Sejarah and Konsep Imunologi semester
Sejarah & Konsep Imunologi
Dorta Simamora
Jadwal 1 semester
Kesepakatan dan Tugas kelompok
Penilaian
Nilai akhir = Hadir + Tugas + UTS + UAS
• Rumus penilaian
- Hadir 10 % kehadiran lengkap
- Tugas 15 %
- UTS 37.5 %
- UAS 37.5 %
SEJARAH & KONSEP DASAR IM UNOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sejarah perkembangan Imunologi
Defenisi
Pembagian sistem imun.
Sistem pertahanan tubuh bawaan (innate) non
spesifik.
Sistem imun didapat (adaptif) spesifik
Komponen sistem imun spesifik
Membandingkan sistem imun non spesifik dan
spesifik
Simpulan
1. Sejarah perkembangan Imunologi
Tahap empirik
M ithridates Eupatoris VI Raja di Pontis 132-63 sebelum
M asehi
spy kebal beliau meminum berbagai jenis racun
sedikit demi sedikit dikenal dengan mithridatisme
----> Bapak Imunologi
430 tahun sebelum masehi seorang Peloponnesian dari
Athena menulis bahwa perawat tidak dapat
terkena penyakit plaque karena kebal.
• Abad 18 di Timur Tengah, oleh istri duta
besar Inggris di Turki variolasi
menularkan secara sengaja orang yang sakit kepada orang yang sehat
• Edward Jenner 1749-1823 : cacar disebabkan
oleh virus mendapatkan kekebalan
dengan vaksinasi
Tahap empirik
3 cara untuk mendapatkan kekebalan
1. M ithridatisasi : kebal dengan minum racun sedikit demi
sedikit
2. Variolasi : merangsang kekebalan terhadap cacar
dengan “menggaruk” kulit dengan purulensi dari
pustula smallpox.
3. Vaksinasi : kebal thd bibit penyakit yang telah
dilemahkan
Variolasi vs Vaksinasi
Tahap Ilmiah : diperoleh dengan cara
metode ilmiah
• Louis Pasteur 1822-1895 Tokoh pakar
mikrobiologi : bahan vaksinasi diperoleh dari
bibit penyakit (bakteri) yang dilemahkan
bibit kolera Pasteurella aviseptica
• Koch & Neisser : bakteri menyerang lekosit
secara aktif fagositosis
Jules Bordet (1870-1961) ilmuwan muda untuk
melumpuhkan bakteri diperlukan 2 komponen :
1. Komponen dalam serum imun bersifat termostabil
disebut amboseptor dikenal dengan antibodi
2. Komponen lainnya bersifat termolabil disebut
komplemen
Antigen nama bagi semua substansi membangkitkan
reaksi / respon tubuh terhadap antibodi
Wright & Douglas (1903) menemukan dalam serum
mempermudah fagositosis dinamakan opsonin
opsonisasi
Pirgurt : menemukan penyimpangan imunitas dalam
tubuh kepekaan tubuh alergi & anafilaksis
Landteiner & Obenmayer 1904 Imunokimia
perbedaan golongan darah : A, B, AB dan O
Tahap Modern
• JFAP M iller di London peran sentral kelenjar
timus populasi limfosit
• Lahirnya berbagai cabang Imunologi
–
–
–
–
–
–
Imunopatologi
Imunogenetika
Imunologi tumor
Imunologi transplantasi
Autoimunitas
dll
2. Definisi
Imunologi (Latin) ---- immunis = kebal----- logos = ilmu-Imunologi : Ilmu yang mempelajari tentang sistem
kekebalan, pertahanan dan menetralisasi
benda / subtansi asing dalam tubuh.
Imunitas : Reaksi tubuh terhadap masuknya substansi
asing
Respon imun : Kumpulan respon terhadap substansi
asing yang terkoordinasi
Sistem imun : Sel & molekul yg bertanggung jawab
dalam imunitas
Komponen sistem imun
Terdiri atas :
1. Organ
2. Sel
3. M olekul
Immune System:
(1) organs
•
•
•
•
•
•
•
•
Tonsils and adenoids
Thymus pelindung terhadap infeksi
Lymph nodes filter : bakteri dan virus
Limfa
Payer’s patches Sensor imunitas pada int est ine
Appendix sekresi Ig
Lymphatic vessels transport
Bone marrow
Immune system:
(2) cells
• Lymphocytes
– T-lymphocytes
– B-Lymphocytes, plasma cells
– natural killer lymphocytes
• M onocytes, M acrophage
• Granulocytes
– neutrophils
– eosinophils
– basophils
Immune system:
(3) molecules
•
•
•
•
•
Antibodies
Complement
Cytokines
Interleukines
Interferons
Fungsi sist em imun :
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, virus, tumor serta sel-sel abnormal, termutasi, atau
ganas, serta menghancurkannya)
2. Menghilangkan j aringan at au sel yg mat i at au rusak unt uk
perbaikan j aringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sasaran ut ama: bakt eri pat ogen & virus.
