Edukasi investasi reksadana kepada guru

Edukasi investasi reksadana kepada guru-guru SMA

Pengabdian Kepada Masyarakat
SMA, Karawang
18 Juli 2013
Disiapkan dan disampaikan oleh:
Arief Alfiandry, SE., MM.
Dilla Noverita, SE., MiB.
Hendra Kurniawan, SE., MM.
Irma Satya Indriyanti, SE., MM.
Karel Tjahjadi, Drs., MM.
Mursyidi Prihantono SE., MM.
Vita Briliana , DR., SE., MM.

Edukasi investasi reksadana kepada guru-guru SMA
Banyak dari kita yang mengetahui arti kata “investasi”. Tapi berapa banyak masyarakat yang sudah
berinvestasi? Mungkin belum sebanyak yang mengetahui arti kata investasi tersebut.
Saat ini ada banyak sekali instrumen investasi yang beredar yang malah membuat bingung calon investor.
Oleh sebab itu sebelum mulai berinvestasi ada baiknya para calon investor memahami produk dan
instrumen investasi tersebut.
Umumnya, yang menjadi pertanyaan para calon investor sebelum memulai berinvestasi adalah “Apakah

produk ini MENGUNTUNGKAN?, pertanyaan tersebut lebih banyak muncul dibandingkan dengan
pertanyaan “Apakah produk ini AMAN?”
Berbicara tentang produk investasi yang aman dan menguntungkan, Reksa Dana adalah produk investasi
yang dapat dikategorikan aman, dalam artian bahwa produk ini terdaftar sebagai efek yang dapat
diperjualbelikan dan pengelolaannya diatur oleh undang-undang. Selain itu secara historis Reksa Dana
juga berpotensi memberikan imbal hasil yang kompetitif bagi para investor.
Dengan proses transaksi yang mudah dan jumlah pembelian yang terjangkau, saat ini Reksa Dana
merupakan produk investasi yang layak menjadi pilihan masyarakat dari berbagai kalangan.
Secara definisi, Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan
hukum yang bernama Manajer Investasi untuk kemudian diinvestasikan ke portofolio efek seperti saham,
obligasi, dan instrumen pasar uang.
Berikut kelebihan berinvestasi di Reksa Dana :
1. Dikelola oleh manajemen yang profesional.
Pengelola Reksa Dana diwajibkan untuk memiliki sertifikasi sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh
regulasi.
2. Kemudahan akses berinvestasi.
Calon investor dapat melakukan pembelian Reksa Dana melalui Manajer Investasi atau melalui Agen
Penjual. Bahkan saat ini untuk pembelian Reksa Dana dapat dilakukan secara online, sehingga lebih
memudahkan investor dalam bertransaksi Reksa Dana.
3. Diversifikasi investasi.

Dengan berinvestasi di Reksa Dana investor dapat dengan mudah melakukan diversifikasi portofolio di
efek-efek investasi seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang seperti deposito.
4. Likuiditas tinggi.
Reksa Dana adalah salah satu efek yang memiliki likuiditas yang baik. Investor dapat melakukan
pembelian dan penjualan Reksa Dana kapan saja.

5. Dana investasi terjangkau.
Investasi melalui produk Reksa Dana dari Danareksa dapat dimulai dari Rp.100.000,-. Sangat terjangkau
bagi masyarakat.
6. Transparansi.
Investor dapat dengan mudah mengetahui kebijakan investasi sebuah Reksa Dana melalui prospektus,
dan mendapatkan informasi tentang kinerja dari sebuah Reksa Dana dari laporan bulanan yang secara
rutin wajib diterbitkan oleh Manajer Investasi. Informasi NAB/Unit dari Reksa Dana juga secara umum
dipublikasikan dan dapat ditemukan di media cetak maupun online. Secara berkala Reksa Dana juga
diaudit oleh Auditor Independen.
Pada Reksa Dana, seluruh dana yang ada tidak disimpan oleh manajer investasi, tetapi disimpan di pihak
yang bernama Bank Kustodian. Selain itu, Bank Kustodian juga berfungsi sebagai administrator yang
mencatat dan memberikan konfirmasi atas seluruh transaksi pembelian dan penjualan Reksa Dana, serta
menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana setiap harinya.
Nilai Aktiva Bersih adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan Reksa Dana setiap harinya. Nilai ini

dipengaruhi oleh pembelian dan penjualan Reksa Dana oleh para investor, selain dari harga pasar dari
aset Reksa Dana itu sendiri.
Satuan yang digunakan dalam Reksa Dana adalah Unit Penyertaan. Unit Penyertaan adalah satuan yang
menunjukkan kepemilikan Anda di dalam Reksa Dana tersebut. Jumlah Unit Penyertaan akan tetap
selama Anda tidak melakukan transaksi. Banyaknya Unit Penyertaan yang Anda dapatkan tergantung dari
harga NAB/Unit pada hari dimana Anda membeli Reksa Dana tersebut.

