Membedakan Teks Tantangan Teks Diskusi d (1)

TUGAS KELOMPOK BAHASA INDONESIA
Membedakan Teks Tantangan,
Teks Diskusi dan Teks Eksposisi

 DISUSUN OLEH:
AFIFA ULFA RIZQA EL MAMAB (21)
INDY AGATHA SYAH

(29)

NUR FAKHIRAH KASIM

(34)

YASNIDAR KASIM

(36)

9 IT 1
SMP NEGERI 33 MAKASSAR


Membedakan teks adalah kegiatan membandingkan dua teks atau lebih untuk mencari perbedaan
masing-masing teks. Dua buah teks atau lebih biasanya dapat memiliki perbedaan baik struktur
maupun unsur kebahasaannya. Untuk dapat membedakan teks dapat dilakukan dengan cara membaca
kedua teks tersebut secara keseluruhan. Dalam membaca teks tersebut mungkin tidak hanya sekali
saja, bisa juga berulang-ulang agar dapat menentukan kesamaanya. Pada tulisan ini kegiatan yang
dilakukan adalah membedakan teks tantangan, teks diskusi, dan teks eksposisi.
Teks tantangan adalah jenis teks yang memuat informasi bantahan terhadap hal-hal kontroversial
yang berkembang di masyarakat dengan disertai argumen dan data-data yang memperkuat bantahan
tersebut.Teks diskusi adalah salah satu jenis teks yang memberikan dua pendapat mengenai suatu hal.
Pendapat tersebut tentu ada yang selaras dan juga ada yang bertentangan. Teks eksposisi adalah salah
satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan untuk menjabarkan suatu pengertian dengan
gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat.. Masing-masing teks tersebut memiliki struktur yang
berbeda, namun unsur kebahasaan ketiga teks tersebut ada beberapa yang sama. Berikut ini contoh
teks tantangan, diskusi, dan eksposisi.

1) Teks Tantangan
Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak

Struktur Teks
Pengantar,

masalah

isu,

Teks
Besaran subsidi energi pada tahun
anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka
tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013
sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan
APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja
Negara Perubahan) 2013 sejumlah 287,14
triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup
BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
Sementara itu, realisasi tahun lalu
mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013
sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi
BBM tersebut karena lonjakan konsumsi
minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi
(lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh,
sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak

selalu di bawah target. Pada tahun 2013,
targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan
realisasinya 825 ribu barel per hari.

Argumen
Menentang

Fungsi Sosial
 Untuk menyadarkan
pembaca akan pentingnya
pengurangan subsidi BBM.
 Menginformasikan kepada
para pembaca tentang
produksi minyak di
Indonesia selama satu hari.
 Menyadarkan masyarakat
untuk mengurangi
penggunaan minyak.
 Menginformasikan kepada
para pembaca bahwa

Indonesia bukan hanya
pengimpor minyak tetapi
sekaligus pengekspor
minyak.

Bagaimana dengan konsumsi minyak?
Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02
juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013
melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari.
Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia
harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu
barel per hari. Indonesia adalah negara
pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi
importir minyak (net importer oil). Dengan  Untuk mengetahui dampak
positif yang ditimbulkan jika
kata lain, jumlah impor untuk memenuhi
subsidi BBM akan dihapus.
konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor
minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih


dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter
oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.
Subsidi BBM harus diakui cenderung
meningkat. Kondisi ini tentu membebani
APBN. Untuk itu, diperlukan upaya
menurunkan atau bahkan menghapus subsidi
BBM
secara
bertahap.
Meskipun demikian, kelompok
masyarakat yang kontra penurunan subsidi
BBM
mempunyai
argumentasi
lain.
Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga
BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal).
Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat
turun,

khususnya
masyarakat
miskin.
Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin
akan
bertambah.
Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan
menyebabkan permintaan domestik menurun
sehingga melemahkan produksi. Penurunan
produksi di berbagai sektor ekonomi akan
meningkatkan pemutusan hubungan kerja
(PHK) dan meningkatkan pengangguran.
Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat
kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi
kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
Argumen
Menentang

Penurunan dan/atau penghapusan subsidi
BBM tentu berdampak negatif terhadap

perekonomian dalam jangka pendek, terutama
inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan,
dan pengangguran. Yang perlu dicermati
adalah dampak terhadap kemiskinan dan
pengangguran. Pemerintah baru harus sudah
mempunyai solusi terhadap subsidi BBM,
seperti keberanian menurunkan subsidi BBM
secara bertahap sampai akhirnya menghapus.
Dampak negatif penurunan subsidi BBM
dalam jangka pendek dapat dikurangi dengan
menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring
pengaman sosial dan kebijakan moneter.
Selain itu, Bank Indonesia dapat menurunkan
jumlah uang beredar melalui instrumen
kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Pengurangan subsidi BBM juga harus

