Tiga Aspek nan Dimiliki Manusia Sebagai (1)

Tiga Aspek nan Dimiliki Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial memiiki tiga aspek krusial dalam hidupnya. Ketiga aspek ini
meliputi:

1. Aspek Organik
Aspek organik ini yaitu manusia sebagai makhluk sosial nan memiliki fisik nan disebut jasmani.
Organ tubuh manusia mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, hingga ia dapat disebut
sebagai manusia. Tidak disebut binatang eksklusif atau tumbuhan nan juga merupakan kreasi
Tuhan nan ada di muka bumi ini.

2. Aspek Psikologis
Aspek psikologi di sini yakni unsur rohaniah nan terdapat dalam diri manusia sebagai makhluk
sosial. Jiwa atau ruh nan menjadikan seorang manusia itu hayati dan memiliki ciri-ciri hidup.
Mulai dari bernafas, tumbuh, berkembang, dan bisa memiliki pemikiran-pemikiran nan sifatnya
abstrak. Termasuk memiliki perasaan tehadap segala sesuatu nan dialaminya dalam hidupnya
baik sebagi individu maupun manusia sebagai makhluk sosial.

3. Aspek Sosial
Aspek sosial nan dimaksud, yaitu adanya kebersamaan yag menjadi bagian dari karakteristik
manusia sebagai makhluk sosial. Dalam situasi atau kondisi eksklusif mereka melakukan sesuatu
secara bersama-sama. Mereka melakukan kolaborasi dengan manusia lainnya buat menghasilkan

sesuatu dapat juga dalam upayanya buat mewujudkan peranan manusia sebagai makhluk sosial.

Ketahanan Hayati Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Seorang manusia tak bisa bertahan hayati jika ia tak melakukan peran manusia sebagai makhluk
sosial. Ia tak hayati sendiri walaupun sudah diberi akal dan kemampuan nan paripurna sebagai
makhluk individu. Mereka tetap membutuhkan orang lain. Tidak dapat hayati sendiri atau
bahkan terisolasi dari manusia lainnya. Manusia tak memiliki ketahananan buat hayati seorang
diri.
Itulah sebabnya pada kondisi eksklusif terkadang manusia menjadikan makhluk lain buat
dijadikan mitra atau teman pengenalan sebagai pengganti manusia. Walaupun pastilah tak seideal
ketika ia berinteraksi dengan sesama manusia.

Hal ini bisa kita lihat dalam sebuah film nan cukup terkenal, yaitu "Cast Away". Dalam film
tersebut tokoh primer nan terdampar sendirian di sebuah pulau nan tak berpenghuni menjadikan
sebuah benda berbentuk bola nan ditemukannya buat dijadikan teman bicaranya. Hal itu
dikarenakan ia tak akan tahan hayati tanpa melakukan hubungan dengan manusia lainnya sebab
ia ialah manusia sebagai makhluk sosial.

Cara Bermasyarakat Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Masyarakat ialah loka aktualisasi seorang manusia sebagai makhluk sosial. Dalam bemayarakat

manusia memiliki cara-cara eksklusif utuk menyukseskan peran manusia sebagai makhluk sosial.
Cara-cara ini dikenal pula dengan bentuk hubungan sosial nan ada dalam masyarakat. Berikut ini
cara-cara nan dilakukan manusia buat beriteraksi dalam hayati bermasyarakat:

1. Imitasi
Dalam proses imitasi ini seorang manusia sebagai makhluk sosial bersikap, bertindak, bertingkah
laku atau berpenampilan dalam rangka meniru orang lain. Hal ini dilakukan sebab dalam
masyarakat biasanya adanya persamaan inilah nan membuat hubungan bisa berjalan dengan
menyenangkan. Tentunya dengan tak memperlihatkan peniruan itu sacara jelas, hingga orang
nan ditiru merasa kita menirunya habis-habisan.

2. Sugesti
Sugesti ini lebih pada tindakan dalam rangka memberikan pengaruh kepada orang lain dalam
peran manusia sebagai makhluk sosial. Caranya dengan memberikan stimulus-stimulus atau
rangsangan eksklusif nan membuat seseorang dengan mudah dipengaruhi. Akibatnya, orang
tersebut melakukan sugesti nan kita berikan tanpa berpikir secara rasional.

