BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Kebutuhan Desain Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif menggunakan CEM - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Kebutuhan Desain Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif menggunakan CEM

Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab III, studi pendahuluan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara dan pemberian angket. Wawancara telah dilakukan kepada kepala UPT Dikdas LS Kecamatan Simo, mendapatkan hasil sebagai berikut: a) 20 dari 34 (59 %) SD negeri dan swasta di Kecamatan Simo telah menerapkan Kurikulum 2013, meskipun belum full dari kelas 1 sampai 6; b) Guru kurang menguasai cara mengembangkan pembelajaran tematik, sehingga masih

Guru hanya menggunakan Buku Guru dari pemerintah dan belum berinovasi mengembangkan sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Bahkan guru melaksanakan pembelajaran tematik masih lepas-lepas per mata pelajaran; c) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik adalah dengan cara mengirimkan guru dalam

perlu

ditingkatkan.

kegiatan pelatihan. Namun, kegiatan tersebut tergolong jarang sekali, karena hanya dilakukan 1 tahun sekali dan tidak semua guru dapat mengikuti; d) Pelatihan yang dilakukan selama ini bersifat top down, tidak didasari oleh kebutuhan guru dalam pembelajaran; e) Oleh karena pelatihan yang dilakukan selama ini bersifat top down, maka hasil yang diperoleh belum tentu sesuai dengan kebutuhan guru dalam hal pembelajaran. Pelatihan yang dilakukan selama ini sifatnya sosialisasi dengan alokasi waktu yang terbatas, sehingga belum melibatkan guru untuk menyusun sebuah produk yang menunjang pembelajaran tematik, misalnya merancang jaring tema dan subtema sesuai kondisi lingkungan siswa.

Angket yang diberikan kepada 20 guru kelas 4 SD di Kecamatan Simo terbagi menjadi dua komponen yaitu kegiatan pelatihan (6 aspek) dan kompetensi pedagogik guru (10 aspek). Hasil angket kegiatan pelatihan dipaparkan pada uraian berikut. Pada aspek keikutsertaan guru dalam pelatihan Kurikulum 2013, terdapat 11 (55%) dari 20 guru belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan Kurikulum 2013 dan 9 guru lainnya (45%) sudah pernah mengikuti. Aspek berikutnya yaitu penilaian terhadap kegiatan pelatihan yang dilakukan selama ini. 6 dari 11 guru yang pernah mengikuti pelatihan

(55%) menilai cukup dan 5 lainnya (45%) menilai baik.

pemahaman terhadap pembelajaran tematik, 11 guru (55%) menyatakan cukup dan 9 lainnya (45%) menyatakan paham terhadap pembelajaran tematik.

Pada

aspek

pengembangan pembelajaran tematik berbasis lingkungan, 20 guru (100%) menyatakan perlu dilakukan pengembangan pembelajaran tematik berbasis lingkungan. Pada aspek kebutuhan akan pelatihan, 19 guru (95%) menyatakan membutuhkan pelatihan dan 1 lainnya (5%) menyatakan tidak membutuhkan. Alasan yang ditulis adalah karena tinggal beberapa bulan lagi sudah pensiun. Selanjutnya, pada aspek kesediaan mengikuti pelatihan, terdapat 19 guru (95%) yang bersedia meluangkan waktu untuk kegiatan pelatihan dan 1 lainnya (5%) menyatakan tidak bersedia dengan alasan sudah hampir pensiun.

Komponen kedua yaitu kompetensi pedagogik guru. Rekapitulasi hasil angket kompetensi pedagogik guru dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Persentase Hasil Angket Kompetensi Pedagogik Guru

Aspek yang dinilai

TB

C B SB Std. UPT Gap

1. Pemahaman terhadap model 0% 65% 35% 0%

80% 45% desain pembelajaran tematik

B 2. Kemampuan memerinci kelebihan dan kelemahan

80% model desain pembelajaran

0% 35% 65% 0% B 15% tematik

3. Kemampuan memilih model 80% desain pembelajaran tematik

0% 50% 50% 0% B 30% 4. Keterampilan mentabulasikan

0% 30% 70% 0% 80% 10% SKL, KI, KD, dan Silabus

B 5. Keterampilan menyusun jaring 0% 65% 35% 0%

B 45% 6. Pemahaman terhadap model-

80% tema

80% model pembelajaran

0% 45% 55% 0% B 25% 7. Kemampuan memilih model- model pembelajaran

0% 45% 55% 0% 80% B 25% 8. Keterampilan merancang

0% 60% 40% 0% B 40% 9. Keterampilan menentukan

80% skenario pembelajaran

0% 65% 35% 0% 80% 45% teknik penilaian

B 10. Keterampilan menyusun instrumen penilaian

0% 75% 25% 0% 80% B 55%

Sumber: diolah dari hasil angket studi kebutuhan Ket: TB (tidak baik), C (cukup), B (baik), SB (sangat baik)

Tabel 4.1 di atas, merupakan komparasi hasil angket kompetensi pedagogik guru dengan standar UPT

sehingga nampak kesenjangannya. Pada aspek pemahaman terhadap model desain pembelajaran tematik, terdapat 13 guru (65%) yang menyatakan cukup dan 7 guru lainnya (35%) menyatakan memahami model desain pembelajaran

Dikdas

LS-Simo

dengan baik. Jika dibandingkan dengan standar UPT, yaitu setidaknya terdapat 16 guru (80%) yang menyatakan baik pada aspek yang dinilai, maka nampak kesenjangannya sebesar 45%.

tematik

Pada aspek kemampuan memerinci kelebihan dan kelemahan model desain pembelajaran tematik, terdapat 7 guru (35%) yang menjawab cukup dan 13 guru lainnya (65%) menyatakan baik dalam Pada aspek kemampuan memerinci kelebihan dan kelemahan model desain pembelajaran tematik, terdapat 7 guru (35%) yang menjawab cukup dan 13 guru lainnya (65%) menyatakan baik dalam

Aspek kemampuan memilih model desain pembelajaran tematik, jumlah guru yang menjawab cukup adalah sebanyak 10 guru (50%) dan 10 guru lainnya (50%) menyatakan memiliki keterampilan yang

model desain pembelajaran tematik. Jika dibandingkan dengan standar UPT, yaitu setidaknya terdapat 16 guru (80%) yang menyatakan baik pada aspek yang dinilai, maka nampak kesenjangannya sebesar 30%.

Pada aspek keterampilan mentabulasikan SKL, KI, KD, dan silabus, terdapat 6 guru (30%) yang menyatakan cukup dan 14 lainnya (70%) menyatakan memiliki keterampilan yang baik dalam mentabulasikan SKL, KI, KD, dan silabus. Jika dibandingkan dengan standar UPT, yaitu setidaknya

baik, maka kesenjanganya hanya adalah sebesar 10%. Pada aspek keterampilan menyusun jaring tema, terdapat 13 guru (65%) yang menyatakan cukup dan 7 guru lainnya (35%) menyatakan baik dalam menyusun jaring tema. Jika dibandingkan dengan standar UPT, yaitu minimal 16 guru (80%)

16 guru (80%)

menyatakan menyatakan

Pada aspek pemahaman terhadap model- model pembelajaran, terdapat 9 guru (45%) yang menjawab cukup dan 11 lainnya (55%) menyatakan memiliki pemahaman yang baik terhadap model- model pembelajaran. Jika dibandingkan dengan standar UPT, minimal 16 guru (80%) memiliki pemahaman yang baik terhadap model-model pembelajaran, maka kesenjangan yang nampak adalah sebesar 25%.

