LAPORAN EKOLOGI INDEKS DIVERSITAS KOMUNI

LAPORAN EKOLOGI
INDEKS DIVERSITAS KOMUNITAS TUMBUHAN HERBA PADA AREA
TERNAUNG DAN TERDEDAH DI KAWASAN PERUMAHAN AYODYA,
GUNUNG PATI, SEMARANG

Disusun oleh:
Fina Lutfiya

4401412051

Mentari Setiawati

4401412079

Kumala Hidayatiningtyas 4401412117
Dinullah alhaq

4401412126

PENDIDIKAN BIOLOGI/’12


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

I.

JUDUL
Indeks Diversitas Komunitas tumbuhan herba pada area terdedah dan ternaung di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang

II.

TUJUAN

a. Menentukan indeks diversitas komunitas tumbuhan herba pada area
ternaung dan terdedah di kawasan perumahan Ayodya, Gunung Pati,
Semarang
b. Mengetahui ada tidaknya perbedaan indeks diversitas komunitas herba
antara area ternaung dan terdedah di kawasan perumahan Ayodya,
Gunung Pati, Semarang
III.


TINJAUAN PUSTAKA

Vegetasi atau komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam
kekayaan spesiesnya (speciesrichness), jumlah spesies yang mereka
miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dengan kelimpahan
relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunitas terdiri dari
beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara
yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies yang
semuanya umum ditemukan (Campbell,2004).
Keanekaragaman jenis memiliki pengertian berapa jumlah jenis
tumbuhan yang terdapat di dalam satu komunitas. Di alam, kita akan
menemukan jenis populasi tumbuhan tertentu sangat dominan, sedangkan
jenis yang lain jarang. Untuk memudahkan pengukuran tingkat
keanekaragaman jenis tumbuhan dibuat hipotesa berdasarkan kerapatan
populasi di dalam komunitas. Misal, dua komunitas tumbuhan sama-sama
memiliki 5 jenis tumbuhan dengan jumlah individu yang sama pula.
Komunitas pertama, satu jenis populasi sangat dominan, empat jenis yang
lain sangat jarang. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya rendah.
Komunitas kedua, lima jenis populasi memiliki kerapatan yang sama

besar. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya tinggi (Indriyanto,
2008).
Indeks diversitas memiliki makna tingkat kematangan dan stabilitas
komunitas tersebut. Gabungan dari kekayaan jenis & kelimpahan. Bisa

diartikan dari banyaknya jumlah yang menyusun dan siapa saja yang
menyusunnya (Craft, 1973).
Indeks Shannon
Indeks ini didasarkan pada teori informasi dan merupakan suatu
hitungan rata-rata yang tidak pasti dalam memprediksi individu species
apa yang dipilih secara random

dari koleksi S species dan individual N akan dimiliki . Rata-rata ini naik
dengan naiknya jumlah species dan distribusi individu antara speciesspecies menjadi sama/merata . Ada 2 hal yang dimiliki oleh indeks Shanon
yaitu ;
1. H’=0 jika dan hanya jika ada satu species dalam sampel.
2. H’ adalah maksimum hanya ketika semua species S diwakili oleh
jumlah individu yang sama, ini adalah distribusi kelimpahan yang
merata secara sempurna.
Indeks


keanekaragaman

Shannon-Wiener

(H’)

disamping

dapat

menggambarkan keanekaragaman species, juga dapat menggambarkan
produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan
ekosistem. Semakin tinggi nilai indeks H’ maka semakin tinggi pula
keanekaragaman

species,

produktivitas


ekosistem,

tekanan

pada

ekosistem, dan kestabilan ekosistem
Kriteria

komunitas

lingkungan

berdasarkan

indeks

Keanekaragaman Jenis disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Komunitas Lingkungan Berdasarkan Indeks Keanekaragaman


Indeks Keanekaragaman Jenis
> 2,0
≤ 2,0

Kriteria Indeks Keanekaragaman
Jenis
Tinggi
Sedang

< 1,6

Rendah

< 1,0

Sangat rendah

Nilai tolok ukur indeks keanekaragaman H’:
H’ < 1,0
 Keanekaragaman sangat rendah

 Miskin (produktivitas sangat rendah) sebagai indikasi adanya
tekanan ekologis yang berat
 ekosistem tidak stabil
H’ < 1,6 :
 Keanekaragaman rendah
 Produktivitas rendah sebagai indikasi adanya tekanan ekologis
yang berat
 ekosistem tidak stabil
1,0 ≤ 2 :
 Keanekaragaman sedang
 produktivitas cukup
 kondisi ekosistem cukup seimbang
 tekanan ekologis sedang
H’ > 2 :
 Keanekaragaman tinggi
 stabilitas ekosistem mantap
 produktivitas tinggi
(Odum, 1993).
IV.


