Desa Iklim dan Kita pdf

Desa, Iklim dan Kita
Seminar “Pedesaan”
Fakultas Ekonomi,
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
13 Juni 2016

JOSEPH VIANDRITO
Deputy Director
Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) / Bappenas

ICCTF Secretariat
Wisma Bakrie 2 Building, 20th floor,Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920, Indonesia
Phone : (62-21) 5794 5760, Fax (62-21) 5794 5759, E-mail:secretariat@icctf.or.id, Website: www.icctf.or.id

Makna Kata & Angka

Gas Rumah Kaca

Bali Roadmap
RAN GRK
RAN API


ICCTF
INDC
29%

Target Sesi ini: Berupaya agar Makna Kata dan Angka yang berantakan di atas, dapat tersusun rapi dalam benak Anda

Desaku yang kucinta,
Pujaan hatiku.
Tempat ayah dan bunda,
dan handai taulanku.
Tak mudah kulupakan,
Tak mudah bercerai.
Selalu kurindukan,
desaku yang permai...

Dana Desa:
...dan Desa pun Makin Kaya

Mengapa Desa perlu

menyisihkan Dana untuk
Mitigasi dan Adaptasi
Perubahan Iklim?

69,858

71,535

71,563

73,408

75,666

76,983

77,548

78,558


79,702

80,714

5 277

5 621

5 656

6 131

6 520

6 651

6 699

6 773


6 879

6 982

 Jumlah Desa di Indonesia: 2004 - 2013
 Jumlah Kecamatan di Indonesia: 2004 - 2013

Bobot Dana Desa

Indeks Kesulitan Geografis

Mana yang terkait dengan pengurangan emisi?

Dampak Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim

Contoh Bencana Iklim: Siklon Nargis di Myanmar








Cyclone Nargis menyerang Myanmar tanggal 2-3 May
2008, menyerang 50 townships (kabupaten), khususnya
di dua provinsi: Yangon dan Ayeyarwady Division.
Kecepatan angin 200 km/jam, disertai hujan lebat.
Hembusan angin mengangkat air laut jadi tsunami
setinggi 3 – 4 meter. Nargis adalah bencana alam
terburuk bagi Myanmar dalam sejarah. Untuk Asia,
Cyclone Nargis bencana terburuk sejak 1991.
Mati: 84,537, Hilang: 53,836, dan 19,359 luka. Sebanyak
2.4 juta orang terkena dampak langsung. Pengungsi:
800,000, dengan 260,000 orang masih tinggal di tenda.
Merusak 486,539 rumah, 7,900 gedung, dan 300,713
acres lahan pertanian rusak berat

Fasilitas umum: listrik dan komunikasi tidak
ada/berfungsi.
Jalan menuju Delta Ayeyarwaddy: tidak ada atau kondisi
sangat buruk dan 90% penduduk Delta Ayeyarwaddy
hidup di bawah garis kemiskinan

Dampak Perubahan Iklim pada Pertanian

Dampak Perubahan Iklim pada Pertanian










Untuk setiap 75 ppm kenaikan konsentrasi CO2,

hasil padi akan naik 0,5 t/ha, tetapi hasil padi
akan turun 0,6 t/ha untuk setiap kenaikan suhu
10 C.
kenaikan suhu rata-rata 1oC akan menurunkan
produksi 5-7% padi.
Pada tanaman padi, suhu tinggi ekstrem pada
stadia pembungaan mengurangi viabilitas
tepungsari, dan menyebabkan kehilangan hasil.
Sterilitas gabah naik cepat pada suhu lebih dari
35oC.
Pemanasan akan mengakselerasi banyak
proses mikrobiologi dalam sistem tanahgenangan air yang konsekuensinya adalah
pada siklus N dan C.
Kenaikan suhu tanah dapat juga menaikkan
kehilangan CO2 autotrop dari tanah karena akar,
eksudat akar dan pergantian akar-akar halus.

Pengaruh parameter iklim, terhadap
produksi padi:
Konsekuensi yang paling pasti dari

perubahan
iklim
global
adalah
kenaikan muka air laut antara 10-86
cm pada tahun 2100 (IPCC 2001).
Daerah pesisir yang merupakan
daerah pertanaman padi paling
produktif akan terkena dampak dari
kenaikan muka air laut. Salinitas akan
menjadi lebih luas dan parah.
Perubahan salinitas dari < 3,0 mm
hos/cm (lahan dengan kesesuaian
tinggi) menjadi 3,1-5,0 mm hos/cm
(kesesuaian sedang) sampai 5,1-8,0
mmhos (kesesuaian marginal) akan
menurunkan hasil dan produksi padi.
Selain itu naiknya suhu muka laut
mengakibatkan kerusakan sistem
hidrologi yang berpengaruh terhadap

pertanman padi di daerah pesisir
(Wassmann et al. 2004).

