Analisa Hubungan Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Volume Dan Kapasitas Jalan di Ruas Jalan Rantau Bais - Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

  Jurnal

ISSN: 1410-7783

  aintis Volume 13 Nomor 1, April 2014, 42-55

  Analisa Hubungan Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Volume Dan Kapasitas Jalan di Ruas Jalan Rantau Bais - Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau Analisys Of The Correlation Traffic Accident With Volume And Capacity at jalan Rantau Bais– Ujung Tanjung In Rokan Hilir Riau

  

Peprizal, ABD. Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi

  Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru 28284

  tatie_sdh@yahoo.com Abstrak

  Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan Rantau Bais - Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir, selalu meningkat dari tahun ke tahun yang dilihat dari data-data yang ada, salah satu faktor penyebabnya volume per kapasitas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola hubungan rasio volume per kapasitas terhadap angka kecelakaan ditinjau secara umum, berdasarkan jenis kecelakaan dan bobot keparahan. Diharapkan penelitian ini memberikan informasi bagi dinas terkait agar menjadikan saran terhadap pelayanan keselamatan yaitu pengurangan angka kecelakaan. Analisa yang digunakan analasis regresi dan korelasi dengan menggunakan bantuan aplikasi Ms.Office

  Excell. Data yang digunakan adalah data primer (2009 – 2012), yang meliputi data volume lalu lintas dan data kecelakaan lalu lintas.

  Hasil dari penelitian ini menunjukan Secara umum terdapat pola hubungan yang signifikan yaitu, 2 sebesar 85,1% (R =0,851) antara rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan yaitu polynomial negatif dimana kenaikan volume per kapasitas membuat angka kecelakaan menurun sampai dengan titik balik minimum antara 3,2 sampai 3,25 dan angka kecelakaan akan naik setelah melewati titik balik minimum. Pada hubungan rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan 2 tunggal menunjukan hubungan polynominal positif (R = 0,999) dari analisis regresi kecelakaan tunggal, menunjukkan tingginya pengaruh yang ada, dimana kenaikan volume per kapasitas membuat angka kecelakaan naik sampai dengan titik balik maksimum antara 3,1 sampai 3,15 dan angka kecelakaan akan turun setelah melewati titik balik maksimum, sedangkan pada kecelakaan multi 2 menunjukan hubungan yang polynomial negatif (R =0,999) ditunjukan dengan nilai korelasi signifikan sebesar 99,9% dan 0,01% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan pola hubungan rasio volume per kapasitas dengan bobot keparahan kecelakaan menunjukan polynomial negatif. Dari nilai kategori bobot keparahan terdapat 96 korban manusia, dimana 25 orang meninggal dunia, 32 orang luka berat dan 39 orang luka ringan. Analisis regresi rata-rata bobot keparahan kecelakaan adalah sebesar 66,2% dan sisanya 33,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

  Kata Kunci : Rasio Volume per Kapasitas, Angka Kecelakaan. Fatalitas Kecelakaan.

  Abstract The traffic accidents which happened on the side of Rantau Bais – Ujung Tanjung Street in Rokan Hilir Regency of Riau Province, always risen up in every year that could see from all the data’s have; one of the caused effects is volume per capacity. On general, this research is aimed to determine the system of correlation between ratio volumes per capacity with volume of traffic accidents; based on the types of accidents and level of serious condition. The researcher wished this research gives the information for its official to make the suggestion for service welfare, which is the decrease of accident’s volume.

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  This analysis which used are the regression and correlation of analyze with using Ms. Office Excell application. And used the primary data (2009-2012), consists of traffic data volume and traffic data accidents. Based on the result of this research showed on general has the system of significant correlation, that is 2 85,1% (R = 0,851). Between ratio volumes per capacity with volume of traffic accidents are negative polynomial where the advance volume per capacity make the traffic accidents fallen until in point reiverse between 3,2 to 3,25 and volume of traffic accidents will be rise after through the minimum of point reverse. The correlation of ratio volumes per capacity with singular accidents volume showed the 2 positive polynomial (R = 0,999) from analysis regression of singular accidents; showed its influence where the advance of volume per capacity make accidents volume rise until maximum of point reverse in 3,1 to 3,15 and will be fall after through the maximum of point reverse. Whereas, in multi accidents 2 showed the correlation is negative polynomial (R = 0,999), its present from significant correlation volume are 99,9% and 0,01% influenced by the other factors. Based on the system of correlation in ratio volumes per capacity with level of serious condition in accidents are showed negative polynomial. From the percentage category its obtained 96 human’s victim; 25 people was died, 32 people heavy injured, and 39 people light injured. The average of regression analysis in level of serious condition has 66,2% and others 33,8% influenced by the other factors.

