sistem pemasaran produk bank syariah

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

………………………………………………

1

1.2

Rumusan Masalah

………………………………………………

2

1.3


Tujuan Penulisan

……………………………………………...

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Sistem Pemasaran Produk Bank Syariah

………………………..

3

2.2

Produk-Produk Perbankan Syariah


………………………..

4

2.3

Produk Dalam Rangka Menghimpun Dana ………………………..

5

2.4

Produk Pembiayaan

………………………………..

6

2.5


Investasi

………………………………………………..

8

2.6

Sewa-Menyewa

………………………………………..

9

2.7

Jasa

………………………………………………………..


10

………………………………………………..

11

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1


Latar Belakang Masalah

Menurut sejarah awal mula kegiatan bank sariah pertama sekali di lakukan di Pakistan dan
malasya tahun 1940 (kalau dalam islam) sejak jaman nabi adam di kairo MESIR 1963 didirikan
islamik di Negara arab di yuni emirat arab di kirim debai islamik baik pada tahun 1975 di mesir
pada tahun 1978 berdiri bank sariah dinamai paisal islamik bank kemudian di ikuti islamik
internasional bank for depolpmen
Sedangkan di malasya bank sariah lahir dengan berdirinya bank islam malasya bank sariah lahir
pada bank bumi putra muammalah di Indonesia, kehadiran bank sariah juga masih relative baru
tahun 1994. Namun diskusi tentang bank sariah sebagai basis ekonomi islam sudah di mulai pada
tahun 1980.
Yang perlu diingat bahwa prinsip syari’ah itu sendiri sebenarnya mengacu pada pada nilainilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalan (rahmatan lil ‘alamin). Nilai-nilai
inilah yang kemudian diaplikasikan dalam pengaturan perbankan syari’ah saat ini. Prinsip
perbankan syari’ah merupakan bagian dari ajaran Islam yang berkaitan dengan ekonomi Islam,
dimana didalamnya diatur mengenai larangan riba dalam berbagai bentuknya, dan dengan
menggunakan sistem antara lain prinsip bagi hasil, bagi umat islam Nabi Muhammad SAW telah
mengajarkan kepada kita bagaimana sistem pemasaran islami.

2


Berdasarkan berdasarkan latar belakang di atas ini lah yang memotivasi kami untuk
membahas menegenai system pemasaran produk Bank Syariah.

1.2

Rumusan Masalah
a.

Untuk memahami sistem pemasaran produk bank syariah ?

b. Untuk memahami Produk-Produk Perbankan Syariah?

1.3 Tujuan penulisan
a.

Menjelaskan sistem pemasaran produk bank syariah ?

b. Untuk mengetahui Produk-Produk Perbankan Syariah ?


3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Sistem Pemasaran Produk Bank Syariah
Sistem Pemasaran produk Bank Syariah adalah suatu sistem dari kegiatan Bank
Syariah yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan
mendistribusikan barang- barang atau produk yang dapat memuaskan keinginan dan
mencapai sasaran pasar serta tujuan Bank Syariah. Produk, sama halnya dengan
perbankan konvensional, produk yang dihasilkan dalam perbankan syari’ah berupa
barang dan jasa. Ciri khas jasa yang dihasilkan haruslah mengacu kepada nilai-nilai
syari’ah atau yang diperbolehkan dalam Al-Quran, namun agar bisa lebih menarik minat
konsumen terhadap jasa perbankan yang dihasilkan, maka produk tersebut harus tetap
melakukan strategi “differensiasi” atau “diversifikasi” agar mereka mau beralih dan
mulai menggunakan jasa perbankan syari’ah.

2.2


Produk-Produk Perbankan Syariah
Kegiatan utama Bank Syariah adalah menghimpun dana dari masyarakat
(Nasabah) baik perorangan maupun badan usaha kemudian menyalurkan dana tersebut
dalam bentuk pembiayaan atau jasa. Hasil dari penyaluran dana, Bank Syariah akan
mendapatkan Bagi Hasil, Margin atau sewa kemudian pendapatan ini akan di bagikan
kepada nasabah dalam bentuk bagi hasil atau bonus.

