TUGAS AKHIR SISTEM EKONOMI INDONESIA

NAMA

:

LUTHFIYAH SHAFIRA

NIM

:

07031281520157

JURUSAN

:

ILMU KOMUNIKASI KELAS B INDERALAYA

MATA KULIAH

:


DOSEN PENGASUH :

SISTEM EKONOMI INDONESIA
MARDALENA, S.E, M.SI

TUGAS
AKHIR
MASALAH
KEPENDUDUKAN,
KETENAGAKERJAAN, DAN PENGANGGURAN!
1. PENYEBAB PENGANGGURAN !
 Adanya ketidakseimbangan antara lahan pekerjaan dan jumlah angkatan
kerja.
 Adanya kemajuan teknologi sehingga tidak lagi diperlukan adanya
tenaga kerja di bidang tersebut.
 Kurangnya pendidikan dan keterampilan dari angkatan kerja yang
bersangkutan.
 Kurangnya semangat untuk mencari peluang kerja (pekerjaan).
 Jauhnya domisili dari kota atau tempat lain yang memiliki banyak

peluang kerja.
 Kebijakan pemerintah yang memiliki dampak kepada industri dan
perdagangan.
 Pengangguran karena adanya pergantian musim.
Sumber : http://www.bimbie.com/penyebabpengangguran.html

1. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja .
2. Struktur lapangan kerja tidak seimbang .
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga kerja terdidik dan penyediaan tenaga
terdidik tidak seimbang .
4. Adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi
angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur tenaga kerja Indonesia .
5. Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antardaerah tidak seimbang.

2. JENIS-JENIS PENGANGGURAN !
Pengangguran dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu.
a. Pengangguran berdasarkan sifat/cirinya :

1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah merupakan
bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari

pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali
maupun yang sudah penah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu
usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah
memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
2. Pengangguran Menganggur (Setengah Menganggur/ Under
Unemployment) adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih
bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut setengah pengangguran
terpaksa).
3. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah
pengangguran yang terjadi apabila tenaga kerja tidak bekerja secara
optimum karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat
dan kemampuannya.
b. Pengangguran berdasarkan penyebabnya :
1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment). Pengangguran
friksional adalah pengangguran temporer yang terjadi karena pergantian
pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja.
2. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment). Pengangguran
musiman disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja

yang sifatnya berkala. Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada tenaga
kerja paruh waktu (part time). Pengangguran Musiman bisa juga
diartikan pengangguran yang muncul akibat adanya perubahan musim
dalam tiap tahunnya. Misalnya, petani menganggur karena musim
paceklik atau nelayan menganggur karena musim badai.
3. Pengangguran Siklikal / Konjungtural (Cyclical Unemployment).
Pengangguran siklikal berkaitan dengan naik-turunnya aktivitas atau
keadaan perekonomian suatu negara (business cycle) hingga
menyebabkan suatu usaha bangkrut dan harus mem-PHK para
pegawainya.
4. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment). Pengangguran
struktural muncul akibat perubahan struktur ekonomi, misalnya dari
struktur agraris menjadi industri, sehingga banyak tenaga kerja yang
tidak dapat memenuhi syarat yang diminta perusahaan.

5. Pengangguran Sukarela (Voluntary Unemployment). Pengangguran
ini terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja,
tetapi dengan sukarela dia tidak mau bekerja, karena mungkin sudah
cukup dengan kekayaan yang dimiliki atau pekerjaannya diberikan
kepada pegawai baru. Contoh lain pengangguran sukarela adalah ibu

rumah tangga, merela lebih memilih mengurus anaknya daripada
bekerja.
6. Pengangguran
Deflasioner
(Deflationary
Unemployment).
Pengangguran deflasioner disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup
untuk manampung seluruh pencari kerja.
7. Pengangguran Teknologi. Pengangguran teknologi disebabkan karena
kemajuan teknologi, yakni pergantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin hingga menyebabkan manusia tidak lagi dipekerjakan dan
pekerjaannya digantikan oleh mesin.
Sumber :
 http://accountingmedia.blogspot.co.id/2015/04/pengertianpenganggurandanjenis.html
 http://abstraksiekonomi.blogspot.co.id/2014/04/

jenisjenispengangguranberdasarkan.html
 https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/6
 http://ekonomisku.blogspot.co.id/2013/11/jenisjenispengangguran.html


3. DATA ANGKATAN
TERAKHIR !

KERJA

DI

INDONESIA

10

TAHUN

Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah berusia 15 tahun atau lebih,
yang sedang bekerja ataupun yang sedang mencari pekerjaan.
Angkatan kerja di Indonesia tidak bergantung pada usia produktif
angkatan kerja akan tetapi, karena adanya desakan ekonomi anak-anak yang
masih di bawah usia angkatan kerja terpaksa melakukan pekerjaan yang
terkadang tidak sesuai dengan usia mereka saat itu. Fakta di lapangan yang
dapat kita lihat sendiri terutama di jalan-jalan protokol yang ada di kota kita

sendiri terdapat banyak anak-anak yang masih di bawah usia angkatan kerja
terpaksa bekerja seperti, berjualan koran/majalah, berjualan makanan ringan,
menyemir sepatu, mengamen, dan masih banyak lagi. Hal ini membuktikan
bahwa usia angkatan kerja tidak terpaku pada usia produktif, tetapi karena
faktor desakan ekonomi yang lebih kuat.

