GERAKAN RAWAT BUMI JAGA PANGAN SEBAGAI B
Gerakan “Rawat Bumi, Jaga Pangan” sebagai Bentuk Revitalisasi
Peduli Pangan Indonesia di Era Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) 2015
Andi Sitti Rohadatul Aisy
Universitas Hasanuddin
Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepuasannya
telah menurunkan kualitas dan kesehatan Planet Bumi. Keserakahan manusia
memberikan tekanan yang melewati batas daya dukung lingkungan. Belum lagi
jumlah penduduk bumi yang terus bertambah, menyebabkan persaingan sesama
manusia untuk mendapatkan sumber daya agar bertahan hidup mendorong
terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.
Fenomena perubahan iklim mendorong kehidupan di muka bumi menjadi
sangat rentan terhadap ketersediaan pangan, air, dan energi yang berkecukupan
dan berkelanjutan. Melihat pergeseran akhlak dan moral manusia yang semakin
parah, maka akan ada kemungkinan bahwa kesadaran untuk menghargai dan
menyayangi bumi sebagai tempat bertumpu pun tergerus sama sekali, alih-alih
menjaga dan merawat lingkungan—bahkan dengan segala macam produk
teknologi yang membahayakan alam—ada orang-orang yang dengan seenaknya
dan tanpa memikirkan akibat jangka panjangnya, yang secara sengaja melakukan
kerusakan terhadap lingkungan alam. Padahal, sebagai makhluk yang mempunyai
kemampuan yang melebihi dari makhluk lain di alam ini, manusia seharusnya
mendayagunakan kemampuannya untuk menjaga dan memelihara ekosfer dan
ekosistem?
Sekitar satu dekade terakhir, isu kerusakan lingkungan telah mulai gencar
disuarakan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Hal ini terjadi karena
dampak kerusakan hutan akibat pembalakan liar ( illegal logging), pembukaan
lahan untuk pertanian, tempat tinggal dan kawasan industri. Selain itu penggunaan
bahan bakar yang dapat menyebabkan terbentuknya gas-gas panas yang tidak
dapat keluar dari lapisan atmosfer juga menjadi catatan kelam tersendiri dalam
daftar panjang kerusakan lingkungan udara saat ini. Semua ini pada akhirnya
1
mengerucut
pada budaya
manusia dalam
memandang,
menyikapi dan
memperlakukan alam dan lingkungan hidupnya.
Berbicara mengenai bumi, alam, dan keberlangsungan hidup, maka tentu
pula kita berbicara mengenai sektor pangan – mencakup tanaman bahan makanan,
peternakan, holtikultura, perkebunan, perikanan dan perhutanan merupakan satu
dari tiga sektor yang penting dalam pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia
selain sandang dan papan. Pangan yang baik berdampak pada peningkatan mutu
dan kualitas kesehatan dan kesejahteraan manusia yang pada akhirnya mampu
meningkatkan tarap kebahagiaan hidup manusia itu sendiri. Pentingnya sektor
pangan tersebut tidak dapat dipandang sebelah mata, sehingga membutuhkan
perhatian yang serius dari berbagai pihak baik pemerintah dalam hal ini
stakeholder dalam bidang-bidang yang terkait sektor pangan maupun dari
kalangan masyarakat dan pihak swasta. Sehingga sektor pangan senantiasa
berkembang dan berkontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
Indonesia sebagai negara agraris mendapatkan tantangan yang sangat berat
berkaitan dengan kebijakan bidang pangan dan pertaniannya. Dalam konteks
makro, kementerian pertanian mengklasifikasikan beberapa masalah serius yang
dihadapi dalam rangka pembuatan rencana strategi pembangunan pertanian 201520191. Selain masalah-masalah pangan di atas pemerintah juga telah memiliki
beberapa tantangan yang harus diperhatikan di atasnya terkait dengan perubahan
iklim, kondisi perekonomian global, hingga gejolak harga pangan global. Di
samping memasuki pada era Asean Economic Community (AEC) tentu hal
tersebut menuntut jurus-jurus jitu dari semua bidang termasuk pangan dan
lingkungan hidup.
