PEMBELAJARAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DALAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN WARGA BELAJAR :Studi Kasus Pada Pengemudi Boat Pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.
i
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed
Pembimbing II,
(2)
ii
MENGETAHUI :
Ketua Program Studi Pendidikan Luar Sekolah,
(3)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul
“PEMBELAJARAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DALAM
PENINGKATAN KEMANDIRIAN WARGA BELAJAR (Studi Kasus Pada Pengemudi Boat Pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau)“ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2009 Pernyataan Pembuat,
(4)
iv ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan atas masalah pokok yaitu Bagaimana pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam peningkatan kemandirian pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau? Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang proses, hasil dan dampak pembelajaran life skiils terhadap kemandirian pengemudi boat pancong dalam berusaha.
Teori yang melandasi penelitian ini adalah : konsep kecakapan hidup (life skills), program pendidikan life skills, konsep pembelajaran, konsep kemandirian, dan pendidikan life skills dalam PLS serta penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang dilakukan dengan cara meneliti langsung pada situasi penelitian yang sedang terjadi secara wajar tanpa adanya intervensi. Penelitian ini dilakukan kepada para pengemudi boat pancong, pengurus organisasi Persatuan Pengemudi Motor sangkut (PPMS), serta tokoh masyarakat Kecamatan Belakang Padang Kota Batam.
Temuan hasil penelitian ini adalah : 1) Proses pembelajaran kecakapan hidup (life skills) mengemudi boat pancong dirasakan atas kebutuhan dari warga dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup keluarga, pelaksanaan suatu pendidikan dan pelatihan dalam keluarga melalui suatu proses transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap dari orang tua kepada anak atau kerabat dan proses interaktif edukatif antara individu dengan komponen-komponen lainnya, 2) Hasil pembelajaran kecakapan hidup (life skills) mengemudi boat pancong meliputi aspek perubahan pengetahuan, aspek perubahan sikap dan keterampilan kesiapan bekerja dan berusaha secara mandiri, dan 3) Dampak Pembelajaran kecakapan hidup (life skills) yang dirasakan oleh pengemudi boat pancong dan keluargannya sangan bermanfaat dan memberikan dampak pada peningkatan kemandirian warga. Hal tersebut dapat dilihat bahwa warga belajar memiliki daya dukung jiwa wirausaha, etos kerja tinggi, tidak bergantung pada orang lain, kepercayaan diri, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan serta loyalitas pada keluarga untuk meneruskan tradisi mengemudi boat pancong yang berlangsung turun temurun hingga saat ini.
Dari hasil temuan peneliti dapat ditarik kesimpulan: Pembelajaran life skills pengemudi boat pancong dapat dikatakan berhasil dan memberikan dampak yang baik dan positif bagi warga belajar yang ditandai dengan berubahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan. Rekomendasinya adalah : Upaya tindak lanjut dari proses pembelajaran pendidikan kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong ini dapat dilaksanakan dengan bekerjasama antara pemerintah, tokoh masyarakat, PPMS dan pihak lainnya yang akan menjadi penyelenggara pendidikan dan pelatihan life skills dalam membuat suatu program, sehingga pengembangan program untuk peningkatan kemandirian pengemudi boat pancong sebagai dampak yang positif dari pelaksanaan program kecakapan hidup.
(5)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Sholawat dan salam penulis kirimkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa ummatnya dari alam kegelapan ke alam terang benderang yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini. Adapaun judul tesis ini adalah “Pembelajaran Kecakapan Hidup (Life Skills) Dalam Peningkatan Kemadirian Warga Belajar (Studi Kasus Pada Pengemudi Boat Pancong Di Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau)”.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Tesis yang berisi sebuah penelitian ini dilakukan terhadap pengemudi Boat Pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam tentang proses pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam peningkatan kemandiriannya.
Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna sebagai bahan masukan bagi bagi pengurus organisasi Persatuan Pengemudi Motor Sangkut (PPMS) dan pengemudi boat pancong serta pihak lain dalam mengembangkan pembelajaran kecakapan hidup (life skills) di dalam keluarga serta dapat membantu proses pembagunan masyarakat menuju pemberdayaan masyarakat pesisir.
(6)
vi
Demikian tesis ini dibuat, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu masukan dan saran merupakan sumbangan sangat berharga untuk perbaikan dan kesempurnaan tesis ini.
Bandung, Agustus 2009
(7)
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan salah satu tugas akhir program magister pada Sekolah Pascasarjana Program studi Pendidikan Luar Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil karya ini berkat bimbingan, petunjuk serta bantuan yang diperoleh penulis dari para guru besar, para pembina, dan pihak-pihak terkait yang secara tekun dan terus menerus mendorong penulis untuk menyelesaikan tugas mulia ini.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya, dan pernyataan rasa terima kasih yang tulus ikhlas kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya. Terutama kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. Ahmad Hufad,M.Ed., selaku Pembimbing I dalam penulisan tesis ini,
Penulis banyak berhutang budi karena selama penulis mengikuti perkuliahan di Sekolah Pascasarjana UPI sampai penulisan tesis ini, banyak mendapat bimbingan, dorongan yang memacu penulis untuk terus belajar dan belajar. Walaupun dalam kesibukannya telah menyisihkan waktu untuk memberikan arahan yang memacu berfikir kreatif dan produktif agar pendidikan ini dapat diselesaikan tepat waktu.
2. Bapak Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd., selaku Pembimbing II walaupun dalam berbagai kesibukan telah menyisihkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
(8)
viii
pengarahan dan petunjuk yang sangat bermanfaat dalam penulisan tesis ini. Beliau senantiasa memberikan motivasi yang terus menerus serta memacu untuk secepatnya menyelesaikan pendidikan ini.
3. Bapak Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pascasarjana PLS, walaupun dalam berbagai kesibukan telah menyisihkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan petunjuk yang sangat bermanfaat dalam penulisan dan penyelesaikan pendidikan ini.
4. Bapak dan Ibu dosen pembina di Program Studi Pendidikan Luar Sekolah pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, M.A., Prof. Dr. H. Djuju Sudjana, M.Ed., Prof. Dr. H. Engking Soewarman, M.Pd., Dr. Ayi Olim, M.Pd., Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa’i, M.Pd., Dr. Mustofa Kamil, M.Pd., Prof. Dr. Enceng Mulyana, M.Pd., Prof. Dr. H. Hufad, M.Ed., Prof. Dr. Ihat Hatimah,M.Pd., dan Dr. Ugi Suprayogi,M.Pd., yang dengan karakteristik dan jati diri masing-masing telah memberikan bimbingan, sentuhan khasanah keilmuan sejak perkuliahan sampai terselesaikannya pendidikan ini. 5. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan
Indonesia yang telah memberikan kesempatan penulis menempuh studi di Program Studi PLS Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.
6. Prof. Furqon,P.hd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universita Pendidikan Indonesia, yang telah memberikan kesempatan penulis menempuh studi di Program Studi Pendidikan Luar Sekolah pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
(9)
ix
7. Bapak Drs.H.Ismet Abdullah, selaku Gubernur Provinsi Kepulauan Riau yang telah memberikan kesempatan penulis menempuh studi di Program Studi Pendidikan Luar Sekolah pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
8. Bapak Drs.H.Ahmad Dahlan, selaku Wali Kota Batam yang telah memberikan kesempatan penulis mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Luar Sekolah pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
9. Bapak Drs.H.Ibnu Maja, M.Pd., selaku Mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Luar Sekolah pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
10.Bapak Drs.H.Arifin Nasir,M.Si., selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau beserta para Kabid dan Kasi serta stafnya yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Luar Sekolah pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
11.Bapak Drs. H. Muslim Bidin, M.M., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam beserta para Kabid dan Kasi serta stafnya yang telah memberikan ijin dan dorongan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi
(10)
x
Pendidikan Luar Sekolah pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
12.Bapak Husnul Hafil, S.Sos., M.Si., selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Batam beserta para Kabid dan Kasi serta stafnya yang telah memberikan izin dan dukungan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Luar Sekolah pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
13.Ibu Dra. Hj. Lely Suriaty., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Batam beserta rekan-rekan guru serta staf tata usaha, yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
14.Bapak Haryono,BA dan Bapak Nasrun, Spd selaku Camat dan Sekretatis Camat serta seluruh stafnya dan tokoh masyarakat Kecamatan Belakang Padang yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
15.Bapak Rusman Bin Ali selaku ketua Persatuan Pengemudi Motor Sangkut (PPMS) Kecamatan Belakang Padang Kota Batam beserta seluruh anggotanya, yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
16.Rekanan Mahasiswa Tugas belajar Sekolah Pascasarjana UPI Bandung angkatan 2007-2008, yang telah memberikan bantuan tenaga dan fikiran dengan senang hati ketika menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan pendidikan ini. Khususnya pada Qurniadi,S.Pd, Jhenri Berto Hutagalung, S.Pd, Dra.Rafmainis, Asmanul
(11)
xi
Asri,S.Pd, Zulfan Effendi,S.Pd, Hartina,S.Pd, Syafrizal,S.Pd, Muhamad Nur,S.Pd, dan Fezi Karyadi,S.Pd.
