Penunjang Diagnostik Fisioterapi Pertemuan 1
PENUNJANG
DIAGNOSIS
FISIOTERAPI
PERTEMUA
N
1
2
Wismanto, SPd, S Ft, M
Fis.
PENGANTAR
PENUNJANG DIAGNOSIS
Penunjang Diagnosis
Pendahuluan
Data-data penunjang diagnosis
hendaknya digunakan setelah FT’s
melakukan tahapan asesmen
fsioterapi dengan benar.
Data-data penunjang diagnosis tidak
dapat memberikan informasi seperti
gejala / symtoms yang terjadi pada
pasien.
Misal :
Seorang penderita LBP melalui MRI dapat
terlihat adanya tekanan pada sisi
posterolateral, akan tetapi gejala nyeri yang
dirasakan tidak mutlak hanya pada gerakan
ke feksi saja.
Informasi dari MRI tidak dapat
menggantikan pemeriksaan Fisioterapi
dimana informasi tentang gerakan profokasi
nyeri, ekspresi, endfeel of movement, dll
hanya di peroleh melalui asesmen fsioterapi.
Informasi tersebut menjadi pertimbangan
penetapan program, dosis, bentuk intervensi,
penetuan modalitas, dll.
Peran Data Penunjang Diagnosis
Sebagai verifkasi hasil temuan dari
asesmen fsioterapi
Memberikan data-data dalam bentuk
ukuran tertentu
Mempertegas Diagnosis yang dibangun
Menjadi pertimbangan dalam
penetapan program
Menunjang diferential diagnose
Data evaluasi program yang objektif
Latar Belakang
Peran Penunjang diagnosis Fisioterapi dalam
pelayanan masih sangat rendah.
Kompetensi FT’s memanfaatkan data
pendukung untuk menentukan diagnosis
fsioterapi yang masih belum terpenuhi.
Perkembangan teknologi bidang pemeriksaan
dan diagnostik yang semakin maju tidak diikuti
dengan pemanfaatannya di Bidang Pelayanan
Fisioterapi
Perlunya penyegaran INTRODUKSI
MENEGEMENT PELAYANAN FISIOTERAPI
I. INTRODUKSI MENEGEMENT PELAYANAN
FISIOTERAPI:
Input, proses, output , outcome
Sistem
Himpunan yang terdiri dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan. Dalam sistem
setidaknya ada komponen input, proses,
dan out put
input
proses
Umpan balik
output
Sistem Proses Fisioterapi
input
Pasien
PT is
Peralatan
Metode
Kode etik
SOP
dll
proses
Assesment
Diagnosis
Planning
Intervensi
Evaluasi
output
Pasien sembuh
PT is Pandai
Modi Peralatan
Metode baru ?
dll
outcome
Kepuasan
pasien
PT is
Manajemen
Share Hoder
Standard Praktik
Fisioterapi
II. INTRODUKSI KONSEP PROSES FISIOTERAPI :
Asesmen, diagnosis, planning, intervensi, evaluasi
Physical Therapy Process
Proses
Fisioterapi adalah bentuk
pelayanan yang dilakukan oleh atau
dibawah pengarahan dan superfsi
oleh
Fisioterapis
termasuk
assesment, diagnosis, perencanaan,
intervensi dan evaluasi.
KEPMENKES 1363 Pasal 12
Fisioterapis dalam melaksanakan
praktik
fsioterapi
berwenang
untuk melakukan ;
a. Asesmen fsioterapi yang meliputi
pemeriksaan dan evaluasi
b. Diagnosa fsioterapi
c. Perencanaan fsioterapi
d. Intervensi fsioterapi
e. Evaluasi/re-evaluasi/re-asesmen.
PROSES FISIOTERAPI
ASESSMENT
DIAGNOSE
PLANNING
INTERVENTION
REEVALUATION
COORDINATION, COMMUNICATION,
DOCUMENTATION
STANDAR PRAKTEK FISIOTERAPI
A. ASESMEN
( PENGKAJIAN )
Assessment
includes
both
the
examination of individuals or groups
with actual or potential impairments,
functional limitations, disabilities, or
other conditions of health by history
taking, screening and the use of
specifc tests and measures and
evaluation of the results of the
examination through analysis and
synthesis within a process of clinical
(WCPT)
reasoning.