 Untuk menginformasikan
dampak negatif dari
penghapusan subsidi BBM.


disertai program kompensasi. Akan tetapi,
program kompensasi yang tidak efektif justru
akan
meningkatkan
kemiskinan.
Sebaliknya, jika program kompensasi
dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat
menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya
bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa
asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan,
modal kerja usaha kecil dan menengah, padat
karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
Simpulan

Subsidi tidak dapat diberlakukan terusmenerus. Andai subsidi terpaksa diberikan,  Bertujuan agar pemerintah
harus diberlakukan secara adil, selektif, dan
lebih bijak dan adil serta
tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas.
selektif dalam penghapusan

Subsidi harus dikurangi secara bertahap,
subsidi BBM.
sampai akhirnya dihapus. Pemerintah baru
didorong berani mengurangi subsidi BBM
disertai penjelasan kepada masyarakat.

Unsur kebahasaan Teks Tantangan :
Fungsi sosial teks tantangan adalah digunakan untuk memberikan bantahan terhadap suatu
isu/masalah yang diperkuat dengan argumen yang memperkuat bantahan tersebut.
1. Kata Rujukan
Kata rujuakan adalah kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata
rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:

Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut.

Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.

Rujukan persona/orang atau yang diperlakukan seperti orang:
Jenis Rujukan Persona


Tunggal

Jamak

Persona pertama

Aku, saya

Kami, kita

Persona kedua

Kamu, engkau, anda

Kalian, kami sekalian

Persona ketiga

Dia, ia, beliau


Mereka

Beberapa rujukan kata dalam teks di atas adalah sebagai berikut:
Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat . Kondisi ini tentu membebani APBN.
Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Subsidi
energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
3.
Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa
mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin.
1.
2.

4.

Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka
tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P
(Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan) 2013 sejumlah 287,14 triliun.
5.
Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9
triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia.
2. Kata Hubung/Konjungsi
Konjungsi adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat
dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
1.
Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan,
beasiswa pendidikan, modal kerja usaha kecil dan menengah, padat karya, serta beras untuk
masyarakat miskin.
2.
Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun
sehingga melemahkan produksi.
3.
Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi
kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
4.
Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara
bertahap.
5.
Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang
hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
6.
Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan
kemiskinan.
7.
Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil).
8.
Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter
oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.
9.
Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian
menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus.
10.
Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan
kemiskinan.
3. Kalimat sanggahan
Kalimat sanggahan adalah kalimat ungkapan ketidaksetujuan terhadap suatu masalah atau
pembicaraan. Kalimat sanggahan biasanya ditandai dengan kurang sependapat, perlu ditinjau
kembali, belum sesuai, kurang tepat dan sebagainya. Beberapa kalimat sanggahan dalam teks di atas
adalah sebagai berikut.
1.
Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013,
targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.
2.
Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi
kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
3.
Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi. Akan tetapi, program
kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.
4. Kalimat Penolakan.
Kalimat penolakan adalah kalimat yang berisi tidak setuju, kurang setuju, sependapat, kurang
sependapat atau membantah dalam suatu hal. Ciri-ciri kalimat penolakan, antara lain, ditandai dengan
pilihan kata tidak setuju, kurang setuju, tidak sependapat, menolak, ditolak, menentang, tantangan,
membantah, bantahan, sanggahan, disanggah. Contoh kalimat penolakan antara lain sebagai berikut.

1.

Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal).
Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin. Akhirnya,
jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.
2.
Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap
perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan
pengangguran.
5. Kalimat pernyataan;
Kalimat pernyataan adalah kalimat yang ditandai intonasi turun dan pada umumnya mengandung
makna yang menyatakan atau memberitahukan sesuatu. Dalam ragam bahasa tulis, biasanya diberi
tanda titik pada bagian akhir. Contoh kalimat pernyataan antara lain sebagai berikut.

Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat.

Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil).

Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga
melemahkan produksi.

2) Teks Diskusi
Perlukah Pengurangan Subsidi BBM?

Struktur Teks
Isu

Teks
Besaran subsidi energi pada tahun anggaran
2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut
didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar
299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P
2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi
tahun ini mencakup BBM/LPG dengan
pengajuan
210,73
triliun.
Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai
210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9
triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut
karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia.
Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak
mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009,
realisasi produksi minyak selalu di bawah
target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu
barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu
barel
per
hari.

