Maulid yang disusun oleh Sayid Syeikh Ja
Maulid yang disusun oleh Sayid Syeikh Ja’far Al Barzanji yang diterjemah ke dalam Bahasa
Melayu oleh alm. Sayid Syeikh Thaha bin Fadhlullah As Suhaimi, Ketua Mufti Negara
Singapura. Sayang .. yg tampil di sini belum se per berapa-nya. Masih panjang sebenarnya.
Digubah oleh seorang ulama, beliau mufti asy syafiiyah di kota Madinah di zamannya.
Maulid ini sangat menyentuh hati, sangat agung. Tidak ada unsur syirik, sebagaimana
dituduhkan oleh segelintir orang. Pembaca sila lihat sendiri. Tidak mungkin ulama seperti Syeikh
Al Barzanji mengajarkan kesyirikan.
Kuperoleh dari : http://www.mail-archive.com/ dan http://www.mail-archive.com/
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG
Aku mulakan riwayat Maulid ini dengan nama Allah yang Maha Tinggi derajatNya, dengan hal
keadaanku mengharapkan limpah berkat pada segala apa yang dikurniakan kepada ku olehNya,
dan juga aku mengucapkan sepenuh penuh kepujian dengan segala senang hatiku kepadaNya,
ialah karena aku syukurkepadaNya dengan syukur yang seelok-eloknya.
Dan lagi aku memohon kepadaNya muga-muga la mengurniakankesejahteraan dan rahmatNya,
kepada Nur yang la telah jadikan terdahuludaripada segala makhluk yang lainnya, yaitulah Nur
yang telah berpindah-pindahdaripada satu dahi kepada satu dahi yang mulia keadaannya,
yaitulah dahimoyang-moyang Nabi kita Muhammad Sall-Allahu alaihi-wa-sallam sehingga
kepada dahi Abdullah ayahandanya.
Dan aku memohon lagi kepada Allah muga-muga Ia mengurniakan keredhaanNya, kepada
keluarga Nabi kita itu khasnya, dan kepada sahabat-sahabatnya dan sekalian orang-orang Islam
amnya.
Dan pula aku memohon kepada Allah yang maha sempurna zatNya dan segala sifat-sifatNya,
muga-muga la mengurniakan kepada kita sekalian petunjuk kepada jslan yang terang lagi nyata
benarnya. Dan lagi aku memohon kepadaNya muga-muga la memelihara kita daripada kesesatan
pada langkah-langkah kita ke semuanya.
Setelah apa yang tersebut itu maka sekarang aku bentangkan kisah sejarah hidup Nabi kita
Muhammad s.a.w. dengan ringkasnya, dan aku susunnya dengan menyatakan mula-mula sekali
nasab keturunannya yang menyenangkan siapa yang mendengarnya, dan aku meminta tolong
kepada Allah Ta’ala yang Maha Kuasa dan Maha Kuat sifatNya karena bahwasanya tiada daya
dan tiada upaya melainkan semata-mata pada Allah jua letaknya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Aku nyatakan bahwa Nur yang tersebut tadi itu akhirnya telah menjadilah Penghulu kita
Saiyidina Muhammad muga-muga Allah kurniakan kesejahteraan kepadanya. Saiyidina
Muhammad itu ialah anak Abdullah, dan Abdullah itu anak Abdul Muttalib maka Abdul Muttalib
itu juga digelarkan oleh orang sebagai Syaibatul Hamd namanya. Dan Abdul Muttalib itu anak
Hasyim yang digelarkan Amr anak Abdi Manaf yang juga dinamakan AI mughirah anak Qusai
dan Qusai ini Mujamma’ gelarannya. Perkataan Qusai ini asal maknanya ialah Kejauhan karena
ia tinggal di Mekah pada mula-mulanya. Tetapi ketika kecilnya lagi ia telah dibawa pindah oleh
ibunya ke negeri Qudhaa’ah yang jauh letaknya. Tetapi akhirnya ia telah dikembalikan oleh
Allah ke negeri Mekah yang dimuliakan tanahnya. Lalu ia pun telah menjaga negeri Mekah itu
dengan seteguh-teguhnya.
Maka Qusai itu ialah anak Kilab yang juga dinamakan Hakim anak Murrah anak Ka’ab anak Luai anak Ghalib anak Fihir yang juga disebutkan Quraish namanya. Dan nama Quraish inilah
dipakai bagi kaum Quraish itu yang mengandungi anak cucunya. Tetapi sebelum kaum itu
dinamakan Quraish maka Kinanilah namanya, sebagaimana yang telah dikatakan oleh banyak
pakar- pakar nasab yang luas pengetahuannya. Dan mereka itu telah tetap berkepercayaan dan
berpuas hati bahwa begitulah keadaannya. Dan Fihir atau Quraisy itu pula anak Malik yang ialah
pula anak Nadhar anak Kinaanah anak Khuzaimah anak Mudrikah anak Ilyas seterusnya.
Dan Ilyas inilah orang yang mula-mula sekali menghadiahkan unta-unta kepada Tanah Haram
Mekah untuk ia membuat kurban akannya. Dan telah didengar oleh orang dari dalam tulang sulbi
Ilyas itu akan suara Nabi kita Muhammad s.a.w. menyebut-nyebut dan memuji-muji Allah Ta’ala
dan mengucap talbiah kepadaNya. Ilyas itu pula anak Nizar anak Ma’ad anak Adnan dan
begitulah nasab itu susunannya.
Maka susunan keturunan atau nasab Rasulullah s.a.w. ini mengikut sebagaimana yang
dinyatakan oleh Hadith Nabi kita s.a.w. yang benar keadaannya. Dan Adnan itu nasabnya
bersambung hingga kepada seorang kekasih Allah yaitulah Nabi Ibrahim moga-moga Allah
cucurkan rahmat keatasnya. Tetapi Nabi kita telah melarang dan menahan supaya jangan
disebutkan satu persatu nama ninda-nindanya yang daripada Adnan hingga kepada Nabi Ibrahim
moyangnya. Tetapi tidak syak lagi di sisi ahli-ahli yang mahir berkenaan keturunan Nabi kita itu
atau nasabnya, bahwa Adnan itu ialah keturunan dari Nabi Ismail moga-moga Allah kurniakan
kesejahteraan kepadanya.
Dan Nabi Ismail itu pula ialah seorang putera Nabi Ibrahim yang terkenal kelebihannya. Maka
sungguh cemerlang keturunan itu seolah-olah bagaikan seutas rantai yang ditatah oleh permatapermata yang gemerlapan seperti bintang-bintang indahnya. Betapa tidak karena bukankah
Penghulu kita saw. itu menjadi permata yang terpilih yang berada ditengah-tengahnya, dan
walaupun dia asalnya seorang yatim tetapi Allah Ta’ala telah memeliharanya. Alangkah mulia
keturunan yang tersebut itu yang kesemuanya telah dipelihara oleh Allah dari kejahatan zina di
masa jahiliah dahulunya.
Adapun keterangan ini ada diriwayatkan oleh Syeikh Zainuddin seorang Iraq bangsanya, didalam
sebuah karangan yang lezat ceteranya.
Maka untuk memuliakan Nabi kita s.a.w. dan memeliharanya itulah sebabnya Allah Ta’ala telah
memelihara seluruh nenek moyangnya, dari melakukan maksiat zina yang sangat keji adanya.
Maka oleh karena itu tidaklah kekejian zina itu mengenai nasabnya. Kesemua datuk nenek Nabi
saw. dari Nabi Adam hingga kepada ayahandanya Abdullah dan bundanya Aminah tidak pernah
melakukan zina sekaliannya.
Maka cahaya kenabian Nabi kita itu telah berpindah-pindah pada tiap-tiap dahi nenek
moyangnya itu dengan nyatanya. Dan semakin ternyata cahaya itu seumpama bulan purnama
pada dahi Abdul Muttalib datuknya dan pada dahi Abdullah bapaknya
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Dan apakala Allah Ta’ala berkehendak menjadikan Nur yang tersebut itu sebagai RasuINya,
yang dinamakan Muhammad dengan mempunyai roh dan jasad serta sifat-sifatnya, maka Allah
Ta’ala pun memindahkan cahaya itu dari Saiyidina Abdullah ayahandanya, kepada rahim Sitti
Aminah Az-zuhriah bundanya. Dan Allah Ta’ala yang senantiasa dekat pada mereka yang taat
kepadaNya, dan yang memperkenalkan doa mereka yang berdoa dengan bersungguh-sungguh
kepadaNya, telah menentukan bahwa Sitti Aminah itulah yang menjadi ibu bagi Nabi
PilihanNya, serta sekalian Malaikat telah berseru-sera mernberitahu kepada segala petala langit
dan bumi dengan lantangnya, berkenaan mengandungnya Sitti Aminah akan Nur Nabi Allah itu
dan Pesuruh-Nya.
Dan mereka yang telah mengetahui akan kedatangan Nabi saw., itu serta menunggu-nunggunya,
telah merasa sangat sukacita dan bertambah tambah rindu terhadap kezahirannya, seolah-olah
perasaan mereka seperti ketika angin sepoi-sepoi bahasa bertiup pada waktu subuh dengan
lembutnya, yang menjadikan mereka rindu kepada matahari yang akan terbit kemudiannya. Dan
jadilah subur segala tumbuh tumbuhan di Tanah Mekah setelah beberapa lama keringnya,
laksana bumi dipakai dengan pakaian yang hijau yaitu Sundus namanya. Dan pada masa itu juga
buah-buahan telah mulai menjadi ranum rasanya, dan telah hampirlah masa tuan-tuan empunya
pohon buah-buahan itu memetiknya.
Dan pula berkenaan mengandungnya Siti Aminah itu maka segala singgasana raja-raja kafir pada
ketika itu telah runtuhlah dengan sekonyong-konyongnya, dan pula segala berhala-berhala telah
tersungkur ke atas mukanya dan mulutnya, dan segala binatang-binatang jinak dan liar baik di
darat atau di taut telah berasa amat sukacitanya, ialah dengan sebab segala binatang-binatang itu
telah menerima berita berkenaan Junjungan kita s.a.w. itu sudah dikandung oleh Sitti Aminah
yang bertuah nasibnya. Bahkan lain-lain makhluk juga pada masa itu telah merasai lezat
kesukaan dengan amat gembiranya, umpama dapat minum segelas air yang sangat menyegarkan
rasanya.
Dan pula segala jin-jin telah diberitahu akan kabar yang menyenangkan itu dengan jelasnya,
tetapi pula sekalian tukang tukang tilik dan ahli-ahli sihir telah berasa lemah dengan gemetarnya,
dan demikian juga ulama’-ulama’ Nasrani telah takut dan bimbang ialah dengan sebab telah
dekat masa kedatangannya.
Dan telah sibuklah sekalian orang-orang yang mengetahui hal itu bercakap-cakap dan bertanyatanya berkenaannya, dan mereka itu telah tercengang dan heran mendengarkan berita-berita
tentang keelokan sifat-sifatnya, sebagaimana yang ada seperti di dalam Kitab kitab Suci yang
dahulu seperti Taurat dan Injil dan sebagainya.
Dan ketika Sitti Aminah yang mengandung itu sedang tidur tiba tiba datanglah suatu wujud
kepadanya; lalu wujud itu berkata: “Hai Aminah sesungguhnya engkau telah mengandung
Penghulu sekalian manusia dan sebaik-baik makhluk adanya. Dan apabila engkau sudah
melahirkan dia nanti dengan selamat, maka engkau namakanlah dia Muhammad yang berarti
seorang yang terpuji ialah karena ia akan dipuji kesudahannya.”
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Dan apabila Nabi kita telah dikandung dua bulan oleh ibunya menurut pernyataan ahli-ahli
sejarah yang masyhur riwayatnya, maka wafatlah di negeri Madinah, Sayidina Abdullah,
ayahandanya. Dan keadaan wafatnya di sana: ia sedang melalui kota itu lalu ia singgah di tempat
ninda-ninda saudaranya, yaitu keluarga Bani ‘Adi dari suku Najjar, tiba-tiba ia mendapat sakit di
sana sebulan lamanya, lalu mereka pun telah merawatnya serta mencoba mengobati penyakitnya,
tetapi usaha mereka tiada berhasil seperti yang mereka harapkan, lalu wafatlah Sayidina
Abdullah di sana karena sudah sampai ajalnya, lalu di sana juga mereka mengebumikannya.
Dan ketika Sitti Aminah telah sempurna mengandung Nabi saw. sembilan bulan lamanya,
menurut perkataan ahli-ahli Tarikh yang kuat keterangannya, pada ketika itu juga telah mulai tiba
musim akhir kemarau, tiba-tiba datanglah kepada ibu Nabi saw. pada malam menjelang
kelahirannya, Sitti Asiah dan Sitti Mariam serta beberapa bidadari dari Surga, maka mulailah
Sitti Aminah merasa sakit untuk bersalin kemudian ia pun melahirkan Junjungan kita di dalam
keadaan dengan cahanya yang gilang-gemilang.
(BERDIRI)
Cahaya yang seperti matahari bersihnya
Menerangi malam dengan amat terangnya:
Malam yang dilahirkan Nabi kita didalamnya
Yang membawa agama yang nyata benarnya.
Maka karena itu dapatlah Sitti Aminah ibunya
kemegahan yang wanita lain tidak mendapatinya:
la membawa seorang putera untuk manusia sekalian:
Putera yang lebih mulia dari anak Mariam yang dara.
Kelahiran Nabi kita pada pandangan kafir umumnya
ialah suatu kedukaan yang terasa sangat berat.
Maka bertalu-talulah suara bersorak dengan riuhnya:
“Telah zahir Nabi pilihan; inilah kegembiraan yang sebenarnya.”
Demikianlah keadaan dilahirkan Nabi kita itu dengan ringkas, dan telah disetujui oleh ulama’ulama’ dan ketua-ketua Islam sekalian, bahwa sangat patut kita berdiri ketika kita sampai di sini
membacanya, ialah untuk menunjukkan kesukaan kita kepada kelahiran Nabi dan cinta kepada
dirinya, dan juga untuk menandakan bahwa kita memuliakannya. Maka sungguh bertuahlah
siapa yang suka memuliakan Nabi s.a.w. itu sebagai tujuan hidupnya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka lahirlah Nabi kita Muhammad saw. itu dari bundanya dengan meletakkan ke atas bumi dua
belah tangannya, dan ia mendongakkan mukanya kelangit serta terbuka matanya, keadaan begitu
adalah sebagai menandakan kemuliaannya dan ketinggiannya, serta kelebihan kelebihannya yang
melebihi makhluk lain semuanya. Dan juga yang demikian itu adalah menunjukkan bahwa ia
kekasih Allah yang dijadikan sangat indah perangainya dan bentuk rupanya.