Terkait dengan solusi atas permasalahan di atas, Kementerian Pertanian
dalam rencana strategi pembangunannya memfokuskan rencana pembangunannya
pada lima isu utama diantaranya 1) kecukupan produksi komoditas strategi (padi,
jagung, kedelai, tebu, sapi, cabe dan bawang merah) serta pengurangan
ketergantungan impor, 2) peningkatan daya saing produk di dalam negeri sebagai
antisipasi diberlakukannya AEC, 3) pemantapan dan peningkatan daya saing
1
Lihat Kementerian Pertanian. 2014. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019. (online)
http://www.pertanian.go.id/eplanning/tinymcpuk/gambar/file/PaparanKaroPerencanaan.pdf. diakses
tanggal 13 April 2016.
2
produk pertanian di dunia internasional, 4) diversifikasi pangan untuk mengurangi
konsumsi beras dan tepung terigu, 5) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
para petani2. Dari kelima fokus isu di atas, tentu semua kebijakannya sangat
ideal, seandainya saja semuanya berjalan mulus dari hulu kehilir, hal itu tidak
mungkin terwujud tanpa kerjasama dari semua pihak terkait untuk sama-sama
komitmen membangun sektor lingkungan dan pangan Indonesia ke depan.
Pula dengan penulis yang ikut tersadarkan dengan kondisi dan masalah
yang sedang dihadapi oleh bangsa ini ke depan mulai tergerak untuk menggagas
suatu bentuk gerakan yang dimulai dari gerakan pemikiran sampai kepada
gerakan praktis yang terkait dengan upaya penyadaran dan revitalisasi rasa
kepedulian masyarakat khususnya para pemuda untuk kembali menyatukan asa
dan cita guna membangun kemandirian pangan ke depan. Melihat isu-isu di atas,
penulis melihat diperlukan sebuah strategi baru dalam menyelamatkan pangan dan
lingkungan yang kian parah itu. Masalah ini tentunya menjadi tanggung jawab
kita bersama sebagai mahluk penghuni bumi dan jagad raya untuk mencari solusi,
berpikir arif, dan bijaksana sehingga kerusakan lingkungan dapat dikendalikan
meski sedikit terlambat. Penulis melihat, harus ada sebuah gerakan merawat bumi
sebagai lumbung pangan dalam mengimbangi kerusakan alam yang sudah terjadi.
Berbicara mengenai gerakan dalam misi menyelamatkan bumi dan
lingkungan, sejatinya sudah dimulai sejak 45 tahun yang lalu oleh Gaylord
Nelson, senator Amerika Serikat dan pengajar di bidang disiplin ilmu lingkungan
hidup3. Gagasan Hari Bumi disampaikan Nelson dalam pidatonya di Seattle tahun
1969, yang mendesak perlunya memasukkan isu-isu lingkungan hidup dalam
kurikulum resmi perguruan tinggi. Di Indonesia sendiri, baik dari segi pemerintah
dan LSM juga telah melakukan sejumlah kampanye untuk menyadarkan
masyarakat untuk lebih mencintai bumi. Di antaranya, kampanye Bijak Kertas,
hingga kampanye gaya hidup bijak dalam penggunaan energi dan air kepada
masyarakat. Pemerintah juga memiliki banyak program untuk menjaga kelestarian
lingkungan, seperti program Menuju Indonesia Hijau yang mana tujuannya untuk
melakukan konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan.
2
Ibid
Sosok Pemuda Pejuang Lingkungan di Indonesia. 2015. Swarnadipa Lingkungan Edisi 143 Tahun
III, November. Hal 54
3
3
Sebagai salah satu negara yang kaya dengan sumber daya hutan, laut, hingga
keanekaragaman hayati di dalamnya, Indonesia sejatinya punya modal kekuatan
dan peran untuk berkontribusi signifikan dalam menahan laju perubahan iklim.
