KONTRIBUSI MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KUSEN PINTU DAN JENDELA : Penelitian terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 No Panggil.

(1)

Restika Sari, 2012

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

1.3.1 Pembatasan Masalah ... 4

1.3.2 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Proses Pembelajaran ... 8

2.1.1 Pendekatan Pembelajaran ... 8


(2)

2.1.3 Metode Pembelajaran ... 10

2.1.4 Teknik Pembelajaran ... 11

2.1.5 Taktik Pembelajaran ... 11

2.1.6 Model Pembelajaran ... 12

2.2 Quantum Learning ... 14

2.2.1 Pengertian Learning (Belajar) ... 14

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 15

2.2.3 Pengertian Quantum Learning ... 15

2.2.4 Dasar Pemikiran Quantum Learning ... 17

2.2.5 Aspek-aspek Quantum Learning ... 21

2.3 Quantum Teaching ... 27

2.4 Hasil Belajar ... 30

2.5 Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela ... 37

2.6 Hasil Penelitian yang Relevan ... 37

2.7 Anggapan Dasar ... 39

2.8 Hipotesis ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Desain Penelitian ... 42

3.2.1 Alur Penelitian ... 43

3.2.2 Tahapan Penelitian ... 43


(3)

Restika Sari, 2012

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6 Instrumen Penelitian ... 47

3.7 Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 56

4.1.2 Gambaran Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela ... 56

4.1.2.1 Deskripsi Data ... 56

4.1.2.2 Analisis Data ... 59

4.1.3 Gambaran Pelaksanaan Quantum Learning ... 66

4.1.4 Keefektifitasan Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa... 69

4.2 Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Pembahasan ... 75


(4)

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap terbentuknya kualitas sumber daya manusia sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. Tujuan dari pendidikan ini yaitu salah satunya mencetak sumber daya manusia yang berprestasi. Berprestasi adalah idaman setiap individu, tidak hanya dalam bidang pendidikan saja, berprestasi dalam bidang pekerjaan, social, seni, politik, budaya, dan lain-lain pun tentunya sangat diinginkan. Dalam bidang pendidikan indikator berprestasi selalu digambarkan dengan perolehan nilai yang sangat memuaskan, ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil dari pengalaman Program Latihan Profesi (PLP), pada mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela, prestasi siswa masih tergolong rendah. Ini dapat simpulkan dari hasil belajar siswa yang didapat selama kegiatan PLP, yaitu untuk kelas TGB 1, 71% siswa mengikuti remidial UTS, 74% siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 1, 90% siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 2, dan 39% siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 3 dan 4. Sedangkan untuk TGB 2, 45% siswa mengikuti remidial, 65 % siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 1 dan 2, 45% siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 3, dan 25% siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas untuk Standar Kompetensi 4.


(6)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari data yang didapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya prestasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela adalah :

1. Rendahnya minat siswa akan mata pelajaran tersebut, sehingga siswa menjadi kurang bersemangat dalam menyimak materi pelajaran maupun dalam pengerjaan tugas,

2. Kurang inovasi dari guru dalam cara menyampaikan materi, sehingga membuat siswa menjadi jenuh,

3. Fasilitas baik yang berkaitan dengan sarana maupun prasarana yang kurang memadai. Contohnya dalam pelajaran menggambar, meja gambar yang rusak, penggaris yang hilang, dan lain sebagainya.

Berbagai upaya telah dilakukan pihak sekolah dan guru dalam kurun waktu 5 tahun terakhir untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan keterlambatan siswa dalam pengerjaan tugas maupun yang berkaitan dengan prestasi siswa pada mata pelajaran produktif, khususnya mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela, diantaranya :

1. Membentuk team teaching. Pada dasarnya pembentukan team teaching ini salah satunya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada semua mata pelajaran produktif.

2. Berusaha melengkapi segala fasilitas sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberlangsungan belajar siswa, sehingga dapat diharapkan siswa bersemangat dalam belajar,


(7)

3. Berusaha menumbuhkan minat siswa. Siswa SMK memiliki pandangan bahwa setelah lulus dari sekolah mereka mempunyai keahlian untuk terjun ke dunia kerja. Pihak sekolah khususnya guru berusaha memberikan pengertian bahwa dengan memiliki keahlian menggambar, harapan untuk terjun ke dunia kerja menjadi semakin besar.

