Hidrosfer Bumi Laut Bumi Laut

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang
memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan yang
lainnya. Umumnya perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar
garam cukup tinggi (rata-rata 3.45 %). Laut memiliki sumber daya alam
yang melimpah sampai saat ini belum dapat dikelola semuanya. Bumi
memiliki lima lautan luas (samudera) yaitu lautan Pasifik, Atlantik,
Hindia, Antartika, dan Artik. Lautan di bumi memiliki luas kira-kira 361
juta km2, lebih dari 70% luas permukaan bumi, dengan kedalaman ratarata 3.730 m. Samudera adalah bentangan air asin yang menutupi
cekungan yang sangat luas sedangkan laut adalah merupakan bagian dari
samudera.
Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek
yang dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik airnya, arus, gelombang,
kedalamannya, pasang naik-pasang surut dan sebagainya. Untuk itu dalam
upaya menambah wawaan mengenai perairan laut maka dalam makalah ini
akan dibahas mengenai klasifikasi laut, keadaan fisik air laut, dan perairan
wilayah, landas kontinen dan zona ekonomi ekslusif serta kaitanya dengan
wawasan nusantara


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana klasifikasi laut?
2. Bagaimana keadaan fisik air laut?
3. Bagaimana perairan wilayah, landas kontinen dan zona ekonomi
ekslusif serta kaitanya dengan wawasan nusantara?

1

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui klasifikasi laut.
2. Untuk mengetahui keadaan fisik air laut.
3. Untuk mengetahui perairan wilayah, landas kontinen dan zona
ekonomi ekslusif serta kaitanya dengan wawasan nusantara.

2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Laut
Laut adalah bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air
yang mempunyai kadar garam tinggi. Di permukaan bumi terdapat
berbagai macam jenis laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan luas dan
bentuknya, berdasarkan proses terjadinya, letaknya dan kedalamannya.
a. Berdasarkan luas dan bentuknya
1. Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke darat
2. Selat adalah laut yang relative sempit dan terletak antara dua pulau
3. Laut adalah perairan yang terletak di antara pulau-pulau yang relative
lebih luas dibandingkan dengan selat
4. Samudera adalah laut yang sangat luas dan terletak diantara benua
b. Berdasarkan proses terjadinya
1. Laut Ingresi, terjadi karena dasar laut mengalami penurunan.
Kedalaman laut ingresi pada umumnya lebih dari 200 meter. Contoh
laut ingresi adalah Laut Maluku dan Laut Sulawesi.
2. Laut Transgresi, merupakan laut yang terbentuk karena kenaikan

permukaan air laut atau penurunan daratan secara perlahan sehingga
luas laut bertambah. Proses ini terjadi pada masa glasial. Pencairan es
di kutub menyebabkan air laut naik dan menggenangi daratan. Laut
transgresi umumnya bersifat dangkal karena mempunyai kedalaman
sekitar 70 meter atau kurang dari 200 meter. Contoh laut transgresi
adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura.
3. Laut Regresi, terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat
adanya proses sedimentasi lumpur yang dibawa oleh sungai.
c. Berdasarkan letaknya
1. Laut

Tepi,

yaitu

laut

yang

terdapat


di

tepi

Contohnya Laut Jepang, Laut Cina Selatan dan Laut Arab.

3

benua.

2. Laut Tengah, yaitu laut yang terletak di antara dua benua.
Contohnya Laut Tengah, laut-laut yang ada di wilayah Indonesia.
3. Laut Pedalaman, yaitu laut terletak di tengah-tengah benua dan hampir
seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam dan Laut
Baltik
d. Berdasarkan kedalamanya
1. Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut.
Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan
tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya

terdapat di daerah yang pantainya landai.
2. Zona Neritik (laut dangkal), adalah daerah dasar laut yang mempunyai
kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Ciri-ciri zona neritik yaitu
Sinar matahari masih menembus dasar laut, kedalamannya < 200 m,
banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut. Contohnya wilayah perairan
laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan
Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
3. Zona Batial (laut dalam), adalah wilayah perairan laut yang memiliki
kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter. Ciri-ciri zona batial yaitu
Sinar matahari tidak ada lagi dan tumbuh-tumbuhan jumlahnya
terbatas.
4. Zona Abisal (laut sangat dalam/palung laut), adalah wilayah perairan
laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter bisa mencapai
6000 meter bahkan lebih. Ciri-cirinya yaitu sinar matahari tidak ada
lagi, suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air, tumbuhtumbuhan tidak ada lagi dan jumlah binatang menjadi terbatas.
Contohnya Palung Laut Banda (7.440 meter) dan Palung Laut
Mindanao (10.830 meter).