Fungsi Sosial
 Untuk menginformasikan
kepada para pembaca akan
pentingnya
pengurangan
subsidi BBM.
 Menginformasikan kepada
masyarakat/pembaca
tentang banyak minyak
yang diproduksi Indonesia
dalam satu hari.
 Menyadarkan masyarakat
untuk mengurangi
penggunaan minyak.

Argumen
Mendukung

Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada
tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta
barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013
melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari.
Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia
harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu
barel per hari. Indonesia adalah negara
pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi
importir minyak (net importer oil). Dengan
kata lain, jumlah impor untuk memenuhi
konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor
minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih
dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter
oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.
Subsidi BBM harus diakui cenderung
meningkat. Kondisi ini tentu membebani
APBN. Untuk itu, diperlukan upaya
menurunkan atau bahkan menghapus subsidi
BBM secara bertahap. Mengenai kebijakan
penurunan subsidi BBM yang berdampak pada
kenaikan harga BBM, tentu menimbulkan pro
dan
kontra
di
berbagai
kalangan.
Kelompok yang setuju penurunan subsidi
BBM mempunyai argumentasi subsidi akan
menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian.
Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati
produsen dan konsumen, namun ada yang
hilang dan tak dinikmati keduanya (deadweight welfare loss). Subsidi BBM tidak tepat
sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih
tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar
daripada rakyat berpendapatan rendah.
Dengan subsidi, harga di pasar domestik
menjadi lebih murah. Akibatnya, cenderung
terjadi
konsumsi
berlebihan
(over
consumption) atau pemborosan energi. Kondisi
tersebut juga akan mendorong penyelundupan
ke pasar internasional. Hasil pengurangan
anggaran subsidi BBM dapat dialokasikan
untuk pembangunan infrastruktur, asuransi,
jaminan kesehatan, beasiswa pendidikan,
program padat karya dan kegiatan lainnya
untuk masyarakat miskin. Jika harga naik,

 Untuk memberikan
wawasan kepada para
pembaca mengenai dampak
positif apabila subsidi
BBM dihapuskan.

Argumen
Menolak

konsumsi menjadi semakin rasional (tidak
berlebihan). Selanjutnya, kondisi kualitas
lingkungan menjadi semakin baik karena polusi
berkurang.
Kelompok yang kontra penurunan subsidi
BBM mempunyai argumentasi lain. Penurunan  Untuk
memberikan
subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM
wawasan kepada para
memicu inflasi (barang menjadi mahal). Kondisi
pembaca mengenai dampak
ini menjadikan daya beli masyarakat turun,
negatif apabila subsidi
khususnya masyarakat masyarakat miskin.
BBM dihapuskan.
Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan
bertambah.
Kenaikan harga BBM dan inflasi akan
menyebabkan permintaan domestik menurun
sehingga melemahkan produksi. Penurunan
produksi di berbagai sektor ekonomi akan
meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK)
dan meningkatkan pengangguran. Ringkasnya,
kelompok kontra berpendapat kenaikan harga
BBM menyebabkan inflasi, kemiskinan, serta
pengangguran
lebih
tinggi.
Penurunan dan/atau penghapusan subsidi
BBM tentu berdampak negatif terhadap
perekonomian dalam jangka pendek, terutama
inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan,
dan pengangguran, tetapi kecil. Yang perlu
dicermati adalah dampak terhadap kemiskinan
dan pengangguran. Pemerintah baru harus sudah
mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti
keberanian menurunkan subsidi BBM secara
bertahap
sampai
akhirnya
menghapus.
Dampak negatif penurunan subsidi BBM
dalam jangka pendek dapat dikurangi dengan
menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring
pengaman sosial dan kebijakan moneter dan
Bank Indonesia dapat menurunkan jumlah uang
beredar melalui instrumen menaikkan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pengurangan
subsidi BBM juga harus disertai program
kompensasi. Meskipun demikian, program
kompensasi yang tidak efektif justru akan
meningkatkan
kemiskinan.
Sebaliknya, jika program kompensasi dapat
dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan
kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam
bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi

Simpulan

kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja
UMKM, padat karya, serta beras untuk
masyarakat miskin.
Subsidi tidak dapat diberlakukan terusmenerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus
diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat
sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi
harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya
dihapus. Pemerintah baru didorong berani
mengurangi subsidi BBM disertai penjelasan
kepada masyarakat.

 Untuk meminta pembaca
agar dapat mengurnagi
penggunaan BBM.

