Analisis Penegakan Hukum atas Kasus Penc

Analisis Penegakan Hukum atas Kasus Pencemaran Udara di
Daerah Grobogan Akibat Pembakaran Jerami
Ahmad Defri Arfianto
defriarfiant@students.unnes.ac.id
Abstrak
Analisis Kasus ini membahas tentang pencemaran udara di daerah
Grobogan yang sangat mengganggu pengendara motor yang melintasi jalan
Purwodadi-Penawangan, Penawangan Godong, dan Undaan-Klambu. Kabut asap
tebal yang terjadi akibat pembakaran jerami sisa panen mengakibatkan jalan
raya Purwodadi-penawangan, Penawangan-Godong, dan Undaan-Klambu sangan
membahayakan pengguna jalan. Mulai dari pernafasan yang terganggu sampai
kecelakaan terjadi di jalan raya tersebut karna tebalnya asab dan tidak sehatnya
udara karna asab tersebut. tidaklah mudah untuk menciptakan kehidupan yang
bersih dan asri karena fakta telah menunjukkan bahwa keinginan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, mendorong manusia untuk melakukan eksplorasi
sumber daya alam secara berlebihan dan melakukan tindakan yang
menguntungkan untuk dirinya sendiri tampa memperhatikan kelangsungan
lingkungan hidup sehingga mengakibatkan timbulnya kerusakan lingkungan
hidup yang dapat mengancam eksistensi dari kehidupan manusia itu sendiri. Hal
di atas semakin diperburuk dengan menjamurnya produk-produk teknologi
modern yang secara defacto telah menyebabkan dampak negatif terhadap

lingkungan hidup, seperti perubahan iklim akibat pemanasan global, semakin
menipisnya lapisan ozon, dan lain-lain. Maka perlu adanya kesadaran daru
manusia untuk melestarikan lingkungan hidup untuk menciptakan kehidupan
yang bersih dan asri. Dalam hal ini perlu adanya kesadaran dari petani-petani di
daerah Grobokan untuk tidak membakar jerami sisa panen padi agar tidak
memperburuk kualitas udara. Dan menggunakan jerami sisa panen padi menjadi
pupuk untuk tanaman-tanaman yang mereka tanam. Dalam penegakan kasus
lingungan hidup telah diatur srgala bentuk pelanggaran mauppun kejahatan,bagi
pelaku baik yang dilakukan secara perorangan maupun badan hokum dengan
upaya pencegahan (preventif) maupun dengan cara penindakan (represif) untuk
tindakan teprentif ini ada beberapa jenis instrument yang dapat diterapkan yaitu
tindakan administrative, tindakan perdata, dan tindakan pidana. Tindakantindakan ini tidak ada sekala prioritas tindakannya diseusian dengan kebutuhan
di dakam analsiis kasus ini akan sedikit disampaikan mengenai instrumentinstrument dalam penegakana hokum lingkunagn hidup
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sudah bukan hal yang asing lagi di telinga manyarakat Indonesia
mendengar adanya bencana alam Karena hampir menjadi setiap tahun yang
dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kejadian yang tidak mengenakan
tersebut antara lain seperti tanah longsong, banjir, kebakaran hutan, sungai dan
laut airnya tercemar, dan sebagainya.1 Selain Karena bencana alam perusakan

lingkungan juga dikarenakan ulah manusia contonya pencemaran udara yang
1 Subagyo P. Joko, 2002, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, Jakarta, PT RINERKA CIPTA, hlm. 1

disebabkan oleh pembakaran jerami sisa panen. Hal ini sangan berakibat fatal
pada kualitas udara bersih. Pembakaran jerami sisa panen padi di daerah
grobogan sangat mengganggu pennguna jalan yang melewati jalan raya
Purwodadi – Penawangan, Penawangan – Godong, dan Undaan - Klambu. Selain
mencemari udara bersih hal ini juga mengakibatkan pandangan pengendara
sepeda motor yng melalu jalan terebut sangat terbatas. Pengguna jalan
memperlambat laju kendaraan yang melalui jalan tersebut dan perlu
membunyikan klakson untuk memberi peringatan kepada pengguna jalan yang
lain agar tidak terjadi kecelakaan tetapi karna memang kabut bekas pembakaran
jerami yang memang sangat tebal. Tetapi tetap saja terjadi kecelakaan sepeda
motor yang terjadi dijalan Penawangan – Purwodadi.2
Pembakaran jerami ini dapat bertujuan untuk mempercepat persiapan atau
pengolahan tanah untuk masa tanam berikutnya dan di beberapa daerah bahkan
bertujuan untuk menghindari penyebaran hama dan penyakit yang menyebar.
Dengan tingginya intensitas pertanaman padi maka tidak lagi tersedia waktu
yang cukup untuk jerami melapuk di tanah. Namun demikian pembakaran jerami
mengakibatkan sebagian unsur hara hilang terutama unsur-unsur hara mudah

