Pengaruh Kelas Sosial Terhadap Rasa Resp

SOSIOLOGI PROJECT
PENGARUH KELAS SOSIAL SESEORANG TERHADAP RASA RESPECT YANG
DITERIMA

Oleh :
M. Aidil Fatha (X Science 2)
Rina Meiriani (X Science 1)

SMAN SUMATERA SELATAN
PALEMBANG
2017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasa hormat adalah sikap saling menghormati satu sama lain kepada orang yang lebih
tua, sesama teman, dan masyarakat sekitar. Rasa hormat sudah ada didalam diri seseorang
karena sejak kecil, manusia telah di ajarkan untuk bersikap saling menghormati. Di dalam
kehidupan masyarakat rasa hormat tumbuh dengan baik karena setiap hari manusia
berkomunikasi untuk menjalin hubungan masyarakat. Secara umum, rasa hormat merupakan
cara merasakan dan berperilaku dengan orang lain. Collegiate menawarkan dua sinonim

untuk kata benda hormat atau menghormati yakni pertimbangan (yang berarti suatu tindakan
memberi perhatian khusus) dan penghargaan (perhatian yang tinggi dan khusus tinggi atau
khusus).
Ada banyak manfaat saling menghormati satu sama lain di dalam kehidupan seharihari. Seperti, orang lain akan lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik, lebih dekat dengan
kita, orang tersebut akan menghormati orang-orang yang ada di sekitar juga karena mereka
telah menerima rasa hormat dari kita, dan rasa hormat salah satu bentuk ibadah bagi umat
manusia untuk menjalin silaturahmi yang baik. Menghormati juga dapat membuat orang
bersikap sangat baik dan berkembang, lebih dewasa, serta rasa hormat dapat mengubah pola
pikir manusia menjadi lebih baik.
Menghormati satu sama lain tidak hanya dilakukan di lingkungan sekitar atau orangorang yang dikenal tetapi kita harus menghormati orang-orang yang berada di jalan umum,
pasar, tempat wisata, bandara, maupun tempat-tempat umum lainnya. Di lingkungan sekolah,
kita menerapkan sikap hormat kepada teman-teman, guru, kepala sekolah, office boy, penjaga
sekolah, hingga petugas kebersihan sekolah. Kita harus menghormati orang orang yang ada di
lingkungan sekolah. Karena, manusia hidup saling membantu dan membutuhkan satu sama
lain. Jika kita tidak hormat kepada orang-orang yang ada di lingkungan sekitar, dampaknya
akan terjadi pada diri kita sendiri seperti, dikucilkan dari orang lain, orang lain akan
membicarakan tentang sikap kita terhadap orang lain, dan mungkin kita ‘masuk’ ke ruang BK
untuk mendapatkan bimbingan dari guru konselor.
Ketika siswa memberikan rasa hormat kepada guru seperti memberikan senyum,
salam, sopan, dan sapa pasti guru akan merasa senang. Contohnya, siswa yang memberikan

respect-nya kepada guru-guru dari luar negeri yang bekerja dan melakukan penelitian di

Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Emily Sullivan pada VIVA news, seorang pengajar
dari Our Lady of Scared Heart College – Adelaide, yang menyatakan “Saya melihat muridmurid Indonesia sangat menghormati guru mereka. Jujur, saya kaget dengan tradisi muridmurid mencium tangan saya sebagai bentuk penghormatan terhadap guru”. Lain lagi cerita
Melanie Cross, pengajar Waggrakine Primary School, Geraldton. “Murid-murid Indonesia
sangat menyenangkan, mereka antusias! Kalau sudah di depan kelas, kadang saya merasa jadi
selebriti”. Sehingga dari pengalaman mereka tersebut menunjukkan bahwa pendidikan
Indonesia mempunyai kepribadian sosial dan budaya yang baik dan memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran yang diinginkan.
Namun, pada generasi saat ini atau yang disebut ‘Generasi Z’ telah mengalami
penurunan rasa hormatnya kepada orang lain seperti yang terjadi pada januari 2010 seorang
siswa berani menikam gurunya sendiri dengan menggunakan senjata tajam. Siswa tersebut
merasa tersinggung karena sang guru memberikan nasihat kepada siswa tersebut didepan
teman-temannya oleh perbuatannya yang merugikan siswa lain (kompas : 2010).

Pada

tanggal 5 Desember 2013, seorang siswa SMK Muhammadiyah 1 Solo menyerang guru
pengawas ulangan dengan pisau cutter hingga sang guru terluka hanya karena sang guru
dianggap lamban membagikan soal ulangan, siswa tersebut merasa kesal kemudian

mendorong badan guru sembari mengeluarkan kata-kata kasar dan mendorong sang guru
untuk berkelahi. (Merdeka.com,2013). Seorang siswa SMP di Kabupaten Kolaka, Sulawesi
Tenggara, mengancam akan berbuat kasar setelah dimarahi oleh guru kelasnya. Siswa
tersebut mengancam akan menginjak leher sang guru lantaran sang guru memarahinya karena
sering berbuat onar di kelas (Okezone.com,2013). Pada tanggal 28 November 2013 di
Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, seorang siswa SMA mengancam guru dengan
menodongkan senjata api rakitan hanya karena tidak senang ditegur oleh guru karena
memakai anting (Tempo.com,2013).
Bukan hanya kasus-kasus tindakan mengancam guru pada saat siswa tersebut
melanggar peraturan ataupun siswa tersebut berbuat salah lainnya. Tetapi, rasa hormat
(respect) juga kita aplikasikan ketika seorang pemimpin berbicara untuk memberikan
informasi serta perintah. Kita patut memperhatikan dan mendengarkan dengan baik apa yang
diperintahkan oleh pemimpin ataupun orang lain. Jika kita tidak menghargai orang yang
sedang berbicara di depan kita, itu artinya rasa hormat yang ada di dalam diri kita mulai
pudar bahkan tidak ada rasa hormat kepada orang lain sedikitpun. Contohnya, ketua kelas
sedang memberikan informasi terhadap kebersihan kelas yang kotor danberdiskusi dan