4


Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya

B. Keadaan Fisik Air Laut
a. Susunan Kimiawi dan Salinitas Air laut
Air laut rasanya asin dan kepahit-pahitan. Hal ini disebabkan air laut
mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik
dan

partikel-partikel

tak

terlarut.

Keberadaan

garam-garaman

mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik
beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa

tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap
cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang
sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas), daya hantar listrik
(konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida
(55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%),
potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat,
bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garamgaraman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan
sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.
Zat Kandungan Susunan Garam Air Laut

5

1. NaCl (77,75%)
2. K2SO4 (2,46%)
3. MgCl2 (10,78%)
4. MgBr2 (0,21%)
5. MgSO4 (4,73%)
6. CaSO4 (3,69%)
7. CaCO3

8. dan garam-garaman lain (0,38%)
Rata-rata kadar garam air laut 35%, artinya setiap 1 kg air laut
mengandung garam 35 gram. Kadar garam air laut tidak sama di setiap
tempat hal ini dipengaruhi oleh:
1) Besar kecilnya penguapan. Semakin besar penguapan air laut, kadar
garamnya semakin tinggi. Contoh: Laut Kaspia.
2) Banyak sedikitnya curah hujan. Semakin banyak curah hujan, semakin
rendah kadar garamnya. Contohnya, laut-laut di Indonesia.
3) Banyak sedikitnya air tawar dari sungai yang masuk. Masuknya air
tawar menyebabkan rendahnya salinitas. Contohnya Laut Jawa.
Banyak sungai yang bermuara di laut ini, seperti Sungai Asahan,
Sungai Rokan, Sungai Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Batanghari,
Sungai Musi, Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Ci Tarum, Sungai
Ci Manuk, Sungai Ci Liwung, dan Kali Solo (Bengawan Solo).
4) Banyak sedikitnya cairan es yang masuk ke dalam laut. Hal ini terjadi
di daerah yang mengalami musim dingin. Contohnya Laut Baltik.
5) Arus Laut. Dengan adanya arus laut terjadi percampuran kandungan
garam sehingga kadar garamnya menjadi lebih merata.
Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman
dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah

untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas
dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida
(Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam
gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan

6

oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk
menentukan kandungan klorida.
Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram
bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat
dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi
klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya hubungan
antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran
dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan
dinyatakan sebagai:
S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902)
Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan
garam 3,5% sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu
kilogram air laut. Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga

salinitas sebesar 0,03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini
sangat menarik perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel
air yang digunakan untuk pengukuran laboratorium. Oleh karena itu, pada
tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang kembali penentuan
dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan
definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus:
S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo) (1969)
Namun demikian, dari hasil pengulangan definisi ini ternyata
didapatkan hasil yang sama dengan definisi sebelumnya. Definisi salinitas
ditinjau kembali ketika tekhnik untuk menentukan salinitas dari
pengukuran konduktivitas, temperatur dan tekanan dikembangkan. Sejak
tahun 1978, didefinisikan suatu satuan baru yaitu Practical Salinity Scale
(Skala Salinitas Praktis) dengan simbol S, sebagai rasio dari konduktivitas.
Salinitas praktis dari suatu sampel air laut ditetapkan sebagai rasio dari
konduktivitas listrik (K) sampel air laut pada temperatur 15oC dan tekanan
satu standar atmosfer terhadap larutan kalium klorida (KCl), dimana
bagian massa KCl adalah 0,0324356 pada temperatur dan tekanan yang
sama. Rumus dari definisi ini adalah:

7


S = 0.0080 - 0.1692 K1/2 + 25.3853 K + 14.0941 K3/2 - 7.0261 K2 +
2.7081 K5/2
Dari penggunaan definisi baru ini, dimana salinitas dinyatakan sebagai
rasio, maka satuan o/oo tidak lagi berlaku, nilai 35o/oo berkaitan dengan
nilai 35 dalam satuan praktis. Beberapa oseanografer menggunakan satuan
"psu" dalam menuliskan harga salinitas, yang merupakan singkatan dari
"practical salinity unit". Karena salinitas praktis adalah rasio, maka
sebenarnya ia tidak memiliki satuan, jadi penggunaan satuan "psu"
sebenarnya tidak mengandung makna apapun dan tidak diperlukan. Pada
kebanyakan peralatan yang ada saat ini, pengukuran harga salinitas
dilakukan berdasarkan pada hasil pengukuran konduktivitas.
Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis
hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan bertambah secara tetap
(monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis (atau semi tropis,
yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di
permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi
(penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga
salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap
kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih
rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah
hujan).
b. Temperature air laut
Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur
air laut yaitu temperatur insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur
saja) dan temperatur potensial. Temperatur adalah sifat termodinamis
cairan karena aktivitas molekul dan atom di dalam cairan tersebut.
Semakin besar aktivitas (energi), semakin tinggi pula temperaturnya.
Temperatur menunjukkan kandungan energi panas. Energi panas dan
temperatur dihubungkan oleh energi panas spesifik. Energi panas spesifik
sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah energi panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur dari satu satuan massa fluida

8

sebesar 1o. Jika kandungan energi panas nol (tidak ada aktivitas atom dan
molekul dalam fluida) maka temperaturnya secara absolut juga nol (dalam
skala Kelvin). Jadi nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi dimana
sama sekali tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam suatu fluida.
Temperatur air laut di permukaan ditentukan oleh adanya pemanasan
(heating) di daerah tropis dan pendinginan (cooling) di daerah lintang
tinggi. Kisaran harga temperatur di laut adalah -2o s.d. 35oC.
Tekanan di dalam laut akan bertambah dengan bertambahnya
kedalaman. Sebuah parsel air yang bergerak dari satu level tekanan ke
level tekanan yang lain akan mengalami penekanan (kompresi) atau
pengembangan (ekspansi). Jika parsel air mengalamai penekanan secara
adiabatis (tanpa terjadi pertukaran energi panas), maka temperaturnya akan
bertambah. Sebaliknya, jika parsel air mengalami pengembangan (juga
secara adiabatis), maka temperaturnya akan berkurang. Perubahan
temperatur yang terjadi akibat penekanan dan pengembangan ini bukanlah
nilai yang ingin kita cari, karena di dalamnya tidak terjadi perubahan
kandungan energi panas. Untuk itu, jika kita ingin membandingkan
temperatur air pada suatu level tekanan dengan level tekanan lainnya, efek
penekanan dan pengembangan adiabatik harus dihilangkan. Maka dari itu
didefinisikanlah temperatur potensial, yaitu temperatur dimana parsel air
telah dipindahkan secara adiabatis ke level tekanan yang lain. Di laut,
biasanya digunakan permukaan laut sebagai tekanan referensi untuk
temperatur potensial. Jadi kita membandingkan harga temperatur pada
level tekanan yang berbeda jika parsel air telah dibawa, tanpa percampuran
dan difusi, ke permukaan laut. Karena tekanan di atas permukaan laut
adalah yang terendah (jika dibandingkan dengan tekanan di kedalaman
laut yang lebih dalam), maka temperatur potensial (yang dihitung pada
tekanan permukaan) akan selalu lebih rendah daripada temperatur
sebenarnya.