menguap (volatile) dan unsur hara lain yang menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Pembakaran jerami tidak hanya menjadi tradisi petani padi sawah di Indonesia
tetapi juga di banyak negara Asia penghasil padi lainnya seperti China, Vietnam,
Thailand, dan lain-lain.3
Pembakaran jerami tidak hanya menyebabkan sebagian unsur hara hilang,
tetapi juga polusi udara sekitar dan gangguan kesehatan petani dan masyarakat
sekitar. Hingga saat ini belum ada informasi berupa hasil penelitian kehilangan
unsur hara akibat pembakaran jerami secara kuantitatif. Sementara itu,
kehilangan unsur hara tanpa dibarengi oleh pengembalian unsur-unsur tersebut
ke dalam tanah akan mengakitabkan ketidakseimbangan neraca hara dalam
tanah sehingga akan menurunkan tingkat kesuburan tanah dan berujung pada
penurunan produksi dan produktivitas tanaman.4
Pembakaran jerami sangat beresiko bagi kelangsungan dan kelestarian
lingkungan hidup. Undang – undang lingkungan hidup telah mengatur hukuman
bagi pelaku pencemaran lingkungan hidup pada pasal 98 ayat 1 undang undang
perlindungan dan pengelolaan ligkungan hidup berbunyi “ Setiap orang yang
dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku
mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3
(tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit

Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah). Dan jika pencemaran lingkungan membuat orang luka
diatur juga dalam pasal 98 ayat 2 yang berbunyi “ Apabila perbuatan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama
12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah). Dan
2 Amalia Zakki, “ Kabut Asap Jerami Ganggu Pengendara “ (Semarangmetro, 10 Juli, 2017), 25
3 Ibid, hlm. 51
4 Supramono Gatot, 2013, Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Indonesia, Jakarta, PT RINERKA CIPTA, hlm. 51

bila korban luka parah atau mati diatur juga dalam pasal 98 ayat 3 yang berbunyi
“ Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang
luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00
(lima belas miliar rupiah).5
Lingkungan hidup harus diperhatikan kebersihannya dan kesehatannya agar
dapat tetap lestari untuk kepentingan anak cucu dimasa yang akan dating. Untuk

itu, sedini mungkin melakukan pencegahan terhadap perbuatan – perbuata yang
disengaja maupun tidak disengaja yang menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup. Terutama terhadap perbuatan – perbuatan yang dilatarbelakangi kegiatan
bisnis antara lain yang bergeraj dibidang kehutanan, pertambangan, maupun
perusaaan – perusahhan yang memiliki limbah. Para pelaku bisnis harus dapat
memperhitungkan akan terjadinya resiko kerusakan lingkungan dan memiliki
langkah – langkah yang dipersiapkan dengan pasti untuk penanggulangannya
baik secara preventif maupun represif. Petani yang memiliki limbah dari panen
padi berupa jerami seharusnya tau cara menangani limbah tersebut tanpa
membakarnya agar tidak merusak keberihan udara dan mengakibatkan masalah –
masalah yang berakibat fatal bagi masyarakat sekitar dan memanfaatkan limbah
jerami tersebut untuk sesuatu yang lebih berguna. Tindak pidana dalam kasus
lingkungan hidup bukanlah delik aduan. Apabila disimak dengan baik pada Bab XV
UU PPLH yang mengatur tentang ketentuan pidana, tampak bahwa tindak pidana
di lingkungan hidup merupakan delik biasa dan bukan delik aduan. Sebagai delik
biasa PNS (Pegawai Negeri Sipil) tanpa didasarkan adanya pengaduan dari warga
masyarakat sudah dapat melaksanakan tugasnya untuk melaksanakan penyidikan
terhadap tindak pidana di bidang lingkungan hidup.6
Mengenai hak masyarakat untuk mengadukan adanya tindak pidana di
bidang lingkungan hidup tersebut, sebenarnya istilah “mengadukan” adalah tidak