Leukosit merupakan sel imun ut ama (disamping sel plasma,
makrof ag, & sel mast )
Sist em imun yang sehat adalah
sist em imun yang seimbang, dapat meningkat kan kemampuan
t ubuh dalam melawan penyakit .
Lapisan pelindung pada imunitas
Pelindung fisikal mencegah patogen seperti bakteri dan
virus memasuki tubuh
Jika patogen melewati pelindung tersebut, sistem imun
bawaan menyediakan perlindungan dengan segera, tetapi
respon tidak-spesifik.
Jika patogen berhasil melewati respon bawaan maka akan
memasuki perlindungan lapisan ketiga, yaitu sistem imun adaptif
yang diaktivasi oleh respon bawaan. Disini, sistem imun
mengadaptasi respon tersebut selama infeksi untuk menambah
penyadaran patogen tersebut. Respon ini lalu ditahan setelah
patogen dihabiskan pada bentuk memori imunologikal dan
menyebabkan sistem imun adaptif untuk menyerang lebih cepat
dan lebih adekuat jika patogen ditemukan
Respons I mun
Tahap:
Det eksi & mengenali benda
asing
M erespon ant igenik t erkait
dengan mikroba pat ogen
dan parasit yang dapat
penyakit at au reaksi alergi
Komunikasi dgn sel lain
unt uk berespons
Rekruit men bant uan &
koordinasi respons
Dest ruksi at au supresi
penginvasi
Dapat diakibatkan oleh faktor :
1. Genetik
2. Gangguan saat perkembangan
3. M etabolik
4. Gizi
5. Lingkungan: fisik, kimia, biologi
6. Umur
3. PEM BAGIAN SISTEM IM UN
Terdiri atas :
Bawaan (the innate immune system)
Respon imun non spesifik
Diperoleh (the adaptive / acquired immune
system)
Respon imun spesifik
Respon Imun
Non Spesifik
Spesifik
Imm aktif
Imm pasif
Alami
Lapis Pertama :
- Kulit
- M b mukosa
Buatan
Respon terhadap Ag
Humoral
Selular
Limfosit B
M elibatkan Ab
M elibatkan
sel sel Limfosit
Limfosit T
Bertanggung jawab
Lapis kedua :
- Aktifitas fagositosis
- Protein anti
mikroorganisme
- Reaksi radang
Konsep Dasar Sistem Imun
Innate / Non Spesifik
Humoral
Selular
Garis pertahanan pertama
Komplemen,
IFN, TNF
Adaptif / Spesifik
Humoral
Selular
Garis pertahanan kedua
M akrofag,
Neutrofil
Spesifik B cell
antibody
FAGOSIT :
Sel M N, PM N
• Sel NK
• Sel M AST
• Basofil
B Cell :
IgG
IgA
IgM
IgD
IgE
No M emory
Spesifik T cell
SEL T :
• Th1
• Th2
• Ts/ Tr/ Th3
• Tdth
• CTL/ Tc
M emory
4. Bawaan (the innate immune system)
• Sifat non spesifik: artinya memberikan
perlindungan kepada semua bahan/ lingkungan
yg mengancam tubuh
• Didapat sejak lahir
• Respon cepat artinya tidak perlu waktu untuk
mengenal antigen
• Dibedakan 3 macam
– Fisik
– Larutan
– Seluler
M ACAM SISTEM IM UN ALAM IAH
•
•
•
•
•
•
Fisik / M ekanik
Kulit
Selaput lendir
Silia
Batuk
Bersin
Pertahanan Tubuh alami
SISTEM IM UN NON SPESIFIK
- Respon langsung terhadap antigen
- Tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu
- Terdiri dari
Fisik / mekanik
kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
Biokimia & faktor terlarut
- Biokimia : asam lambung, lisozim, laktoferin, asam neuraminik