  Keywords: Ratio Volumes Per Capacity, Accidents Volume, Fatality Accidents.

  PENDAHULUAN Kecelakaan lalu lintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 ayat 1 adalah “Suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda”.

  Melihat tingginya jumlah kecelakaan yang terjadi, penting bagi semua kalangan untuk memperhatikan aspek keselamatan berlalu lintas. Derajat kejenuhan atau sering juga disebut dengan rasio volume per kapasitas adalah salah satu bagian dari kondisi lalu lintas yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Semakin tinggi rasio volume per kapasitas, maka kepadatan lalu lintas juga semakin tinggi begitu juga sebaliknya. Hal ini menyebabkan potensi kecelakaan terjadi dengan kondisi yang berbeda.

  Namun demikian hubungan antara rasio volume dan kapasitas dengan angka kecelakaan tidaklah selalu sama untuk masing-masing daerah, bahkan mungkin berbeda pada tiap lokasi penelitian. Melihat permasalahan tersebut maka penulis berkeinginan mengamatinya.

  Melihat permasalahan tersebut maka penulis berkeinginan mengamatinya. Seberapa besar pengaruh volume perkapasitas dengan kecelakaan yang terjadi pada ruas jalan rantau bais – ujung tanjung kabupaten rokan hilir Berdasarkan latar belakang dan permasalahan, maka tujuan penelitian adalah :

1. Untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan secara umum.

  2. Untuk menentukan pola kecenderungan hubungan antara rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan lalu lintas terhadap angka kecelakaan berdasarkan jenis kecelakaan ( tunggal dan multi) serta bobot keparahan kecelakaan.

  LANDASAN TEORI Angka Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa yang tak dapat disangka- sangka dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban manusia (mengalami luka ringan , luka berat dan meninggal) dan kerugian harta benda.

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  Menurut UU No. 22 Tahun 2009 pasal 1 No. 24 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan kerugian harta benda.

  Matson (1955), menyatakan bahwa penggolongan kecelakaan lalu lintas adalah berdasarkan pada penggolongan tingkat pertama yaitu: korban mati, luka berat, luka ringan, kerusakan materi dan penggolongan tingkat kedua adalah berdasarkan lokasi. Misal pedesaan dan perkotaan, penggolongan collision (berdasarkan lokasi).

  Pignataro (1973), menyebutkan bahwa kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi pada suatu pergerakan lalu lintas akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk lalu lintas, yaitu pengemudi (manusia), kendaraan, jalan dan lingkungan. Pengertian kesalahan dapat dilihat sebagai kondisi tidak sesuai standar atau peraturan yang berlaku maupun kelalaian yang dibuat manusia.

  Kejadian kecelakan lalu lintas sangat beragam baik dari proses kejadian maupun faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Menurut proses kejadian kecelakaan lalu lintas dapat dikelompokkan sesuai kategori kecelakaan lalu lintas sebagai berikut:

  a. Kecelakaan tunggal b. Kecelakaan ganda/multi.

  c. Kecelakaan beruntun.

  Definisi kecelakaan lalu lintas berdasarkan kriteria korban menurut jasa marga adalah :

  1. Luka ringan.

  2. Luka berat.

  3. Meninggal.

  Angka kecelakaan ( accident rate) biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kecelakaan pada satu satuan ruas jalan. Banyak indikator angka kecelakaan yang telah dikenalkan, Pignataro (1973) memberikan persamaan matematis untuk menghitung angka kecelakaan sebagai berikut :

1. Angka kecelakaan lalu lintas per kilometer.

  adalah jumlah kecelakaan per kilometer dengan menggunakan rumus : AR = A / L (1) Keterangan: AR = Angka kecelakaan total per kilometer A = Jumlah total kecelakaan yang terjadi L = Panjang ruas jalan (dalam km) 2. Angka kecelakaan berdasarkan kendaraan km per jalanan.

  AR = A x 1.000.000 365 x AADT x T x L (2) Keterangan : AR = Angka kecelakaan berdasarkan kendaraankmperjalanan.

  A = Jumlah Total Kecelakaan AADT = Volume Lalu Lintas Rata-rata tahunan T = Waktu periode pengamatan L = Panjang ruas jalan (dalam km) 365 = Jumlah hari dalam satu tahun

  Pignataro (1973), sistem laporan kecelakaan lalu lintas sangat penting untuk menganalisis kecelakaan lalu lintas dan pencegahan kecelakaan lalu lintas dari segi rekayasa, pendidikan dan peraturan. Laporan kecelakaan lalu lintas harus dibuat untuk semua jenis yang melibatkan korban meninggal, luka - luka maupun kerugian material.

