LAPORAN EKOLOGI INDEKS DIVERSITAS KOMUNI
LAPORAN EKOLOGI
INDEKS DIVERSITAS KOMUNITAS TUMBUHAN HERBA PADA AREA
TERNAUNG DAN TERDEDAH DI KAWASAN PERUMAHAN AYODYA,
GUNUNG PATI, SEMARANG
Disusun oleh:
Fina Lutfiya
4401412051
Mentari Setiawati
4401412079
Kumala Hidayatiningtyas 4401412117
Dinullah alhaq
4401412126
PENDIDIKAN BIOLOGI/’12
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
I.
JUDUL
Indeks Diversitas Komunitas tumbuhan herba pada area terdedah dan ternaung di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang
II.
TUJUAN
a. Menentukan indeks diversitas komunitas tumbuhan herba pada area
ternaung dan terdedah di kawasan perumahan Ayodya, Gunung Pati,
Semarang
b. Mengetahui ada tidaknya perbedaan indeks diversitas komunitas herba
antara area ternaung dan terdedah di kawasan perumahan Ayodya,
Gunung Pati, Semarang
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Vegetasi atau komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam
kekayaan spesiesnya (speciesrichness), jumlah spesies yang mereka
miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dengan kelimpahan
relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunitas terdiri dari
beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara
yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies yang
semuanya umum ditemukan (Campbell,2004).
Keanekaragaman jenis memiliki pengertian berapa jumlah jenis
tumbuhan yang terdapat di dalam satu komunitas. Di alam, kita akan
menemukan jenis populasi tumbuhan tertentu sangat dominan, sedangkan
jenis yang lain jarang. Untuk memudahkan pengukuran tingkat
keanekaragaman jenis tumbuhan dibuat hipotesa berdasarkan kerapatan
populasi di dalam komunitas. Misal, dua komunitas tumbuhan sama-sama
memiliki 5 jenis tumbuhan dengan jumlah individu yang sama pula.
Komunitas pertama, satu jenis populasi sangat dominan, empat jenis yang
lain sangat jarang. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya rendah.
Komunitas kedua, lima jenis populasi memiliki kerapatan yang sama
besar. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya tinggi (Indriyanto,
2008).
Indeks diversitas memiliki makna tingkat kematangan dan stabilitas
komunitas tersebut. Gabungan dari kekayaan jenis & kelimpahan. Bisa
diartikan dari banyaknya jumlah yang menyusun dan siapa saja yang
menyusunnya (Craft, 1973).
Indeks Shannon
Indeks ini didasarkan pada teori informasi dan merupakan suatu
hitungan rata-rata yang tidak pasti dalam memprediksi individu species
apa yang dipilih secara random
dari koleksi S species dan individual N akan dimiliki . Rata-rata ini naik
dengan naiknya jumlah species dan distribusi individu antara speciesspecies menjadi sama/merata . Ada 2 hal yang dimiliki oleh indeks Shanon
yaitu ;
1. H’=0 jika dan hanya jika ada satu species dalam sampel.
2. H’ adalah maksimum hanya ketika semua species S diwakili oleh
jumlah individu yang sama, ini adalah distribusi kelimpahan yang
merata secara sempurna.
Indeks
keanekaragaman
Shannon-Wiener
(H’)
disamping
dapat
menggambarkan keanekaragaman species, juga dapat menggambarkan
produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan
ekosistem. Semakin tinggi nilai indeks H’ maka semakin tinggi pula
keanekaragaman
species,
produktivitas
ekosistem,
tekanan
pada
ekosistem, dan kestabilan ekosistem
Kriteria
komunitas
lingkungan
berdasarkan
indeks
Keanekaragaman Jenis disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Komunitas Lingkungan Berdasarkan Indeks Keanekaragaman
Indeks Keanekaragaman Jenis
> 2,0
≤ 2,0
Kriteria Indeks Keanekaragaman
Jenis
Tinggi
Sedang
< 1,6
Rendah
< 1,0
Sangat rendah
Nilai tolok ukur indeks keanekaragaman H’:
H’ < 1,0
Keanekaragaman sangat rendah
Miskin (produktivitas sangat rendah) sebagai indikasi adanya
tekanan ekologis yang berat
ekosistem tidak stabil
H’ < 1,6 :
Keanekaragaman rendah
Produktivitas rendah sebagai indikasi adanya tekanan ekologis
yang berat
ekosistem tidak stabil
1,0 ≤ 2 :
Keanekaragaman sedang
produktivitas cukup
kondisi ekosistem cukup seimbang
tekanan ekologis sedang
H’ > 2 :
Keanekaragaman tinggi
stabilitas ekosistem mantap
produktivitas tinggi
(Odum, 1993).