- Humoral : komplemen, interferon, CRP
Seluler
- Sel fagosit : monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil
- Sel nul : (Large Granular Lymphocyte): Nat ural Killer Cell (sel NK), Killer Cell (sel K)
- sel mediator : basofil, mastosit, trombosit
BIOKIM IA
lisozim (keringat, ludah, air mata, ASI)
menghancurkan dinding sel kuman gram positif
- Laktoferin & asam neuraminik (ASI) anti bakterial
E coli & staphylococus
- HCl, enzim proteolitik, empedu lingkungan ~ cegah
infeksi bakteri
- Laktoferin & transferin (dari makrofag) ikat zat besi
- Lisozim (dari makrofag) hancurkan kuman gram
negatif
CRP = C reaktif protein
- protein fase akut
-kadar me pd infeksi akut, kerusakan jaringan
-Cara kerja opsonisasi CRP melapisi bakteri sehingga
mudah dikenali & dimakan oleh makrofag fagositosis >>
INTERFERON
- Glikoprotein yg dihasilkan sel tubuh sbg respon thd infeksi virus
- Sifat antivirus
induksi sel sekitar sehingga resisten terhadap virus
aktifkan sel NK
KOM PLEM EN
- Komplemen meningkatkan fagositosis dgn cara :
1. Hancurkan membran bakteri
2. M elepas bahan kemotaktik makrofag >> ke tempat bakteri
3. Opsonisasi memudahkan makrofag mengenali & memakan bakteri
- Td 9 komponen C1 – C9
- C3 >> kadar C3 serum ~ gambaran biologik konsentrasi C
- Aktivasi interaksi Ag-Ab
kontak dengan dinding sel sasaran
- Jalur reaksi :
a. Jalur klasik/ intrinsik
b. Jalur alternatif/ ekstrinsik
Jalur klasik
pengenalan
C1qrs (esterase)
C4 C4b & C4a
C2 C2a & C2b
C4b2a + M g C3 konvertase
aktivasi
C3 C3b & C3a
C4b2a3b C3 peptidase
C5 C5b & C5a
penghancuran
C5-6-7 C5-6-7-8 C5-6-7-8-9
Jalur alternatif
- Aktivasi langsung melalui C3
- Pencetus :
endotoksin
zymosan =
IgA
bisa ular kobra
Fungsi komplemen
-Sitolisis C56789
-Anafilatoksin C3a, C4a, C5a
-Kemotaksis C3a, C5a, C567
-Kinin C2 bebas
-Imunoderens C3b, C4b
SELULER
sifat sitotoksik virus, keganasan
aktivasi oleh interferon
1. Sel NK
2. M ononuklear (M N) monosit & makrofag
- Siklus hidup lama
- Granul lisozim, komplemen, interferon, sitokin
- Gerak lambat 7-8 jam
3. Polimorfonuklear (PM N) neutrofil, eosinofil
- Siklus hidup pendek
- Granul enzim hidrolitik, laktoferin
- Gerak cepat 2-4 jam
Fagositosis
makrofag/ monosit, segmen eosinofil, netrofil
memakan, mamasukan, menghancurkan
Dibantu oleh :
- C3a, C5a, C567 kemotaksis
- C3b pengenalan Ag sasaran oleh sel fagosit
- opsonin
Proses fagositosis
Terdiri dari :
1. Kemotaksis gerakan sel fagosit ke tempat infeksi
2. M enelan
3. M emakan (fagositosis) dgn pembentukan fagosom
4. M embunuh lisozom, H2O2, mieloperoksida
( membentuk fagolisosom)
5. M encerna
Specific Defenses and Acquired
Immunit y
Antigen
Foreign Element
Humoral Immunit y
Antibodies
Cell-mediated immunity
Activated Lymphocytes
5. SISTEM IM UN ADAPTIF (SPESIFIK)
• Sifat spesifik: artinya memberikan perlindungan
hanya kepada jenis antigen tertentu, tidak untuk
yg lainnya.