Pada aspek kemampuan memilih model-model pembelajaran, ada 9 guru (45%) yang menyatakan cukup dan 11 lainnya (55%) menyatakan baik dalam memilih model-model pembelajaran. Jika dibandingkan dengan standar UPT, yaitu minimal

16 guru (80%) menyatakan baik dalam memilih model-model

maka besar kesenjanganya adalah 25%. Pada aspek keterampilan merancang skenario pembelajaran, terdapat 12 guru (60%) yang menyatakan cukup dan 8 lainnya (40%) lainnya menyatakan baik dalam merancang skenario pembelajaran. Jika dibandingkan dengan standar UPT, yaitu minimal 16 guru (80%) menyatakan baik

pembelajaran, pembelajaran,

Pada aspek keterampilan menentukan teknik penilaian, terdapat 13 guru (65%) yang menyatakan cukup dan 7 lainnya (35%) menyatakan baik dalam menentukan teknik penilaian. Jika dibandingkan dengan standar UPT, yaitu minimal 16 guru (80%) menyatakan baik dalam menentukan teknik penilaian, maka kesenjangan yang nampak adalah sebesar 45%.

Pada aspek terakhir yaitu menyusun instrumen penilaian, terdapat 15 guru (75%) yang menyatakan cukup dan 5 lainnya (25%) menyatakan memiliki keterampilan yang baik dalam menyusun instrumen penilaian. Jika dibandingkan dengan standar UPT, yaitu minimal 16 guru (80%) menyatakan baik dalam menyusun instrumen penilaian, maka nampak kesenjangannya sebesar 55%.

4.1.2 Hasil Pengembangan Desain Pelatihan Pengembangan

Pembelajaran Tematik Integratif menggunakan CEM

Pengembangan langkah-langkah desain pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif

CEM disusun berdasarkan rambu-rambu kebutuhan guru dalam

SD

menggunakan menggunakan

Seperti telah dijelaskan pada Bab III, proses mendesain pelatihan CEM ini terdiri atas delapan tahap, yaitu (1) mengidentifikasi kebutuhan lembaga, (2) spesifikasi pelaksanaan pekerjaan, (3) mengidentifikasi

peserta, (4) menentukan tujuan, (5) memilih kurikulum, (6) menentukan strategi pembelajaran, (7) menentukan sumber-sumber pembelajaran, dan (8) melakukan pelatihan.

kebutuhan

Secara lebih spesifik, proses pengembangan desain pelatihan pengembangan pembelajaran tematik integratif untuk guru kelas 4 SD adalah sebagai

mengidentifikasi kebutuhan SD-SD di Kecamatan Simo yang sudah menerapkan

berikut.

Pertama,

2013, dalam hal meningkatkan kompetensi guru mengembangkan pembelajaran tematik integratif. Setelah identifikasi kebutuhan SD di Kecamatan Simo dilakukan, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk memastikan apakah telah ditemukan masalah dan kebutuhan akan program pelatihan. Secara garis besar, hasil evaluasi langkah pertama yaitu telah diketemukan

Kurikulum Kurikulum

Kedua, menspesifikasikan kinerja guru. Spesifikasi kinerja guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif dituangkan dalam bentuk Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

diambil dari Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Evaluasi pada tahap ini mendapatkan hasil bahwa pelatihan betul-betul dibutuhkan. Pada tahap kedua ini diperoleh umpan balik bahwa ada baiknya jika spesifikasi kinerja guru diambil semua dari 10 aspek yang terdapat pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007, tidak hanya 3 aspek saja.

Pada langkah ketiga, yaitu mengidentifikasi kebutuhan guru kelas 4 SD Kec. Simo menggunakan angket, ditemukan kesenjangan antara kompetensi guru faktual dengan kompetensi Pada langkah ketiga, yaitu mengidentifikasi kebutuhan guru kelas 4 SD Kec. Simo menggunakan angket, ditemukan kesenjangan antara kompetensi guru faktual dengan kompetensi

Keempat, menentukan tujuan pelatihan. Tujuan

pelatihan dirumuskan berdasarkan indikator yang telah dikembangkan dari SK dan KD pelatihan. Hasil evaluasi tahap empat ini menunjukkan bahwa tujuan pelatihan sudah sesuai dengan kebutuhan guru dan institusi. Namun agak rancu dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini terdapat masukan, yaitu sebaiknya dipisahkan antara tujuan pelatihan dan tujuan penelitian.

Kelima, memilih kurikulum. Materi pelatihan yang digunakan diadaptasi dari Kemendikbud dengan materi pokok berupa: a) Merancang Jaring Tema; b) analisis SKL, KI-KD, dan silabus pembelajaran tematik integratif; c) analisis model- model pembelajaran

tematik integratif dan merancang jaring tema; d) mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar; e) merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jaminan tematik integratif dan merancang jaring tema; d) mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar; e) merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jaminan

Langkah selanjutnya adalah memilih strategi pembelajaran. Pemilihan strategi pelatihan ini berupa aktivitas instruktur dan peserta pelatihan di konkretkan dalam bentuk silabus dan RPP pelatihan yang telah divalidasi oleh dua orang ahli desain pelatihan. Hasil evaluasi langkah enam ini menunjukkan bahwa strategi pelatihan telah disesuaikan dengan materi pelatihan dengan memperhatikan karakteristik peserta pelatihan. Hanya saja metode pembelajaran pada setiap RPP menggunakan metode yang sama. Umpan balik yang diterima yaitu sebaiknya metode yang digunakan berbeda-beda, sehingga peserta tidak mudah bosan.

Langkah berikutnya adalah menentukan sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan finansial. Sumber daya manusia pelatihan telah disiapkan, yaitu supervisor, instruktur, pengelola, Langkah berikutnya adalah menentukan sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan finansial. Sumber daya manusia pelatihan telah disiapkan, yaitu supervisor, instruktur, pengelola,

ruang pelatihan, soundsystem, ATK, dll. Evaluasi pada tahap ini telah dilakukan dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan finansial telah tersedia maka kegiatan pelatihan siap diimplementasikan. Sayangnya, instruktur pelatihan hanya ada 1, hal ini menyebabkan peserta bosan. Umpan balik yang diterima yaitu, jika memungkinkan, sebaiknya instruktur ditambah.

meliputi

Langkah yang terakhir adalah melaksanakan pelatihan. Evaluasi pelaksanaan pelatihan ini dipaparkan pada bagian hasil uji coba terbatas.