17.Rekanan Mahasiswa Program Studi PLS Sekolah Pascasarjana UPI angkatan 2007/2008, yang telah memberikan bantuan tenaga dan fikiran dengan senang hati ketika menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan pendidikan ini. Khususnya pada Drs.Tatang Sontani., Dra.Mulyati Basar., Drs.M.Saleh., Dra.Hj.Rina Kamiaty., Drs.Haryono., Dra.Nursam., Drs.M.Iyus Achlan., Drs.Nandang Rukandang., Nurohmah,S.Ag., Suharman,S,oS., Irma Yulisutiany,S.Pdi., Sudirman,S.Pd., H.Yana Cahyana,S.Pdi dan Sarwandi,S.Pd,
18. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.
Penghargaan yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada ayah dan ibunda tercinta Ismail Ibrahim dan E.Zainun serta kepada mertua tercinta bapak H.Sanrosid dan ibu Rumeni, yang telah memberikan dorongan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan pendidikan ini tepat waktunya. Kasih sayang mereka berikan tak bisa dibalas oleh ananda secara imbang, hanya ucapan terima kasih yang tak henti dari ananda, semoga Allah.SWT yang dapat membalasnya.
Tak lupa untuk saudaraku M.Arfah, M.Mardiah, Eliza dan M.Rahman dan kakak iparku Ruwandi dan Sri Maryanti adik iparku Rahayu, Pelmi, Sopiatun, Dadang, Susarwo, Sabariah, soimah, andre, Tatik, Zahid, suci, Tiarmon, dan Endang serta keponakanku tersayang, Heri, Dena, Dika, Yuda, Putri, kiki, imel,
(12)
xii
Lefi, Sifa, Akilla, Naura, Adji, Napisa, Azti, Rizki dan Indri, yang telah banyak memberikan motivasi dan do’a kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini tepat waktunya.
Istri tercinta Wasiem dan kedua buah hati tersayang Tiara Puspita Agustin dan Charisa Kalya Azzahra yang telah memberikan inspirasi, dorongan, pengorbanan, demi tercapainya kari penulis, bahkan mereka sering memberikan kritik amat sangat pedas dalam perjalanan hidup penulis, dan berkat kalian papa bisa menyelesaikan pendidikan ini.
Akhirnya kepada Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha penyayang, semoga amal baik kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara moril maupun materiil dalam penulisan tesis dan pendidikan ini mendapat balasan dan ridho-nya. Amin ya rabbal’alamin.
(13)
xiii
Motto
:
!" # $ % % #
& %
'()*
!" # $ % % #
!" # $ % % #
& %
& %
'()*
'()*
(14)
xiv DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...6
C. Definisi Operasional ……….…...8
D. Tujuan Penelitian ....………...………..11
E. Manfaat Penelitia .….………...………...12
F. Kerangka Pemikiran ……….………..….……....12
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Kecakapan Hidup ……….16
B. Program Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills) ...……...……….20
C. Konsep Pembelajaran ………..………...28
D. Konsep Kemandirian ………42
(15)
xv BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ... .53
B. Subjek Penelitian ... .54
C. Teknik Pengumpulan Data ... .55
D. Analisa Data ...59
E. Keabsahan Hasil penelitian ...………..……61
F. Prosedur Penelitian ……….………...63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Kecamatan Belakang Padang Kota Batam ... .65
1. Gambaran Geografis ...65
2. Gambaran Ekonomi ...68
3. Gambaran Pengemudi Boat Pancong ...72
B. Deskriptif dan Analisa Data Hasil Penelitian ... .74
1. Proses Pembelajaran Kecakapan Hidup (life skills) ...75
2. Hasil Pembelajaran Kecakapan Hidup (life skills) ...86
3. Dampak Pembelajaran Kecakapan Hidup (life skills) ...95
C. Pembahasan Data Hasil Penelitian ...99
D. Temuan Penelitian ...120
E. Keterbatasan Penelitian ...125
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...………...……….127
B. Rekomendasi ……….……….132
DAFTAR PUSTAKA ...135
LAMPIRAN ...139
(16)
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman 4.1. Luas Wilayah Kota Batam ... .66 4.2. Data Responden Penelitian ………...75 4.3 Jadwal Pembelajaran peningkatan kecakapan hidup (Life Skills)
Pengemudi Boat Pancong ………...……….…..81 4.4. Analisis Data peningkatan Pendapatan Warga Belajar ...94
(17)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Program Pendidikan Kecakapan Hidup
(life skills) …....15
2.1 Skema Terinci Kecakapan Hidup... 18
2.2 Bentuk Pembelajaran Kontekstual ... .38
2.3 Proses Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) ………....49
4.1 Peta Wilayah Kota Batam ...67
4.2 Pengemudi Secara Bersama-sama Menurunkan Boat Pancong ke Laut …..79
4.3 Pola pembelajaran pendidikan kecakapan hidup ………84
4.4 Pengemudi R2 Sedang belajar memperbaiki mesin boat pancong dengan rekannya ……….91
4.5 Grafik tingkat penghasilan penambang boat pancong setiap bulan ………..94
(18)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. SK Pembimbing...139
2. Permohonan Izin Penelitian ...141
3. Kisi-Kisi Penelitian...142
4. Pedoman Wawancara ...144
5. Pedoman Observasi ...150
6. Rekomendasi Kesbangpolinmas Pemko Batam …..……..………...151
7. Rekomendasi Camat Belakang Padang Kota Batam ………152
8. Rekomendasi PPMS Kecamatan Belakang Padang Kota Batam ………...153
9. Struktur Organisasi PPMS ………154
10. Daftar Anggota PPMS Kecamatan Belakang Padang ……….155
11. Kartu Anggota PPMS Kecamatan Belakang Padang …..……….…...…...156
12. Sertifikat Kepemilikan Boat Pancong ……...……….157
13. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Pengemudi Boat Pancong ……….159
14. Tanda Bukti Pembayaran Ongkos (tiket) Boat Pancong ...……….…...….160
15. Peraturan Pengemudi Motor Sangkut PPMS Kecamatan Belakang Padang161 16. Surat Perjanjian Menjadi Anggota PPMS Kecamatan Belakang Padang ...164
(19)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Berbagai permasalahan kehidupan yang melanda bangsa Indonesia dewasa ini, merupakan dampak dari terjadinya krisis ekonomi makro yang berkepanjangan. Terjadinya krisis ekonomi tersebut menyebabkan terpuruknya perekonomian yang berpengaruh pada kurangnya stabilitas suhu politik dan kehidupan masyarakat sewajarnya. Indonesia sebagai negara yang berkembang memang masih tergolong rendah tingkat perekonomiannya bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia tenggara. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat serta kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas atau yang siap bersaing, sehingga terjadi kurang adanya keseimbangan kehidupan sosial secara merata meskipun didukung oleh Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Permasalahan ini menjadi perhatian khusus oleh pemerintah dalam melakukan kebijakan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui azas pemanfaatan SDA yang tersedia serta peningkatan SDM dalam menghadapi krisis ekonomi saat ini, rendahnya tingkat perekonomian pada suatu bangsa dapat menimbulkan tingginya angka kemiskinan. Kondisi yang demikian sangat rumit yang akan menimbulkan problematik sosial yang mengarah pada tindakan kriminal yang di akibatkan oleh pergeseran moral yang negatif jika tidak secepatnya ditangani oleh pemerintah. Untuk itu perlu penanganan dengan cepat kepedulian pemerintah dalam melakukan berbagai tindakan masalah nasional secara konkrit
(20)
2
dan bijaksana agar tidak terjadi kesenjangan sosial yang terlalu jauh pada kehidupan masyarakat.
Secara umum masyarakat dipesisir yang bermata pencaharian sebagai nelayan masih tergolong miskin dan merupakan bagian dari SDM yang rendah, baik dilihat dari pendidikan, akses kesehatan dan juga kesejahteraannya. Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (2007:2) menjelaskan beberapa permasalahan yang dialami di bidang kelautan adalah:
1. Penguasaan terhadap pengetahuan dan ketrampilan masyarakat yang terbatas telah menyebabkan kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan terbatas pula, sehingga berakibat pada rendahnya keadaran mereka dalam melestarikan sumberdaya kelautan dan perikanan serta kemampuan bersaing dengan pihak luar renda. 2. Keterbatasan kapasitas kelembagaan dan fasilitasi peningkatan kualitas
SDM dibidang kelautan dan perikanan masih kurang.
3. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang rendah terhadap fungsi dan peran ekologis wilayah pesisir terhadap kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan.