3. Simpati
Simpati ialah suatu sikap nan ada pada seseorang nan memliki ketertarikan kepada individu lain
nan ada dalam masyarakat. Ketertarikan ini dapat disebabkan oleh penampilannya, karismanya,

kebijaksanaannya, pola pikirnya, dan lain sebagainya. Unsur-unsur nan dianggap memiliki
kesesuaian dengan nilai-nilai nan dianut oleh seseorang nan menaruh simpati tersebut dalam
kodrat manusia sebagai makhluk sosial.

4. Identifikasi
Suatu keinginan buat menyerupai atau mengidentikan diri seorang indvidu dengan individu nan
lainnya. Biasanya, target nan diidentifikasi, yaitu seorang tokoh idola nan berasal dari public
figure atau tokoh nan cukup dikenal oleh masyarakat. Jadi, ketika seseorang tersebut tampil ia
bisa mengingatkan kita pada tokoh nan ia identifikasi tersebut. Ini termasuk Norma normal dari
manusia sebagai makhluk sosial.

5. Empati
Empati Ini ialah sebuah proses nan dilakukan seseorang buat turut serta merasakan suatu hal nan
dialami oleh orang lain nan ada dalam masyarakat. Ketika orang lain mengalami sebuah
penderitaan, maka kita seolah-olah empati penderitaan nan dialami orang tersebut. Hal ini juga
lumrah dilakukan manusia sebagai makhluk sosial.

Fungsi dan Tugas Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki fungsi dan tugas nan harus diembannya. Baik itu
dalam masyarakat dan kemasyarakatan, Selain itu, juga fungsi dan tugasnya di masyarakat

sebagai wadah nan memanusiakan seorang pribadi manusia.
Manusia sebagai makhluk sosial juga mengemban tugas dan fungsi dalam keluarga sebagai
lingkungan sosial terkecil. Agar individu-individu menjadi satu anggota keluarga buat bisa
menjadi manusia sebagai makhluk sosial.
A. Masyarakat
1.

Pengertian Masyarakat
Masyarakat

(society)

diartikan

sebagai

sekelompok

orang


yang

membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan

hubungan-hubungan

antar entitas-entitas. Masyarakat adalah

sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).

Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang
yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli adalah :
a.Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
b. Max Weber, Masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada

pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada
warganya.
c.

Emile

Durkheim,

Masyarakat

adalah

suatu

kenyataan

objektif

individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
d. Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan

organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
2.

Proses Terbentuknya Masyarakat
Untuk

menganalisa

secara

ilmiah

tentang

proses

terbenruknya

masyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses-proses

yang sedang berjalan atau bergeser, kita memerlukan beberapa konsep.
Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses terbentuk
dan tergesernya masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian
antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic), yaitu
:
a.

Proses Belajar Kebudayaan Sendiri

1)Proses Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya
untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta
emosi

kepribadiannya.

Tetapi

wujud

dari


kepribadiannya

itu

sangat

dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang ada di sekitar alam dan
lingkungan sosial dan budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud
adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir
meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala
hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

2)Proses Sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan
dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu
dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam
interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya.
3)Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem
norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata

enkulturasi dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”.
b.

Proses Evolusi Sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa
oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic), atau
dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatikan perubahanperubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang
dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai
macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan seharihari dalam masyarakat di dunia.

c.

Proses Difusi
Penyebaran

Manusia.

Ilmu

Paleoantropologi


memperkirakan

bahwa

manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang
makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini
dapat diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerka
penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adpatsi fsik
dan sosial budaya.
d.

Akulturasi dan Pembauran atau Asimilasi
Akulturasi adalah Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri.

Asimilasi adalah Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan
manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling
bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga
kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang
khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi
unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
e.

Pembauran atau Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber
alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan
teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan
dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan
teknologi

dan

ekonomi.

Dalam

suatu

penemuan

baru

biasanya

membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus
yaitu discovery dan invention.
3.

Ciri-Ciri Masyarakat
Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
b. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul
sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antarmanusia.
c.Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
d.Merupakan

suatu

sistem

hidup

bersama.

Sistem

kehidupan

bersama

menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu
dengan yang lainnya.
4.

Golongan Masyarakat

a.

Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih
banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Jadi, masyarakat tradisional di
dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau

kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya.
Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Masyarakat ini dapat juga
disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa
adalah

sekelompok

orang

yang

hidup

bersama,

bekerja

sama,

dan

berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir
seragam.
b.

Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam
peradaban dunia masa kini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat
masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di
bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Bagi
negara-negara

sedang

berkembang

seperti

halnya

Indonesia.

Pada

umumnya masyarakat modern ini disebut juga masyarakat perkotaan atau
masyarakat kota.
c.

Masyarakat Transisi
Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari
suattu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat
pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran
tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.
Ciri-ciri masyarakat transisi adalah : adanya pergeseran dalam bidang
pekerjaan,

adanya

pergeseran

pada

tingkat

pendidikan,

mengalami

perubahan ke arah kemajuan, masyarakat sudah mulai terbuka dengan
perubahan dan kemajuan zaman, tingkat mobilitas masyarakat tinggi dan
biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota
misalnya jalan raya.
B. Unsur Masyarakat

1.

Golongan Sosial

a.

Timbulnya Golongan Sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya
sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara
lain:

kemampuan/kepandaian,

keanggotaan

masyarakat

umur,

dan

jenis

lain-lain.

kelamin,

Faktor

sifat

penentu

keaslian,

dari

setiap

masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor
penentunya adalah kepandaian berburu.
b.

Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan
penduduk

atau

masyarakat

ke

dalam

kelas-kelas

secara

bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosial
tinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas
sosial menengah (midle class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha
kecil dan menengah; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh,
petani, dan pedagang kecil.
c.

Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran
dalam menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial/pelapisan
sosial adalah:

1)

Ukuran Kekayaan

2)

Unsur kekuasaan atau wewenang

3)

Ukuran Ilmu Pengetahuan

4)

Unsur kehormatan (keturunan)

d.

Karakteristik Golongan Sosial
Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di
dalam suatu masyarakat adalah :

1)

Adanya perbedaan status dan peranan

2)

Adanya pola interaksi yang berbeda

3)

Adanya distribusi hak dan kewajiban

4)

Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok

5)

Adanya prestise dan penghargaan

6)

Adanya penggoongan yang bersifat universal

e.

Pembagian Golongan dalam Masyarakat
Berdasarkan

karakteristik

golongan sosial di atas, maka terdapat

beberapa pembagian golongan sosial sebagai berikut :
1)Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di dasarkan
pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
-Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah
tinggal (penduduk inti).
-Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak
memiliki tanah pertanian (kuli gendul).
-Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau pekarangan (inding
ngisor).
2)Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada hubungan
kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi menjadi:
- Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
- Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).
3)Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :
-Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal, direktur,
komisaris.
-Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan karyawan.
-Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil, pekerja
sektor informal (pembantu).
f.

Sifat Sistem Penggolongan Sosial
Klasifkasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi :

1)Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan seseorang pindah
ke golongan/lapisan sosial lain..
2)Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang pindah / naik
ke golongan sosial atasnya.
3)Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.
g.

Fungsi Golongan Sosial

Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:
1)Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan, kekayaan.
2)Sistem

pertanggaan

pada

strata/tingkat

yang

diciptakan

masyarakat

menyangkut prestise dan penghargaan.
3)Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian, tingkah laku.
4)Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki sistem sosial
yang sama dalam masyarakat.
2.

Kategori Sosial

a.

Pengertian Kategori Sosial
Menurut Koentjaraningrat, kategori sosial adalah kesatuan manusia yang
terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada
manusia-manusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat oleh unsur
adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak memiliki identitas,
tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki
pemimpin.

3.

Kelompok Sosial

a.

Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling
memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling menolong di
antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus
memenuhi kriteria :

1)Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompok tersebut.
2)Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota kelompok
3)Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki suatu sistem
dan proses tertentu.

4)Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota kelompok, seperti
persamaan nasib, kepentingan tujuan, ideologi politik dan lain-lain.
b.

Jenis-Jenis Kelompok Sosial
Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan
menjadi :

1)Berdasarkan Identifkasi Diri, dikenal adanya in group dan out group. In group
adalah

kelompok

sosial

yang

dijadikan

tempat

oleh

individu

untuk

mengidentifkasi dirinya. In group sering dikaitkan dengan istilah “kami atau
kita” dan pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan perasaan
dekat

dengan

anggota

kelompoknya.

