmu Hukum UNDIP, di Inter Continental
Hotel, Jakarta, 27 Maret 2007
Karolus Kopong Medan, “Peradilan Rekonsiliatif: Konstruksi Penyelesaian
Kasus Kriminal Menurut Tradisi Masyarakat Lamaholot di Flores, Nusa
Tenggara Timur”, Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum, Semarang:
PDIH Undip, 2006.
Website :
Abdoel. http://blogspot.com/2009/01/kejahatan-terhadap-harta-kekayaan.html.
diakses tanggal 27 Januari 2016
www.academia.edu.com (mediasi penal), 3 April 2016
5
www.komisiyudiasial.go.id, (Undang-undang No. 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman), 5 oktober 2014, h. 1, pasal 2
www.komisiyudisial.go.id, Undang-undang No. 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman, 7 April 2016, h. 2
www.m.xamux.com/eng-indo.com, (Fraud), 3 April 2016
http://mardalli.wordpress.com, diakses pada tanggal 4 Januari 2014
http://pnkepanjen.go.id/index.php?option=com_content&taSk=view&id=140&Ite
mid=36, 3 April 2016
http://sofyanlubis.blogspot.com/2011/06/fenomena-diskresi-vskorupsi.
diakses pada tanggal 4 Januari 2014
html,
http://www.komisikepolisianindonesia.com, diakses pada tanggal 5 Januari 2014
http://www.komisikepolisianindonesia.com, diakses pada tanggal 5 Januari 2014
http://www.lawskripsi.com, diakses pada tanggal 4 Januari 2014
http://www.republika.co.id/berita/16484/kewenangan-diskresi-polri-perlu-dirinci,
diakses pada tanggal 5 Januari 2014
https://idid.facebook.com/media/set/?set=a.341434969250056.78560.3362161197
71941&type=3, 3 April 2016
Wawancara:
Wawancara dengan penyidik Polrestabes Semarang, 14 April 2016.
Lain-lain:
Data Unit III Sat Reskrim Polrestabes Semarang
Kf. Naskah Akademik Grand Strategi Polri 2005-2025 point 1.2.2 tentang
“Restorasi Sistem Keadilan: Restorative Justice”. Uraian lebih lanjut
mengenai Restorative Juctice yang semula digagas oleh John Braitwite ini
dapat dibaca dalam Paulus Hadisaputro, “Pemberian Malu Reintegratif
sebagai Sarana Nonpenal Penanggulangan Perilaku Delinkuensi Anak
(Studi Kasus di Semarang dan Surakarta)”. Disertasi Program Doktor Ilmu
Hukum. Semarang: PDIH Undip, 2003.
Kf. Suparmin, “Lembaga Kepolisian dalam Penyelesaian Konflik Pendukung
Antar Partai di Kabupaten Jepara: Studi Kasus di Desa Dongos
Kecamatan Kedung”, Tesis Program Magister Ilmu Hukum. Semarang:
Undip, 2000.
6
Lembaga Pendidikan POLRI, Diskresi Kepolisian, Lembaga Pendidikan POLRI
Akademi Kepolisian, Semarang, 2014.
Lembaga Pendidikan POLRI, Hukum Acara Pidana untuk Akademi Kepolisian,
Lembaga Pendidikan POLRI Akademi Kepolisian, Semarang, 2014.
Puji Prayitno. Penyelesaian Kasus Tindak Pidana Penganiayaan Sebagaimana
Dimaksud Pasal 351 ayat (1) dan Ayat (2) Melalui Restorative Justice di
Wilayah Polresta Pontianak.
kf. Muladi, “Kejahatan Lingkungan Profesional” dalam Kapita Selekta Sistem
Peradilan Pidana. Semarang: Badan Penerbit Undip, 1995).
7
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Landasan hukum dalam menyelesaikan perkara tindak pidana penggelapan
dengan pendekatan Restoratif Justice di Wilayah Hukum Polrestabes
Semarang belum ada yang baku namun dalam pelaksanaan tugasnya
Penyidik berpedoman pada pasal 4 Undang-undang No. 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa : Polri bertujuan
untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada
masyarakat serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak azasi manusia, dan pasal 16 ayat 2 huruf c bahwa dalam hal
penyelidikan dan penyidikan memenuhi syarat yaitu harus patut, masuk akal
dan termasuk dalam lingkup jabatannya, serta Surat Kapolri No Pol:
B/3022/XII/2009/SDEOPS tanggal 14 Desember 2009 tentang Penanganan
Kasus Melalui Alternatif Dispute Resolution (ADR) .