A. ASESMEN
( PENGKAJIAN )
Asesmen termasuk pemeriksaan dan
evaluasi
pada
perorangan
atau
kelompok,
nyata
atau
yang
berpotensi untuk terjadi kelemahan,
keterbatasan
fungsi,
ketidakmampuan
atau
kondisi
kesehatan
lain
dengan
cara
pengambilan
perjalanan
penyakit
(history
taking),
skreening,
test
khusus, pengukuran dan evaluasi dari
hasil pemeriksaan melalui analisis
ASSESM EN T
asesm en
E X A M IN A T IO N
( P E M E R IK S A A N )
d a t a g a t h e r in g
E V A L U A T IO N
( EVALU ASI )
a n a s is & s in t e s is
Asesmen termasuk pemeriksaan pada
perorangan atau kelompok, nyata atau
yang berpotensi untuk terjadi kelemahan,
keterbatasan
fungsi,
ketidakmampuan
atau kondisi kesehatan lain dengan cara
pengambilan perjalanan penyakit (history
taking),
skreening,
test
khusus,
pengukuran dan evaluasi dari hasil
pemeriksaan melalui analisis dan sintesa
PEMERIKSAAN
examination
of
individuals
or
groups with actual or potential
impairments, functional limitations,
disabilities, or other conditions of
health by
history taking,
screening and
the use of specifc tests
and measures
EVALUASI
evaluation of the results of the
examination through analysis and
synthesis within a process of
clinical reasoning.
Pemeriksaan
Pengumpulan
Data - data
Evaluasi
•
Analisis
• Sintesis
Clinical reasoning
Pemeriksaan & evaluasi hasil
pemeriksaan
Pemeriksaan :
history taking : Riwayat penyakit,
anamnese
screening : Penyaringan : ada vs tidak ada
the use of specifc tests : mis. mc murray
measurements : pengukuran pengukuran
Evaluasi
analisa - mengurai,
sintesa - merangkai yang cocok
PEMERIKSAAN
- History Taking
- Screening
- Specifc test
- Measurement
EVALUASI
DATA PENUNJANG
-Pemeriksaan lab Kimia
- Imaging (X-ray, MRI)
- Ultrasonography
- Electromyography
- Electrocardiography
- Spirometri, dll
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
ASSESMENT FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
TERPILIH
Active
Passive
Isometric
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
muskuloskeletal.
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
HISTORY TAKING
Screening (Observasi
= inspeksi)
•Anamnesis
Screening
•Pengambilan
(pemeriksaan fungsi
data relevan
fisik sesuai hipotesis
awal)
•Dibuat hipotesis
Quick test
awal
Tes Gerak aktif,
gerak pasif,
Pengukuran selektif
isometrik.
Pengukuran subyektif
obyektif: mis nyeri dgn
VAS/VRS,
Pengukuran Mobilitas sendi/
ROM,
Manual Muscle Test
Karakteristik antropometri
Pengukuran postur
Keseimbangan/Balance scale
Aktiftas sehari-hari/IADL
Tes khusus sesuai
hipotesis simpulan:
•Palpasi
•Joint play
movement, tes
provokasi, kinerja
otot,
•Tes stabilisasi sendi.
•Muscle strength
test, length test.
•Tes sensasi
•Balance test,
coordination test.
•Strength Duration
Curve
•dll
PROSES EVALUASI ANALISIS
SINTESIS
Fragment
Muskulo
skeletal
Diagnose
ASSESMENT
Anamnesis
Inspeksi
Pemeriksaan
fungsi
Tes khusus
& P’ukuran
Kel utama,
Riw sakit.
Diagn dan
riwy medik
Stat fungsi
dan tingkat
aktifitas
Dinamik,
Statik
Analisis
total,
kuadran,
lokal.
Pem. fungsi
gerak dasar:
Tes cepat, grk
aktif, pasif dan
isometrik
Palpasi, JPM,
Provokasi,
pengukuran2
Pengobatan
status kes
famili
Pekerjaansosial
Jaringan
Patologi
Gg gerak
ASSESMENT FISIOTERAPI
NEUROMUSKULAR
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
TERPILIH
Active
Passive
Isometric
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
neuromuskular.
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
HISTORY TAKING
•Anamnesis
•Pengambilan
data relevan
•Dibuat hipotesis
awal
Screening (Observasi
= inspeksi)
Screening
(pemeriksaan fungsi
fisik sesuai hipotesis
awal)
Quick test
Tes provokasi
Pengukuran selektif
Pengukuran subyektif
obyektif: mis: Nyeri
VAS,
NRS dll
Pengukuran Mobilitas sendi/
ROM,
Manual Muscle Test
Nyeri tekan
Algometer
Pengukuran postur
Keseimbangan/Balance scale
Aktiftas sehari-hari/IADL
Tes khusus sesuai
hipotesis simpulan:
•Palpasi
•Test CRS
•Muscle strength
test.
•Tes sensasi
•Balance test
•Coordination test.
•Pemeriksaan refex
•dll
Fragment
Neuro
muskuler
PROSES EVALUASI ANALISIS
SINTESIS
ASSESMENT
Diagnose
History
Taking
Inspeksi
Pemeriksaan
fungsi
Tes khusus &
P’ukuran
Kel utama,
Riw sakit.
riwy medik
fungsi dan
tingkat
aktifitas
Dinamik,
Statik
Analisis
total.