Secara lebih rinci hasil evaluasi dan umpan balik langkah-langkah CEM dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut. Tabel 4.2 Hasil Evaluasi dan Umpan Balik

Langkah-langkah CEM

Langkah 1

Pertanyaan Hasil Evaluasi Apakah

telah ditemukan Perancang telah menemukan permasalahan yang menjadi permasalahan yang menjadi kebutuhan kebutuhan sekolah?

sekolah, terkait kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif SD. Namun baru melibatkan kepala UPT saja belum melibatkan pihak sekolah untuk mengidentifikasi masalah, seperti kepala sekolah.

Apakah masalah dan Ya, masalah dan kebutuhan telah kebutuhan

dinyatakan dinyatakan secara tertulis. dengan jelas secara tertulis? Apakah sekolah dan UPTD Kebutuhan yang telah diidentifikasi telah

Dikdas telah menyetujui disetujui oleh pihak sekolah dan UPTD adanya

permasalahan Dikdas. tersebut? Apakah

disepakati bahwa Untuk meningkatkan kompetensi guru pelatihan adalah solusi yang dalam mengembangkan pembelajaran tepat

untuk memecahkan tematik integratif, guru tidak cukup masalah yang ditemukan? hanya diberi buku panduan kurikulum Jangan-jangan sudah bisa 2013.

disebabkan karena dipecahkan hanya dengan motivasi guru untuk belajar berbeda- kegiatan pengadaan buku- beda, sehingga tidak ada jaminan buku buku kurikulum 2013, tidak panduan kurikulum 2013 betul-betul perlu pelatihan.

Hal

itu

dipelajari oleh guru. Oleh karena itu, disepakati bahwa program pelatihan merupakan

solusi terbaik dari permasalahan yang ditemukan. Apakah

perlu dirancang Perlu dirancang program pelatihan untuk program

pelatihan untuk memetakan sumber daya dan dana yang mengatasi

permasalahan dibutuhkan. tersebut? Apakah telah ada keputusan Telah diputuskan oleh pihak sekolah dan khusus

untuk mulai UPTD Dikdas untuk mulai merancang merancang sebuah program pelatihan

rangka mengatasi pelatihan?

dalam

kebutuhan yang ditemukan. Program pelatihan

dirancang khusus untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Apakah

telah dilakukan Ya. Program pelatihan dirancang oleh perancangan yang melibatkan peneliti dan disetujui oleh pihak sekolah berbagai pihak dari sekolah dan UPTD Dikdas. dan UPTD Dikdas untuk merancang pelatihan? Umpan balik: semestinya identifikasi masalah tidak hanya dilakukan dengan kepala UPT saja, melainkan juga melibatkan kepala sekolah dasar di kecamatan Simo.

Langkah 2

Pertanyaan Hasil Evaluasi Menginjak tahap yang kedua, Dapat dilanjutkan

apakah perancangan program pelatihan sebagai solusi dari masalah yang muncul dapat dilanjutkan? Apakah

telah dilakukan Telah dilakukan spesifikasi kinerja guru telah dilakukan Telah dilakukan spesifikasi kinerja guru

bentuk Standar bentuk Standar Kompetensi Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pelatihan. Spesifikasi kinerja guru (KD)

dalam

pelatihan yang tersebut diambil dari Permendiknas diharapkan

16 tahun 2007, sehingga meningkatkan kinerja guru spesifikasi kinerja guru sesuai dengan dalam

dapat nomor

implementasi tuntutan pemerintah.

Kurikulum 2013? Apakah

guru yang telah guru dalam bentuk Standar dispesifikasikan

spesifikasi

kinerja Ya.

Kinerja

oleh perancang Kompetensi

(SK) dan selanjutnya didiskusikan dengan pihak Kompetensi

Dasar (KD) sekolah dan UPTD Dikdas, sehingga pelatihan telah disepakati oleh kinerja guru yang dispesifikasikan oleh pihak

sekolah dan UPTD perancang sesuai dengan harapan Dikdas?

sekolah dan UPTD Dikdas. Apakah

disepakati bahwa Telah disepakati bahwa pihak UPTD dan sekolah dan UPTD Dikdas sekolah bersedia mengalokasikan waktu bersedia

mengalokasikan untuk pelatihan dalam rangka waktu

untuk program memecahkan permasalahan guru. pelatihan? Umpan balik: alangkah baiknya jika 10 aspek yang terdapat dalam permendiknas nomor 16 tahun 2007 dispesifikasikan semua, tidak hanya

3 aspek saja.

Langkah 3

Pertanyaan Hasil Evaluasi Bagaimana

guru dilakukan dilakukan

cara

yang Identifikasi kebutuhan

untuk dengan cara pemberian angket dan tes mengidentifikasi

kepada guru yang menerapkan kurikulum kebutuhan masing-masing 2013. Selain itu juga dilakukan wawancara guru?

Apakah guru dengan pihak UPTD Dikdas terkait kinerja diberikan tes, wawancara, guru melaksanakan pembelajaran. angket atau yang lainnya? Jika

kebutuhan guru Jika kebutuhan guru terpenuhi, dan guru terpenuhi, apakah kinerja tersebut

mempunyai komitmen juga guru bisa lebih baik atau tanggungjawab,

dimungkinkan akan meningkat?

kinerja guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Jika

meningkatkan

kebutuhan guru Ya. Permasalahan yang dihadapi institusi terpenuhi,

apakah berakar dari permasalahan guru; jadi jika permasalahan

institusi permasalahan guru terpenuhi, akan akan terpecahkan?

berpengaruh terhadap institusi.

Seberapa penting dan Pentingnya kebutuhan guru untuk diatasi genting

permasalahan adalah karena kebutuhan guru merupakan kebutuhan guru tersebut akar dari permasalahan institusi (sekolah). untuk diatasi?

Jika kompetensi guru tidak dapat mencapai standar yang ditetapkan pemerintah, tentu akan menyebabkan pembelajaran tidak bermutu dan pada akhirnya berdampak pada output yaitu lulusan yang tidak berkompeten. Oleh karena itu, dipandang genting untuk segera mencari solusi terbaik dalam rangka mengatasi permasalahan guru, mengingat dampak yang ditimbulkan tidak hanya merugikan institusi tetapi juga siswa.

Untuk mengatasi Ya. Untuk memberikan pengetahuan dan kebutuhan guru, apakah keterampilan tentang cara mengembangkan pelatihan

merupakan pembelajaran tematik integratif tidak cukup solusi terbaik?

dengan

memberikan buku panduan

kurikulum

ataupun sosialisasi,

melainkan

perlu

diberikan pelatihan

sehingga

guru

dapat berlatih/praktik

mengembangkan

pembelajaran,

dengan instruktur, dan berdiskusi dengan teman sejawat. Apakah para guru yang Sejauh ini, guru yang memiliki kebutuhan memiliki kebutuhan untuk tentang cara mengembangkan pembelajaran dikembangkan

berkonsultasi

bersedia diberikan kompetensinya

kurikulum

tersebut pelatihan. Hal ini telah dinyatakan oleh bersedia dilatih?

masing-masing guru pada angket yang diberikan.

Umpan balik: jika memungkinkan, alangkah lebih baik analisis kebutuhan guru-guru dilakukan melalui tes.