tepat karena tindak pidanya bukan sebagai delik aduan. Adapun yang tepat
adalah “melaporkan” tentang adanya dugaan tindak pidana dimaksud. Oleh
karena itu istilah tersebut tidak sejalan dengan jenis deliknya sebagaimana yang
diatur di dalam Bab XV UU PPLH. Sebagaimana pula hak untuk mengadukan itu
tindak perlu lagi diatur di dalam UU PPLH karena sudah siatur di dalam KUHAP.
Pasal 108 Ayat (1) KUHAP yang berbunyi, setiap orang yang mengalami, melihat,
menyaksikan dana atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana
berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan tertulis. Ketentuan ini tidak
membeda – bedakan jenis masyarakat berhak melaporkan kepada penyidik untuk
dapat ditindaklanjuti.7
Masyarakat didaerah Grobokan terkhusus petani seharusnya sadar bahaya
dari akibat pembakaran jerami sisa panen padi. Karena memang kabut tebal
akibat pembakaran jerami sangat mengganggu pandangan dari pengguna jalan
dan juga merusak kualitar udara bersih. Sehingga terjadi kemacetan dadierah
jalan yang berasab tebal dan sempat juga terjadi kecelakaaan di jalan
Penawangan-Purwodadi. Mereka seharusnya sadar bahaya dari pembakaran
5 UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
6 Subagyo P. Joko, 2002, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, Jakarta, PT RINERKA CIPTA, hlm. 28
7 Ibid.


jerami dan seharusnya bisa memanfaatkan jerami sisa bagi untuk hal yang lebih
berguna misalnya dibuat pupuk untuk tanaman dan melakukan pengamana di
daerah persawahan dari pembakaran jerami oleh oknum – oknum yang
melakukan perusakan lingkungan.8
Kronologi Kasus
Pembakaran jerami yang dihasilkan dari tanaman padi di sejumlah ruas
jalan utama di Grobokan, dinilai sangat mengganggu bagi pengendara yang lewat
disekitar lokasi. Pembakaran jerami terjadi saat musim panen padi. Letak
persawahan yang berada di tepi jalan membuat asap yang dihasilkan mengurangi
jarak pandang pengendara. Akibatnya terjadi kecelakaan di jalan PenawanganPurwodadi. Saking tebalnya kabut asap, petugas pemadam kebakaran harus
terjun ke lokasi untuk meredam api yang berada ditumpukan jerami. Petugas
kepolisian juga dibuat sibuk Karena kabut asab memicu kemacetan. Selain
dampak kemacetan yang terjadi akibat pembakaran jerami udara di daerah
Grobokan juga tidak sehat dan sangat memprihatinkan.
Terkait kejadian itu Kaslantas Polres Grobokan AKP Panji Gede Prabawa
menghimbau kepada petani agar berhati-hati saat melangsungkan panen yakni
tidak menaruh hasil panen di bahu jalan, Karena mengganggu kendaraan. Selain
itu, petani diminta tidak membakar tumpukan jerami dekat dengan jalan raya.
Sebab bila angina berhembus, asab pembakaran bias menutup jalan dan
membahayakan bagi pengendara yang melintas. Dampak dari pembakaran jerami

sangan mengganggu pengguna jalan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak dari pembakaran jerami Bagi lingkungan.?
2. Bagaimana implementasi undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah Grobokan.?
PEMBAHASAN
Dampak Pembakaran Jerami Bagi Lingkungan
Pembakaran jerami sisa panen padi sangan berdampak buruk pada
lingkungan kabut tebal yang dihasilkan dari pembakaran jerami mengganggu
pengguna jalan yang berakibat kemacetan sampai terjadinya kecelakaan
disamping itu polusi udara yang ditimbulkan dari asam jerami sangat
memprihatinkan. Untuk menciptakan lingkungan dan kehidupan yang deimbang
sangat tergantung dari kegiatan manusia, sedangkan kegiatan manusia sangat
dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakatnya dalam mengelola dan
membina lingkungan itu. Berbicara masalah kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan harus diawali dari kesadaran keluarga. Bagaimana memlihara
kebersihan itu di dalam rumah kemudian berkembang ke hal yang lebih luas lagi
yaitu disekitarnya dan masyarakat luas. Apabila suasana dan tingkah laku
demikian sudah membudaya maka tinggal bagaimana mebudidayakan dan
mengelola lingkungan dengan wawaasan lingkingan.9

