Teori perubahan perilaku Compatibility Mode

Download

Contohnya yang berhubungan adalah rasa kehatian hatian, membatasi porsi pemakaian
internet pada waktu waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu individu
agar dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan ( habit) yang dapat merubah
perilaku. FAKTOR EMOSI : Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan
– harapan yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress yang
mendorong melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok. PROSES TERJADINYA Untuk
proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang yang langsung
merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena tekanan dari
masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan
norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena mena dapat tercapai dan
harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan perubahan perilaku : 1. Prekontemplasi : Belum
ada niat perubahan perilaku 2. Kontemplasi : Individu sadar adanya masalahnya dan secara
serius ingin mengubah perilakunya menjadi lebih sehat. - Belum siap berkomitmen untuk
berubah. 3. Persiapan : - Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan. - Sudah pernah
melakukan tapi masih gagal. 4. Tindakan : Individu sudah melakukan perilaku sehat,
sekurangnya 6 bulan dari sejak mulai usaha memberlakukan perilaku hidup sehat. 5.
Pemeliharaan : Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukan ( 6
bulan dilhat kembali). Mungkin berlangsung lama. - 6 bulan dilihat kembali 2.4. Hubungan
Kesehatan dengan Perilaku Seperti yang telah di jelaskan di Bab sebelumnya , hubungan

kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat
akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan
mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik. Manfaat dari hidup sehat yang paling
penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri
kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.
TUJUAN Tujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar terjadinya
suatu pola hidup sehat yang menunjukan kepada kebiasaan.
2.3Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan
perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau
penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang

dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour Di dalam
program program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma
norma kesehatan diperlukan usaha usaha yang konkrit dan positip. Beberapa strategi untuk
memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan Dalam hal ini perubahan perilaku
dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya
dengan peraturan peraturan / undang undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini

menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena
perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan
di masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada
lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat. 2)
Pemberian informasi Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan
kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan
masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat
yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang
dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai
akan bersifat lebih langgeng. 3) Diskusi partisipatif Cara ini merupakan pengembangan dari
cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan
secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi
juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini
memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi
pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga
perilaku mereka juga akan lebih mantap. Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa
perubahan perilaku akan terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan,
propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan
perubahan yang langgeng.
2.4 Teori

Teori Perilaku Kesehatan dan Perubahanya
Teori Teori perilaku kesehatan 1.

Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal 2.
Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan teori
terbentuknya perilaku manusia 3.
Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC,
Reason Action, “PRECED
PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and
Feeling. a) Teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 ) Menurut teori ini perilau manusia
merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara : Antecedent Behavior Consequences
1. Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man made 2.Behavior : reaksi terhadap
antecedent 3.Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak ) Contoh:
Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya
dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan semenarik
mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C ) b)
Teori “REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )

stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat
menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin

kelompok, dsb
a) Dissonance Theory (Festinger : 1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis,
yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan
kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang
bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi penyesuaian secara
kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku. Contoh : Orang yang
merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki kalau tidak
merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya
dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok
(consonance).
b) Teori Fungsi (Katz : 1960)
Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi : 1. instrumental 2.defence mechanism
3. penerima objek dan pemberi arti 4.nilai ekspresif Perubahan perilaku individu tergantung

kebutuhan Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang
dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
c) Teori Kurt Lewin (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving forces
(kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku

dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga
kemungkinan terjadinya perubahan perilaku : 1. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan
tetap perilaku baru
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta sebelumnya tidak mau
memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat

berubah

perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari
petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta. 2. Kekuatan penahan,
pendorong tetap perilaku baru
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit
keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku. 3.
Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku
. Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.
DAFTAR

PUSTAKA

behaviorurldefaultvmlo.html


www.google. http://ekwadothomas676.blogspot.com/2013/04/vcom

kesehatan-dengan- perilaku.html

http://panthom-zone.blogspot.com/2011/11/hubungan-

Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985.

Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23 Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi
Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Ircham Machfoedz dan Eko Suryani
dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya

A. TEORI WHO
Ada empat alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, yakni:
1. Pemahaman dan pertimbangan
dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang
terhadapobjek (objek kesehatan).
a.


Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

b.

Kepercayaan sering atau orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan
berdasarkan keyakinan dan tannpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

c.

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh
dari pengalaman sendiri atau pun dari orang lain yang paling dekat. Sikap membuat
seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap
tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada
situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain, sikap
diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya
pengalaman seseorang.

2. Orang penting sebagai referensi
Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung

untuk dicontoh
3. Sumber-sumber daya
mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
4. Kebudayaan, kebiasaan, nilai-nilai dan tradisi
Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun
cepat sesuai dengan peradapan umat manusia

B. Bentuk perubahan perilaku menurut WHO
1. Perubahan Alamiah (Natural Change )
Bentuk perubahan perilaku yang terjadi karena perubahan alamiah tanpa pengaruh faktorfaktor lain. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau
sosial, budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat didalamnya yang akan
mengalami perubahan.
2. Perubahan Rencana (Planned Change)
Bentuk perubahan perilaku yang terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subyek.

3. Kesediaan Untuk Berubah ( Readiness to Change )
Setiap orang di dalam masyarakat mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda
meskipun kondisinya sama. Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program
pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat
cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, namun sebagian lagi sangat lamban.

C. Strategi Perubahan Perilaku
Beberapa strategi dalam perubahan perilaku berdasarkan keputusan WHO (Program
Pembangunan Nasional Th. 2002-2004) yaitu :
1. menggunakan kekuatan
kekuasaan atau dorongan artinya perubahan perilaku yang dilakukan secara paksa kepada
sasaran sehingga dia mau melakukan sesuatu sesuai harapan. Perubahan tersebut dapat
berlangsung secara tepat namun tidak bertahan lama karena perubahan tidak bertahan lama
karena perubahan tidak didasari oleh kesadaran hati.
2. memberikan informasi kepada sasaran tentang suatu.
Sehingga akan menimbulkan kesadaran mereka dan menyebabkan orang yang berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan ini memakan waktu yang lama
tetapi hasil yang diperoleh bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri.
3. Strategi dengan cara difusi dan partisipasi.
Hal ini berarti seseorang/kelompok aktif berpatisipasi dalam diskusi-diskusi informasi yang
diterimanya. Dengan demikian, pengetahuan yang diperoleh lebih memadai dan mantap. Ini
membutuhkan waktu yang sangat lama dari cara yang kedua, dan hasil yang jauh lebih baik
dari cara yang pertama.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh perubahan struktural terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan pendapatan daerah di Kabupaten Sidoarjo thun 2003-2009

2 46 21

Dampak diversifikasi produk terhadap perubahan hasil penjualan dan laba pada UD. Kenanga Banyuwangi

1 19 74

Analisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian : studi kasus pt. fif cabang pamulang

3 33 213

Pengaruh penayangan iklan Partai Golkar di Tv One terhadap perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada pemilu legislatif 2014

0 55 163

Pengaruh religiusitas terhadap perilaku prososial: studi kasus mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Mukhlisin (STAIM) Ciseeng Bogor.

3 52 83

Pengaruh aktivitas dakwah Badan Pembina Kerohanian Islam (Bapekis) Bank Mandiri dalam peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan

3 38 130

Perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-Ibu majelis ta'lim

0 22 126

Ekspektasi pengguna terhadap pelayanan perpustakaan di tengah perubahan globalisasi informasi: studi kasus pada perpustakaan UHAMKA

0 26 81

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Prosedur pelayanan permintaan perubahan daya listrik PT.PLN (persero) Unit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara : laporan kerja praktek

5 89 1