Langkah 4

Pertanyaan Hasil Evaluasi Apakah

tujuan umum Ya, dapat. Sejauh ini pihak sekolah pelatihan yang dirumuskan maupun

belum pernah perancang

UPTD

pelatihan oleh pihak sekolah dan UPTD menggunakan

dapat

diterima menyelenggarakan

Critical Events Model Dikdas?

(CEM).

Jadi, melalui pelatihan ini diharapkan dapat menambah wawasan teoritis dan keterampilan praktis tentang Jadi, melalui pelatihan ini diharapkan dapat menambah wawasan teoritis dan keterampilan praktis tentang

Apakah tujuan khusus Ya, dapat; Karena perumusan tujuan pelatihan dapat diterima oleh pada program pelatihan ini didasari oleh pihak sekolah dan UPTD kebutuhan guru dan institusi. Dikdas? Apakah semua kebutuhan Ya. Kebutuhan institusi yang berakar institusi

dan guru telah dari kebutuhan guru telah tercermin tercermin dalam rumusan dalam

rumusan tujuan khusus tujuan?

meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif.

Adakah tujuan

pelatihan Tidak ada.

yang diprioritaskan? Apakah

rumusan tujuan Sinkron, karena indikator kinerja guru pelatihan

sinkron dengan dijabarkan dari tujuan pelatihan. indikator kinerja guru? Umpan balik: sebaiknya dibedakan antara tujuan pelatihan dengan tujuan penelitian. Perlu ada perbaikan pada tujuan umum dan khusus (sesuai catatan).

Langkah 5

Pertanyaan Hasil Evaluasi Bagaimana proses penyusunan Materi pelatihan disusun oleh perancang

materi pelatihan? Apakah pelatihan dengan mengadopsi materi dari disusun

oleh perancang Kemendikbud dan dari berbagai sumber pelatihan,

disusun oleh lain yang relevan dan mutakhir. instruktur, atau menggunakan materi dari Kemendikbud? Apakah

materi pelatihan Materi dikembangkan dari kebutuhan memenuhi tujuan yang telah yang tercermin dalam tujuan. Sehingga dirumuskan?

materi yang dikembangkan memenuhi tujuan yang telah dirumuskan. Namun materi terlalu banyak, mungkin bisa dibuat ringkas saja.

Jika materi pelatihan dikuasai Ya. oleh guru, apakah kebutuhan guru akan terpenuhi? Apakah

materi pelatihan Relevan. Materi pelatihan dikembangkan materi pelatihan Relevan. Materi pelatihan dikembangkan

kebutuhan guru telah terpenuhi, maka pada gilirannya akan meningkatkan kinerja guru.

Apakah materi pelatihan Relevan. Secara tidak langsung, materi relevan

dengan kebutuhan pelatihan yang dikembangkan relevan sekolah

kebutuhan sekolah. Pada kompetensi guru?

terkait

dengan dengan

dasarnya

materi pelatihan

dikembangkan

untuk memenuhi kebutuhan guru. Jika kebutuhan guru telah

dan kinerjanya meningkat, maka kebutuhan sekolahpun juga terpenuhi.

terpenuhi

Umpan balik: materi sebaiknya diringkas saja tidak usah terlalu banyak.

Langkah 6

Pertanyaan Hasil Evaluasi Apakah strategi atau metode Ya.

strategi atau metode pembelajaran

Pemilihan

dirancang pembelajaran disesuaikan dengan materi sesuai

dengan materi pelatihan. pelatihan? Apakah pemilihan strategi Dapat. Strategi pembelajaran telah dipilih pembelajaran

memperhatikan karakteristik direncanakan

yang dengan

dapat peserta pelatihan, lingkungan belajar, dan diterapkan dalam pelatihan?

kompetensi instruktur. Jika lesson plans atau RPP Ya. Jika lesson plans atau RPP pelatihan pelatihan

dilaksanakan, dilaksanakan diikuti dengan komitmen akankah tujuan pelatihan instruktur & peserta

pelatihan, juga dapat tercapai?

penguasaan materi oleh peserta pelatihan, maka tujuan pelatihan dapat tercapai.

Apakah lesson plans atau Ya. Lesson plans atau RPP pelatihan RPP

pelatihan mencerminkan kebutuhan guru. Misal: mencerminkan

kebutuhan guru belum mampu menyusun instrumen guru

yang telah penilaian sikap dan keterampilan, maka diidentifikasi?

pada lesson plans atau RPP pelatihan terdapat

dimana guru berkesempatan untuk berlatih, berdiskusi, dan berkonsultasi tentang cara menyusun instrumen

langkah

penilaian sikap dan

keterampilan.

Jika lesson plans atau RPP Ya. Jika lesson plans atau RPP pelatihan pelatihan

digunakan, digunakan dan kebutuhan guru telah digunakan, digunakan dan kebutuhan guru telah

pada kinerja guru.

Jika pelatihan dilakukan Ya. Jika pelaksanaan pelatihan berpedoman berpedoman pada

lesson pada lesson plans atau RPP yang telah plans atau RPP, apakah disusun dan tujuan pembelajaran dapat permasalahan institusi akan dicapai oleh guru, maka kebutuhan guru terpecahkan?

akan terpenuhi. Setelah kebutuhan guru terpenuhi maka permasalahan sekolahpun akan terpecahkan.

Umpan balik: sebainya metode pembelajaran dalam pelatihan berbeda- beda, sehingga peserta pelatihan tidak bosan.

Langkah 7

Pertanyaan Hasil Evaluasi Apakah sumber daya manusia, Tersedia,

yaitu Sumber Daya sumber daya fisik, dan finansial Manusia

(Supervisor, Instruktur, pelatihan tersedia?

Pengelola, dan Peserta); sumber daya fisik (ruang pelatihan, soundsystem, ATK); finansial (anggaran)

Siapakah yang akan

SD yang sudah instruktur

menjadi Pengewas

sertifikat sebagai memiliki

pelatihan?

Apakah mempunyai

Nasional. Instruktur memadai?

kompetensi

yang Instruktur

pelatihan

yang dipilih adalah instruktur yang berkompeten di bidang Kurikulum 2013

Akankah instruktur yang ditunjuk Bersedia. Sayangnya, instruktur bersedia memberikan pelatihan?

hanya satu, hal ini menimbulkan perasaan bosan bagi peserta.

Apakah instruktur diberikan Ya. Sebelum pelaksanaan pelatihan, pembekalan awal dari perancang instruktur mendapatkan pembekalan pelatihan

sebelum memulai awal dari perancang pelatihan agar pelatihan?

pelatihan dapat berjalan sesuai rancangan. Siapakah

pelaksanaan

yang akan menjadi Peserta pelatihan adalah guru-guru peserta pelatihan?

SD/MI

kelas 4 yang sudah menerapkan kurikulum 2013 (yang mempunyai

kebutuhan tentang pembelajaran tematik integratif) dan siap

mengimplementasikan hasil pelatihan di sekolah masing-masing. Akankah peserta yang ditunjuk Bersedia,

karena peserta yang bersedia mengikuti pelatihan?

ditunjuk

adalah guru yang adalah guru yang

Supervisor yang dipilih untuk dalam pelatihan? Apakah memiliki

meninjau perancangan dan kompetensi yang memadai?

pelaksanaan pelatihan adalah Ka.UPTD Dikdas yang telah berkompeten dalam hal pelatihan.