4. Sebagian besar masyarakat pesisir tergolong miskin.
Sehubungan dengan hal di atas ada beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, salah satu kebijakan yang diambil adalah melalui program kecakapan hidup (life skiils) yang bertujuan memberikan pelayanan pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kompetensi lokal bagi masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan kecakapan hidup (life skills) yang dikembangkan melalui jalur pendidikan non formal memusatkan perhatian kepada warga masyarakat putus sekolah (usia produktif), buta aksara, tidak bekerja karena tidak mempunyai ketrampilan dan tergolong miskin. Program kecakapan hidup melalui jalur pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan dengan
(21)
sungguh-3
sungguh oleh semua pihak dengan menggunakan pendekatan pendidikan berbasis luas ( Broad Based Education ) selanjutnya akan menghasilkan program yang diharapkan oleh masyarakat dapat menjadi program andalan.
Pendidikan Kecakapan hidup (life skills) merupakan upaya pendidikan ketrampilan dan pengetahuan dalam meningkatkan sumber kemampuan pada masyarakat untuk mengatasi permasalahan baik pada dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan demikian pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan non formal pada hakekatnya dapat dirumuskan sebagai upaya meningkatkan kemampuan dalam bentuk ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri serta mampu mengembangkannya dalam membantu orang lain yang membutuhkannya. Bedasarkan sudut pandang sosial secara luas, masyarakat kita dihadapkan pada berbagai permasalahan yang menjadi delima besar baik dalam bidang ekonomi maupun pendidikan sebagai ujung tombak kelangsungan hidup secara layak bagi masyarakat. Dengan demikian sudah saatnya pemerintah harus memperhatikan pada kondisi sosial yang menitik beratkan pada kedua bidang diatas, yang salah satunya dapat melalui program pendidikan kecakapan hidup (life skills) yang ditekankan pada bentuk pendidikan pelatihan ketrampilan berorientasi pada bidang pekerjaan tertentu secara tepat guna melalui kerja sama dengan mitra usaha serta ditindak lanjuti pada proses penyaluran kerja maupun usaha mandiri peserta pelatihan. Untuk itulah kebutuhan pendidikan sangat diperlukan, hal ini sejalan dengan Knowless (Sudjana, D. 2001:199) “kebutuhan pendidikan adalah
(22)
4
sesuatu yang harus dipelajari oleh seseorang guna kemajuan kehidupan dirinya, organisasi yang di masukinya atau untuk kemajuan masyarakat”.
Gulley dan Enggland (Abdulhak, I. 2003:15-16), memandang bahwa hakekatnya pengembangan sumber daya manusia merupakan irisan dari tiga komponen dasar, yaitu : 1) pengembangan individu (personal), 2) pengembangan karier (professional), dan 3) pengembangan dalam kehidupan masyarakat (organisasi). Pengembangan individu banyak berkaitan dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan perbaikan tingkahlaku dalam melaksanakan tugas pada kehidupannya. Pengembangan karier banyak berkaitan dengan hasil analisis terhadap minat, nilai, kompetensi, aktivitas, dan tugas-tugas yang diperlukan dalam menyelesaikan sesuatu persoalan baik dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat maupun pada lembaga kerja. Sedangkan pengembangan kehidupan bermasyarakat merupakan implementasi dari perolehan kemampuan hasil pengembangan secara individual, dan pengembangan karier yang dimiliki setiap individu. Keragaman kondisi hasil ketiga pengembangan tersebut sangat mempengaruhi dalam penampilan hidup di dalam masyarakat, dalam konteks lembaga kerja dan dalam kelompok sosial yang dimilikinya.
Untuk itu pemerintah dan lembaga sosial masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat semestinya giat mengembangkan model-model program layanan, khususnya yang berkenaan dengan model-model program yang cocok dengan karakteristik sasaran maupun potensi lokal, dengan harapan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat yang
(23)
5
membutuhkan. Oleh karena itu lembaga-lembaga tersebut dalam mengembangkan program didasarkan pada karakteristik : 1) Minat dan kebutuhan individu atau kelompok sasaran, 2) Terkait dengan karakteristik potensi lokal wilayah setempat, 3) Sebagai dasar penguatan sektor usaha kecil dalam rangka pemberdayaan ekonomi kerakyatan, 4) Berorientasi pada peningkatan kompetensi ketrampilan untuk berusaha dan bekerja, dan 5) Program ditetapkan bersama-sama antara pengelola dan warga belajar, mitra, tokoh masyarakat dan pihak terkait lainnya. Koentjaraningrat (1985:74) mengemukakan ada empat jalan membina mentalitas yang berjiwa pembangunan yaitu : 1) dengan memberi contoh yang baik; 2) dengan memberi perangsang-perangsang yang cocok; 3) dengan persuasi dan penerangan; 4) dengan pembinaan dan pengasuhan suatu generasi baru untuk masa yang akan datang sejak kecil, dalam kalangan keluarga.
Secara konseptual kegiatan pembelajaran kecakapan hidup (life skills) banyak ditemukan di dalam pendidikan formal, informal dan nonformal. Dalam konteks pendidikan informal pembelajaran kecakapan hidup (life skills) seringkali terjadi pada pendidikan keluarga. Salah satu contohnya adalah pada Persatuan Pengemudi Motor Sangkut (PPMS) di Belakang Padang Kota Batam. Dari hasil observasi pendahuluan, penulis memperoleh temuan bahwa pengemudi boat pancong sampai saat ini masih mampu bertahan dan mampu untuk menghidupi keluargannya. Bertitik tolak pada hasil observasi tersebut di atas, menyebabkan penulis merasa tertarik untuk mengkaji riwayat terjadinya proses pembelajaran kecakapan hidup (life skills) pada mengemudi boat pancong dalam peningkatan kemandiriannya.
(24)
6
Selain hal tersebut penulis merasa perlu mendeskriptif proses pembelajaran kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong dengan substansi sasaran studi : 1) Bahan belajar tentang kecakapan hidup (life skills) mengemudi boat pancong; 2) keterampilan manajerial; 3) keterampilan mengakses berbagai sumber daya yang dapat mendukung kelancaran pengelolaan; 4) hasil belajar kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong; 5) dampak pembelajaran kecakapan hidup (life skills) terhadap kemandirian pengemudi boat pancong dalam menjalakan usahanya.
Dengan demikian pembelajaran kecakapan hidup (life skills) untuk pengemudi boat pancong yang telah didapatnya digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatannya, terutama bagi pengemudi boat pancong di kecamatan belakang padang kota Batam, sehingga lebih lanjut masyarakat bisa hidup mandiri dan bisa memenuhi kehidupannya sehari-hari untuk bertahan di tempat-tempat dimana mereka berada. Pembelajaran kecakapan hidup (life skills) yang didapatakan melalui jalur pendidikan informal dan nonformal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pengemudi boat pancong di bidang tertentu sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga mereka memiliki bekal kemampuan untuk bekerja yang dapat mendatangkan penghasilan yang layak guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah.
Uraian pada latar belakang masalah di atas merupakan dasar di dalam mengidentifikasi permasalahan pokok dalam penelitian ini. Secara lebih khusus
(25)
7
permasalahan-permasalahan pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam peningkatan kemandirian pengemudi boat pancong di Belakang Padang yang dapat diidentifikasi antara lain : 1) Pelaksanaan program pembelajaran life skills belum diawali dengan identifikasi kebutuhan pengemudi yang sitematis dan optimal sehingga masih dihadapkan pada kendala dalam penanganan hasil pembelajaran, 2) Bobot materi belajar proporsinya lebih besar kepada keterampilan pengemudi dibandingkan dengan materi kewirausahaan dan kemandirian, 3) belum secara optimal menjalin kemitraan dengan lembaga atau individu potensial tentang pendidikan, manajemen dan modal, 4) Pembelajaran kecakapan hidup (life skills) yang dilaksanakan pada pengemudi boat pancong didasarkan pada kebutuhan secara spontan dirasakan pada waktu itu bukan pada kebutuhan yang sebenarnya, dan 5) Tindak lanjut pembelajaran kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong berupa pembinaan dari organisasi PPMS, syahbandar dan pengelola/penyelenggara belum dilakukan secara optimal dan berkesinambungan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah umum penelitian ini sebagai berikut “ Bagaimana pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam peningkatan kemandirian pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau?”.
Secara lebih fokus masalah penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dilaksanakan oleh pengemudi boat pancong?
(26)
8
2. Bagaimana hasil pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dilaksanakan oleh pengemudi boat pancong?
3. Bagaimana dampak pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dilaksanakan oleh pengemudi boat pancong dalam peningkatan kemandiriannya ?
C. Definisi oprasional.
Deskripsi beberapa istilah pokok yang sesuai dengan fokus penelitian ini :
1. Proses pembelajaran, menurut Sudjana, D. (2000 :6) mengemukakan “ pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam
melakukan kegiatan”.