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  Arus Lalu Lintas

  Arus lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan bermotor yang melintasi satu titik pada jalan dalam satu satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam atau emp/jam atau AADT. Arus atau volume lalu lintas digunakan sebagai pengukur jumlah dari lalu lintas dengan menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan (hari, jam, menit). Terminologi yang biasa digunakan untuk arus lalu lintas atau volume lalu lintas adalah : 1.

  ADT (average daily traffic) atau dikenal juga sebagai LHR (lalu-lintas harian rata-rata) yaitu volume lalu-lintas rata-rata harian berdasarkan pengumpulan data selama χ hari, dengan ketentuan 1 < χ < 365.

  2 . AADT (average annual daily traffic) atau dikenal juga sebagai LHRT (lalu-lintas harian rata-rata tahunan), yaitu total volume rata-rata harian (seperti ADT), akan tetapi pengumpulan datanya harus > 365 hari (χ > 365 hari).

  3. 30 HV (30th highest annual hourly volume) atau disebut juga sebagai DHV (design hourly volume), yaitu volume lalu-lintas tiap jam yang dipakai sebagai volume desain.

  4. Rate of flow atau flow rate adalah volume yang diperoleh dari pengamatan yang lebih kecil dari satu jam, akan tetapi kemudian dikonversikan menjadi volume 1 jam secara linear.

  Tabel 1 Angka Ekuivalen Berdasarkan Jenis Kendaraan (MKJI, 1997) Jenis Kendaraan Angka Ekuivalen (E) (a)

  (b)

  Sepeda motor, Sekuter, Kendaraan roda dua 0,5 Sedan, Jeep, Station wagon 1,0 Oplet, Pick Up, dan Mini Bus 1,0 Micro Truck dan Mobil Hantaran 1,0 Bus Kecil

  2,0 Bus Besar

  3,0 Truck 2 sumbu (13 ton) 1,3 Truck 3 sumbu ( 20 ton) 2,0 Truck Gandengan 3,0 Truck Semi trailer 5,0 Kendaraan tidak bermotor 0,5

  Kapasitas Jalan

  Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), kapasitas adalah arus maksimum yang melewati suatu titik pada jalan bebas hambatan yang dapat dipertahankan per satuan jam dalam kondisi yang berlaku. Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan selama 1 (satu) jam, dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang mendekati ideal dapat dicapai. Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang melalui suatu titik pada suatu ruas jalan yang dapat dipertahankan persatuan jam pada kondisi tertentu.

  Persamaan dasar yang digunakan untuk menentukan kapasitas jalan adalah sebagai berikut :

  C = Co x FCw x FCsp x FCsf (5)

  Keterangan : C = kapasitas jalan (smp/jam).

  Co = kapasitas dasar (smp/jam). FCw = faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas. FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah.

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  FCsf = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping.

  Kapasitas merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam perencanaan dan pengoperasian jalan raya. Menurut MKJI (1998) penilaian kapasitas jalan diperlukan pemahaman akan berbagai kondisi yang berlaku, antara lain :

  1. Kapasitas Dasar (Co)

  Kapasitas dari jalan tergantung kepada tipe jalan, jumlah jalur dan apakah jalan di pisahkan dengan pemisah fisik atau tidak seperti nyang di tunjukkan dalam Tabel 2 Kapasitas Dasar Jalan Luar Kota (MKJI, 1997)

  Tabel 2. Kapasitas Dasar Kapasitas Dasar Total Kedua Arah Tipe Jalan/Type Alinyemen smp/jam/lajur Empat-lajur terbagi

  Datar 1900 Bukit 1850 Gunung 1800

  Dua-lajur tak terbagi

  Datar 3100 Bukit 3000 Gunung 2900

  2. Faktor Penyesuaian Lebar Jalan (FCw)

  Faktor penyesuaian lebar jalan adalah faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat lebar jalur lalu lintas. Lebar badan jalan efektif sangat mempengaruhi kapasitas jalan , seperti yang di tunjukan dalam tabel 3.