4. Pihak guru khususnya berusaha membuat inovasi-inovasi dalam teknik pembelajaran, baik itu dari segi metode, maupun menggunakan media-media pembelajaran, sehingga diharapkan murid menjadi semangat dalam belajar.

Dilatarbelakangi dari upaya inilah, khususnya yang berkaitan dengan upaya berinovasi dalam KBM, penulis mencoba untuk menerapkan model quantum learning dalam rangka meningkatkan prestasi siswa khususnya dalam pelajaran gambar. Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model quantum learning ini menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada diri siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.

Oleh sebab itu, atas dasar inilah penulis mengambil judul skripsi :

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata


(8)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah usaha untuk mengungkap sumber-sumber masalah dengan segala faktor yang mempengaruhinya sehingga masalah yang sebenarnya didapatkan. Identifikasi permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Prestasi siswa yang masih kurang khususnya pada mata pelajaran gambar, yang berdampak menurunnya nilai akademik siswa.

2. Upaya yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa.

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

1 Membatasi masalah mengenai penerapan model quantum learning pada mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut.

2 Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut.

1.3.2 Perumusan Masalah

1 Bagaimana gambaran prestasi siswa pada mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut?


(9)

2 Bagaimana gambaran dari model quantum learning dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut?

3 Apakah model quantum learning efektif untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran prestasi siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela di SMK Negeri 2 Garut.

2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan proses dari model quantum learning dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela di SMK Negeri 2 Garut.

3. Untuk mengetahui seberapa efektif model quantum learning dalam meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela di SMK Negeri 2 Garut.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada bidang peningkatan kualitas dunia pendidikan khususnya di Jurusan Pendidikan


(10)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Teknik Sipil FPTK UPI. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat dijadikan tambahan wawasan mengenai model pembelajaran di SMK khususnya Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan metode pembelajaran pada siswa.

b. Bagi Peserta Didik / Mahasiswa

Sebagai bahan referensi dan pengetahuan bagi peserta didik / mahasiswa tentang kontribusi model quantum learning terhadap prestasi siswa.

c. Bagi Peneliti

Untuk memenuhi sebagian syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI, serta menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal untuk terjun dalam lingkungan masyarakat.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN membahas mengenai hal-hal yang mendorong

dilaksanakannya penelitian (latar belakang, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian).


(11)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan aspek-aspek elemen fungsional, anggapan dasar untuk memperkuat teori tentang permasalahan penelitian, dan hipotesis, yakni jawaban sementara yang belum diuji kebenarannya.

BAB III METODE PENELITIAN membahas mengenai metode-metode serta langkah-langkah dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN membahas mengenai deskripsi data dan analisis data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan bagian terakhir dalam penulisan skripsi.


(12)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan maksud mencapai tujuan tertentu.

Menurut Sugiyono (2009 : 6), mengatakan bahwa :

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, sikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Teknik penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:107) menjelaskan bahwa ”Eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.”

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan pada suatu objek (kelompok eksperimen) serta melihat besar pengaruh perlakuannya, namun dalam proses penelitian tidak dapat dilakukan pengacakan siswa dalam rangka penempatan kedalam kelompok eksperimen.


(13)

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain nonequivalent control group design dimana terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok pertama dengan menggunakan quantum learning dan kelompok kedua dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan desain penelitian diilustrasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest

E

K

O1

O1

X

O2

O2

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran quantum learning.

K : Kelompok kontrol, yaitu kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional.

X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eskperimen yakni model pembelajaran quantum learning.

O1 : Hasil observasi sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

O2 : Hasil observasi setelah perlakuan pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Dalam desain penelitian ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok pertama adalah kelompok


(14)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Quantum Learning sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

3.2.1. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alur Kegiatan Penelitian

3.2.2. Tahapan Penelitian

a. Perencanaan

Menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini peneliti mengembangkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model

Populasi

Observasi awal

Menetapkan pokok bahasan Penyusunan naskah materi Perumusan silabus

Purumusan RPP

Uji coba instrument Sampel A. B

Instrument

Pembelajaran yang menggunakan quantum

learning

Pembelajaran yang tidak menggunakan quantum learning

(ceramah).