Jika tingkat kesaran dalam pengelolan lingkungan hidup sudah membudaya
pada tatanan masyarkat maka tinakan perusakan lingkungan dapat diminamalisir
bahkan dihilangkan. Pembakaran jerami ini dapat bertujuan untuk mempercepat
persiapan atau pengolahan tanah untuk masa tanam berikutnya dan di beberapa
daerah bahkan bertujuan untuk menghindari penyebaran hama dan penyakit
8 Ibid. hlm 18
9 Subagyo P. Joko, 2002, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, Jakarta, PT RINERKA CIPTA, hlm. 17

yang menyebar. Dengan tingginya intensitas pertanaman padi maka tidak lagi
tersedia waktu yang cukup untuk jerami melapuk di tanah. Namun demikian
pembakaran jerami mengakibatkan sebagian unsur hara hilang terutama unsurunsur hara mudah menguap (volatile) dan unsur hara lain yang menjadi tidak
tersedia bagi tanaman. Pembakaran jerami tidak hanya menjadi tradisi petani
padi sawah di Indonesia tetapi juga di banyak negara Asia penghasil padi lainnya
seperti China, Vietnam, Thailand, dan lain-lain. Pembakaran jerami tidak hanya
menyebabkan sebagian unsur hara hilang, tetapi juga polusi udara sekitar dan
gangguan kesehatan petani dan masyarakat sekitar. Hingga saat ini belum ada
informasi berupa hasil penelitian kehilangan unsur hara akibat pembakaran jerami
secara kuantitatif. Sementara itu, kehilangan unsur hara tanpa dibarengi oleh
pengembalian unsur-unsur tersebut ke dalam tanh akan mengakitabkan
ketidakseimbangan neraca hara dalam tanah sehingga akan menurunkan tingkat

kesuburan tanah dan berujung pada penurunan produksi dan produktivitas
tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
kehilangan unsur hara akibat pembakaran jerami.
Pembakaran jerami manimbulkan asap yang buruk bagi kesehatan manusia
seperti gangguan pernafasan yang disebabkan oleh asap tebal bekas pembakaran
jerami yang mengandung unsur CO2 yang artinya Carbon dioksida. CO2 sangat
berbahaya bagi manusia karena terdapat gas gas racun yang dapat menimbulkan
gangguan pernafasan. Selain itu juga dapat menimbulkan gangguan jarak
pandang atau penglihatan, sehingga dapat menganggu semua bentuk kegiatan di
luar rumah. Gumpalan asap yang pedas akibat pembakaran jerami yang
dilakukan oleh petani sangat merugkan masyarakat khususnya penggna jalan
yang melintas jalan raya Purwodadi-Penawangan, Penawangan-Godong, dan
Undaan-Klambu. Jalan utama lintas kabupaten tersebut memiliki intensitas
kepadatan yang tinggi. Para pengendara jalan raya Purwodadi-Penawangan,
Penawangan-Godong,
dan
Undaan-Klambu
selalu
memperlambat
laju