Proses pembelajaran dalam penelitian ini merupakan inti dari penyelengaraan program pendidikan kecakapan hidup usaha pengemudi boat pancong yang berlokasi di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam yang didalamnya proses terjadinya interaksi edukatif antara pengemudi boat pancong yang melakukan kegiatan belajar dengan sumber belajar yang melakukan kegiatan membelajarkan. Pembelajaran ini bertujuan membantu pengemudi sehingga mereka selalu belajar tentang nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan fungsional yang diperlukan untuk mengaktualisasikan diri dan untuk membangun masyarakat dan bangsa dengan selalu berorientasi pada kemajuan kehidupan di masa depan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui sumber belajar dan warga belajar dalam pembelajaran. Sumber pendukung kegiatan pembelajaran mencakup fasilitas dan alat bantu pembelajaran (Sudjana, D. 2000:6).
(27)
9
2. Hasil menurut kamus Basar Bahasa Indonesia (1996:343), artinya sesuatu yang diperoleh dari suatu usaha.
Hasil pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini bermakna sebagai suatu kemampuan yang dicapai oleh warga belajar setelah melalui kegiatan belajar atau sesudah mengalami belajar sebagai proses pembelajaran kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong. Hasil pembelajaran menurut Sudjana, D. (2000:98), mengemukakan kemampuan pada ranah : 1). Kognitif, yaitu kemapuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, anlisis, sintesis, dan evaluasi, 2). Afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian, penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup, dan 3). Psikomotor , yaitu kemampuan yang menggutamakan ketrampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan konpleks, penyesuaian pola gerakan dan aktifitas. Orang dapat mengamati tingkah laku seseorang yang telah belajar dibandingkan dengan sebelum belajar.
3. Dampak atau pengaruh adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1996 : 207).
Dampak pembelajaran atau pengaruh pembelajaran yang di maksud dalam penelitian ini adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik positif maupun negatif bagi pengemudi boat pancong setelah melalui kegiatan belajar
(28)
10
atau sesudah proses pembelajaran program kecakapan hidup (life skills) mengemudi boat pancung yaitu Dampak sosial ekonomi yang tercermin pada peningkatan penghasilan warga belajar, peningkatan partisipasi dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat, serta peningkatan kegiatan membelajarkan orang lain dalam usaha mengemudi boat pancong.
4. Kecakapan hidup (life skills) menurut UNESCO (1999) adalah berbagai ketrampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntunan dan tantangan dalam hidup sehari-hari secara efektif.
Dalam penelitian ini kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong adalah upaya untuk membimbing, melatih, dan membelajarkan seseorang sebagai bekal menghadapi masa depannya dengan memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada serta pemecahan masalah saat ini. Program pembelajaran kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong memiliki potensi besar bagi warga belajar untuk mengembangkan dirinya, program ini mengacu kepada pemikiran filosofis pragmatis yaitu pendidikan untuk hidup dalam proses pendidikan sepajang hayat dengan berpegang teguh pada prinsip learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together.
Pembelajaran program kecakapan hidup ini memiliki cangkupan yang luas berinteraksi antara pengetahuan dan keterampilan yang diyakini sebagai unsur penting untuk hidup mandiri (Brolin, 1989), berdasarkan cangkupannya, pembelajaran program ini meliputi kecakapan kerja (occupational skill)
(29)
11
kecakapan pribadi dan sosial (personal and social skill) serta kecakapan dalam kehidupan sehari-hari (daily living skill).
5. Kemandirian, seperti yang dikemukakan dalam hasil penelitian Herry Koswara,dkk (1999), merupakan terjemahan dari berbagai istilah, seperti autonomy, independency and self-reliance. Angyal, (Berzonsky :1981) menyatakan bahwa “autonomy drive (dorongan autonomy) merupakan tendensi untuk mencapai sesuatu, mengatasi sesuatu, bertindak secara efektif dalam lingkungannya, dan merencanakan serta mewujudkan harapan-harapan”.
D. Tujuan penelitian.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengamati, mengkaji, menganalisis dan mendeskripsikan data tentang bagaimana pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam usaha peningkatan kemandirian pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam. Secara lebih khusus tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
1. Proses pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam usaha pengemudi boat pancong di kecamatan belakang padang kota Batam.
2. Hasil pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam usaha pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam.
3. Dampak pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam usaha peningkatan kemandirian pengemudi boat pancong di Belakang Padan Kota Batam.
(30)
12
E. Manfaat Penelitian.
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam upaya pengembangan pendidikan luar sekolah (PLS), yang berhubungan dengan penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup (life skills) yang akan dilakukan .
2. Bagi organisasi PPMS kecamatan Belakang Padang Kota Batam dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam rangka pembinaan dan pengambilan keputusan terhadap perkembangan dan kemajuan lebih lanjut yang berhubungann dengan penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup (life skills) ysng akan dilakukan.
3. Menjadi masukan bagi penulis dalam menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang permasalahan yang diteliti, serta penulis lain yang berminat mengadakan studi lanjutan tentang program pendidikan kecakapan hidup (life skills).
F. Kerangka Pemikiran.
Pendidikan nonformal sebagai sebuah sub sistem pendidikan nasional merupakan sistem pendidikan yang fleksibel untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan. Proses pembelajaran dalam pendidikan nonformal memiliki ciri khas sendiri, yaitu kegiatan pembelajaran relatif singkat dan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang dirasakan oleh warga belajar. Program pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi dan sumber lingkungan yang tersedia dan lebih menekankan pada pemilihan keterampilan yang bermanfaat bagi warga belajar.
(31)
13
Arah pendidikan non formal yang terkait dengan dunia usaha lebih ditekankan kepada pembelajaran program pendidikan kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam yang diorganisir oleh organisasi PPMS yang menekankan pada keterampilan pengemudi boat pancong untuk mandiri dalam usahanya.
Pendidikan kecakapan hidup (life skills) pada dasarnya merupakan pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap masyarakat. Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) bertujuan untuk menumbuh, mengembangkan, dan meningkatkan sikap mental kemandirian warga belajar serta membekali mereka dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan fungsional praktis, sehingga warga belajar mempunyai mata pencaharian bagi Secara pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari untuk hidup mandiri.
Keberhasilan program pembelajaran kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong dalam menciptakan perubahan teoritis baik dilihat dari pada pengemudi, sangat dipengaruhi oleh keberhasilan proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang baik akan menentukan pencapaian program secara efektif dan efisien. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana, D. (2000:6) bahwa “pembelajaran adalah upaya pendidikan untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar”. Unsur kegiatan pembelajaran ditandai dengan adanya upaya yang disengaja, terencana dan sistematik yang dilakukan oleh pendidikan dalam melakukan kegiatan belajar.
(32)
14
Proses pembelajaran yang bersistem pendidikan non formal harus memperhatikan komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. Ciri khas komponen pendidikan luar sekolah khususnya pada program pendidikan yang terkait dengan dunia kerja atau dunia usaha adalah seperti yang dikemukakan oleh Sudjana, D. (2004 :33-38) yang terdiri dari masukan sarana (instrumental input), masukan mentah (raw input), masukan lingkungan (environmental input), masukan lain (other input), proses (process), keluaran atau hasil (output) dan pengaruh atau dampak (inpact).
Sistem pembelajaran pada program kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong telah mengintegrasikan komponen-komponen pembelajaran pada program pendidkan luar sekolah, proses pembelajaran mulai dari identifikasi kebutuhan belajar, rekrutmen warga belajar, penentuan tujuaan pembelajaran, strategi pembelajaran, hasil pembelajaran yang meliputi perubahan aspek kognitif, afektif, dan psokomotor sehingga dapat diketahui dampak yang diperoleh dari hasil pembelajaran kecakapan hidup (life skills) tersebut. Kaitannya dengan kemandirian warga belajar, mereka para pengemudi boat pancong yang mendapatkan pembelajaran life skills dan bisa mengembangkan usaha secara mandiri yang sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, misalnya dukungan keluarga, bantuan modal, pembinaan lanjutan dan lain-lain.
(33)
15
Gambar 1.1 :
Kerangka pemikiran penelitian program pendidikan
kecakapan hidup (life skills) oleh (Sudjana, D. 2001:34) modifikasi.
MASUKAN SARANA :
PENYELENGARA, PENGELOLA, NARA SUMBER, METODE, MEDIA, DLL
PROSES PEMEBELAJARAN :
PROGRAM PENDIDIKAN LIFESKILLS DAN BERDASARKAN PENGALAMAN
MASUKAN LINGKUNGAN :
ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DLL
DAMPAK :
WARGA BELAJAR MEMILIKI PENGHASILAN TETAP,
BERSIKAP DAN BERPRILAKU POSITIF.
MASUKAN LAIN :
MODAL USAHA
MASUKAN MENTAH :
WARGA BELAJAR
HASIL :
MEMILIKI PENGETAHUAN, KETRAMPILAN DAN SIKAP MANDIRI DALAM USAHA
MENGEMUDI BOAT PANCONG
(34)
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian.