Pem. fungsi
gerak dasar
-Gerak aktif
-Gerak pasif
-Isometric
-Test orientasi
-Quick test
-Pemeriksaan
reflex
Palpasi,
Test sensasi
Pengukuran2:
Pengobatan
status kes
famili
Pekerjaansosial
-Nyeri
-Nyeri tekan
-ROM
-Test CRS
-Test provokasi
-Test Koordinasi
-Balance test
Jaringan
Patologi
Gg gerak
ASSESMENT FISIOTERAPI
CARDIOVASKULOPULMONAL
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI
Pemerksaan fungsi faal paru
Pemeriksaan fungsi faal jantung
Pemeriksaan vital sign
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
Cardiovaskulopulmonal
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
HISTORY TAKING
•Anamnesis
•Pengambilan
data relevan
•Dibuat hipotesis
awal
Screening (Observasi
= inspeksi)
Screening
(pemeriksaan fungsi
fisik sesuai hipotesis
awal)
Tes vital sign
Pengukuran selektif
Pengukuran subyektif
obyektif: mis:
Pemeriksaan Anthropometri
Rongga dada.
dll
Tes khusus sesuai
hipotesis simpulan:
•Tes spirometri
•Test jalan 6 menit
•Treadmill
•dll
PROSES EVALUASI ANALISIS
SINTESIS
Fragment
Cardio
vaskulo
pulmonal
Diagnose
ASSESMENT
History
Taking
Inspeksi
Pemeriksaan
fungsi
Tes khusus
& P’ukuran
Kel utama,
Riw sakit.
riwy medik
fungsi dan
tingkat
aktivitas
Dinamik,
Statik
Analisis
total.
Pem. fungsi
Faal paru
Faal jantung
Vital sign
•Tes
spirometri
•Test jalan 6
mt
•Treadmill
Pengukuran2
Anthropometri
Rongga dada
Pengobatan
status kes
famili
Pekerjaansosial
Jaringan
Patologi
Gg gerak
PENDUKUNG PROSES FISIOTERAPI
ASESMEN
DIAGNOSA & PROGNOSA
PERENCANAAN
INTERVENSI
EVALUASI
PENDUKUNG ASESMEN
Riwayat pasien/klien
Telaah sistem
Uji & pengukuran
fsioterapi
PENDUKUNG ASESMEN
Telaah sistem :
1. Muskuloskeletal
2. Neuromuskuler
3. Kardiovaskulerpulmoner
4. Integumen
5. Kemampuan
PENDUKUNG ASESMEN
Telaah sistem :
1. Kardiovaskuler-pulmoner : ratio denyut jantung, pernafasan,
tekanan darah, pembengkakan.
2. Muskuloskeletal : simetri, gerak sendi, kekuatan, tinggi,
berat.
3. Neuromuskuler : koordinasi gerak (balance, lokomosi,
transfer, transisi)
4. Integumen : integritas kulit, warna kulit, keadaan jaringan
ikat.
5. Kemampuan komunikasi : afeksi, kognisi, bahasa,
pembelajaran, kesadaran, orientasi (orang, tempat,
waktu), respon emosi.
PENDUKUNG ASESMEN
Uji & pengukuran fsioterapi:
1. Kapasitas erobik
/daya tahan
2. Antropometri
3. Arousal, atensi dan
kognisi
8. Ergonomi & bodi
mekanik
9. Langkah, gerak&
balance
4. Alat bantu &
10.Integritas integumen
adaptasi
11.Integritas &mobilitas
5. Sirkulasi
6. Integritas sy
kranial&perifer
sendi
12.Fungsi motorik
13.Kinerja otot
PENDUKUNG ASESMEN
Uji & pengukuran fsioterapi:
14.Perkembangan
neromotorik & integrasi
sensorik
15.Ortotik, prostetik &
penopang
16.Nyeri
17.Sikap
18.Keperluan prostetik
19.Jarak gerak & kekuatan
otot
20.Integritas refeks
21.Pemeliharaan diri &
manajemen rumah
22.Integritas sensorik
23.Ventilasi & respirasi
24.Integrasi masy &
kerja.
ASSESSMENT
Pemeri
ksaan
Evaluasi
Data
DIAGNOSIS
TO
DIAGNOSE
B. DIAGNOSIS
Diagnosis arises from the
examination and evaluation and
represents the outcome of the
process of clinical reasoning. This
may be expressed in terms of
movement dysfunction or may
encompass categories of
impairments, functional limitations,
abilities/disabilities or syndromes.
(WCPT)
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Diagnosa Fisioterapi dihasilkan dari :
Pemeriksan dan evaluasi dan
merupakan hasil dari alasan-alasan
klinis yang dapat menunjukkan
adanya disfungsi gerak dan dapat
mencangkup:
Gangguan/kelemahan (impairment),
Limitasi Fungsi (functional
limitations), Ketidakmampuan
(disabilities ),/
o Diagnosis meliputi:
Gangguan gerak & fungsi (goal of
intervension).