• Diperoleh dengan jalan: imunisasi, sakit, atau dari
ibu lewat plasenta, ASI
• Untuk mendapatkanya perlu waktu, artinya tubuh
perlu mengenal dulu antigen tsb kemudian sel
imun mengalami sensitifasi untuk memproduksi
kekebalan vaksinasi : hepatitis, BCG, imunisasi dll
• Kekebalan baru berfungsi, pada saat terpapar
antigen yg kedua
Sel sel yang berperan pada imunitas tubuh
1. Sel T
Dibentuk di sumsum tulang, pematangan di timus
M empunyai petanda permukaan membedakan dg sel B
pemeriksaan rosette (+)
M empunyai petanda CD (cluster differentiation) sel T dlm
berbagai fase pertumbuhan
M empunyai petanda fungsional concanavalin A &
phytohemaglutinin
Fungsi :- membantu sel B dlm memproduksi antibodi
- mengenal & menghancurkan sel yang terinfeksi virus
- mengaktifkan makrofag dlm fagositosis
- mengontrol ambang & kualitas sistem imun
Jenis : sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed
hypersensitivity), Tc (cytotoxic)
2. SEL B
Dibentuk & dimatangkan di sumsum tulang
- Proses pematangan sel asal pre B sel B imatur
sel B matur proliferasi & diferensiasi sel plasma Ab
(Ig)
- Rangsangan antigen I terbentuk IgM
- Selanjutnya akan terjadi sw itching Ig A, Ig E. Ig D, Ig G
3. Sel Fagosit (sel penghancur mikroba)
Sel Neutrofil (Leukosit berinti banyak)
Sel Eosinofil (berperan pada infeksi parasit
serta pada reaksi alergi
Sel monosit / magrofag : berinti satu
4. Sel basofil dan sel mast
M engandung zat histamin dll
Berperan pada reaksi inflamasi dan reaksi alergi
6. Komponen pada respon imun
Tipe
Lokasi
Fungsi
B-Lymphocyte
Lymph nodes
Limpa
Peripheral
Bereaksi dengan ant igen spesifik &
berdifensiasi ke dalam plasma sel atau sel
memori
Bertanggung jawab atas ant ibodi unt uk
memediasi imunitas
T-lymphocyte
Lymph nodes
limpa
Peripheral
Cairan jaringan
Pengenalan antigen spesifik untuk memicu
memediasi imunitas sel
Memobilisasi sel-sel tom berpartisipasi untuk
memediasi imunitas sel
Membantu meregulasi respon imun
Plasma cells
Lymph nodes, Spleen
Gast rointest inal
Associated Lymphoid
Tissue (GALT)
M emproduksi ant ibodi IgG, IgA, IgE IgM , IgD.
M acrophage
Peripheral
Semua jaringan
"Menyajikan" antigen limfosit B & T
mengopsonisasi, menelan bakteri
komplement
Darah (protein plasma)
Bentuk cytolytic dan toksik kompleks untuk
antigen
M ediator inflamasi
−Neutrophils
−Eosinophils
Darah
Inflamasi jaringan
M enelan imun kompleks
Fagositosis
44
Immune respon
FUNGSI IM UNITAS SELULAR
1. M engorganisasi respons inflamasi
nonspesifik dengan mengakt ivasi
fungsi makrofag sebagai fagosit dan
bakterisid serta sel fagosit lainnya;
2. M engadakan proses sitolit ik atau
sitotoksik spesifik terhadap sasaran
yang mengandung Ag.
3. M eningkat kan fungsi sel B
memproduksi Ab
4. M eningkat kan fungsi subpopulasi
limfosit T baik sel Th/ penginduksi
maupun sel Tc/ sel supresor.
5. M eregulasi respons imun dengan
mengadakan regulasi negat if dan
regulasi posit if terhadap respons
imun.
7. Innate vs. adapt ive immunit y
• Innate immunity
– Garis pertahanan pertama (ada pada semua individu
sepanjang waktu)
– Berlangsung dengan cepat (0 – 4 jam)
– Non-specific
– Tidak memiliki target tertentu dan tidak membentuk proteksi
jangka panjang
• Adaptive (acquired) immune response sangat lambat > 96 jam
– Dimulai jika respon imun bawaan tidak memadai (> 4 hari)
– Imunitas spesifik --- antigen
– M embentuk proteksi jangka panjang (mis : antibodi, memori
sel T)
– Humoral dimediasi oleh sel T
PERBEDAAN SISTEM IMUN NONSPESIFIK DAN SPESIFIK
NONSPESIFIK
POSITIF : SELALU SIAP,
RESPONS CEPAT, TIDAK
PERLU PAJANAN
SEBELUMNYA
SPESIFIK
NEGATIF : TIDAK SIAP
SAMPAI TERPAJAN ALERGEN ,
RESPONS LAMBAT
NEGATIF : DAPAT BER >>,
MEMORI
Dorta Simamora
Jadwal 1 semester
Kesepakatan dan Tugas kelompok
Penilaian
Nilai akhir = Hadir + Tugas + UTS + UAS
• Rumus penilaian
- Hadir 10 % kehadiran lengkap
- Tugas 15 %
- UTS 37.5 %
- UAS 37.5 %
SEJARAH & KONSEP DASAR IM UNOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sejarah perkembangan Imunologi
Defenisi
Pembagian sistem imun.