A. Kelompok Eksperimen pre-test perlakuan post-test B. Kelompok Kontrol pre-test perlakuan post-test

Analisis Data Hasil Kesimpulan


(15)

quantum learning. Pembuatan rencana pembelajaran dikonsultasikan dengan guru.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran quantum learning yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaraan quantum learning meliputi :

1) tes awal ( pretest);

2) pelaksanaan pembelajaran; 3) pelaksanaan posttest;

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan model quantum learning.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Sugiyono (2007: 61) mengemukakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau


(16)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan Teknik Gambar Bangunan Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012 yang mendapatkan Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela dengan jumlah 61 orang.

Sugiyono (2007: 62) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive adalah teknik penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik tersebut sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena jumlah sampel yang diambil hanya pada siswa yang mendapatkan mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela pada semester genap periode 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 61 orang yang terbagi dalam dua kelas, kelas TGB 1 berjumlah 30 orang dan kelas TGB 2 berjumlah 31 orang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ada beberapa teknik yang penulis gunakan antara lain :

1. Studi Literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar, dan sumber lainnya.


(17)

2. Observasi

Observasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori atau pendekatan yang erat hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. 3. Tes

Arikunto (2010: 266) menyatakan bahwa “ tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.

Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data yaitu tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dan uraian dengan lima alternatif jawaban. Tes dilaksanakan pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal kedua kelompok penelitian. Sementara posttest atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar pada kedua kelompok penelitian. Pada model pembelajaran quantum learning dan model pembelajaran konvensional. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes hasil belajar ini adalah:

a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian untuk materi yang akan diberikan. b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. c. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa.

d. Setelah instrumen yang diujicobakan tersebut valid dan reliabel, maka instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pre test dan post test. e. Studi dokumentasi, digunakan untuk memperoleh informasi atau data-


(18)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah soal tes hasil belajar (pretest dan posttest). Sebelum instrument dipakai, terlebih dahulu dilakukan pengujian soal. Adatpun pengujiannya sebagai berikut :

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor-skor total. Sebuah soal akan memiliki vasliditas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson.

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy            (Arikunto, 2010:213) Keterangan: xy

r : koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y,dua variabel yan dikorelasikan.

X : Skor item Y : Skor total N : jumlah siswa


(19)

Interpretasi besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80< xy

r ≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)

0,60< xy

r ≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< xy

r ≤ 0,60 cukup(sedang)

0,20< xy

r ≤ 0,40 rendah (kurang)

0,00< xy

r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus berikut : (Sudjana,1997)

2 1 2 xy xy r N r t    Keterangan:

t : Daya pembeda dari uji t N: Jumlah subjek

rxy: Koefesien korelasi

Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,45. Uji instrument dari 25 butir soal diperoleh soal yang valid berjumlah 20 butir soal data perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kualitas yang menunjukkan dari suatu pengukuran yang dilakukan dan dihitung dengan rumus K – R 20:


(20)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

( )

(Arikunto, 2002) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen atau reliabilitas tes secara menyeluruh

K = banyaknya butir soal

pq = jumlah hasil penelitian antara p dan q p = proporsi subyek yang menjawab benar q = proporsi subyek yang menjawab salah S2 = varians total

Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product moment.

Apabila r hitung > r tabel dengan taraf siginifikan 5% maka test dinyatakan

reliabilitas. (Arikunto, 2002). Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,00 - 0,20 Sangat rendah

0,21 - 0,40 Rendah

0,41 - 0,60 Cukup

0,61 - 0,80 Tinggi

0,81 - 1,00 Sangat Tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas butir soal dalam penelitian ini diperoleh sebesar 0,903. Berdasarkan tabel 3.3 diklasifikasikan memiliki reliabilitas sangat


(21)

tinggi. Data hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3. Daya beda

Suatu tes dapat dipandang memadai apabila butir-butir soal yang ditunjukkan oleh tes tersebut dapat membedakan secara signifikan antara siswa yang pandai (kelompok atas) dan siswa yang kurang (kelompok bawah). Untuk menganalisis daya pembeda tiap butir soal dilakukan dengan menggunakan persamaan : ( Arikunto, 2002)