IV.
ALAT DAN BAHAN
1. Rafia
2. Meteran
3. Label
4. Alat tulis : buku dan pensil
5. Camera
V.
CARA KERJA
a. Area ternaung
1. Memilih area ternaung dari komunitas tumbuhan herba yang akan
diamati (area yang dipilih harus representatif)
2. Membentangkan tali rafia berukuran sepanjang 1 meter, berbentuk
kotak/berpetak.
3. Menghitung range cover species yang berada di dalam petakan 1x1 meter
4. Melakukan kegiatan seperti diatas sebanyak 7 kali
5. Mencatat data hasil pada table pengamatan
b.
Area terdedah
1. Memilih area terdedah dari komunitas tumbuhan herba yang akan diamati
(area yang dipilih harus representatif)
2. Membentangkan tali rafia berukuran sepanjang 1 meter, berbentuk
kotak/berpetak.
3. Menghitung range cover species yang berada di dalam petakan 1x1 meter
4. Melakukan kegiatan seperti diatas sebanyak 7 kali
5. Mencatat data hasil pada table pengamatan
VI.
HASIL
Tabel 2. Nilai indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan
herba di area
ternaung pada 7 plot yang diamati.
Plot
Indeks keaneragaman jenis
1
1,3
Kriteria indeks
keaneragaman jenis
Rendah
2
3
4
5
6
7
1,6
1,0
1,5
1,2
1,4
1,2
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tabel 3. Nilai indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan herba di area
terdedah pada 7 plot yang diamati
Plot
1
2
3
4
5
6
7
Indeks keaneragaman
jenis
1,2
1,0
1,1
1,5
1,5
1,0
1,3
Kriteria indeks
keaneragaman jenis
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tabel 4. Nilai rata-rata indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan herba di
area ternaung dan terdedah
No.
Habitat
H’
1.
Ternaung
1,3
2.
Terdedah
1,2
Uji “T” Test
Perbedaan nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan
area terdedah di Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang dapat di
uji dengan data stastistik Uji “T” test menggunakan program SPSS. Berdasarkan
hasil Out put Paired Samples Correlation menampilkan besarnya perbedaan
antara kedua area yang digunakan sebagai sampel, dimana terlihat angka
signifikasi 0,4 lebih besar dari 0,05 maka probabilitas yang diambil yaitu : P
value > (α = 0,05, maka terima H0 tolak H1) bahwa tidak ada perbedaan nilai
indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan area terdedah di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang.
VII.
PEMBAHASAN
Index Diversitas memiliki makna tingkat kematangan dan stabilitas
komunitas tetentu. Gabungan dari kekayaan jenis & kelimpahan bisa diartikan
dari banyaknya jumlah yang menyusun dan siapa saja yang menyusunnya.
Keanekaragaman
jenis
adalah
parameter
yang
sangat
berguna
untuk
membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari pengaruh gangguan
biotik, untuk mengetahui tingkatan suksesi atau kestabilan suatu komunitas.
Keanekaragaman
jenis
ditentukan
dengan
menggunakan
rumus
Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wiener.
Keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas
memiliki kompleksitas yang tinggi. Komunitas yang tua dan stabil akan
mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi. Sedangkan suatu komunitas yang
sedang berkembang pada tingkat suksesi mempunyai jumlah jenis rendah dari
pada komunitas yang sudah mencapai klimaks. Komunitas yang memiliki
keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh
lingkungan. Jadi dalam suatu komunitas dimana keanekaragamannya tinggi akan
terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi, kompetisi dan
niche yang lebih kompleks. Hal ini seperti yang ditunjukan oleh plot ke-2 di area
ternaung memiliki indeks keanekaragaman jenis 1,6 yang artinya bahwa kriteria
indeks keaneragaman jenis sedang. Untuk nilai indeks diversitas pada area
ternaung lebih tinggi dari pada area terdedah. Perincian hasil kriteria indeks
diversitas masing-masing plot di area ternaung maupun terdedah sudah dituliskan
dalam hasil pengamatan. Pada area yang memiliki indeks keragaman jenis t hitung atau t hitung > t table. Sehingga Ho diterima, yang artinya
bahwa tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba
antara area ternaung dan terdedah.
Ukuran diversitas spesies yang paling sederhana adalah jumlah spesies
(S) yang terdapat per unit area. Terdapat kelemahan utama dalam menggunakan
jumlah spesies sebagai ukuran diversitas, yaitu merupakan ukuran yang tidak
ditimbang karena tidak mempertimbangkan kelimpahan relatif spesies yang ada.
VIII.
SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba di area ternaung kawasan
perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang 1,3
2. Nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba di area terdedah kawasan
perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang 1,2
3. Tidak ada perbedaan nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada
area ternaung dan area terdedah di kawasan perumahan Ayodya, Gunung
Pati, Semarang
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A et al. 2004.
Biologi Edisi Kelima Jilid III.
Jakarta:Erlangga.
Crafts. 1973. Weeds Control. MC Graw Hill Publishing Company. New
Delhi.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Odum, Eugene., 1993. Dasar-dasar Ekolog. Gadjah Mada University press,
Yogyakarta.
I. LAMPIRAN
a. Tabel Pengamatan
Area ternaung
Plot 1
species
Plot 2
Species
Plot 3
Species
Plot 4
species
Plot 5
Species
Plot 6
species
Plot 7
species
Tanahkosong = 0%
Tanah kosong 30%
Tanah kosong 30%
Tanah kosong 20%
Tanah kosong 10%
Tanah kosong 38,6%
Tanah kosong 5%
Species A = 20%
Species D = 49,2%
Species H = 2,7%
Species H = 15%
Species C = 55%
Species D = 38,6%
Species D = 36,2%
Species B = 12,5%
Species E = 2,3%
Species C = 37,7%
Species C = 17,5%
Species D = 30%
Species B = 4,8%
Species C = 52%
Species CPlot
= 40%
1
Species C
= 2,3%
Plot
2
Species D
= 29,6%
Plot
3
Species D
= 27,5%
Plot
4
Species H
= 2,5%
Plot
5
Species C
= 21,9%
Plot
6
Species L
= 2,3%
Plot
7
Speciesspecies
D = 27,5%
SpeciesSpecies
F = 2,3%
SpeciesSpecies
I = 10%
Speciesspecies
J = 2,5%
Speciesspecies
E = 2,4%
Speciesspecies
H = 4,5%
Tanah kosong 5%
Tanah kosong
20%
Species
G = 2,3%
Tanah kosong 30%
Tanah kosong
5%
Species
J = 10%
Tanah kosong 10%
Tanah kosong
30%
Species
K = 2,3%
Tanah kosong = 50%
Species D = 49,4%
N =11,6%
0,7%
Species H=
Species N = 4,9%
Species N =10,9%
Species M = 19,1%
Species M = 17,1%
Species M = 10,7%
Species E = 5,3%
Species O = 38,3%
Species M = 26%
Species R = 1,8%
Species N = 13,4%
Species P = 37,6%
Species V = 1,8%
Species H = 3,5%
Species P = 15,6%
Species P = 39,1%
Species M = 29,2%
Species P = 44%
Species U = 15,3%
Species P = 1,8%
Species M = 1,8%
Species Q = 25,4%
Species P = 23,7%
Species Q = 11,6%
Species S = 29,4%
Species T = 1,9%
species
Species W = 1,8%
Area
terdedah
b. Analisis data
Nilai skala cover di area ternaung
Plot
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kode species
A
B
C
D
D
E
C
F
G
H
H
C
D
H
C
D
I
J
C
D
H
J
D
B
C
E
K
D
C
L
H
Range cover
25%
12,5%
40%
27,5%
49,2%
2,3%
2,3%
2,3%
2,3%
11,6%
2,7%
37,7%
29,6%
15%
17,5%
27,5%
10%
10%
55%
30%
2,5%
2,5%
38,6%
4,8%
21,9%
2,4%
2,3%
36,2%
52%
2,3%
4,5%
NSC
3
2
3
3
4
1
1
1
1
2
1
3
3
2
2
3
2
2
4
3
1
1
3
1
2
1
1
3
4
1
1
Penghitungan
indeks
keanekaragaman di area ternaung dengan formula Shannon-Wiener (H’)
Plot 1 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3
3
2
2
3
3
3
3
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
11 11
11 11
11 11
11 11
= -[ (-0,353) + (-0,308) + (-0,353) + (-0,353)]
= -(-1,367)
= 1,3
Plot 2 H’ = -Σ pi Ln pi
4
4
1
1
1
1
1
1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
10 10
10 10
10 10
10 10
2
2
ln
)+(
)]
10 10
= -[ (
1
1
ln
10 10
= -[ (-0,366) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,322)]
= -(-1,608)
= 1,6
Plot 3 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
1 1
3 3
3 3
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
7 7
7 7
7 7
= -[ (-0,275) + (-0,363) + (-0,363)]
= -(-1,001)
= 1,0
Plot 4 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
2
2
ln
11 11
2
2
2
2
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
11 11
11 11
11 11
11 11
)]
= -[ (-0,307) + (-0,307) + (-0,353) + (-0,307) + (-0,307)]
= -(-1,581)
= 1,5
Plot 5 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
4 4
3 3
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9
9 9
= -[ (-0,361) + (-0,365) + (-0,242) + (-0,242)]
= -(-1,21)
= 1,2
Plot 6 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3 3
1 1
2 2
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
8 8
8 8
8 8
8 8
8 8
= -[ (-0,367) + (-0,254) + (-0,346) + (-0,254) + (-0,254)]
= -(-1,475)
= 1,5
Plot 7 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3 3
4 4
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9
9 9
= -[ (-0,365) + (-0,361) + (-0,242) + (-0,242)]
= -(-1,21)
= 1,2
Nilai skala cover di area terdedah
Plot
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kode species
D
E
H
M
N
O
P
Q
N
M
P
N
R
M
P
S
M
N
P
Q
T
M
P
Range cover
49,4%
5,3%
3,5%
1,8%
0,7%
38,3%
15,6%
25,4%
4,9%
26%
39,1%
10,9%
1,8%
29,2%
23,7%
29,4%
19,1%
13,4%
44%
11,6%
1,9%
17,1%
37,6%
NSC
4
2
1
1
+
3
2
3
3
3
3
2
1
3
2
3
2
2
3
2
1
2
3
)]
U
M
V
P
W
7.