Unsur Kebahasaan Teks Diskusi
Fungsi sosial teks diskusi adalah digunakan untuk menyampaikan pendapat mengenai suatu
permasalahan. Pendapat yang disampaikan tersebut disertai argumen baik yang mendukung maupun
yang menentang isu tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi penulis.
1. Penggunaan Konjungsi Perlawanan
Konjungsi perlawanan menggunakan kata hubung : tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
1.
Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap
perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan
pengangguran, tetapi kecil.
2.
Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan,
beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
3.
Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang
hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
4.
Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per
hari.
5.
Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan
kemiskinan.
2. Penggunaan Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal
Penggunaan Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal itu dapat
berbentuk, antara lain, dengan pengulangan, sinonim, antonim, dan hiponim.

Kohesi pengulangan adalah kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang telah
disebut.

Kohesi hiponimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat
hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.

Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara
konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.

Kohesi antonim adalah kohesi leksikal yang memiliki relasi makna leksikal yang bersifat
kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
 Contoh penggunaan kohesi leksikal dalam teks di atas adalah sebagai berikut.
1.
Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009,
realisasi produksi minyak selalu di bawah target. (pengulangan)
2.
Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat masyarakat
miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.(pengulangan)

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Subsidi BBM tidak tepat sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi
menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.(pengulangan)
Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. (antonimi)
Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil)
karena ekspor lebih tinggi dari impor. (antonimi)
Mengenai kebijakan penurunan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan harga BBM,
tentu menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan. (antonimi)
Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada
rakyat berpendapatan rendah. (antonimi)
Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang menjadi
mahal). (antonimi)

Penggunaan Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan aturan
gramatikal. Kohesi gramatikal, antara lain, dapat terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan elipsis.

Referensi (rujukan) merupakan pengacuan satuan lingual tertentu terhadap satuan lainnya.

Substitusi diartikan sebagai penggantian satuan lingual dengan satuan lingual lain dalam
wacana untuk memperoleh unsur pembeda.

Elipsis adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang sudah disebutkan sebelumnya.
 Hal itu dapat disimak pada contoh berikut.
1.
Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun.
Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan
APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun.(rujukan).
2.
Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan
menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati
produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare
loss). (rujukan)
3. Penggunaan Modalitas
Modalitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang
dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti
harus, akan, ingin, mungkin. Hal itu dapat dilihat pada contoh berikut.
1.
Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu
barel per hari.
2.
Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat.
3.
Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian
menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus.
4.
Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi.
5.
Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran
dengan jangka waktu terbatas.
6.
Subsidi harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya dihapus.
7.
Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi
subsidi akan menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian.
8.
Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional.
9.
Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin kategori miskin akan bertambah.
10.
Kenaikan harga BBM dan inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun
sehingga melemahkan produksi.

11.

Penurunan produksi di berbagai sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan hubungan
kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran.
12.
Meskipun demikian, program kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan
kemiskinan.

3) Teks Eksposisi
Subsidi BBM Perlu Dikurangi

Struktur Teks

Teks

Pernyataan
Pendapat (Tesis)

Besaran subsidi energi pada tahun
anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka
tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013
sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan
APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi
energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan
pengajuan
210,73
triliun.
Sementara itu, realisasi tahun lalu
mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013
sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi
BBM tersebut karena lonjakan konsumsi
minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi
(lifting) minyak tidak mencapai target.
Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi
minyak selalu di bawah target. Pada tahun
2013, targetnya 840 ribu barel per hari,
sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.

Fungsi Sosial
 Menyadarkan pembaca
tentang pentingnya
penghapusan subsidi BBM.
 Menginformasikan kepada
para pembaca tentang
produksi minyak di
Indonesia selama satu hari.
 Menyadarkan masyarakat
untuk mengurangi
penggunaan minyak.
 Menginformasikan kepada
para pembaca bahwa
Indonesia bukan hanya
pengimpor minyak tetapi
sekaligus pengekspor
minyak.

