AGRIBISNIS KOMODITAS TANAMAN TEH ( 1)

AGRIBISNIS KOMODITAS TANAMAN TEH
LATAR BELAKANG
Teh merupakan salah satu produksi dan konsumsi para penduduk indonesia untuk
dijadikan bahan pembuat minuman, bahkan banyak dari sekian perusahaan-perusahaan di
tanah air ini yang produksi utamanya adalah membuat minuman berkemas atau berlabel dan
berbahan utama teh. Hampir seluruh orang di dunia ini pernah merasakan minuman yang
berasal dari teh. Ini membuktikan bahwa teh merupakan komoditas tanaman yang begitu
mendunia. Untuk Indonesia sendiri teh merupakan mata pencaharian dari petani teh di
berbagai daerah, pada umumnya teh yang mereka produksi untuk dijual ke pengepul-pengepul
yang berada di sekitar tempat tinggal mereka yang kemudian dari pengepul-pengepul tersebut
disetorkan ke perusahaan-perusahaan pembuat teh dalam negeri. Perlu diketahui bahwa teh
juga memiliki nilai ekspor tinggi. Ini dikarenakan dari permintaan ekspor pasar global, kita
hanya dapat memenuhi 60 % dari permintaan. Dari hasil survei tersebut kita seharusnya lebih
memperhatikan tanaman teh, selain sebagai sumber mata pencaharian penduduk, teh juga
memiliki prosentase besar sebagai pemasukan devisa negara dari hasil ekspor ke berbagai
negara di dunia. Sebagian besar ekspor produksi teh dalam negeri dikirimkan ke Benua
Eropa.

PERMASALAHAN
Kurang lazim bila berbicara soal tanaman teh lepas dari berbagai permasalahan yang
dihadapi saat memproduksinya. Banyak dari penduduk yang mengeluhkan akan cara

pembudidayaan tanaman teh dan proses menghasilkan teh yang berkwalitas serta bermutu
tinggi. Ini dikarenakan tanaman tersebut membutuhkan perlakuan khusus agar dapat
berproduksi maksimal. Tanaman teh juga membutuhkan lahan yang dibilang tidak sedikit atau
luas. Disisi lain tanaman teh pada umumnya hanya ditanam pada dataran tinggi, ini
dikarenakan faktor alami dari tanaman tersebut dan faktor eksternal yaitu demi mendapatkan
hasil yang maksimal serta berkwalitas. Sebagian besar petani teh di Indonesia juga mengeluh
akan pemasaran hasil panen mereka. Kebanyakan hasil panen mereka dijual ke pengepulpengepul yang berada disekitar tempat bercocok tanam mereka.

PEMBAHASAN
Pada umumnya dalam pembudidayaan berbagai tanaman terdapat aspek-aspek yang
perlu diperhatikan, seperti cara pemilihihan benih bermutu tinggi dan berkwalitas, cara
penyemaian, penanaman, pemupukan, pemeliharaan ataupun penanganan saat pascapanen dan
panen. Proses tersebut juga di terapkan pada pembudidayaan tanaman teh. Tanaman teh dapat
diperbanyak dengan 2 cara yaitu secara Generatif dan Vegetatif. Cara generatif dilakukan
menggunakan biji sedangkan dengan cara vegetatif dapat dilakaukan dengan cara stek daun.
 Perbanyakan teh secara generatif ( biji )
Perbanyakan teh secara generatif sendiri juga melalui berbagai tahap, antara lain ;


Pemilihan Biji


Pertama-tama pilihlah pohon induk teh yang berkwalitas, pohon itu bukan untuk
diproduksi daun tehnya namun untuk diambil bijinya yang dijadikan sebagai benih pilihan
bermutu baik. Dengan demikian pohon tersebut harus dibiarkan tumbuh hingga berbuah.
Waktu yang dibutuhkan saat berbunga sampai menjadi buat teh masak cukup lama yaitu
sekitar 9 bulan. Biji teh yang dipetik seterusnya dilakukan proses penyeleksian. Ini ditujukan
untuk mendapatkan biji teh yang benar-benar masak fisiologis dan memenuhi syarat benih
bermutu baik. Cara lain untuk mengetahui bahwa biji tersebut baik adalah dengan cara
merendam biji teh ke dalam air, bila

biji itu baik maka akan tenggelam. Begitupun

sebaliknya, bila biji teh tersebut terapung diatas air maka kwalitas biji itu jelek.


Penyimpanan Biji

Pengambilan biji sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan atau pada saat awal
musim kemarau tiba. Ini dikarenakan pada saat musim kemarau pohon teh banyak berbuah,
oleh sebab itu biji-biji teh tersebut perlu disimpan pada saat musim tanam yaitu pada awal

musim penghujan sekitar bulan Oktober sampai November. Oleh sebab itu biji-biji teh itu
perlu disimpan selama 5-6 bulan.