Keterangan:

DP = daya pembeda

JSA = banyaknya siswa kelas TGB 1tas

JBA = jumlah jawaban benar dari kelompok atas JBB = jumlah jawaban benar dari kelompok bawah

Hasil perhitungan daya pembeda diklasifikasikan berdasarkan hal berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 - 0,20 Jelek

0,21 - 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik


(22)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini diperoleh berkisar antara 0,33 sampai 0,83 dengan distribusi termasuk klasifikasi cukup sampai baik sekali. Data hasil perhitungan daya pembeda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

4. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran yaitu suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

S

J B P

(Arikunto, 2009: 208)

dimana :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.5 Klasifikasi Taraf Kesukaran

Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,7  TK  1,00 Mudah

0,3  TK < 0,7 Sedang

0,00  TK < 0,3 Sukar


(23)

Hasil perhitungan indeks kesukaran diperoleh enam butir soal yang mudah, tujuh belas butir soal yang sedang, tiga butir soal yang sukar. Data hasil perhitungan indeks kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka langkah berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data yang meliputi persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna yang berarti sehingga data tersebut agar dapat lebih bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Karena data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.

1. Menghitung rata-rata nilai tes awal (pre-tes) dan tes akhir (pos-tes)

Dengan rumus : ̅ ∑

2. Menghitung Variansi dan simpangan baku masing-masing perubah

Dengan rumus : √∑

3. Menghitung Indeks Gain

Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai posttest dan nilai pretest. Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran maka hasil belajar yang dimaksud yaitu peningkatan yang


(24)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dialami siswa. Analisis gain bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian, yaitu melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Setelah data yang diperoleh yaitu skor pretest dan skor posttest, kemudian dilakukan uji statistik terhadap skor pretest dan posttest, dan indeks gain ternormalisasi dengan rumus:

Menurut Hake (dalam Liliawati dan Puspita, 2010: 428) mengemukakan bahwa tabel interprestasi nilai gain yag dinormalisasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah

( Hake, 1998)

4. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji normalitas ini dilakukan terhadap skor pretes dan posttes dari dua kelompok siswa (eksperimen dan kontrol).


(25)

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui asumsi yang dipakai dalam pengujian kesamaan dua rata-rata independen dari skor pretes dan posttes antara kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). Uji homogenitas dilakukan dengan uji statistik F.

kecil besar

S S

F 2

2

 dengan S2 : varians

6. Uji Hipoteis

Uji hipotesis dilakukan melalui dua cara sesuai dengan normalitas data yang diperoleh. Apabila data berdistribusi normal, maka dilakukan analisis statistik parametris. Sebaliknya apabila data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan analisis statistik nonparametris.

a. Uji Hipotesis Parametris

Berdasarkan hipotesis yang penulis ambil, maka pengujian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen, yaitu menggunakan t-test. Dalam Sugiyono (2011: 138) terdapat dua buah rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:

 Apabila jumlah kedua sampel sama besar

Separated Varians :

̅ ̅ √( ) ( )

 Apabila jumlah kedua sampel berbeda


(26)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

̅ ̅

Keterangan :

= nilai rata – rata kelas eksperimen = nilai rata – rata kelas kontrol = varians sampel kelas eksperimen = varians sampel kelas kontrol

= jumlah responden kelas eksperimen = jumlah responden kelas kontrol

(Sugiyono, 2011:138)

Pengujian dengan menggunakan t-test tidak berkorelasi uji dua pihak. Menggunakan uji dua pihak karena hipotesis1 (H1) berbunyi terdapat

perbedaan sedangkan hipotesis0 (H0) berbunyi tidak terdapat perbedaan.