9

Gambar 1. Temperatur Profile
Satuan untuk temperatur dan temperatur potensial adalah derajat
Celcius. Sementara itu, jika temperatur akan digunakan untuk menghitung
kandungan energi panas dan transpor energi panas, harus digunakan satuan
Kelvin. 0oC = 273,16K. Perubahan 1oC sama dengan perubahan 1K.
Seperti telah disebutkan di atas, temperatur menunjukkan kandungan
energi panas, dimana energi panas dan temperatur dihubungkan melalui
energi panas spesifik. Energi panas persatuan volume dihitung dari harga
temperatur menggunakan rumus
Q = densitas x energi panas specific x temperatur
(temperatur dalam satuan Kelvin). Jika tekanan tidak sama dengan nol,
perhitungan energi panas di lautan harus menggunakan temperatur
potensial. Satuan untuk energi panas (dalam mks) adalah Joule. Sementara
itu, perubahan energi panas dinyatakan dalam Watt (Joule/detik). Aliran
(fluks) energi panas dinyatakan dalam Watt/meter2 (energi per detik per
satuan luas).
Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari
lebih banyak mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub. Hal ini
dikarenakan cahaya matahari yang merambat melalui atmosfer banyak
kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai kutub. Suhu di lautan
kemungkinan berkisar antara -1.87°C (titik beku air laut) di daerah kutub

10

sampai maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal (Hutabarat dan
Evans, 1986).
Sebaran suhu secara menegak ( vertikal) diperairan Indonesia terbagi
atas tiga lapisan, yakni lapisan hangat di bagian teratas atau lapisan
epilimnion dimana pada lapisan ini gradien suhu berubah secara perlahan,
lapisan termoklin yaitu lapisan dimana gradien suhu berubah secara cepat
sesuai dengan pertambahan kedalaman, lapisan dingin di bawah lapisan
termoklin yang disebut juga lapisan hipolimnion dimana suhu air laut
konstan sebesar 4ºC. Pada lapisan termoklin memiliki ciri gradien suhu
yaitu perubahan suhu terhadap kedalaman sebesar 0.1ºC untuk setiap
pertambahan kedalaman satu meter (Nontji,1987).

Gambar 2. Profil suhu Permukaan Dunia
Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin dalam
suhu akan semakin rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena
kurangnya intensitas matahari yang masuk kedalam perairan. Pada
kedalaman melebihi 1000 meter suhu air relatif konstan dan berkisar
antara 2°C – 4°C (Hutagalung, 1988)
Suhu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dari daerah pantai
menuju laut lepas. Umumnya suhu di pantai lebih tinggi dari daerah laut
karena daratan lebih mudah menyerap panas matahari sedangkan laut tidak

11

mudah mengubah suhu bila suhu lingkungan tidak berubah. Di daerah
lepas pantai suhunya rendah dan stabil.
Lapisan permukaan hingga kedalaman 200 meter cenderung hangat,
hal ini dikarenakan sinar matahari yang banyak diserap oleh permukaan.
Sedangkan pada kedalaman 200-1000 meter suhu turun secara mendadak
yang membentuk sebuah kurva dengan lereng yang tajam. Pada kedalaman
melebihi 1000 meter suhu air laut relatif konstan dan biasanya berkisar
antara 2-4o C (sahala hutabarat,1986).
Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak
ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari
yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan
penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).

C. Perairan wilayah, landas kontinen dan zone ekonomi ekslusif serta
kaitannya dengan wawasan nusantara
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional yang ditetapkan di
Jenewa (1958) Montevideo (1982), perairan laut suatu negara meliputi laut
teritorial, zone ekonomi eksklusif (ZEE) dan landas kontinen.
Indonesia merupaka negara kepulauan dengan posisi silangnya yang
sangat strategis. Terletak di antara dua benua dan dua samudra. Luas
kepulauan Indoneia adalah 9,8 juta km² (seluruh wilayah Indonesia), dan
luas wilayah lautnya 7,9 juta km². Posisi silang yang strategis meyebabkan
Indonesia mempunyai peranan peting dalam lalu lintas laut, tetapi posisi
silang seperti ini di sampig menguntungkan juga membahayakan bagi
negara, baik dalam bidang sosial ekonomi, kebudayaan, maupun
pertahanan dan keamanan.
Indonesia membuat peraturan yang jelas dan tegas mengenai batas
wilayah perairan laut negara Republik Indonesia, agar bahaya-bahaya yang
mungkin timbul dapat dicegah. Indonesia menganut persetujuan Hukum
Laut Internasional yang telah disepakati pada tahun 1982. Berdasarkan