Melihat potensi alam yang sangat baik tersebut, maka program-program yang
mengarah kepada optimalisasi bidang pertanian dan lingkungan hidup merupakan
sebuah keniscayaan untuk dikembangkan. Salah satunya adalah program gagasan
penulis yakni program yang penulis beri nama gerakan ―rawat bumi, jaga pangan‖
sebagai bentuk revitalisasi peduli pangan Indonesia di era MEA 2015.
Adapun bentuk programnya adalah berupa kegiatan penyuluhan, pelatihan
dan berbagi pemahaman dalam sebuah wadah komunitas yang mana tidak hanya
sebatas transfer pemahaman dari ahli semata melainkan dengan program berbagi
pengalaman dari sesama anggota komunitas, tahap selanjutnya yaitu penyusunan
program untuk anggota komunitas, di antaranya berkaitan dengan membentuk
pola pikir tentang revitalisasi peduli bumi dan pangan, dan yang terakhir setelah
program direncanakan secara terukur, adalah take action dari semua program yang
sudah disusun. Lebih lanjut, dalam hal lingkungan langkah yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan bersama tidak hanya dalam lingkup komunitas
adalah melalui program ―pilih tebang‖, yaitu tidak menebang pohon yang masih
berusia muda serta selalu ingat untuk menanam (bibit) pohon dua kali lipat dari
jumlah pohon yang ditebang. Di samping itu komunitas dapat berperan serta
dalam mendukung gerakan penghijauan serta mencegah pembalakan hutan dan
penebangan liar, juga bentuk pencegahan terhadap penggundulan hutan sebagai
upaya mengurangi bahaya kekeringan yang melanda seantero bumi sebagai salah
satu gejala pemanasan global, yang mana dapat dilakukan dengan saling
mengajak berbagai pencegahan dari tindakan sederhana seperti menghemat
pemakaian air, listrik, bahan bakar fosil minyak bumi, batu bara, gas alam, serta
menggantinya dengan energi alternatif, yang mana tentu bila energi alternatif
dapat dimanfaatkan secara optimal, maka akan memberikan pengaruh positif bagi
lingkungan, dan tentu saja, bagi manusia. Pada akhirnya target inti dari gerakan
ini di antaranya terbukanya wawasan masyarakat khususnya di kalangan pemuda
tentang permasalahan dan kondisi terkini masalah pangan yang dihadapi
4
Indonesia dan dunia dan terbentuknya wadah komunitas para pemuda yang
memiliki kenginan untuk berkontribusi dalam gerakan revitaliasi pangan.
Manusia sebagai makhluk berakal tentu dapat memikirkan berbagai cara
yang tepat guna demi menjaga dan melestarikan lingkungan, bagaimana merawat
bumi, hingga menjaga ketersediaan pangan, kesadaran diri ini sesungguhnya
sangat penting, maka sudah sepatutnya sebuah upaya pendidikan demi
memberikan pemahaman untuk merawat bumi sebagai lumbung pangan tersebut
harus dilakukan secara intensif dan kontinyu, sekurang-kurangnya bagi generasi
selanjutnya. Melalui program gerakan ―rawat bumi, jaga pangan‖ diharapkan
terbangunnya kesadaran hingga mampu menciptakan kemandirin pangan dan
membantu krisis pangan, sehingga mampu meningkatkan kesejarahteraan
masyarakat dan menyiapkan mental menuju era persaingan global dan
membangun kepedulian lingkungan dan pangan yang ssejalan dengan program
pembangunan nasional.
Sebagai penutup, penulis mengajak seluruh pembaca dengan penuh
semangat, saat ini juga bergerak melakukan perubahan untuk menyelamatkan
planet bumi sebagai lumbung pangan kita dengan berdasarkan pada nilai-nilai
moral dan etika agama, karena setiap dari kita mampu melakukan perubahan
untuk mengembalikkan relasi yang bersahabat antara kita dan alam untuk
kesejahteraan kita bersama.
Referensi
Sosok Pemuda Pejuang Lingkungan di Indonesia . 2015. Swarnadipa Lingkungan
Edisi 143 Tahun III, November.
Kementerian Pertanian. 2014. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019.
(online)
http://www.pertanian.go.id/eplanning/tinymcpuk/gambar/file/Paparan
KaroPerencanaan.pdf diakses tanggal 13 April 2016 pukul 07:00
WITA.