Sacara umum penelitian ini bertujuan untuk mengamati, mengkaji, menganalisis dan mendeskripsikan data tentang bagaimana pembelajaran program kecakapan hidup (life skills) dalam usaha peningkatan kemandirian pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam. Maka dari aspek pendekatan metodologi, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti langsung pada situasi penelitian yang sedang terjadi secara wajar tanpa adanya intervensi peneliti, atau memanipulasi subjek penelitian, sehingga diperoleh data deskriptif tentang perilaku manusia (Nasution,1992). Lebih lanjut Nasution (1992) menyatakan bahwa penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, penelitian ini tidak mengutamakan angka-angka statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif. Karakteristik dari penelitian kualitatif ditandai oleh kegiatan untuk mengamati orang, situasi nyata baik dalam lingkungan berinteraksi, maupun untuk memahami perilaku orang yang diamati tersebut.
Berdasarkan pada situasi permasalahan yang dikaji maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana peneliti mencatat permasalahan secara seksama, masalah-masalah yang muncul terkait dengan objek yang diteliti, kemudian masalah ini dideskripsikan secara apa
(35)
54
adanya. Pada hakekatnya metode kualitatif adalah sebagai pendekatan yang yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 1991). Setelah diperoleh data selanjutnya di analisis sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bermakna bagi keberhasilan penelitian yang telah dilaksanakan.
B. Subjek penelitian.
Dalam penelitian ini subyek yang diteliti terdiri dari dua bagian, pertama sebagai sumber informasi atau data utama yaitu tiga orang pengemudi Boat pancong. Penetapan subyek penelitian berdasarkan atas pertimbangan bahwa mereka dapat memberikan data atau informasi yang representative berkenaan dengan fokus penelitian dan aspek-aspek yang diungkapkan oleh penelitian ini, terutama berkenaan dengan proses pembelajaran life skills, hasil pembelajaran life skills dan dampak dari hasil pembelajaran life skills terhadap kemandirian pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam. Tiga orang pengemudi Boat Pancong yang dijadikan subyek penelitian dapat memberikan informasi tentang dirinya dan kelompoknya serta bagaimana pengalamanya berkaitan dengan proses pembelajaran life skills
pengemudi Boat Pancong ini. Subjek penelitian merupakan komponen utama yang memiliki Kedudukan penting dalam penelitian, karena dalam penelitian inilah terdapat aspek-aspek yang menjadi kajian untuk diteliti.
Subyek penelitian kedua adalah tokoh masyarakat belakang padang yang pernah berkecimpung dalam usaha pengemudi Boat Pancong, untuk
(36)
55
kepentingan triagulasi dan sebagai perlengkap informasi, maka peneliti memanfaatkan sumber informan yang dapat memberikan informasi pelengkap tentang hal-hal yang tidak terungkap dari sumber data utama sehingga data yang diperoleh lengkap, objektif, terinci, akurat, terpecaya dan komprehensif. Jumlah subyek penelitian yang sedikit didasari oleh pemahaman bahwa penelitian kualitatif lebih mementingkan informasi yang banyak dan kaya dengan variasi dari pada banyaknya jumlah responden, maka subyek penelitian secara parpusive (sesuai dengan tujuan), dengan sampel bertujuan adalah sampel yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu sesuai dengan kepentingan penelitian. Oleh Nasution (2003 : 11) menyatakan bahwa “ metode naturalistic tidak menggunakan sampling random atau acak dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampelnya biasanya sedikit dan dipilh menurut tujuan (porpuse) penelitian”.
C. Teknik Pengumpulan Data.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif adalah melihat, mengkaji, dan menganalisis suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dan menemukan makna yang ada didalamnya. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data , adapun teknik tersebut adalah teknik observasi,wawancara dan studi dokumentasi.
(37)
56
1. Observasi.
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian, baik langsung maupun tidak langsung. Observasi dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang tindakan atau kegiatan seesorang atau tentang bagaimana sesuatu terjadi (Nasution 2003). Teknik ini memungkinkan untuk menarik kesimpulan tentang makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Melalui observasi ini, akan terlihat bagaimana pemahaman responden yang tidak terucapkan, bagaimana teori digunakan langsung dan sudut pandang responden yang mungkin tidak diperoleh melalui wawancara.
Patton (Nasution, 2003 : 59), mengemukakan manfaat observasi atau pengamatan langsung, yaitu : 1) Dengan berada dilapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, 2) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, 3) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan orang lain atau lembaga, 4) Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif, dan 5) Dalam penelitian tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan pribadi dengan situasi sosial.
(38)
57
Observasi yang dilakukan peneliti menggunakan waktu yang cukup lama untuk melihat secara alamiah kegiatan yang dilakukan subyek penelitian. Agar subyek tidak merasa diamati maka dalam kegiatan observasi ini peneliti berusaha sealamiah mungkin mengamati secara cermat tentang berbagai gejala yang ditampilkan baik prilaku, sikap, maupun tanggapan dari subyek penelitian.
Pada saat observasi berlangsung peneliti mencatat tentang kejadian yang berlangsung sesuai dengan fokus permasalahan yang diteliti yaitu, mengamati 1) proses pemebelajaran life skiils yang dilakukan oleh subyek penelitian, 2) hasil belajar life skills terhadap subyek penelitian dan 3) dampak pembelajaran life skills terhadap subyek penelitian.
2. Wawancara.
Wawancara merupakan cara yang penting untuk memeriksa keakuratan data hasil observasi. Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi. Tujuan mewawancarai seseorang adalah untuk mengetahui apa yang ada di pikiran mereka, apa yang mereka pikirkan, atau bagaimana perasaan mereka tentang sesuatu hal, dikarenakan hal-hal tersebut tidak dapat diobservasi (Nasution 2003).
Dalam wawancara tersebut peneliti juga menggunakan teknik “audit trail” sehingga peneliti tidak melakukan kesalahan dalam menganalisis data yang diperoleh, data yang dikumpulkan bersifat verbal dan non-verbal. Pada
(39)
58
wawancara ini diutamakan data verbal yang diproleh melalui pecakapan atau Tanya jawab, data tersebut direkam dengan tape- recorder atau dalam bentuk cacatan lapangan.
Wawancara dilakukan langsung pada pengemudi boat pancong, pengurus PPMS dan pemuka masyarakat Belang Padang, data yang digali melalui wawancara meliputi : 1) proses pembelajaran life skills pengemudi boat pancong, 2) hasil yang didapat dari porses pembelajaran life skills pengemudi boat pancong dan 3) dampak yang dirasakan oleh pengemudi setelah mendapatkan pemebelajaran life skills pengemudi boat pancong.
3. Studi Dokumentasi.
Selain itu studi dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data tertulis mengenai obyek yang diteliti secara akurat dan mencari beberapa sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Studi dokumentasi meliputi, data tentang keadaan organisasi pengemudi boat pancong, baik fisik maupun adminisntrasi, data tentang identitas pangemudi, dan data tentang program pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Semua data tersebut diharapkan dapat diperoleh dari beberapa arsip, buku laporan, buku administrasi, dan buku pedoman lainnya.
Stusi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data gambaran umum pembelajaran life skills pengemudi boat pancong, data-data yang dikumpulkan adalah melipiti : 1) profil kegiatan organisasi PPMS di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam, 2) data geografi maupun sosiografi
(40)
59
Kecamatan Belakang Padang Kota Batam, dan 3) proses pembelajaran life
skills pengemudi boat pancong dan lain-lain yang relevan untuk memperkaya
informasi dalam penelitian ini.
D. Analisis Data.
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul maka dilakukan analisis data, yaitu proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara konsep yang mencerminkan pandangan atau perspektif peneliti dan bukan kebenaran (Nasution, 1992)
Data hasil penelitian, dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang ada atau tidaknya bentuk-bentuk dukungan yang diberikan oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan baca tulis anak,dan kesulitan atau hambatan apa saja yang dialami ketika memberikan dukungan tersebut. Menurut Nasution (1992) bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungannya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia di sekitarnya. Lebih lanjut Alwasilah (2002) secara rinci membahas empat belas karakteristik pendekatan kualitatif, yakni (a) latar alamiah, (b) manusia sebagai instrumen, (c) pemanfaatan pengetahuan yang non-proposisional, (d) metode-metode kualitatif, (e) sampel purposif, (f) analisis data secara induktif, (g) teori dilandaskan pada data di lapangan, (h) disain penelitian mencuat secara
(41)
60
alamiah, (i) hasil penelitian berdasarkan negosiasi, (j) cara pelaporan kasus, (k) interpretasi ideografik, (l) aplikasi tentatif, (m) batas penelitian ditentukan fokus dan (n) kepercayaan hasil penelitian dengan kriteria khusus, yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.
Berdasarkan karakteristik pendekatan kualitatif tersebut dapat disusun langkah-langkah dalam menganalisis data yang dipakai dalam penelitian. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah pencatatan kembali dalam bentuk uraian atau laporan secara rinci dan sistematis yang dapat digunakan dalam menganalisis data. Laporan yang direduksi itu dirangkum, dipilih hal-hal pokok dan penting, dan diberi susunan yang sistematis agar lebih mudah untuk dikendalikan. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperlukan.