“Kami

anggota

kelompoknya”.

Sedangkan Out group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan
sebagai lawan in group-nya. Out group sering dihubungkan dengan
istilah”mereka”. Sikap out group ditandai oleh suatu sikap antipati.
2)Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifkasi adanya kelompok
primer

(primary

group).

Menurut

Charles

Horton

Cooley

kelompok

primer/primary group adalah kelompok sosial yang paling sederhana,
anggotanya saling mengenal, serta terdapat kerjasama yang erat dan
bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap muka (face to
face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain, klik/clique.
3)Berdasarkan
paguyuban

hubungan

familistik

(Gemeinschaft).

(sifat

Ferdinand

kekeluargaan),
Tonnies

dikenal

adanya

mengataakan

bahwa

paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk kehidupan hubungan batin yang
murni terikat oleh hubungan batin yang kekal berdasarkan rasa cinta dan
rasa persatuan batin. Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun tetangga/RT.
4)Berdasarkan sifat organisasi, terdapat informal group. Informal group adalah
kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi tertentu, kelompokkelompok

tersebut

biasanya

terbentuk

berdasarkan

pertemuan

yang

berulangkali. Contohnya: kelompok arisan, kelompok belajar, klik/clique.
5)Berdasarkan keanggotaan, terdapat adanya kelompok membership group dan
reference group. Kelompok membership adalah kelompok yang para
anggotanya tercatat secara fsik sebagai anggota. Contohnya: peserta

asuransi nasabah bank, anggota OSIS, anggota PGRI. Sedangkan kelompok
reference/kelompok rujukan atau acuan adalah kelompok sosial yang
dijadikan rujukan/acuan oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam
anggota kelompok

tersebut untuk membentuk kepribadiannya

dalam

berperilaku. Contohnya; seseorang yang gagal menjadi mahasiswa UI tetapi
ia tetap bertingkah laku seperti mahasiswa UI.
4.

Perkumpulan (Asosiasi)

a.

Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk
secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan
dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan, pendidikan, keahlian
profesi, atau agama. Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan yang
bersifat

formal,

dengan

jumlah

anggota

relatif

terbatas,

memiliki

kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat
pribadi, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
b.

Bentuk-Bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat adalah :

1)Berdasarkan sifat hubungan anggotanya, terbentuk kelompok sekunder
(secondary group). Kelompok sekunder adalah suatu perkumpulan yang
terdiri dari banyak orang dengan bentuk hubungan tidak bersifat pribadi dan
bersifat sementara. Contohnya: negara, bangsa dan suku.
2)Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal group) yaitu
kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi yang memiliki
peraturan tegas yang sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur
hubungan antar sesama. Contohnya: perkumpulan mahasiswa, perkumpulan
organisasi massa, instansi pemerintah, dan sebagainya.
3)Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya, terbentuk
kelompok patembayan (gesellschaft). Kelompok patembayan merupakan
ikatan lahir yang bersifat pokok, biasanya untuk jangka waktu pendek, dan
terdapat dalam hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik

(kontrak). Misalnya: ikatan karyawan dan majikan dalam organisasi suatu
pabrik.
4)Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan atas dasar
ekonomi. Contohnya: perkumpulan pedagang, koperasi, suatu perseroan
suatu perusahaan dan sebagainya.
5)Berdasarkan keperluan, terdapat banyak perkumpulan contohnya seperti
perkumpulan

untuk

memajukan

pendidikan

maka

dibentuk

yayasan

pendidikan, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf.
6)Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau organisasi profesi,
seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII),
Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (HISPI), Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI), dan sebagainya.
7)Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak perkumpulan, contohnya
seperti organisasi penyiar agama, kelompok pengajian, organisasi gereja,
gerakan kebatinan, dan sebagainya.
8)Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak perkumpulan, contohnya
seperti Parpol, kelompok kepentingan/penekan, dan sebagainya.
9)Berdasarkan

kepentingan

memajukan

olah

raga,

terdapat

banyak

perkumpulan, contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia),
PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
C. Kriteria Masyarakat
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar
sekumpulan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat, yaitu :
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi
manusia.