15,3%
10,7%
1,8%
1,8%
1,8%
2
2
1
1
1
Penghitungan indeks keanekaragaman di area terdedah dengan formula Shannon-Wiener
(H’)
Plot 1 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
4 4
2 2
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
8 8
8 8
8 8
8 8
)]
= -[ (-0,346) + (-1,346) + (-0,254) + (-0,254)]
= -(-1,2)
= 1,2
Plot 2 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3 3
2 2
2 2
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
8 8
8 8
8 8
= -[ (-0,367) + (-1,346) + (-1,346)]
= -(-1,059)
= 1,0
Plot 3 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3 3
3 3
3 3
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9
= -[ (-0,365) + (-0,365) + (-0,365)]
= -(-1,095)
= 1,1
Plot 4 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3
3
ln
11 11
)]
2
2
1
1
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
11 11
11 11
11 11
11 11
= -[ (-0,307) + (-0,217) + (-0,353) + (-0,307) + (-0,353)]
= -(-1,537)
= 1,5
Plot 5 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
1
1
ln
10 10
2
2
2
2
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
10 10
10 10
10 10
10 10
)]
= -[ (-0,322) + (-0,322) + (-0,361) + (-0,322) + (-0,230)]
= -(-1,557)
= 1,5
Plot 6 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
2 2
3 3
2 2
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
7 7
7 7
7 7
= -[ (-0,356) + (-0,363) + (-0,356)]
= -(-1,075)
= 1,0
Plot 7 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
2 2
1 1
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
5 5
5 5
5 5
5 5
= -[ (-0,366) + (-0,321) + (-0,321) + (-0,321)]
= -(-1,331)
= 1,3
c.
T test dengan aplikasi SPSS
Hipotesis
Hipotesis ini digunakan untuk menduga ada tidaknya nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan area terdedah di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan indeks keanekaragaman
jenis (H’) tumbuhan herba.
H0
= Tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.
H1
= Ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.
Kaidah Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
Probabilitas
= P value > (α = 0,05, maka terima H0 tolak H1)
= P value < (α = 0,05, maka terima H1 tolak H0)
Analisis Data Statistik
Analisis data stastistik yang dipakai untuk menguji data dari penelitian ini adalah “T” test yang dioperasikan dengan program SPSS. Uji “T” test
adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean
sampel (dua buah variabel yang dikomparatifkan).
Group Statistics
kategori
hasil
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
ternaung
7
1.314
.2035
.0769
terdedah
7
1.229
.2138
.0808
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of
Mean
F
hasil
Equal variances assumed .086
Equal variances not
assumed
T
Df
Sig. (2-tailed) Difference
Difference
Lower
Upper
.774
.768
12
.457
.0857
.1116
-.1574
.3288
.768
11.971
.457
.0857
.1116
-.1575
.3289
Hipotesis :
H0
= Tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.
H1
= Ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah
α = 0,05
the Difference
Sig.
Keterangan :
Taraf Signifikan
Std. Error
Kriteria Pengujian
H0 diterima bila –t tabel < t hitung < t tabel
H0 ditolak bila –t tabel > t hitung atau t hitung > t tabel
Statistik Uji
t hitung yang diperoleh = 0,76
t tabel dengan α
= 0,05
dk
= n1 + n2 – 2
=7+7–2
=12 adalah 1,78
Karena –t tabel = -1,78 < t hitung = 0,76 maka Ho diterima
INDEKS DIVERSITAS KOMUNITAS TUMBUHAN HERBA PADA AREA
TERNAUNG DAN TERDEDAH DI KAWASAN PERUMAHAN AYODYA,
GUNUNG PATI, SEMARANG
Disusun oleh:
Fina Lutfiya
4401412051
Mentari Setiawati
4401412079
Kumala Hidayatiningtyas 4401412117
Dinullah alhaq
4401412126
PENDIDIKAN BIOLOGI/’12
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
I.