(Sugiyono, 2011: 122)

Setelah dilakukan t-test, maka untuk mengetahui perbedaan itu signifikan atau tidak maka harga thitung tersebut perlu dibandingkan dengan

ttabel. dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujian

untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut : Tolak H0, dan Terima H1, jika :

t hitung > t tabel

Terima H0 dan Tolak H1, jika :


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang

diambil sebagai berikut :

1. Penggunaan quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela. Hasil penelitian kelas eksperimen menunjukan nilai rata-rata pretest sebesar 3, 14 dan posttestnya 6,27, mengalami peningkatan sebesar 3,13 pada kelas kontrol mendapatkan nilai pretest sebasar 2,72 dan postesnya 5,22 mengalami peningkatan 2,50. Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif pada kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol, membuktikan bahwa quantum learning lebih baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional (ceramah).

2. Pembelajaraan quantum learning telah dilaksanakan dengan tahapan pelaksanaanya, yaitu pengukuhan AMBAK (Apa Manfaat Bagi Ku), penataan lingkungan belajar, memupuk sikap juara, bebaskan gaya belajar, membiasakan mencatat, membiasakan membaca. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa kelas eksperimen tampak leih rileks dan santai dalam belajar namun dapat memahami dan mencerna materi yang diberikan dengan baik, lebih ceria, dan bebas bergerak, mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik antar sesama teman, mampu menyerap informasi


(28)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan baik, cenderung lebih antusias dalam menyelesaikan tugas, dan lebih semangat dalam belajar.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen. Dilihat dari nilai rata-rata pretest sebesar 3,14 dan posttest sebesar 6,27 serta N-gain-nya sebesar 58 %. Hal itu menunjukan ada peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan quantum learning.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan, terutama dari segi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebaiknya quantum learning digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Agar siswa dapat terlibat aktif dalam keseluruhan proses kegiatan belajar mengajar guru perlu membangkitkan teelebih dahulu motivasi belajar dan motivasi berprestasi siswa di awal kegiatan belajar mengajar.

3. Agar siswa dapat belajar secara kondusif, aktif dan optimal, baik pada proses belajar dalam tim maupun pada proses belajar antar tim dalam rangkaian pembelajaran quantum learning, guru diharapakan memberikan informasi terlebih dahulu mengenai model pembelajaran yang akan digunakan kepada siswa di awal-awal kegiatan belajar mengajar.


(29)

Ali, M. (1984). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Asyraf.

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, S. (2002). Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.

Jakarta: Rineka Cipta.

Deporter, B dan Hernacki, M. (2002). Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Masyhuri. dan Zaenudin, M. (2008). Metodelogi Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama.

Munthe, Bernawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

Nurina, A. (2008). Profil Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SMA Pada Pembelajaran Sistem Saraf Dengan Quantum Learning. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.

Purnasari. (2007). Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan. Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana.(2005). Metode Statistika.Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta


(30)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Widyastantyo, H. (2007). Penerapan Metiode Quantum Learning Untuk Mmeningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA atau Sains bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Tamanggung.[Online]. Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.. [25 Januari 2012].


(1)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui asumsi yang dipakai dalam pengujian kesamaan dua rata-rata independen dari skor pretes dan posttes antara kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). Uji homogenitas dilakukan dengan uji statistik F.

kecil besar

S S

F 2

2

 dengan S2 : varians

6. Uji Hipoteis

Uji hipotesis dilakukan melalui dua cara sesuai dengan normalitas data yang diperoleh. Apabila data berdistribusi normal, maka dilakukan analisis statistik parametris. Sebaliknya apabila data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan analisis statistik nonparametris.

a. Uji Hipotesis Parametris

Berdasarkan hipotesis yang penulis ambil, maka pengujian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen, yaitu menggunakan t-test. Dalam Sugiyono (2011: 138) terdapat dua buah rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:

 Apabila jumlah kedua sampel sama besar

Separated Varians :

̅ ̅

√( ) ( )

 Apabila jumlah kedua sampel berbeda


(2)

55

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

̅ ̅

Keterangan :

= nilai rata – rata kelas eksperimen

= nilai rata – rata kelas kontrol = varians sampel kelas eksperimen

= varians sampel kelas kontrol

= jumlah responden kelas eksperimen

= jumlah responden kelas kontrol

(Sugiyono, 2011:138)