  Tabel 3. Faktor Penyesuaian Lebar Lajur FCw Jalan Luar Kota (MKJI, 1997) Lebar Efektif Jalur Lalu Lintas Tipe Jalan

  FCw (m)

  5 0,69 6 0,91 7 1,00

  Dua – Lajur Tak Terbagi 8 1,08 9 1,15 10 1,21 11 1,27

  3. Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCsp)

  Berdasarkan Faktor penyesuaian untuk jalan pada jalan tanpa menggunakan pemisah tergantung kepada besarnya split kedua arah seperti yang di tunjukan pada Tabel 4

  Tabel 4. Faktor Penyesuaian Pemisah Arah FCsp Jalan Luar Kota (MKJI, 1997) Pemisah Arah SP % - % 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

  Dua – Lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,910 0,88 FCsp

  Empat – Lajur 4/2 1,00 0,975 0,95 0,925 0,90

  4. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (FCsf)

  Faktor penyesuaian hambatan samping di tentukan berdasarkan jenis jalan, kelas hambatan samping, lebar bahu ( kerep ke penghalang) efektif. Untuk jalan dua – lajur dua – arah dan lebar bahu efektif (Ws) 1 m, nilai FCsf di sesuaiakan dengan beberapa kelas hambatan samping. Kelas amat rendah / (VL), kelas rendah /(M), kelas Tinggi / (VH) dapat dilihat pada tabel 5.

  Tabel 5. Faktor Hambatan Samping Jalan Luar Kota (Ws ≥2,0 m) (MKJI, 1997)

  Faktor penyesuaian akibat hambatan samping Kelas

  (FCSf) Tipe Jalan Hambatan

  Lebar bahu efektif (WS) Samping

  ≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2 DUA

  VL 0,97 0,99 1,00 1,02

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  LAJUR L 0,93 0,95 0,97 1,00 TAK

  M 0,88 0,91 0,94 0,98 TERBAGI

  H 0,84 0,87 0,91 0,95

  VH 0,80 0,83 0,88 0,93

  Rasio Volume per Kapasitas

  Adapun tingkat rasio volume per kapasitas dilakukan dengan persamaan sebagai berikut:

  VCR = V/C (6) Keterangan :

  VCR = Rasio volume per kapasitas V = Volume lalu lintas (smp/jam) C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)

  Regresi

  Analisis regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan ada tidaknya pengaruh antar variabel terikat (devendent variabel) atau y dengan variabel bebas (indevendent variabel). Regresi ini dapat di bedakan menjadi:

  Regresi Linier

  Jika kita menghadapi persoalan yang berkaitan dengan variabel berpasangan, maka kita dapat menyelesaikannya dengan menggunakan analisa regresi sederhana. Regresi sederhana berguna untuk mengamati pengaruh satu variabel bebas (x) terhadap variabel tidak bebas (y). Persamaan regresi linier sederhana adalah : y = a + bx

  (7) Keterangan :

  a = Intersep b = Koefisien Regresi/Slop y = Variabel Terikat x = Variabel Bebas

  Regresi Non Linier

  Regresi Non Linier adalah suatu metode untuk mendapatkan model non liner yang menyatakan variabel dependen dan independen. Dengan prosedur curve estimation dapat ditampilkan plot model matematisnya bisa fungsi polynomial dan eksponsial, dengan persamaan umum sebagai berikut : 1. Fungsi Polinomial.

  Fungsi polynomial adalah hubungan polynomial berupa parabola atau kurva yang dapat membuka keatas atau membuka kebawah.

  Gambar 1.

  Kurva Polinomial 2 Parabola yang membuka keatas jika koefisien x bertanda positif dan sebaliknyanya jika 2 parabolanya terbuka kebawah jika koefisien x nya negatif. Parabola ini mempunyai titik puncak yang disebut titik maksimum dan titik minimum. Parabola yang memiliki titik maksimum jika para bola

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  terbuka ke bawah, sedangkan parabola yang terbuka ke atas memiliki titik minimum. Persamaan Polinomial adalah : 2 Polynomial y = a + bx + cx (8)

  Korelasi Dalam melihat hubungan antara satu perubahan dengan perubahan lainnya, maka digunakan analisis korelasi untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang terjadi.

  Jika nilai-nilai suatu perubahan naik sedangkan nilai-nilai perubahan lainnya menurun, maka kedua perubahan tersebut mempunyai korelasi negatif. Sedangkan nilai-nilai peubah naik dan diikuti oleh naiknya nilai peubah lainnya atau nilai-nilai suatu peubah menurun dan diikuti oleh turunnya nilai-nilai peubah lainnya, maka korelasi yang terjadi bernilai positif.