ALAT DAN BAHAN
1. Rafia
2. Meteran
3. Label
4. Alat tulis : buku dan pensil
5. Camera

V.

CARA KERJA
a. Area ternaung
1. Memilih area ternaung dari komunitas tumbuhan herba yang akan
diamati (area yang dipilih harus representatif)

2. Membentangkan tali rafia berukuran sepanjang 1 meter, berbentuk
kotak/berpetak.

3. Menghitung range cover species yang berada di dalam petakan 1x1 meter
4. Melakukan kegiatan seperti diatas sebanyak 7 kali
5. Mencatat data hasil pada table pengamatan

b.

Area terdedah
1. Memilih area terdedah dari komunitas tumbuhan herba yang akan diamati
(area yang dipilih harus representatif)
2. Membentangkan tali rafia berukuran sepanjang 1 meter, berbentuk
kotak/berpetak.
3. Menghitung range cover species yang berada di dalam petakan 1x1 meter
4. Melakukan kegiatan seperti diatas sebanyak 7 kali
5. Mencatat data hasil pada table pengamatan

VI.

HASIL
Tabel 2. Nilai indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan

herba di area

ternaung pada 7 plot yang diamati.
Plot


Indeks keaneragaman jenis

1

1,3

Kriteria indeks
keaneragaman jenis
Rendah

2
3
4
5
6
7

1,6
1,0

1,5
1,2
1,4
1,2

Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Tabel 3. Nilai indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan herba di area
terdedah pada 7 plot yang diamati
Plot
1
2
3
4
5
6
7

Indeks keaneragaman
jenis
1,2
1,0
1,1
1,5
1,5
1,0
1,3

Kriteria indeks
keaneragaman jenis
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Tabel 4. Nilai rata-rata indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan herba di
area ternaung dan terdedah

No.

Habitat

H’

1.

Ternaung

1,3

2.

Terdedah

1,2

Uji “T” Test
Perbedaan nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan
area terdedah di Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang dapat di
uji dengan data stastistik Uji “T” test menggunakan program SPSS. Berdasarkan
hasil Out put Paired Samples Correlation menampilkan besarnya perbedaan
antara kedua area yang digunakan sebagai sampel, dimana terlihat angka
signifikasi 0,4 lebih besar dari 0,05 maka probabilitas yang diambil yaitu : P
value > (α = 0,05, maka terima H0 tolak H1) bahwa tidak ada perbedaan nilai
indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan area terdedah di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang.

VII.

PEMBAHASAN
Index Diversitas memiliki makna tingkat kematangan dan stabilitas
komunitas tetentu. Gabungan dari kekayaan jenis & kelimpahan bisa diartikan
dari banyaknya jumlah yang menyusun dan siapa saja yang menyusunnya.
Keanekaragaman

jenis

adalah

parameter

yang

sangat

berguna

untuk

membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari pengaruh gangguan
biotik, untuk mengetahui tingkatan suksesi atau kestabilan suatu komunitas.
Keanekaragaman

jenis

ditentukan

dengan

menggunakan

rumus

Indeks

Keanekaragaman Shannon-Wiener.
Keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas
memiliki kompleksitas yang tinggi. Komunitas yang tua dan stabil akan
mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi. Sedangkan suatu komunitas yang
sedang berkembang pada tingkat suksesi mempunyai jumlah jenis rendah dari
pada komunitas yang sudah mencapai klimaks. Komunitas yang memiliki
keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh
lingkungan. Jadi dalam suatu komunitas dimana keanekaragamannya tinggi akan
terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi, kompetisi dan
niche yang lebih kompleks. Hal ini seperti yang ditunjukan oleh plot ke-2 di area
ternaung memiliki indeks keanekaragaman jenis 1,6 yang artinya bahwa kriteria
indeks keaneragaman jenis sedang. Untuk nilai indeks diversitas pada area
ternaung lebih tinggi dari pada area terdedah. Perincian hasil kriteria indeks
diversitas masing-masing plot di area ternaung maupun terdedah sudah dituliskan
dalam hasil pengamatan. Pada area yang memiliki indeks keragaman jenis t hitung atau t hitung > t table. Sehingga Ho diterima, yang artinya
bahwa tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba
antara area ternaung dan terdedah.
Ukuran diversitas spesies yang paling sederhana adalah jumlah spesies
(S) yang terdapat per unit area. Terdapat kelemahan utama dalam menggunakan
jumlah spesies sebagai ukuran diversitas, yaitu merupakan ukuran yang tidak
ditimbang karena tidak mempertimbangkan kelimpahan relatif spesies yang ada.

VIII.

SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba di area ternaung kawasan
perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang 1,3
2. Nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba di area terdedah kawasan
perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang 1,2
3. Tidak ada perbedaan nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada
area ternaung dan area terdedah di kawasan perumahan Ayodya, Gunung
Pati, Semarang

XI.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A et al. 2004.

Biologi Edisi Kelima Jilid III.

Jakarta:Erlangga.
Crafts. 1973. Weeds Control. MC Graw Hill Publishing Company. New
Delhi.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Odum, Eugene., 1993. Dasar-dasar Ekolog. Gadjah Mada University press,
Yogyakarta.

I. LAMPIRAN
a. Tabel Pengamatan
Area ternaung
Plot 1
species

Plot 2
Species

Plot 3
Species

Plot 4
species

Plot 5
Species

Plot 6
species

Plot 7
species

Tanahkosong = 0%

Tanah kosong 30%

Tanah kosong 30%

Tanah kosong 20%

Tanah kosong 10%

Tanah kosong 38,6%

Tanah kosong 5%

Species A = 20%

Species D = 49,2%

Species H = 2,7%

Species H = 15%

Species C = 55%

Species D = 38,6%

Species D = 36,2%

Species B = 12,5%

Species E = 2,3%

Species C = 37,7%

Species C = 17,5%

Species D = 30%

Species B = 4,8%

Species C = 52%

Species CPlot
= 40%
1

Species C
= 2,3%
Plot
2

Species D
= 29,6%
Plot
3

Species D
= 27,5%
Plot
4

Species H
= 2,5%
Plot
5

Species C
= 21,9%
Plot
6

Species L
= 2,3%
Plot
7

Speciesspecies
D = 27,5%

SpeciesSpecies
F = 2,3%

SpeciesSpecies
I = 10%

Speciesspecies
J = 2,5%

Speciesspecies
E = 2,4%

Speciesspecies
H = 4,5%

Tanah kosong 5%

Tanah kosong
20%
Species
G = 2,3%

Tanah kosong 30%

Tanah kosong
5%
Species
J = 10%

Tanah kosong 10%

Tanah kosong
30%
Species
K = 2,3%

Tanah kosong = 50%

Species D = 49,4%

N =11,6%
0,7%
Species H=

Species N = 4,9%

Species N =10,9%

Species M = 19,1%

Species M = 17,1%

Species M = 10,7%

Species E = 5,3%

Species O = 38,3%

Species M = 26%

Species R = 1,8%

Species N = 13,4%

Species P = 37,6%

Species V = 1,8%

Species H = 3,5%

Species P = 15,6%

Species P = 39,1%

Species M = 29,2%

Species P = 44%

Species U = 15,3%

Species P = 1,8%

Species M = 1,8%

Species Q = 25,4%

Species P = 23,7%

Species Q = 11,6%

Species S = 29,4%

Species T = 1,9%

species

Species W = 1,8%

Area
terdedah

b. Analisis data
Nilai skala cover di area ternaung

Plot
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kode species
A
B
C
D
D
E
C
F
G
H
H
C
D
H
C
D
I
J
C
D
H
J
D
B
C
E
K
D
C
L
H

Range cover
25%
12,5%
40%
27,5%
49,2%
2,3%
2,3%
2,3%
2,3%
11,6%
2,7%
37,7%
29,6%
15%
17,5%
27,5%
10%
10%
55%
30%
2,5%
2,5%
38,6%
4,8%
21,9%
2,4%
2,3%
36,2%
52%
2,3%
4,5%

NSC
3
2
3
3
4
1
1
1
1
2
1
3
3
2
2
3
2
2
4
3
1
1
3
1
2
1
1
3
4
1
1

Penghitungan
indeks

keanekaragaman di area ternaung dengan formula Shannon-Wiener (H’)
Plot 1 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

3
3
2
2
3
3
3
3
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
11 11
11 11
11 11
11 11

= -[ (-0,353) + (-0,308) + (-0,353) + (-0,353)]
= -(-1,367)
= 1,3
Plot 2 H’ = -Σ pi Ln pi

4
4
1
1
1
1
1
1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
10 10
10 10
10 10
10 10
2
2
ln
)+(
)]
10 10

= -[ (

1
1
ln
10 10

= -[ (-0,366) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,322)]
= -(-1,608)
= 1,6
Plot 3 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

1 1
3 3
3 3
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
7 7
7 7
7 7

= -[ (-0,275) + (-0,363) + (-0,363)]
= -(-1,001)
= 1,0
Plot 4 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

2
2
ln
11 11

2
2
2
2
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
11 11
11 11
11 11
11 11

)]

= -[ (-0,307) + (-0,307) + (-0,353) + (-0,307) + (-0,307)]
= -(-1,581)
= 1,5
Plot 5 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