Pada struktur jaringan spesifik tertentu
(tissue target).
Disebabkan oleh patologi tertentu
(Pathological target)
Isi diagnosis Fisioterapi
Paling tidak berisikan :
Pernyataan masalah pasien
misalnya : Gangguan mobilitas sendi, motor
function, kinerja otot, dan ROM, gait, locomotion,
balance, sensory integration, ventilasi, respirasi/
gas exchange, aerobic capacity/indurance
hubungan dengan sistem, terkait
misalnya : connective tissue, infamasi lokal,
kerusakan spinal, fraktur, Arthroplasti sendi.
Contoh
Gangguan Mobilitas sendi, ROM, Gait akibat
adanya Fracture Collum Femuris
Buatlah Diagnosis
Fisioterapi
MUSKULO SKELETAL
Fracture
Cedera jaringan lunak.
NEUROMUSKULAR
Stroke
Lesi plexus brachialis
KARDIVASKULOPULMONAL
COPD
Asma bronchiale
C. PLANNING/ PERENCANAAN
Perencanaan dimulai dengan
pertimbangan kebutuhan intervensi
dan biasanya menuntun kepada
pengembangan rencana intervensi,
termasuk hasil sesuai dengan tujuan
yang terukur yang disetujui
pasien/klien, famili atau pelayan
kesehatan lainnya.
Dapat menjadi pemikiran
perencanaan alternatif untuk dirujuk
kepada pihak lain bila dipandang
kasusnya tidak tepat untuk
DIAGNOSA
FT
1. Rencana Tujuan
2. Harapan Outcome
3. Intervensi
RENCANA
INTERVENSI
4. Komunikasi, Informasi,
Edukasi
5. Informed Consent
6. Dokumentasi
7. Discharge dan
Discontinuation
Planning procedure for intervention
Berdasarkan hasil assesment ( pemeriksaan dan
evaluasi ), serta diagnosa.
Prognosis yang berhubungan peningkatan
kondisi.
Rencana tindakan Fisioterapi, misalnya
intensitas, frekwensi, durasi, urutan dll.
Selain itu dipertimbangkan komplesitas dan
berat-ringannya kondisi klinis
mempertimbangkan kemampuan pasien/klien
Harapan pasien/klien, famili
D. INTERVENSI
o Intervensi di-implementasikan dan
dimodifkasikan untuk :
o Mencapai tujuan yang disepakati dan
dapat
termasuk penanganan secara manual:
o Peningkatan gerakan; peralatan fsis,
peralatan
elektroterapuetis dan peralatan
mekanis;
pelatihan fungsional; penentuan
bantuan dan
peralatan bantu; instruksi dan konseling;
Intervensi dapat juga ditujukan
pada:
Pencegahan ketidak-normalan
(kelemahan),
Keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan dan cidera,
Peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan , kualitas hidup,
kebugaran
segala umur dan segala lapisan
masyarakat.
INTERVENSI
• Coordination, Communication,
Documentation
• Patient / client related intruction
• Prosedural intervention
Pemilihan intervensi
General defnition of each category
Clinical consideration
Intervention, method, prosedur,
tehnik
Anticipated goals and expected
outcomes
Coordination
Communicati
on
Documentati
on
Patient/
client
related
Prosedural
interventio
n
instruction
Therapuetic Exercise, Functional traning,
Manual terapy
Devices and equipment, Airways clearance,
Integument
repair, Electro therapuetics modalities, Physical
agent,
Coordination, Communication,
Documentation
Dokumentasi adalah sistem administrasi yang
menjamin pasien/klien menerima kualitas
pelayanan yang tepat, komprehensif, efsien dan
efektif mulai dari kedatangan sampai selesai
Dokumentasi adalah pencatatan yang dibuat
selama pasien/klien menjalani proses Fisioterapi
Koordinasi adalah kerja sama semua bagian yang
tersangkut dengan pasien/klien
Komunikasi adalah adanya pertukaran informasi
baik dengan pasien/klien maupun sesama
pemberi pelayanan
Patient / client related instruction
Proses pemberian informasi,
pendidikan, atau pelatihan kepada
pasien/klien/famili
Instruksi berkaitan dengan: kondisi
saat ini, rencana asuhan, pentingnya
asuhan, transisi perubahan, Faktor
resiko, dll.
Fisioterapis bertanggung jawab atas
instruksi-instruksi.
E. REEVALUASI
REEVALUASI KEHARUSAN UNTUK
PEMERIKSAAN KEMBALI DENGAN
TUJUAN EVALUASI HASIL
Re-evaluasi
Efektif ?
Tingkat keberhasilan
Berhasil guna sesuai dengan rencana
Jangka waktu pencapaian target - goal
Efsien ?