B.
Saran
Dengan merespon banyaknya penyelesaian perkara di tingkat penyidikan
yang di kehendaki oleh masyarakat yang sedang berperkara dengan
berharap besar kepada aparat penegak hukum, sehingga mendapat
kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum, diperlukan undang-undang
atau Peraturan Kapolri yang dapat di jadikan pedoman dalam Penyelesaian
1
perkara dengan Pendekatan Restoratif Justice, sehingga tidak ada keraguan
dari Penyidik untuk menyelenggarakan mediasi dalam penanganan perkara
pidana.
2
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
M. Faal, Penyaringan perkara pidana oleh Kepolisian (Diskresi Kepolisian), PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, 1991.
R. Tresna. Azas-azas Hukum Pidana Disertai Pembahasan Beberapa Perbuatan
Pidana yang Penting, Bulan Bintang, Jakarta, 2006.
Tongat, Hukum Pidana Materiil. UMM Press, Malang, 2006.
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Cet. 29, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2011.
R. Abdussalam, Hukum Kepolisian sebagai hukum positif dalam disiplin hukum,
1997.
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana, Perspektif Ekstensialisme dan
Abolisionisme, Bina Cipta, Bandung, 2001.
Soerjono Soekanto dan Sri Mumuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1981.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2005.
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1997.
Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, Semarang, 1990.
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I: Stelsel Pidana, Tindak Pidana,
Teori-Teori Pemidanaan Dan Batas Berlakunya Hukum Pidana, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Leden Marpaung, Asas Teori dan Praktek Hukum Pidana, Sinar Grafindo,
Jakarta, 2005.
R.Susilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana ( KUHP) serta komentarkomentarnya lengkap pasal demi pasal, 1968.
C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Kamus Istilah Aneka Hukum. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta, 2000.
3
Andi Hamzah. Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi. Sinar Grafika,
Jakarta, 2000.
Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Pengembangan Konsep Diversi
dan Restorative Justice, Refika Aditama, Bandung, 2009.
Marlina, Diversi dan Restorative Justice sebagai Alternatif Perlindungan
terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Medan, 2007.
Sudarto, direformulasi oleh penyusun dari buku Hukum Pidana dan
perkembangan masyarakat, Sinar Baru, Bandung, 1983.
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2005.
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1986.
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana
dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2007.
E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum: Norma-norma Bagi Penegak Hukum.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1995.
Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia dan reformasi Hukum di Indonesia,
The Habibie Center, Jakarta, 2002.
RufinusHutahuruk, Penaggulangan Kejahatan Korporasi Melalui Pendekatan
Restoratif Suatu Terobosan Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2013.
Mahrus Ali, Membumikan Hukum Progresif, AswajaPresindo, Jogjakarta, 2013.
O. C. Kaligis, Deponeering Praktek dan Teori, Alumni, Bandung, 2011.
Siti Juwariyah, S.HI. Potret Mediasi dalam Islam
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Electronic, Yufidinc, 26 Januari 2015
Simorangkir, dkk, Kamus Hukum. Jakarta. Sinar Grafika, 2002.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia Press,
Jakarta, 1986.
Perundang-Undangan:
Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
4
Kitab Undang–Undang Hukum Pidana (KUHP).
Kitab Undang–Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian.
Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak
Pidana
Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/200/IX/2005, tanggal 7 September 2005 tentang
Rencana Strategis Polri 2005-2009 (Renstra Polri), h. 26.
Makalah:
Andi Hamzah, Restorative Justice dan Hukum Pidana Indonesia, Makalah yang
disampaikan pada Seminar IKAHI tanggal 25 April 2012, halaman 5
(Selanjutnya disebut: Andi Hamzah I).
Harkristuti Harkrisnowo, Perlindungan Saksi dan Korban: Pendekatan
Restorative Justice dalam Sistem Peradilan Pidana, Makalah yang
disampaikan pada Focus Group Discussion yang diselenggarakan oleh
LPSK pada tanggal 1 Desember 2011
Satjipto Rahardjo, “Membangun Polisi Indonesia Baru: Polri dalam Era PascaABRI”, Makalah Seminar Nasional Polisi Indonesia III, yang
diselenggarakan oleh Pusat Studi Kepolisian Fakultas Hukum UNDIP
Semarang tanggal 22-23 Oktober 1998.
