Laporan Dastan Derajat kerut tanah

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH

ACARA III
DERAJAT KERUT TANAH

OLEH:
AKHMAD IZZUL FARKHI
A1L011036
ROMBONGAN A2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012

ACARA III
DERAJAT KERUT TANAH

Tanggal Praktikum


: 21 Maret 2012

Nama

: Akhmad Izzul Farkhi

NIM

: A1L011036

Rombongan

: A2

Asisten

: 1. Septia Linda Nurvita
2. Ratri Noorhidayah
3. Soffa

4. Nova Margareth

I. PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi
akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan
bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu
tanah. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan
udara merupakan bagian dari tanah. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mempelajari
ilmu tanah dan cara untuk melestarikannya.
Tanah adalah susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan satu
sama lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energy lebih tinggi
ke titik yang mempunyai enargi lebih rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori

tanah diperlukan dalam mekanika. Hal ini sangat berguna didalam menganalisa
kestabilan dari suatu bendungan tanah konstruksi dinding penahan tanah yang terkena
gaya rembesan.
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan
organic, udara, dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi
tanah yaitu pasir, debu, dan liat. Tanah yang mengandung pasir sifatnya sukar diolah,
sedangkan semakin berat tanahnya (liat tinggi) semakin besar derajat kerutnya.
Mengetahui derajat kerut suaty jenis tanah akan mempermudah untuk kandungan bahan
organik dalam tanah tersebut.
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai
dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk menjadi keras dan
penyangga. Kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas, kemudahan untuk
ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsure-unsur hara tanaman.
Semana erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah. Kondisi fisik tanah meliputi warna,
tekstur, konsistensi, dan struktur tanah.
Mengetahui bentuk fisik tanah dari berbagai jenis, kandungan mineral
didalamnya, derajat kerut tanah, adanya kandungan air tanah serta pengetahuan tentang

profil tanah merupakan suatu cara untuk mendapatkan tanah yang cocok untuk budidaya
komoditi pertanian.

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung
pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir
mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 –
0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA).
keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat2 tanah yang lain seperti
struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
B.

Tujuan
1. Mengetahui besarnya derajat kerut tanah dari beberapa jenis tanah.
2. Membandingkan besarnya derajat kerut antar jenis tanah yang diamati.

II.
A.

Alat dan Bahan

METODE KERJA


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah botol semprot, air, cawan
porselin, colet, cawan dakhil, jangka sorong, dan serbet/tissue. Bahan yang digunakan
praktikum kali ini adalah tanah kering udara halus (Ultisol diameter 0.5 mm).

B.

Prosedur Kerja
1.
Diambil tanah halus (ultisol) secukupnya
2.
Dimasukkan ke dalam cawan porselin, kemudian ditambah air dengan
menggunakan botol semprot dan diaduk secara merata dengan colet samapi pasta
3.

tanah menjadi homogen.
Pasta tanah yang sudah homogen kemudian dimasukkan ke dalam cawan dakhil

4.

yang telah diketahui diameternya menggunakan jangka sorong (diameter awal).

Cawan dakhil yang telah berisi pasta tanah tersebut dijemur dibawah terik
matahari, kemudian dilakukan pengukuran besarnya pengkerutan setiap 2 jam
sekali sampai diameternya konstan (diameter akhir).

III.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Derajat Kerut Tanah
No.

Jenis Tanah

Pengamatan Ke :

1

Ultisol


2

Entisol

3

Andisol

4

Inceptisol

5

Vertisol

Derajat kerut ultisol =

Ø1
Ø2

X
Ø1
Ø2
X
Ø1
Ø2
X
Ø1
Ø2
X
Ø1
Ø2
X

1
50.2
50.2
50.2
51.1
51.1

51.1
55.9
55.9
55.9
52.7
52.8
52.75
38.5
39.6
39.05

2
50.2
49.3
49.75
51.1
51.1
51.1
55
55

55
52.4
51.5
51.95
38.1
37.8
37.95

diameter awal−diameter akhir
diameter awal

=

50.2−49.1
50.2

=

1.1
50.2


3
49.2
49.1
49.15
51.1
49.5
50.3
54.9
52.2
53.55
52.2
51.1
51.65
38.1
37.15
37.62