  Nilai koefisien korelasi dapat dihitung dengan memakai rumus:

  (9)

  Keterangan: Total Variabel Bebas n = Jumlah Tahun yang Diamati Nilai koefisien korelasi R berkisar dari -1 sampai dengan +1. Nilai negatif menunjukkan suatu korelasi negatif sedangkan nilai positif menunjukkan suatu korelasi positif. Seperti pada tabel dibawah ini:

  Tabel 6. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi (Sugiono, 2004) Nilai Koefisien Korelasi Keterangan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Cukup 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

  METODELOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti mengambil data langsung dari tempat penelitian dengan

melakukan pengamatan langsung, dari Instansi Kepolisian, seperti sebagai berikut : a. Data Sekunder Data sekunder didapat dari dinas-dinas terkait dalam penelitian ini, misalnya data kecelakaan lalu lintas dari Kepolisian Rokan Hilir dan data ADT dari Dinas Perhubungan dan Informatika Rokan Hilir.

  b. Data Primer Observasi lapangan dilakukan dengan cara mengukur badan jalan yang menjadi tempat penelitian, mengukur geometrik jalan, melihat kondisi jalan berdasarkan format pengisian form checking list.

  Cara Analisis Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian ini antara lain :

1. Menghitung Kapasitas Jalan ( C ) berdasarkan pada ruas jalan.

  2. Menghitung (AADT) rata-rata selama empat tahun berdasarkan pada ruas jalan.

  3. Menghitung Volume per Kapasitas (VCR) berdasarkan pada ruas jalan.

  4. Menghitung Angka Kecelakaan (AR) berdasarkan pada ruas jalan.

  5. Menghitung Angka Kecelakaan (AR) berdasarkan jenis kecelakaan tunggal.

  6. Menghitung Angka Kecelakaan (AR) berdasarkan jenis kecelakaan multi.

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014

  3. Hubungan V/C dan AR berdasarkan Jenis Kecelakaan

  2. Data LHR 2009-2012

  1. Data Kecelakaan 2009-2012

  3. Panjang ruas DATA SEKUNDER :

  2. Geometrik Jalan (lebar Jalan)

  1. Observasi

  

HASIL DAN

PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

TINJAUAN PUSTAKA

DATA PRIMER :

  2. Hubungan Umum V/C dengan AR

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

7. Menghitung Rata-Rata Bobot Keparahan kecelakaan.

  1. Analisis Regresi dengan Uji (R 2 )

  

MULAI

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS DATA

  Adapun tinjauan lokasi yang akan dijadikan sebagai bahan dalam penelitian ini adalah pada ruas jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung, dimana pada ruas jalan ini penulis akan mengevaluasi daerah rawan dan sering terjadi kecelakaan lalu lintas.

  Gambar 2. Bagan Alir Penelitian Lokasi Penelitian

  10. Menghitung kecelakaan berdasarkan waktu kejadian kecelakaan.

  9. Menghitung kecelakaan berdasarkan usia korban.

  8. Menghitung kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan.

  3. Jenis dan tipe Kecelakaan

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  Akhir Penelitian Awal Penelitian

  

Batang Tolang

Teluk Kampung

Tengah Berembun

  Ujung Tanjung Rantau Bais

  Bagan

  Duri

  Batu 4 km 2 km 4 km 3 km

  UTARA Non Skala : Non Skala Gambar 3. Sketsa Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Kapasitas Jalan

  Untuk menentukan kapasitas jalan diperlukan data teknik jalan dan data arus lalu lintas yang di ambil dari data yang ada. Data ini di hitung dan analisa dengan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997), dengan melihat karakteristik jalan yang ada termasuk lebar lajur maka kapasitas ruas jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir dapat dihitung menggunakan rumus 5, dimana kapasitas dasar (Co) sesuai dengan MKJI (1997) adalah 3.100. Faktor untuk penyesuaian lebar lajur 3,5 m adalah FCw = 1 dan factor penyesuaian akibat pemisah arah adalah FCsp = 1, karena ruas jalan tidak terpisah oleh median. Hasil perhitungan kapasitas untuk 4 ruas jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung adalah seperti pada tabel 7:

  Tabel 7. Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir

  Tahun (2009-2012)

  Tipe C No Nama Jalan Co FCw FCsp FCsf Jalan (smp/jam) (a) (b) ( c ) (d) (e) (f) (g) h=(c.d.e.f.g)

  Rantau Bais – Teluk Berembun 1 2/2D 3.100

  1 1 1,00 6.200 Teluk Berembun – Batang tolang

  2 2/2D 3.100

  1 1 0,98 6.076 Batang tolang – Kampung Tengah

  3 2/2D 3.100

  1 1 0,95 5.890

  • – Kampung Tengah Ujung

  4 2/2D 3.100

  1 1 0,93 5.766 Tanjung

  Sumber : Hasil Analisa Data

  Volume Lalu Lintas

  Volume Lalu Lintas Harian Rata- Rata (AADT) adalah volume lalu lintas dalam satu hari, merupakan volume harian yaitu, hasil bagi jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan lamanya waktu pengamatan.