Dampak Perubahan Iklim pada Pertanian, yaitu:













Produktivitas (kuantitas dan kualitas tanaman) turun
Perubahan ketersediaan air (irigasi, hidrologis)
Perubahan input pertanian: herbisida, insektisida, pupuk

Penurunan keanekaragaman tanaman
Peningkatan intensitas dan keragaman hama & penyakit
Penurunan kesuburan tanah,
Kekacauan dalam menetapkan musim tanam
Meningkatnya kejadian gagal panen
Meluasnya daerah rawan pangan
Meningkatnya migrasi petani/nelayan.
Meningkatnya konflik sosial akibat perebutan sumber daya alam
(Bagi nelayan: menurunnya tangkapan ikan  matinya terumbu
karang, meningkatnya angin topan, dll.)

Kesadaran akan bahaya perubahan iklim masih rendah, sehingga
langkah-langkah: mitigasi, adaptasi dan antisipasi di desa masih
belum/tidak dilakukan.
 Seperti apakah profil Desa yang sudah siap menghadapi
perubahan iklim? Bagaimana mengukurnya?

Climate Adaptive Measures

Silahkan lihat di: http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PA00JZFC.pdf

“ADAPTING TO CLIMATE CHANGE IN EASTERN INDONESIA”
Halaman: 48 – 55 dan 123 – 133 (Climate Adaptive Measures)
Penelitian ini dilakukan di 78 desa di lima pulau (Flores, Timor,
Sumba, Lombok and Sumbawa) pada tahun 2013. Ada enam
parameter kemampuan adaptif yang diukur: The Adaptive Measures
cover six sectors: Livelihoods, Agriculture, Land Use, Health &
Social, Water Resources and Disaster Risk Reduction.

Penyebab Emisi

Pertanian, kehutanan dan perubahan
penggunaan lahan (AFOLU – Agriculture,
Forest and Other Land-Use) memberikan
kontribusi 25% terhadap emisi global tahunan
(2010) dan berperan besar dalam membuat
suhu permukaan rata-rata bumi meningkat
1,5oF (=0.83oC) sejak 1880.
Akibatnya: terjadi perubahan dalam curah
hujan, iklim ekstrem (mis: gelombang panas),
dan hama dan penyakit.
Tahun 2030, Afrika Selatan penurunan hasil
tanaman jagung >30% dan di Asia Selatan,
penurunan produksi beras, millet dan jagung
>10%.
Source: IPCC. Human greenhouse gas emissions by sector, in the year 2010.
"AFOLU" stands for "agriculture, forestry, and other land use".

Contoh Mitigasi Perubahan Iklim

Contoh Adaptasi Perubahan Iklim

Pertanian, Kontributor Utama
Pertanian adalah penyumbang
utama emisi gas rumah kaca (GRK).

Kontribusi Pertanian dalam emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar
lebih dari 25% (17% secara langsung melalui kegiatan pertanian
dan 7% - 14% melalui perubahan penggunaan lahan).

Jadi meningkatkan pertanian =
meningkatkan emisi GRK?

Pertanian saat ini mengkonsumsi 70% air tawar dunia, dan
terlalu banyak air yang terbuang. Pengurangan penggunaan air
akan mengurangi jumlah metana dari budidaya padi.

Iklim dan Turunnya Produksi

Iklim dan Hilangnya Lahan Sawah

Iklim dan Bencana bagi Petani

Perubahan Iklim dan Peternak



Peternakan hewan adalah penyumbang utama pemanasan
global (lebih besar dari dampak kumulatif dari semua
transportasi di dunia).



Efek ini terjadi karena limbah hewan dan pencernaan
menghasilkan metana dan nitrogen dioksida gas, yang memiliki
23 dan 246 kali menjebak panas dari karbon dioksida.



Industri peternakan juga merupakan penyebab utama
deforestasi. Sebesar 70% hutan hujan Amazon saat ini dibuka
untuk peternakan.

