Analisa Persimpangan Bersinyal Ruas Jalan Kaharuddin Nasution – Jalan Utama Simpang Tiga Pekanbaru

  Jurnal aintis

  ISSN: 1410-7783

   Volume 13 Nomor 1, April 2013, 1-9

Analisa Persimpangan Bersinyal Ruas Jalan Kaharuddin

Nasution

  • – Jalan Utama Simpang Tiga Pekanbaru

  

Analysis of Road Junction Signalized

Kaharuddin Nasution Street

  • – Utama Street Simpang Tiga Pekanbaru

  

Anton Saputra dan Astuti

Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau

Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru 28284

  

Astutiboer@yahoo.com

Abstrak

Sehubungan dengan perencanaan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi jalan raya yang terus

meningkat seiring dengan lajunya kendaraan yang tinggi, apabila tidak didukung dengan perencanaan sistem

transportasi yang kurang terarah, akan mengakibatkan kemacetan, kesemrautan serta kecelakaan lalu lintas.

Penelitian ini dilakukan di jalan Kaharuddin Nasution – jalan Utama Simpang Tiga Pekanbaru dengan maksud

apakah kondisi persimpangan ini sudah memenuhi standar dan optimalnya lalu lintas. Penelitian yang dilakukan

menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI, 1997). Serta dengan Observasi Lapangan

gunanya untuk mendapatkan masukan berupa data

  • – data yang diperlukan untuk perhitungan. Hasil perhitungan

    yang diwakili oleh pendekat bagian Utara didapat hasil Kapasitas (C) 10061,272 smp/jam, Derajat Kejenuhan

    (DS) 0,80, Panjang Antrian (QL) 554,10 meter, Kenderaan Terhenti (VS) 1,140 berhenti/smp, Tundaan (D)

    12431,811 detik/smp, Waktu Siklus 87 detik dan Waktu Hilang Total (LT) 10,7 detik/siklus. Dari hasil analisa

    dapat diketahui bahwa persimpangan tersebut belum optimal, karena tingginya waktu siklus yaitu 87 detik yang

    belum memenuhi syarat dalam perhitungan lalu lintas 2 fase.

  Kata – Kata Kunci : Persimpangan, kemacetan dan transportasi lalu lintas. Abstract

Connection with the planning and development of facilities and infrastructure of road transport continues to

increase along with the speed of growth of the vehicle, if not supported by the lack of transportation system

planning directed will cause congestion, chaos and traffic accident. The research was conducted in the

Kaharuddin Nasution street

  • – Utama street Simpang Tiga Pekanbaru in order to determine whether the

    condition of the intersection is already meet the standards and optimal traffic. Penelitian yang dilakukan

    menggunakan metode Manual Capacity Indonesian Street1997 (MKJI,1997) method and with field observations

    to obtain data needed for the calculation. The calculation results are represented by the northern approach,

    showed results: Capacity (C) 10061, 272 smp/hour, Degree of Saturation (DS) 0,80 Queue Length (QL) 554, 10

    meters, Vehicle Stop (VS) 1,140 stop/smp, Delay (D) 12431,811 seconds/smp, cycle time 87 seconds, Loss Time

    total (LT) 10,7 second/cycle. From the analysis it can be seen that the intersection is not optimal, because of the

    high cycle time is 87 seconds which is not qualified in the calculation of phase 2 traffic.

  Key words : Intersection, Congestion, Traffic transportation PENDAHULUAN

  Kemacetan, kecelakaan dan antrian panjang semakin kelihatan pada persimpangan

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 1-9

  Nasution

  • – jalan Utama simpang tiga pekanbaru yang merupakan pemukiman penduduk, pertokoan dan kegiatan sosial lainnya. Sehingga kendaraan yang keluar masuk dapat mengganggu kendaraan yang lewat pada persimpangan tersebut.