Akankah supervisor bersedia hadir Bersedia ketika pelaksanaan pelatihan? Apakah supervisor memerlukan Ya.

Supervisor mendapatkan instruksi awal dari

perancang instruksi awal dari perancang untuk pelatihan

pelaksanaan pelatihan pelatihan?

sebelum

meninjau meninjau

dengan

menggunakan instrumen

evaluasi.

Siapakah yang menjadi Pengelola/panitia pelatihan adalah pengelola/panitia

pelaksanaan beberapa staf UPTD Dikdas. pelatihan? Akankah pengelola/panitia yang Bersedia. ditunjuk bersedia melaksanakan tugasnya

ketika

pelaksanaan

pelatihan? Bahan-bahan

pelatihan apa Materi pelatihan, alat tulis kantor, sajakah yang perlu dipersiapkan?

tanda pengenal Apakah

bahan-bahan pelatihan Telah disiapkan telah disiapkan? Peralatan

pelatihan apasajakah LCD, proyektor, microphone yang perlu dipersiapkan? Apakah peralatan tersebut telah Telah disiapkan dipersiapkan? Sudahkah ada perkiraan dana Sudah, yaitu sebesar kurang lebih sebelumnya?

Rp. 4.000.000,- Apa saja yang termasuk dalam Sewa

gedung, honorarium anggaran?

instruktur,

transportasi peserta,

honorarium

supervisor, panitia,

konsumsi, dll.

Akankah pelatihan menggunakan Ya, telah dialokasikan secara detail. biaya secara efektif? Siapa yang akan dikenai biaya Perancang pelatihan (dalam rangka dalam pelatihan?

penelitian tesis) Apakah ada alternatif lain terkait Tidak ada anggaran? Setelah

mengevaluasi

beberapa Dapat.

aspek (dari langkah 1 sampai dengan

7), apakah rancangan 7), apakah rancangan

dapat

diimplementasikan? Umpan balik: Jika memungkinkan, Instruktur sebaiknya ditambah.

Langkah 8

Pertanyaan Hasil Evaluasi

a. Setelah melaksanakan pelatihan, Ya, sejauh ini telah memecahkan

apakah hasil pelatihan

institusi dan guru. memecahkan masalah

telah masalah

institusi namun keberhasilan ini harus dan guru?

ditindaklanjuti agar tidak

atau muncul permasalahan yang baru. b. Apakah ada kebutuhan untuk Tidak ada mengulangi pelatihan?

menurun

c. Jika program pelatihan perlu Tidak perlu diulang. diulang, modifikasi atau perbaikan seperti

menjawab kebutuhuan? Umpan balik: sebaiknya panitia tidak ada yang dating terlambat, hingga tugasnya harus diambil alih oleh panitia yang lainnya.

a. Tingkat Validitas dan Kualitas Produk Desain Pelatihan

Pembelajaran Tematik Integratif SD

Pengembangan

Draft awal desain pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif SD yang telah dikembangkan, selanjutnya dilakukan uji validasi ahli. Penilaian dilakukan oleh ahli desain pelatihan dan ahli materi pelatihan tentang pembelajaran tematik integratif SD. Validator ahli desain pelatihan adalah Prof. Dr. Slameto, M.Pd, guru besar Program Magister Manajemen Pendidikan UKSW Salatiga dan

Endang Purwaningsih, M.Pd kepala SDN 1 Simo- Boyolali. Sedangkan validator ahli materi pelatihan tentang pembelajaran tematik integratif SD adalah Dr. Mawardi, M.Pd, dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar - FKIP UKSW Salatiga dan Drs. Abdul Basith, M.Pd.I, kepala Madrasah Ibtidayah Pulutan-Salatiga.

1. Hasil Uji Tingkat Validitas Produk Desain Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif SD oleh Ahli

a) Tingkat Validitas Silabus dan RPP Pelatihan

Seperti telah dipaparkan pada Bab III, bahwa produk desain pelatihan akan divalidasi oleh ahli dengan menggunakan instrumen rubrik penilaian. Instrumen rubrik penilaian desain pelatihan ini mencakup dua komponen, yaitu komponen silabus (8 item) dan komponen Rencana Pelaksanaan Pelatihan (10 item). Dokumen rubrik penilaian otentik yang telah diisi oleh para ahli desain pelatihan dapat dilihat pada lampiran. Hasil penilaian para ahli terhadap desain pelatihan disajikan pada tabel 4.3 dan 4.4 berikut.

Tabel 4.3 Penilaian ahli desain pelatihan terhadap

silabus

Skor Ahli Re No

Aspek yang dinilai Desain rata 1 2

1. Kelengkapan identitas silabus 5 4 4.5 2. Kualitas perumusan Kompetensi

4 4 4 Dasar 3. Kualitas perumusan indikator

5 4 4.5 4. Relevansi antara KD, indikator,

4 4 4 materi dan evaluasi 5. Kualitas pengembangan materi

5 4 4.5 pelatihan 6. Kejelasan kegiatan pelatihan

4 4 4 7. Kesesuaian jenis dan deskripsi

3 4 3.5 bahan dengan materi 8. Ketepatan penentuan alokasi

4 4 4 waktu Jumlah skor

34 32 33 Skor Persentase

85% 80% 83% Sumber: diolah dari hasil penilaian ahli terhadap silabus

Hasil penilaian ahli desain pelatihan terhadap silabus seperti pada tabel 4.2, nampak bahwa persentase skor dari ahli 1 sebesar 85%, ahli 2 sebesar 80%, dan rata-rata dari kedua ahli adalah 83%. Berdasarkan kategori hasil uji validasi ahli seperti telah dipaparkan pada Bab III, maka skor persentase dari ahli 1, ahli 2, dan rerata kedua ahli masuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa

Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif SD berupa silabus ini layak untuk diujicobakan secara terbatas.

desain

pelatihan

Tabel 4.4 Penilaian ahli desain pelatihan

terhadap RPP

Skor Ahli Re No.

Aspek yang dinilai Desain rata 1 2

1. Kelengkapan komponen RPP (SK, 4 4 4

KD, tujuan, metode, langkah- langkah pembelajaran, sumber dan bahan belajar, penilaian)

2. Kesesuaian rumusan tujuan 4 4 4 dengan indikator 3. Ketepatan perumusan tujuan

4 4 4 dalam mencapai kompetensi 4. Cakupan materi

4 4 4 5. Kejelasan skenario pelatihan

5 4 4.5 6. Urutan langkah-langkah

5 4 4.5 pembelajaran 7. Ketepatan metode pembelajaran

3 4 3.5 8. Kesesuaian pemilihan alat dan

3 4 3.5 bahan dengan metode pelatihan 9. Ketepatan penentuan alokasi

3 4 3.5 waktu dengan materi 10. Kesesuaian teknik penilaian

4 3 3.5 dengan indikator Jumlah Skor

39 39 39 Skor persentase

78% 78% 78% Sumber: diolah dari hasil penilaian ahli terhadap RPP

Data pada tabel 4.3 di atas merupakan hasil penilaian ahli desain pelatihan terhadap RPP. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa persentase skor dari ahli 1 dan ahli 2 sebesar 78%, dan rata-rata penilaian dari kedua ahli sebesar 78%. Berdasarkan kategori hasil uji validasi ahli, maka ketiga skor persentase tersebut masuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa desain pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif SD berupa RPP ini dapat diujicobakan secara terbatas.