Definisi Masyarakat
Andry Pramudya
3:53 PM
Definisi
Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara
individu-individu yang terdapat dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" berakar dari
bahasa Arab, musyarakah. Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas
yang interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Pada
umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Baca juga: Perubahan Sosial

Syaikh Taqyuddin An-Nabhani seorang pakar sosiologi menjabarkan tentang definisi
masyarakat, s"ekelompok manusia bisa disebut sebagai suatu masyarakat apabila mempunyai
pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan yang sama". Dengan kesamaan itu, manusia lalu
berhubungan saling berinteraksi antara sesama mereka berdasarkan kepentingan bersama.
Masyarakat sering dikelompokkan berdasarkan cara utamanya dalam mencari penghasilan atau
kebutuhan hidup. Beberapa ahli ilmu sosial mengelompokkan masyarakat sebagai: masyarakat
pastoral nomadis, masyarakat pemburu, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural
intensif disebut juga sebagai masyarakat peradaban. Sebagian pakar beranggapan masyarakat
industri dan post-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari kelompok masyarakat
agrikultural tradisional.

Masyarakat bisa juga diorganisasikan atas dasar struktur politiknya: berdasarkan urutan
kompleksitas dan besar, suku, terdapat masyarakat band, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari kata latin, societas, yang mempunyai makna hubungan persahabatan
dengan yang lain. Societas berinduk pada kata socius yang memiliki arti teman, sehingga makna
society berkaitan erat dengan kata sosial. Secara tersirat, kata society memiliki kandungan arti
bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai
tujuan bersama. Baca juga untuk referensi anda tentang definisi sosiologi.
SISTEM KEMASYARAKATAN
Sistem kemasyarakatan adalah sistem dari keseluruhan komponen fundamental sebagai dasar
pergerakan yang dinamis dari determinan struktur sosial/masyarakat.
Sistem Kemasyarakatan

 Suatu sistem (kesatuan) dari tindakan-tindakan.
 Sistem kemasyarakatan terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi antara berbagai
individu.

 Sistem kemasyarakatan (sistem sosial) tumbuh dan berkembang tidak secara
kebetulan melainkan secara sengaja, diatas standar penilaian umum yang disepakati
bersama oieh para anggota masyarakat (norma).

2. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling
bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, bersifat timbal balik
antarindividu, antarkelompok, dan antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi
apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi individu-individu
lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kerja sama, tetapi juga bisa berupa
persaingan dan pertikaian.

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok dalam masyarakat.

3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Agar interaksi sosial dapat terjadi, dibutuhkan beberapa syarat. Menurut Gilin dan Gilin seperti
dikutip oleh Soerjono Soekanto, syarat terjadinya interaksi sosial adalah sebagai berikut.

a. Kontak Sosial

Kata ‘kontak’ berasal dari kata ‘con’ atau ‘cum’ (Bahasa Latin: bersama-sama) dan ‘tango’
(Bahasa Latin: menyentuh). Jadi, secara harfiah kontak artinya adalah ‘sama-sama menyentuh’.
Secara fisik kontak sosial baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Akan tetapi, sebagai
gejala sosial tidak harus berarti suatu hubungan badaniah. Karena seseorang dapat mengadakan
hubungan dengan pihak lain tanpa saling menyentuh seperti saat saling menyapa dan berbicara
dengan menggunakan bahasa isyarat.

Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak
lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan
masing-masing pihak salingg bereaksi meski tidak harus
bersentuhan secara fsik.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa melakukan kontak dengan manusia lainnya.
Kondisi ini tidak dapat dihindari oleh manusia karena manusia adalah makhluk sosial. Wujud
kontak tidak selamanya harus terjadi persentuhan secara fisik, tetapi juga bisa secara verbal atau
bahkan hanya berupa reaksi pasif seperti simbol. Penyampaian pesan sebagai tujuan dari adanya
kontak sosial dapat juga dilakukan dengan menggunakan media atau alat komunikasi seperti
radio, televisi, telepon, dan sebagainya. komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan
dan komunikan adalah orang yang menerima pesan.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang
mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti misalnya apabila orangorang tersebut berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sebaliknya kontak sekunder
memerlikan suatu perantara. Misalnya A berkata kepada B bahwa mengagumi perannya sebagai
peranan utama salah satu sandiwara. A sama sekali tidak bertemu dengan C, tetapi telah terjadi
kontak antara mereka karena masing-masing memberi tanggapan, walaupun dengan perantara B.
Suatu kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung. Pada yang pertama, pihak ketiga
bersikap pasif, sedangkan yang terakhir pihak ketiga sebagai perantara mempunyai peranan yang
aktif dalam kontak tersebut. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan
melalui alat-alat misalnya telepon, telegraf, radio, dan seterusnya. Dalam hal A menelpon B,
maka terjadi kontak sekunder langsung, tetapi apabila A meminta tolong kepada B supaya
diperkenalkan dengan gadis C, kontak tersebut bersifat kontak sekunder tidak langsung.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.
 Kontak antar individu