  Japraisal Muhammad (1999) Telah melakukan penelitian mengenai Analisa Persimpangan Jalan Sudirman

  • – H. Iman Munandar Pekanbaru. Dari penelitian tersebut didapat hasil perhitungannya antara lain arus lalu lintas pada pendekat bagian Utara = 11969 smp/jam, pendekat Selatan = 1289 smp/jam, pendekat Barat = 782 smp/jam. Untuk Kapasitas (C) pada pendekat Utara = 1146 smp/jam, pendekat Selatan = 1238 smp/jam, pendekat Barat = 679 smp/jam. Untuk nilai Derajat Jenuh dibagian Utara = 1,044, bagian Selatan = 1,041 dan bagian Barat = 1,151. Dari hasil
  • – hasil yang didapat diketahui persimpangan ini cukup padat oleh kendaraan yang lewat yang berpotensi menimbulkan kemacetan dan kecelakaan.

  Sofian (2011) dengan judul : “ Analisa Tundaan dan Panjang Antrian Persimpangan Jalan Jendral Sudirman

  • – Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru “, dengan hasil Rasio Arus Simpang (IFR) 0,999, Waktu Siklus 22 detik, Derajat Kejenuhan Simpang 1,161, Tundaan dari Simpang 17,7 detik, Panjang Antrian maksimum 91 meter. sudah diatas batas aman yaitu : 0,85 berarti bahwa persimpangan tersebut terjadi antrian panjang pada kondisi lalu lintas jam puncak pada siang hari.

  Syahbana Ali (2003) telah melakukan penelitian terhadap Optimalisasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Persimpangan Jalan DR. Soetomo

  • – jalan Sisingamangaraja. Dari hasil perhitungan yang dibahas didapat rasio pendekat berbelok kekiri dan kekenan yang diwakili oleh pendekat bagian utara 0,33 smp/jam dan 0,34 smp/jam, Arus Jenuh Dasar (So) smp/jam hijau, Arus Jenuh (S) 16356 smp/jam, Kapasitas (C) 5659 smp/jam, Derajat Kejenuhan (DS) 0,81, Waktu Siklus (c) 69 detik, Panjang Antrian (QL) 120 meter, Tundaan (D) 25,20 detik/smp, Kendaraan Terhenti Rata – Rata 0,85/smp dan Waktu Hilang Total (LTi) 10,68 detik/siklus.

  Konflik Yang Terjadi Di Persimpangan.

  Pada dasarnya ada empat pertemuan gerakan lalu lintas yaitu : 1.

  Pemecaran (diverging), yaitu penyebaran arus kendaraan dari satu alur lalu lintas di beberapa daerah.

  2. Penyatuan (merging), yaitu penyatuan arus kendaraan dari beberapa alur lalu lintas kesatu arah.

  3. Persilangan (crossing), yaitu perpotongan dua buah arus lalu lintas secara vertikal dan horizontal.

  4. Jalinan (Weaving), yaitu bersilangannya dua arus lalu lintas yang tegak lurus dan mempunyai jarak tertentu untuk bersilang. Konflik - konflik yang terjadi pada persimpangan bersinyal yaitu : 1.

  Pengguna sinyal dengan lampu tiga warna (hijua, kuning, merah) ditetapkan untuk memisahkan lintasan dari gerakan

  • – gerakan lalu lintas yang saling bertentangan dalam dimensi waktu, hal ini adalah keperluan yang mutlak bagi gerakan
  • – gerakan lalu lintas yang datang dari jalan – jalan yang saling berpotongan (MKJI, 1997).

  2. Sinyal – sinyal dapat juga digunakan untuk memisahkan gerakan membelok dari lalu lintas lurus melawan, atau untuk memisahkan gerakan lalu lintas membelok dari pejalan kaki yang menyebrang (MKJI, 1997)

  

Analisa Persimpangan Bersinyal Ruas Jalan (Anton Saputra dan Astuti)

  Kapasitas (C) Pengertian Kapasitas menurut MKJI 1997 adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu. Perhitungan kapasitas ( C ) dapat dihitung dengan rumus:

  C = S x (g/c)

  ………………………………………………………… (1) Arus Jenuh (S)

  Arus jenuh adalah besarnya keberangkatan antrian didalam suatu pendekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam hijau) (S) =SoxFcsxF SF xF G xF P xF RT xF LT ....................................................... (2) Derajat Kejenuhan (DS)