JUDUL
Indeks Diversitas Komunitas tumbuhan herba pada area terdedah dan ternaung di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang
II.
TUJUAN
a. Menentukan indeks diversitas komunitas tumbuhan herba pada area
ternaung dan terdedah di kawasan perumahan Ayodya, Gunung Pati,
Semarang
b. Mengetahui ada tidaknya perbedaan indeks diversitas komunitas herba
antara area ternaung dan terdedah di kawasan perumahan Ayodya,
Gunung Pati, Semarang
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Vegetasi atau komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam
kekayaan spesiesnya (speciesrichness), jumlah spesies yang mereka
miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dengan kelimpahan
relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunitas terdiri dari
beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara
yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies yang
semuanya umum ditemukan (Campbell,2004).
Keanekaragaman jenis memiliki pengertian berapa jumlah jenis
tumbuhan yang terdapat di dalam satu komunitas. Di alam, kita akan
menemukan jenis populasi tumbuhan tertentu sangat dominan, sedangkan
jenis yang lain jarang. Untuk memudahkan pengukuran tingkat
keanekaragaman jenis tumbuhan dibuat hipotesa berdasarkan kerapatan
populasi di dalam komunitas. Misal, dua komunitas tumbuhan sama-sama
memiliki 5 jenis tumbuhan dengan jumlah individu yang sama pula.
Komunitas pertama, satu jenis populasi sangat dominan, empat jenis yang
lain sangat jarang. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya rendah.
Komunitas kedua, lima jenis populasi memiliki kerapatan yang sama
besar. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya tinggi (Indriyanto,
2008).
Indeks diversitas memiliki makna tingkat kematangan dan stabilitas
komunitas tersebut. Gabungan dari kekayaan jenis & kelimpahan. Bisa
diartikan dari banyaknya jumlah yang menyusun dan siapa saja yang
menyusunnya (Craft, 1973).
Indeks Shannon
Indeks ini didasarkan pada teori informasi dan merupakan suatu
hitungan rata-rata yang tidak pasti dalam memprediksi individu species
apa yang dipilih secara random
dari koleksi S species dan individual N akan dimiliki . Rata-rata ini naik
dengan naiknya jumlah species dan distribusi individu antara speciesspecies menjadi sama/merata . Ada 2 hal yang dimiliki oleh indeks Shanon
yaitu ;
1. H’=0 jika dan hanya jika ada satu species dalam sampel.
2. H’ adalah maksimum hanya ketika semua species S diwakili oleh
jumlah individu yang sama, ini adalah distribusi kelimpahan yang
merata secara sempurna.
Indeks
keanekaragaman
Shannon-Wiener
(H’)
disamping
dapat
menggambarkan keanekaragaman species, juga dapat menggambarkan
produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan
ekosistem. Semakin tinggi nilai indeks H’ maka semakin tinggi pula
keanekaragaman
species,
produktivitas
ekosistem,
tekanan
pada
ekosistem, dan kestabilan ekosistem
Kriteria
komunitas
lingkungan
berdasarkan
indeks
Keanekaragaman Jenis disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Komunitas Lingkungan Berdasarkan Indeks Keanekaragaman
Indeks Keanekaragaman Jenis
> 2,0
≤ 2,0
Kriteria Indeks Keanekaragaman
Jenis
Tinggi
Sedang
< 1,6
Rendah
< 1,0
Sangat rendah
Nilai tolok ukur indeks keanekaragaman H’:
H’ < 1,0
Keanekaragaman sangat rendah
Miskin (produktivitas sangat rendah) sebagai indikasi adanya
tekanan ekologis yang berat
ekosistem tidak stabil
H’ < 1,6 :
Keanekaragaman rendah
Produktivitas rendah sebagai indikasi adanya tekanan ekologis
yang berat
ekosistem tidak stabil
1,0 ≤ 2 :
Keanekaragaman sedang
produktivitas cukup
kondisi ekosistem cukup seimbang
tekanan ekologis sedang
H’ > 2 :
Keanekaragaman tinggi
stabilitas ekosistem mantap
produktivitas tinggi
(Odum, 1993).
IV.
ALAT DAN BAHAN
1. Rafia
2. Meteran
3. Label
4. Alat tulis : buku dan pensil
5. Camera
V.
CARA KERJA
a. Area ternaung
1. Memilih area ternaung dari komunitas tumbuhan herba yang akan
diamati (area yang dipilih harus representatif)
2. Membentangkan tali rafia berukuran sepanjang 1 meter, berbentuk
kotak/berpetak.