Iklim dan Pekebun Karet
Indonesia adalah negara yang memiliki
areal tertinggi, sebaliknya, produktivitas
Indonesia karet merupakan yang terendah
di antara produsen karet dengan 700-800
kg / ha / tahun. Thailand memiliki
produktivitas mencapai 1.800 kg / ha /
tahun, Malaysia sebesar 1.200 kg / ha /
tahun dan India senilai 2.000 kg / ha / year.
Dengan asumsi harga saat lateks (karet
mentah) senilai Rp5.000 di kebun, jika
pekebun karet rata-rata memiliki 1 hektar,
dengan produktivitas 700 kg / ha / tahun,
petani karet Indonesia hanya bisa
mendapatkan Rp3,500,000 (= US $ 269)
per tahun (asumsi $ 1 = 13.000) atau
Rp291,667 (atau US $ 22,4 ) per bulan atau
Rp9,750 atau $ 0,75 per hari. Berdasarkan
fakta ini, kita dapat mengatakan bahwa
sebagian besar petani karet di Indonesia,
hidup di bawah garis kemiskinan absolut,
karena pendapatan mereka di bawah
standar pendapatan $ 1 per hari!

Climate Smart Agrculture

Prinsip Climate Smart Agriculture
(Conservation Agriculture):

Sumber: Hasil riset Joseph Viandrito atas Proyek UN-FAO 2013-2014

-

minimum and zero tillage technologies,
timely planting and application of fertilizer,
use of cover crops/mulching,
retention of crop residues,
land preparation during the dry season,
crop rotations and diversification,
integrated weed management,
integrated pest & disease management,
and animal exclusion and controlled traffic
to prevent soil compaction.

Ketahanan Iklim Masyarakat Pantai
(Coastal Community Resilience)

Sumber: Hasil riset Joseph Viandrito 2007-2008 di Nias (Indonesia) dan Tae Lae Nok, (Thailand)

The World: Now

Bahaya Ledakan Metana

Mengapa orang ribut soal mencairnya es di kutub?
Metana adalah gas dengan emisi gas rumah kaca yang 23 kali
lebih ganas dari karbondioksida (CO2). Meningkatnya suhu bumi
telah membuat metana beku yang tersimpan dalam lapisan es di
kutub terlepas ke atmosfer.
Antartika yang menyimpan kurang lebih 400 miliar ton metana
beku, telah melepaskan gas ini sedikit demi sedikit ke atmosfer.
Bila Antartika kehilangan seluruh lapisan esnya, maka 400 miliar
ton metana tersebut akan terlepas ke atmosfer.
Dengan mencairnya es di kutub, maka pada tahun 2100
diperkirakan akan terjadi kenaikan air laut sebesar satu meter.
Sebagai negara kepulauan terbesar, kenaikan muka air laut ini
tentunya akan berpotensi untuk menenggelamkan ratusan bahkan
ribuan pulau-pulau kecil di Indonesia.

Mengapa orang ribut soal
kebakaran hutan gambut?
Berulangnya kebakaran di lahan gambut Indonesia telah melepas metana
dan karbon dalam jumlah besar ke atmosfir bumi. Indonesia saat ini memiliki
kawasan lahan gambut tropis terluas di dunia dengan 22 juta hektar yang
tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Lahan gambut Indonesia memiliki nilai penting bagi dunia, karena
menyimpan sedikitnya 57 miliar ton karbon, membuat kawasan ini sebagai
salah satu kawasan utama penyimpan karbon dunia. Surga karbon lahan
gambut Indonesia, hanya mampu ditandingi oleh hutan hujan di Amazon
yang menyimpan 86 miliar ton karbon.
CIFOR dalam risetnya menemukan bahwa 3.300 ton karbon per hektar yang
tersimpan dalam area lahan gambut pesisir Indonesia, separuhnya telah
dilepaskan ke atmosfer selama 100 tahun menyusul konversi hutan ke
perkebunan sawit — ini setara dengan 2.800 tahun nilai akumulasi karbon.

Kebakaran hutan di
Riau tahun 2012
melepaskan emisi
karbon sebesar 2 milyar
ton hanya dalam satu
pekan, setara dengan
10% emisi total tahunan
Indonesia.
(Riset CIFOR)

Hotspots

Hotspots

Desember 2015

Juli 2009

Juni 2013

Jika tetap ngotot tidak mau berubah

(the consequences of sticking to ‘Business As Usual”)


Lebih dari satu juta spesies di seluruh dunia akan punah pada
tahun 2050 dan setengah dari semua spesies hidup di bumi bisa
punah dalam 100 tahun ke depan. (Hari ini 12% dari burung, 25%
dari mamalia, 32% dari amfibi dalam status terancam punah)



Terumbu Karang: lautan jadi makin hangat karena peningkatan
radiasi UV yang berdampak besar pada matinya terumbu karang
 rantai makanan terancam



90% dari ikan besar di laut dunia sudah hilang (Nature Magazine)



Daerah rendah oksigen di lautan dunia makin meluas yang
berdampak punahnya kehidupan laut. UNEP mencatat ada 146
zona mati di lautan dunia.