  Derajat kejenuhan adalah rasio arus lalu lintas terhadap kapsitas. Perhitungan derajat kejenuhan dapat dihitung dengan rumus: DS = Q/C

  ……………………………………………………………. (3) Perhitungan arus lalu lintas dalam smp/jam bagi masing

  • – masing jenis kendaraan unuk kondisi terlindung dan atau terlawan (yang sesuai tergantung pada fase sinyal dan gerakan belok kanan yang diijinkan) dengan menggunakan emp berikut:

  

Tabel 1. Ekivalen mobil penumpang (emp) untuk jalan dalam kota

  Nilai SMP Tipe Kendaraan

  Terlindung Berlawanan LV 1,0 1,0

  HV 1,3 1,3 MC 0,2 0,4 UM 0,5 1,0

  Sumber:MKJI,1997

  Untuk menhitung pendekat rasio kendaraan belok kiri P LT dan rasio arus belok kanan P RT, yang disesuai arus LT dan RT dengan rumus.

  = ;P P LT RT ……………………(4)

  Untuk kendaraan tak bermotor Q UM kendaraan/jam dengan arus kendaraan bermotor Q MV kendaraan/jam dengan rumus :

  P = Q / Q ....................................................................................(5)

UM UM MV

  Nilai

  • – nilai normal untuk komposisi lalu lintas berikut dapat digunakan bila tidak ada taksiran lebih baik. (MKJI 1997)

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 1-9 Tabel 2. Nilai – nilai normal untuk arus lalu lintas

  Komposisi lalu lintas kendaraan bermotor ( % ) Ukuran kota Juta Kendaraan Kendaraan Sepeda Rasio kendaraan penduduk Ringan Berat Motor tak bermotor

  LV HV MC / MV >3 juta 60 4,5 35,5 0,01 1 55,5 3,5

  41 0,05

  • – 3 juta 0,5

  40 3,0 57 0,14

  • – 1 juta 0,1

  63 2,5 34,5 0,05

  • – 0,5 juta <0,1 juta

  63 2,5 34,5 0,05

  Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang Dalam analisis untuk perencanaan waktu antar hijau (intergreen) yaitu periode waktu antar hijau merupakan saat dimana kendaraan yang berhenti pada garis henti memperoleh kesempatan untuk bergerak melalui persimpangan dan dapat diasumsikan berdasarkan nilai pada tabel berikut.

  Tabel 3. Nilai normal waktu antar hijau

  Ukuran Lebar Jalan Nilai Normal waktu Persimpangan Rata - rata Antar hijau

  Kecil 6 4 detik / fase

  • – 9 m Sedang

  10 5 detik / fase

  • – 14 m Besar ≥ 15 m ≥ 6 detik / fase

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisa Kondisi Geometri.

  Sebelum menganalisa terutama harus diperhatikan kondisi geometri dan digambarkan dalam bentuk gambar sketsa yang memberi informasi tentang lebar pendekat , tipe tikungan, kelandaian serta petunjuk arah tiap-tiap lengan simpang dengan melakukan observasi langsung dilokasi penelitian.

  

Analisa Persimpangan Bersinyal Ruas Jalan (Anton Saputra dan Astuti)

U B T

  S

  • Kondisi Arus Lalu Lintas

  

Tabel 4. Rasio Bebelok Kendaraan Bermotor (MV)

  Rasio Pendekat Kekiri Rasio Pendekat Kekanan Arah Pendekat (P ) (P )

LT RT

  • UTARA

  0,44

  • SELATAN 0,26 TIMUR 0,60 0,40

  Dari tabel diatas dapat dilihat rasio berbelok kendaraan bermotor (MV) tertinggi terdapat pada arah pendekat timur (P LT )

  

Tabel 5. Rasio Berbelok Kendaraan Tidak Bermotor (MV)

  Rasio Pendekat Kekiri Rasio Pendekat Kekanan Arah Pendekat (P LT ) (P RT )

  • UTARA

  0,000

  • SELATAN 0,001 TIIMUR 0,002 0,003

  Hasil dari tabel diatas dari rasio pendekat berbelok kekiri atau kekanan kendaraan tak bermotor (UM) dibagi dengan total rasio pendekat kendaraan bermotor. Hasil diatas untuk kendaraan tak bermotor tidak terlalu berpengaruh atau dalam perhitungan dapat diabaikan.