Kontak antar individu adalah terjadi antara individu dengan individu. Contoh: kontak antar
teman, kontak anak dengan ibunya, kontak guru dengan salah satu siswanya, dan lain-lain.
 Kontak antar individu dengan kelompok, dan sebaliknya

Kontak antar individu dengan kelompok adalah kontak yang terjadi antara individu dengan suatu
kelompok tertentu. Contoh: kontak yang terjadi saat seseorang mempresentasikan sesuatu
dengan beberapa orang lain dan kontak antara guru dengan para siswa di kelas.
 Kontak antar kelompok

Kontak antar kelompok adalah kontak yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok yang
lain. Contoh: kontak bisnis antar perusahaan dan kontak antar tim sepakbola saat bertanding.
b. Komunikasi

‘Komunikasi’ berasal dari kata ‘communicare’ (Bahasa Latin: berhubungan). Jadi, secara harfiah
komunikasi adalah berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Pada kontak sosial
pengertiannya lebih ditekankan kepada orang atau kelompok yang berinteraksi, sedangkan
komunikasi lebih ditekankan kepada bagaimana pesannya itu diproses.
Komunikasi muncul setelah kontak berlangsung (ada kontak belum tentu terjadi komunikasi).
Komunikasi memiliki maksud yang luas dibandingkan dengan kontak, karena komunikasi dapat
memiliki dan menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-beda. Seperti tersenyum dapat
ditafsirkan sebagai penghormatan atau ejekan terhadap seseorang.

4. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pelakunya lebih dari satu orang.
2. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
3. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau tidaknya
tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
4. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang akan
menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor berikut ini.
a. Sugesti

Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara
tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
Sugesti biasanya dilakukan oleh orang yang berwibawa, mempunyai pengaruh besar, atau
terkenal dalam masyarakat. Contoh sugesti salah satunya adalah obat yang harganya mahal yang
merupakan produk impor dianggap pasti manjur menyembuhkan penyakit. Anggapan tersebut

merupakan sugesti yang muncul akibat harga obat yang mahal dan embel-embel produk luar
negeri.
b. Imitasi

Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh idealnya.
Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh seseorang. Imitasi pertama kali akan
terjadi dalam sosialisasi keluarga. Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan
orang tuanya seperti cara berbicara dan berpakaian. Namun, imitasi sangat dipengaruhi oleh
lingkungannya terutama lingkungan di sekolah. Karena seseorang (terutama saat seseorang
sudah menginjak usia remaja) cenderung lebih sering di sekolah dan bersosialisasi dengan
temannya dengan berbagai macam kebiasaan.
c. Identifkasi

Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti
dan imitasi karena identifikasi dilakukan oleh seseorang secara sadar.
Contoh identifikasi: seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering mengidentifikasi dirinya
menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan
menganggap dirinya sama dengan artis tersebut.
d. Simpati

Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati
itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang atau suatu lembaga formal
pada saat-saat khusus. Contoh simpati adalah pada peringatan ulang tahun, pada saat lulus ujian,
atau pada saat mencapai suatu prestasi.
e. Empati

Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dan seseorang
atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empat hampir
mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara
emosional. Contoh empati adalah saat kita turut merasakan empati terhadap masyarakat
Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung Merapi.
f. Motivasi

Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang
individu kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut
menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung
jawab. Contoh motivasi adalah guru yang memberikan motivasi kepada siswanya supaya
siswanya semakin giat belajar.