5
Peduli Pangan Indonesia di Era Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) 2015
Andi Sitti Rohadatul Aisy
Universitas Hasanuddin
Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepuasannya
telah menurunkan kualitas dan kesehatan Planet Bumi. Keserakahan manusia
memberikan tekanan yang melewati batas daya dukung lingkungan. Belum lagi
jumlah penduduk bumi yang terus bertambah, menyebabkan persaingan sesama
manusia untuk mendapatkan sumber daya agar bertahan hidup mendorong
terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.
Fenomena perubahan iklim mendorong kehidupan di muka bumi menjadi
sangat rentan terhadap ketersediaan pangan, air, dan energi yang berkecukupan
dan berkelanjutan. Melihat pergeseran akhlak dan moral manusia yang semakin
parah, maka akan ada kemungkinan bahwa kesadaran untuk menghargai dan
menyayangi bumi sebagai tempat bertumpu pun tergerus sama sekali, alih-alih
menjaga dan merawat lingkungan—bahkan dengan segala macam produk
teknologi yang membahayakan alam—ada orang-orang yang dengan seenaknya
dan tanpa memikirkan akibat jangka panjangnya, yang secara sengaja melakukan
kerusakan terhadap lingkungan alam. Padahal, sebagai makhluk yang mempunyai
kemampuan yang melebihi dari makhluk lain di alam ini, manusia seharusnya
mendayagunakan kemampuannya untuk menjaga dan memelihara ekosfer dan
ekosistem?
Sekitar satu dekade terakhir, isu kerusakan lingkungan telah mulai gencar
disuarakan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Hal ini terjadi karena
dampak kerusakan hutan akibat pembalakan liar ( illegal logging), pembukaan
lahan untuk pertanian, tempat tinggal dan kawasan industri. Selain itu penggunaan
bahan bakar yang dapat menyebabkan terbentuknya gas-gas panas yang tidak
dapat keluar dari lapisan atmosfer juga menjadi catatan kelam tersendiri dalam
daftar panjang kerusakan lingkungan udara saat ini. Semua ini pada akhirnya
1
mengerucut
pada budaya
manusia dalam
memandang,
menyikapi dan
memperlakukan alam dan lingkungan hidupnya.
Berbicara mengenai bumi, alam, dan keberlangsungan hidup, maka tentu
pula kita berbicara mengenai sektor pangan – mencakup tanaman bahan makanan,
peternakan, holtikultura, perkebunan, perikanan dan perhutanan merupakan satu
dari tiga sektor yang penting dalam pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia
selain sandang dan papan. Pangan yang baik berdampak pada peningkatan mutu
dan kualitas kesehatan dan kesejahteraan manusia yang pada akhirnya mampu
meningkatkan tarap kebahagiaan hidup manusia itu sendiri. Pentingnya sektor
pangan tersebut tidak dapat dipandang sebelah mata, sehingga membutuhkan
perhatian yang serius dari berbagai pihak baik pemerintah dalam hal ini
stakeholder dalam bidang-bidang yang terkait sektor pangan maupun dari
kalangan masyarakat dan pihak swasta. Sehingga sektor pangan senantiasa
berkembang dan berkontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
Indonesia sebagai negara agraris mendapatkan tantangan yang sangat berat
berkaitan dengan kebijakan bidang pangan dan pertaniannya. Dalam konteks
makro, kementerian pertanian mengklasifikasikan beberapa masalah serius yang
dihadapi dalam rangka pembuatan rencana strategi pembangunan pertanian 201520191. Selain masalah-masalah pangan di atas pemerintah juga telah memiliki
beberapa tantangan yang harus diperhatikan di atasnya terkait dengan perubahan
iklim, kondisi perekonomian global, hingga gejolak harga pangan global. Di
samping memasuki pada era Asean Economic Community (AEC) tentu hal
tersebut menuntut jurus-jurus jitu dari semua bidang termasuk pangan dan
lingkungan hidup.