3. Menghitung range cover species yang berada di dalam petakan 1x1 meter
4. Melakukan kegiatan seperti diatas sebanyak 7 kali
5. Mencatat data hasil pada table pengamatan
b.
Area terdedah
1. Memilih area terdedah dari komunitas tumbuhan herba yang akan diamati
(area yang dipilih harus representatif)
2. Membentangkan tali rafia berukuran sepanjang 1 meter, berbentuk
kotak/berpetak.
3. Menghitung range cover species yang berada di dalam petakan 1x1 meter
4. Melakukan kegiatan seperti diatas sebanyak 7 kali
5. Mencatat data hasil pada table pengamatan
VI.
HASIL
Tabel 2. Nilai indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan
herba di area
ternaung pada 7 plot yang diamati.
Plot
Indeks keaneragaman jenis
1
1,3
Kriteria indeks
keaneragaman jenis
Rendah
2
3
4
5
6
7
1,6
1,0
1,5
1,2
1,4
1,2
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tabel 3. Nilai indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan herba di area
terdedah pada 7 plot yang diamati
Plot
1
2
3
4
5
6
7
Indeks keaneragaman
jenis
1,2
1,0
1,1
1,5
1,5
1,0
1,3
Kriteria indeks
keaneragaman jenis
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tabel 4. Nilai rata-rata indeks keanekaragaman komunitas tumbuhan herba di
area ternaung dan terdedah
No.
Habitat
H’
1.
Ternaung
1,3
2.
Terdedah
1,2
Uji “T” Test
Perbedaan nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan
area terdedah di Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang dapat di
uji dengan data stastistik Uji “T” test menggunakan program SPSS. Berdasarkan
hasil Out put Paired Samples Correlation menampilkan besarnya perbedaan
antara kedua area yang digunakan sebagai sampel, dimana terlihat angka
signifikasi 0,4 lebih besar dari 0,05 maka probabilitas yang diambil yaitu : P
value > (α = 0,05, maka terima H0 tolak H1) bahwa tidak ada perbedaan nilai
indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan area terdedah di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang.
VII.
PEMBAHASAN
Index Diversitas memiliki makna tingkat kematangan dan stabilitas
komunitas tetentu. Gabungan dari kekayaan jenis & kelimpahan bisa diartikan
dari banyaknya jumlah yang menyusun dan siapa saja yang menyusunnya.
Keanekaragaman
jenis
adalah
parameter
yang
sangat
berguna
untuk
membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari pengaruh gangguan
biotik, untuk mengetahui tingkatan suksesi atau kestabilan suatu komunitas.
Keanekaragaman
jenis
ditentukan
dengan
menggunakan
rumus
Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wiener.
Keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas
memiliki kompleksitas yang tinggi. Komunitas yang tua dan stabil akan
mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi. Sedangkan suatu komunitas yang
sedang berkembang pada tingkat suksesi mempunyai jumlah jenis rendah dari
pada komunitas yang sudah mencapai klimaks. Komunitas yang memiliki
keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh
lingkungan. Jadi dalam suatu komunitas dimana keanekaragamannya tinggi akan
terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi, kompetisi dan
niche yang lebih kompleks. Hal ini seperti yang ditunjukan oleh plot ke-2 di area
ternaung memiliki indeks keanekaragaman jenis 1,6 yang artinya bahwa kriteria
indeks keaneragaman jenis sedang. Untuk nilai indeks diversitas pada area
ternaung lebih tinggi dari pada area terdedah. Perincian hasil kriteria indeks
diversitas masing-masing plot di area ternaung maupun terdedah sudah dituliskan
dalam hasil pengamatan. Pada area yang memiliki indeks keragaman jenis t hitung atau t hitung > t table. Sehingga Ho diterima, yang artinya
bahwa tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba
antara area ternaung dan terdedah.
Ukuran diversitas spesies yang paling sederhana adalah jumlah spesies
(S) yang terdapat per unit area. Terdapat kelemahan utama dalam menggunakan
jumlah spesies sebagai ukuran diversitas, yaitu merupakan ukuran yang tidak
ditimbang karena tidak mempertimbangkan kelimpahan relatif spesies yang ada.
VIII.
SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba di area ternaung kawasan
perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang 1,3
2. Nilai indeks diversitas komunitas tumbuhan herba di area terdedah kawasan
perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang 1,2
3. Tidak ada perbedaan nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada
area ternaung dan area terdedah di kawasan perumahan Ayodya, Gunung
Pati, Semarang
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A et al. 2004.
Biologi Edisi Kelima Jilid III.
Jakarta:Erlangga.