Sistem pertahanan tubuh bawaan (innate) non
spesifik.
Sistem imun didapat (adaptif) spesifik
Komponen sistem imun spesifik
Membandingkan sistem imun non spesifik dan
spesifik
Simpulan
1. Sejarah perkembangan Imunologi
Tahap empirik
M ithridates Eupatoris VI Raja di Pontis 132-63 sebelum
M asehi
spy kebal beliau meminum berbagai jenis racun
sedikit demi sedikit dikenal dengan mithridatisme
----> Bapak Imunologi
430 tahun sebelum masehi seorang Peloponnesian dari
Athena menulis bahwa perawat tidak dapat
terkena penyakit plaque karena kebal.
• Abad 18 di Timur Tengah, oleh istri duta
besar Inggris di Turki variolasi
menularkan secara sengaja orang yang sakit kepada orang yang sehat
• Edward Jenner 1749-1823 : cacar disebabkan
oleh virus mendapatkan kekebalan
dengan vaksinasi
Tahap empirik
3 cara untuk mendapatkan kekebalan
1. M ithridatisasi : kebal dengan minum racun sedikit demi
sedikit
2. Variolasi : merangsang kekebalan terhadap cacar
dengan “menggaruk” kulit dengan purulensi dari
pustula smallpox.
3. Vaksinasi : kebal thd bibit penyakit yang telah
dilemahkan
Variolasi vs Vaksinasi
Tahap Ilmiah : diperoleh dengan cara
metode ilmiah
• Louis Pasteur 1822-1895 Tokoh pakar
mikrobiologi : bahan vaksinasi diperoleh dari
bibit penyakit (bakteri) yang dilemahkan
bibit kolera Pasteurella aviseptica
• Koch & Neisser : bakteri menyerang lekosit
secara aktif fagositosis
Jules Bordet (1870-1961) ilmuwan muda untuk
melumpuhkan bakteri diperlukan 2 komponen :
1. Komponen dalam serum imun bersifat termostabil
disebut amboseptor dikenal dengan antibodi
2. Komponen lainnya bersifat termolabil disebut
komplemen
Antigen nama bagi semua substansi membangkitkan
reaksi / respon tubuh terhadap antibodi
Wright & Douglas (1903) menemukan dalam serum
mempermudah fagositosis dinamakan opsonin
opsonisasi
Pirgurt : menemukan penyimpangan imunitas dalam
tubuh kepekaan tubuh alergi & anafilaksis
Landteiner & Obenmayer 1904 Imunokimia
perbedaan golongan darah : A, B, AB dan O
Tahap Modern
• JFAP M iller di London peran sentral kelenjar
timus populasi limfosit
• Lahirnya berbagai cabang Imunologi
–
–
–
–
–
–
Imunopatologi
Imunogenetika
Imunologi tumor
Imunologi transplantasi
Autoimunitas
dll
2. Definisi
Imunologi (Latin) ---- immunis = kebal----- logos = ilmu-Imunologi : Ilmu yang mempelajari tentang sistem
kekebalan, pertahanan dan menetralisasi
benda / subtansi asing dalam tubuh.
Imunitas : Reaksi tubuh terhadap masuknya substansi
asing
Respon imun : Kumpulan respon terhadap substansi
asing yang terkoordinasi
Sistem imun : Sel & molekul yg bertanggung jawab
dalam imunitas
Komponen sistem imun
Terdiri atas :
1. Organ
2. Sel
3. M olekul
Immune System:
(1) organs
•
•
•
•
•
•
•
•
Tonsils and adenoids
Thymus pelindung terhadap infeksi
Lymph nodes filter : bakteri dan virus
Limfa
Payer’s patches Sensor imunitas pada int est ine
Appendix sekresi Ig
Lymphatic vessels transport
Bone marrow
Immune system:
(2) cells
• Lymphocytes
– T-lymphocytes
– B-Lymphocytes, plasma cells
– natural killer lymphocytes
• M onocytes, M acrophage
• Granulocytes
– neutrophils
– eosinophils
– basophils
Immune system:
(3) molecules
•
•
•
•
•
Antibodies
Complement
Cytokines
Interleukines
Interferons
Fungsi sist em imun :
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, virus, tumor serta sel-sel abnormal, termutasi, atau
ganas, serta menghancurkannya)
2. Menghilangkan j aringan at au sel yg mat i at au rusak unt uk
perbaikan j aringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sasaran ut ama: bakt eri pat ogen & virus.