Terkait dengan solusi atas permasalahan di atas, Kementerian Pertanian
dalam rencana strategi pembangunannya memfokuskan rencana pembangunannya
pada lima isu utama diantaranya 1) kecukupan produksi komoditas strategi (padi,
jagung, kedelai, tebu, sapi, cabe dan bawang merah) serta pengurangan
ketergantungan impor, 2) peningkatan daya saing produk di dalam negeri sebagai
antisipasi diberlakukannya AEC, 3) pemantapan dan peningkatan daya saing
1
Lihat Kementerian Pertanian. 2014. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019. (online)
http://www.pertanian.go.id/eplanning/tinymcpuk/gambar/file/PaparanKaroPerencanaan.pdf. diakses
tanggal 13 April 2016.
2
produk pertanian di dunia internasional, 4) diversifikasi pangan untuk mengurangi
konsumsi beras dan tepung terigu, 5) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
para petani2. Dari kelima fokus isu di atas, tentu semua kebijakannya sangat
ideal, seandainya saja semuanya berjalan mulus dari hulu kehilir, hal itu tidak
mungkin terwujud tanpa kerjasama dari semua pihak terkait untuk sama-sama
komitmen membangun sektor lingkungan dan pangan Indonesia ke depan.
Pula dengan penulis yang ikut tersadarkan dengan kondisi dan masalah
yang sedang dihadapi oleh bangsa ini ke depan mulai tergerak untuk menggagas
suatu bentuk gerakan yang dimulai dari gerakan pemikiran sampai kepada
gerakan praktis yang terkait dengan upaya penyadaran dan revitalisasi rasa
kepedulian masyarakat khususnya para pemuda untuk kembali menyatukan asa
dan cita guna membangun kemandirian pangan ke depan. Melihat isu-isu di atas,
penulis melihat diperlukan sebuah strategi baru dalam menyelamatkan pangan dan
lingkungan yang kian parah itu. Masalah ini tentunya menjadi tanggung jawab
kita bersama sebagai mahluk penghuni bumi dan jagad raya untuk mencari solusi,
berpikir arif, dan bijaksana sehingga kerusakan lingkungan dapat dikendalikan
meski sedikit terlambat. Penulis melihat, harus ada sebuah gerakan merawat bumi
sebagai lumbung pangan dalam mengimbangi kerusakan alam yang sudah terjadi.
Berbicara mengenai gerakan dalam misi menyelamatkan bumi dan
lingkungan, sejatinya sudah dimulai sejak 45 tahun yang lalu oleh Gaylord
Nelson, senator Amerika Serikat dan pengajar di bidang disiplin ilmu lingkungan
hidup3. Gagasan Hari Bumi disampaikan Nelson dalam pidatonya di Seattle tahun
1969, yang mendesak perlunya memasukkan isu-isu lingkungan hidup dalam
kurikulum resmi perguruan tinggi. Di Indonesia sendiri, baik dari segi pemerintah
dan LSM juga telah melakukan sejumlah kampanye untuk menyadarkan
masyarakat untuk lebih mencintai bumi. Di antaranya, kampanye Bijak Kertas,
hingga kampanye gaya hidup bijak dalam penggunaan energi dan air kepada
masyarakat. Pemerintah juga memiliki banyak program untuk menjaga kelestarian
lingkungan, seperti program Menuju Indonesia Hijau yang mana tujuannya untuk
melakukan konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan.
2
Ibid
Sosok Pemuda Pejuang Lingkungan di Indonesia. 2015. Swarnadipa Lingkungan Edisi 143 Tahun
III, November. Hal 54
3
3
Sebagai salah satu negara yang kaya dengan sumber daya hutan, laut, hingga
keanekaragaman hayati di dalamnya, Indonesia sejatinya punya modal kekuatan
dan peran untuk berkontribusi signifikan dalam menahan laju perubahan iklim.
Melihat potensi alam yang sangat baik tersebut, maka program-program yang
mengarah kepada optimalisasi bidang pertanian dan lingkungan hidup merupakan
sebuah keniscayaan untuk dikembangkan. Salah satunya adalah program gagasan
penulis yakni program yang penulis beri nama gerakan ―rawat bumi, jaga pangan‖
sebagai bentuk revitalisasi peduli pangan Indonesia di era MEA 2015.