Penggunaan peralatan
Biaya
Sumbar daya yang lain
Criteria for termination.
Discharge
proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan
selama satu episode, bila tujuan telah tercapai.
Bersasarkan analysis fsioterapis tujuan telah tercapai.
Discontinue
Proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan
dalam suatu episode, oleh kehendak pasien/klien
Pasien/klien tak dapat melanjutkan karena komplikasi,
keuangan dll
Pasien berpendapat bahwa FT sudah tak berguna lagi
Prognosis
Sekali diagnosis telah ditegakkan,
fsioterapis menentukan prognosis dan
mengembangkan rencana pelayanan.
Prognosis adalah penentuan perkiraan
tingkat perbaikan optimal dalam fungsi
dan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai tingkat tersebut, dan
juga
termasuk perkiraan tingkat perbaikan
yang mungkin dicapai pada interval
yang bervariasi selama terapi.
Secara mandiri atau bersama-sama
dalam team, Fisioterapi memeriksa
pasien, kemudian merencanakan dan
memberikan pengobatan dan program
pendidikan kepada pasien dan
keluarganya.
Fisioterapi terlibat dalam programprogram skreening dan pencegahan,
pendidikan kesehatan maupun
penelitian. Fisioterapis dapat menjadi
konsultan pada lembaga-lembaga
pendidikan, kesehatan dan sosial yang
berkenaan dengan perawatan
III. INTRODUKSI DIAGNOSIS
FISIOTERAPI
A. Muskuloskeletal,
B. Neuromuskular,
C. Kardiovaskulopulmonal.
Introduksi Diagnosis Muskuloskeletal.
Serviced Function
• Cardiovascular system
• Respiratory system
• Digestive system
• Renal system
• Reproductive system
• Musculo-skeletal system
• Nervous system
• Endocrine system
• Immune system
DIAGNOSIS
MUSKULOSKELETAL
1. Prediksi gangguan system muskulo
M
skeletal
S
1
2.Gangguan Sikap
3.Gangguan performans otot
4.Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan oleh
connective tissue.
5.Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan oleh
inflamasi lokal.
DIAGNOSIS MUSKULOSKELETAL
6. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan
kerusakan spinal.
7. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan fraktur.
8. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan
Arthroplasti sendi.
9. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan bedah
tulang atau jaringan lunak.
10. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, ROM, gait, locomotion, balance
yg disebabkan amputasi
Introduksi Diagnosa Neuromuskular.
Service Functions
• Cardiovascular system
• Respiratory system
• Digestive system
• Renal system
• Reproductive system
• Musculo-skeletal system
• Nervous system
• Endocrine system
• Immune system
DIAGNOSIS
NEUROMUSKULAR
1. Prediksi gangguan kinerja system
neuromuskuler
2. Gangguan Perkembangan Neuromotor
3. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan Non progressive
disorder CNS – congenital atau pada bayi
dan masa anak.
4. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan Non progressive
disorder CNS – pada usia dewasa
5. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan progressive
disorder CNS
DIAGNOSIS NEUROMUSKULAR
5. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor
function yg disebabkan Peripheral Nerve
Injury.
6. Gangguan fungsi motorik dan sensory
integration yg disebabkan Acute /Chronic
Polyneuropathies.
8. Gangguan fungsi motorik dan Peripheral nerve
integration yg disebabkan Non progressive
disorder Spinal Cord.
9. Gangguan kesadaran , ROM, Motor Control yg
disebabkan Coma, Near coma, atau status
vegetative.
Introduksi Diagnosa Kardiovaskulopulmonal
Service Functions
• Cardiovascular system
•
•
•
•
•
Respiratory system
Digestive system
Renal system
Reproductive system
Musculo-skeletal system
• Nervous system
• Endocrine system
• Immune system
DIAGNOSIS
CARDIOVASCULOPULMONAL
1. Prediksi gangguan kinerja system
cardiovascular-pulmonary
2. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg
disebabkan deconditioning syndrome
3. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange,
aerobic capacity/indurance yg disebabkan
Airways clearance dysfunction.
4. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg
disebabkan Cardiovascular Pump
Dysfuntion or failure
DIAGNOSIS CARDIOVASCULOPULMONAL
5. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Ventilatory
Pump Dysfunction or Failure.
6. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Respiratory
Failure.
7. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Respiratory
Failure pada neonatus
8. Ganguan sirkulasi darah, anthropometric
dimensions disebabkan Lymphatetic System
disorders.
Kemampuan akhir yang diharapkan pada
pertemuan 1 - 2
Memahami konsep konsep menejemen pelayanan Fisioterapi dan proses
fisioterapi.
Memahami konsep
konsep -dasar diagnosa Fisioterapi.