Leukosit merupakan sel imun ut ama (disamping sel plasma,
makrof ag, & sel mast )
Sist em imun yang sehat adalah
sist em imun yang seimbang, dapat meningkat kan kemampuan
t ubuh dalam melawan penyakit .
Lapisan pelindung pada imunitas
Pelindung fisikal mencegah patogen seperti bakteri dan
virus memasuki tubuh
Jika patogen melewati pelindung tersebut, sistem imun
bawaan menyediakan perlindungan dengan segera, tetapi
respon tidak-spesifik.
Jika patogen berhasil melewati respon bawaan maka akan
memasuki perlindungan lapisan ketiga, yaitu sistem imun adaptif
yang diaktivasi oleh respon bawaan. Disini, sistem imun
mengadaptasi respon tersebut selama infeksi untuk menambah
penyadaran patogen tersebut. Respon ini lalu ditahan setelah
patogen dihabiskan pada bentuk memori imunologikal dan
menyebabkan sistem imun adaptif untuk menyerang lebih cepat
dan lebih adekuat jika patogen ditemukan
Respons I mun
Tahap:
Det eksi & mengenali benda
asing
M erespon ant igenik t erkait
dengan mikroba pat ogen
dan parasit yang dapat
penyakit at au reaksi alergi
Komunikasi dgn sel lain
unt uk berespons
Rekruit men bant uan &
koordinasi respons
Dest ruksi at au supresi
penginvasi
Dapat diakibatkan oleh faktor :
1. Genetik
2. Gangguan saat perkembangan
3. M etabolik
4. Gizi
5. Lingkungan: fisik, kimia, biologi
6. Umur
3. PEM BAGIAN SISTEM IM UN
Terdiri atas :
Bawaan (the innate immune system)
Respon imun non spesifik
Diperoleh (the adaptive / acquired immune
system)
Respon imun spesifik
Respon Imun
Non Spesifik
Spesifik
Imm aktif
Imm pasif
Alami
Lapis Pertama :
- Kulit
- M b mukosa
Buatan
Respon terhadap Ag
Humoral
Selular
Limfosit B
M elibatkan Ab
M elibatkan
sel sel Limfosit
Limfosit T
Bertanggung jawab
Lapis kedua :
- Aktifitas fagositosis
- Protein anti
mikroorganisme
- Reaksi radang
Konsep Dasar Sistem Imun
Innate / Non Spesifik
Humoral
Selular
Garis pertahanan pertama
Komplemen,
IFN, TNF
Adaptif / Spesifik
Humoral
Selular
Garis pertahanan kedua
M akrofag,
Neutrofil
Spesifik B cell
antibody
FAGOSIT :
Sel M N, PM N
• Sel NK
• Sel M AST
• Basofil
B Cell :
IgG
IgA
IgM
IgD
IgE
No M emory
Spesifik T cell
SEL T :
• Th1
• Th2
• Ts/ Tr/ Th3
• Tdth
• CTL/ Tc
M emory
4. Bawaan (the innate immune system)
• Sifat non spesifik: artinya memberikan
perlindungan kepada semua bahan/ lingkungan
yg mengancam tubuh
• Didapat sejak lahir
• Respon cepat artinya tidak perlu waktu untuk
mengenal antigen
• Dibedakan 3 macam
– Fisik
– Larutan
– Seluler
M ACAM SISTEM IM UN ALAM IAH
•
•
•
•
•
•
Fisik / M ekanik
Kulit
Selaput lendir
Silia
Batuk
Bersin
Pertahanan Tubuh alami
SISTEM IM UN NON SPESIFIK
- Respon langsung terhadap antigen
- Tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu
- Terdiri dari
Fisik / mekanik
kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
Biokimia & faktor terlarut
- Biokimia : asam lambung, lisozim, laktoferin, asam neuraminik