Kesenjangan pendapatan antara orang terkaya dan termiskin di
bumi makin meningkat karena menipisnya sumber daya alam.



Meningkatnya populasi dunia mendorong naiknya harga pangan.
Jumlah penduduk dunia akan meningkat 3 kali lipat atau 2,3
milyar orang dari tahun 2009 – 2050.

The World in 2050

The World in 2050

Wilayah DAS Mekong
yang ditinggali lebih dari
100 juta orang, akan
mengalami peningkatan
curah hujan lebih dari
20%, sehingga berakibat
pada penurunan produksi
padi. (Impor beras
Indonesia terganggu?)

The World in 2050
Perubahan iklim adalah
berita baik buat Eropa
bagian utara yang kini jadi
lebih hangat. Banyak
tanaman baru yang bisa
ditanam dan produksi
pangan akan meningkat.
Sementara banyak
tanaman yang sekarang
tumbuh di Eropa selatan,
seperti zaitun, mungkin
tidak akan bertahan hidup
saat suhu meningkat.
Di Timur Tengah dan Afrika
utara, penurunan hasil
panen hingga 30% terjadi
pada tanaman padi, 47%
untuk jagung dan 20%
untuk gandum.

The World in 2050
Hampir 20% dari semua
makanan AS diimpor, sehingga
iklim ekstrem di tempat lain juga
akan berpengaruh.
Pada tahun 2011, 14,9% dari
rumah tangga AS tidak memiliki
persediaan makanan cukup dan
5,7% memiliki ketahanan pangan
yang sangat rendah.
Dengan kenaikan suhu rata-rata
lebih dari 2oC, Amerika Latin
akan terpengaruh serius oleh
pemanasan iklim. Brasil, salah
satu pemasok tanaman pangan
dan pakan ternak terbesar akan
merosot lebih dari 25% selama
20 tahun ke depan.
Dua tanaman yang akan
bertahan: quinoa dan kentang.
Quinoa

The World in 2050
Pengaruh perubahan iklim
bervariasi di Afrika.
Mesir akan kehilangan 15%
produksi gandum saat suhu naik
2oC, dan 36% jika kenaikan
tersebut 4oC. Di Burkina Faso,
tanaman sorgum diperkirakan
menurun sebesar 25%. Hasil
panen di sub-Sahara Afrika akan
menurun 5-22% pada tahun
2050, mendorong banyak orang
jatuh dalam kemelaratan.
Kedua tanaman pokok, jagung
dan sorgum Afrika, akan sangat
terpukul.
Tapi negara-negara di Afrika
Barat akan diuntungkan dengan
perubahan iklim, yang akan
meningkatkan produksi pangan
mereka, tapi pertumbuhan
populasi yang mungkin dua kali
lipat akan meningkatkan harga
pangan.

The World in 2100

A global temperature rise of 1.5 o C (2.7oF) above current levels would be
enough to start the thawing of permafrost in Siberia

Letusan Toba, Merosotnya Suhu Dunia dan
3,000 Adam & Hawa yang kabur dari Firdaus Afrika















Gunung Toba meletus sekitar 75,000 tahun lalu, merupakan letusan terbesar dalam 2 juta
tahun terakhir.
Ada 4 letusan, yang keempat adalah yang terbesar, setara 100 x letusan Gunung Tambora
tahun 1816. Letusan Tambora saja mengakibatkan Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur
mengalami satu tahun musim dingin.
Letusan Toba melepaskan magma sebesar 2,800 km2 = 19 juta bangunan Empire State
Buildings. Letusan Krakatau tahun 1883, melepaskan magma sebesar 12 km2 magma.
Meninggalkan luasan kaldera: 100×30 km  Danau Toba
Abu vulkanik: 15 cm (6 inches) di Asia Selatan.
Melepaskan seketika emisi 6 milyar ton sulphur dioxide.
Suhu bumi mendadak turun 150C dalam tiga tahun setelah letusan.
Vegetasi yang jadi sumber makanan manusia merosot karena kemarau panjang
Manusia (hominid) nyaris punah, hanya tinggal 3,000 – 10,000 jiwa.
Manusia Afrika selamat karena mampu beradaptasi, walaupun ada bukti manusia Flores
masih hidup sampai 50.000 tahun lalu walau akhirnya punah. Jenis manusia Neanderthal dan
arkaik lainnya yang tidak mampu beradaptasi akhirnya punah.
3,000 Adam & Hawa ini keluar dari Afrika dan menyebar ke penjuru dunia.
Banyak hewan punah, yang mampu beradaptasi bertahan, seperti: chimpanzee Afrika,
Orangutan, Monyet India, Chetah, Harimau, Gorilla.
Analisa DNA mitokondrial membuktikan migrasi dari Afrika terjadi 70.000 tahun lalu, akibat
vegetasi hutan yang jadi sumber pangan mengering di Afrika.