kendaraannya yang akan melintas jalan tersebut. Klakson dibunyikan untuk
memberi pringatan bagi pengendara lain. Akibatnya terjadi kemacetan di daerah
jalan yang berkabut tebal Karena pembakaran jerami disamping itu sempat juga
terjadi kecelakaan di jala Penawangan-Purwodadi.
Membakar jerami diareal persawahn ternyata menimbulkan efek-efek buruk
bagi lingkungan. Dengan membakar jerami padi kita berarti telah membakar
unsur hara yang terkandung dalam jerami tersebut. Sayang sekali unsur hara
yang seharusnya bisa menambahkan kesuburan tanah kita hanya kita buang siasia.Batang dan daun padi yang bisa menyuburkan tanah secara fisika (jika
membusuk akan menjadi humus, bahan organik atau C-organik) hanya akan
terbakar menjadi karbon atau arang. Jerami padi yang jika kita tanamkan ketanah
akan menjadi makanan mikroorganisme tanah jika kita bakar justru akan
membunuh mikroorganisme dipermukaan tanah. Secara perlahan namun pasti
pembakaran jerami akan menurunkan produktifitas tanah kita sehingga panen
kita semakin hari akan semakin menurun. Sebenarnya pembakaran jerami padi
adalah pemborosan bagi kita kaum petani. Karena jika kita mau mengembalikan
jerami padi kesawah tentunya pemupukan akan bisa kita kurangi, namun jika kita
bakar kita akan memerlukan biaya pupuk lebih banyak. Asap yang dihasilkan dari
pembakaran jerami akan mengakibatkan polusi/ pencemaran udara dan sekaligus
juga akan merusak ozon pelindung bumi. Pengembalian jerami padi kesawah akan

mengembalikan unsur hara Kalium ke tanah. Unsur kalium ini berfungsi sebagai
penguat dan pengeras bagian tanaman yang akan membantu ketahanan
tanaman dari serangan hama dan penyakit. Jika kita bakar terus-menerus tanpa
penambahan unsur hara K ketanah akan menyebabkan tanaman padi kita rentan
terserang hama dan penyakit.10
Mekanisme Penegakan Hukum Atas Kasus Pencemaran Lingkungan
Pembakaran Jerami
Dalam penegakan hokum lingkungan telah diatur segala bentuk
pelanggaran dan kejahatan, bagi pelaku baik yang dilakukan perorangan maupun
badan dengan cara pencegahan maupun penindakannya. Untuk penindakannya
ada bebrapa jenis instrument yang dapat diterapkan dan penerapannya
tergantung dari keperluannya, sebagai pertimbangan antara lain melihat dampak
yang ditimbulkan, jenis instrument yang dimaksut meliputi, tindakan
administratif, tindakan perdata, dan tindakan pidana.11
Sejak dikeluarkannya UUPPLH 2009 yang menggantikan UU No. 23 Tahun
1997 (selanjutnya disebut UUPPLH 1997), maka fungsi sebagai undang-undang
induk umbrella provisions melekat pada UUPPLH 2009. UUPPLH membawa
perubahan mendasar dalam pengaturan pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia.6 Jika dicermati terdapat beberapa perbedaan pengaturan antara
UUPPLH 1997 dan UUPPLH 2009. Pertama, UUPPLH 1997 merumuskan tindak
pidana sebagai tindakan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan
hidup (sebagaimana diatur dalam Pasal 41), sedangkan UUPPLH 2009
merumuskan tindak pidana yaitu sebagai tindakan yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup (sebagaimana diatur dalam Pasal 98).
Kedua, UUPPLH 1997 merumuskan pidana dengan pidana maksimum, sedangkan
UUPPLH 2009 merumuskan pidana dengan minimum dan maksimum. Ketiga,
UUPPLH 2009 mengatur mengenai hal-hal yang tidak di atur dalam UUPPLH 1997
yaitu di antaranya pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu (sebagaimana diatur
dalam Pasal 100), perluasan alat bukti, keterpaduan penegakan hukumpidana,
dan pengaturan tindak pidana korporasi.12
Dalam instrumen tindakan reprentif untuk menegakkan hokum lingkungan
tidak ada skala prioritas. Pada dasarnya setiap instrument mempunyai jangkauan
masing-masing dengan tujuan yang berskala proporsional, yaitu tergantung
kepentingan yang ingin diselesaikan. Berikut ini akan sedikit dijelaskan mengenai
penyelesain sengketa hidup melalui 3 instrumen:
1. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dengan cara administrasi
Pemberian izin lingkungan dan penjatuhan sanksi administrasi dikeluarkan
oleh pejabat dengan sebuah keputusan yang pada umumnya dalam bentuk
tertulis. Apabila keputusan-keputusan pejabat tersebut ditolak oleh perusahaan
Karena dipandang tidak tepat atau tidak berdasar hokum maka terjadilah
sengketa administrasi antara pengusaha dengan pejabat pemerintah. Selain itu
10 Purwaningsih, Henny,dkk. 2012. Rekayasa Biopolimer Jerami Padi dengan Teknik Kopolimerisasi Cangkok dan Taut
Silang. Jurnal Valensi. IPB. Vol 2:489-500.
11 Subagyo P. Joko, 2002, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, Jakarta, PT RINERKA CIPTA, hlm. 81
12 Kim, So Wong, Kebijakan hukum dalam upaya penegakan hokum lingkungan hidup. Jurnal Dinamika Hukum Vol. 13 No.
3 September 2013,417