- Humoral : komplemen, interferon, CRP
Seluler
- Sel fagosit : monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil
- Sel nul : (Large Granular Lymphocyte): Nat ural Killer Cell (sel NK), Killer Cell (sel K)
- sel mediator : basofil, mastosit, trombosit
BIOKIM IA
lisozim (keringat, ludah, air mata, ASI)
menghancurkan dinding sel kuman gram positif
- Laktoferin & asam neuraminik (ASI) anti bakterial
E coli & staphylococus
- HCl, enzim proteolitik, empedu lingkungan ~ cegah
infeksi bakteri
- Laktoferin & transferin (dari makrofag) ikat zat besi
- Lisozim (dari makrofag) hancurkan kuman gram
negatif
CRP = C reaktif protein
- protein fase akut
-kadar me pd infeksi akut, kerusakan jaringan
-Cara kerja opsonisasi CRP melapisi bakteri sehingga
mudah dikenali & dimakan oleh makrofag fagositosis >>
INTERFERON
- Glikoprotein yg dihasilkan sel tubuh sbg respon thd infeksi virus
- Sifat antivirus
induksi sel sekitar sehingga resisten terhadap virus
aktifkan sel NK
KOM PLEM EN
- Komplemen meningkatkan fagositosis dgn cara :
1. Hancurkan membran bakteri
2. M elepas bahan kemotaktik makrofag >> ke tempat bakteri
3. Opsonisasi memudahkan makrofag mengenali & memakan bakteri
- Td 9 komponen C1 – C9
- C3 >> kadar C3 serum ~ gambaran biologik konsentrasi C
- Aktivasi interaksi Ag-Ab
kontak dengan dinding sel sasaran
- Jalur reaksi :
a. Jalur klasik/ intrinsik
b. Jalur alternatif/ ekstrinsik
Jalur klasik
pengenalan
C1qrs (esterase)
C4 C4b & C4a
C2 C2a & C2b
C4b2a + M g C3 konvertase
aktivasi
C3 C3b & C3a
C4b2a3b C3 peptidase
C5 C5b & C5a
penghancuran
C5-6-7 C5-6-7-8 C5-6-7-8-9
Jalur alternatif
- Aktivasi langsung melalui C3
- Pencetus :
endotoksin
zymosan =
IgA
bisa ular kobra
Fungsi komplemen
-Sitolisis C56789
-Anafilatoksin C3a, C4a, C5a
-Kemotaksis C3a, C5a, C567
-Kinin C2 bebas
-Imunoderens C3b, C4b
SELULER
sifat sitotoksik virus, keganasan
aktivasi oleh interferon
1. Sel NK
2. M ononuklear (M N) monosit & makrofag
- Siklus hidup lama
- Granul lisozim, komplemen, interferon, sitokin
- Gerak lambat 7-8 jam
3. Polimorfonuklear (PM N) neutrofil, eosinofil
- Siklus hidup pendek
- Granul enzim hidrolitik, laktoferin
- Gerak cepat 2-4 jam
Fagositosis
makrofag/ monosit, segmen eosinofil, netrofil
memakan, mamasukan, menghancurkan
Dibantu oleh :
- C3a, C5a, C567 kemotaksis
- C3b pengenalan Ag sasaran oleh sel fagosit
- opsonin
Proses fagositosis
Terdiri dari :
1. Kemotaksis gerakan sel fagosit ke tempat infeksi
2. M enelan
3. M emakan (fagositosis) dgn pembentukan fagosom
4. M embunuh lisozom, H2O2, mieloperoksida
( membentuk fagolisosom)
5. M encerna
Specific Defenses and Acquired
Immunit y
Antigen
Foreign Element
Humoral Immunit y
Antibodies
Cell-mediated immunity
Activated Lymphocytes
5. SISTEM IM UN ADAPTIF (SPESIFIK)
• Sifat spesifik: artinya memberikan perlindungan
hanya kepada jenis antigen tertentu, tidak untuk
yg lainnya.