4
49.1
49.1
49.1
49.7
49.5
49.6

x 100%

x 100%

x 100% = 2.19 %

B. Pembahasan
Susuanan mekanika tanah merujuk pada ukuran, bentuk, kerapatan, dan
kimiawi zarah tubggal komponen padat mineral (Kohnke, 1968).
Secara kasaran, zarah mineral tanah dapat dipilah menjadi 3 kategori, yang
berdiamter lebih besar daripada 2 cm disebut batu, berdiameter anatra 2 cm dan

2 mm disebut kerikil, dan berdiamter lebih kecil dari 2 mm disebut bahan tanah
halus (Kohke, 1968).
Dalam analisis agihan besar zarah, bahn tanah halus dipisahkan lebih
lanjut menjadi tiga fraksi utama yaitu pasir, dbu, dan lempung. Fraksi tanah
ialah sekelompok zarah tanah berukuran diantara batas-batas tertentu
(Notohhadiprawito, 1998).
Butiran pasir terdiri dari kuarsa, pecahan feldspar, mika dan kadang juga
sirkon, turmalin dan korn blende (Poerwowidodo, 1991).
Butiran pasir mempunyai matra kurang lebih seragam dan mempunyai
bentuk membulat walaupun permukaan luarnya tidak selalu halus, serta
mempunyai jenjang kekasaran tertentu yang terkait erat dengan keabrasifannya.
Pisahan debu terdiri dari kumpulan zarah berukuran garis tengah antara
pisahan lempung dan pisahan pasir. Secara meneralogis dan fisis, zarah debu in
I mendekati zarah pasir, hanya berukuran lebih kecil dan luas permukaan per
satuan massa yang lebih besar, serta seringkali terlapisi lempung yang terjerap
kuat. Pada kasus tertentu zarah debu memperlihatkan perangai fisiko kimiawi
lempung (Purwowidodo, 1991).
Pisahan lempung dibedakan secara mineralogis dari pisahan debu oleh
karena lebih dirajai oleh pelikan – pelikan hasil pelapukan dan tidak dijumpai
pada batuan yang tidak lapuk. Pisahan lempung lebih tanah pelapukan lanjut
daripada pelikan dalam batuan dan lebih menunjukkan watak fisis dan kimiawi
pisahan lempung. Pisahan lempung dengan ukuran zarah < 2 mikron,
merupakan pisahan koloid. Pelikan ini jarang dijumpai dalam bentuk zarah
berukuran > 2 mikron, dan umumnya dijumpai dengan ukuran < 2 mikron.
Pisahan lempung kasar, terutama berukuran > 0.5 mikron, dapat mengandung
sejumlah kuarsa, dan kadang mika, sedangkan pisahan lempung ukuran < 0.1
mikron, hampir seluruhnya terdiri dari pelican lempung atau hasil pelapukan
lain (Poerwowidodo, 1991).
Berbagai macam ukuran,tekstur dan srtuktur yang telah disebutkan diatas,
sangat mempengaruhi derajat kembang atau mengkerutnya tanah.
Dipandang dari segi fisika, tanah mineral merupakan campuran yang
terbentuk dari butir-butir anorganik, rapuhan bahan organik, udara dan air.
Pecahan mineral yang lebih besar biasanya terdapat di dalamnya dan dilapisi

seluruhnya oleh koloida, dan bahan lain yang sudah menjadi halus. Kadangkadang butir-butir mineral yang lebih besar menguasai dan menjadikan tanah
berkerikil atau berpasir. Dapat juga terjadi sebagian terbesar koloida anorganik;
dalam hal ini tanah akan berciri lempung (Soegiman, 1982).
Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut
(bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka
menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan
oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi (Sarwono, 1982).
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik,
organik,udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar dibagi atas golongan
fraksi tanah yaitu :
1. Pasir (0,05 mm – 2,00 mm)
Tidak plastis dan tidak liat, daya menahan air rendah, ukuran yang besar
menyebabkan ruang pori makro lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan
drainase tanah pasir relative baik. Partikel pasir ini berbentuk bulat dan tidak lekat
satu sama lain.
2. Debu (0,002 mm – 0,005 mm)
Merupakan pasir mikro. Tanah keringnya menggumpal tetapi mudah
pecah jika basah, empuk dan menepung. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat
plastis dan kohesi yang cukup baik.
3. Liat (