  Tabel 8. Perhitungan Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata (AADT) Tahun 2009-2012 pada Ruas

  Jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir No Tahun AADT 1 2009 18.767 2 2010 18.780 3 2011 18.806 4 2012 19.043 T O T A L 76.043

  Sumber : Hasil Perhitungan

  Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  Untuk AADT selama empat tahun ( 2009 – 2012 ) adalah 76.043 SMP/hari 2 Arah, sedangkan untuk AADT rata-rata selama empat tahun adalah:

  AADT = 19.010,75 SMP ≈ 19.011 SMP/Hari 2 arah.

  Selanjutnya setelah diketahui AADT rata-rata tahun 2009-2012 maka dapat dihitung volume per kapasitas ruas jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau.

  Rasio Volume per Kapasitas

  Pada analisis rasio volume per kapasitas akan dihitung pada tiap ruas dan tiap arah berdasarkan periode tahunan. Hitungan Rasio volume per kapasitas nyata atau aktual, sehingga memungkin bernilai kurang dari satu.

  Rekapitulasi data Rasio volume per kapasitas dalam smp pada tiap ruas jalan dapat dilihat pada tabel 9.

  Tabel 9. Perhitungan Rasio Volume Per Kapasitas Ruas Jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung

  Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2009-2012

  AADT (V) Kapasitas (C) V/C

  N Nama Jalan

  (smp) (smp/jam) (smp/jam)

  1 Rantau Bais–Teluk Berembun 19.011 6.200 3,06

  2 Teluk Berembun–Batang Tolang 19.011 6.076 3,13

  3 Batang Tolang–Kampung Tengah 19.011 5.890 3,23

  4 Kampung Tengah–Ujung Tanjung 19.011 5.766 3,30 Sumber : Hasil Perhitungan

  Tabel 9 menunjukkan bahwa perhitungan Rasio volume per kapasitas tiap ruas jalan memiliki nilai tertinggi yaitu pada ruas jalan Kampung Tengah–Ujung Tanjung sebesar 3,30, disusul ruas jalan Batang Tolang–Kampung Tengah sebesar 3,23, dan ruas jalan Teluk Berembun–Batang Tolang sebesar 3,13 serta ruas jalan Rantau Bais–Teluk Berembun sebesar 3,06.

  Analisa Angka Kecelakaan.

  Angka kecelakaan sebagai ukuran tingkat kecelakaan akan dianalisis pada ruas jalan selama empat tahun (2009-2012). Selain dipengaruhi oleh jumlah kejadian kecelakaan. Nilai angka kecelakaan juga dipengaruhi oleh jumlah arus lalu lintas yang melewati ruas dan panjang ruas jalan serta di pengaruhi juga oleh volume dan kapasitas jalan.

  Tabel 10. Hasil Perhitungan Nilai Angka Kecelakaan Ruas Jalan Rantau Bais - Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir periode 2009 – 2012.

  Jumlah Panjang Jumlah AADT Angka

  No Ruas Jalan Kecelakaa (km) Tahun (smp) Kecelakaan n

  Rantau Bais – Teluk

  1

  10

  4 4 19.011 0,09 Berembun

  Berembun – Teluk

  2

  12

  3 4 19.011 0,14 Batang Tolang

  • Batang tolang

  3

  3

  4 4 19.011 0,03 Kampung Tengah

  • – Kampung Tengah

  4

  7

  2 4 19.011 0,13 Ujung Tanjung

  Sumber : Hasil Perhitungan Untuk lebih jelasnya untuk melihat ada tidaknya pengaruh rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan dapat dilihat pada kurva berikut:

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  Gambar 4. Kurva Hubungan Volume Per Kapasitas Dengan Angka Kecelakaan

  Dari kurva seperti gambar 4 terlihat pola kecenderungan polynomial negatif (titik balik manimum antara 3,2 sampai 3,25), dimana pada volume per kapasitas rendah peningkatan rasio volume per kapasitas berpengaruh terhadap peningkatan angka kecelakaan dan pada rasio volume per kapasitas rendah maka angka kecelakaan meningkat.

  Pola tersebut diakibatkan karena pada volume per kapasitas rendah pengemudi dapat bergerak dengan kecepatan yang diinginkan dengan leluasa tanpa adanya hambatan atau bahaya dari pengemudi lain.