4 4
3 3
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9
9 9

= -[ (-0,361) + (-0,365) + (-0,242) + (-0,242)]
= -(-1,21)
= 1,2
Plot 6 H’ = -Σ pi Ln pi

= -[ (

3 3
1 1
2 2
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
8 8
8 8
8 8
8 8
8 8

= -[ (-0,367) + (-0,254) + (-0,346) + (-0,254) + (-0,254)]
= -(-1,475)
= 1,5
Plot 7 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

3 3
4 4
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9
9 9

= -[ (-0,365) + (-0,361) + (-0,242) + (-0,242)]
= -(-1,21)
= 1,2

Nilai skala cover di area terdedah
Plot
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Kode species
D
E
H
M
N
O
P
Q
N
M
P
N
R
M
P
S
M
N
P
Q
T
M
P

Range cover
49,4%
5,3%
3,5%
1,8%
0,7%
38,3%
15,6%
25,4%
4,9%
26%
39,1%
10,9%
1,8%
29,2%
23,7%
29,4%
19,1%
13,4%
44%
11,6%
1,9%
17,1%
37,6%

NSC
4
2
1
1
+
3
2
3
3
3
3
2
1
3
2
3
2
2
3
2
1
2
3

)]

U
M
V
P
W

7.

15,3%
10,7%
1,8%
1,8%
1,8%

2
2
1
1
1

Penghitungan indeks keanekaragaman di area terdedah dengan formula Shannon-Wiener
(H’)
Plot 1 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

4 4
2 2
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
8 8
8 8
8 8
8 8

)]

= -[ (-0,346) + (-1,346) + (-0,254) + (-0,254)]
= -(-1,2)
= 1,2
Plot 2 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

3 3
2 2
2 2
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
8 8
8 8
8 8

= -[ (-0,367) + (-1,346) + (-1,346)]
= -(-1,059)
= 1,0
Plot 3 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

3 3
3 3
3 3
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9

= -[ (-0,365) + (-0,365) + (-0,365)]
= -(-1,095)
= 1,1
Plot 4 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

3
3
ln
11 11

)]

2
2
1
1
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
11 11
11 11
11 11
11 11

= -[ (-0,307) + (-0,217) + (-0,353) + (-0,307) + (-0,353)]
= -(-1,537)
= 1,5
Plot 5 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

1
1
ln
10 10

2
2
2
2
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
10 10
10 10
10 10
10 10

)]

= -[ (-0,322) + (-0,322) + (-0,361) + (-0,322) + (-0,230)]
= -(-1,557)
= 1,5
Plot 6 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

2 2
3 3
2 2
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
7 7
7 7
7 7

= -[ (-0,356) + (-0,363) + (-0,356)]
= -(-1,075)
= 1,0
Plot 7 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (

2 2
1 1
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
5 5
5 5
5 5
5 5

= -[ (-0,366) + (-0,321) + (-0,321) + (-0,321)]
= -(-1,331)
= 1,3

c.

T test dengan aplikasi SPSS
Hipotesis
Hipotesis ini digunakan untuk menduga ada tidaknya nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan area terdedah di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan indeks keanekaragaman
jenis (H’) tumbuhan herba.
H0

= Tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.

H1

= Ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.

Kaidah Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
Probabilitas

= P value > (α = 0,05, maka terima H0 tolak H1)
= P value < (α = 0,05, maka terima H1 tolak H0)

Analisis Data Statistik

Analisis data stastistik yang dipakai untuk menguji data dari penelitian ini adalah “T” test yang dioperasikan dengan program SPSS. Uji “T” test
adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean
sampel (dua buah variabel yang dikomparatifkan).

Group Statistics
kategori
hasil

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

ternaung

7

1.314

.2035

.0769

terdedah

7

1.229

.2138

.0808

Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances

t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of
Mean

F
hasil

Equal variances assumed .086
Equal variances not
assumed

T

Df

Sig. (2-tailed) Difference

Difference

Lower

Upper

.774

.768

12

.457

.0857

.1116

-.1574

.3288

.768

11.971

.457

.0857

.1116

-.1575

.3289

Hipotesis :
H0

= Tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.

H1

= Ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah

α = 0,05

the Difference

Sig.

Keterangan :

Taraf Signifikan

Std. Error

Kriteria Pengujian
H0 diterima bila –t tabel < t hitung < t tabel
H0 ditolak bila –t tabel > t hitung atau t hitung > t tabel
Statistik Uji
t hitung yang diperoleh = 0,76
t tabel dengan α

= 0,05

dk

= n1 + n2 – 2
=7+7–2
=12  adalah 1,78

Karena –t tabel = -1,78 < t hitung = 0,76 maka Ho diterima