Bagaimana dengan konsumsi minyak?
Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02
juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013
melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari.
Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia
harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu
barel per hari. Indonesia adalah negara
pengekspor sekaligus pengimpor minyak.
Argumentasi

Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi
importir minyak (net importer oil). Dengan
kata lain, jumlah impor untuk memenuhi

 Memberi informasi tentang
dampak positif dan negatif

konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor
minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih
dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter
oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.
Subsidi BBM harus diakui cenderung
meningkat. Kondisi ini tentu membebani
APBN. Untuk itu, diperlukan upaya
menurunkan atau bahkan menghapus subsidi
BBM secara bertahap.
Kelompok yang setuju penurunan subsidi
BBM mempunyai argumentasi subsidi akan
menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian.
Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati
produsen dan konsumen, namun ada yang
hilang dan tak dinikmati keduanya (deadweight welfare loss). Subsidi BBM tidak tepat
sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih
tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar
daripada rakyat berpendapatan rendah.
Dengan subsidi, harga di pasar domestik
menjadi lebih murah. Akibatnya, cenderung
terjadi
konsumsi
berlebihan
(over
consumption) atau pemborosan energi.
Kondisi tersebut juga akan mendorong
penyelundupan ke pasar internasional. Hasil
pengurangan anggaran subsidi BBM dapat
dialokasikan
untuk
pembangunan
infrastruktur, asuransi, jaminan kesehatan,
beasiswa pendidikan, program padat karya dan
kegiatan lainnya untuk masyarakat miskin.
Jika harga naik, konsumsi menjadi semakin
rasional (tidak berlebihan). Selanjutnya,
kondisi kualitas lingkungan menjadi semakin
baik karena polusi berkurang.
Sebaliknya, jika dapat dilaksanakan dengan
efektif, program kompensasi dapat menekan
kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan
dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa
asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan,
modal kerja UMKM, padat karya, serta beras
untuk masyarakat miskin.

dari penghapusan subsidi
BBM.

Penegasan Ulang
Pendapat

Subsidi tidak dapat diberlakukan terusmenerus. Andai subsidi terpaksa diberikan,
harus diberlakukan secara adil, selektif, dan
tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas.
Subsidi harus dikurangi secara bertahap,
sampai akhirnya dihapus. Pemerintah baru
didorong berani mengurangi subsidi BBM
disertai
penjelasan
gamblang
kepada
masyarakat.



Untuk memberi tahu
pembaca bahwa
penggunaan minyak
ssecara terus-menerus
dapat mengakibatkan
persediaan minyak
semakin menipis.

Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
Fungsi sosial teks eksposisi adalah digunakan untuk digunakan untuk mengusulkan pendapat pribadi
mengenai sesuatu atau sebagai wadah untuk mengemukakan pendapat.
1. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa
nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan
pronomina nonpersona.
1.
Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda,
kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian,
mereka, hadirin, para.
2.
Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya
seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.
 Beberapa contoh penggunaan pronomina pada teks di atas adalah sebagai berikut.
1.
Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
2.
Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan
menghapus subsidi BBM secara bertahap.
3.
Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari.
2. Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Leksikal adalah berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi,
dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata, leksem,
ataupun kosakata.
Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat
berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar
maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan
contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll. Beberapa contoh nomina dalam teks tersebut antara
lain sebagai berikut.
1.
Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. (nomina dasar)
2.
Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. (nomina dasar).
3.
Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.(nomina
turunan)
4.
Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption)
atau pemborosan energi.(nomina turunan)
Verba (kata kerja)

Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat.
Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi
dua yaitu :
1.
Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi,
reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, dll.
2.
Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses
morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang,
memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan, dll.
 Beberapa contoh penggunaan verba pada teks di atas adalah sebagai berikut.
1.
Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.(verba
turunan).
2.
Kondisi ini tentu membebani APBN. (verba turunan)
3.
Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara
bertahap.(verba turunan)
Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan
binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif,
jernih, dingin, jelek, dan lain-lain. Beberapa contoh kata sifat pada teks di atas adalah sebagai
berikut.
1.
Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil)
karena ekspor lebih tinggi dari impor.
2.
Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada
rakyat berpendapatan rendah.
3.
Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah.
4.
Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan
energi.
5.
Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran
dengan jangka waktu terbatas.
Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu,
suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula,
dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain. Beberapa contoh kata keterangan pada teks di atas adalah
sebagai berikut.
1.
Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target.
2.
Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional.
3.
Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9
triliun.
Konjungsi
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi
temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya dapat digunakan bersamaan untuk
menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau
sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal
suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan
seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi

dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat
ditemukan pada teks eksposisi :
1.
Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah itu
2.
Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan
3.
Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
4.
Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
5.
Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila
6.
Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
7.
Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
8.
Konjungsi pertentangan : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan
9.
Konjungsi pilihan : atau
10.
Konjungsi penegasan/penguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu pun
11.
Konjungsi penjelasan : bahwa
12.
Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
13.
Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian
 Beberapa contoh penggunaan konjungsi pada teks di atas adalah sebagai berikut.
1.
Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang
hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
2.
Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan,
beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
3.
Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.