Dari data BPS yang dikeluarkan, jumlah angkatan kerja yang berusia
antara 15 tahun hingga lebih berjumlah ratusan juta orang. Hal ini belum
termasuk dengan anak-anak yang tidak berada pada angkatan kerja, tetapi
sudah bekerja. Jumlah angkatan kerja yang terendah terjadi pada tahun 2003,
yaitu 102,75 juta angkatan kerja. Sedangkan, jumlah tertinggi angkatan kerja
terjadi pada bulan Februari tahun 2013, yaitu 121,19 juta angkatan kerja.
Mereka berada pada usia produktif angkatan kerja.
Angkatan kerja yang setiap tahunnya mengalami peningkatan harus
dibarengi dengan meluasnya jumlah lapangan pekerjaan sehingga tidak
menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Apabila memungkinkan
pemerintah dapat lebih memaksimalkan pelatihan untuk angkatan kerja yag
tidak memiliki pendidikan tinggi untuk dapat membuat lapangan pekerjaannya
sendiri sehingga tidak menjadi beban pemerintah lebih besar lagi kedepannya.


TAHUN
2003
2004
200 Februari
5
Novembe
r
200 Februari
6
Agustus
200 Februari
7
Agustus
200 Februari
8
Agustus
200 Februari
9
Agustus
201 Februari

0
Agustus
201 Februari
1
Agustus
201 Februari
2

ANGKATAN KERJA
(juta orang)
102,75
103,97
105,80
105,86
106,28
106,39
108,13
109,94
111,48
111,95

113,74
113,83
116,00
116,53
119,40
117,37
120,41

201
3

Agustus
Februari

118,05
121,19

Agustus

118,19


Sumber : Sakernas, BPS (bps.go.id)

4. DATA PENGANGGURAN
TERAKHIR !

DI

INDONESIA

10

TAHUN

Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja,
atau sedang mencari pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal.
Apabila dilihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS Indonesia yang ada
di bawah ini. Dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah pengangguran di
Indonesia sejak tahun 2003 sampai 2013 mengalami pasang surut jumalah
pengangguran. Jumlah pengangguran terendah terjadi pada bulan Februari di
tahun 2013, yaitu 7,17 juta pengangguran dan jumlah pengangguran tertinggi
terjadi pada bulan November di tahun 2005, yaitu 11,90 juta pengangguran.
Pengangguran merupakan beban dari pemerintah karena bisa
mengurangi kemungkinan pertambahan pendapatan dari para angkatan kerja
yang telah memiliki pekerjaannya ataupun telah memiliki lapangan
pekerjaannya sendiri. Dengan memaksimalkan semua sumber daya yang ada di
negara sendiri dapat mengurangi jumlah pengangguran di negara ini. Indonesia
terkenal dengan kekayaan sumber daya yang melimpah harusnya dengan
sumber daya yang melimpah pemerintah bisa mendayagunakan pengangguran
yang tidak memiliki pendidikan tinggi dengan bantuan pemerintah dapat
mengelola sumber daya yang ada di daerah mereka sendiri. Hal ini dapat
mengurangi kemungkinan peningkatan jumlah pengangguran yang signifikan.
Sekalipun terlihat jumlah pengangguran yang ada berkurang, tetapi tidak
membuktikan adanya perbaikan dalam sektor perekonomian Indonesia yang
masih bisa dikatakan rendah dibanding negara-negara berkembang lainnya.
Oleh karena itu, pemerintah harus lebih memaksimalkan dan berusaha dengan
keras untuk mengatasi jumlah pengangguran yang masih banyak saat ini.

TAHUN
2003

PENGANGGUR
AN
(juta orang)
9,94

2004
200 Februari
5
Novembe
r
200 Februari
6
Agustus
200 Februari
7
Agustus
200 Februari
8
Agustus
200 Februari
9
Agustus
201 Februari
0
Agustus
201 Februari
1
Agustus
201 Februari
2
Agustus
201 Februari
3
Agustus

10,25
10,85
11,90
11,10
10,93
10,55
10,01
9,43
9,39
9,26
8,96
8,59
8,32
8,12
7,70
7,61
7,24
7,17
7,39

Sumber : Sakernas, BPS (bps.go.id)