sengketa administrasi juga dapat terjadi, apabila di dalam pemberian izin
lingkungan ternyata saat dilapangan izinnya terjadi tumpag tindih satu dengan
yang lainnya.
Sengketa administrasi termasuk sengeta TUN, Karena berdasarkan pasal 1
nomor 10 UU PTUN yang dimaksud sengketa TUN adalah senketa yang timbul
dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hokum perdata dengan
badan atau pejabat tata usaha negara, baik dipusat maupun didaerah,
sebagaimana akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk
sengketa kepegawaian berdararkan perundang-undangan yang berlaku. Yang
terjadi pada kasus lingkuangan hidup antara subjek hukuk dengan badan atau
pejabat usaha negara berdasarkan pasal 76 UU PPLH pemerintah berhak
menjatuhkan sanksi administrative yang berupa teguran tertulis, paksaan
pemerintah, pembekuan atau pencabutan izin lingkungan kepada perusahaan
yang ditemukan melanggar izin lingkungan. Dalam kasus pembakaran jerami saya
rasa tidak bias diselesaikan di pengadilan administrasi Karena saya tidak
menemukan peraturan peratan mengenai perizinan dari pembakaran jerami. 13
2. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dengan cara perdata
Pada prinsipnya gugatan ke pengadilan perdata dilakukan oleh pihak yang
merasa dirugikan Karena adanya kerusakan lingkungan. Dasarnya telah diketahui
bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai
bagian dari hak asasi manusia (pasal 65 ayat (1) UU PPLH). Warga masyarakat
yang terkena dampak akibat kerusakan lingkungan untuk dapat menggugat harus
orang yang benar-benar menderita kerugian, Karena tujuannya adalah untu
menuntut ganti kerugian. Disamping itu juga berhak menuntut pemulihan
lingkungan, supaya lingkungan lingkungan hidup menjadi pulih kembali seperti
sediakala. Akan tidak ada artinya jika ganti kerugian dapat dibayar, tetapi
lingkungan hidup rusak tidak dipulihkan, warga masyarakat disekitar akan tetap
menderita. Sengeketa perdata lingkungan hidup merupakan kompetensi absolut
pengadilan negeri yang mengadili perkara perdata umum.
Sampai sekaran belum dibentuk pengadilan khusus yang berwenan
mengadili perkara lingkungan hidup. Dalam kasus pembakaran jerami di daerah
Grobokan yang menyebabkan polusi masyarakat yang menderita dampak dari
pembakaran tersebut berhak untuk menuntut secara perdata di pengadilan
perdata umum untuk meminta ganti rugi. Dan tergugat disamping harus
membayar ganti rugi juga harus memulihkan lingkungan hidup.14
3. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dengan cara pidana
Pada peristiwa lingkungan hidup baik berupa pencemaran maupun
perusakan, meskipun sengketanya telah dapat diselesaikan melalui pengadilan
TUN dan pengadilan perdata, tetapi tidak menutup kemungkinan masih dapat
diselesaikan dengan pengadilan pidana, sepanjang perbuatan yang dilakukan oleh
pelaku mempunyai sifat jahat. Disamping itu, penyelesaian sengketa di kedua
pengadilan tersebut ditak dapat menghapuskan pidananya. Tindak pidana yang
diatur di dalam UU No. 32 Tahun 2009 bukan delik aduan melainkan sebagai delik
biasa. Konsekuensinya penyidik bersikap aktif dengan langsung melaksanakan
tugasnya untuk melakukan serangkaian tindakan seperti penangkapan dan
13 Ariefianto,Agung Harry. Penerapan sanksi administrasi pencemaran lingkungan hidup akibat kegiatan industry., Unnes
Law Jurnal Vol. 4 No. 1 2015
14 Supramono Gatot, 2013, Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Indonesia, Jakarta, PT RINERKA CIPTA, hlm. 58-59