Dan setelah dilahirkan Nabi s.a.w. itu maka segeralah Siti Aminah ibunya memanggil Abdul
Muthallib nindanya, dan ketika itu Abdul Muthallib ada di Ka’abah sedang tawaf
mengelilinginya, lalu apabila mendengar yang demikian itu besarlah kegembiraannya. la pun
datang melihat Nabi dengan segera, dan kemudian ia membawa Nabi ke Ka’abah lalu masuk ke
dalamnya, dan ia berdiri di situ serta berdoa kepada Allah dengan niat bersihnya, dan ia
bersyukur kepada Allah karena telah dikurniakan seorang cucunda kepadanya.
Nabi kita Muhammad s.a.w. itu dilahirkan dengan sangat bersih keadaannya, serta ia telah
berkhitan dan telah terpotong pusatnya dari dalam perut ibunya. Dan harum bau tubuhnya, serta
berminyak rambutnya, serta tercelak kedua matanya, adalah dengan kudrat dan kehendak
Tuhannya. Inilah riwayat yang masyhur walaupun ada sebagian ularna’ yang lain mengatakan
bahwa Nabi kita itu telah dikhitan oleh Abdul Muttalib nindanya setelah Nabi sempurna tujuh
malam umurnya. Dan nindanya itu telah mengadakan majelis jamuan karena bersesuaian
dengannya, serta ia menamakan dia Muhammad dan memuliakan kedudukannya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka telah terjadilah beberapa kejadian yang mengherankan ketika dilahirkan, dan yang
demikian itu ialah sebagai tanda-tanda untuk menguatkan iman kita bahwa Nabi itu dipilih oleh
Allah untuk dijadikan NabiNya dan Rasul-Nya.
Satu dari perkara-perkara yang luar biasa itu sebagaimana yang tersebut tadinya, ialah ketika
dilahirkan Nabi kita maka malaikat-malaikat yang menjaga langit telah ditambah bilangannya,
supaya langit itu menjadi lebih kukuh pemeliharaannya, dan telah dihalau dari langit segala jinjin yang ingkar dan syaitan-syaitan yang jahat kelakuannya, dan telah dilemparkan kepada semua
syaitan-syaitan yang hendak naik ke langit itu api yang membakar, dan telah turun kepada Nabi
kita beberapa bintang-bintang yang terang cahayanya, dan dengan sebab ini teranglah pada
malam itu Kota Mekah baik tanah ratanya atau bukit-bukitnya.
Dan juga telah keluar bersama-sama Nabi saw. suatu cahaya yang amat terang keadaannya, yang
menerangi seluruh tempat dilahirkan Junjungan kita saw., sama seperti cahaya lampu-lampu
yang menerangi mahligai raja Romawi di Syam negerinya. Maka dilihat cahaya itu oleh merekamereka yang tinggal di Tanah Mekah.
Dan juga telah roboh istana raja Parsi di dalam negeri Iraq di Kota Madain tempatnya. Maka
istana yang roboh itu telah dibangun oleh raja Parsi yang bernama Anusyarwan dengan megah,
maka runtuh empat belas menara yang tinggi dari menara-menaranya, dan telah berguncang
kerajaan Parsi itu dengan sebab terperanjat pada kejadian-kejadian yang dengan tiba-tiba
menimpanya. Dan beberapa api yang disembah oleh orang-orang kafir Parsi tiba-tiba padam
pada malam itu, padahal api itu dijaga oleh mereka dan tidak pernah padam dari semenjak seribu
tahun sebelumnya. Maka padamnya api itu ialah dengan sebab terbitnya cahaya wajah Nabi s.a.w
yang bersinar seperti terangnya bulan empat belas.
Dan juga pada ketika itu keringlah air telaga yang bernama Sa’awah yang terletak di antara
negeri Hamdan dan Qom di dalam negeri Parsi. Maka telaga itu jadi kering karena telah kering
semua mata-airnya, tetapi sebaliknya telah melimpah pula air pada lembah yang bernama
Samawah padahal biasanya lembah itu kering kerontang dan banyak batunya, serta tidak pernah
sebelum itu dapat dijumpai air di situ walaupun untuk menghilangkan dahaga siapapun yang
kering kerongkongannya.
Dilahirkan Junjungan kita saw. itu di suatu tempat yang dikenali dengan nama Al ‘Iraas di dalam
negeri Mekah letaknya, dan Mekah itu ialah negeri yang tidak boleh dipotong pohon pohonnya
dan tidak boleh dicabut rumput-rumputnya.
Maka telah sedikit berselisih pendapat ulama’ Sejarah berkenaan dilahirkannya Junjungan kita
saw. itu tentang tahunnya, dan juga tentang bulannya dan harinya. Tetapi pendapat yang kuat
diantara pendapat-pendapat tadinya, ialah Junjungan kita saw. itu telah dilahirkan pada hari
Senin 12 Rabi’ul Awwal di dalam Tahun Gajah namanya, karena pada tahun itu raja negeri
Habsyah telah mencoba menyerang kota Mekah dengan menggunakan gajah-gajah yang banyak
jumlahnya. Tetapi Allah Ta’ala telah menyekat dan menghalang mereka untuk sampai ke Mekah
karena la memeliharanya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Bahwa Junjungan kita saw. itu disusui oleh ibunya selama beberapa hari masanya, dan kemudian
ia disusui oleh seorang perempuan yang bernama Tsuwaibah dari kaum Aslam namanya.
Tsuwaibah itu asalnya seorang budak kepunyaan Abu Lahab tetapi Abu Lahab telah
memerdekakannya, ketika Tsuwaibah itu datang memberitahu akan kelahiran Junjungan kita itu
kepadanya. Maka Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena berita itu sangat
menggembirakan hatinya.
Maka Tsuwaibah juga menyusui bersama Rasulullah anak lelakinya sendiri Masruh namanya,
dan juga seorang anak lelaki orang lain yaitu Abi Salamah gelarannya, serta Tsuwaibah itu sangat
memuliakan Nabi dan menghormatinya. Dan sebelum itu Tsuwaibah juga telah menyusui
Sayidina Hamzah seorang paman Nabi saw. yang dipuji karena jasanya karena ia banyak
menolong dan mempertahankan Agama Islam serta membelanya.
Dan kemudian nanti pada ketika Nabi saw. telah menjadi Rasul dan telah hijrah ke Madinah,
Nabi mengirim kepada Tsuwaibah itu dari Madinah hadiah uang dan pakaian yang layak
baginya. Maka selalu hadiah itu datang dari Nabi saw. kepada Tsuwaibah hingga Tsuwaibah
menemui ajalnya.
Ada sebagian orang mengatakan bahwa Tsuwaibah berpegang terus pada agama kaumnya, yaitu
agama jahiliah hingga matinya, tetapi ada pula orang yang mengatakan bahwa ia telah memeluk
Islam sebelum akhir hayatnya, dan perselisihan ini disebutkan dan diceritakan oleh lbnu Mandah
yang terkenal namanya.
Bahwa setelah Nabi saw. disusui oleh Tsuwaibah yang telah disebut tadi, maka ia telah disusui
pula oleh seorang perempuan muda yang digelari Halimah As sa’diah, dan Halimah sebelum
Nabi saw. disusui olehnya, ia telah mencoba mencari upah dengan susah payah, untuk hendak
menyusui siapa saja anak-anak orang Mekah, tetapi telah ditolak oleh mereka dengan sebab
kemiskinannya. Tetapi ketika ia menyusui Rasulullah saw. maka ia menjadi lega dan berkat
kehidupannya, pada hari itu juga sebelum terbit matahari, setelah ia menderita kepicikan dan
kesusahan yang sulit ditanggung olehnya.
Maka Allah Ta’ala telah mengurniakan kepada Halimah itu air susu yang banyak lagi putih dan
bersih keadaannya. Maka menyusulah Nabi saw. akan susu yang di sebelah kanannya, manakala
seorang anak lain menyusu pula akan susu yang di sebelah kirinya, lalu jadilah Halimah itu
mewah dan senang kehidupannya, padahal sebagaimana telah disebutkan tadi, keadaan Halimah
sebelum itu papa serta kurus dan lemah badannya. Bahkan menjadi gemuk seekor unta dan
beberapa ekor kambing yang dipelihara olehnya, dan hilanglah dari sisi Halimah itu segala bala’
dan kecelakaan dan sebagainya, bahkan sebaliknya kehidupan Halimah itu telah diliputi oleh
keadaan yang bertuah selanjutnya, yaitu murah rezeki serta senang dan aman dengan
sepenuhnya.
About these ads
Suka
One blogger likes this.
Filed under: Maulid
« Ibadah umum dan ibadah khusus ad-Diba`ie, penggubah Maulid Diba’ »
115 Tanggapan
1.
r1dhho, on April 3, 2008 at 13:40 said:
subhanallah……,
ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALIHI…,WA
ASHABIHI, WA AZWAJIHI…,WA DZURRIYATIHI….WA AHLI BAITIHI THOYIBIN
THOHIRIN.., WAL HAMDULILAHI ROBBIL ALAMIN……..
Balas
o
macan bawuk, on Februari 26, 2012 at 14:51 said:
shollu’alaihi waalihi waashaabihi waummatihi ilaa akhiirizzaman….
Balas
2.
Allahumma Salli 'ala Muhammad, on April 16, 2008 at 08:32 said:
Aljannatu wana’iimuha Sa’dul limayyusholli Wa yusallim Wa yubaarik ‘alaih…
Berbahagialah Orang yang memohonkan salawat,, salam serta berkah untuk Nabi SAW.
Dengan Surga & Kenikmatan yang tak terhingga!!
Balas
3.
royhan kusumah, on Oktober 21, 2008 at 02:36 said:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mohon maaf sebelumnya. kalimat yang artinya :YA ALLAH, HARUMKANLAH
KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA,
bukankah agak janggal bagi kita yang tahu bahwa rasulullah SAW mengingatkan
umatnya agar tidak menjadikan kuburnya sebagai masjid. ini adalah hal yang tidak beliau
sukai seputar kubur. sementara kalimat ini menunjuk langsung kepada kuburan beliau
agar diberikan Allah bau-bauan yang harum? Saudaraku, kita harus berhati-hati terhadap
hal ini. Rasulullah SAW tidak ingin kita terlalu mengkultuskan beliau. yang hak adalah
kita mengikuti sunnah beliau dan ittiba’ pada amalan ibadah yang ditetapkan. mungkin
perlu kita kaji lagi bab keimanan kepada Rasulullah SAW.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
–> Wangalaikum salam wrwb. Maaf .. rupanya kepekaan anda terhadap indahnya karya
sastra agak kurang. Saya pun (mungkin) demikian. Tapi janganlah kita memvonis
sesuatu jika kita tak menguasai bidang dan ilmunya.
Anyway .. Saya kira doa itu tak ada masalah. Saya lebih melihat ada unsur kecintaan yg
mendalam kepada baginda Nabi saw dari lafadz doa itu. Di manakah kultusnya?
Bukankah sering pula kita mendoakan saudara kita dengan doa lafadz sendiri.
Tentang masjid, justru saat ini di kubur baginda Nabi saw terbangun masjid besar.
Balas
o
ahmad, on Februari 6, 2011 at 17:49 said:
laaa taqul ‘an syai in ma laa ilma laka…
Balas
syarif punk moeslim, on Juni 16, 2011 at 06:22 said:
betul apa kata royhan……
saya hanya ingin tanya… apa maksud dikatakan seperti teks berikut::
kepada Nur yang la telah jadikan terdahuludaripada segala makhluk yang
lainnya, yaitulah Nur yang telah berpindah-pindahdaripada satu dahi
kepada satu dahi yang mulia keadaannya, yaitulah dahimoyang-moyang
Nabi kita Muhammad Sall-Allahu alaihi-wa-sallam sehingga kepada dahi
Abdullah ayahandanya.??????
di nkitab ini kenapa kalian terlalu mengagungkan rasullah…… sedangkan
pengagungan hanya milik allah..
rasulullah bersabda:
SEMUA PENGAGUNGAN HANYA MILIK ALLAH.. (BUKKHORI)
o
pepenx10, on Januari 29, 2012 at 04:50 said:
orang yg menganggap kita mengkultuskan nabi muhammad saw adl perusak islam
dr dalam. perlahan tp pasti ia mencoba mengurangi kecintaan kita terhadap nabi
muhammad. hati-hati dengan mereka. mereka itu lebih jelek dr binatang ternak!!!
krn sbenernya mereka tdk tahu apa2 alias org tolol yg berorientasi dunia belaka.
Balas
arham, on Mei 13, 2012 at 12:54 said:
lebih baek lho jualan cendol ketimbang ngebaca ni kitab
gk ada manfaatnya
ngebaca al-qur’an yang wajib aja ente tinggalin hanya demi ngamalin ni
kitab
bole-bole aja ente cinta ma nabi pi tunjukanlah kecintaan ente tu dengan
amal perbuatan bukan malah dengan ucapan
inilah yang dimaksud dengan bisa ngemeng tapi gak bisa mengamalkan
mudahan aja ente diberi hidayah y sukur2 bisa tobat tapi malah keburu
wafat trus diobok-obok dch dineraka jahannam.
BARANG SIAPA YANG MENGERJAKAN AMALAN YANG TIDAK
ADA CONTOHNYA DARI KAMI MAKA IA TERTOLAK
(hadits sahih bukhori)
lok ente belon sadar juga baca tu kitab imam
syafi’i,muslim,bukhori,muslim,at-tirmidzi,at-thabrani dll.
semua kitab2 para ulamaq telah menentang hal-hal seperti yang anda tulis
y tapi lok anda masih ngengkel,ngebandel y terserah lakum dinukum
waliadin dech
waslam
–> jualan cendol ada manfaatnya. Baca ini kitab juga ada manfaatnya.
mas.. anda menghina ini kitab. Ketahuilah bahwa pengarang kitab ini
adalah seorang ulama besar. Bukan seorang pengarang lagu. Beliau
duduk belajar bersama ulama-ulama masjid nabawi. Silakan simak di
sini.
Anda menyuruh baca kitab imam syafi’i dll. Ketahuilah, pengarang kitab
ini adalah mufti syafi’i di madinah pada zamaannya.
Imam, on Mei 13, 2012 at 16:52 said:
Untuk Saudara Arham,
Sungguh keterlaluan ucapan2 dan hujatan2 Anda Saudara Arham, tidakkah
di madzhab Anda /kelompok Anda di ajarkan ucapan2 yang sopan dan
beradab ?
Nama Anda arham ( menyayangi ) mungkin tujuan orang tua Anda
menginginkan Anda menyayangi sesama tetapi malah yang keluar cacian
dan makian dari mulut Anda. ( Rosul tidak pernah mencontohkan ucapan2
seperti itu ).
PERTANYAAN SAYA :
Tulisan Anda :
BARANG SIAPA YANG MENGERJAKAN AMALAN YANG TIDAK
ADA CONTOHNYA DARI KAMI MAKA IA TERTOLAK
(hadits sahih bukhori)
Tolong sebutkan radaksi arabnya hadits itu karena saya baru membaca arti
hadits yang seperti ini !