• Diperoleh dengan jalan: imunisasi, sakit, atau dari
ibu lewat plasenta, ASI
• Untuk mendapatkanya perlu waktu, artinya tubuh
perlu mengenal dulu antigen tsb kemudian sel
imun mengalami sensitifasi untuk memproduksi
kekebalan vaksinasi : hepatitis, BCG, imunisasi dll
• Kekebalan baru berfungsi, pada saat terpapar
antigen yg kedua
Sel sel yang berperan pada imunitas tubuh
1. Sel T
Dibentuk di sumsum tulang, pematangan di timus
M empunyai petanda permukaan membedakan dg sel B
pemeriksaan rosette (+)
M empunyai petanda CD (cluster differentiation) sel T dlm
berbagai fase pertumbuhan
M empunyai petanda fungsional concanavalin A &
phytohemaglutinin
Fungsi :- membantu sel B dlm memproduksi antibodi
- mengenal & menghancurkan sel yang terinfeksi virus
- mengaktifkan makrofag dlm fagositosis
- mengontrol ambang & kualitas sistem imun
Jenis : sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed
hypersensitivity), Tc (cytotoxic)
2. SEL B
Dibentuk & dimatangkan di sumsum tulang
- Proses pematangan sel asal pre B sel B imatur
sel B matur proliferasi & diferensiasi sel plasma Ab
(Ig)
- Rangsangan antigen I terbentuk IgM
- Selanjutnya akan terjadi sw itching Ig A, Ig E. Ig D, Ig G
3. Sel Fagosit (sel penghancur mikroba)
Sel Neutrofil (Leukosit berinti banyak)
Sel Eosinofil (berperan pada infeksi parasit
serta pada reaksi alergi
Sel monosit / magrofag : berinti satu
4. Sel basofil dan sel mast
M engandung zat histamin dll
Berperan pada reaksi inflamasi dan reaksi alergi
6. Komponen pada respon imun
Tipe
Lokasi
Fungsi
B-Lymphocyte
Lymph nodes
Limpa
Peripheral
Bereaksi dengan ant igen spesifik &
berdifensiasi ke dalam plasma sel atau sel
memori
Bertanggung jawab atas ant ibodi unt uk
memediasi imunitas
T-lymphocyte
Lymph nodes
limpa
Peripheral
Cairan jaringan
Pengenalan antigen spesifik untuk memicu
memediasi imunitas sel
Memobilisasi sel-sel tom berpartisipasi untuk
memediasi imunitas sel
Membantu meregulasi respon imun
Plasma cells
Lymph nodes, Spleen
Gast rointest inal
Associated Lymphoid
Tissue (GALT)
M emproduksi ant ibodi IgG, IgA, IgE IgM , IgD.
M acrophage
Peripheral
Semua jaringan
"Menyajikan" antigen limfosit B & T
mengopsonisasi, menelan bakteri
komplement
Darah (protein plasma)
Bentuk cytolytic dan toksik kompleks untuk
antigen
M ediator inflamasi
−Neutrophils
−Eosinophils
Darah
Inflamasi jaringan
M enelan imun kompleks
Fagositosis
44
Immune respon
FUNGSI IM UNITAS SELULAR
1. M engorganisasi respons inflamasi
nonspesifik dengan mengakt ivasi
fungsi makrofag sebagai fagosit dan
bakterisid serta sel fagosit lainnya;
2. M engadakan proses sitolit ik atau
sitotoksik spesifik terhadap sasaran
yang mengandung Ag.
3. M eningkat kan fungsi sel B
memproduksi Ab
4. M eningkat kan fungsi subpopulasi
limfosit T baik sel Th/ penginduksi
maupun sel Tc/ sel supresor.
5. M eregulasi respons imun dengan
mengadakan regulasi negat if dan
regulasi posit if terhadap respons
imun.
7. Innate vs. adapt ive immunit y
• Innate immunity
– Garis pertahanan pertama (ada pada semua individu
sepanjang waktu)
– Berlangsung dengan cepat (0 – 4 jam)
– Non-specific
– Tidak memiliki target tertentu dan tidak membentuk proteksi
jangka panjang
• Adaptive (acquired) immune response sangat lambat > 96 jam
– Dimulai jika respon imun bawaan tidak memadai (> 4 hari)
– Imunitas spesifik --- antigen
– M embentuk proteksi jangka panjang (mis : antibodi, memori
sel T)
– Humoral dimediasi oleh sel T
PERBEDAAN SISTEM IMUN NONSPESIFIK DAN SPESIFIK
NONSPESIFIK
POSITIF : SELALU SIAP,
RESPONS CEPAT, TIDAK
PERLU PAJANAN
SEBELUMNYA
SPESIFIK
NEGATIF : TIDAK SIAP
SAMPAI TERPAJAN ALERGEN ,
RESPONS LAMBAT
NEGATIF : DAPAT BER >>,
MEMORI