Hak Investor Reksa Dana :
1. Mendapatkan bukti kepemilikan Unit Penyertaan.
2. Memperoleh laporan keuangan secara periodik.
3. Menjual kembali (pelunasan) dan mengalihkan sebagian atau seluruh Unit Penyertaan.
4. Mendapatkan informasi NAB/Unit secara harian.
5. Memperoleh laporan terkait informasi dan transaksi.
6. Memperoleh bagian atas hasil likuidasi.

Biaya-biaya Reksa Dana :
Dalam Reksa Dana terdapat biaya-biaya, baik yang menjadi beban pemegang Unit Penyertaan, Manajer
Investasi, maupun beban dari Reksa Dana itu sendiri. Biaya-biaya tersebut adalah :
1. Biaya-biaya yang dikenakan kepada investor, seperti biaya pembelian, penjualan, pengalihan, biaya
transfer, dan pajak-pajak yang berkenaan dengan pemegang Unit Penyertaan (jika ada).

2. Biaya-biaya yang menjadi beban Reksa Dana, seperti biaya imbalan jasa Manajer Investasi, imbalan

jasa Bank Kustodian, biaya transaksi dan registrasi efek, dan lain-lain.
3. Biaya-biaya yang menjadi beban Manajer Investasi, seperti biaya pembentukan Reksa Dana, imbal jasa
konsultan hukum, akuntan, dan lain-lain.

Tipe Reksadana
1. ETF
Secara sederhana, ETF adalah reksadana yang unit penyertaannya diperjualbelikan di bursa efek;
misalnya Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Jadi, jenis reksadana yang diperdagangkan di bursa itu bisa jadi reksadana yang sudah lama kita
kenal. Bisa reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana
campuran atau reksadana indeks. Bedanya, unit penyertaannya diperdagangkan di bursa.
Untuk bisa diperdagangkan di bursa, produk ETF harus melewati proses layaknya pencatatan
perdana saham perusahaan. Manajer investasi pun harus menawarkan prospektusnya. Maka,
rincian portofolio yang selama ini menjadi rahasia dapur manajer investasi mestinya menjadi
lebih transparan dalam penawaran ETF.
2. Reksadana Campuran
Secara definisi, reksadana campuran merupakan reksadana yang menginvestasikan dananya
pada efek ekuitas (saham) dan efek utang (obligasi dan deposito) dengan komposisi yang tidak

termasuk kategori reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, maupun reksadana pasar
uang.
Yang paling membedakan reksadana campuran dengan reksadana jenis lain adalah tingkat
fleksibilitasnya dalam mengatur alokasi penempatan dana serta pemilihan portofolio. Seperti
kita tahu, jenis reksadana lain memiliki batasan spesifik yang tak boleh dilanggar soal
pengalokasian dana kelolaannya. Pada reksadana pendapatan tetap, misalnya, alokasi dananya
pada obligasi tidak boleh kurang kurang dari 80%.
Gampangnya, ini reksadana gado-gado. Penempatan dananya bisa di saham, surat utang atawa
obligasi, deposito, dan instrumen investasi lainnya. Komposisinya pun bisa sangat fleksibel.
3. Reksadana Indeks
Sekilas, reksadana ini memang mirip dengan reksadana saham karena manajer investasi (MI)
menginvestasikan dana investor ke dalam instrumen saham. Tapi reksadana ini memiliki
beberapa keunikan yang tidak dimiliki reksadana saham.
Berbeda dengan reksadana lainnya, manajer investasi (MI) reksadana indeks mengelola
portofolio reksadana indeks secara pasif (passive investment strategy).
Risiko reksadana indeks masih lebih tinggi ketimbang risiko reksadana pendapatan tetap,
campuran, maupun reksadana pasar uang. Karena itu, reksadana ini tak cocok untuk semua tipe
investor. Investor yang berinvestasi di reksadana ini harus siap menghadapi fluktuasi imbal hasil

(return) yang tinggi setiap harinya. Tapi, risiko ini sebanding dengan potensi keuntungannya yang

juga tinggi dalam jangka panjang.
4. Reksadana Pasar Uang
Jangan terkecoh dengan namanya. Reksadana pasar uang bukan berarti reksadana yang
menempatkan dana investornya pada berbagai mata uang. Yang benar, reksadana pasar uang
adalah reksadana yang menempatkan seluruh atawa 100% dana kelolaannya pada instrumen
pasar uang.
Dengan karakteristik seperti itu, reksadana pasar uang sangat cocok bagi mereka yang terbiasa
berinvestasi di deposito, tapi ingin mulai menjajal berinvestasi di reksadana. Produk ini pas juga
buat investor yang mementingkan likuiditas dan orientasi investasinya jangka pendek.
Lantaran sifatnya yang seperti itu, tentu saja para investor mesti maklum bila hasil investasinya
tak berbeda jauh dari bunga deposito. Soalnya, ya itu tadi, reksadana pasar uang menempatkan
menempatkan sebagian dana investor ke deposito.
5. Reksadana Pendapatan Tetap
Jenis reksadana yang pertama adalah reksadana pendapatan tetap atau reksadana obligasi.
Sesuai dengan namanya, reksadana ini membiakkan sebagian besar dana investor di dalam
instrumen surat utang atau obligasi.
Reksadana merupakan alternatif investasi yang tepat bagi investor yang punya dana terbatas.
Masalahnya, berdasarkan instrumen investasinya, ada banyak jenis reksadana di pasar yang
memiliki profil imbal hasil maupun risiko berbeda-beda. Biar tidak salah pilih, investor harus
mempelajari seluk-beluk berbagai jenis reksadana tersebut.