Malah saya dapat mengatakan Andalah yang memalsukan makna hadits
itu. Sadarkah Anda terhadap ancaman Rosululloh tentang hal ini ?
o
Muhammad Mustiko Zulfa, on Desember 8, 2012 at 18:20 said:
Di antara hujjah wahabi dalam mensyirikan dan mengharamkan pembutan masjid
dekat quburan orang orang shalih adalah hadis Daripada aisyah r.a “Laknat Allah
kepada orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan Nabi mereka sebagai
masjid” (Riwayat bukhari dan muslim)
Memang Betul, hadis itu sohih…Tapi bagaimana maksud hadis itu… Orangorang orientalis pun pandai membaca dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, tetapi
salah faham dan memahaminya dengan salah, lalu menolak umat Islam dengan
dalil-dalil tersebut. Perbuatan itu juga terlaknat dalam Islam.
Persoalan pertama, banyak mereka yang salah faham atau buruk sangka. Buruk
sangka itu dosanya amat besar. bahkan, fitnah itu lebih besar dari membunuh, dari
sudut kemudarathannya, dan semoga Allah s.w.t. memberi hidayah kepada
mereka
Adapun hukum ziarah kubur, itu jelas dibolehkan dalam Islam, kecuali sebagian
golongan ghulluw dari kalangan Wahhabi yang mengharamkan ziarah kubur
karena buruk sangka terhadap sesama muslim. Hal ini sama seperti
mengharamkan apa yang halal dalam Islam, sama seperti para rahib Yahudi yang
mengharamkan apa yang halal dalam syariat yang diturunkan oleh Allah s.w.t.
kepada mereka.
Kita jelaskan makna hadis itu, SUPAYA memberi pemahaman bagi orang-orang
yang jahil dan ingin belajar. Adapun terhadap orang yang jahil tetapi tidak mau
belajar, melainkan ta’asub dan sebagainya, maka hanya Allah s.w.t.-lah yang
Maha Memberi Hidayah.
Pertama: Hadis ini menerangkan tentang laknat Allah s.w.t. terhadap orang-orang
Yahudi dan Nasrani yang “menyembah” para Nabi mereka, bukan larangan
membanguun tempat ibadah di sekitar kuburan para Nabi a.s..
Kedua: Kalau benar orang-orang Yahudi dan Nasrani membangun tempat ibadah
(lafazd hadis, masjid) di atas kuburan para nabi a.s., maka dimanakah tempattempat ibadah tersebut sekarang ?
Adapun kaum Yahudi, Allah s.w.t. menceritakan kejahatan mereka dengan
membunuh para Nabi a.s.. Jadi secara umum mereka yang membunuh para Nabi
a.s., tak akan mau membangun masjid-masjid atau tempat ibadah (menurut
terjemahan wahabi) di atas kuburan mereka?
Adapun perihal kaum Nasrani, mereka hanya mempunyai satu Nabi yang menjadi
panutan mereka, dan membedakan mereka dengan Muslim dan Yahudi, iaitu Nabi
Isa a.s.. Persoalannya, dimanakah kubur Nabi Isa a.s.? Dimanakah masjid yang
mereka bangun di atas kuburan Nabi Isa a.s. tersebut?
Jelaslah bahwa, hadis ini tidak berkaitan dengan kuburan para Nabi a.s. itu
sendiri, karena orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah membangun tempat
ibadah (lafaz hadis: masjid) di atas kubur para Nabi mereka, karena nabi orangorang Nasrani sendiri tidak mempunyai kubur (iaitu Nabi Isa a.s). Adakah gerejagereja dibangun atas kubur Nabi Isa a.s.?
Jadi, secara jelas, hadis ini tidak menceritakan tentang kubur itu secara fizikal,
dan tidak pula menceritakan tentang perihal membangun tempat ibadah di
kawasan kubur. Hanya orang-orang jahil saja yang memahami hadis tersebut
dengan terjemahan textual..
Lebih jelas lagi, dalam hadis tersebut, Rasulullah s.a.w. menggunakan perkataan:
“membangun masjid”. Secara jelas, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah
menamakan tempat ibadah mereka sebagai masjid. dalam Al-Qur’an di sebutkan
bahwa tempat ibadah yahudi dan nasrani iaitu “sowa’iq” dan sebagainya. Tempat
ibadah Orang-orang Nasrani bukan masjid, tetapi kanisah (gereja). Hanya orangorang jahil saja yang tidak faham isyarat Rasulullah s.a.w. dalam hadis tersebut,
lalu cepat melatah.
Jadi, Rasulullah s.a.w. tidak pernah merujuk perkataan “masjid” dalam hadis
tersebut sebagai tempat ibadah (di atas wazan isim makan) tetapi menceritakan
tentang hal pengabdian orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap Nabi-nabi
mereka, walaupun tanpa membangun tempat ibadah di atas kuburan mereka.
Orang-orang Yahudi menyembah Uzair (dikatakan sebagai anak Tuhan) dan
Nasrani menyembah Nabi Isa a.s. yang dikatakan sebagai anak Tuhan juga.
Tetapi, mereka tidak pernah membangun tempat ibadah di atas kubur-kubur para
Nabi a.s. tersebut. Bahkan, mereka (Yahudi dan Nasrani) juga tidak pernah
membangun mesjid masjid seperti lafaz asal dalam hadis tersebut.
Jadi, Hadis ini tidak menceritakan tentang membangun tempat ibadah di kawasan
kubur, tetapi menceritakan tentang penyembahan orang-orang Yahudi dan Nasrani
terhadap para nabi mereka, walaupun tanpa kuburan. Itu “point” pertama untuk
hadis di atas yang mana tidak ada kaitan dengan membangun mesjid dekat qubur
===========================================
Untuk lebih jelasnya kita lihat fatwa ulama yang ada kaitannya dengan hadis di
atas;
1. SHOLAT DI DALAM tanah PEKUBURAN
Al qobru adalah tempat dimana manusia dikebumikan sedangkan Al makbaroh
berarti pekuburan. Alqobru maupun Al makbaroh adalah tempat yang dimuliakan
berdasarkan syariat dikarenakan memuliakan mayyit yang di dalamnya. Oleh
karena itu para fuqoha sepakat bahwa menginjak kuburan itu hukumnya makruh
sesuai dengan hadist riwayat At tirmidzi juz 1 halaman 123 dan imam At thobroni
di kitab Al Ausath halaman 153 Artinya : bahwasannya nabi saw melarang untuk
menginjak kuburan . Namun ulama madzhab Malikiyah mengkhususkan
kemakruhan tersebut atas kuburan yang menonjol (tidak rata dengan tanah)
sebagaiman para ulama Syafi’iyah dan Hambaliyah mengecualikan (hilangannya
kemakruhan) bila menginjak kuburan dikarenakan ada keperluan misalkan bila
seseorang tidak bisa mencapai kuburan tertentu kecuali dengan manginjak
kuburan yang lain.
Adapun hukum sholat dikuburan maka para ulama madzhab Hanafiyah
berpendapat bahwa sholat tersebut dihukumi dengan makruh sesuai dengan
pendapat imam Sufyan Atsauri,imam Al Auza’ie dikarenakan pekuburan adalah
tempat terduaganya berbagai najis (madzon An najasah) dan juga menyerupai
perbuatan orang yahudi. Maka kemakruhan tersebut akan hilang dan menjadi
mubah bila di pekuburan tersebut terdapat tempat yang disediakan untuk sholat
sehingga tidak ada najis disana dan bersih dari kotoran.
Para ulama Malikiyah berpendapat dibolehkan untuk melakukan sholat di
pekuburan baik pekuburan yang ramai/dipakai maupun yang tidak terpakai (sudah
usang) sudah tergali maupun tidak,pekuburan muslim maupun non muslim.
Para ulama madzhab Syafi’iyah memberi perincian (tafsil) sabagai berikut:
1. Tidak sah sholat di pekuburan yang tanahnya tergali dengan tanpa khilaf
(sepakat) dikarenakan tanah galian tersebut menjadi mutanajjis bercampur dengan
nanah orang-orang yang telah mati. Tidak sah tersebut apabila ia tidak menggelar
hamparan di bawahnya,adapun apabila ia menggelar hamparan di bawahnya (tikar
dan sebagainya) maka menjadi makruh.
2. Namun bila pekuburan tersebut tidak tahaqquq (nyata,jelas) tidak tergali
sehingga aman dari najis maka sholatnya sah dengan tanpa khilaf dikarenakan
kesucian tempat yang muttasil dengannya. Namun tetap dihukumi makruh tanzih
dikarenakan pekuburan adalah tempat timbunan dari najasah.
3. Bila diragukan apakah kuburan tersebut tergali apa tidak?maka ada dua qoul
(pendapat) yang paling shohih adalah sholat tersebut sah disertai makruh karena
yang ashal adalah kesucian tanah tersebut sehingga tidak bisa dihukumi najis
yang disebabkan keraguan. Sedangkan qoul yang menjadi muqobilnya adalah
sholat tersebut tidak sah dikarenakan sesuai dengan kaidah: yang ashal adalah
ketetapan kefardluan atas dzimmahnya sedangkan dia ragu-ragu dalam
pengguguran kefardluan sholat itu padahal kefardluan tidak bisa menjadi gugur
disebabkan keraguan.
Para ulama madzhab Hanbaliyah sholat di pekuburan itu hukumnya tidak sah baik
pekuburan yang sudah lama maupun yang masih baru,sering digali maupun tidak.
Namun demikian tidak boleh dilarang melakukan sholat di tempat yang terdapat
satu sampai dua buah kuburan dikarenakan tidak dinamakan pekuburan karena
yang dimaksud Al makbaroh adalah nama bagi pekuburan yang mencakup tiga
buah kuburan atau lebih. Mereka (Hanabilah) meriwayatkan bahwa segala sesuatu
yang termasuk dalam kategori Al makbaroh maka sekalilingnya tidak bisa dipakai
untuk tempat sholat. Mereka menyatakan bahwa: BOLEH MELAKUKAN
SHOLAT dirumah atau bangunan yang dikubur dirumah tersebut tiga buah
kuburan atau lebih sebab yang demikian TIDAK BISA DINAMAKAN AL
MAKBAROH (PEKUBURAN). Inilah pernyataan para fuqoha (ulama ahli fiqih)
tentang masalah SHOLAT DI PEKUBURAN. Mereka tidak menyinggungnyinggung masalah sholat DI MASJID YANG ADA KUBURAN DI
SAMPINGNYA.
2. SHOLAT DI MASJID YANG ADA KUBURAN DI DALAMNYA
Ada pun melakukan sholat di masjid yang di dalamnya terdapat seorang nabi AS
atau orang-orang yang saleh maka sholat tersebut dipandang shah dan legal
menurut syari’at bahkan terkadang mencapai derajat kesunnahan. Hal ini
berkenaan dengan berbagai dalil dari Al qur’an,As sunnah,perbuatan para sohabat
dan IJMA’ FI’LI dari kalangan umat islam.
* SUMBER DARI AL QUR’AN
Dalil yang diambil dari Al qur’an tersebut terdapat dalam firman Allah SWT surat
Al kahfi ayat 21: Artinya: maka mareka berkata segolongan diantara penduduk
kota :Dirikanlah bangunan dimuka pintu gua”. Tuhan mereka lebih mengetahui
tentang mereka berkatalah orang yang dapat mengalahkan golongan pertama
Demi Allah kami akan menjadikan di atas tempat mereka sebuah masjid (untuk
mendapatkan berkah mereka).(Terjemah Al qur’an Al bayan oleh prof.TM Hasby
As shiddiqi).
Wajah istidlal dari ayat ini adalah bahwa ayat tersebut memberi isyarat tentang
kisah Ashabul kahfi ketika orang-orang menemukan gua pembaringan mereka
sehingga orang-orang ada yang mengatakan kita buat bangunan ada juga yang
mengatakan sungguh akan kami jadikan tempat ini sebagai masjid untuk
mengenang dan mencari keberkahan dari mereka.
- Siyaq (konotasi) dari ayat tersebut menunjukkan bahwa ucapan yang pertama
adalah ucapan orang-orang musyrikin sedangkan ucapan yang kedua adalah
ucapan orang-orang yang bertauhid (muwahhidin). Namun ayat tadi
mencampakkan kedua perkataan dengan tanpa pengingkaran. kalau saja ada hal
yang bathil maka tentu yang pantas dan sesuai adalah ayat tersebut memberi tanda
atau isyarat dengan sebuah qorinah.
Adapun penetapan kedua macam ucapan dari kedua ayat tersebut itu
menunjukkkan bahwa adanya keberlangsungan syari’at bagi kedua glongan
tersebut,yakni sayri’at musyrikin dan sayri’at muwahhidin. Namun kita
perhatikan bahwa statemen ayat menyebutkan ucapan-ucapan muwahhidin
dengan sebuah siyaq (konotasi bahasa) yang memberikan faidah pujian
dengan indikasi diperbandingkannya dengan ucapan orang-orang musyrik yang
berkonotasi keraguan, sedangkan ucapan Al muwahhidin berkonotasi kepastian
(menggunakan la ibtida’ dan nun taukid: LANATAKHIDZANNA ) sebagai
pancran dari pandangan keimanan,yakni mereka bukan sekedar hanya mau
mendirikan bangunan namun mereka akan mendirikan masjid tempat beribadah
dan menyembah Allah SWT. Ucapan semacam ini bahwa mereka adalah kaum
atau kelompok yang mengenal Allah SWT dan mengetahui cara beribadah dan
melakukan sholat:
Imam Al Razi dalam tafsirnya mengatakan:…..Artinya kami menyembah Allah
dan beribadah kepadanya dan kami membangun masjid ini untuk mengenang
petilasan Ashabul kahfi.(tafsir Al Razi juz 11 halaman 106 daar el- fikr).
* Al imam As syaukani berkata: dalam ayat tersebut memberi isyarat bahwa
penyebutan mereka menjadikan masjid menunjukkan ucapan atau perkataan
orang-orang muslim dari glongan yang dapat mengalahkan golongan pertama.
Ada pula yang mengatakan mereka itu adalah kerabat penguasa dan para pejabat
dikarenakan mereka mengalahkan pendapat dari
selain mereka. Namun pendapat yang pertama itulah yang lebih tepat (tafsir fath
Al qodir juz 2 halaman 277).
Dan juga pendapat ahli tafsir lain lihat:
فقد روى ابن أبي حاتم في تفسيره عن السدي فقال الملك :لتخذن عند هؤلء القوم الصالحين مسجدا
عل مي سجهسم ممسسججددا ( ) تفسير
فلعبدن الله حتى أموت فذلك قوله ) مقامل ال مجذيمن م
عملى أ مسمجرجهسم ل من مت مجخمذ من م
غل مببوا م
.ابن أبي حاتم – ج 7ص (2353
وقال الطبري في تفسيره ” :وقد اختلف في قائلي هذه المقالة أهم الرهط المسلمون أم هم الكفار ؟ وقد
ذكرنا بعض ذلك فيما مضى … ” ثم نقل قول عبد الله بن عبيد بن عمرو ” :عممي الله على الذين
أعثرهم على أصحاب الكهف مكانهم فلم يهتدوا فقال المشركون :نبني عليهم بنيانا فإنهم آباء أبنائنا
ونعبد الله فيها ،وقال المسلمون :بل نحن أحق بهم هم منا نبني عليهم مسجدا نصلي فيه ونعبد الله
فيه ” ) تفسير الطبري – ج 9ص (281
عملى أ مسمجرجهسم ( وهم المؤمنون الذين لم يشكوا في ..