Cara Efektif Mempercepat Pertumbuhan Biji

Pada umumnya biji teh akan berkecambah bila kulit luar dari biji tersebut mulai retak.
Dalam persemaian proses ini memerlukan waktu yang cukup lama karena kulit luar biji

sangat tebal dan keras. Disisi lain ketebalan dari berbagai biji teh tidaklah seragam, sehingga
perkecambahannyapun tidaklah seragam pula. Hal ini merupakan masalah kebanyakan petani
teh di berbagai daerah. Selain itu bila biji terlalu lama tidak retak atau berkecambah,
kemungkinan besar menjadi busuk. Cara mempercepat untuk meretakan kulitnya dan proses
perkecambahannya pun seragam. Biji yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dijemur terlebih
dahulu selama 30 menit. Selama penjemuran biji-biji harus sering dibalik, ini ditujukan agar
mempercepat proses pengkerutan dan peretakan biji, sehingga dapat mempercepat proses
perkecambahan juga.


Mengencambahkan Biji


Biji yang baik dan kulitnya telah retak dikecambahkan dalam bedengan dengan lebar
bedengan peretakan 1,2 m dengan panjang sesuai keperluan, tapi panjang maksimal 5 m.
Sebaiknya bedengan dibuat menghadap utara dan selatan serta sebaiknya atap yang digunakan
terbuat dari alang-alang dengan bentuk miring. Ini untuk menahan sinar matahari sore dan
hujan yang terlalu deras. Tiang atap sebelah timur tingginya 120 cm dan tiang atap sebelah
barat tingginya 80 cm. Penggiran bedengan sebaiknya diberi galangan yang terbuat dari papan
atau batu selebar 20 cm untuk pembatas dan pencegah erosi. Permukaannya dilapisi bubuk
arang setebal 3-5 cm. Kemudian disiram air dan selanjutnya biji dihamparkan diatas bedengan
dengan jarak 4 x 4 cm perbiji. Dengan cara pusat biji harus menghadap kebawah kemudian
ditutup dengan karung goni yang sudah disterilkan dengan air panas terlebih dahulu.
Tujuannya agar biji tidak kekeringan dan karena pada suasana yang lembab biji itu akan
membesar kemudian mendesak kulitnya sehingga cepat berkecambah.
 Penyemaian Biji


Persiapan persemaian

Sebelum biji ditanam dikebun, terlebih dahulu biji harus ditanam di persemaian.
Syarat persemaian antara lain, dekat dengan sumber air dengan sistem pengairan lancar,

medianya subur dan gembur, mudah dalam pengawasan, dekat dengan bedengan
perkecambahan, dekat dengan area kebun yang akan ditanami dan mendapatka cahaya
matahari pagi hari yang cukup.


Penanaman

Setelah media persemaian siap digunakan, biji yang sudah berkecambah disemai
secara berderet dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm, dengan lubang tanam yang berdiameter 2
cm dan berkedalaman 5 cm. Biji yang ditanam hendaknya jangan terlalu dangkal. Dalam
penanaman harus berbentuk barisan yang lurus ke semua arah. Penanaman dilakukan dengan
cara meletakan bagian yang berkecambah dibagian bawah. Kemudian ditutup dengan tanah
sekitar 1 cm dan disiram.


Pemeliharaan

Setelah biji ditanam dipersemaian sebaiknya diberi naungan sampai bibit berumur 1-2
bulan. Akan tetapi naungan tersebut harus terus disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman.
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, usahakan tanah benar-benar basah agar tidak

kekeringan. Proses penyiangan sebanyak 2x dalam satu bulan selama kurang lebih 6 bulan.
Alangkah baiknya tidak lupa untuk mengontrol setiap hari agar dapat mengetahui
pertumbuhan bibit teh tersebut. Setelah mulai tumbuh daun, tanaman dipupuk menggunakan
urea dengan dosis 60 gr/m2 pertanaman. Pemupukan dilakukan sebulan sekali selama 6 bulan.
Cara pemupukan yaitu dengan menaburkan merata diantara barisan bibit tanaman. Cara ini
langsung dilakukan diatas tanah dan juga bisa diberikan dalam bentuk cair atau lebih sering
disebut dengan sistem pengocoran tanaman dengan konsentrasi 2 % dalam. Larutan diberikan
1 minggu sekali. Bibit tanaman juga harus dijaaga dari serangan hama dan penyakit. Hama
yang sering mengganggu bibit tanaman teh antara lain jangkrik, belalang dan bekicot.
Pemberantasan bisa dilakukan dengan pestisida Azordin dan Lanate. Penggunaan pestisida ini
dengan cara disemprotkan kedaun sehingga hama yang memakannya akan mati. Untuk hama
bekicot dapat diberantas dengan Matadex yang dicampur dengan katul dan dialurkan disekitar
bedengan.
Penyakit yang sering terdapat pada bibit muda tanaman ini adalah cacar dan bisa
diberantas dengan larutan Perenox atau Shell Coper 0,2 %. Perawatan dilakukan hingga bibit
berumur 1,5-2 tahun, setelah itu baru siap untuk ditanam di kebun yang tersedia. Cara
mengeluarkan bibit dari persemaian adalah dengan cara menggemburkan tanah disekitar bibit
kemudian dicabut secara perlahan dan hati-hati supaya akar tidak patah. Sebelum ditanam
sebaiknya bibit dipotong miring sekitar 15 cm dari permukaan tanah. Pemotongan ini
ditujukan untuk merangsang pertumbuhan cabang tanaman teh tersebut.