  Tabel 11. Perhitungan Rasio Volume Per Kapasitas Dengan Angka Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kecelakaan Tunggal.

  No Ruas Jalan

V/C AR

  1 Rantau Bais – Teluk Berembun 3,06 0,009

  2 Teluk Berembun – Batang Tolang 3,13 0,012

  3 Batang Tolang – Kampung Tengah 3,23 0,009

  4 Kampung Tengah – Ujung Tanjung 3,30 0,002 Sumber : Hasil Perhitungan

  Untuk lebih jelasnya untuk melihat ada tidaknya pengaruh rasio volume per kapasitas dengan jenis kecelakaan tunggal dapat dilihat pada kurva berikut:

  Gambar 5. Kurva Hubungan Rasio v/c dengan AR Tunggal

  Hasil analisis yang ditunjukkan pada gambar 5 menunjukkan hubungan polynomial positif antara rasio v/c dengan AR tunggal dimana titik balik maksimum antara 3,1 sampai 3,15. Berdasarakan kecelakaan tunggal angka kecelakaan meningkat seiring dengan kenaikan rasio volume per kapasitas sampai pada titik maksimum antara 3,1 sampai 3,15. Kemudian kecelakaan turun setelah melewati titik maksimum.

  Rumus prediksi terjadinya kecelakaan yang didapat dari analisis regresi kecelakaan tunggal adalah y = -0,420x2 + 2,643x - 4,144, ini berarti jika x = 1 maka, pada saat volume per kapasitas

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  menurun sebesar 0,420 maka angka kecelakaan tunggal akan naik sebesar 2,643 setelah melewati titik maksimum (antara 3,1 sampai 3,15) maka angka kecelakaan tunggal akan turun sebesar 4,144. Nilai 2 Korelasi R sebesar 0,999 (99,9%), menunjukkan tingginya pengaruh yang ada.

  Tabel 12. Perhitungan Rasio Volume per Kapasitas dengan Angka Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kecelakaan Multi.

  No Ruas Jalan V/C AR (a) (b) ( c ) ( d )

  1 Rantau Bais – Teluk Berembun 3,06 0,08

  2 Teluk Berembun – Batang Tolang 3,13 0,01

  3 Batang Tolang – Kampung Tengah 3,23 0,02

  4 Kampung Tengah – Ujung Tanjung 3,30 0,11 Sumber : Hasil Perhitungan Untuk lebih jelasnya untuk melihat hubungan pengaruh rasio volume per kapasitas dengan jenis kecelakaan multi dapat dilihat pada kurva berikut:

  Gambar 6. Kurva Hubungan Rasio v/c dengan AR Multi

  Dari gambar 6 terlihat bahwa pada jenis kecelakaan multi hubungan rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan adalah parabolik negatif. Dimana menunjukkan hasil kecelakaan rentan terjadi pada rasio volume per kapasitas yang rendah. Semakin tinggi volume per kapasitas, angka kecelakaan multi semakin menurun, hai ini dapat dikarenakan pada v/c yang rendah pengemudi bebas memacu kendaraan dengan sesuka hati sehingga kesigapan terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecelakaan semakin berkurang.

  Rumus prediksi terjadinya kecelakaan yang didapat dari analisis regresi kecelakaan multi adalah 2 y = 6,22x - 42,63x + 67,59, Ini berarti jika x =1 maka, volume per kapasitas naik sebesar 6,22 dan angka kecelakaan multi turun sebesar 42,63. Dan setelah melewati titik minimum (antara 3,1 sampai 3,15) maka angka kecelakaan multi kembali meningkat sebesar 67,59. Nilai korelasi signifikan sebesar 99,9%. dan 0,01% dipengaruhi oleh faktor lain.

  Pola tersebut diakibatkan karena pada volume per kapasitas rendah pengemudi dapat bergerak dengan kecepatan yang diinginkan dengan leluasa tanpa adanya hambatan atau bahaya dari pengemudi lain.

  Kecelakaan Berdasarkan Bobot Keparahan Kecelakaan

  Jumlah perkembangan kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama empat tahun (2009-2012) pada ruas jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 32 kasus kecelakaan yang menyebabkan 96 korban. Dalam suatu kejadian kecelakaan selalu memberikan dampak yang merugikan bagi koraban kecelakaan. Dampak tersebut adalah berupa bobot ke[arahan/fatalitas kecelakaan.

  Untuk melihat seberapa besar pengaruh rasio volume per kapasitas dengan bobot keparahan kecelakaan lalu lintas dapat dilihat pada kurva berikut:

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  Kurva Hubungan Rasio V/C dan Bobot Kecelakaan.