2. Data Display
Data display adalah upaya untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari sebuah penelitian dalam hal ini sangat diperlukan matrik atau grafik untuk membantu peneliti menghindari sesuatu diluar fokus penelitian.
3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
(42)
61
telah dikumpulkan. Untuk mencapai tujuan itu peneliti perlu mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Setelah data bertambah dan analisis dilakukan secara terus menerus, kesimpulan dari makna data akan lebih grounded. Hal ini dapat dilakukan dengan verifikasi selama penelitian berlangsung.
E. Keabsahan Hasil Penelitian.
Nasution (2003: 9-13) Kriteria keabsahan penelitian dalam penelitian kualitatif adalah: 1) kredibilitas, 2) transferabilitas,3) dependabilitas, dan 4)
konfirmabilitas. Penelitian ini akan berupaya memenuhi kriteria-kriteria
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.Kredibilitas
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan kecocokan konsep
peneliti dengan konsep yang ada pada responden, dan menunjukkan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya. Untuk mencapai kredibilitas
yang diharapkan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui triangulasi, penggunaan bahan referensi dan member check.
2.Tranferabilitas
Transferabilitas atau keteralihan adalah sampai sejauh mana hasil penelitian
dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi yang berbeda. Untuk melakukan suatu pengalihan, peneliti harus mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks, dan peneliti bertanggung jawab menyediakan data empiris untuk membuat keputusan tentang pengalihan
(43)
62
tersebut. Dalam hal ini peneliti hanya melihat transferabilitas sebagai suatu kemungkinan. Apakah hasil penelitiannya dapat diterapkan, diserahkan kepada pembaca atau pemakai. Bila pemakai melihat ada kesesuaian bagi situasi yang dihadapinya maka disitu tampak adanya transfer, walaupun dapat diduga bahwa tidak ada dua situasi yang sama sehingga perlu penyesuaian menurut keadaan masing-masing.
3.Dependabilitas
Dependabilitas atau ketergantungan adalah sejauh mana hasil penelitian
bergantung pada keandalan. Dependabilitas dapat dilakukan dengan audit
trial, yaitu dengan mempelajari laporan lapangan dan
laporan-laporan selanjutnya, sampai laporan-laporan penelitian ini selesai dengan tujuan mengetahui tingkat kekonsistenan peneliti dalam setiap segmen penelitian.
4. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas berhubungan dengan objetivitas hasil penelitian yang
dilaksanakan pada setiap segman penelitian oleh peneliti, sebenarnya
dependabilitas dan konfirmabilitas tidak bisa dipisahkan. Untuk memenuhi
kriterianya maka peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : a) Menyediakan dan meneliti hasil penelitian berupa catatan dan dokumen hasil penelitian, b) Menyimpan dan meneliti hasil penelitian berupa catatan lapangan dan dokumen, c) Merumuskan pandangan atau tafsiran, d) Menyusun kesimpulan, dan e) Melaporkan seluruh proses penelitian.
(44)
63
F. Prosedur Penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Tahap awal ini diawali dengan penjajakan lapangan untuk menentukan permasalahan atau fokus penelitian. Lebih lengkap tahap ini meliputi pemilihan masalah, studi pendahuluan, penyusunan proposal dan perijinan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Demi kelancaran tahap ini maka peneliti harus memahami beberapa hal yakni pemahaman tentang latar belakang penelitian, tata cara memasuki lapangan, dan peran sertanya dalam mengumpulkan data. Pemahaman terhadap latar penelitian bertujuan untuk menghindarkan peneliti dari data yang kurang diperlukan dalam sebuah penelitian. Tugas peneliti mengumpulkan data yang relevan sebanyak mungkin dari sudut pandang informan tanpa mempengaruhinya. Selain itu agar data dapat diperoleh dengan baik maka peneliti harus melakukan hubungan yang akrab dengan responden, memahami etika di daerah latar penelitian dan tetap menyadari perannya sebagai peneliti. Untuk lebih
(45)
64
lengkapnya kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan.
3. Tahap Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penulisan tesis, hal ini dimaksudkan sebagai alat untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada pihak lain.
(46)
127
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan analisis penelitian secara garis besar dibuat simpulan-simpulan sebagai berikut :
1. Proses Pembelajaran Kecakapan hidup (life skills) Dilaksanakan oleh Pengemudi Boat Pancong.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran life skills mengemudi boat pancong dirasakan atas kebutuhan dari warga dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga, pelaksanaan suatu pendidikan pembelajaran dalam keluarga merupakan suatu proses transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap dari orang tua kepada anak atau kerabat dan proses interaktif edukatif antara individu dengan komponen-komponen lainnya, seperti masukan sarana, masukan lingkungan dan masukan lain. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran life skills pengemudi boat adalah partisipatif andragogi (pendidikan orang dewasa), yakni dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman warga belajar sebagai sumber belajar untuk terlibat dalam perancanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Metode penyelenggaraan life skills menggunakan pola/sistem individu dan kelompok. Metode secara individual adalah yang paling dominan dilakukan, sedangkan untuk pembelajaran kelompok dilakukan diluar pendidikan dalam keluarga .
(47)
128
Ketika warga belajar dah selesai melakukan pembelajaran dengan orang tuanya dan diangap sudah siap untuk menjadi penambang, maka mereka mendaftarkan diri untuk memperoleh Surat Keterangan Kecakapan (SKK). Sebelum mereka mendapatkan SKK, ada pross test dan pelatihan singkat yang berikan kepada calon penambang baru. Kemampuan yang diperoleh secara alami dan orangtua masing-masing akan diuji dan diberikan pelatihan khusus untuk penajaman pemahaman dan keterampililan yang sudah dimiliki. Untuk mendukung kemudahan meningkatkan kemampuan mengemudi Boat dan mendapatkan SKK, sehingga mereka bisa membawa boat dengan leluasa. Sebelum mereka mendaftar ke Syahbandar untuk mendapatkan SKK, biasanya sudah tergabung lebih dahulu di organisasi PPMS. Komunitas ini yang kerap membantu warga belajar untuk lebih meningkatkan keterampilan mengemudi boat pancong. Teknik pembelajaran ini menggunakan : (a) ceramah, (b) tanya jawab, (c) curah pendapat, (d) diskusi, (e) demonstrasi, (f) praktek (drill) dan pengujian. Media/alat yang digunakan adalah : boat pancong dan perlengkapannnya . Media tersebut digunakan untuk memperlancar proses dalam pembelajaran.
2. Hasil Pembelajaran Kecakapan hidup (life skills) Dilaksanakan oleh pengemudi Boat Pancong.
Hasil kegiatan pembelajaran life skills menunjukkan suatu kemampuan yang sangat positif baik itu aspek kognitif, afektif dan psikomotor meningkat. Kemajuan tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan proses pembelajaran dan
(48)
129
proses pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat selama proses pembelajaran sesuai dengan tujuan sebagaimana yang diharapkan. Hasil pembelajaran life skills mengemudi boat pancong yang meliputi aspek perubahan pengetahuan, aspek perubahan sikap dan keterampilan kesiapan bekerja dan berusaha secara mandiri adalah sebagai berikut :
a. Aspek perubahan pengetahuan.
Tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap pengetahuan mengenai mengemudi boat pancong secara umum berada pada kategori kompeten. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan keluarga dan warga, mengingat mereka sudah terbiasa mengemudi boat pancong walaupun dengan teknologi yang sederhana. Faktor pendukung lainnya adalah motivasi memenuhi kebutuhan hidup serta semangat belajar yang sangat tinggi, serta keseriusan dalam mengikuti pembelajaran non-formal yang lakukan dalam keluarga dan masyarakat. Peningkatan pengetahuan warga belajar hampir sebagian besar dipengaruhi oleh keluarga dan masyarakat. Responden telah memahami teknik mengemudi motor boat pancong, peraturan pelayaran, dan aturan main dalm organisasi PPMS, sehingga mereka memiliki bekal kemampuan untuk bekerja dan berusaha yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
(49)
130
Warga belajar (responden) telah mempunyai sikap percaya diri, misalnya dalam hal menyampaikan pendapat maupun dalam melakukan tindakan, lebih terbuka terhadap pendapat orang lain dalam kelompok, saling memotivasi di antara anggota kelompok, mengambil keputusan secara bijaksana, meningkatnya kemauan dalam bekerja secara bersama-sama dalam kelompok, dan merasa mampu dapat berusaha timbul keinginan untuk memanfaatkan perolehan pengetahuannya untuk mempraktekkan untuk berwirausaha dalam menambang atau mengemudi motor boat pancong. Sikap toleransi dan daya saing yang sehat menjadi semain kuat dirasakan oleh responden, karena setiap saat harus membiasakan diri menghadapi berbagai karakter yang muncul didepannya dia. .Kecakapan hidup merupakan aspek yang sangat penting dimiliki sebagai salah satu kebutuhan mendasar.