12

kesepakatan tersebut wilayah perairan Indonesia meliputi batas laut
teritorial, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif.
a. Laut Teritorial
Laut teritorial adalah wilayah laut yang berada di bawah kedaulatan
suatu negara. Batas laut teritorial ditarik dan garis dasar pantai pulau
terluar ke arah laut bebas sejauh 12 mil laut. Jika lebar laut antara pantai
dua negara kurang dari 24 mil, maka batas laut teritorial ditetapkan dengan
cara membagi dua jarak antara pantai dua negara yang bersangkutan.
Perairan laut di luar batas 12 mil disebut laut lepas atau laut bebas.
Batas laut teritorial adalah suatu batas laut yang ditarik dari sebuah
garis dasar dengan jarak 12 mil ke arah laut. Garis dasar adalah garis
khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung terluar pulau di
Indonesia. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar merupakan laut
pedalaman. Di dalam batas laut teritorial ini, Indonesia mempunyai hak
kedaulatan sepenuhnya. Negara lain dapat berlayar di wilayah ini atas izin
pemerintah Indonesia.

Gambar skema batas laut suatu negara
b. Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE)
ZEE merupakan wilayah perairan laut ekonomis suatu negara tetapi
berada di luar laut teritorial, selebar 200 mil laut di tarik dari garis dasar
pantai pulau terluar ke arah laut bebas. Di dalam batas ZEE, negara yang
bersangkutan

memiliki

prioritas

13

untuk

mengeksplorasi

dan

mengeksploitasi sumberdaya alam (hayati dan non hayati) yang terdapat di
permukaan, di dalam dan di dasar laut.
di Indonesia konsep tentang zona ekonomi eksklusif diawali dengan
paham wawasan nusantara yang termuat dalam Deklarasi Djuanda 13
Desember 1957 yang kemudian dituangkan dalam UU No 4/Prp./1960
tentang Perairan, yang menyatakan bahwa Teritorriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonantie 1939 diganti dengan Wawasaan Nusantara atau
Archipelago Principle. Paham ini diperjuangkan dalam berbagai
konferensi laut internasional antara lain dalam Konferensi Jenewa tahun
1977. Konferensi ini berhasil menyusun konsep satu paket persetujuan
umum, yang dikenal sebagai Informal Compesite Negotiating Text
(ICNT). Walau bukan persetujuan resmi, namun ICNT menjadi referensi
penting dalam perundingan-perundingan selanjutnya mengenai hukum
laut. Dalam konferensi itu, telah diakui prinsip wilayah laut territorial yang
lebarnya 12 mil ditambah 188 mil Zona Ekonomi, sehingga seluruhnya
berjumlah 200 mil dihitung dari garis dasar laut negara bersangkutan.
Kemudian pengumuman tentang zona ekonomi eksklusif Indonesia
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia tanggal 21 Maret 1980.

c. Landas Kontinen
Landas kontinen adalah bagian dari benua yang terendam oleh air laut.