Tesis/disertasi:
Barda Nawawi Arief, Aspek Kebijakan Mediasi Penal dalam Penyelesaian
Sengket
Di
luar
Pngadilan,
Makalah
Seminar
Nasional
“Pertanggungjawaban Hukum Korporasi dalam Konteks Good Corporate
Governance”, Program Doktor Ilmu Hukum UNDIP, di Inter Continental
Hotel, Jakarta, 27 Maret 2007
Karolus Kopong Medan, “Peradilan Rekonsiliatif: Konstruksi Penyelesaian
Kasus Kriminal Menurut Tradisi Masyarakat Lamaholot di Flores, Nusa
Tenggara Timur”, Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum, Semarang:
PDIH Undip, 2006.
Website :
Abdoel. http://blogspot.com/2009/01/kejahatan-terhadap-harta-kekayaan.html.
diakses tanggal 27 Januari 2016
www.academia.edu.com (mediasi penal), 3 April 2016
5
www.komisiyudiasial.go.id, (Undang-undang No. 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman), 5 oktober 2014, h. 1, pasal 2
www.komisiyudisial.go.id, Undang-undang No. 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman, 7 April 2016, h. 2
www.m.xamux.com/eng-indo.com, (Fraud), 3 April 2016
http://mardalli.wordpress.com, diakses pada tanggal 4 Januari 2014
http://pnkepanjen.go.id/index.php?option=com_content&taSk=view&id=140&Ite
mid=36, 3 April 2016
http://sofyanlubis.blogspot.com/2011/06/fenomena-diskresi-vskorupsi.
diakses pada tanggal 4 Januari 2014
html,
http://www.komisikepolisianindonesia.com, diakses pada tanggal 5 Januari 2014
http://www.komisikepolisianindonesia.com, diakses pada tanggal 5 Januari 2014
http://www.lawskripsi.com, diakses pada tanggal 4 Januari 2014
http://www.republika.co.id/berita/16484/kewenangan-diskresi-polri-perlu-dirinci,
diakses pada tanggal 5 Januari 2014
https://idid.facebook.com/media/set/?set=a.341434969250056.78560.3362161197
71941&type=3, 3 April 2016
Wawancara:
Wawancara dengan penyidik Polrestabes Semarang, 14 April 2016.
Lain-lain:
Data Unit III Sat Reskrim Polrestabes Semarang
Kf. Naskah Akademik Grand Strategi Polri 2005-2025 point 1.2.2 tentang
“Restorasi Sistem Keadilan: Restorative Justice”. Uraian lebih lanjut
mengenai Restorative Juctice yang semula digagas oleh John Braitwite ini
dapat dibaca dalam Paulus Hadisaputro, “Pemberian Malu Reintegratif
sebagai Sarana Nonpenal Penanggulangan Perilaku Delinkuensi Anak
(Studi Kasus di Semarang dan Surakarta)”. Disertasi Program Doktor Ilmu
Hukum. Semarang: PDIH Undip, 2003.
Kf. Suparmin, “Lembaga Kepolisian dalam Penyelesaian Konflik Pendukung
Antar Partai di Kabupaten Jepara: Studi Kasus di Desa Dongos
Kecamatan Kedung”, Tesis Program Magister Ilmu Hukum. Semarang:
Undip, 2000.
6
Lembaga Pendidikan POLRI, Diskresi Kepolisian, Lembaga Pendidikan POLRI
Akademi Kepolisian, Semarang, 2014.
Lembaga Pendidikan POLRI, Hukum Acara Pidana untuk Akademi Kepolisian,
Lembaga Pendidikan POLRI Akademi Kepolisian, Semarang, 2014.
Puji Prayitno. Penyelesaian Kasus Tindak Pidana Penganiayaan Sebagaimana
Dimaksud Pasal 351 ayat (1) dan Ayat (2) Melalui Restorative Justice di
Wilayah Polresta Pontianak.
kf. Muladi, “Kejahatan Lingkungan Profesional” dalam Kapita Selekta Sistem
Peradilan Pidana. Semarang: Badan Penerbit Undip, 1995).
7