6. Reksadana Saham
Dari semua jenis reksadana yang telah diperkenalkan pada investor di Indonesia, reksadana
saham sanggup memberikan imbal hasil paling tinggi. Tapi, jangan lantas asal tubruk. Dalam
investasi selalu berlaku prinsip: hasil investasi yang tinggi sepadan dengan risiko yang tinggi pula.
Karena itu, sebelum memutuskan membeli reksadana saham, kenali dan pahami dulu seluk
beluknya.
Nah, menurut ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), penempatan dana pada
ekuitas tadi paling tidak mesti mencapai 80% dari total dana kelolaan. Dus, manajer investasi
(MI) boleh menempatkan sampai 100% dana kelolaannya pada saham. Tapi, bila penempatannya
pada saham kurang dari 80%, namanya bukan lagi reksadana saham.
Intinya, reksadana saham membuka jalan bagi orang yang ingin membeli saham tapi duitnya
terbatas. Maklum, untuk berinvestasi langsung ke saham perlu dana yang besar.
7. Reksadana Terproteksi
Reksadana terproteksi memang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan reksadanareksadana lainnya, yakni ia bisa melindungi investasi awal investor. Tapi, ia juga mengandung
banyak risiko.
Sesuai dengan namanya, reksadana terproteksi memang memberikan proteksi atawa
perlindungan kepada investor. Apa yang diproteksi? Yang diproteksi adalah nilai investasi awal

yang disetorkan oleh investor. Jadi, pokok investasi awal investor akan tetap 100%. Taruh kata
Anda menginvestasikan uang Rp 20 juta; duit itu tidak akan berkurang sampai reksadana itu bisa

dicairkan. Inilah yang membuat CPF agak mirip deposito.
Yang menarik, ada pula beberapa produk CPF yang memberikan proteksi tambahan berupa
tingkat keuntungan tertentu. Jadi, yang dilindungi bukan cuma investasi awalnya, tapi juga
keuntungannya. Sebagai contoh ada reksadana terproteksi yang memberikan proteksi sebesar
108%. Ini artinya selain memperoleh proteksi investasi awal sebesar 100%, investor juga bakal
memperoleh keuntungan minimal sebesar 8%.
Perlindungan yang diberikan oleh reksadana terproteksi itu tentu saja bukan datang dari langit.
Tapi, jaminan atas keutuhan investasi awal investor itu juga bukan datang dari sebuah institusi
penjamin; baik asuransi, bank sentral, atau yang lainnya. Yang memberikan proteksi, tak lain,
adalah skim investasi reksadana terproteksi itu sendiri. Maksudnya, manajer investasi akan
menyusun portofolio tertentu yang bisa melindungi investasi awal investor.

Tips untuk investasi Reksadana
Sering kali Anda mendengar pepatah "jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang".
Pepatah ini mengajarkan Anda untuk selalu berhati-hati. Jika Anda memiliki banyak telur, sebarlah telurtelur Anda dalam beberapa keranjang untuk memperkecil peluang pecahnya telur-telur Anda secara
bersamaan.

Hal serupa berlaku juga dalam investasi. Reksa Dana merupakan salah satu cara untuk menyebar "telurtelur" investasi Anda atau disebut dengan diversifikasi investasi. Diversifikasi adalah salah satu cara
untuk meminimalisir risiko agar imbal hasil yang diterima dapat lebih optimal.
Selain diversifikasi portofolio investasi berikut adalah beberapa strategi dan tips dalam melakukan

investasi di Reksa Dana.
1. Periksa kondisi kesehatan keuangan. Pastikan semua hutang sudah dilunasi sebelum mulai
berinvestasi.
2. Tentukan tujuan investasi, misal : untuk mempersiapkan dana pendidikan anak, atau mempersiapkan
dana untuk masa pensiun, atau untuk mengembangkan aset Anda.
3, Tentukan jangka waktu investasi, kelompokan kebutuhan-kebutuhan berdasarkan jangka waktunya.
4. Sesuaikan jenis Reksa Dana yang dipilih dengan profil risiko anda,apakah anda seorang 'risk taker' atau
‘risk averse’.
5. Calon Investor wajib membaca dan memahami Prospektus sebelum mulai berinvestasi.
6. Diversifikasikan portofolio Reksa Dana untuk memaksimalkan return dan meminimalkan resiko.
7. Investasi di Reksa Dana sebaiknya juga dilakukan secara disiplin dan bertahap.
8. Pantau portofolio Reksa Dana yang dimiliki. Dan lakukan rebalancing portofolio jika perlu.
9. Mulailah merencanakan keuangan dan berinvestasi dari sekarang!.