14

Wilayah ini merupakan zone neritik dengan kedalaman antara 130-200
meter. Batas landas kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan
jarak paling jauh 200 mil laut. Jika terdapat dua negara yang
berdampingan pada batas landas kontinen, maka batas laut akan dibagi dua
sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Pada landas kontinen,
suatu negara memiliki hak dan wewenang untuk memanfaatkan
sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya dimana masih mungkin
diselenggarakan eksplorasi dan ekploitasi kekayaan alam, seperti
pertahanan dan keamanan nasional, perhubungan, telekomunikasi dan
transmisi listrik di bawah laut, perikanan, penyelidikan oseanografi dan
ilmiah, cagar alam, dan barang tambang.
d. Pemanfaatan Perairan Laut
Perairan laut bagi manusia dapat dimanfaatkan manusia antara lain
untuk hal-hal sebagai berikut.
Laut sebagai alat perhubungan dan pengangkutan, laut dapat
dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas kapal-kapal angkutan dari pulau
yang satu ke pulau yang lain sehingga arus transportasi barang dan
manusia dapat berlangsung dengan baik. Di samping itu, akan terjadi
hubungan timbal balik antara negara yang satu dengan negara yang lain,
baik dalam lapangan sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain.
Laut sebagai sumber tenaga, arus laut dapat memperingan tenaga
perahu, sebab adanya arus laut perahu dapat meluncur dengan tidak perlu
mengeluarkan banyak tenaga. Selain itu, gerak pasang surut air laut juga
dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.
Laut sebagai daerah perikanan, Sumber daya hewan dari laut dapat
memberi kehidupan kepada penduduk. Sumber daya hewan tersebut
berupa berbagai jenis ikan, kerang, kepiting, udang, mutiara, dan lain-lain.
Hasil ikan di Indonesia per tahun ± 1,7 ton. Jenis ikan yang ditangkap
antara lain tongkol, tengiri, cucut, paus kecil, dan tuna. Daerah
penangkapan ikan laut berada di Dangkalan Sahul, Dangkalan Sunda, Laut

15

Jawa, Selat Bali, dan Selat Malaka. Daerah perikanan di Indonesia yang
terbesar terdapat di Bagan Siapiapi, Riau.
Laut sebagai daerah pertanian, Usaha pertanian laut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan pasang naik dan pasang surut untuk persawahan
(sawah pasang surut), misalnya di muara Sungai Musi sampai Sungai
Rokan. Selain itu, budi daya rumput laut dapat diusahakan di wilayah laut
dangkal seperti Sumba dan Maluku, hasilnya digunakan untuk bahan
pembuat agar-agar.
Laut sebagai tempat rekreasi atau pariwisata, Kawasan laut dengan
relief pantainya yang indah banyak didatangi para wisatawan. Objek
wisata laut di Indonesia yang terkenal, yaitu Pantai Pangandaran (Jawa
Barat), Maluku, Laut Banda, Parangtritis (Yogyakarta), Ancol (Jakarta),
dan lain-lain.
Laut sebagai tempat pertahanan dan keamanan, pemanfaatan laut
sebagai tempat pertahanan dan keamanan terutama bagi negara-negara
yang dikelilingi lautan atau negara yang bersifat maritim.
Laut sebagai sumber minyak bumi, Sumber minyak bumi banyak
terdapat di bawah dasar laut. Sumber minyak bumi lepas pantai ditemukan
di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Sulawesi, dan Laut Jawa.
Pengeboran minyak bumi dari sumur bawah laut dengan sistem
subseawell, yaitu dengan peralatan bangunan terapung yang dijangkar
vertikal dengan garis tegangan yang dapat menahan keseluruhan struktur
pada tempatnya.
Laut sebagai pengatur iklim, perbedaan sifat fisik air laut dan sifat fisik
daratan dapat menimbulkan gerakan udara (angin). Bersama-sama dengan
angin tersebut maka uap air laut terbawa dan dapat menyejukkan atau
memanaskan tempat yang dilalui, serta dapat menimbulkan turun hujan.
e. Batas-Batas Wilayah Indonesia
Batas wilayah Indonesia di Utara : Indonesia berbatasan langsung
dengan Malaysia (bagian timur), tepatnya disebelah utara Pulau
Kalimantan. Malaysia merupakan satu dari tiga negara yang berbatasan