4

Menurut UU RI No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU RI No.10 tahun 1998 tentang Perbankan).
Dengan demikian dapat kita bagi produk-produk bank syariah kedalam tiga jenis
kelompok :
1. Produk dalam rangka menghimpun dana
2. Produk untuk pembiayaan.
3. Produk jasa perbankan.
2.3


Produk dalam rangka menghimpun dana
2.3.1. Wadiah
Produk dengan akad wadiah dapat berupa Tabungan atau Giro. karena sifatnya
titipan, maka produk dengan akad ini tidak akan mendapatkan return dari bank berupa
bagi hasil. Namun sesuai dengan kebijakan bank nasabah dengan produk wadiah bisa
mendapatkan bonus terutama untuk nasabah dengan akad Wadiah Al-Dhamanah.
Jika anda datang ke bank syariah dan tujuannya untuk berinvestasi atau dengan
kata lain untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang kita simpan maka jangan pilih
produk dengan akad wadiah tetapi pilih produk dengan akan mudharabah, tetapi jika

5

tujuannya hanya untuk mendapatkan tempat yang lebih aman dalam menyimpan uang
saja maka wadiah bisa menjadi alternatif pilihan produk.

2.3.2. Mudharabah
Produk dengan akad Mudharabah bisa berupa Tabungan, Giro atau Deposito.
Dalam produk ini kita akan dikenalkan dengan istilah nisbah, yaitu besaran prosentase
dari bagi hasil antara nasabah dengan bank. misal nisbah 40:60 berarti 40 % dari
keuntungan bagi hasil untuk Nasabah dan 60% keuntungan bagi hasil untuk Bank.


Karena akad mudharabah ada yang sifatnya Mutlaqah dan ada juga yang Muqayadah,
maka Bank dapat berperan sebagai manajer investasi dalam penyaluran dana yang perannya bisa
sebagai Executing atau Channeling. Ketika produk dengan Akad Mudharabah Mutlaqah yang
digunakan, maka Bank bebas mengeksekusi (Executing) dalam menentukan penyaluran dana
tersebut, tetapi jika yang dipilih adalah produk dengan akad Mudharabah Muqayadah, misalkan
dari dana pemerintah atau perusahaan untuk jenis usaha tertentu maka Bank menyalurkan dana
tersebut sesuai dengan kehendak si pemilik dana, dengan mempertemukan (Channeling) pemilik
dana dan nasabah Bank akan mendapatkan Jasa (fee)

Dasar hukum mudharabah

Al Baqarah ayat 198 :
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan ) dari
Tuhanmu…”.

6

2.4


Produk Pembiayaan
2.4.1. Jual Beli
Dalam produk dengan akad Jual-Beli, bank berperan sebagai penjual dan nasabah
berperan sebagai pembeli. Barang yang diperjual belikan merupakan barang milik bank
yang dijual dengan penambahan margin keuntungan kepada nasabah. Nasabah
mengetahui harga dasar atau harga beli dari barang tersebut dan Bank memberi tahu
harga jual dan margin keuntungan yang akan diterima oleh Bank. Disini dapat terjadi
negosiasi harga antara nasabah dengan bank sampai disepakati harga jual tertentu yang
didasari rela sama rela antara nasabah dengan bank.
Dalam kegiatannya, bank biasanya bekerjasama dengan suplier barang, sehingga
Bank tidak perlu memiliki gudang untuk menyimpan baran yang akan dijual, namun
disini ada akad pelengkap yaitu akad Wakalah. karena bank bekerjasama dengan suplier
maka bank biasanya memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang dari
suplier atas nama bank, kemudian suplier akan menyerahkan barang yang dibeli kepada
nasabah atas nama Bank. Hal ini dilakukan agar kepemilikan dari barang tersebut
langsung kepada nasabah dan barang tersebut tidak dikenakan pajak pertambahan nila
dua kali. Keuntungan menggunakan pola ini bagi bank selain tidak perlu menyediakan
gudang penyimpanan barang, bank dapat meminta suplier membuka rekening di bank
tersebut agar memudahkan transaksi pembayaran pembelian barang oleh bank kepada
suplier. dengan demikian dana dari kegiatan jual beli ini tetap terhimpun di bank.

7

1.1 Murabahah
Murabahah merupakan Akad jual beli murni. Barang akan diterima nasabah
kemudian nasabah akan membayar sesuai dengan jadwal angsuran yang sudah disepakati.
1.2. Istishna
Istishna merupakan Akad Jual beli dengan sifat pesanan. jika bank melakukan hal
yang sama kepada suplier, maka terjadi Istishna Pararel. Pertama istishna antara nasabah
dengan Bank dan yang kedua Istishna Bank dengan Suplier. Barang akan diserahkan
sesuai pesanan dalam termin penyerahan barang dan nasabah membayar sesuai dengan
jadwal angsuran yang sudah disepakati.
1.3

Salam
Salam biasanya digunakan dalam pertanian atau perkebunan, dimana barang akan

diberikan bank (Melalui Petani) setelah panen tiba, disini barang yang diberikan sesuai
dengan kriteria yang telah disepakati di awal. sehingga kualitas dan kuantitas sesuai
dengan kesepakatan (Tidak ada unsur spekulasi). Nasabah membayar sesuai dengan
jadwal angsuran yang sudah disepakati.