Disamping memberikan penilaian terhadap silabus dan RPP pelatihan, para ahli desain pelatihan juga memberikan saran-saran untuk perbaikan. Saran-saran yang diberikan oleh ahli desain pelatihan 1 adalah sebagai berikut:

a) Perbaiki lembar evaluasi setiap langkah CEM, agar menggambarkan bahwa setiap langkah CEM dikritisi oleh supervisor.

b) Lengkapi desain pelatihan dengan panduan instruktur, panduan peserta, panduan pengelola, dan panduan supervisor.

c) Tambahkan metode pelatihan pada RPP.

d) Tambahkan jaminan keberhasilan implementasi pelatihan.

e) Gunakan istilah secara konsisten “model pelatihan” atau “desain pelatihan”.

f) Perbaiki kata pengantar. Saran-saran yang diberikan oleh ahli desain pelatihan 2 adalah sebagai berikut:

a) Sebaiknya tulisan Madrasah Ibtidaiyah dihapus saja karena UPT hanya mengelola SD Negeri dan Swasta.

b) Sinkronkan antara indikator dengan instrumen penilaian yang disusun.

c) Perbaiki lembar evaluasi setiap langkah CEM, gunakan kata-kata yang operasional, sehingga supervisor dapat menilai dengan mudah.

d) Perbaiki penulisan “UPTD Dikdas Kecamatan Simo”, yang tepat adalah “UPT Dikdas LS Kecamatan Simo”.

e) Bedakan dan perbaiki rumusan tujuan umum dan khusus. Sebaiknya tujuan penelitian tidak perlu dimasukkan pada tujuan pelatihan.

b) Tingkat Validitas Materi Pelatihan

Produk materi pelatihan tentang pembelajaran tematik integratif SD, divalidasi menggunakan instrumen berupa rubrik penilaian. Instrumen tersebut terdiri dari 25 item pernyataan. Dokumen rubrik penilaian otentik yang telah diisi oleh para ahli materi pembelajaran tematik integratif dapat dilihat pada lampiran. Pada tabel 4.4 berikut disajikan hasil penilaian para ahli materi pembelajaran tematik integratif.

Tabel 4.5 Penilaian Ahli Materi Pembelajaran Tematik

Integratif

Skor Ahli Re No

Aspek yang dinilai Desain rata 1 2

1. Kesesuaian materi dengan 5 5 5 indikator 2. Kesesuaian kedalaman materi

4 4 4 dengan indikator 3. Kesesuaian keluasan materi

5 4 4.5 dengan indikator 4. Materi yang dikembangkan

4 4 4 mendorong rasa ingin tahu guru 5. Materi yang dikembangkan akan 4 4 4 mendorong rasa ingin tahu guru 5. Materi yang dikembangkan akan

6. Keakuratan fakta atau data yang 3 4 3.5 digunakan 7. Keakuratan konsep atau definisi

4 4 4 yang digunakan 8. Keakuratan prinsip atau

4 4 4 pernyataan kaidah yang digunakan

9. Keakuratan prosedur yang 4 4 4 digunakan 10. Keakuratan ilustrasi, gambar, dan

5 4 4.5 diagram 11. Keakuratan istilah yang

5 4 4.5 digunakan 12. Relevansi materi dengan

4 4 4 perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru.

13. Kemutakhiran contoh kasus yang 3 4 3.5 digunakan 14. Kemutakhiran sumber pustaka

4 4 4 15. Kemutakhiran foto/gambar yang

5 4 4.5 digunakan 16. Keruntutan materi

4 4 4 17. Kualitas gambar dalam materi.

5 4 4.5 18. Ketepatan ukuran gambar dalam

4 4 4 materi 19. Ketepatan struktur kalimat

4 5 4.5 20. Keefektifan kalimat

4 5 4.5 21. Kebakuan istilah

4 4 4 22. Kemudahan informasi/pesan

4 5 4.5 untuk dipahami 23. Keterpaduan antarparagraf

4 5 4.5 24. Kekonsistenan dalam penggunaan

4 5 4.5 istilah 25. Kekonsistenan dalam

4 5 4.5 menggunakan tanda baca Jumlah Skor

104 107 106 Skor persentase (%)

83% 86% 85% Sumber: diolah dari hasil penilaian ahli terhadap materi

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa skor persentase penilaian ahli 1 sebesar 83%, dan ahli 2 sebesar 86%. R ata-rata skor persentase kedua ahli adalah 85%. Berdasarkan kategori hasil uji validasi ahli, skor persentase penilaian ahli 1, ahli 2, dan rata-rata ahli 1 dan 2 masuk pada kategori sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa materi pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif SD berupa RPP ini layak untuk diujicobakan secara terbatas.

Disamping memberikan penilaian terhadap materi pelatihan, ahli materi 1 juga memberikan saran-saran untuk perbaikan. Namun ahli materi 2 tidak memberikan saran pada penilaian. Adapun saran-saran yang diberikan oleh ahli materi 1 adalah sebagai berikut: Unit 1:

a) Perlu kecermatan dalam editing penomoran. Lihat h alaman 59. … F. Penilaian …, mulai angka 5, seharusnya 1.

b) Perbaiki kutipan halaman 63 “Tim Pengembang

PGSD (1997)” dengan mengecek sumbernya.

c) Tambahkan contoh-contoh jaring tema yang dikembangkan pemerintah maupun guru untuk c) Tambahkan contoh-contoh jaring tema yang dikembangkan pemerintah maupun guru untuk

d) Perbaiki tata tulis. Lihat halaman 66 Langkah- langkah mendesain pembelajaran Ayu Tia Wilis, tidak ada angka 2-nya.

e) Lengkapi

dalam bentuk PowerPoint. Unit 2:

dengan

materi

a) Perbaiki pengetikan dan editing. Lihat halaman

71, F. Teknik Penilaian Indikator 8.2, 8.3, dst.

b) Tambahkan contoh hasil tabulasi analisis SKL, KI, KD, dan Silabus.

c) Perbaiki halaman 77. Analisis SKL, KI, KD, dan

Silabus bagian D. petunjuk no.1 dan 2 sama.

d) Tambahkan materi dalam bentuk PowerPoint. Unit 3:

a) Perbaiki pengetikan/penomoran halaman 80. F. No. 5.5, dst.

b) Perbaiki kalimat pada paragraf pertama halaman

81, terdapat lompatan ide.

c) Tambahkan

pengembangan implementasi model pembelajaran.

contoh

hasil

d) Halaman 88 kolom kegiatan pembelajaran sebaiknya sintak modelnya, bukan struktur RPP.

e) Tambahkan materi dalam bentuk PowerPoint.