وقال الواحدي في ) الوسيط ( ) ” :مقامل ال مجذيمن م
غل مببوا م
ج
عل مي سجهسم ممسسججددا ( ” ) الوسيط – ج 3ص ( 141
ن
م
ذ
خ
ت
ن
ل
م
م
.البعث الملك وأصحابه ) م م م
عملى أ مسمجرجهسم ( قال ابن قتيبة .:
وقال ابن الجوزي في ) زاد المسير ( ” :قوله تعالى ) :مقامل ال مجذيمن م
غل مببوا م
يعني المطاعين والرؤساء قال المفسرون :هم الملك وأصحابه المؤمنون اتخذوا عليهم مسجدا ” ) زاد
.المسير – ج 5ص (91
عومن بمي سن مبهسم أ مسممربهسم ( قال ابن عباس :يتنازعون في البنيان ،فقال
وقال البغوي في تفسيره ) ” :جإسذ ي متممنامز ب
المسلمون :نبني عليهم مسجدا يصلى فيه الناس لنهم على ديننا ،وقال المشركون :نبني عليهم
.بنيانا لنهم من أهل ديننا ” ) تفسير البغوي – ج 3ص ( 129
وقال الشوكاني في ) فتح القدير
عل مي سجهسم ممسسججددا (
ذكر اتخاذ المسجد يشعر بأن هؤلء الذين غلبوا ) مقامل ال مجذيمن م
عملى أ مسمجرجهسم ل من مت مجخمذ من م
غل مببوا م
على أمرهم هم المسلمون ،وقيل هم أهل السلطان والملك من القوم المذكورين فإنهم الذين غلبوا على
أمر من عداهم ،والول أولى قال الزجاج :هذا يدل على أنه لما ظهر أمرهم غلب المؤمنون بالبعث
والنشور لن المساجد للمؤمنين ” ) فتح القدير – ج 3ص (329
SUMBER DARI AS SUNNAH
Sumber dari As sunnah yaitu hadits Abu busheir r.a yang di riwayatkan oleh Al
hafidz Abdurrozaq:bahwa Abu busheir membelot dari tangan orang-orang
musyrik setelah Suluh Al hudaybiah,kemudian dia berangkat menuju Saif Al bahr
dan Abu jandal ibn Suheil menyusulnya kemudian sehingga orang-orang
berbondong- bondong menyusul mereka berdua sampai berjumlah 300 orang. Abu
busheir lah yang mengimami sholat mereka beliau pernah mengatakan : Allah
adalah dzat yang maha luhur dan maha agung # barang siapa membela Allah
maka ia akan ditolong Maka ketika Abu jandal menyusul Abu busheir,Abu jandal
lah yang mengimami kaum tersebut Diceritakan apabila rombongan kafir quraisy
melintasi meraka pastilah mereka menyandra dan membunuh mereka. Pada
akhirnya kafir quraisy mengutus delegasi ke nabi SAW memohon perdamaian dan
hubungan persahabatan mereka menyatakan siapapun dari kaum Abi busheir yang
tunduk kepada nabi SAW (berkaitan dengan perdamaian Al hudaibiyah) maka dia
aman dan dilindungi. Kemudian nabi SAW manulis sepucuk surat untuk Abi
jandal dan Abi busheir supaya mendatangi beliau beserta orang-orang islam anak
buah mereka berdua. Ketika surat nabi SAW sampai kepada Abi jandal Abu
busheir pun meninggal dunia dalam keadaan membaca dan surat dari nabi SAW
itu berada di genggangaman tangannya MAKA KEMUDIAN ABU JANDAL
MENGUBURKANNYA DAN MEMBANGUN MASJID DIATAS
KUBURANNYA. (Riwayat Ibnu Abdil bar di kitab Al isti’ab juz 4 halaman
1614,Ar roudhul Al unf juz 4 halaman 59,Ibnu Sa’ad di kitab At tobakot Al kubro
juz 4 halaman 134,As siroh Al halabiyah juz 2 halaman 270,Musa ibn Uqbah di
kitab Al maghozi,Ibnu Ishaq di kitab As siroh).(Imam Malik ibn Anas mengatakan
hendaklah kalian berpegangan kepada kitab Al maghozi seorang laki-laki yang
saleh yaitu Musa ibn Uqbah karena kitab tersebut adalah kitab yang paling shohih
diantara kitab Maghozi yang lainnya,Yahya ibn Ma’in berkata kitab Musa ibn
Uqbah adalah kitab yang paling shohih).
Adapun perbuatan para shohabat r.a sangat jelas kita dapati ketika merekabersikap
atas kejadian penguburan rasulillah SAW dan perbedaan pendapat mereka,yakni
apa yang diriwayatkan imam Malik ibn Anas r.a beliau berkata: orang-orang
berkata sebaiknya nabi di kubur di samping MIMBAR,sedangkan yang lain
berkata di kubur di BAQI saja,tiba-tiba Sayyidina Abu bakar As siddiqh datang
dan seraya berkata: aku mendengar nabi SAW bersabda tidak di kubur seorang
nabi melainkan ditempat dimana ia meninggal ……pada akihrnya nabi pun di
kebumikan di tempat itu (Kamar aisyah r.ha). (kitab Al muatto’ juz 1 haaman
231).
Wajah istidlal dari hadits di atas adalah:
1. bahwa para shohabat Nabi SAW mengusulkan bahwa hendaknya Nabi SAW di
kebumikan di samping mimbar dimana mimbar tersebut bagian dari dalam masjid
nabawi,dan usulan ini tidak diingkari oleh serang shohabat pun.
2.Sayyidina Abu bakar r.a tidak menyetujui usulan ini BUKAN KARENA
KEHARAMAN MENGUBUR NABI SAW DI DALAM MASJID,namun karena
beliau menyesuaikan sendiri dengan perintah Nabi SAW untuk di kebumikannya
ditempat dimana beliau meninggal.
Kalau kita pikirkan tentang pemakaman Nabi SAW di tempat itu di mana tempat
tersebut bersambung langsung dan berhubungan langsung dengan masjid yang
digunakan untuk sholat begitu pula tidak jauh dengan kejadian mendirikan masjid
disamping ruangan yang terdapat kuburan orang-orang solih atau para aulia di
zaman kita sekarang ini,yang berarti kuburan tersebut nyambung dengan masjid
sedangkan orang-orang melakukan sholat di pelataran/ruangan di luar ruangan
makam tersebut.
Memang ada yang menentang pendapat ini,si penentang tersebut mengatakan
bahwa: hal ini khusus bagi Nabi SAW. Padahal itu tidak benar sebab khususiah
bagi nabi SAW membutuhkan dalil yang menyatakan khususiah,maka hukum pun
berlaku sesuai dengan asalnya yakni hukum sesuai dengan asal yang menyeluruh
bagi siapapun selagi tidak ada dalil yang menyatakan khususiah.
Sehingga jelaslah bahwa pendapat yang menyatakan hal tersebut adalah
khususiah bagi Nabi SAW itu pendapat yang BATHIL…!. Apalagi di samping
nabi dikubur juga dua orang sahabatnya yang terkemuka yaitu Sayyidina Abu
bakar r.a dan Sayyidina Umar ibn Khottob r.a. Apakah itu khususiah juga??
sedangkan kita pun tahu bahwa siti Aisyah r.ha selalu melakukan sholat baik
sholat fardhu maupun sholat sunnah di kamar tersebut…..bukan kah ini perbuatan
shohabat yang disepakati/diijma’ atas kebolehannya….???
SUMBER DARI IJMA’ FI’LY (KONSENSUS)
Hal ini adalah termasuk perkara yang telah disepakati akan keboehan melakukan
sholat baik oleh kalangan salaf maupun kholaf bahwa kaum muslimin melakukan
sholat di masjid Nabi SAW maupun di masjid-masjid yang terdapat kuburankuburan para sholihin dengan TANPA DIINGKARI. Begitu juga iqror para ulama
yang tujuh orang di madinah yang telah sepakat untuk memasukkan Al hujroh As
syarifah (kamar yang mulia) kedalam masjid nabawi,dimana di dalamnya terdapat
tiga buah kuburan. Para fuqoha As sab’ah (tujuh ahli fiqih kalangan tabi’in) tidak
ada yang menentang hal ini kecuali IMAM SA’ID IBNUL MUSAYYIB. Beliau
menentang bukannya memadang keharaman melakukan sholat di masjid itu
dikarenakan ada kuburan akan tetapi dikarenakan beliau berkeinginan agar supaya
kamar yang mulia itu tetap utuh dan bisa dilihat oleh orang-orang islam sehingga
orang-orang islam dapat mengetahui bagaimana perihidup baginda Nabi SAW
agar mereka dapat melakukan kezuhudan dari dunia…………
–> yang jelas sepengetahuan saya,
……yang menjadikan kuburan sebagai masjid
itu jauh berbeda dengan yang ada di kalangan kaum muslimin bahwa,
membangun masjid di dekat kuburan
Jadi apa yg dikafirkan itu sama sekali salah sasaran.
Bahkan mohon maaf.. masjid yang di dalamnya ada kuburannya itu adalah
masjid Nabawi, yaitu baginda Nabi saw, beeserta sahabat Abu Bakar dan Umar
ibn Khatab ra. Beranikah wahabi mengkafirkannya sesuai logika wahabi.
Innalillahi wa inna illaihi raji’un.
wallahu a’lam.
Balas
4.
al amin, on November 10, 2008 at 07:51 said:
ALLAAHUMMA SHOLLI WA SALLIM WABAARIK ‘ALAIIIH… WA’ALAA
AALIIHH….
SUBHAANANALLAAAH….
Balas
5.
Abank, on Juni 1, 2009 at 12:06 said:
assalamu ‘alaikum
makasih mas!!!!
blog antum memang jagonya
assalamu ‘alaikum
–> wa’alaikum salam wrwb. Ma kasih juga mas .. mohon doa.
Balas
6.
arief, on Juli 11, 2009 at 06:32 said:
Assalamu alaikum..
makasih buanget ya kang..sungguh karya sastra yg bagus..
Wassalam..
Balas
7.
alisya, on Oktober 31, 2009 at 13:30 said:
pada antum sekalian pelajarilah akidah siah yang sangat menyesat kan kaum suni, agar
antum bisa mengetahui tulisan diatas kuatkan ilmu,berjalanlahdiatas sunah nabi yang
mulia agr kita tidak disesatkan oleh ALLAH SUBHANAWATA’ALA MASALAH
AGAMA JANGAN DGN HAWA NAFSU,.
–> Jika anda menuduh penulis Maulid al Barzanji ini adalah orang syiah, anda salah
besar. Penulisnya adalah syaikh Ja’far al Barzanji. Saiyid Ja’far al-Barzanji (1126-1177
H) penyusun Maulid al-Barzanji adalah seorang ulama Madinah dan beliau adalah
seorang Mufti Mazhab Syafi`i di Madinah al-Munawwarah.
Balas
o
ahmad, on Februari 6, 2011 at 17:54 said:
ente belajar dulu dah nulis asma Allah,baru komentar…
Balas
M. SHOLEH AL-QUDSY, on Februari 14, 2011 at 06:32 said:
Na’am… bnyk org yg suka memvonis sesuatu, padahal dia belum benar2
faham tntg “sesuatu” tersebut…
o
Said, on April 14, 2011 at 05:36 said:
waaaaduuuh. . . . .
ade lagi. . . . alisya nte urusi diri nte dahulu,belajar ilmu. .. yang Alloh tuangkan
dan berikan lewat Ulama para Aanbiyya. . . . PAra Mursyid. . . .Kiayi. .. .Jangan
memfonis sesat. . . nte bocah baru kmaren. . .udeh benahin dulu diri ente, , ,pa lagi
nte wanita. . .jangan. . . ye, , , pertanyaan yang ane kasih sama nte. . . nte knal
Alloh, , , Nulis asmanye Salah, , ,nte solat jalanin sunah nabi. . .ane tanya ALLOH
DIMANA? Alafwu. . . Wassalamualaikum Wr. Wb
Balas
arham, on Mei 13, 2012 at 12:59 said:
lebih baek lho jualan cendol ketimbang ngebaca & ngebela ni kitab
gk ada manfaatnya
ngebaca al-qur’an yang wajib aja ente tinggalin hanya demi ngamalin ni
kitab
bole-bole aja ente cinta ma nabi pi tunjukanlah kecintaan ente tu dengan
amal perbuatan bukan malah dengan ucapan
inilah yang dimaksud dengan bisa ngemeng tapi gak bisa mengamalkan
mudahan aja ente diberi hidayah y sukur2 bisa tobat tapi malah keburu
wafat trus diobok-obok dch dineraka jahannam.
BARANG SIAPA YANG MENGERJAKAN AMALAN YANG TIDAK
ADA CONTOHNYA DARI KAMI MAKA IA TERTOLAK
(hadits sahih bukhori)
lok ente belon sadar juga baca tu kitab imam
syafi’i,muslim,bukhori,muslim,at-tirmidzi,at-thabrani dll.
semua kitab2 para ulamaq telah menentang hal-hal seperti yang anda tulis
y tapi lok anda masih ngengkel,ngebandel y terserah lakum dinukum
waliadin dech
waslam
–> mas.. anda menghina ini kitab. Ketahuilah bahwa pengarang kitab ini
adalah seorang ulama besar. Beliau duduk belajar bersama ulama-ulama
masjid nabawi. Silakan simak di sini. Seberapa ilmu anda telah
menyamainya, mengetahui kesalahan-kesalahannya.. sehingga berani
menghinanya. Na’udzubillah…
8.
rm, on November 3, 2009 at 06:33 said:
Assalamu ‘alaikum ustad
Mestinya kita gak usah memfonis ini benar dan itu salah,albarzanzi itu baik bagi yang
memandang baik atau sebaliknya.
Yang pakai ya sumonggo , yg tidak ya silahkan.
Yang penting ngerti terhadap apa yang ada di dalam kitab albarzanji,bisa diamalkan dan
semakin TA’AT pada Aturan Allah
Apapun baiknya yang dibaca kalau semkain jauh dari ketaatan maka MUSPRO
Matursuwun
Wassalamu ‘alaikum
Balas
o
Moro, on Juni 29, 2011 at 22:00 said:
bener RM… mantap lah
kalo ga suka ya tinggalkan… ga da yg bilang berzanjenan tu wajib kan…
ktimbang ribut, malah jadi ikhtilaf juhala’
http://www.cape_deh.com
Balas
9.
uut, on November 5, 2009 at 13:21 said:
Maulid Al Barzanji
http://blogsalaf.co.cc/hasil.html?
cx=
Melayu oleh alm. Sayid Syeikh Thaha bin Fadhlullah As Suhaimi, Ketua Mufti Negara
Singapura. Sayang .. yg tampil di sini belum se per berapa-nya. Masih panjang sebenarnya.