Adapun bentuk programnya adalah berupa kegiatan penyuluhan, pelatihan
dan berbagi pemahaman dalam sebuah wadah komunitas yang mana tidak hanya
sebatas transfer pemahaman dari ahli semata melainkan dengan program berbagi
pengalaman dari sesama anggota komunitas, tahap selanjutnya yaitu penyusunan
program untuk anggota komunitas, di antaranya berkaitan dengan membentuk
pola pikir tentang revitalisasi peduli bumi dan pangan, dan yang terakhir setelah
program direncanakan secara terukur, adalah take action dari semua program yang
sudah disusun. Lebih lanjut, dalam hal lingkungan langkah yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan bersama tidak hanya dalam lingkup komunitas
adalah melalui program ―pilih tebang‖, yaitu tidak menebang pohon yang masih
berusia muda serta selalu ingat untuk menanam (bibit) pohon dua kali lipat dari
jumlah pohon yang ditebang. Di samping itu komunitas dapat berperan serta
dalam mendukung gerakan penghijauan serta mencegah pembalakan hutan dan
penebangan liar, juga bentuk pencegahan terhadap penggundulan hutan sebagai
upaya mengurangi bahaya kekeringan yang melanda seantero bumi sebagai salah
satu gejala pemanasan global, yang mana dapat dilakukan dengan saling
mengajak berbagai pencegahan dari tindakan sederhana seperti menghemat
pemakaian air, listrik, bahan bakar fosil minyak bumi, batu bara, gas alam, serta
menggantinya dengan energi alternatif, yang mana tentu bila energi alternatif
dapat dimanfaatkan secara optimal, maka akan memberikan pengaruh positif bagi
lingkungan, dan tentu saja, bagi manusia. Pada akhirnya target inti dari gerakan
ini di antaranya terbukanya wawasan masyarakat khususnya di kalangan pemuda
tentang permasalahan dan kondisi terkini masalah pangan yang dihadapi
4
Indonesia dan dunia dan terbentuknya wadah komunitas para pemuda yang
memiliki kenginan untuk berkontribusi dalam gerakan revitaliasi pangan.
Manusia sebagai makhluk berakal tentu dapat memikirkan berbagai cara
yang tepat guna demi menjaga dan melestarikan lingkungan, bagaimana merawat
bumi, hingga menjaga ketersediaan pangan, kesadaran diri ini sesungguhnya
sangat penting, maka sudah sepatutnya sebuah upaya pendidikan demi
memberikan pemahaman untuk merawat bumi sebagai lumbung pangan tersebut
harus dilakukan secara intensif dan kontinyu, sekurang-kurangnya bagi generasi
selanjutnya. Melalui program gerakan ―rawat bumi, jaga pangan‖ diharapkan
terbangunnya kesadaran hingga mampu menciptakan kemandirin pangan dan
membantu krisis pangan, sehingga mampu meningkatkan kesejarahteraan
masyarakat dan menyiapkan mental menuju era persaingan global dan
membangun kepedulian lingkungan dan pangan yang ssejalan dengan program
pembangunan nasional.
Sebagai penutup, penulis mengajak seluruh pembaca dengan penuh
semangat, saat ini juga bergerak melakukan perubahan untuk menyelamatkan
planet bumi sebagai lumbung pangan kita dengan berdasarkan pada nilai-nilai
moral dan etika agama, karena setiap dari kita mampu melakukan perubahan
untuk mengembalikkan relasi yang bersahabat antara kita dan alam untuk
kesejahteraan kita bersama.
Referensi
Sosok Pemuda Pejuang Lingkungan di Indonesia . 2015. Swarnadipa Lingkungan
Edisi 143 Tahun III, November.
Kementerian Pertanian. 2014. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019.
(online)
http://www.pertanian.go.id/eplanning/tinymcpuk/gambar/file/Paparan
KaroPerencanaan.pdf diakses tanggal 13 April 2016 pukul 07:00
WITA.
5