Pengujian dengan menggunakan t-test tidak berkorelasi uji dua pihak. Menggunakan uji dua pihak karena hipotesis1 (H1) berbunyi terdapat perbedaan sedangkan hipotesis0 (H0) berbunyi tidak terdapat perbedaan. (Sugiyono, 2011: 122)

Setelah dilakukan t-test, maka untuk mengetahui perbedaan itu signifikan atau tidak maka harga thitung tersebut perlu dibandingkan dengan ttabel. dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut : Tolak H0, dan Terima H1, jika :

t hitung > t tabel

Terima H0 dan Tolak H1, jika : t hitung < t tabel


(3)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang

diambil sebagai berikut :

1. Penggunaan quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Kusen Pintu dan Jendela. Hasil penelitian kelas eksperimen menunjukan nilai rata-rata pretest sebesar 3, 14 dan posttestnya 6,27, mengalami peningkatan sebesar 3,13 pada kelas kontrol mendapatkan nilai pretest sebasar 2,72 dan postesnya 5,22 mengalami peningkatan 2,50. Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif pada kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol, membuktikan bahwa quantum learning lebih baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional (ceramah).

2. Pembelajaraan quantum learning telah dilaksanakan dengan tahapan pelaksanaanya, yaitu pengukuhan AMBAK (Apa Manfaat Bagi Ku), penataan lingkungan belajar, memupuk sikap juara, bebaskan gaya belajar, membiasakan mencatat, membiasakan membaca. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa kelas eksperimen tampak leih rileks dan santai dalam belajar namun dapat memahami dan mencerna materi yang diberikan dengan baik, lebih ceria, dan bebas bergerak, mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik antar sesama teman, mampu menyerap informasi


(4)

75

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan baik, cenderung lebih antusias dalam menyelesaikan tugas, dan lebih semangat dalam belajar.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen. Dilihat dari nilai rata-rata pretest sebesar 3,14 dan posttest sebesar 6,27 serta N-gain-nya sebesar 58 %. Hal itu menunjukan ada peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan quantum learning.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan, terutama dari segi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebaiknya quantum learning digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Agar siswa dapat terlibat aktif dalam keseluruhan proses kegiatan belajar mengajar guru perlu membangkitkan teelebih dahulu motivasi belajar dan motivasi berprestasi siswa di awal kegiatan belajar mengajar.

3. Agar siswa dapat belajar secara kondusif, aktif dan optimal, baik pada proses belajar dalam tim maupun pada proses belajar antar tim dalam rangkaian pembelajaran quantum learning, guru diharapakan memberikan informasi terlebih dahulu mengenai model pembelajaran yang akan digunakan kepada siswa di awal-awal kegiatan belajar mengajar.


(5)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ali, M. (1984). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Asyraf.

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, S. (2002). Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.

Jakarta: Rineka Cipta.

Deporter, B dan Hernacki, M. (2002). Quantum Learning Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Masyhuri. dan Zaenudin, M. (2008). Metodelogi Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama.

Munthe, Bernawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

Nurina, A. (2008). Profil Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SMA Pada

Pembelajaran Sistem Saraf Dengan Quantum Learning. Skripsi Jurusan

Pendidikan Biologi. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.

Purnasari. (2007). Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu

Komputer. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan. Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana.(2005). Metode Statistika.Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


(6)

Restika Sari, 2012

Kontribusi Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Menggambar Kusen Pintu Dan Jendela

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : PT. Bumi Aksara

Widyastantyo, H. (2007). Penerapan Metiode Quantum Learning Untuk

Mmeningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA atau Sains bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Tamanggung.[Online]. Tersedia:

Error! Hyperlink reference not valid.. [25 Januari 2012].


Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARATIF ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN TRADISIONAL DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

2 15 287

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 62

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.3 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 58

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LIMBAH (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Sidomulyo Kab. Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 MARTAPURA KABUPATEN OKU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014/2015

0 6 88

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PASAR SASARAN SISWA KELAS X PEMASARAN 2 SMK N 9 SEMARANG (Studi Pada Tahun Ajaran 2015 2016)

0 8 163

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN ANIMASI 2 DIMENSI

2 26 202

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMASARAN ONLINE PADA SISWA KELAS X PEMASARAN SMK BINA BANGSA SEDONG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 11

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14