Hasil pendidkan dan pengalaman selama mengikuti kegiatan belajar dalam keluarga merupakan sesuatu yang baru diperolehnya, sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan usaha mengemudi boat pancng terutama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pembentukan pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil pendidikan dalam keluarga akan mempengaruhi terhadap sikap dan perilaku dalam usaha yang dilakukannya. Responden pada umumnya telah terampil dalam hal mengemudi motor baoat pancong Telah memiliki sejumlah keterampilan dan keahlian di bidang Mengemudi boat pancong hal tersebut didukung
(50)
131
pula dengan pengetahuan dalam mengenali cuaca dan ombak laut. secara benar menurut ilmu Astrologi. Dengan keterampilan yang mereka miliki telah mampu berusaha memanfaatkan ilmunya untuk dijadikan peluang dalam berusaha secara mandiri.
c. Aspek kesiapan bekerja dan berusaha secara mandiri.
Keterampilan tersebut diatas sangat diperlukan agar mempunyai bekal masa depan, dengan memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada pada saat menjalani usaha nya. Kesiapan bekerja dan usaha secara mandiri ditujukkan oleh responden, salah satu contohnya adalah dengan dibuatnya rencana perluasan area menambang. Dengan bertambahnya jumlah boat pancong yang dimiliki responden menandakan bahwa responden-responden tersebut sudah terbukti secara nyata mampu mengembangkan usahnya. Sehingga fungsinya selain sebagai pengemudi boat pancong juga sekaligus sebegai Bos dan pemilik baru.
3. Dampak Pembelajaran Kecakapan Hidup (life skills) Dilaksanakan oleh Pengemudi Boat Pancong dalam Peningkatan Kemandiriannya.
Pengaruh yang dirasakan oleh pengemudi boat pancong setelah mengikuti proses pembelajaran kecakapan hidup (life skills) adalah : a) Pengemudi boat pancong mempunyai pengetahuan keterampilan tentang mengemudi, merawat dan memberikan pelayanan yang baik pada penumpang boat pancong, b) Pengemudi boat pancong mempunyai perubahan sikap yang positif seperti :
(51)
132
rajin, tekun, ulet, teliti, sabar dan bertanggung jawab, c) Pengemudi boat pancong mempunyai pendapatan yang bisa menghidupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, d) Pengemudi boat pancong sebagian besar tidak lagi tergantung hidupnya pada orang tua dan orang lain, e) Pengemudi boat pancong manpu mengikuti kegiatan sosial di masyarakat dimana mereka berada, dan f) Pengemudi boat pancong dapat mengembangkan usaha yang lain untuk lebih mandiri dalam kehidupannya.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian pembelajaran kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam, penulis menyampaikan saran sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada penyelenggara dan pengambil kebijakan ,rekomendasi antara lain ditujukan kepada unsur-unsur berikut :
1. Bagi Pemerintah dan tokoh Masayarakat.
a) Mengadakan bimbingan dan penyuluhan kepada para pengemudi baot pancong tentang kecakapan hidup (life skills) yang berhubungan dengan peran serta mereka dalam masyarakat.
b) Melibatkan pengemudi dan organisasi PPMS dalam kegiatan masyarakat. c) Diadakannya pembelajaran dan pelatihan life skills atau apa saja yang
bermafaat dan berkesinambungan bagi penambang boat pancong serta masyarakat sekitarnya.
(52)
133
2. Bagi organisasi PPMS.
a) Pembukuan administrasi kelompok atau anggota PPMS agar diperbaiki dan diperbaharui berdasarkan perkembangan yang terjadi.
b) Pengaturan sistem antrian antara boat pancong yang antrian dan boat pancong yang langganan agar diperbaharui sesuai dengan keadaan dan perkembangan yang terjadi.
c) Membuat program kerja yang baik dan jelas untuk kepentingan anggota dan masyarakat setempat.
3. Bagi Pengemudi Baot Pancong.
a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam pelayanan yang baik, memberikan rasa aman dan nyaman bagi penumpang boat pancong. b) Meningkatkan dan mengikuti pembelajaran dan pelatihan tentang
kecakapan hidup (life skills) untuk hidup lebih mandiri. 4. Bagi peneliti lain.
a) Penelitian dapat dilanjutkan pada manajemen dalam program pelatihan, atau pemberdayaan motor boat pancong dalam program pelatihan.
b) Penelitian dapat dilakukan dengan judul yang sama tetapi pada sasaran dan konten yang berbeda sehingga dapat diketahui keberhasilan dan efektivitas program pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran pendidikan kecapakapan hidup.
(53)
135
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. (2003). Strategi Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: AGTA Manunggal Utama.
Alwasilah, A. (2002). Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya
Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, IKAPI.
Arif, Z. (1987). Andragogy, Bandung: Angkasa.
Balai Pustaka (1995). Kamus Bahasa Indonesia. Edisi Baru, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
Broling, D.E. (9189) Life-Centered Career Education: A Copetency-Based Approach. Reston VA: The Council For Exceptional Children.
Chaplin.J.P. (Terjemahan Kartini Kartono) (2002), Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.
C-STARS: College of Education (2002). Indonesia Teacher Training Project. Seatle-Washington-USA.
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas (2002), Pedoman Penyelenggara Program Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills) Melalui Pendekatan Broad Base Education (BBE) Dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2004). Pedoma Penyelenggaraan Progam Kecakapan Hidup Pendidikan Non Formal. Bagian Proyek Life Skills PLS, Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta Dirjen PLS (2000), Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills), Memuliakan,
Memartabatkan kehidupan manusia, Jakarta: Dirjen PLS. 135
(54)
136
Dirjen PLS (2002), Pedoman Pelaksanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills) di Sanggar Kegiatan Belajar, Jakarta: Dirjen PLS.
Dirjen PLS (2003), Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapam Hidup (life skills) Pendidikan NonFormal, Jakarta: Dirjen PLS.
Derjen. Kelautan Perikanan RI (2007) Pedoman umum, pengelolaan berbasis masyarakat (Coremap-II).
Gagne, M. R. (1985). The Conditions of Learning dan Theory of Instruction. Florida: Florida State University.
Jhon, L. Elias, and Sharon Merriam (1980), Philosophical Foundation of Adulf Education, Florida: Pub Company.
Kartasasmita, G. (1996). Pemberdayaan Masyarakat : Konsep Pembangunan yang Berakar pada Masyarakat. Yogyakarta : UGM, Tidak diterbitkan.
Kartadinata. S (1988). Profil Kemandirian dan Orientasi Timbang Sosial Mahasiswa Serta Karya Dengan Perilaku Empatik dan Orientasi Nilai Rujukan, Disertasi S3 UPI Bandung: Bidang FPS. IKIP.
Kartaatmaja, R. (2002). Diktat Perencanaan Program PLS. Bandung: Program PLS Universitas Pendidikan Indonesia.
Koencaraninggrat (1985) Pengantar ilmu Antropologi, Jakarta : Aksara Baru.
Kurniati, T. (2001) Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa. Tesis S2 UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Krech, et.al. (1993). Individual in Society, New York: Mr.Grow, Hill Book. Moleong, J (1991) Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda.
Mudyahardjo, R. (2004), Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.
Nur, M. (2001). Pembelajaran Konstruktivis. Makalah disajikan pada pelatihan TOT Pembelajaran kontekstual. Surabaya: tidak diterbitkan.
(55)
137
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
PEMPROP KEPRI (2008). Profil Kepulauan Riau (online). Tersdia: http:/kepriprov.go.id/id/index.php?option=com_content&taskk=view&id=61&i ntemid=87 (20 Maret 2009).
Poerwadarminta, WJS. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud, Balai Pustaka.
Rifaid (2000). Dampak Pelatihan Keterampilan Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Serta Kemandirian Bekas Wanita Tuna Susila di Nusa Tenggara Barat. Tesis Magister, PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Rogers, ME. (1983) Diffution of Innovation, London : Collier Macmiliam Publisher. Rohaini, N. (2001). Dampak Program Pelatihan Keterampilan Bidang Busana
Terhadap Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, Tesis Magister, PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Rustono, W.S (2005). Pelatihan Life Skills Montir Elektronika Dalam Pengembangan Kemandirian Pemuda Putus Sekolah di Balai Latihan Kerja Tasikmalaya. Tesis Magister, PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Sihombing, U. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi, Jakarta: Mahkota.
Slamet P. (2002). Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep dasar. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:037, Jakarta: Balitbang Diknas.
Sudjana, D. (1998). Mengembangkan Kemandirian Melalui Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
--- (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.
--- (2001). Manajemen Program Pendidikan, Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.
(56)
138
--- (2004). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production. Sulaiman, M.I (1983), LandasanPendidikan,. IKIP Bandung: FSP. FIP
Surya, M. (1988), Dasar-Dasar Penyuluhan (konselling), Jakarta: Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Suminar, I.S. (2004). Pembelajaran Kelompok Untuk Kemandirian Usaha Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Tesis Magister. PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Trisnamansyah, S. (2008). Dasar-dasar Metode Penelitian Sebuah Pengantar. Bandung: UPI.