Crafts. 1973. Weeds Control. MC Graw Hill Publishing Company. New
Delhi.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Odum, Eugene., 1993. Dasar-dasar Ekolog. Gadjah Mada University press,
Yogyakarta.
I. LAMPIRAN
a. Tabel Pengamatan
Area ternaung
Plot 1
species
Plot 2
Species
Plot 3
Species
Plot 4
species
Plot 5
Species
Plot 6
species
Plot 7
species
Tanahkosong = 0%
Tanah kosong 30%
Tanah kosong 30%
Tanah kosong 20%
Tanah kosong 10%
Tanah kosong 38,6%
Tanah kosong 5%
Species A = 20%
Species D = 49,2%
Species H = 2,7%
Species H = 15%
Species C = 55%
Species D = 38,6%
Species D = 36,2%
Species B = 12,5%
Species E = 2,3%
Species C = 37,7%
Species C = 17,5%
Species D = 30%
Species B = 4,8%
Species C = 52%
Species CPlot
= 40%
1
Species C
= 2,3%
Plot
2
Species D
= 29,6%
Plot
3
Species D
= 27,5%
Plot
4
Species H
= 2,5%
Plot
5
Species C
= 21,9%
Plot
6
Species L
= 2,3%
Plot
7
Speciesspecies
D = 27,5%
SpeciesSpecies
F = 2,3%
SpeciesSpecies
I = 10%
Speciesspecies
J = 2,5%
Speciesspecies
E = 2,4%
Speciesspecies
H = 4,5%
Tanah kosong 5%
Tanah kosong
20%
Species
G = 2,3%
Tanah kosong 30%
Tanah kosong
5%
Species
J = 10%
Tanah kosong 10%
Tanah kosong
30%
Species
K = 2,3%
Tanah kosong = 50%
Species D = 49,4%
N =11,6%
0,7%
Species H=
Species N = 4,9%
Species N =10,9%
Species M = 19,1%
Species M = 17,1%
Species M = 10,7%
Species E = 5,3%
Species O = 38,3%
Species M = 26%
Species R = 1,8%
Species N = 13,4%
Species P = 37,6%
Species V = 1,8%
Species H = 3,5%
Species P = 15,6%
Species P = 39,1%
Species M = 29,2%
Species P = 44%
Species U = 15,3%
Species P = 1,8%
Species M = 1,8%
Species Q = 25,4%
Species P = 23,7%
Species Q = 11,6%
Species S = 29,4%
Species T = 1,9%
species
Species W = 1,8%
Area
terdedah
b. Analisis data
Nilai skala cover di area ternaung
Plot
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kode species
A
B
C
D
D
E
C
F
G
H
H
C
D
H
C
D
I
J
C
D
H
J
D
B
C
E
K
D
C
L
H
Range cover
25%
12,5%
40%
27,5%
49,2%
2,3%
2,3%
2,3%
2,3%
11,6%
2,7%
37,7%
29,6%
15%
17,5%
27,5%
10%
10%
55%
30%
2,5%
2,5%
38,6%
4,8%
21,9%
2,4%
2,3%
36,2%
52%
2,3%
4,5%
NSC
3
2
3
3
4
1
1
1
1
2
1
3
3
2
2
3
2
2
4
3
1
1
3
1
2
1
1
3
4
1
1
Penghitungan
indeks
keanekaragaman di area ternaung dengan formula Shannon-Wiener (H’)
Plot 1 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3
3
2
2
3
3
3
3
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
11 11
11 11
11 11
11 11
= -[ (-0,353) + (-0,308) + (-0,353) + (-0,353)]
= -(-1,367)
= 1,3
Plot 2 H’ = -Σ pi Ln pi
4
4
1
1
1
1
1
1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
10 10
10 10
10 10
10 10
2
2
ln
)+(
)]
10 10
= -[ (
1
1
ln
10 10
= -[ (-0,366) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,230) + (-0,322)]
= -(-1,608)
= 1,6
Plot 3 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
1 1
3 3
3 3
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
7 7
7 7
7 7
= -[ (-0,275) + (-0,363) + (-0,363)]
= -(-1,001)
= 1,0
Plot 4 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
2
2
ln
11 11
2
2
2
2
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
11 11
11 11
11 11
11 11
)]
= -[ (-0,307) + (-0,307) + (-0,353) + (-0,307) + (-0,307)]
= -(-1,581)
= 1,5
Plot 5 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
4 4
3 3
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9
9 9
= -[ (-0,361) + (-0,365) + (-0,242) + (-0,242)]
= -(-1,21)
= 1,2
Plot 6 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3 3
1 1
2 2
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
8 8
8 8
8 8
8 8
8 8
= -[ (-0,367) + (-0,254) + (-0,346) + (-0,254) + (-0,254)]
= -(-1,475)
= 1,5
Plot 7 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3 3
4 4
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9
9 9
= -[ (-0,365) + (-0,361) + (-0,242) + (-0,242)]
= -(-1,21)
= 1,2
Nilai skala cover di area terdedah
Plot
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kode species
D
E
H
M
N
O
P
Q
N
M
P
N
R
M
P
S
M
N
P
Q
T
M
P
Range cover
49,4%
5,3%
3,5%
1,8%
0,7%
38,3%
15,6%
25,4%
4,9%
26%
39,1%
10,9%
1,8%
29,2%
23,7%
29,4%
19,1%
13,4%
44%
11,6%
1,9%
17,1%
37,6%
NSC
4
2
1
1
+
3
2
3
3
3
3
2
1
3
2
3
2
2
3
2
1
2
3
)]
U
M
V
P
W
7.