Tidak selamanya interaksi berjalan sesuai dengan rencana. Kontak sosial yang berlangsung
kadang-kadang dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, namun sebaliknya suatu
interaksi akan mengalami gangguan dan bahkan terhenti seandainya terjadi hal-hal berikut:
1. Subjek-subjek yang terlibat dalam interaksi tidak mempunyai harapan lagi
untuk mencapai tujuan.
2. Interaksi yang terjadi tidak lagi bermanfaat atau tidak mendatangkan
keuntungan.
3. Tidak adanya adaptasi atau penyesuaian antara pihak-pihak yang saling
berinteraksi.
4. Salah satu pihak atau keduanya tidak bersedia lagi mengadakan interaksi.

6. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu. Rentang waktu
yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan antar warga melahirkan
berbagai bentuk interaksi sosial.
Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang
saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja sama,
menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi
dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan
demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah pada
bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif).
1. Proses asosiatif

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Ada
beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut.
a. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting
dalam kerja sama yang berguna.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu:
1. Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barangbarang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.

2. Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk
menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3. Coalition (koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua
organisasi atau lebih tersebut mungkin mempunyai struktur yang berbeda
satu sama lain.
4. Join venture adalah kerja sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk
menghasilkan keuntungan yang akan dibagi menurut proporsi tertentu. Join
venture jika diterjemahkan akan menjadi ‘usaha patungan’.
b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia
yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi
ketegangan-ketegangan.
Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
1. Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau
kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu
semacam itu disebut tolerant.
2. Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi di mana
masing-masing pihak mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang
bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya
terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan.
3. Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya
menggunakan paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi
kuat, sedangkan pihak lain dalam posisi lemah.
4. Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya
menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua
belah pihak yang bertentangan. Penentuan pihak ketiga harus disepakati
oleh dua pihak yang berkonfik. Keputusan pihak ketiga ini bersifat mengikat.
5. Mediasi adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk
menyelesaikan kedua belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration,
keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak mengikat.
6. Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang
berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui
perundingan.
7. Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada
umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian
konfik.
8. Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik
keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada titik
kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option (titik nol) yang
sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua belah pihak yang
bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur.

9. Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di
antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi
ketegangan.
10.Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan
dalam jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari
upaya penyelesaian konfik di antara pihak-pihak yang bertikai.
C. Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia dan kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan
kebendaan dam peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti
komputer, handphone, mobil, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan asing yang sulit diterima
adalah unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut
ideologi, keyakinan, atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup seperti paham
komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.

d. Asimilasi (assimilation)

Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau
kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan
bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok masyarakat adalah upaya untuk membaurkan
etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Toleransi
Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
Perkawinan campuran (amalgamation)
Adanya musuh bersama dari luar

Selain beberapa faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi, ada pula faktor-faktor yang
menghambat asimilasi. Antara lain sebagai berikut:
1. Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok
2. Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas
kebudayaan kelompok lain
3. Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain

4.
5.
6.
7.
8.

Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu
Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah
Adanya perasaan in-group yang kuat
Adanya diskriminasi
Adanya perbedaan kepentingan antar kelompok

2. Proses Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah
perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut:
a. Persaingan (competition)

Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba atau bersaing
antar individu atau antar kelompok tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar
suatu nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat.
Contoh persaingan adalah saat siswa bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama atau pada
saat berlangsungnya suatu pertandingan.
b. Kontravensi (contravention)

Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik.
Bentuk kontravensi ada 5 yaitu:
1. Kontravensi yang bersifat umum. Seperti penolakan, keenganan, gangguan
terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan
kekerasan.
2. Kontravensi yang bersifat sederhana. Seperti memaki-maki, menyangkal
pihak lain, mencerca, memftnah, dan menyebarkan surat selebaran.
3. Kontravensi yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran desasdesus, dan mengecewakan pihak lain.
4. Kontravensi yang bersifat rahasia. Seperti menumumkan rahasia pihak lain
dan berkhianat.
5. Kontravensi yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi, mengejutkan
pihak lawan, dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan.
c. Konfik

Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha
untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau
kekerasan. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
Berprasangka buruk kepada pihak lain
Individu kurang bisa mengendalikan emosi
Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi

7. Interaksi Sosial sebagai Wujud Status dan
Peranan Sosial
a. Kedudukan (Status)

Status (kedudukan) adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang
menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas lain sekaligus merupakan tempat bagi
seseorang untuk menanamkan harapan-harapan.
b. Peranan

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan adalah perilaku yang
diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hal dan kewajiban sesuai dengan status yang
dimilikinya.