Carbon Calculator
Sebagai anak kos-kosan, biasanya
menghabiskan 300 KwH sebulan.

Artinya, kamu membuat emisi GRK
sebesar 2,7 ton CO2 per tahun, yang
perlu 13,5 pohon untuk
menyerapnya CO2 itu.
Itu baru soal konsumsi listrikmu.
Kalau ditambah kamu hilir-mudik
bawa mobil SUV-mu sejauh 50 mil
per bulan, pakai gas buat masak,
suka makan daging, tiap bulan
pulang kampung ke Semarang, jadi
berapa pohon kamu berutang, untuk
menutupi pengeluaran emisimu?

Kamu utang
berapa pohon?
Silahkan disimak:
http://www.carbonify.com/
carbon-calculator.htm

Carbon Trading
Perdagangan karbon adalah transaksi kredit karbon dimana
perusahaan yang berbasis bahan bakar fosil dapat membeli
kredit gas rumah kaca di pasar karbon yang dibuat
pemerintah untuk mengimbangi pengeluaran karbon
mereka.
Jadi perusahaan yang menghasilkan karbon dapat menjual
kredit kepada perusahaan yang melebihi batas emisi karbon
mereka.

Skema perdagangan emisi (ETS). Uni Eropa adalah salah
satu dari banyak psar karbon yang diakui. Uni Eropa-ETS
dimulai tahun 2005 dengan 31 negara peserta dan
mencakup lebih dari 11.000 pabrik dan perusahaan.
Indonesia telah menjual kredit karbon di pasar Eropa dan
Jepang. Tapi mengingat krisis ekonomi di Eropa, harga
karbon di Uni Eropa-ETS menurun. Selain itu mekanisme
perdagangan karbon di Indonesia belum tertata baik.
Apalagi sejak dibubarkannya BP REDD dan DNPI.

26% & 41%

RAN GRK

Pentingnya Paris Agreement

Pentingnya Paris Agreement
1.

COP 21 di Paris memiliki nilai historis, karena melahirkan
kesepakatan yang mengikat (legally binding), sesuatu yang
pertama kali sejak Protokol Kyoto yang dianggap gagal,
dibuat pada COP 3 di Jepang, dan COP 15 di Kopenhagen
yang mengecewakan. COP 21 adalah forum di mana wakil
resmi dari 195 negara dan 1 blok ekonomi (Uni Eropa)
bertemu mendiskusikan rencana kemanusiaan untuk
memerangi perubahan iklim.

2.

Kesepakatan Paris bertujuan untuk menghentikan suhu
pemanasan bumi agar tidak melebihi 2 derajat Celsius
dibanding saat revolusi industri. Saat ini suhu bumi sudah
mencapai sekitar 0,85 derajat Celsius. Juli 2015, tercatat
sebagai waktu di mana suhu bumi paling panas dalam
sejarah modern manusia. Para ahli berpendapat satusatunya cara untuk memelihara suhu bumi di bawah 2
derajat celcius adalah dengan memangkas emisi karbon
dioksida setidaknya 70 persen pada tahun 2050.

Pentingnya Paris Agreement
3.

Di Paris, negara-negara memasukkan
komitmennya mengenai berapa banyak emisi
karbon dioksida yang bakal dipangkas. Angka
kontribusi penurunan emisi karbon dioksida itu
disebut dengan Intended Nationally Determined
Contribution (INDC).

4.

Setiap lima tahun akan dilakukan stocktake, atau
pelaporan (secara kolektif) bagaimana setiap
negara melakukan rencana terkaitt perubahan
iklim terutama penurunan emisi karbon. Laporan
pertama akan dilakukan tahun 2023.

5.

Menyediakan skema pembiayaan untuk upaya
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Untuk
pertama kalinya dimasukkan soal loss and
damage, kerugian dan kerusakan akibat
perubahan iklim.

Pentingnya Paris Agreement
Kesepakatan Paris yang telah dibuat harus dikawal, karena jika
kesepakatan Paris ini tidak dijalankan secara serius, para ahli
memperkirakan kita akan merasakan “kiamat” pada tahun 2050:
• Kebakaran hutan di hutan Amazon Brasil akan meningkat dua
kali lipat luasannya;
• Mencairnya lapisan es di kutub;
• Pengungsian besar-besaran penduduk yang terkena dampak
kenaikan permukaan air laut;
• Ratusan ribu orang terbunuh karena bencana angin topan/siklon
yang dahsyat,
• Sampai ratusan spesies hewan dan tumbuhan yang akan punah.
• Kian sulitnya menanam tumbuhan padi dan jagung yang menjadi
makanan pokok lebih dari separuh penduduk bumi saat ini;
• Air bakal makin sulit didapat;
• Perkelahian antar suku bahkan antar negara dalam
memperebutkan sumber-sumber pangan, energi dan air
mengancam.