Digubah oleh seorang ulama, beliau mufti asy syafiiyah di kota Madinah di zamannya.
Maulid ini sangat menyentuh hati, sangat agung. Tidak ada unsur syirik, sebagaimana
dituduhkan oleh segelintir orang. Pembaca sila lihat sendiri. Tidak mungkin ulama seperti Syeikh
Al Barzanji mengajarkan kesyirikan.
Kuperoleh dari : http://www.mail-archive.com/ dan http://www.mail-archive.com/
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG
Aku mulakan riwayat Maulid ini dengan nama Allah yang Maha Tinggi derajatNya, dengan hal
keadaanku mengharapkan limpah berkat pada segala apa yang dikurniakan kepada ku olehNya,
dan juga aku mengucapkan sepenuh penuh kepujian dengan segala senang hatiku kepadaNya,
ialah karena aku syukurkepadaNya dengan syukur yang seelok-eloknya.
Dan lagi aku memohon kepadaNya muga-muga la mengurniakankesejahteraan dan rahmatNya,
kepada Nur yang la telah jadikan terdahuludaripada segala makhluk yang lainnya, yaitulah Nur
yang telah berpindah-pindahdaripada satu dahi kepada satu dahi yang mulia keadaannya,
yaitulah dahimoyang-moyang Nabi kita Muhammad Sall-Allahu alaihi-wa-sallam sehingga
kepada dahi Abdullah ayahandanya.
Dan aku memohon lagi kepada Allah muga-muga Ia mengurniakan keredhaanNya, kepada
keluarga Nabi kita itu khasnya, dan kepada sahabat-sahabatnya dan sekalian orang-orang Islam
amnya.
Dan pula aku memohon kepada Allah yang maha sempurna zatNya dan segala sifat-sifatNya,
muga-muga la mengurniakan kepada kita sekalian petunjuk kepada jslan yang terang lagi nyata
benarnya. Dan lagi aku memohon kepadaNya muga-muga la memelihara kita daripada kesesatan
pada langkah-langkah kita ke semuanya.
Setelah apa yang tersebut itu maka sekarang aku bentangkan kisah sejarah hidup Nabi kita
Muhammad s.a.w. dengan ringkasnya, dan aku susunnya dengan menyatakan mula-mula sekali
nasab keturunannya yang menyenangkan siapa yang mendengarnya, dan aku meminta tolong
kepada Allah Ta’ala yang Maha Kuasa dan Maha Kuat sifatNya karena bahwasanya tiada daya
dan tiada upaya melainkan semata-mata pada Allah jua letaknya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Aku nyatakan bahwa Nur yang tersebut tadi itu akhirnya telah menjadilah Penghulu kita
Saiyidina Muhammad muga-muga Allah kurniakan kesejahteraan kepadanya. Saiyidina
Muhammad itu ialah anak Abdullah, dan Abdullah itu anak Abdul Muttalib maka Abdul Muttalib
itu juga digelarkan oleh orang sebagai Syaibatul Hamd namanya. Dan Abdul Muttalib itu anak
Hasyim yang digelarkan Amr anak Abdi Manaf yang juga dinamakan AI mughirah anak Qusai
dan Qusai ini Mujamma’ gelarannya. Perkataan Qusai ini asal maknanya ialah Kejauhan karena
ia tinggal di Mekah pada mula-mulanya. Tetapi ketika kecilnya lagi ia telah dibawa pindah oleh
ibunya ke negeri Qudhaa’ah yang jauh letaknya. Tetapi akhirnya ia telah dikembalikan oleh
Allah ke negeri Mekah yang dimuliakan tanahnya. Lalu ia pun telah menjaga negeri Mekah itu
dengan seteguh-teguhnya.
Maka Qusai itu ialah anak Kilab yang juga dinamakan Hakim anak Murrah anak Ka’ab anak Luai anak Ghalib anak Fihir yang juga disebutkan Quraish namanya. Dan nama Quraish inilah
dipakai bagi kaum Quraish itu yang mengandungi anak cucunya. Tetapi sebelum kaum itu
dinamakan Quraish maka Kinanilah namanya, sebagaimana yang telah dikatakan oleh banyak
pakar- pakar nasab yang luas pengetahuannya. Dan mereka itu telah tetap berkepercayaan dan
berpuas hati bahwa begitulah keadaannya. Dan Fihir atau Quraisy itu pula anak Malik yang ialah
pula anak Nadhar anak Kinaanah anak Khuzaimah anak Mudrikah anak Ilyas seterusnya.
Dan Ilyas inilah orang yang mula-mula sekali menghadiahkan unta-unta kepada Tanah Haram
Mekah untuk ia membuat kurban akannya. Dan telah didengar oleh orang dari dalam tulang sulbi
Ilyas itu akan suara Nabi kita Muhammad s.a.w. menyebut-nyebut dan memuji-muji Allah Ta’ala
dan mengucap talbiah kepadaNya. Ilyas itu pula anak Nizar anak Ma’ad anak Adnan dan
begitulah nasab itu susunannya.
Maka susunan keturunan atau nasab Rasulullah s.a.w. ini mengikut sebagaimana yang
dinyatakan oleh Hadith Nabi kita s.a.w. yang benar keadaannya. Dan Adnan itu nasabnya
bersambung hingga kepada seorang kekasih Allah yaitulah Nabi Ibrahim moga-moga Allah
cucurkan rahmat keatasnya. Tetapi Nabi kita telah melarang dan menahan supaya jangan
disebutkan satu persatu nama ninda-nindanya yang daripada Adnan hingga kepada Nabi Ibrahim
moyangnya. Tetapi tidak syak lagi di sisi ahli-ahli yang mahir berkenaan keturunan Nabi kita itu
atau nasabnya, bahwa Adnan itu ialah keturunan dari Nabi Ismail moga-moga Allah kurniakan
kesejahteraan kepadanya.
Dan Nabi Ismail itu pula ialah seorang putera Nabi Ibrahim yang terkenal kelebihannya. Maka
sungguh cemerlang keturunan itu seolah-olah bagaikan seutas rantai yang ditatah oleh permatapermata yang gemerlapan seperti bintang-bintang indahnya. Betapa tidak karena bukankah
Penghulu kita saw. itu menjadi permata yang terpilih yang berada ditengah-tengahnya, dan
walaupun dia asalnya seorang yatim tetapi Allah Ta’ala telah memeliharanya. Alangkah mulia
keturunan yang tersebut itu yang kesemuanya telah dipelihara oleh Allah dari kejahatan zina di
masa jahiliah dahulunya.
Adapun keterangan ini ada diriwayatkan oleh Syeikh Zainuddin seorang Iraq bangsanya, didalam
sebuah karangan yang lezat ceteranya.
Maka untuk memuliakan Nabi kita s.a.w. dan memeliharanya itulah sebabnya Allah Ta’ala telah
memelihara seluruh nenek moyangnya, dari melakukan maksiat zina yang sangat keji adanya.
Maka oleh karena itu tidaklah kekejian zina itu mengenai nasabnya. Kesemua datuk nenek Nabi
saw. dari Nabi Adam hingga kepada ayahandanya Abdullah dan bundanya Aminah tidak pernah
melakukan zina sekaliannya.
Maka cahaya kenabian Nabi kita itu telah berpindah-pindah pada tiap-tiap dahi nenek
moyangnya itu dengan nyatanya. Dan semakin ternyata cahaya itu seumpama bulan purnama
pada dahi Abdul Muttalib datuknya dan pada dahi Abdullah bapaknya
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Dan apakala Allah Ta’ala berkehendak menjadikan Nur yang tersebut itu sebagai RasuINya,
yang dinamakan Muhammad dengan mempunyai roh dan jasad serta sifat-sifatnya, maka Allah
Ta’ala pun memindahkan cahaya itu dari Saiyidina Abdullah ayahandanya, kepada rahim Sitti
Aminah Az-zuhriah bundanya. Dan Allah Ta’ala yang senantiasa dekat pada mereka yang taat
kepadaNya, dan yang memperkenalkan doa mereka yang berdoa dengan bersungguh-sungguh
kepadaNya, telah menentukan bahwa Sitti Aminah itulah yang menjadi ibu bagi Nabi
PilihanNya, serta sekalian Malaikat telah berseru-sera mernberitahu kepada segala petala langit
dan bumi dengan lantangnya, berkenaan mengandungnya Sitti Aminah akan Nur Nabi Allah itu
dan Pesuruh-Nya.
Dan mereka yang telah mengetahui akan kedatangan Nabi saw., itu serta menunggu-nunggunya,
telah merasa sangat sukacita dan bertambah tambah rindu terhadap kezahirannya, seolah-olah
perasaan mereka seperti ketika angin sepoi-sepoi bahasa bertiup pada waktu subuh dengan
lembutnya, yang menjadikan mereka rindu kepada matahari yang akan terbit kemudiannya. Dan
jadilah subur segala tumbuh tumbuhan di Tanah Mekah setelah beberapa lama keringnya,
laksana bumi dipakai dengan pakaian yang hijau yaitu Sundus namanya. Dan pada masa itu juga
buah-buahan telah mulai menjadi ranum rasanya, dan telah hampirlah masa tuan-tuan empunya
pohon buah-buahan itu memetiknya.
Dan pula berkenaan mengandungnya Siti Aminah itu maka segala singgasana raja-raja kafir pada
ketika itu telah runtuhlah dengan sekonyong-konyongnya, dan pula segala berhala-berhala telah
tersungkur ke atas mukanya dan mulutnya, dan segala binatang-binatang jinak dan liar baik di
darat atau di taut telah berasa amat sukacitanya, ialah dengan sebab segala binatang-binatang itu
telah menerima berita berkenaan Junjungan kita s.a.w. itu sudah dikandung oleh Sitti Aminah
yang bertuah nasibnya. Bahkan lain-lain makhluk juga pada masa itu telah merasai lezat
kesukaan dengan amat gembiranya, umpama dapat minum segelas air yang sangat menyegarkan
rasanya.
Dan pula segala jin-jin telah diberitahu akan kabar yang menyenangkan itu dengan jelasnya,
tetapi pula sekalian tukang tukang tilik dan ahli-ahli sihir telah berasa lemah dengan gemetarnya,
dan demikian juga ulama’-ulama’ Nasrani telah takut dan bimbang ialah dengan sebab telah
dekat masa kedatangannya.
Dan telah sibuklah sekalian orang-orang yang mengetahui hal itu bercakap-cakap dan bertanyatanya berkenaannya, dan mereka itu telah tercengang dan heran mendengarkan berita-berita
tentang keelokan sifat-sifatnya, sebagaimana yang ada seperti di dalam Kitab kitab Suci yang
dahulu seperti Taurat dan Injil dan sebagainya.
Dan ketika Sitti Aminah yang mengandung itu sedang tidur tiba tiba datanglah suatu wujud
kepadanya; lalu wujud itu berkata: “Hai Aminah sesungguhnya engkau telah mengandung
Penghulu sekalian manusia dan sebaik-baik makhluk adanya. Dan apabila engkau sudah
melahirkan dia nanti dengan selamat, maka engkau namakanlah dia Muhammad yang berarti
seorang yang terpuji ialah karena ia akan dipuji kesudahannya.”
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Dan apabila Nabi kita telah dikandung dua bulan oleh ibunya menurut pernyataan ahli-ahli
sejarah yang masyhur riwayatnya, maka wafatlah di negeri Madinah, Sayidina Abdullah,
ayahandanya. Dan keadaan wafatnya di sana: ia sedang melalui kota itu lalu ia singgah di tempat
ninda-ninda saudaranya, yaitu keluarga Bani ‘Adi dari suku Najjar, tiba-tiba ia mendapat sakit di
sana sebulan lamanya, lalu mereka pun telah merawatnya serta mencoba mengobati penyakitnya,
tetapi usaha mereka tiada berhasil seperti yang mereka harapkan, lalu wafatlah Sayidina
Abdullah di sana karena sudah sampai ajalnya, lalu di sana juga mereka mengebumikannya.
Dan ketika Sitti Aminah telah sempurna mengandung Nabi saw. sembilan bulan lamanya,
menurut perkataan ahli-ahli Tarikh yang kuat keterangannya, pada ketika itu juga telah mulai tiba
musim akhir kemarau, tiba-tiba datanglah kepada ibu Nabi saw. pada malam menjelang
kelahirannya, Sitti Asiah dan Sitti Mariam serta beberapa bidadari dari Surga, maka mulailah
Sitti Aminah merasa sakit untuk bersalin kemudian ia pun melahirkan Junjungan kita di dalam
keadaan dengan cahanya yang gilang-gemilang.
(BERDIRI)
Cahaya yang seperti matahari bersihnya
Menerangi malam dengan amat terangnya:
Malam yang dilahirkan Nabi kita didalamnya
Yang membawa agama yang nyata benarnya.
Maka karena itu dapatlah Sitti Aminah ibunya
kemegahan yang wanita lain tidak mendapatinya:
la membawa seorang putera untuk manusia sekalian:
Putera yang lebih mulia dari anak Mariam yang dara.
Kelahiran Nabi kita pada pandangan kafir umumnya
ialah suatu kedukaan yang terasa sangat berat.
Maka bertalu-talulah suara bersorak dengan riuhnya:
“Telah zahir Nabi pilihan; inilah kegembiraan yang sebenarnya.”
Demikianlah keadaan dilahirkan Nabi kita itu dengan ringkas, dan telah disetujui oleh ulama’ulama’ dan ketua-ketua Islam sekalian, bahwa sangat patut kita berdiri ketika kita sampai di sini
membacanya, ialah untuk menunjukkan kesukaan kita kepada kelahiran Nabi dan cinta kepada
dirinya, dan juga untuk menandakan bahwa kita memuliakannya. Maka sungguh bertuahlah
siapa yang suka memuliakan Nabi s.a.w. itu sebagai tujuan hidupnya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka lahirlah Nabi kita Muhammad saw. itu dari bundanya dengan meletakkan ke atas bumi dua
belah tangannya, dan ia mendongakkan mukanya kelangit serta terbuka matanya, keadaan begitu
adalah sebagai menandakan kemuliaannya dan ketinggiannya, serta kelebihan kelebihannya yang
melebihi makhluk lain semuanya. Dan juga yang demikian itu adalah menunjukkan bahwa ia
kekasih Allah yang dijadikan sangat indah perangainya dan bentuk rupanya.
Dan setelah dilahirkan Nabi s.a.w. itu maka segeralah Siti Aminah ibunya memanggil Abdul
Muthallib nindanya, dan ketika itu Abdul Muthallib ada di Ka’abah sedang tawaf
mengelilinginya, lalu apabila mendengar yang demikian itu besarlah kegembiraannya. la pun
datang melihat Nabi dengan segera, dan kemudian ia membawa Nabi ke Ka’abah lalu masuk ke
dalamnya, dan ia berdiri di situ serta berdoa kepada Allah dengan niat bersihnya, dan ia
bersyukur kepada Allah karena telah dikurniakan seorang cucunda kepadanya.