16

langsung dengan wilayah darat Indonesia. Wilayah laut Indonesia sebelah
utara berbatasan langsung dengan laut lima negara, yaitu Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina.
Batas wilayah Indonesia di Barat : Sebelah barat wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia berbatasan langsung dengan Samudera
Hindia dan perairan negara India. Tidak ada negara yang berbatasan
langsung dengan wilayah darat Indonesia disebelah barat. Walaupun
secara geografis daratan Indonesia terpisah jauh dengan daratan India,
tetapi keduanya memiliki batas-batas wilayah yang terletak dititik-titik
tertentu disekitar Samudera Hindia dan Laut Andaman. Dua pulau yang
menandai perbatasan Indonesia-India adalah Pulau Ronde di Aceh dan
Pulau Nicobar di India.
Batas wilayah Indonesia di Timur : Wilayah timur Indonesia
berbatasan langsung dengan daratan Papua New Guinea dan perairan
Samudera Pasifik. Indonesia dan Papua New Guinea telah menyepakati
hubungan bilateral antar kedua negara tentang batas-batas wilayah, tidak
hanya wilayah darat melainkan juga wilayah laut. Wilayah Indonesia
sebelah timur, yaitu Provinsi Papua berbatasan dengan wilayah Papua
New Guinea sebelah barat, yaitu Provinsi Barat (Fly) dan Provinsi Sepik
Barat (Sandaun).
Batas wilayah Indonesia di Selatan : Indonesia sebelah selatan
berbatasan langsung dengan wilayah darat Timor Leste, perairan Australia
dan Samudera Hindia. Timor Leste adalah bekas wilayah Indonesia yang
telah memisahkan diri menjadi negara sendiri pada tahun 1999, dahulu
wilayah ini dikenal dengan Provinsi Timor Timur. Provinsi Nusa Tenggara
Timur adalah Provinsi yang berbatasan langsung dengan wilayah Timor
Leste, tepatnya di Kabupaten Belu. Selain itu, Indonesia juga berbatasan
dengan perairan Australia. Diawal tahun 1997, kedua negara ini telah
menyepakati batas-batas wilayah negara keduanya yang meliputi Zona
Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan batas landas kontinen.

17

Sebagai negara kepulauan (archipelago state) yang memiliki garis
pantai terpanjang di dunia (61.000 krn), Indonesia memiliki ketiga macam
wilayah perairan tersebut di atas. Indonesia telah membuat perjanjian
internasional (konvensi, traktat) dengan Thailand, Malaysia, Singapura,
Filipina, dan Australia. Batas wilayah laut teritorial, ZEE dan Landas
Kontinen Indonesia dengan negara-negara tersebut berimpit pada satu
garis yang sama. Selain itu Indonesia telah membuat perjanjian batas ZEE
dan landas kontinen dengan India di laut Andaman dan dengan Australia
di Laut Arafura dan laut Timor. Perairan Iaut Indonesia dapat dibedakan
menjadi perairan laut dangkal di bagian barat dan timur serta perairan laut
dalam di bagian tengah. Perbedaan ini berhubungan dengan sejarah
pembentukan Kepulauan Indonesia yang dimulai sejak sekitar 2 juta tahun
yang lalu. Pada mulanya Kepulauan Indonesia bagian barat pernah berupa
satu daratan dengan benua Asia dan kepulauan Indonesia bagian timur,
khususnya Papua pernah berupa satu daratan dengan benua Australia.
Akibat naiknya permukaan air laut dunia, hagian daratan yang rendah
tergenang oleh laut sehingga memisahkan Kepualauan Indonesia bagian
barat dan benua Asia dan pulau Papua dan benua Australia.
Bagian dasar laut Indonesia bagian barat merupakan kelanjutan dan
Benua Asia, yang disebut Paparan Sunda bagian sedangkan dasar laut
Indonesia bagian timur disebut Paparan Sahul. Perairan laut yang terletak
di atas paparan Sunda dan paparan Sahul merupakan laut transgresi, oleh
karena itu lautnya dangkal. Indonesia bagian tengah sejak semula memang
sudah menjadi laut, oleh karena itulah perairan lautnya dalam.

18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laut adalah bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air
yang mempunyai kadar garam tinggi. Di permukaan bumi terdapat
berbagai macam jenis laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan luas dan
bentuknya, berdasarkan proses terjadinya, letaknya dan kedalamannya.
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional yang ditetapkan di
Jenewa (1958) Montevideo (1982), perairan laut suatu negara meliputi laut
teritorial, zone ekonomi eksklusif (ZEE) dan landas kontinen.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak sekali hal-hal yang
perlu diperbaiki, maka dari itu kami meminta kritik dan saran yang
membangun agar makalah kami ini kedepannya menjadi lebih baik dan
semoga makalah yang kami buat ini dapat berguna bagi kami dan
pembaca.

19