T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Motif Tindak Pidana Pembunuhan dalam Penjatuhan Pidana pada Proses Pembuktian dan Pertimbangan Putusan Hakim T2 BAB IV
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, Penulis
mendapatkan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah
dalam penulisan tesis ini, yaitu:
1. Motif bukan merupakan unsur tindak pidana (subyektif dan
obyektif). Bahwa dalam tindak pidana baik tindak pidana
pembunuhan biasa atau tindak pidana pembunuhan
berencana, yang dibuktikan adalah unsur obyektif dan
unsur subyektif, ketika unsur obyektif dan subyektif sudah
terpenuhi maka perbuatan tersebut dapat dibuktikan dan
pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya,
akan tetapi motif bisa dijadikan dasar munculnya niat jahat
bagi si pelaku. Motif tidak perlu dibuktikan dan motif
hanya digunakan sebagai suatu cara untuk meyakinkan
hakim bahwa terdakwa benar telah melakukan tindak
pidana
serta
dalam
pertimbangan
hakim
dalam
memberatkan atau meringankan suatu hukuman bagi para
terdakwa yang telah melakukan tindak pidana.
179
2. Hakim dalam mempertimbangkan motif dalam putusan
perkara
tindak
pidana
pembunuhan
berencana
mempertimbangkan motif dengan alasan bahwa jika
mengetahui motif seorang terdakwa melakukan tindak
pidana, maka akan semakin jelas tujuan dan maksud
seseorang melakukan tindak pidana. Motif juga adalah cara
untuk meyakinkan hakim bahwa terdakwa benar bersalah
serta mempertimbangkan berat ringannya suatu putusan
serta putusan bebas bagi terdakwa.
B. SARAN
Saran yang ingin diberikan Penulis dalam penulisan
tesis ini adalah agar para penegak hukum baik Kepolisian,
Jaksa Penuntut Umum dan Majelis Hakim tidak menjadikan
motif suatu hal yang utama dalam pengungkapan suatu
kejadian tindak pidana atau menjadikan motif sesuatu hal
yang sangatlah penting dalam pengungkapan suatu kasus
pembunuhan berencana. Akan tetapi, sebagai penegak
hukum, haruslah melihat unsur-unsur tindak pidana serta
unsur-unsur yang termuat dalam rumusan delik-delik Pasal.
Jikalau unsur-unsur tersebut sudah terpenuhi maka seorang
terdakwa dapat dijatuhi pidana tanpa harus mencari atau
180
melihat apa penyebab atau apa motif terdakwa melakukan
tindak pidana pembunuhan berencana.
181
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, Penulis
mendapatkan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah
dalam penulisan tesis ini, yaitu:
1. Motif bukan merupakan unsur tindak pidana (subyektif dan
obyektif). Bahwa dalam tindak pidana baik tindak pidana
pembunuhan biasa atau tindak pidana pembunuhan
berencana, yang dibuktikan adalah unsur obyektif dan
unsur subyektif, ketika unsur obyektif dan subyektif sudah
terpenuhi maka perbuatan tersebut dapat dibuktikan dan
pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya,
akan tetapi motif bisa dijadikan dasar munculnya niat jahat
bagi si pelaku. Motif tidak perlu dibuktikan dan motif
hanya digunakan sebagai suatu cara untuk meyakinkan
hakim bahwa terdakwa benar telah melakukan tindak
pidana
serta
dalam
pertimbangan
hakim
dalam
memberatkan atau meringankan suatu hukuman bagi para
terdakwa yang telah melakukan tindak pidana.
179
2. Hakim dalam mempertimbangkan motif dalam putusan
perkara
tindak
pidana
pembunuhan
berencana
mempertimbangkan motif dengan alasan bahwa jika
mengetahui motif seorang terdakwa melakukan tindak
pidana, maka akan semakin jelas tujuan dan maksud
seseorang melakukan tindak pidana. Motif juga adalah cara
untuk meyakinkan hakim bahwa terdakwa benar bersalah
serta mempertimbangkan berat ringannya suatu putusan
serta putusan bebas bagi terdakwa.
B. SARAN
Saran yang ingin diberikan Penulis dalam penulisan
tesis ini adalah agar para penegak hukum baik Kepolisian,
Jaksa Penuntut Umum dan Majelis Hakim tidak menjadikan
motif suatu hal yang utama dalam pengungkapan suatu
kejadian tindak pidana atau menjadikan motif sesuatu hal
yang sangatlah penting dalam pengungkapan suatu kasus
pembunuhan berencana. Akan tetapi, sebagai penegak
hukum, haruslah melihat unsur-unsur tindak pidana serta
unsur-unsur yang termuat dalam rumusan delik-delik Pasal.
Jikalau unsur-unsur tersebut sudah terpenuhi maka seorang
terdakwa dapat dijatuhi pidana tanpa harus mencari atau
180
melihat apa penyebab atau apa motif terdakwa melakukan
tindak pidana pembunuhan berencana.
181