  

J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 1-9

  Penentuan waktu Sinyal dan Kapasitas

  

Tabel 6. Waktu Hijau( g )

  Waktu Hijau (g) Arah Pendekat Detik

  UTARA

  58 SELATAN

  58 TIMUR

  58 Seluruh pendekat yang terdapat dalam tabel diatas didapat pendekat bagian utara, selatan dan timur mempunyai waktu hijau(g) yang sama. Dari hasil tersebut untuk pendekat bagian utara, selatan, dan timur akan menghasilkan tingginya tundaan rata-rata pada simpang tersebut.

  

Tabel 7. Kapasitas (C)

  Kapasitas (C) Arah Pendekat Smp/jam

  UTARA 10061,272 SELATAN 9887,428

  TIMUR 8004,108 Dari seluruh pendekat yang terdapat dalam tabel diatas didapat bagian utara mempunyai kapasitas (C) terbesar yang berarti bahwa persimpangan jalan Kaharuddin Nasution-jalan Utama Pekanbaru untuk bagian utara yang paling besar yang tidak dapat lagi menampung arus lalu lintas pada jam-jam sibuk. Karena ruas jalan pada persimpangan belum optimal

  

Tabel 8. Derajat Kejenuhan (DS)

  Derajat Jenuh (DS) Arah Pendekat

  UTARA 0,80 SELATAN 0,69

  TIMUR 0,45 Hasil dari derajat kejenuhan diatas, pendekat bagian utara telah mencapai waktu yang telah disarankan MKJI yaitu 0,85. Berarti pendekat bagian utara yang akan menyebabkan antrian panjang pada kondisi lalu lintas jam puncak.

  Tabel 9. Panjang Antrian (QL)

  Arah Pendekat Panjang Antrian UTARA 554,13

  SELATAN 125,73 TIMUR 168,03

  

Analisa Persimpangan Bersinyal Ruas Jalan (Anton Saputra dan Astuti)

  Dari tabel diatas dapat diketahui antrian terpanjang pada persimpangan ini terdapat pada pendekat bagian utara. Hasil ini dikarenakan arus kendaraan yang padat pada jam-jam sibuk, dimana pada pendekat ini banyak kendaraan menuju kesekolah maupun ketempat kerja.

  

Tabel 10. Angka Henti (NS)

  Arah Pendekat Angka Henti (NS) Berhenti smp

  UTARA 1,140 SELATAN 1,340

  TIMUR 2,529 Dari tabel diatas didapat pendekat bagian timur lebih besar dari pendekat bagian utara dan bagian selatan.

  

Tabel 11. Tundaan

  Arah Pendekat Tundaan (D) Detik/smp

  UTARA 12431,811 SELATAN 22315,78

  TIMUR 14599,98 Dari tabel diatas didapat pendekat bagian selatan mempunyai tundaan yang lebih besar daripada pendekat bagian utara dan timur, yang berarti bahwa persimpangan pendekat bagian selatan mempunyai waktu tempuh tambahan yang lama daripada pendekat bagian utara dan timur

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  1. Waktu siklus sinyal pada persimpangan jalan Kaharuddin Nasution

  • – jalan Utama Pekanbaru setelah diamati dan dianalisa didapat hasil waktu siklus (c) selama 87 detik. Hasil waktu siklus tersebut telah melebihi waktu siklus yang disarankan MKJI,1997 untuk 2 fase yaitu 40
  • – 80 detik. Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa persimpangan tersebut belum optimal, karena tingginya waktu siklus pada persimpangan tersebut yaitu 87 detik belum memenuhi syarat dalam perhitungan lalu lintas 2 fase.