Materi/Pokok Bahasan (Pertemuan
1-2)
I. Introduksi Menejemen pelayanan fsioterapi:
Input, proses, output outcome yan ft
II. Introduksi konsep proses fsioterapi ; Asesmen,
diagnosis, planning, intervensi, evaluasi
III. Introduksi Diagnosa Muskuloskeletal,
neuromuskular, kardiovaskulopulmonal.
DIAGNOSIS
FISIOTERAPI
PERTEMUA
N
1
2
Wismanto, SPd, S Ft, M
Fis.
PENGANTAR
PENUNJANG DIAGNOSIS
Penunjang Diagnosis
Pendahuluan
Data-data penunjang diagnosis
hendaknya digunakan setelah FT’s
melakukan tahapan asesmen
fsioterapi dengan benar.
Data-data penunjang diagnosis tidak
dapat memberikan informasi seperti
gejala / symtoms yang terjadi pada
pasien.
Misal :
Seorang penderita LBP melalui MRI dapat
terlihat adanya tekanan pada sisi
posterolateral, akan tetapi gejala nyeri yang
dirasakan tidak mutlak hanya pada gerakan
ke feksi saja.
Informasi dari MRI tidak dapat
menggantikan pemeriksaan Fisioterapi
dimana informasi tentang gerakan profokasi
nyeri, ekspresi, endfeel of movement, dll
hanya di peroleh melalui asesmen fsioterapi.
Informasi tersebut menjadi pertimbangan
penetapan program, dosis, bentuk intervensi,
penetuan modalitas, dll.
Peran Data Penunjang Diagnosis
Sebagai verifkasi hasil temuan dari
asesmen fsioterapi
Memberikan data-data dalam bentuk
ukuran tertentu
Mempertegas Diagnosis yang dibangun
Menjadi pertimbangan dalam
penetapan program
Menunjang diferential diagnose
Data evaluasi program yang objektif
Latar Belakang
Peran Penunjang diagnosis Fisioterapi dalam
pelayanan masih sangat rendah.
Kompetensi FT’s memanfaatkan data
pendukung untuk menentukan diagnosis
fsioterapi yang masih belum terpenuhi.
Perkembangan teknologi bidang pemeriksaan
dan diagnostik yang semakin maju tidak diikuti
dengan pemanfaatannya di Bidang Pelayanan
Fisioterapi
Perlunya penyegaran INTRODUKSI
MENEGEMENT PELAYANAN FISIOTERAPI
I. INTRODUKSI MENEGEMENT PELAYANAN
FISIOTERAPI:
Input, proses, output , outcome
Sistem
Himpunan yang terdiri dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan. Dalam sistem
setidaknya ada komponen input, proses,
dan out put
input
proses
Umpan balik
output
Sistem Proses Fisioterapi
input
Pasien
PT is
Peralatan
Metode
Kode etik
SOP
dll
proses
Assesment
Diagnosis
Planning
Intervensi
Evaluasi
output
Pasien sembuh
PT is Pandai
Modi Peralatan
Metode baru ?
dll
outcome
Kepuasan
pasien
PT is
Manajemen
Share Hoder
Standard Praktik
Fisioterapi
II. INTRODUKSI KONSEP PROSES FISIOTERAPI :
Asesmen, diagnosis, planning, intervensi, evaluasi
Physical Therapy Process
Proses
Fisioterapi adalah bentuk
pelayanan yang dilakukan oleh atau
dibawah pengarahan dan superfsi
oleh
Fisioterapis
termasuk
assesment, diagnosis, perencanaan,
intervensi dan evaluasi.
KEPMENKES 1363 Pasal 12
Fisioterapis dalam melaksanakan
praktik
fsioterapi
berwenang
untuk melakukan ;
a. Asesmen fsioterapi yang meliputi
pemeriksaan dan evaluasi
b. Diagnosa fsioterapi
c. Perencanaan fsioterapi
d. Intervensi fsioterapi
e. Evaluasi/re-evaluasi/re-asesmen.
PROSES FISIOTERAPI
ASESSMENT
DIAGNOSE
PLANNING
INTERVENTION
REEVALUATION
COORDINATION, COMMUNICATION,
DOCUMENTATION
STANDAR PRAKTEK FISIOTERAPI
A. ASESMEN
( PENGKAJIAN )
Assessment
includes
both
the
examination of individuals or groups
with actual or potential impairments,
functional limitations, disabilities, or
other conditions of health by history
taking, screening and the use of
specifc tests and measures and
evaluation of the results of the
examination through analysis and
synthesis within a process of clinical
(WCPT)
reasoning.