15,3%
10,7%
1,8%
1,8%
1,8%
2
2
1
1
1
Penghitungan indeks keanekaragaman di area terdedah dengan formula Shannon-Wiener
(H’)
Plot 1 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
4 4
2 2
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
8 8
8 8
8 8
8 8
)]
= -[ (-0,346) + (-1,346) + (-0,254) + (-0,254)]
= -(-1,2)
= 1,2
Plot 2 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3 3
2 2
2 2
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
8 8
8 8
8 8
= -[ (-0,367) + (-1,346) + (-1,346)]
= -(-1,059)
= 1,0
Plot 3 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3 3
3 3
3 3
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
9 9
9 9
9 9
= -[ (-0,365) + (-0,365) + (-0,365)]
= -(-1,095)
= 1,1
Plot 4 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
3
3
ln
11 11
)]
2
2
1
1
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
11 11
11 11
11 11
11 11
= -[ (-0,307) + (-0,217) + (-0,353) + (-0,307) + (-0,353)]
= -(-1,537)
= 1,5
Plot 5 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
1
1
ln
10 10
2
2
2
2
3
3
2
2
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)+(
10 10
10 10
10 10
10 10
)]
= -[ (-0,322) + (-0,322) + (-0,361) + (-0,322) + (-0,230)]
= -(-1,557)
= 1,5
Plot 6 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
2 2
3 3
2 2
ln
ln
ln
)+(
)+(
)]
7 7
7 7
7 7
= -[ (-0,356) + (-0,363) + (-0,356)]
= -(-1,075)
= 1,0
Plot 7 H’ = -Σ pi Ln pi
= -[ (
2 2
1 1
1 1
1 1
ln
ln
ln
ln
)+(
)+(
)+(
)]
5 5
5 5
5 5
5 5
= -[ (-0,366) + (-0,321) + (-0,321) + (-0,321)]
= -(-1,331)
= 1,3
c.
T test dengan aplikasi SPSS
Hipotesis
Hipotesis ini digunakan untuk menduga ada tidaknya nilai indeks keanekaragaman tumbuhan herba pada area ternaung dan area terdedah di
Kawasan Perumahan Ayodya, Gunung Pati, Semarang. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan indeks keanekaragaman
jenis (H’) tumbuhan herba.
H0
= Tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.
H1
= Ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.
Kaidah Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
Probabilitas
= P value > (α = 0,05, maka terima H0 tolak H1)
= P value < (α = 0,05, maka terima H1 tolak H0)
Analisis Data Statistik
Analisis data stastistik yang dipakai untuk menguji data dari penelitian ini adalah “T” test yang dioperasikan dengan program SPSS. Uji “T” test
adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean
sampel (dua buah variabel yang dikomparatifkan).
Group Statistics
kategori
hasil
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
ternaung
7
1.314
.2035
.0769
terdedah
7
1.229
.2138
.0808
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of
Mean
F
hasil
Equal variances assumed .086
Equal variances not
assumed
T
Df
Sig. (2-tailed) Difference
Difference
Lower
Upper
.774
.768
12
.457
.0857
.1116
-.1574
.3288
.768
11.971
.457
.0857
.1116
-.1575
.3289
Hipotesis :
H0
= Tidak ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah.
H1
= Ada perbedaan nilai indeks diversitas tumbuhan herba antara area ternaung dan terdedah
α = 0,05
the Difference
Sig.
Keterangan :
Taraf Signifikan
Std. Error
Kriteria Pengujian
H0 diterima bila –t tabel < t hitung < t tabel
H0 ditolak bila –t tabel > t hitung atau t hitung > t tabel
Statistik Uji
t hitung yang diperoleh = 0,76
t tabel dengan α
= 0,05
dk
= n1 + n2 – 2
=7+7–2
=12 adalah 1,78
Karena –t tabel = -1,78 < t hitung = 0,76 maka Ho diterima