Nabi kita Muhammad s.a.w. itu dilahirkan dengan sangat bersih keadaannya, serta ia telah
berkhitan dan telah terpotong pusatnya dari dalam perut ibunya. Dan harum bau tubuhnya, serta
berminyak rambutnya, serta tercelak kedua matanya, adalah dengan kudrat dan kehendak
Tuhannya. Inilah riwayat yang masyhur walaupun ada sebagian ularna’ yang lain mengatakan
bahwa Nabi kita itu telah dikhitan oleh Abdul Muttalib nindanya setelah Nabi sempurna tujuh
malam umurnya. Dan nindanya itu telah mengadakan majelis jamuan karena bersesuaian
dengannya, serta ia menamakan dia Muhammad dan memuliakan kedudukannya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Maka telah terjadilah beberapa kejadian yang mengherankan ketika dilahirkan, dan yang
demikian itu ialah sebagai tanda-tanda untuk menguatkan iman kita bahwa Nabi itu dipilih oleh
Allah untuk dijadikan NabiNya dan Rasul-Nya.
Satu dari perkara-perkara yang luar biasa itu sebagaimana yang tersebut tadinya, ialah ketika
dilahirkan Nabi kita maka malaikat-malaikat yang menjaga langit telah ditambah bilangannya,
supaya langit itu menjadi lebih kukuh pemeliharaannya, dan telah dihalau dari langit segala jinjin yang ingkar dan syaitan-syaitan yang jahat kelakuannya, dan telah dilemparkan kepada semua
syaitan-syaitan yang hendak naik ke langit itu api yang membakar, dan telah turun kepada Nabi
kita beberapa bintang-bintang yang terang cahayanya, dan dengan sebab ini teranglah pada
malam itu Kota Mekah baik tanah ratanya atau bukit-bukitnya.
Dan juga telah keluar bersama-sama Nabi saw. suatu cahaya yang amat terang keadaannya, yang
menerangi seluruh tempat dilahirkan Junjungan kita saw., sama seperti cahaya lampu-lampu
yang menerangi mahligai raja Romawi di Syam negerinya. Maka dilihat cahaya itu oleh merekamereka yang tinggal di Tanah Mekah.
Dan juga telah roboh istana raja Parsi di dalam negeri Iraq di Kota Madain tempatnya. Maka
istana yang roboh itu telah dibangun oleh raja Parsi yang bernama Anusyarwan dengan megah,
maka runtuh empat belas menara yang tinggi dari menara-menaranya, dan telah berguncang
kerajaan Parsi itu dengan sebab terperanjat pada kejadian-kejadian yang dengan tiba-tiba
menimpanya. Dan beberapa api yang disembah oleh orang-orang kafir Parsi tiba-tiba padam
pada malam itu, padahal api itu dijaga oleh mereka dan tidak pernah padam dari semenjak seribu
tahun sebelumnya. Maka padamnya api itu ialah dengan sebab terbitnya cahaya wajah Nabi s.a.w
yang bersinar seperti terangnya bulan empat belas.
Dan juga pada ketika itu keringlah air telaga yang bernama Sa’awah yang terletak di antara
negeri Hamdan dan Qom di dalam negeri Parsi. Maka telaga itu jadi kering karena telah kering
semua mata-airnya, tetapi sebaliknya telah melimpah pula air pada lembah yang bernama
Samawah padahal biasanya lembah itu kering kerontang dan banyak batunya, serta tidak pernah
sebelum itu dapat dijumpai air di situ walaupun untuk menghilangkan dahaga siapapun yang
kering kerongkongannya.
Dilahirkan Junjungan kita saw. itu di suatu tempat yang dikenali dengan nama Al ‘Iraas di dalam
negeri Mekah letaknya, dan Mekah itu ialah negeri yang tidak boleh dipotong pohon pohonnya
dan tidak boleh dicabut rumput-rumputnya.
Maka telah sedikit berselisih pendapat ulama’ Sejarah berkenaan dilahirkannya Junjungan kita
saw. itu tentang tahunnya, dan juga tentang bulannya dan harinya. Tetapi pendapat yang kuat
diantara pendapat-pendapat tadinya, ialah Junjungan kita saw. itu telah dilahirkan pada hari
Senin 12 Rabi’ul Awwal di dalam Tahun Gajah namanya, karena pada tahun itu raja negeri
Habsyah telah mencoba menyerang kota Mekah dengan menggunakan gajah-gajah yang banyak
jumlahnya. Tetapi Allah Ta’ala telah menyekat dan menghalang mereka untuk sampai ke Mekah
karena la memeliharanya.
YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
Bahwa Junjungan kita saw. itu disusui oleh ibunya selama beberapa hari masanya, dan kemudian
ia disusui oleh seorang perempuan yang bernama Tsuwaibah dari kaum Aslam namanya.
Tsuwaibah itu asalnya seorang budak kepunyaan Abu Lahab tetapi Abu Lahab telah
memerdekakannya, ketika Tsuwaibah itu datang memberitahu akan kelahiran Junjungan kita itu
kepadanya. Maka Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena berita itu sangat
menggembirakan hatinya.
Maka Tsuwaibah juga menyusui bersama Rasulullah anak lelakinya sendiri Masruh namanya,
dan juga seorang anak lelaki orang lain yaitu Abi Salamah gelarannya, serta Tsuwaibah itu sangat
memuliakan Nabi dan menghormatinya. Dan sebelum itu Tsuwaibah juga telah menyusui
Sayidina Hamzah seorang paman Nabi saw. yang dipuji karena jasanya karena ia banyak
menolong dan mempertahankan Agama Islam serta membelanya.
Dan kemudian nanti pada ketika Nabi saw. telah menjadi Rasul dan telah hijrah ke Madinah,
Nabi mengirim kepada Tsuwaibah itu dari Madinah hadiah uang dan pakaian yang layak
baginya. Maka selalu hadiah itu datang dari Nabi saw. kepada Tsuwaibah hingga Tsuwaibah
menemui ajalnya.
Ada sebagian orang mengatakan bahwa Tsuwaibah berpegang terus pada agama kaumnya, yaitu
agama jahiliah hingga matinya, tetapi ada pula orang yang mengatakan bahwa ia telah memeluk
Islam sebelum akhir hayatnya, dan perselisihan ini disebutkan dan diceritakan oleh lbnu Mandah
yang terkenal namanya.
Bahwa setelah Nabi saw. disusui oleh Tsuwaibah yang telah disebut tadi, maka ia telah disusui
pula oleh seorang perempuan muda yang digelari Halimah As sa’diah, dan Halimah sebelum
Nabi saw. disusui olehnya, ia telah mencoba mencari upah dengan susah payah, untuk hendak
menyusui siapa saja anak-anak orang Mekah, tetapi telah ditolak oleh mereka dengan sebab
kemiskinannya. Tetapi ketika ia menyusui Rasulullah saw. maka ia menjadi lega dan berkat
kehidupannya, pada hari itu juga sebelum terbit matahari, setelah ia menderita kepicikan dan
kesusahan yang sulit ditanggung olehnya.
Maka Allah Ta’ala telah mengurniakan kepada Halimah itu air susu yang banyak lagi putih dan
bersih keadaannya. Maka menyusulah Nabi saw. akan susu yang di sebelah kanannya, manakala
seorang anak lain menyusu pula akan susu yang di sebelah kirinya, lalu jadilah Halimah itu
mewah dan senang kehidupannya, padahal sebagaimana telah disebutkan tadi, keadaan Halimah
sebelum itu papa serta kurus dan lemah badannya. Bahkan menjadi gemuk seekor unta dan
beberapa ekor kambing yang dipelihara olehnya, dan hilanglah dari sisi Halimah itu segala bala’
dan kecelakaan dan sebagainya, bahkan sebaliknya kehidupan Halimah itu telah diliputi oleh
keadaan yang bertuah selanjutnya, yaitu murah rezeki serta senang dan aman dengan
sepenuhnya.
About these ads
Suka
One blogger likes this.
Filed under: Maulid
« Ibadah umum dan ibadah khusus ad-Diba`ie, penggubah Maulid Diba’ »
115 Tanggapan
1.
r1dhho, on April 3, 2008 at 13:40 said:
subhanallah……,
ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALIHI…,WA
ASHABIHI, WA AZWAJIHI…,WA DZURRIYATIHI….WA AHLI BAITIHI THOYIBIN
THOHIRIN.., WAL HAMDULILAHI ROBBIL ALAMIN……..
Balas
o
macan bawuk, on Februari 26, 2012 at 14:51 said:
shollu’alaihi waalihi waashaabihi waummatihi ilaa akhiirizzaman….
Balas
2.
Allahumma Salli 'ala Muhammad, on April 16, 2008 at 08:32 said:
Aljannatu wana’iimuha Sa’dul limayyusholli Wa yusallim Wa yubaarik ‘alaih…
Berbahagialah Orang yang memohonkan salawat,, salam serta berkah untuk Nabi SAW.
Dengan Surga & Kenikmatan yang tak terhingga!!
Balas
3.
royhan kusumah, on Oktober 21, 2008 at 02:36 said:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mohon maaf sebelumnya. kalimat yang artinya :YA ALLAH, HARUMKANLAH
KUBURNYA YANG MULIA
DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA,
bukankah agak janggal bagi kita yang tahu bahwa rasulullah SAW mengingatkan
umatnya agar tidak menjadikan kuburnya sebagai masjid. ini adalah hal yang tidak beliau
sukai seputar kubur. sementara kalimat ini menunjuk langsung kepada kuburan beliau
agar diberikan Allah bau-bauan yang harum? Saudaraku, kita harus berhati-hati terhadap
hal ini. Rasulullah SAW tidak ingin kita terlalu mengkultuskan beliau. yang hak adalah
kita mengikuti sunnah beliau dan ittiba’ pada amalan ibadah yang ditetapkan. mungkin
perlu kita kaji lagi bab keimanan kepada Rasulullah SAW.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
–> Wangalaikum salam wrwb. Maaf .. rupanya kepekaan anda terhadap indahnya karya
sastra agak kurang. Saya pun (mungkin) demikian. Tapi janganlah kita memvonis
sesuatu jika kita tak menguasai bidang dan ilmunya.
Anyway .. Saya kira doa itu tak ada masalah. Saya lebih melihat ada unsur kecintaan yg
mendalam kepada baginda Nabi saw dari lafadz doa itu. Di manakah kultusnya?
Bukankah sering pula kita mendoakan saudara kita dengan doa lafadz sendiri.
Tentang masjid, justru saat ini di kubur baginda Nabi saw terbangun masjid besar.
Balas
o
ahmad, on Februari 6, 2011 at 17:49 said:
laaa taqul ‘an syai in ma laa ilma laka…
Balas
syarif punk moeslim, on Juni 16, 2011 at 06:22 said:
betul apa kata royhan……
saya hanya ingin tanya… apa maksud dikatakan seperti teks berikut::
kepada Nur yang la telah jadikan terdahuludaripada segala makhluk yang
lainnya, yaitulah Nur yang telah berpindah-pindahdaripada satu dahi
kepada satu dahi yang mulia keadaannya, yaitulah dahimoyang-moyang
Nabi kita Muhammad Sall-Allahu alaihi-wa-sallam sehingga kepada dahi
Abdullah ayahandanya.??????
di nkitab ini kenapa kalian terlalu mengagungkan rasullah…… sedangkan
pengagungan hanya milik allah..
rasulullah bersabda:
SEMUA PENGAGUNGAN HANYA MILIK ALLAH.. (BUKKHORI)
o
pepenx10, on Januari 29, 2012 at 04:50 said:
orang yg menganggap kita mengkultuskan nabi muhammad saw adl perusak islam
dr dalam. perlahan tp pasti ia mencoba mengurangi kecintaan kita terhadap nabi
muhammad. hati-hati dengan mereka. mereka itu lebih jelek dr binatang ternak!!!
krn sbenernya mereka tdk tahu apa2 alias org tolol yg berorientasi dunia belaka.
Balas
arham, on Mei 13, 2012 at 12:54 said:
lebih baek lho jualan cendol ketimbang ngebaca ni kitab
gk ada manfaatnya
ngebaca al-qur’an yang wajib aja ente tinggalin hanya demi ngamalin ni
kitab
bole-bole aja ente cinta ma nabi pi tunjukanlah kecintaan ente tu dengan
amal perbuatan bukan malah dengan ucapan
inilah yang dimaksud dengan bisa ngemeng tapi gak bisa mengamalkan
mudahan aja ente diberi hidayah y sukur2 bisa tobat tapi malah keburu
wafat trus diobok-obok dch dineraka jahannam.
BARANG SIAPA YANG MENGERJAKAN AMALAN YANG TIDAK
ADA CONTOHNYA DARI KAMI MAKA IA TERTOLAK
(hadits sahih bukhori)
lok ente belon sadar juga baca tu kitab imam
syafi’i,muslim,bukhori,muslim,at-tirmidzi,at-thabrani dll.
semua kitab2 para ulamaq telah menentang hal-hal seperti yang anda tulis
y tapi lok anda masih ngengkel,ngebandel y terserah lakum dinukum
waliadin dech
waslam
–> jualan cendol ada manfaatnya. Baca ini kitab juga ada manfaatnya.
mas.. anda menghina ini kitab. Ketahuilah bahwa pengarang kitab ini
adalah seorang ulama besar. Bukan seorang pengarang lagu. Beliau
duduk belajar bersama ulama-ulama masjid nabawi. Silakan simak di
sini.
Anda menyuruh baca kitab imam syafi’i dll. Ketahuilah, pengarang kitab
ini adalah mufti syafi’i di madinah pada zamaannya.
Imam, on Mei 13, 2012 at 16:52 said:
Untuk Saudara Arham,
Sungguh keterlaluan ucapan2 dan hujatan2 Anda Saudara Arham, tidakkah
di madzhab Anda /kelompok Anda di ajarkan ucapan2 yang sopan dan
beradab ?
Nama Anda arham ( menyayangi ) mungkin tujuan orang tua Anda
menginginkan Anda menyayangi sesama tetapi malah yang keluar cacian
dan makian dari mulut Anda. ( Rosul tidak pernah mencontohkan ucapan2
seperti itu ).
PERTANYAAN SAYA :
Tulisan Anda :
BARANG SIAPA YANG MENGERJAKAN AMALAN YANG TIDAK
ADA CONTOHNYA DARI KAMI MAKA IA TERTOLAK
(hadits sahih bukhori)
Tolong sebutkan radaksi arabnya hadits itu karena saya baru membaca arti
hadits yang seperti ini !