  Gambar 7.

  Dari gambar 7 terlihat bahwa pada rasio volume per kapasitas adalah parabolik negatif. Dimana menunjukkan hasil kecelakaan rentan terjadi pada rasio volume per kapasitas yang rendah. Semakin tinggi volume per kapasitas, rata-rata bobot keparahan kecelakaan semakin menurun, hai ini dapat dikarenakan pada v/c yang rendah kecelakaan banyak terjadi dikarenakan para pengemudi bebas memacu kendaraan dengan sesuka hati sehingga kesigapan terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecelakaan semakin berkurang.

  Rumus prediksi yang didapat dari analisis regresi rata-rata bobot keparahan kecelakaan adalah 2 y = 40,75x - 256,8x + 406,8. Ini berarti jika x =1 maka, volume per kapasitas naik sebesar 40,75 maka nilai rata-rata bobot kecelakaan turun sebesar 256,8 dan setelah melewati titik minimum (antara 0,5 sampai 1) maka rata-rata bobot kecelakaan kembali meningkat sebesar 406,8. Nilai korelasi signifikan sebesar 66,2% dan 43,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi yang dilakukan untuk menentukan pola hubungan rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan secara umum maupun berdasarkan jenis kecelakaan (tunggal dan multi) serta bobot keparahan kecelakaan di ruas jalan Rantau Bais – Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau, maka kesimpulan sebagai berikut : 2

  1. Secara umum terdapat pola hubungan yang signifikan yaitu, sebesar 85,1 % (R =0,851) antara rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan yaitu polynomial negatif dimana kenaikan volume per kapasitas membuat angka kecelakaan menurun sampai dengan titik balik minimum antara 3,2 sampai 3,25 dan angka kecelakaan akan naik setelah melewati titik balik minimum.

  2. Hubungan rasio volume per kapasitas dengan angka kecelakaan tunggal menunjukan hubungan 2 polynominal positif (R = 0,999) dari analisis regresi kecelakaan tunggal, menunjukkan tingginya pengaruh yang ada, dimana kenaikan volume per kapasitas membuat angka kecelakaan naik sampai dengan titik balik maksimum antara 3,1 sampai 3,15 dan angka kecelakaan akan turun setelah melewati titik balik maksimum, sedangkan pada kecelakaan multi menunjukan hubungan 2 yang polynomial negatif (R =0,999) ditunjukan dengan nilai korelasi signifikan sebesar 99,9% dan 0,01% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan pola hubungan rasio volume per kapasitas dengan bobot keparahan kecelakaan menunjukan polynomial negatif. Dari nilai kategori bobot keparahan terdapat 96 korban manusia, dimana 25 orang meninggal dunia, 32 orang luka berat dan 39 orang luka ringan. Analisis regresi rata-rata bobot keparahan kecelakaan adalah sebesar 66,2% dan sisanya 33,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

  DAFTAR PUSTAKA

  Berker Et Al, 1986, “The Use of TRLS Accident Collection and Analisis Package in Five Asian Coutries, Kingdom University.

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)

  Volume 14 Nomor 1, April 2014 J. Saintis,

  Departemen Perhubungan RI, 1992, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta. Direktorat Jendral Bina Marga, 1997, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)”, Jakarta. Dirjen Perhubungan Darat,2002,”Pelatihan Teknik Keselamatan Lalu lintas Dan Angkutan Darat”,Jakarta. Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1999, “Rekayasa Lalu Lintas (Pedoman Pererncanaan dan Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Luar Kota)”, Jakarta. Ditjen Perhubungan Darat, 1993, Peraturan Pemerintah Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Angkutan Jalan, Jakarta. Harsono, S, 1992, “Konsep Metodelogi Keselamatan Lalu Lintas Indonesia. Nova, Bandung. Hobbs, FD, 1995, “Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas” edisi kedua Gadjah Mada University, Gramedia, Jogjakarta. Matson, T, M, et, 1995, “Traffic Engineering MC Grawhil”, Reston, Publishing Company Inc, Virginia, USA. Murtopo, Ali, 2013, “ Analisis Hubungan Rasio Volume per Kapasitas dan Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Pantura Kabupaten Brebes.” Skripsi, Universitas Negeri Semarang. Pignataro, 1973, “Traffic Engineering Category Practice Enticehal, in Englood Cliffs”, New Jersey, USA. Sugiono, 2004, “Statistik untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung.

  

Analisa Hubungan Kecelakaan dengan Volume dan Kapasitas Jalan (Peprizal, Abd Kudus Zaini, Sri Hartati Dewi)