Unit 4:

a) Perbaiki pengetikan halaman 91. F.

b) Tambahkan

pengembangan instrumen penilaian yang dibuat oleh guru SD, khususnya ranah sikap.

contoh

hasil

c) Tambahkan materi dalam bentuk PowerPoint. Unit 5:

a) Perbaiki editing dan tata tulis.

b) Halaman 114, dst. No. 5. Mengidentifikasi dan Mengembangkan … nomornya 5 atau e?

c) Tambahkan contoh RPP hasil kerja guru SD.

d) Tambahkan materi dalam bentuk PowerPoint.

Pembelajaran Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif SD

2. Revisi Produk

Desain

Hasil uji validasi ahli desain pelatihan pengembangan pembelajaran tematik integratif secara keseluruhan sudah valid dan dapat diujicobakan secara terbatas. Meskipun hasil uji validasi sudah valid dan layak diujicobakan, namun harus tetap dilakukan perbaikan pada beberapa aspek yang disarankan oleh ahli seperti yang telah dipaparkan pada Subbab sebelumnya. Berikut dipaparkan hasil revisi desain pelatihan; secara Hasil uji validasi ahli desain pelatihan pengembangan pembelajaran tematik integratif secara keseluruhan sudah valid dan dapat diujicobakan secara terbatas. Meskipun hasil uji validasi sudah valid dan layak diujicobakan, namun harus tetap dilakukan perbaikan pada beberapa aspek yang disarankan oleh ahli seperti yang telah dipaparkan pada Subbab sebelumnya. Berikut dipaparkan hasil revisi desain pelatihan; secara

1) Revisi Silabus dan RPP Pelatihan Berikut adalah hasil revisi silabus dan RPP

pelatihan yang telah dilakukan.

a) Lembar evaluasi setiap langkah CEM telah direvisi sehingga menggambarkan bahwa setiap langkah CEM dikritisi oleh supervisor.

b) Produk telah dilengkapi dengan panduan instruktur,

panduan peserta, panduan pengelola, dan panduan supervisor.

c) Pada RPP setiap sesi pelatihan telah ditambahkan metode pembelajaran yaitu ceramah,

diskusi, dan presentasi.

tanya

jawab,

d) Telah ditambahkan jaminan keberhasilan implementasi pelatihan.

e) Telah

sehingga konsisten menggunakan “desain pelatihan”.

direvisi

f) Kata pengantar telah diperbaiki.

g) Telah direvisi dengan menghapus tulisan Madrasah Ibtidaiyah.

h) Indikator telah direvisi sehingga sinkron dengan instrumen penilaian.

i) Lembar evaluasi langkah CEM telah diperbaiki dengan

kata-kata yang operasional. j) Penulisan “UPTD Dikdas Kecamatan Simo”, telah diganti dengan “UPT Dikdas LS Kecamatan Simo”.

menggunakan

k) Telah direvisi rumusan tujuan khusus dan umum serta telah dihapus tujuan penelitian yang ada pada tujuan pelatihan.

2) Revisi Materi Pelatihan

a. Telah diperbaiki editing pengetikan dan penomoran hal. 59 pada bagian F. Penilaian dimulai angka 1; tata tulis pada hal. 66; petunjuk lembar kerja peserta pada hal. 77 pen omoran pada hal. 114 “e”; penomoran pada hal. 80; pengetikan pada hal. 91 F; dst.

kutipan “Tim Pengembang PGSD (1997)” diganti dengan sumber yang lebih mutakhir yaitu “Mawardi dan Bambang S. Sulasmono (2011: 96)”.

b. Telah

direvisi

sumber

c. Telah ditambahkan contoh jaring tema yang dikembangkan oleh pemerintah.

d. Telah ditambahkan contoh hasil tabulasi analisis SKL, KI, KD, dan Silabus.

e. Kalimat pada paragraf pertama halaman 81 telah direvisi sehingga sudah tidak ada lompatan ide.

f. Telah

contoh hasil pengembangan

ditambahkan

implementasi model pembelajaran.

g. Kegiatan pembelajaran telah diganti dengan sintak model.

contoh hasil pengembangan instrumen penilaian yang dibuat oleh guru SD, khususnya ranah sikap.

h. Telah

ditambahkan

i. Telah ditambahkan contoh RPP hasil kerja guru SD. j. Telah dilengkapi dengan materi dalam bentuk PowerPoint pada setiap Unit.

b. Hasil Uji Coba Terbatas

1. Deskripsi Kompetensi Pedagogik Guru

Uji coba lapangan terbatas dilakukan dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh peneliti bekerjasama dengan UPT Dikdas LS Kecamatan Simo. Instruktur pelatihan adalah Sutriyono, S.Pd. MM dan satu orang supervisor sebagai pengamat, yaitu Ali Mahmud, S.Pd. Peserta yang dilibatkan Uji coba lapangan terbatas dilakukan dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh peneliti bekerjasama dengan UPT Dikdas LS Kecamatan Simo. Instruktur pelatihan adalah Sutriyono, S.Pd. MM dan satu orang supervisor sebagai pengamat, yaitu Ali Mahmud, S.Pd. Peserta yang dilibatkan

Pelaksanaan uji coba terbatas dilakukan pada tanggal 20 dan 23 November 2017. Alokasi waktu adalah 16 jam tatap muka dan 16 jam tugas mandiri tanpa tatap muka. Proses pelatihan pengembangan pembelajaran tematik integratif berpedoman pada RPP yang telah disusun. Kegiatan ujicoba meliputi pretes untuk mengukur kompetensi pedagogik guru sebelum pelatihan, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, serta postes untuk mengukur kompetensi pedagogik guru setelah pelatihan.

Pada kegiatan pendahuluan, instruktur menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi, aktivitas pembelajaran, produk yang diharapkan, dan teknik penilaian. Selanjutnya pada kegiatan inti, instruktur memaparkan materi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Instruktur

contoh cara mengerjakan tugas pada setiap sesi. Setelah itu instruktur menginisiasi peserta pelatihan untuk membentuk kelompok dan mengerjakan tugas setiap sesi. Tugas yang dikerjakan pada saat sesi berlangsung tidak harus selesai semua dan dapat

juga

memberikan memberikan

Pada kegiatan penutup, peserta melakukan refleksi terhadap proses belajarnya dan instruktur menginisiasi peserta untuk melanjutkan tugasnya secara mandiri tanpa tatap muka.

Selama peserta mengerjakan tugas mandiri, peserta dapat berkonsultasi dengan instruktur via email. Kegiatan uji coba pelatihan ini diakhiri dengan postes untuk mengukur kompetensi pedagogik guru setelah melakukan pelatihan. Tabel

4.5 berikut \memaparkan data hasil pretes dan postes guru.

Tabel 4.6 Data Hasil Pretes dan Postes

Skor Gain No

Inisial

Skor

Peserta Pretes Postes Skor Pelatihan

1. W 60 83 23 2. S

70 76 6 3. HD 56 76 20 4. AS

66 80 14 5. II 70 86 16

6. R 70 76 6 7. SL

63 80 17 8. P

76 86 10 9. IB 70 83 13

10. SH 63 80 17 Rerata

Sumber: diolah dari hasil pretes dan postes Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa

pada rerata skor pretes kompetensi guru sebesar 66, skor minimal 56 dan maksimal 76. Pada kolom postes, rerata kompetensi guru mencapai 81, dengan skor minimal 76 dan maksimal 86.