Malah saya dapat mengatakan Andalah yang memalsukan makna hadits
itu. Sadarkah Anda terhadap ancaman Rosululloh tentang hal ini ?
o
Muhammad Mustiko Zulfa, on Desember 8, 2012 at 18:20 said:
Di antara hujjah wahabi dalam mensyirikan dan mengharamkan pembutan masjid
dekat quburan orang orang shalih adalah hadis Daripada aisyah r.a “Laknat Allah
kepada orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan Nabi mereka sebagai
masjid” (Riwayat bukhari dan muslim)
Memang Betul, hadis itu sohih…Tapi bagaimana maksud hadis itu… Orangorang orientalis pun pandai membaca dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, tetapi
salah faham dan memahaminya dengan salah, lalu menolak umat Islam dengan
dalil-dalil tersebut. Perbuatan itu juga terlaknat dalam Islam.
Persoalan pertama, banyak mereka yang salah faham atau buruk sangka. Buruk
sangka itu dosanya amat besar. bahkan, fitnah itu lebih besar dari membunuh, dari
sudut kemudarathannya, dan semoga Allah s.w.t. memberi hidayah kepada
mereka
Adapun hukum ziarah kubur, itu jelas dibolehkan dalam Islam, kecuali sebagian
golongan ghulluw dari kalangan Wahhabi yang mengharamkan ziarah kubur
karena buruk sangka terhadap sesama muslim. Hal ini sama seperti
mengharamkan apa yang halal dalam Islam, sama seperti para rahib Yahudi yang
mengharamkan apa yang halal dalam syariat yang diturunkan oleh Allah s.w.t.
kepada mereka.
Kita jelaskan makna hadis itu, SUPAYA memberi pemahaman bagi orang-orang
yang jahil dan ingin belajar. Adapun terhadap orang yang jahil tetapi tidak mau
belajar, melainkan ta’asub dan sebagainya, maka hanya Allah s.w.t.-lah yang
Maha Memberi Hidayah.
Pertama: Hadis ini menerangkan tentang laknat Allah s.w.t. terhadap orang-orang
Yahudi dan Nasrani yang “menyembah” para Nabi mereka, bukan larangan
membanguun tempat ibadah di sekitar kuburan para Nabi a.s..
Kedua: Kalau benar orang-orang Yahudi dan Nasrani membangun tempat ibadah
(lafazd hadis, masjid) di atas kuburan para nabi a.s., maka dimanakah tempattempat ibadah tersebut sekarang ?
Adapun kaum Yahudi, Allah s.w.t. menceritakan kejahatan mereka dengan
membunuh para Nabi a.s.. Jadi secara umum mereka yang membunuh para Nabi
a.s., tak akan mau membangun masjid-masjid atau tempat ibadah (menurut
terjemahan wahabi) di atas kuburan mereka?
Adapun perihal kaum Nasrani, mereka hanya mempunyai satu Nabi yang menjadi
panutan mereka, dan membedakan mereka dengan Muslim dan Yahudi, iaitu Nabi
Isa a.s.. Persoalannya, dimanakah kubur Nabi Isa a.s.? Dimanakah masjid yang
mereka bangun di atas kuburan Nabi Isa a.s. tersebut?
Jelaslah bahwa, hadis ini tidak berkaitan dengan kuburan para Nabi a.s. itu
sendiri, karena orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah membangun tempat
ibadah (lafaz hadis: masjid) di atas kubur para Nabi mereka, karena nabi orangorang Nasrani sendiri tidak mempunyai kubur (iaitu Nabi Isa a.s). Adakah gerejagereja dibangun atas kubur Nabi Isa a.s.?
Jadi, secara jelas, hadis ini tidak menceritakan tentang kubur itu secara fizikal,
dan tidak pula menceritakan tentang perihal membangun tempat ibadah di
kawasan kubur. Hanya orang-orang jahil saja yang memahami hadis tersebut
dengan terjemahan textual..
Lebih jelas lagi, dalam hadis tersebut, Rasulullah s.a.w. menggunakan perkataan:
“membangun masjid”. Secara jelas, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah
menamakan tempat ibadah mereka sebagai masjid. dalam Al-Qur’an di sebutkan
bahwa tempat ibadah yahudi dan nasrani iaitu “sowa’iq” dan sebagainya. Tempat
ibadah Orang-orang Nasrani bukan masjid, tetapi kanisah (gereja). Hanya orangorang jahil saja yang tidak faham isyarat Rasulullah s.a.w. dalam hadis tersebut,
lalu cepat melatah.
Jadi, Rasulullah s.a.w. tidak pernah merujuk perkataan “masjid” dalam hadis
tersebut sebagai tempat ibadah (di atas wazan isim makan) tetapi menceritakan
tentang hal pengabdian orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap Nabi-nabi
mereka, walaupun tanpa membangun tempat ibadah di atas kuburan mereka.
Orang-orang Yahudi menyembah Uzair (dikatakan sebagai anak Tuhan) dan
Nasrani menyembah Nabi Isa a.s. yang dikatakan sebagai anak Tuhan juga.
Tetapi, mereka tidak pernah membangun tempat ibadah di atas kubur-kubur para
Nabi a.s. tersebut. Bahkan, mereka (Yahudi dan Nasrani) juga tidak pernah
membangun mesjid masjid seperti lafaz asal dalam hadis tersebut.
Jadi, Hadis ini tidak menceritakan tentang membangun tempat ibadah di kawasan
kubur, tetapi menceritakan tentang penyembahan orang-orang Yahudi dan Nasrani
terhadap para nabi mereka, walaupun tanpa kuburan. Itu “point” pertama untuk
hadis di atas yang mana tidak ada kaitan dengan membangun mesjid dekat qubur
===========================================
Untuk lebih jelasnya kita lihat fatwa ulama yang ada kaitannya dengan hadis di
atas;
1. SHOLAT DI DALAM tanah PEKUBURAN
Al qobru adalah tempat dimana manusia dikebumikan sedangkan Al makbaroh
berarti pekuburan. Alqobru maupun Al makbaroh adalah tempat yang dimuliakan
berdasarkan syariat dikarenakan memuliakan mayyit yang di dalamnya. Oleh
karena itu para fuqoha sepakat bahwa menginjak kuburan itu hukumnya makruh
sesuai dengan hadist riwayat At tirmidzi juz 1 halaman 123 dan imam At thobroni
di kitab Al Ausath halaman 153 Artinya : bahwasannya nabi saw melarang untuk
menginjak kuburan . Namun ulama madzhab Malikiyah mengkhususkan
kemakruhan tersebut atas kuburan yang menonjol (tidak rata dengan tanah)
sebagaiman para ulama Syafi’iyah dan Hambaliyah mengecualikan (hilangannya
kemakruhan) bila menginjak kuburan dikarenakan ada keperluan misalkan bila
seseorang tidak bisa mencapai kuburan tertentu kecuali dengan manginjak
kuburan yang lain.
Adapun hukum sholat dikuburan maka para ulama madzhab Hanafiyah
berpendapat bahwa sholat tersebut dihukumi dengan makruh sesuai dengan
pendapat imam Sufyan Atsauri,imam Al Auza’ie dikarenakan pekuburan adalah
tempat terduaganya berbagai najis (madzon An najasah) dan juga menyerupai
perbuatan orang yahudi. Maka kemakruhan tersebut akan hilang dan menjadi
mubah bila di pekuburan tersebut terdapat tempat yang disediakan untuk sholat
sehingga tidak ada najis disana dan bersih dari kotoran.
Para ulama Malikiyah berpendapat dibolehkan untuk melakukan sholat di
pekuburan baik pekuburan yang ramai/dipakai maupun yang tidak terpakai (sudah
usang) sudah tergali maupun tidak,pekuburan muslim maupun non muslim.
Para ulama madzhab Syafi’iyah memberi perincian (tafsil) sabagai berikut:
1. Tidak sah sholat di pekuburan yang tanahnya tergali dengan tanpa khilaf
(sepakat) dikarenakan tanah galian tersebut menjadi mutanajjis bercampur dengan
nanah orang-orang yang telah mati. Tidak sah tersebut apabila ia tidak menggelar
hamparan di bawahnya,adapun apabila ia menggelar hamparan di bawahnya (tikar
dan sebagainya) maka menjadi makruh.
2. Namun bila pekuburan tersebut tidak tahaqquq (nyata,jelas) tidak tergali
sehingga aman dari najis maka sholatnya sah dengan tanpa khilaf dikarenakan
kesucian tempat yang muttasil dengannya. Namun tetap dihukumi makruh tanzih
dikarenakan pekuburan adalah tempat timbunan dari najasah.
3. Bila diragukan apakah kuburan tersebut tergali apa tidak?maka ada dua qoul
(pendapat) yang paling shohih adalah sholat tersebut sah disertai makruh karena
yang ashal adalah kesucian tanah tersebut sehingga tidak bisa dihukumi najis
yang disebabkan keraguan. Sedangkan qoul yang menjadi muqobilnya adalah
sholat tersebut tidak sah dikarenakan sesuai dengan kaidah: yang ashal adalah
ketetapan kefardluan atas dzimmahnya sedangkan dia ragu-ragu dalam
pengguguran kefardluan sholat itu padahal kefardluan tidak bisa menjadi gugur
disebabkan keraguan.
Para ulama madzhab Hanbaliyah sholat di pekuburan itu hukumnya tidak sah baik
pekuburan yang sudah lama maupun yang masih baru,sering digali maupun tidak.
Namun demikian tidak boleh dilarang melakukan sholat di tempat yang terdapat
satu sampai dua buah kuburan dikarenakan tidak dinamakan pekuburan karena
yang dimaksud Al makbaroh adalah nama bagi pekuburan yang mencakup tiga
buah kuburan atau lebih. Mereka (Hanabilah) meriwayatkan bahwa segala sesuatu
yang termasuk dalam kategori Al makbaroh maka sekalilingnya tidak bisa dipakai
untuk tempat sholat. Mereka menyatakan bahwa: BOLEH MELAKUKAN
SHOLAT dirumah atau bangunan yang dikubur dirumah tersebut tiga buah
kuburan atau lebih sebab yang demikian TIDAK BISA DINAMAKAN AL
MAKBAROH (PEKUBURAN). Inilah pernyataan para fuqoha (ulama ahli fiqih)
tentang masalah SHOLAT DI PEKUBURAN. Mereka tidak menyinggungnyinggung masalah sholat DI MASJID YANG ADA KUBURAN DI
SAMPINGNYA.
2. SHOLAT DI MASJID YANG ADA KUBURAN DI DALAMNYA
Ada pun melakukan sholat di masjid yang di dalamnya terdapat seorang nabi AS
atau orang-orang yang saleh maka sholat tersebut dipandang shah dan legal
menurut syari’at bahkan terkadang mencapai derajat kesunnahan. Hal ini
berkenaan dengan berbagai dalil dari Al qur’an,As sunnah,perbuatan para sohabat
dan IJMA’ FI’LI dari kalangan umat islam.
* SUMBER DARI AL QUR’AN
Dalil yang diambil dari Al qur’an tersebut terdapat dalam firman Allah SWT surat
Al kahfi ayat 21: Artinya: maka mareka berkata segolongan diantara penduduk
kota :Dirikanlah bangunan dimuka pintu gua”. Tuhan mereka lebih mengetahui
tentang mereka berkatalah orang yang dapat mengalahkan golongan pertama
Demi Allah kami akan menjadikan di atas tempat mereka sebuah masjid (untuk
mendapatkan berkah mereka).(Terjemah Al qur’an Al bayan oleh prof.TM Hasby
As shiddiqi).
Wajah istidlal dari ayat ini adalah bahwa ayat tersebut memberi isyarat tentang
kisah Ashabul kahfi ketika orang-orang menemukan gua pembaringan mereka
sehingga orang-orang ada yang mengatakan kita buat bangunan ada juga yang
mengatakan sungguh akan kami jadikan tempat ini sebagai masjid untuk
mengenang dan mencari keberkahan dari mereka.
- Siyaq (konotasi) dari ayat tersebut menunjukkan bahwa ucapan yang pertama
adalah ucapan orang-orang musyrikin sedangkan ucapan yang kedua adalah
ucapan orang-orang yang bertauhid (muwahhidin). Namun ayat tadi
mencampakkan kedua perkataan dengan tanpa pengingkaran. kalau saja ada hal
yang bathil maka tentu yang pantas dan sesuai adalah ayat tersebut memberi tanda
atau isyarat dengan sebuah qorinah.
Adapun penetapan kedua macam ucapan dari kedua ayat tersebut itu
menunjukkkan bahwa adanya keberlangsungan syari’at bagi kedua glongan
tersebut,yakni sayri’at musyrikin dan sayri’at muwahhidin. Namun kita
perhatikan bahwa statemen ayat menyebutkan ucapan-ucapan muwahhidin
dengan sebuah siyaq (konotasi bahasa) yang memberikan faidah pujian
dengan indikasi diperbandingkannya dengan ucapan orang-orang musyrik yang
berkonotasi keraguan, sedangkan ucapan Al muwahhidin berkonotasi kepastian
(menggunakan la ibtida’ dan nun taukid: LANATAKHIDZANNA ) sebagai
pancran dari pandangan keimanan,yakni mereka bukan sekedar hanya mau
mendirikan bangunan namun mereka akan mendirikan masjid tempat beribadah
dan menyembah Allah SWT. Ucapan semacam ini bahwa mereka adalah kaum
atau kelompok yang mengenal Allah SWT dan mengetahui cara beribadah dan
melakukan sholat:
Imam Al Razi dalam tafsirnya mengatakan:…..Artinya kami menyembah Allah
dan beribadah kepadanya dan kami membangun masjid ini untuk mengenang
petilasan Ashabul kahfi.(tafsir Al Razi juz 11 halaman 106 daar el- fikr).
* Al imam As syaukani berkata: dalam ayat tersebut memberi isyarat bahwa
penyebutan mereka menjadikan masjid menunjukkan ucapan atau perkataan
orang-orang muslim dari glongan yang dapat mengalahkan golongan pertama.
Ada pula yang mengatakan mereka itu adalah kerabat penguasa dan para pejabat
dikarenakan mereka mengalahkan pendapat dari
selain mereka. Namun pendapat yang pertama itulah yang lebih tepat (tafsir fath
Al qodir juz 2 halaman 277).
Dan juga pendapat ahli tafsir lain lihat:
فقد روى ابن أبي حاتم في تفسيره عن السدي فقال الملك :لتخذن عند هؤلء القوم الصالحين مسجدا
عل مي سجهسم ممسسججددا ( ) تفسير
فلعبدن الله حتى أموت فذلك قوله ) مقامل ال مجذيمن م
عملى أ مسمجرجهسم ل من مت مجخمذ من م
غل مببوا م
.ابن أبي حاتم – ج 7ص (2353
وقال الطبري في تفسيره ” :وقد اختلف في قائلي هذه المقالة أهم الرهط المسلمون أم هم الكفار ؟ وقد
ذكرنا بعض ذلك فيما مضى … ” ثم نقل قول عبد الله بن عبيد بن عمرو ” :عممي الله على الذين
أعثرهم على أصحاب الكهف مكانهم فلم يهتدوا فقال المشركون :نبني عليهم بنيانا فإنهم آباء أبنائنا
ونعبد الله فيها ،وقال المسلمون :بل نحن أحق بهم هم منا نبني عليهم مسجدا نصلي فيه ونعبد الله
فيه ” ) تفسير الطبري – ج 9ص (281
عملى أ مسمجرجهسم ( وهم المؤمنون الذين لم يشكوا في ..