berkomitmen agar kebersihan kelasnya meningkat untuk menjadi lebih bersih dari periode
sebelumnya. Tetapi, ada seorang siswa A tidak memperhatikan apa yang dibicarakan oleh
ketua kelasnya sehingga siswa A sibuk untuk melakukan aktivitasnya sendiri, dan ketua

kelasnya pun merasa bahwa dirinya tidak dihormati orang lain untuk berbicara di depan
kelas. Hal ini mengakibatkan munculnya gesekan yang mengarah kepada konflik. Jika hal ini
terus dibiarkan maka bukan tidak mungkin rasa saling menghormati yang selama ini menjadi
budaya di Indonesia lambat laun akan memudar dan berganti menjadi budaya individualisme.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah faktor pengaruh seseorang tidak menghormati orang

lain yang sedang

berbicara di depan umum ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor pengaruh seseorang tidak menghormati orang lain yang
sedang berbicara di depan umum
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk meminimalisir peristiwa yang tidak saling menghormati sesama di lingkungan
sekolah, masyarakat dan sekitar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respect

Pada abad ke-18, filsuf besar pertama Barat, dari Jerman, Immanuel Kant berpendapat
bahwa semua orang mempunyai pengaruh yang kuat dalam ”respect”. Kant menjelaskan
bahwa seseorang perlu menghormati dirinya dan orang lain. Respect atau menghormati
merupakan rasa kesadaran setiap orang atas apa yang dilakukan orang lain kepada
masyarakat sekitar. Menurut Stevenson (2006) hormat merupakan satu dari lima puluh aspek
pembentuk karakter individu. Karakter memiliki bagian-bagian khas yang membentuknya
menjadi kesatuan yang utuh. Salah satu dari bagian ini adalah bertanggung jawab, suka
menolong, jujur, serta hormat. Setiap bentuk karakter tersebut memiliki kekuatan masingmasig dan perlu dilatih untuk memantapkan keperibadian individu.
Respect adalah mengakui, menghargai dan menerima konseli apa adanya, tidak
membodoh-bodohkan konseli, terbuka menerima pendapat dan pandangan konseli tanpa
menilai atau mencela, terbuka untuk berkomunikasi dengan konseli dan tidak hanya
menghargai akademik, memberi keamanan psikologis dan memberi pengalaman sukses
kepada konseli (Patterson, 1973). Salah satu prinsip dasar dalam berkomunikasi secara efektif
adalah dengan memberikan penghargaan jujur dan tulus. Kebutuhan untuk dihargai
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam konsep manajerial, supaya dapat
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah
dengan memberikan penghargaan yang tulus.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan program Bimbingan dan Konseling yang dikembangkan oleh American
School Counselor Assosiation (ASCA) (2004), Dillon (2003) menyatakan bahwa, karakter

hormat memiliki tiga dimensi, yakni: (1) dimensi kognitif yang meliputi keyakinan,
pengakuan, penilaian, pertimbangan, dan komitmen; (2) dimensi afektif yang meliputi emosi,
perasaan, cara mengekspresikan sesuatu; dan (3) dimensi konatif yang meliputi motivasi, dan
kecenderungan untuk bertindak dan menahan diri). Dengan begitu faktor pengaruh orang
tidak menghormati orang lain yang sedang berbicara sesuai dengan pernyataan diatas adalah
dari keyakinan orang mempercayai orang lain, emosi dan perasaan yang dimiliki orang untuk
dapat dihormati orang lain dan kecendrungan orang untuk mengambil tindakan agar dapat
dihormati orang lain.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Mulai

Persiapan
Analisis
Data

Studi
Pustaka

Pengumpulan
Data

Penarikan
Kesimpulan

3.2

Langkah-

Langkah Penelitian

a. Studi Pustaka dilakukan untuk mencari informasi tentang rasa hormat seseorang
kepada orang lain di lingkungan sekolah dan sekitar, dan dampak dari hilangnya rasa
hormat seseorang kepada orang lain.
b. Menarik kesimpulan dari hasil informasi melalui jurnal yang didapat.

Daftar Pustaka






Pengertian Ilmu. 2016. ”Pengertian Rasa Hormat“. Internet
Mezrandom, Revi. 2012. “Pengertian Rasa Hormat” .lnternet




Gaya hidup Republika. 2014. “Manfaat Menghormati Orang Lain”.1nternet
Farizta, Irsadi. 2013. “Problematika Menurunnya Rasa Hormat Respect Siswa Kepada



Guru Ditinjau Dari Landasan Sosial Budaya/”. Wordpress.com
Cahyani, Niken Dwi. 2014. “Efektifitas Bimbingan Pribadi



Mengembangkan Karakter Hormat Peserta Didik”. Universitas Indonesia

Eliasa, Eva Imania. 2011. “ The Importance Of Respect In Diversity and Universality In
Counseling”. Bandung

SIKAP RESPEK ORANG PERTAMA PADA ORANG KEDUA
Level 1
Level 2
Level 3
Level
Level 5

Sosial

Untuk