2. Hasil Uji Wilcoxon

Pada bagian Bab III telah dipaparkan bahwa untuk melihat ada tidaknya peningkatan kompetensi pedagogik guru, khususnya dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif di SD, dilakukan uji Wilcoxon. Tabel 4.6. berikut memaparkan

uji Wilcoxon menggunakan bantuan program SPSS. Tabel 4.7 Hasil Uji Wilcoxon

Mean Sum of

Rank Ranks sesudahpelatihan - Negative

.00 .00 sebelumpelatihan

0 (a)

Ranks Positive

10 (b)

Ranks Ties

0 (c)

Total Total

Test Statistics (b)

Sesudahpelatihan - sebelumpelatihan

Z -2.807 (a) Asymp. Sig. (2-tailed)

.005 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Hasil uji Wilcoxon seperti dalam Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa:

1) negative rank atau selisih negatif antara pretes (skor tes sebelum pelatihan) dengan postes (skor tes sesudah pelatihan) adalah 0, artinya tidak ada penurunan dari hasil pretes ke postes;

2) positive ranks atau selisih positif antara pretes adalah 10, artinya ke-10 peserta pelatihan mengalami peningkatan kompetensi pedagogik, khususnya dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif di SD. Mean rank positif atau rata-rata peningkatan tersebut sebesar 5,50, sedangkan Sum of Ranks atau jumlah ranking sebesar 55,00;

3) Ties, yaitu kesamaan skor pretes dan postes adalah 0, artinya tidak ada skor yang sama antara pretes dan postes.

Pada ouput tentang Test Statistics diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,005 dan nilai Z sebesar -2,807. Lazimnya dasar pengambilan keputusan uji Wilcoxon berbantuan program SPSS adalah menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,005, dimana apabila nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) < 0,05 maka H 0 ditolak dan H a diterima, sebaliknya apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05

maka H 0 diterima dan H a ditolak.

Jika dirumuskan hipotesis:

H 0 : M -setelah pelatihan ≤M -sebelum pelatihan Median kompetensi pedagogik guru SD

dalam

pembelajaran tematik integratif setelah pelatihan lebih rendah atau sama dengan sebelum pelatihan.

mengembangkan

H a : M -setelah pelatihan >M -sebelum pelatihan Median kompetensi pedagogik guru SD

dalam

pembelajaran tematik integratif setelah pelatihan lebih tinggi dibandingkan sebelum pelatihan.

mengembangkan

Oleh karena hipotesisnya menghendaki uji satu sisi (one-tail) maka nilai probabilitas 0,005 harus dibagi dua, sehingga diperoleh nilai 0,005/2 =

0,0025. Nilai 0,0025 ini ternyata < 0,05, maka H 0 ditolak dan H a diterima. Artinya kompetensi pedagogik guru SD dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif setelah pelatihan lebih tinggi dibandingkan sebelum pelatihan.

c. Deskripsi Keterlaksanaan dan Keterterimaan Pelatihan

keterlaksanaan pelatihan pengembangan pembelajaran tematik integratif diperoleh berdasarkan rubrik penilaian yang diberikan kepada supervisor. Rubrik penilaian keterlaksanaan pelatihan tersebut terdiri dari 18 item pernyataan.

Data

penilaian tentang

Tabel 4.8 Data Hasil Penilaian Keterlaksanaan Pelatihan

Skor Komentar No.

Pernyataan 1 2 3 4 5

dan Saran 1. Penjelasan pra pelatihan

2. Menjawab pertanyaan

perserta 3. Pemahaman terhadap tujuan

pelatihan 4. Pemahaman terhadap silabus

dan Lesson Plans Pelatihan 5. Pemahaman terhadap Lesson

Plans Pelatihan 6. Penguasaan materi pelatihan

7. Kejelasan penyajian materi

8. Membantu peserta

memahami konsep/materi 9. Mmemberikan kesempatan memahami konsep/materi 9. Mmemberikan kesempatan

informasi tambahan 11. Mendorong peserta berpikir

kritis, memecahkan masalah, dan memotivasi secara perorangan

12. Menciptakan suasana belajar

yang kondusif 13. Pengelolaan proses pelatihan

sesuai rencana (lesson plans) 14. Perlakuan terhadap peserta

15. Bimbingan kepada peserta

16. Pemberian evaluasi dan

umpan balik 17. Pemberian pretes dan posttes

18. Pemberian umpan balik

terhadap tugas-tugas Skor total

76 Skor Persentase

Sumber: diolah dari hasil penilaian keterlaksanaan pelatihan

Berdasarkan data pada tabel 4.8, skor total hasil penilaian supervisor terhadap keterlaksanaan pelatihan adalah 76, skor persentasenya adalah sebesar 84%. Berdasarkan kategori hasil evaluasi keterlaksanaan pelatihan, skor persentase tersebut masuk kategori sangat tinggi. Artinya bahwa tingkat kualitas pelaksanaan pelatihan berada pada kategori sangat tinggi.

Tabel 4.9 Data Hasil Penilaian Keterterimaan Pelatihan Peserta Jumlah skor Persentase

91 % Sumber: diolah dari data hasil penilaian peserta terhadap pelatihan

Bedasarkan data pada tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa skor rerata penilaian peserta terhadap pelatihan

pengembangan pembelajaran tematik integratif menggunakan CEM sebesar 123, dengan rerata skor persentase sebesar 91%. Jika dibandingkan dengan kategori keterterimaan pelatihan seperti diuraikan pada Bab 3, maka skor persentase tersebut masuk kategori sangat tinggi. Artinya bahwa tingkat keterterimaan pelatihan pengembangan pembelajaran tematik integratif menggunakan CEM berada pada tingkatan sangat tinggi.

4.2. Pembahasan

Seperti telah dipaparkan pada bagian Bab II kajian pustaka dan bab IV bagian hasil penelitian, bahwa desain pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik

Integratif menggunakan CEM ini dikembangkan dari teori Nadler (1988: 1). Nadler sendiri menegaskan bahwa pelatihan CEM terbukti

Dokumen yang terkait

2.1 Praktik Kerja Industri 2.1.1 Pengertian Praktik Kerja Industri (Prakerin) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 3 Salatiga

0 0 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah SMK Negeri 3 Salatiga merupakan SMK Negeri - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 3 Salatiga

0 0 58

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 3 Salatiga

1 2 61

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaranan Biologi di SMA Negeri 1 Waingapu

1 1 10

1.1 Kurikulum 2013 1.1.1 Pengertian Kurikulum - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaranan Biologi di SMA Negeri 1 Waingapu

1 3 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaranan Biologi di SMA Negeri 1 Waingapu

1 0 68

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaranan Biologi di SMA Negeri 1 Waingapu

1 2 133

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Mengembangkan Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Critical Events Model

0 1 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Integratif a. Hakikat Pembelajaran Tematik Integratif - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Mengem

0 0 53

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Mengembangkan Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Critical Events Model

0 2 32