Tim Broad Based Education Depdiknas. (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (life Skills) melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas (broad base education(Buku I Konsep). Jakarta: Depdiknas.
Tim Universitas Pendidikan Indonesia dan BAPEDAKO Batam (2007), Studi Pontensi SDM Hinterland dan Pesisir Kota Batam.
Tirtarahardja, U dan Sula , L. ( 2000) Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 20 (2003.) tentang sistem pendidikan
nasional, Depdiknas Jakarta: Fokusmedia.
UNESCO. (1999). Pendidikan Dasar Untuk Pemberdayaan Orang Miskin, Laporan Studi Kawasan Tentang Keaksaraan Sebagai alat Pemberdayaan Orang Miskin, APPEAL. Bangkok: Kantor Prinsipal UNESCO untuk Kawasan Asia-Fasifik.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
University of Washington: College of Education. (2001). Training for Indonesian Team Individu-Individu Contextual Teaching and Learning. Seatle
(1)
132
rajin, tekun, ulet, teliti, sabar dan bertanggung jawab, c) Pengemudi boat pancong mempunyai pendapatan yang bisa menghidupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, d) Pengemudi boat pancong sebagian besar tidak lagi tergantung hidupnya pada orang tua dan orang lain, e) Pengemudi boat pancong manpu mengikuti kegiatan sosial di masyarakat dimana mereka berada, dan f) Pengemudi boat pancong dapat mengembangkan usaha yang lain untuk lebih mandiri dalam kehidupannya.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian pembelajaran kecakapan hidup (life skills) pengemudi boat pancong di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam, penulis menyampaikan saran sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada penyelenggara dan pengambil kebijakan ,rekomendasi antara lain ditujukan kepada unsur-unsur berikut :
1. Bagi Pemerintah dan tokoh Masayarakat.
a) Mengadakan bimbingan dan penyuluhan kepada para pengemudi baot pancong tentang kecakapan hidup (life skills) yang berhubungan dengan peran serta mereka dalam masyarakat.
b) Melibatkan pengemudi dan organisasi PPMS dalam kegiatan masyarakat. c) Diadakannya pembelajaran dan pelatihan life skills atau apa saja yang
bermafaat dan berkesinambungan bagi penambang boat pancong serta masyarakat sekitarnya.
(2)
2. Bagi organisasi PPMS.
a) Pembukuan administrasi kelompok atau anggota PPMS agar diperbaiki dan diperbaharui berdasarkan perkembangan yang terjadi.
b) Pengaturan sistem antrian antara boat pancong yang antrian dan boat pancong yang langganan agar diperbaharui sesuai dengan keadaan dan perkembangan yang terjadi.
c) Membuat program kerja yang baik dan jelas untuk kepentingan anggota dan masyarakat setempat.
3. Bagi Pengemudi Baot Pancong.
a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam pelayanan yang baik, memberikan rasa aman dan nyaman bagi penumpang boat pancong. b) Meningkatkan dan mengikuti pembelajaran dan pelatihan tentang
kecakapan hidup (life skills) untuk hidup lebih mandiri. 4. Bagi peneliti lain.
a) Penelitian dapat dilanjutkan pada manajemen dalam program pelatihan, atau pemberdayaan motor boat pancong dalam program pelatihan.
b) Penelitian dapat dilakukan dengan judul yang sama tetapi pada sasaran dan konten yang berbeda sehingga dapat diketahui keberhasilan dan efektivitas program pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran pendidikan kecapakapan hidup.
(3)
135
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. (2003). Strategi Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: AGTA Manunggal Utama.
Alwasilah, A. (2002). Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya
Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, IKAPI.
Arif, Z. (1987). Andragogy, Bandung: Angkasa.
Balai Pustaka (1995). Kamus Bahasa Indonesia. Edisi Baru, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
Broling, D.E. (9189) Life-Centered Career Education: A Copetency-Based Approach. Reston VA: The Council For Exceptional Children.
Chaplin.J.P. (Terjemahan Kartini Kartono) (2002), Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.
C-STARS: College of Education (2002). Indonesia Teacher Training Project. Seatle-Washington-USA.
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas (2002), Pedoman Penyelenggara Program Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills) Melalui Pendekatan Broad Base Education (BBE) Dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2004). Pedoma Penyelenggaraan Progam Kecakapan Hidup Pendidikan Non Formal. Bagian Proyek Life Skills PLS, Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta Dirjen PLS (2000), Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills), Memuliakan,
Memartabatkan kehidupan manusia, Jakarta: Dirjen PLS. 135
(4)
Dirjen PLS (2002), Pedoman Pelaksanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills) di Sanggar Kegiatan Belajar, Jakarta: Dirjen PLS.
Dirjen PLS (2003), Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapam Hidup (life skills) Pendidikan NonFormal, Jakarta: Dirjen PLS.
Derjen. Kelautan Perikanan RI (2007) Pedoman umum, pengelolaan berbasis masyarakat (Coremap-II).
Gagne, M. R. (1985). The Conditions of Learning dan Theory of Instruction. Florida: Florida State University.
Jhon, L. Elias, and Sharon Merriam (1980), Philosophical Foundation of Adulf Education, Florida: Pub Company.
Kartasasmita, G. (1996). Pemberdayaan Masyarakat : Konsep Pembangunan yang Berakar pada Masyarakat. Yogyakarta : UGM, Tidak diterbitkan.
Kartadinata. S (1988). Profil Kemandirian dan Orientasi Timbang Sosial Mahasiswa Serta Karya Dengan Perilaku Empatik dan Orientasi Nilai Rujukan, Disertasi S3 UPI Bandung: Bidang FPS. IKIP.
Kartaatmaja, R. (2002). Diktat Perencanaan Program PLS. Bandung: Program PLS Universitas Pendidikan Indonesia.
Koencaraninggrat (1985) Pengantar ilmu Antropologi, Jakarta : Aksara Baru.
Kurniati, T. (2001) Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa. Tesis S2 UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Krech, et.al. (1993). Individual in Society, New York: Mr.Grow, Hill Book. Moleong, J (1991) Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda.
Mudyahardjo, R. (2004), Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.
Nur, M. (2001). Pembelajaran Konstruktivis. Makalah disajikan pada pelatihan TOT Pembelajaran kontekstual. Surabaya: tidak diterbitkan.
(5)
137
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
PEMPROP KEPRI (2008). Profil Kepulauan Riau (online). Tersdia: http:/kepriprov.go.id/id/index.php?option=com_content&taskk=view&id=61&i ntemid=87 (20 Maret 2009).
Poerwadarminta, WJS. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud, Balai Pustaka.
Rifaid (2000). Dampak Pelatihan Keterampilan Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Serta Kemandirian Bekas Wanita Tuna Susila di Nusa Tenggara Barat. Tesis Magister, PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Rogers, ME. (1983) Diffution of Innovation, London : Collier Macmiliam Publisher. Rohaini, N. (2001). Dampak Program Pelatihan Keterampilan Bidang Busana
Terhadap Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, Tesis Magister, PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Rustono, W.S (2005). Pelatihan Life Skills Montir Elektronika Dalam Pengembangan Kemandirian Pemuda Putus Sekolah di Balai Latihan Kerja Tasikmalaya. Tesis Magister, PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Sihombing, U. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi, Jakarta: Mahkota.
Slamet P. (2002). Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep dasar. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:037, Jakarta: Balitbang Diknas.
Sudjana, D. (1998). Mengembangkan Kemandirian Melalui Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
--- (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.
--- (2001). Manajemen Program Pendidikan, Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.
(6)
--- (2004). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production. Sulaiman, M.I (1983), LandasanPendidikan,. IKIP Bandung: FSP. FIP
Surya, M. (1988), Dasar-Dasar Penyuluhan (konselling), Jakarta: Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Suminar, I.S. (2004). Pembelajaran Kelompok Untuk Kemandirian Usaha Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Tesis Magister. PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Trisnamansyah, S. (2008). Dasar-dasar Metode Penelitian Sebuah Pengantar. Bandung: UPI.
Tim Broad Based Education Depdiknas. (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (life Skills) melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas (broad base education(Buku I Konsep). Jakarta: Depdiknas.
Tim Universitas Pendidikan Indonesia dan BAPEDAKO Batam (2007), Studi Pontensi SDM Hinterland dan Pesisir Kota Batam.
Tirtarahardja, U dan Sula , L. ( 2000) Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 20 (2003.) tentang sistem pendidikan
nasional, Depdiknas Jakarta: Fokusmedia.
UNESCO. (1999). Pendidikan Dasar Untuk Pemberdayaan Orang Miskin, Laporan Studi Kawasan Tentang Keaksaraan Sebagai alat Pemberdayaan Orang Miskin, APPEAL. Bangkok: Kantor Prinsipal UNESCO untuk Kawasan Asia-Fasifik.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
University of Washington: College of Education. (2001). Training for Indonesian Team Individu-Individu Contextual Teaching and Learning. Seatle