A. ASESMEN
( PENGKAJIAN )
Asesmen termasuk pemeriksaan dan
evaluasi
pada
perorangan
atau
kelompok,
nyata
atau
yang
berpotensi untuk terjadi kelemahan,
keterbatasan
fungsi,
ketidakmampuan
atau
kondisi
kesehatan
lain
dengan
cara
pengambilan
perjalanan
penyakit
(history
taking),
skreening,
test
khusus, pengukuran dan evaluasi dari
hasil pemeriksaan melalui analisis
ASSESM EN T
asesm en
E X A M IN A T IO N
( P E M E R IK S A A N )
d a t a g a t h e r in g
E V A L U A T IO N
( EVALU ASI )
a n a s is & s in t e s is
Asesmen termasuk pemeriksaan pada
perorangan atau kelompok, nyata atau
yang berpotensi untuk terjadi kelemahan,
keterbatasan
fungsi,
ketidakmampuan
atau kondisi kesehatan lain dengan cara
pengambilan perjalanan penyakit (history
taking),
skreening,
test
khusus,
pengukuran dan evaluasi dari hasil
pemeriksaan melalui analisis dan sintesa
PEMERIKSAAN
examination
of
individuals
or
groups with actual or potential
impairments, functional limitations,
disabilities, or other conditions of
health by
history taking,
screening and
the use of specifc tests
and measures
EVALUASI
evaluation of the results of the
examination through analysis and
synthesis within a process of
clinical reasoning.
Pemeriksaan
Pengumpulan
Data - data
Evaluasi
•
Analisis
• Sintesis
Clinical reasoning
Pemeriksaan & evaluasi hasil
pemeriksaan
Pemeriksaan :
history taking : Riwayat penyakit,
anamnese
screening : Penyaringan : ada vs tidak ada
the use of specifc tests : mis. mc murray
measurements : pengukuran pengukuran
Evaluasi
analisa - mengurai,
sintesa - merangkai yang cocok
PEMERIKSAAN
- History Taking
- Screening
- Specifc test
- Measurement
EVALUASI
DATA PENUNJANG
-Pemeriksaan lab Kimia
- Imaging (X-ray, MRI)
- Ultrasonography
- Electromyography
- Electrocardiography
- Spirometri, dll
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
ASSESMENT FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
TERPILIH
Active
Passive
Isometric
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
muskuloskeletal.
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
HISTORY TAKING
Screening (Observasi
= inspeksi)
•Anamnesis
Screening
•Pengambilan
(pemeriksaan fungsi
data relevan
fisik sesuai hipotesis
awal)
•Dibuat hipotesis
Quick test
awal
Tes Gerak aktif,
gerak pasif,
Pengukuran selektif
isometrik.
Pengukuran subyektif
obyektif: mis nyeri dgn
VAS/VRS,
Pengukuran Mobilitas sendi/
ROM,
Manual Muscle Test
Karakteristik antropometri
Pengukuran postur
Keseimbangan/Balance scale
Aktiftas sehari-hari/IADL
Tes khusus sesuai
hipotesis simpulan:
•Palpasi
•Joint play
movement, tes
provokasi, kinerja
otot,
•Tes stabilisasi sendi.
•Muscle strength
test, length test.
•Tes sensasi
•Balance test,
coordination test.
•Strength Duration
Curve
•dll
PROSES EVALUASI ANALISIS
SINTESIS
Fragment
Muskulo
skeletal
Diagnose
ASSESMENT
Anamnesis
Inspeksi
Pemeriksaan
fungsi
Tes khusus
& P’ukuran
Kel utama,
Riw sakit.
Diagn dan
riwy medik
Stat fungsi
dan tingkat
aktifitas
Dinamik,
Statik
Analisis
total,
kuadran,
lokal.
Pem. fungsi
gerak dasar:
Tes cepat, grk
aktif, pasif dan
isometrik
Palpasi, JPM,
Provokasi,
pengukuran2
Pengobatan
status kes
famili
Pekerjaansosial
Jaringan
Patologi
Gg gerak
ASSESMENT FISIOTERAPI
NEUROMUSKULAR
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
TERPILIH
Active
Passive
Isometric
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
neuromuskular.
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
HISTORY TAKING
•Anamnesis
•Pengambilan
data relevan
•Dibuat hipotesis
awal
Screening (Observasi
= inspeksi)
Screening
(pemeriksaan fungsi
fisik sesuai hipotesis
awal)
Quick test
Tes provokasi
Pengukuran selektif
Pengukuran subyektif
obyektif: mis: Nyeri
VAS,
NRS dll
Pengukuran Mobilitas sendi/
ROM,
Manual Muscle Test
Nyeri tekan
Algometer
Pengukuran postur
Keseimbangan/Balance scale
Aktiftas sehari-hari/IADL
Tes khusus sesuai
hipotesis simpulan:
•Palpasi
•Test CRS
•Muscle strength
test.
•Tes sensasi
•Balance test
•Coordination test.
•Pemeriksaan refex
•dll
Fragment
Neuro
muskuler
PROSES EVALUASI ANALISIS
SINTESIS
ASSESMENT
Diagnose
History
Taking
Inspeksi
Pemeriksaan
fungsi
Tes khusus &
P’ukuran
Kel utama,
Riw sakit.
riwy medik
fungsi dan
tingkat
aktifitas
Dinamik,
Statik
Analisis
total.