5. DATA PDB DI INDONESIA 10 TAHUN TERAKHIR !
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi atau bisa juga diartikan produk domestik
bruto merupakan alat pengukur dari pertumbuhan ekonomi dimana alat
pengukur pertumbuhan ekonomi adalah PDB perkapita dan pendapatan per jam
kerja.
 Komponen PDB :
1. Konsumsi rumah tangga.
2. Investasi.
3. Konsumsi pemerintah.
4. Ekspor bersih, yang merupakan selisih dari total ekspor dan impor.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di Indonesia mengalami
pasang surut yang disebabkan perekonomian Indonesia yang cenderung kurang
stabil. Pertumbuhan produk domestik bruto di Indonesia tidak terlepas dari
perkembangan sektor-sektor yang ada di Indonesia, antara lain sektor pertanian
dan peternakan; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan migas dan
nonmigas;, listrik, gas, dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel, dan
restoran; pengankutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan; serta jasa-jasa (pemerintahan umum dan swasta).
Pertumbuhan dan perkembangan sektor-sektor tersebut sangat mempengaruhi
pertumbuhan produk domestik bruto dan dari beberapa sektor tersebut sektor
yang memiliki andil besar dalam pertumbuhan produk domestik bruto adalah
sektor industri pengolahan nonmigas, seperti yang terlampir di bawah ini.
Sektor pengolahan nonmigas memiliki pendapatan terbesar dari setiap
tahunnya dibanding sektor-sektor yang lain.
Lapangan Usaha

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

469
952,4

491
561,4

514
100,3

538
084,6

557
764,4

570
102,
5

5971
34,9

a. Industri M i g
as

51
583,9

48
658,8

47
851,2

47
823,0

47
662,7

46
934,
9

47
199,3

46
757,8

1). Pengilangan
Minyak Bumi

22
322,3

21
207,2

20
806,9

20
780,6

20
972,0

21
083,6

21
346,5

21
459,7

21
046,5

28

29
261,6

27
451,6

27
044,3

27
042,4

26
690,7

25
851,3

25
852,8

25
298,1

24
404,1

36

418
368,5

442
902,6

466
249,1

490
261,6

510
101,7

523
167,
6

549
935,6

587
024,1

62
4
740,
0

1). Makanan,
Minuman dan
Tembakau

118
149,3

121
395,6

130
148,9

136
722,4

139
921,9

155
620,2

159
947,2

174
566,7

187
787,0

06

2). Tekstil, Brg.
kulit & Alas kaki

53
576,3

54
277,1

54
944,2

52
922,5

50
994,0

51
299,9

52
206,2

56
131,1

58
527,1

07

3). Brg. kayu &
Hasil hutan
lainnya.

20
325,5

20
138,5

20
006,2

19
657,6

20
335,8

20
055,0

19
359,7

19
427,4

18
817,8

98

3. INDUSTRI
PENGOLAHAN

2). Gas Alam Cair
b. Industri tanpa
Migas

2011
633
781,9

2012
67
0
190,
6
45
450,
6

20

4

6

8

4). Kertas dan
Barang cetakan

23
384,2

23
944,2

24
444,8

25
861,0

25
477,2

27
092,4

27
544,7

27
930,3

26
603,5

78

5). Pupuk, Kimia
& Barang dari
karet

54
513,6

59
293,1

61
947,9

65
470,0

68
389,6

69
514,2

72
782,0

75
657,5

83
598,2

44

6). Semen & Brg.
Galian bukan
logam

15
045,2

15
618,1

15
700,1

16
233,3

15
990,7

15
908,9

16
255,6

17
424,1

18
783,4

34

7). Logam Dasar
Besi & Baja

8
008,0

7
712,0

8
076,8

8
213,3

8
044,7

7
702,0

7
885,6

8
915,2

9
437,4

09

8). Alat Angk.,
Mesin &
Peralatannya

121
683,3

136
744,6

147
063,8

161
375,6

177
178,3

172
085,1

189
947,9

202
892,0

217
152,1

03

3
683,1

3
779,4

3
916,4

3
805,9

3
769,5

3
889,9

4
006,7

4
079,8

4
033,5

00

9). Barang lainnya

Sumber : bps.go.id
Dari hasil yang terlampir, kesimpulan yang didapat adalah produk
domestik bruto didapat dari sumbangan beberapa sektor yang bersinggungan
dengan kegiatan perekonomian (produksi, distribusi, dan konsumsi) yang
melingkup kegiatan ekspor dan impor barang atau jasa. Pada tiap tahunnya laju
perumbuhan produk domestik bruto mengalami pasang surut dan peningkatan
dalam beberapa sektor tergantung dengan keadaan perekonomian negara itu
sendiri serta perekonomian pasar (dunia).

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto per Kapita Indonesia Menurut Harga
Konstan (persen), 2004-2014

Indonesia

2004

2005

2006

2007

2008

2009

3,7

4,7

4,0

4,8

4,5

3,2

Sumber : bps.go.id

201
0
4,9

201
1
4,7

201
2
4,6

2013
4,1

201
4
3,6