Pentingnya Paris Agreement
Dua negara produsen emisi
karbon terbesar di dunia,
Amerika Serikat dan
Tiongkok akhirnya sepakat
mendukung lahirnya “Paris
Agreement”.
Kesepakatan kedua negara
dikukuhkan dalam
kunjungan Presiden
Tiongkok Xi Jinping ke
Gedung Putih bertemu
dengan Presiden Barack
Obama, November 2015.

Pentingnya Paris Agreement
“I have walked that long road to freedom. I have tried not to
falter; I have made missteps along the way. But I have
discovered the secret that after climbing a great hill, one
only finds that there are many more hills to climb.
I have taken a moment here to rest, to steal a view of the
glorious vista that surrounds me, to look back on the
distance I have come. But I can only rest for a moment, for
with freedom come responsibilities, and I dare not linger,
for my long walk is not ended.”
(Nelson Mandela)
Nozipho Mxakato-Diseko, diplomat Afrika Selatan yang memimpin kelompok
negara G-77 dan Tiongkok mengutip ucapan itu, untuk menggambarkan jalan
panjang menuju kesepakatan perubahan iklim yang sangat bersejarah. Butuh
waktu 20 tahun untuk sampai pada kesepakatan ini.

Komitmen Indonesia (INDC)

Ms. Syamsidar Thamrin (Head of
ICCTF / Deputy Director for Weather
and Climate at the Indonesian Ministry
of National Planning) delivered a
presentation on NAMA in Indonesia
during the UNFCCC NAMA Fair.

1.

Indonesia misalnya mengambil langkah signifikan dalam skema Land Use,
Land-UseChange and Forestry (LULUCF). Langkah konkretnya dengan
moratorium lahan hutan primer, melarang konversi lahan gambut, juga
moratorium izin perluasan konsesi lahan tambang dan kelapa sawit.

2.

Membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG).

3.

Menetapkan penurunan emisi sebesar 29% dari BAU pada tahun 2030.

4.

Di bidang energi, Indonesia menerbitkan aturan pencampuran energi
dalam bahan bakar bagi transportasi, dengan 23 persen porsi energi
terbarukan pada 2025. Hal ini dalam rangka menyediakan listrik bagi
12.650 desa pada 2020, dengan membangun proyek listrik 35.000
megawatt. Sumber energi terbarukan dari bio massa, biofuel, listrik
bertenaga air (micro-hydro), listrik tenaga panas bumi, dan biodiesel akan
didorong untuk menjadi pelengkap dalam pemenuhan energi listrik.

UNFCCC
UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) adalah sebuah
kesepakatan yang akhirnya diterima secara universal sebagai komitmen politik
internasional tentang perubahan iklim pada KTT Bumi tentang Lingkungan dan
Pembangunan (United Conference on Environment and Development, UNCED) di Rio
de Janeiro, Brazil, Juni 1992.
Hingga saat ini jumlah anggota UNFCCC adalah 192 negara. UNFCCC bertujuan untuk
menstabilkan konsentrasi GRK di atmosfir, pada taraf yang tidak membahayakan
kehidupan organisme dan memungkinkan terjadinya adaptasi ekosistem, sehingga
dapat menjamin ketersediaan pangan dan pembangunan berkelanjutan.
Institusi yang berperan dalam UNFCCC:
1. Conference of the Parties (COP)
2. Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA).
3. Subsidiary Body for Implementation (SBI).
4. Convention Secretariat
5. Global Environment Facility (GEF)
6. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Kyoto Protocol
• Target penurunan emisi dalam perode komitmen pertama (2008 2012) sebesar 5%
di bawah tingkat emisi tahun 1990 atau sebesar 13.7 Gt 2008-2012
• Setiap negara maju ) memiliki komitmen yg berbeda sesuai dengan tingkat
emisinya pada tahun 1990
Protokol Kyoto gagal menurunkan GRK
di atmosfer, karena:
1. Protokol Kyoto gagal memaksa Amerika
Serikat (AS) sebagai penghasil emisi
terbesar di dunia untuk ikut meratifikasi
kesepakatan internasional tersebut.
2. Protokol Kyoto terlalu membuka ruang
bagi negara-negara maju untuk mangkir
dari kewajibannya dalam mengurangi
emisi
GRK
bahkan
mengalihkan
bebannya pada negara berkembang
yang sejatinya merupakan korban dari
perubahan iklim tersebut.