وقال الواحدي في ) الوسيط ( ) ” :مقامل ال مجذيمن م
غل مببوا م
ج
عل مي سجهسم ممسسججددا ( ” ) الوسيط – ج 3ص ( 141
ن
م
ذ
خ
ت
ن
ل
م
م
.البعث الملك وأصحابه ) م م م
عملى أ مسمجرجهسم ( قال ابن قتيبة .:
وقال ابن الجوزي في ) زاد المسير ( ” :قوله تعالى ) :مقامل ال مجذيمن م
غل مببوا م
يعني المطاعين والرؤساء قال المفسرون :هم الملك وأصحابه المؤمنون اتخذوا عليهم مسجدا ” ) زاد
.المسير – ج 5ص (91
عومن بمي سن مبهسم أ مسممربهسم ( قال ابن عباس :يتنازعون في البنيان ،فقال
وقال البغوي في تفسيره ) ” :جإسذ ي متممنامز ب
المسلمون :نبني عليهم مسجدا يصلى فيه الناس لنهم على ديننا ،وقال المشركون :نبني عليهم
.بنيانا لنهم من أهل ديننا ” ) تفسير البغوي – ج 3ص ( 129
وقال الشوكاني في ) فتح القدير
عل مي سجهسم ممسسججددا (
ذكر اتخاذ المسجد يشعر بأن هؤلء الذين غلبوا ) مقامل ال مجذيمن م
عملى أ مسمجرجهسم ل من مت مجخمذ من م
غل مببوا م
على أمرهم هم المسلمون ،وقيل هم أهل السلطان والملك من القوم المذكورين فإنهم الذين غلبوا على
أمر من عداهم ،والول أولى قال الزجاج :هذا يدل على أنه لما ظهر أمرهم غلب المؤمنون بالبعث
والنشور لن المساجد للمؤمنين ” ) فتح القدير – ج 3ص (329
SUMBER DARI AS SUNNAH
Sumber dari As sunnah yaitu hadits Abu busheir r.a yang di riwayatkan oleh Al
hafidz Abdurrozaq:bahwa Abu busheir membelot dari tangan orang-orang
musyrik setelah Suluh Al hudaybiah,kemudian dia berangkat menuju Saif Al bahr
dan Abu jandal ibn Suheil menyusulnya kemudian sehingga orang-orang
berbondong- bondong menyusul mereka berdua sampai berjumlah 300 orang. Abu
busheir lah yang mengimami sholat mereka beliau pernah mengatakan : Allah
adalah dzat yang maha luhur dan maha agung # barang siapa membela Allah
maka ia akan ditolong Maka ketika Abu jandal menyusul Abu busheir,Abu jandal
lah yang mengimami kaum tersebut Diceritakan apabila rombongan kafir quraisy
melintasi meraka pastilah mereka menyandra dan membunuh mereka. Pada
akhirnya kafir quraisy mengutus delegasi ke nabi SAW memohon perdamaian dan
hubungan persahabatan mereka menyatakan siapapun dari kaum Abi busheir yang
tunduk kepada nabi SAW (berkaitan dengan perdamaian Al hudaibiyah) maka dia
aman dan dilindungi. Kemudian nabi SAW manulis sepucuk surat untuk Abi
jandal dan Abi busheir supaya mendatangi beliau beserta orang-orang islam anak
buah mereka berdua. Ketika surat nabi SAW sampai kepada Abi jandal Abu
busheir pun meninggal dunia dalam keadaan membaca dan surat dari nabi SAW
itu berada di genggangaman tangannya MAKA KEMUDIAN ABU JANDAL
MENGUBURKANNYA DAN MEMBANGUN MASJID DIATAS
KUBURANNYA. (Riwayat Ibnu Abdil bar di kitab Al isti’ab juz 4 halaman
1614,Ar roudhul Al unf juz 4 halaman 59,Ibnu Sa’ad di kitab At tobakot Al kubro
juz 4 halaman 134,As siroh Al halabiyah juz 2 halaman 270,Musa ibn Uqbah di
kitab Al maghozi,Ibnu Ishaq di kitab As siroh).(Imam Malik ibn Anas mengatakan
hendaklah kalian berpegangan kepada kitab Al maghozi seorang laki-laki yang
saleh yaitu Musa ibn Uqbah karena kitab tersebut adalah kitab yang paling shohih
diantara kitab Maghozi yang lainnya,Yahya ibn Ma’in berkata kitab Musa ibn
Uqbah adalah kitab yang paling shohih).
Adapun perbuatan para shohabat r.a sangat jelas kita dapati ketika merekabersikap
atas kejadian penguburan rasulillah SAW dan perbedaan pendapat mereka,yakni
apa yang diriwayatkan imam Malik ibn Anas r.a beliau berkata: orang-orang
berkata sebaiknya nabi di kubur di samping MIMBAR,sedangkan yang lain
berkata di kubur di BAQI saja,tiba-tiba Sayyidina Abu bakar As siddiqh datang
dan seraya berkata: aku mendengar nabi SAW bersabda tidak di kubur seorang
nabi melainkan ditempat dimana ia meninggal ……pada akihrnya nabi pun di
kebumikan di tempat itu (Kamar aisyah r.ha). (kitab Al muatto’ juz 1 haaman
231).
Wajah istidlal dari hadits di atas adalah:
1. bahwa para shohabat Nabi SAW mengusulkan bahwa hendaknya Nabi SAW di
kebumikan di samping mimbar dimana mimbar tersebut bagian dari dalam masjid
nabawi,dan usulan ini tidak diingkari oleh serang shohabat pun.
2.Sayyidina Abu bakar r.a tidak menyetujui usulan ini BUKAN KARENA
KEHARAMAN MENGUBUR NABI SAW DI DALAM MASJID,namun karena
beliau menyesuaikan sendiri dengan perintah Nabi SAW untuk di kebumikannya
ditempat dimana beliau meninggal.
Kalau kita pikirkan tentang pemakaman Nabi SAW di tempat itu di mana tempat
tersebut bersambung langsung dan berhubungan langsung dengan masjid yang
digunakan untuk sholat begitu pula tidak jauh dengan kejadian mendirikan masjid
disamping ruangan yang terdapat kuburan orang-orang solih atau para aulia di
zaman kita sekarang ini,yang berarti kuburan tersebut nyambung dengan masjid
sedangkan orang-orang melakukan sholat di pelataran/ruangan di luar ruangan
makam tersebut.
Memang ada yang menentang pendapat ini,si penentang tersebut mengatakan
bahwa: hal ini khusus bagi Nabi SAW. Padahal itu tidak benar sebab khususiah
bagi nabi SAW membutuhkan dalil yang menyatakan khususiah,maka hukum pun
berlaku sesuai dengan asalnya yakni hukum sesuai dengan asal yang menyeluruh
bagi siapapun selagi tidak ada dalil yang menyatakan khususiah.
Sehingga jelaslah bahwa pendapat yang menyatakan hal tersebut adalah
khususiah bagi Nabi SAW itu pendapat yang BATHIL…!. Apalagi di samping
nabi dikubur juga dua orang sahabatnya yang terkemuka yaitu Sayyidina Abu
bakar r.a dan Sayyidina Umar ibn Khottob r.a. Apakah itu khususiah juga??
sedangkan kita pun tahu bahwa siti Aisyah r.ha selalu melakukan sholat baik
sholat fardhu maupun sholat sunnah di kamar tersebut…..bukan kah ini perbuatan
shohabat yang disepakati/diijma’ atas kebolehannya….???
SUMBER DARI IJMA’ FI’LY (KONSENSUS)
Hal ini adalah termasuk perkara yang telah disepakati akan keboehan melakukan
sholat baik oleh kalangan salaf maupun kholaf bahwa kaum muslimin melakukan
sholat di masjid Nabi SAW maupun di masjid-masjid yang terdapat kuburankuburan para sholihin dengan TANPA DIINGKARI. Begitu juga iqror para ulama
yang tujuh orang di madinah yang telah sepakat untuk memasukkan Al hujroh As
syarifah (kamar yang mulia) kedalam masjid nabawi,dimana di dalamnya terdapat
tiga buah kuburan. Para fuqoha As sab’ah (tujuh ahli fiqih kalangan tabi’in) tidak
ada yang menentang hal ini kecuali IMAM SA’ID IBNUL MUSAYYIB. Beliau
menentang bukannya memadang keharaman melakukan sholat di masjid itu
dikarenakan ada kuburan akan tetapi dikarenakan beliau berkeinginan agar supaya
kamar yang mulia itu tetap utuh dan bisa dilihat oleh orang-orang islam sehingga
orang-orang islam dapat mengetahui bagaimana perihidup baginda Nabi SAW
agar mereka dapat melakukan kezuhudan dari dunia…………
–> yang jelas sepengetahuan saya,
……yang menjadikan kuburan sebagai masjid
itu jauh berbeda dengan yang ada di kalangan kaum muslimin bahwa,
membangun masjid di dekat kuburan
Jadi apa yg dikafirkan itu sama sekali salah sasaran.
Bahkan mohon maaf.. masjid yang di dalamnya ada kuburannya itu adalah
masjid Nabawi, yaitu baginda Nabi saw, beeserta sahabat Abu Bakar dan Umar
ibn Khatab ra. Beranikah wahabi mengkafirkannya sesuai logika wahabi.
Innalillahi wa inna illaihi raji’un.
wallahu a’lam.
Balas
4.
al amin, on November 10, 2008 at 07:51 said:
ALLAAHUMMA SHOLLI WA SALLIM WABAARIK ‘ALAIIIH… WA’ALAA
AALIIHH….
SUBHAANANALLAAAH….
Balas
5.
Abank, on Juni 1, 2009 at 12:06 said:
assalamu ‘alaikum
makasih mas!!!!
blog antum memang jagonya
assalamu ‘alaikum
–> wa’alaikum salam wrwb. Ma kasih juga mas .. mohon doa.
Balas
6.
arief, on Juli 11, 2009 at 06:32 said:
Assalamu alaikum..
makasih buanget ya kang..sungguh karya sastra yg bagus..
Wassalam..
Balas
7.
alisya, on Oktober 31, 2009 at 13:30 said:
pada antum sekalian pelajarilah akidah siah yang sangat menyesat kan kaum suni, agar
antum bisa mengetahui tulisan diatas kuatkan ilmu,berjalanlahdiatas sunah nabi yang
mulia agr kita tidak disesatkan oleh ALLAH SUBHANAWATA’ALA MASALAH
AGAMA JANGAN DGN HAWA NAFSU,.
–> Jika anda menuduh penulis Maulid al Barzanji ini adalah orang syiah, anda salah
besar. Penulisnya adalah syaikh Ja’far al Barzanji. Saiyid Ja’far al-Barzanji (1126-1177
H) penyusun Maulid al-Barzanji adalah seorang ulama Madinah dan beliau adalah
seorang Mufti Mazhab Syafi`i di Madinah al-Munawwarah.
Balas
o
ahmad, on Februari 6, 2011 at 17:54 said:
ente belajar dulu dah nulis asma Allah,baru komentar…
Balas
M. SHOLEH AL-QUDSY, on Februari 14, 2011 at 06:32 said:
Na’am… bnyk org yg suka memvonis sesuatu, padahal dia belum benar2
faham tntg “sesuatu” tersebut…
o
Said, on April 14, 2011 at 05:36 said:
waaaaduuuh. . . . .
ade lagi. . . . alisya nte urusi diri nte dahulu,belajar ilmu. .. yang Alloh tuangkan
dan berikan lewat Ulama para Aanbiyya. . . . PAra Mursyid. . . .Kiayi. .. .Jangan
memfonis sesat. . . nte bocah baru kmaren. . .udeh benahin dulu diri ente, , ,pa lagi
nte wanita. . .jangan. . . ye, , , pertanyaan yang ane kasih sama nte. . . nte knal
Alloh, , , Nulis asmanye Salah, , ,nte solat jalanin sunah nabi. . .ane tanya ALLOH
DIMANA? Alafwu. . . Wassalamualaikum Wr. Wb
Balas
arham, on Mei 13, 2012 at 12:59 said:
lebih baek lho jualan cendol ketimbang ngebaca & ngebela ni kitab
gk ada manfaatnya
ngebaca al-qur’an yang wajib aja ente tinggalin hanya demi ngamalin ni
kitab
bole-bole aja ente cinta ma nabi pi tunjukanlah kecintaan ente tu dengan
amal perbuatan bukan malah dengan ucapan
inilah yang dimaksud dengan bisa ngemeng tapi gak bisa mengamalkan
mudahan aja ente diberi hidayah y sukur2 bisa tobat tapi malah keburu
wafat trus diobok-obok dch dineraka jahannam.
BARANG SIAPA YANG MENGERJAKAN AMALAN YANG TIDAK
ADA CONTOHNYA DARI KAMI MAKA IA TERTOLAK
(hadits sahih bukhori)
lok ente belon sadar juga baca tu kitab imam
syafi’i,muslim,bukhori,muslim,at-tirmidzi,at-thabrani dll.
semua kitab2 para ulamaq telah menentang hal-hal seperti yang anda tulis
y tapi lok anda masih ngengkel,ngebandel y terserah lakum dinukum
waliadin dech
waslam
–> mas.. anda menghina ini kitab. Ketahuilah bahwa pengarang kitab ini
adalah seorang ulama besar. Beliau duduk belajar bersama ulama-ulama
masjid nabawi. Silakan simak di sini. Seberapa ilmu anda telah
menyamainya, mengetahui kesalahan-kesalahannya.. sehingga berani
menghinanya. Na’udzubillah…
8.
rm, on November 3, 2009 at 06:33 said:
Assalamu ‘alaikum ustad
Mestinya kita gak usah memfonis ini benar dan itu salah,albarzanzi itu baik bagi yang
memandang baik atau sebaliknya.
Yang pakai ya sumonggo , yg tidak ya silahkan.
Yang penting ngerti terhadap apa yang ada di dalam kitab albarzanji,bisa diamalkan dan
semakin TA’AT pada Aturan Allah
Apapun baiknya yang dibaca kalau semkain jauh dari ketaatan maka MUSPRO
Matursuwun
Wassalamu ‘alaikum
Balas
o
Moro, on Juni 29, 2011 at 22:00 said:
bener RM… mantap lah
kalo ga suka ya tinggalkan… ga da yg bilang berzanjenan tu wajib kan…
ktimbang ribut, malah jadi ikhtilaf juhala’
http://www.cape_deh.com
Balas
9.
uut, on November 5, 2009 at 13:21 said:
Maulid Al Barzanji
http://blogsalaf.co.cc/hasil.html?
cx=