8

2.5

Investasi
2.5.1. Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah Mutlaqah merupakan salah satu produk dari Musyarakah, dimana
dana merupakan 100 % milik bank. dana ini dapat digunakan untuk kegiatan usaha
nasabah sesuai kehendak nasabah. Bank yang memiliki produk seperti ini harus betulbetul selektif dalam memilik calon debitur/nasabah, karena resiko yang ditanggung bank
adalah 100% dari dana yang disalurkan. Disinilah peran analis Kredit dalam menganalisa
kemampuan nasabah dalam mengembalikan modal dan jenis usaha yang nantinya akan
digeluti nasabah dan resiko-resiko pasar yang diprediksi akan muncul di masa yang akan
datang. Oleh karena itu biasanya Produk Mudharabah terkait dengan Projek-projek
singkat yang berasalah dari pemerintah atau perusahaan yang kredible dan nasabah yang
kompeten dan terpercaya dalam mengerjakannya.
2.5.2

Mudharabah Muqayadah (Pembiayaan Investasi Terikat)
Perbedaan Mudharabah Muqayadah dengan Mutlaqah adalah disisi penggunaan

dana yang diterima nasabah. penggunaannya terikat syarat-syarat dari pemilik dana.
Waktu dan jenis usaha sudah ditentukan sebelumnya. Bank mempertemukan pemilik
dana dan calon debitur/nasabah dan memfasilitasi pencairan dana dan penerimaan
angsuran modal dan bagi hasil dari nasabah. Bank akan mendapatkan jasa/fee dari
kegiatan ini.

9

2.6

Jasa Perbankkan
2.6.1.

Gadai (Rahn)
Akad Rahn atau gadai digunakan untuk produk pinjaman dengan syarat nasabah

menyerahkan barang jaminan. Nasabah akan mengembalikan sebesar dana yang diterima
dan biaya taksir gadai, pemeliharaan dan penjagaan barang gadai dimuka. ketentuan
biaya yang menjadi kewajiban nasabah bukan dalam bentuk prosesntase tetapi
merupakan biaya tetap (Fixed Cost) tergantung jenis barang yang di gadaikan.
2.6.2. Anjak Piutang (Hiwalah)
Anjak Piutang merupakan produk Bank untuk mengambil alih hak piutang pihak
ketiga menjadi hak piutang Bank. Pihak ketiga akan mendapatkan dana pelunasan dari
bank dan Bank akan menerima angsuran dari Nasabah ditambah dengan jasa Hiwalah.
2.6.3

Bank Garansi (Kafalah)
Dalam Produk Bank Garansi Bank menjadi penjamin atas pembayaran pihak

ketiga terhadap penerima jaminan. dari kegiatan ini Bank akan mendapatkan jasa (Fee).
2.6.4

Al-Sharf (Jual Beli Mata Asing)
Jual Beli mata uang asing yang tidak sejenis diperbolehkan dengan syarat

dilakukan on the spot (pada waktu yang bersamaan), bank mengambil untung dari selisih
nilai jual dan beli dari valuta tersebut.

10

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
Seiring dengan perkembangan produk bank syari’ah kedepan diharapkan dapat
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat menengah
kebawah. Bank syari’ah sebagai sarana intermediasi dibidang investasi dan binis harus
menciptakan pengaruh yang positif bagi pengembangan dunia usaha.
Dari posisi yang dimiliki oleh bank syari’ah saat ini membuat peranan bank
syari’ah dalam pembangunan ekonomi nasional semakin diperlukan dikarenakan untuk:
menjadi perekat nasionalisme baru. Memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara
transparan. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan. Mendorong pemerataan
pendapatan. Dan uswatun hasanah implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha
perbankan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dari Al-Qur’an
Surat Al Baqarah ayat 198 :
Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Marketing syariah.
Al Arif, M Nuriyanto. 2010. Pemasaran Produk Bank Syariah. Bandung. Alfabeta
Amrin, Abdullah. 2007. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta. PT. Grasindo
Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan
Sistem Operasional. Jakarta. Gema Insani Pers.

12