Bali Road Map
Bali Roadmap adalah kesepakan yang dihasilkan melalui
sidang Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (COP 13
UNFCCC) di Bali tahun 2007, yaitu:
•Menyepakati 4 agenda sebagai berikut.
• Aksi untuk melakukan kegiatan adaptasi terhadap
dampak negatif perubahan iklim (misalnya banjir dan
kekeringan).
• Cara mengurangi emisi GRK  NAMAs
• Cara mengembangkan dan memanfaatkan teknologi
yang bersahabat dengan iklim.  transfer teknologi
• Pendanaan untuk mitigasi dan adaptasi  REDD+
•Menyepakati target waktu pelaksanaan, yaitu pada tahun 2009.
Adapun Bali Roadmap sendiri terdiri atas lima hal, yaitu:
Komitmen pasca 2012, dana adaptasi, alih teknologi, REDD,
dan CDM (Clean Development Mechanism).

NAMAs

NAMAs (Nationally Approved Mitigation Actions)
pertama kali digunakan dalam Rencana Aksi
Bali sebagai bagian dari Bali Road Map yang
disepakati pada Konferensi Perubahan Iklim
PBB di Bali pada Desember 2007, dan juga
merupakan bagian dari Copenhagen Accord
dikeluarkan menyusul Konferensi Perubahan
Iklim PBB di Kopenhagen (COP 15) pada bulan
Desember 2009.

REDD+

REDD merupakan suatu pendekatan dan aksi yang bertujuan mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi
hutan. Seperti yang menjadi tujuan dari Protokol Kyoto dan UNFCCC. Dua ketetapan awal REDD adalah:
mengurangi emisi dari deforestasi dan mengurangi emisi dari degradasi hutan

REDD-plus menambahkan tiga areal strategis terhadap dua hal yang telah ditetapkan sebelumnya di Bali.
REDD+ menambahkan tiga hal: peranan konservasi, pengelolaan hutan secara lestari, peningkatan cadangan
karbon hutan. Kelima hal tersebut bertujuan untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di
negara-negara berkembang.

Climate Financing

Tentang ICCTF

Perkembangan ICCTF





ICCTF didirikan pada tanggal 03 September 2009
2010 – 2014 mendapatkan bantuan dari UKCCU, SIDA, AUSAID yang dikelola oleh UNDP dalam program PREP-ICCTF
Sejak Desember 2014 PREP- ICCTF berakhir dan ICCTF menjadi SATKER MAJELIS WALI AMANAT DANA PERWALIAN PERUBAHAN
IKLIM INDONESIA/ ICCTF, di bawah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

TAHAPAN SELEKSI PROPOSAL

Proposal
Submission

Pipeline
Proposals

In-depth
Proposal
Assesment
Proposals are assessed
by Selection Panel to
produce short-list
proposal

21 Nov –
24 Dec 2015

24 Dec –
13 Jan 2016

21 Jan –
8 Feb 2016

Consultation
meetings with
relevant Unit in
Bappenas

Fund approval
MWA select
proposals from
shortlist to be
funded

9 – 17 Feb
2016

17 Mar
2016

ICCTF secretariat
assists the
selected
proponent (s) to
develop log frame
table and annual
work plan

6-9 April
2016

PROSES SELEKSI PROPOSAL

366

75

38

Proposal
received

Medium
shortlist

shortlist

Landbased Mitigation
: 139
Energy
: 72
Adaptation & Resilience : 155

Landbased Mitigation
: 41
Energy
: 19
Adaptation & Resilience : 15

19
Selected
for funding

Landbased Mitigation
: 15
Energy
: 10
Adaptation & Resilience : 13

Landbased Mitigation
:8
Energy
:4
Adaptation & Resilience : 7

Source of funding for Small Grant Program ICCTF 2016:
Landbased Mitigation: USAID
Energy: APBN 2016
Adaptation & Resilience: USAID

DAFTAR PROPOSAL YANG DIDANAI OLEH ICCTF

A. Mitigasi Berbasis Lahan
No

Name of Institution
STIK Yayasan Teungku Chik Pante
1
Kulu

Program Title and Location
Perlindungan, rehabilitasi dan konservasi areal hutan pendidikan sekolah tinggi ilmu
kehutanan (HP-STIK). Lokasi: Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh

2 Yarorin

Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa
Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm).
Lokasi: Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