penahanan kepada pelakunya tanpa menunggu pengaduan terlebih dahulu dari
pihak korban.
Untuk menyidik tindak pidana di bidang lingkungan hidup, pasal 94 (1) UU
PPLH menyebutkan, selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia,
pejabat negeri sipl tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas
dan tanggungjawabnya di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
diberi wewenang sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam hokum acara
pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana lingkungan hidup. Ada dua
penyidik yang berwenang yaitu penyidik Polri dan penyidik PNS bertugas
menyidik di bidang lingkungan hidup ( penyidik PNSLH.) Sejalan dengan system
peradilan pidana atau justice criminal system bahwa penanganan perkara pidana
tidak berada pada satu lembaga melainkan pada sejumlah lembaga yang saling
berurutan, yaitu perkara diproses mulai dari kepolisian, kejaksaan, dan kemudian
diputus oleh pengadilan. Dalam kasus pencemaran udara akibat pembaran jerami
ini bias diselesiakan secara pidana karena disamping mencemari udara juga
berakibat kecelakaan yang terjadi di jalan raya Penawangan-Purwodadi. 15
Kesimpulan
Dampak dari pembakaran jerami sisa panen padi di daerah Grobokan yang
mengakibatkan kabut tebal sangat membuat resah masyarakat khususnya
pengguna jalan karena letak sawah-sawh didekat jalan raya. Kabut tebal
membuat macen jalan karen pengguna jalan harus memperlambat laju motor
Karena terbatasnya jarak pandang. Sempat juga terjadi kecelakaan jalan
Penawangan- Purwodadi selain gangguan atas kelancaran lalu lintas juga
berdampak pada lingkungan hidup karen tinggal polusi dari pembakaran jerami
serta hilangnya unsur hara pada tanah Karena pembakaran jerami ini. Dalam
penegakan hokum lingkungan ada 3 instrumen yang bias dilakukan yaitu
tundakan administrative, tindakan perdata, dan tendakan pidana dalam kasus
pencemaran lingkungan Karena asab tebal dari pembakaran jerami ini menurut
saya tidak cocok jika diselesaikan dengan tindakan adminsitratif Karena saya
tidak menemukan peraturan-peraturan mengenai perizinan pembakaran jerami
apalagi penyelewengan atas perizinan. Saya berpendapat kasus ini sangat cocok
jika dilakukan tindakan perdata Karena hal ini banyak merugikan masyarakat
khususnya pengguan jalan. Karna memang dasarnya telah diketahui bahwa setiap
orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak
asasi manusia
( pasal 65 Ayat (1) PPLH). Dan juga kasus ini bias diselesaikan
juga dengan tindakan pidana karna selain mencemari lingkungan kasus ini juga
mengakibatkan orang kecelakkan. Kemudian karena tindak pidana yang diatur di
dalam UU No. 32 Tahun 2009 buakn delik aduan melainkan delik biasa seharusnya
penyidik bertindak aktif dengan langsung melaksanakan tugasnya seperti
penangkapan dan penahanan kepada pelakunya tanpa menunggu aduan terlebih
dahulu dari pihak korban.
Daftar Pustaka
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009TENTANG PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Subagyo, P. Joko, 2002. Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya.
Jakarta: PT RINERKA CIPTA
15 Supramono Gatot, 2013, Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Indonesia, Jakarta, PT RINERKA CIPTA, hlm. 124125

Supramono Gatot. 2013. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Indonesia.
Jakarta: PT RINERKA CIPTA
Purwaningsih, Henny,dkk. 2012. Rekayasa Biopolimer Jerami Padi dengan Teknik
Kopolimerisasi Cangkok dan Taut Silang. Jurnal Valensi. IPB. Vol 2:489-500.
Kim, So Wong. KEBIJAKAN HUKUM PIDANADALAM UPAYA PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN HIDUP. Jurnal Dinamika Hukum Vol. 13 No. 3 September
2013,417
Ariefianto,Agung Harry. Penerapan sanksi administrasi pencemaran lingkungan
hidup akibat kegiatan industry., Unnes Law Jurnal Vol. 4 No. 1 2015
Amalia, Zakki. “ Kabut Asap Jerami Ganggu Pengendara “ (Semarangmetro, 10
Juli, 2017)

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63