 Perbanyakan teh secara vegetatif ( Stek daun )

Dibandingkan dengan biji, stek daun lebih baik ini dikarenakan klon-klon teh yang
dijadikan bibit sangat terkontrol mutunya. Petani sering menggunakan cara ini karena bibit
dapat dibuat secara besar-besaran. Disisi lain bibit stek daun membutuhkan waktu singkat
untuk berproduksi dibandingkan dengan biji.


Persiapan Stek Daun

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses stek daun ini adalah pohon klon induk tidak
boleh diambil dari tanaman yang umurnya dibawah 6 bulan setelah dipetikdari bakal stek
ketiak daunnya atau bekas terserang penyakit. Langkah-langkah pembuatan stek daun ;
 Siapkan pohon klon induk yang dipangkas 6 bulan sebelum pengambilan stek
agar rantingnya menumbuhkan tunas pada setiap ketiak daun.
 Setelah 6 bulan potonglah ranting yang telah memiliki mata tunas sebagai
bahan stek.
 Bahan stek kemudian dibungkus dengan kain basah sesaat setelah diambil dari
pohon induk.
 Setelah bahan stek telah terbungkus, letakan ditempat yang teduh


agar

terhindar dari sengatan sinar matahari.
 Potonglah ranting menjadi bahan stek yang memiliki satu helai daun.
 Pemotongan harus dengan pisau yang bersih dan steril serta tajam dengan arah
potong 30-45o.
 Stek daun telah siap ditanam, daun-daun dibiarkan menempel pada kayu atau
ranting.
 Setelah pembuatan selesai, potonglahstek bagian bawah jangan sampai
tersentuh atau terkena sinar matahari langsung.
 Stek jangan terlalu lama disimpan sebaiknya langsung ditanam, karena
kemungkinan layu sangat besar.


Penyemaian Stek Daun


Persiapan bedengan


Bedengan disiapkan untuk menanam stek daun atau menyemainya. Untuk
kegiatan ini diperlukan bedengan seperti biasanya. Agar hasil pembibitannya baik
dan tidak memerlukan banyak biaya dan tenaga.


Penanaman
Sebelum ditanam di bedengan,sebaiknya stek daun ditanam terlebih dahulu

dipendederan. Bagian yang ditanam adalah 0,25 bagian dari internodial atau ¾ dari
batang sebelum daun dan tanah jangan dipadatkan. Setelah itu lalu disiram dan
penyiraman dilakukan 2x sehari setelah 10 hari.


Pemeliharaan
Pemeliharaan bibit

di persemaian

meliputi penyiraman,


penyiangan,

pemupukan, penaungan, serta penanggulangan hama penyakit. Penyiraman
dilakukan 2 kali, pemupukan dilakukan pada saat bibit berumur 1-1,5 tahun. Bibit
stek daun perlu diberi naungan untuk mengurangi sinar matahari terutama bibit
yang masih baru. Tapi semakin lama naungan harus diperjarang untuk melatih
tanaman agar dapat menyerap sinar matahari secara langsung.
 Proses Pembuatan Teh
Dalam menghasilkan teh yang berkwalitas dan bermutu tinggi, ada bebebrapa syarat yang
harus dilakukan antara lain ;
 Pemetikan Pucuk
Pemetikan pucuk bisa dilakukan secara manual yakni dengan tangan dan menggunakan
gunting. Dalam pemetikan pucuk dikategorikan menjadi 3 bentuk yaitu halus, medium, dan
kasar serta yang sering dilakukan oleh para pemetik adalah medium. Orang yang memanen
harus membawa keranjang sebagai tempat untuk pucuk yang sudah dipetik. Setelah keranjang
penuh kemudian dipindah kedalam karung atau tempat yang sudah disediakan. Setelah itu
diangkut ke pabrik dengan mobil tapi sebelumnya mobil diberi alas agar tidak tercampur
dengan benda lain.
 Pelayuan


Pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daun teh agar pengolahan tahap
berikutnya dapat berlangsung dengan baik. Selain itu juga bertujuan untuk menghilangkan
bau yang tidak sedap dari daun. Alat yang digunakan disebut Withering Trough sedangkan
tempatnya dinamakan Withering Room. Ditempat ini terdapat beberapa kotak, setiap kotaknya
dapat memuat 1500 kg daun teh. Proses pelayuan ini biasanya dilakukan selama 15 jam
dengan suhu sekitar 48o C - 50o C. Ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar air sebesar 30%.
Setelah itu dimasukkan kedalam Open Top Rider ( OTR ) melalui cerobong. Setiap cerobong
yang ada memiliki kapasitas 30 kg daun teh.
 Penggilingan
Apabila daun yang telah layu diremas, dimemarkan, dan dissobek maka akan keluar
cairan sel dan akan berubah warna menjadi kecoklatan. Untuk itulah diperlukan kegiatan
pemotongan, penyobekan, dan penghalusan daun yang sudah kering. Pada saat proses
penggilingan biasanya akan menimbulkan panas-panas pada daun akibat gesekan daun
dengan alat. Panas daun semakin lama akan semakin naik. Waktu yang dibutuhkan dalam
penggilingan adalah 40 menit. Setelah itu baru diproses lagi kedalam oksidasi enzimatik
selama 130 menit. Setelah itu daun akan berubah bentuk dan hasilnya menjadi 2 macam yaitu
bubuk dan badag.
 Pengeringan
Tujuannya untuk melindungi teh dari faktor-faktor eksternal yang dapat merusak teh siap
olah serta untuk memudahkan dalam pemrosesan selanjutnya. Didalam ruang pengeringan
suhu yang digunakan adalah 95o C dan selama 25 menit.
 Penjenisan
Dalam ruang penjenisan waktu yang dibutuhkan kira-kira selama 25 menit. Ini bertujuan
untuk memisahkan mutu dan kwalitas teh berdasarkan serat, partikel dan jenisnya. Setelah itu
ditempatkan dalam karung sesuai jenisnya.
 Pengepakan
Proses akhir adalah pengepakan teh. Biasanya teh yang sudah siap kemas dibedakan menjadi
3 jenis sesuai dengan mutu dan kwalitas teh tersebut. Mutu yang diambil adalah dari proses
penggilingan yang dibedakan dari mutu ke-1, mutu ke-2, dan mutu ke-3.

PENUTUP
 Kesimpulan dan Saran
Tanaman teh merupakan komoditas yang lumayan sulit untuk membudidayakannya.
Disisi lain yang pertumbuhannya lama, tanaman teh juga memerlukan lahan yang cukup luas.
Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah dataran tinggi. Kegiatan budidaya tanaman teh
meliputi pengolahan tanah, pemilihihan biji, penyediaan bibit ( persemaian ), penanaman,
pemeliharaan, panen dan pasca panen serta pengepakan teh sudah jadi. Proses pemilihan biji
unggul yang akan dijadikan bibit pilihan pun harus melewati beberapa proses yang sebagian
besar masyarakat belum mengetahuinya. Tanaman teh sendiri dapat diperbanyak dengan cara
Generatif dan Vegetatif. Cara generatif dilakukan menggunakan biji sedangkan cara vegetatif
sendiri menggunakan stek daun atau stek batang.
Sebagian besar masyarakat di tanah air belum dapat berkembang dalam budidaya
tanaman teh, ini dikarenakan mereka masih buta dengan perkembangan tekhnologi jaman
sekarang. Ada baiknya diadakan penyuluhan-penyuluhan terhadap petani-petani teh yang ada
di tanah air, tentang perkembangan budidaya tanaman teh dan cara budidaya yang efisien
serta efektif. Ini juga dapat meningkatkan ilmu dan pendapatan pencaharian mereka dari
tanaman teh.

DAFTAR PUSTAKA
Primanita,
PT.PERKEBUNAN

Asri

Y.

TEH

Laporan
TAMBI

Magang
Wonosobo.

di

Unit

Diambil

Perkebunan
19

Oktober

Teh
2012

Tambi
dari

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pdf%20artikel%20agrowisata%20tempurung%20
kelapa%20wonosobo&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CCgQFjAC&url=http%3A%2F%
2Feprints.uns.ac.id%2F313%2F1%2F157622408201010371.pdf&ei=452DUMaIDsOOrge81
4CABQ&usg=AFQjCNG5AtNAxnTs3nQPHF2QL4cEfQgotA

Laporan hasil Magang Saya di PT. PERKEBUNAN TEH TAMBI Wonosobo.