3 Javlec
4 Perkumpulan Sesami
5

Universitas Muhammadiyah Palangka
Raya

6 Walestra

7

Yayasan Pengembangan Akhlaq Mulia
(YPAM)

8 Lembaga Olah Hidup (LOH)

Mitigasi Berbasis Lahan pada Kawasan Karst, DAS Kritis, dan Kawasan Konservasi.
Lokasi: Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Manfaat biogas untuk pertanian dan merintis “koperasi hijau” dalam mendukung gerakan
konservasi lingkungan. Lokasi: Magelang, Jateng
Conservation and Rehabilitation of Hutan Amanah Lestari Peat Swamp Forest as a
Working Classroom for Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Lokasi:
Palangkaraya
Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam
Kerinci Seblat. Lokasi: Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi;
Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Peningkatan Budidaya Bambu Cendani Untuk Penyelamatan lahan kritis di Sub DAS
Grenjeng DAS Serang Desa Sampetan kecamatan Ampel. Lokasi: Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah

Rehablitasi Lahan dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk peningkatan daya
dukung DAS Moyo. Lokasi: Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

DAFTAR PROPOSAL YANG DIDANAI OLEH ICCTF

B. Energi
No

Name of Institution

Program Title and Location

Research Center For Climate Change
(RCCC) UI, Tropical Renewable Energy
1 Center (TREC) FTUI, PT Potenza Putra
Makara, Lembaga Pemberdayaan Umat
(LPU) An Naba’

Pemanfaatan Energi Angin Sebagai Energi Baru & Terbarukan Pembangkit Listrik di
Kampung Bungin dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Lokasi: Bekasi, Jawa Barat

2 Universitas Mataram

Penguatan Produktifitas Perkebunan dan Peternakan Masyarakat Di Lahan Kering
Dengan Model Sistem Irigasi Tetes Berbasis Sumber Energi Dari Solar Sell. Lokasi:
Lombok Utara – NTB

3

Jurusan Teknik Elektro Universitas
Jenderal Soedirman

4

Yayasan Energi Bersih Indonesia
(EnerBI)

Perbaikan Efisiensi dan Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida Surya Angin untuk
Meningkatkan Faktor Utilisasi Energi Terbarukan di Kawasan Pesisir Pantai Baru
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi: Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Peningkatan Kapasitas Sistem Pengangkatan Air Tenaga Surya di Dusun
Banyumenang II, Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta. Lokasi: Kabupaten Gunung
Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

DAFTAR PROPOSAL YANG DIDANAI OLEH ICCTF
C. Adaptasi & Ketangguhan
No

Name of Institution
Department of Agricultural
1 Engineering, Faculty of Agricultural
Technology, Gadjah Mada University

2

Pusat Perubahan Iklim – Institut
Teknologi Bandung

Center for Anthropological Studies,
3 Faculty of Social & Political Sciences,
Universitas Indonesia
Department of Geophysics and
Meteorology, Faculty of Mathematics
4
and Natural Sciences - Bogor
Agricultural University
Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman
5
(YLHS)
6 YAKKUM Emergency Unit
7

Yayasan Transformasi Kebijakan
Publik Indonesia (YTKPI)

Program Title and Location
Climate Projection and Adaptation Strategy of System of Rice Intensification (SRI) Cultivation
against Regional Climate Change by integrated climate-crop-soil-water model approach in East
Nusa Tenggara. Lokasi: Nusa Tenggara Timur
Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa
Berbasis Kajian Risiko. Lokasi: Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat; Pangandaran dan Cilacap,
Jawa Tengah; Banyuwangi, Jawa Timur

Establishment of Regional Networks for a Rural Response to Climate Change with Farmers,
Scientists, and Extension. Lokasi: Indramayu, Jawa Barat; Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
Climatic Driven Agricultural Management Strategies: Strengthening Community Resilience to
Climate Change (CAMS-CRCC). Lokasi: Subang, Jawa Barat
Konservasi sumber mata air Blok Utara Lereng Pegunungan Dieng Kabupaten Batang
sebagai upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim. Lokasi: Kabupaten Batang, Jawa
Tengah
Mendukung ketahanan pangan masyarakat yang adaptif iklim di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Lokasi: Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Memperkuat Kelembagaan Pemerintah Daerah untuk Mengintegrasikan Adaptasi Perubahan
Iklim dalam Rencana Pembangunan Daerah. Lokasi: Kabupaten Gorontalo dan Kota
Gorontalo, Gorontalo

Renewable Energy

Hatur Nuhun

JOSEPH VIANDRITO
Deputy Director
Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) / Bappenas
josephviandrito@icctf.or.id
joseph.viandrito@yahoo.com

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65