  

J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 1-9

  2. Sinyal Lalu Lintas pada persimpangan jalan Kaharuddin Nasution

  • – jalan Utama Pekanbaru setelah diamati dan dianalisa didapat hasil arus lalu lintas pada pendekat bagian Utara = 8010 smp/jam, bagian Selatan = 6822 smp/jam, bagian Timur = 3604 smp/jam. Kapasitas jumlah Kapasitas (C) pada pendekat bagian Utara = 10061,272 smp/jam, bagian Selatan = 9887,428 smp/jam, bagian Timur = 8004,108 smp/jam. Untik nilai Derajat Jenuh (DS) bagian Utara = 0,80 , bagian Selatan = 0,69, bagian Timur = 0,45. Untuk Panjang Antrian (QL) pendekat bagian Utara = 554,10 meter, bagian Selatan 125,73 meter, bagian Timur = 168,03 meter. Untuk Kendaraan Terhenti (N SV ) dibagian Utara = 9131,40 smp/jam, bagian Selatan = 9141,48 smp/jam, bagian Timur = 9114,52 smp/jam. Untuk Tundaan (D) pada pendekat bagian Utara = 12431,811 det/smp, bagian Selatan = 22315,780 det/smp, bagiam Timur 14599,98 det/smp. Dan untuk Waktu Hijau (g) pada pendekat bagian Utara, Selatan dan timur didapat hasil yang sama yaitu 58 detik. Dan Waktu Hilang Total (L TI ) = 10,7 detik.

  Dari hasil

  • – hasil yang didapat diketahui persimpangan ini cukup padat oleh kendaraan yang lewat yang berpotensi menimbulkan kemacetan, kesemrawutan dan kecelakaan pada jam puncak pagi dan sore hari.

  3. Ruas jalan Kaharuddin Nasution

  • – Jalan Utama simpang tiga Pekanbaru setelah dilakukan observasi lapangan dan analisa didapat penyebab lalu lintas pada persimpangan tersebut yaitu : a.

  Setelah dilakukan observasi lapangan didapat kemiringan jalan pada bagian utara dan timur yang mengakibatkan kesulitan kendaraan untuk lewat pada persimpangan tersebut.

  b.

  Tidak terdapatnya kendaraan belok kiri langsung karena pada saat sinyal merah menyala semua ruas jalan sudah dipenuhi oleh kendaraan yang akan mengakibatkan antrian panjang pada persimpangan tersebut.

  c.

  Kegiatan sosial yang mengganggu kelancaran kendaraan yang lewat pada persimpangan tersebut.

  Saran 1.

  Melihat dari kondisi tingkat kendaraan yang semakin banyak dan bertambahannya jumlah penduduk dikota Pekanbaru, penulis menyarankan kepada semua pengguna pengendara untuk mematuhi peraturan lalu lintas, sehingga kemacetan dan kecelakaan bisa dikurangi.

  2. Melihat dari hasil analisa lokasi persimpangan dan kendaraan yang lewat pada persimpangan tersebut, penulis menyarankan kepada pemerintah setempat supaya dapat memperhatikan kondisi geometrik persimpangan tersebut sehingga peersimpangan tersebut dapat memenuhi standard an optimalnya lalu lintas.

  

Analisa Persimpangan Bersinyal Ruas Jalan (Anton Saputra dan Astuti)

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim Manual Kapasitas Jalan Indonesia “(MKJI,1997) Direktorat Jendral Bina Marga Depertemen PU 1996 “pelatihan seminar Manual Kaspasitas Jalan Indonesia” rebuplik Indonesia.

  Japraisal,Muhammad,1999 ” Analisa Persimpangan Jalan Sudirman – Jalan Iman muanandar Pekanbaru” Fakultas Teknik Jurusan Sipil UIR Pekanbaru. S ofian. 2001.” Analisa Tundaan dan Panjang Antrian Persimpangan Jalan Sudirman – Jalan

  Tuanku Tambusai Pekanbaru. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UIR Pekanbaru. Syabana, Ali, 2003 “ Optimalisasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Persimpangan jalan Dr

  Soetomo

  • – jalan sisingamangaraja Dikota Pekanbaru” Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UIR Pekanbaru.

  Zaini, Kudus, abd. 2004.” Bahan kuliah Teknik Lalu Lintas” Universitas Islam Riau. Dan “ Prinsip perencanaan dan rekayasa lalu lintas.” Unisversitas islam Riau.