Pem. fungsi
gerak dasar
-Gerak aktif
-Gerak pasif
-Isometric
-Test orientasi
-Quick test
-Pemeriksaan
reflex
Palpasi,
Test sensasi
Pengukuran2:
Pengobatan
status kes
famili
Pekerjaansosial
-Nyeri
-Nyeri tekan
-ROM
-Test CRS
-Test provokasi
-Test Koordinasi
-Balance test
Jaringan
Patologi
Gg gerak
ASSESMENT FISIOTERAPI
CARDIOVASKULOPULMONAL
ANAMNESIS
INSPECTION TERPILIH
QUICK TEST TERPILIH
PEMERIKSAAN FUNGSI
Pemerksaan fungsi faal paru
Pemeriksaan fungsi faal jantung
Pemeriksaan vital sign
PEMERIKSAAN KHUSUS TERPILIH
DATA medik/ profesi kesehatan lain
Penentuan akhir sbg diagnosis
Cardiovaskulopulmonal
PEMERIKSAAN (PENGAMBILAN DATA)
HISTORY TAKING
•Anamnesis
•Pengambilan
data relevan
•Dibuat hipotesis
awal
Screening (Observasi
= inspeksi)
Screening
(pemeriksaan fungsi
fisik sesuai hipotesis
awal)
Tes vital sign
Pengukuran selektif
Pengukuran subyektif
obyektif: mis:
Pemeriksaan Anthropometri
Rongga dada.
dll
Tes khusus sesuai
hipotesis simpulan:
•Tes spirometri
•Test jalan 6 menit
•Treadmill
•dll
PROSES EVALUASI ANALISIS
SINTESIS
Fragment
Cardio
vaskulo
pulmonal
Diagnose
ASSESMENT
History
Taking
Inspeksi
Pemeriksaan
fungsi
Tes khusus
& P’ukuran
Kel utama,
Riw sakit.
riwy medik
fungsi dan
tingkat
aktivitas
Dinamik,
Statik
Analisis
total.
Pem. fungsi
Faal paru
Faal jantung
Vital sign
•Tes
spirometri
•Test jalan 6
mt
•Treadmill
Pengukuran2
Anthropometri
Rongga dada
Pengobatan
status kes
famili
Pekerjaansosial
Jaringan
Patologi
Gg gerak
PENDUKUNG PROSES FISIOTERAPI
ASESMEN
DIAGNOSA & PROGNOSA
PERENCANAAN
INTERVENSI
EVALUASI
PENDUKUNG ASESMEN
Riwayat pasien/klien
Telaah sistem
Uji & pengukuran
fsioterapi
PENDUKUNG ASESMEN
Telaah sistem :
1. Muskuloskeletal
2. Neuromuskuler
3. Kardiovaskulerpulmoner
4. Integumen
5. Kemampuan
PENDUKUNG ASESMEN
Telaah sistem :
1. Kardiovaskuler-pulmoner : ratio denyut jantung, pernafasan,
tekanan darah, pembengkakan.
2. Muskuloskeletal : simetri, gerak sendi, kekuatan, tinggi,
berat.
3. Neuromuskuler : koordinasi gerak (balance, lokomosi,
transfer, transisi)
4. Integumen : integritas kulit, warna kulit, keadaan jaringan
ikat.
5. Kemampuan komunikasi : afeksi, kognisi, bahasa,
pembelajaran, kesadaran, orientasi (orang, tempat,
waktu), respon emosi.
PENDUKUNG ASESMEN
Uji & pengukuran fsioterapi:
1. Kapasitas erobik
/daya tahan
2. Antropometri
3. Arousal, atensi dan
kognisi
8. Ergonomi & bodi
mekanik
9. Langkah, gerak&
balance
4. Alat bantu &
10.Integritas integumen
adaptasi
11.Integritas &mobilitas
5. Sirkulasi
6. Integritas sy
kranial&perifer
sendi
12.Fungsi motorik
13.Kinerja otot
PENDUKUNG ASESMEN
Uji & pengukuran fsioterapi:
14.Perkembangan
neromotorik & integrasi
sensorik
15.Ortotik, prostetik &
penopang
16.Nyeri
17.Sikap
18.Keperluan prostetik
19.Jarak gerak & kekuatan
otot
20.Integritas refeks
21.Pemeliharaan diri &
manajemen rumah
22.Integritas sensorik
23.Ventilasi & respirasi
24.Integrasi masy &
kerja.
ASSESSMENT
Pemeri
ksaan
Evaluasi
Data
DIAGNOSIS
TO
DIAGNOSE
B. DIAGNOSIS
Diagnosis arises from the
examination and evaluation and
represents the outcome of the
process of clinical reasoning. This
may be expressed in terms of
movement dysfunction or may
encompass categories of
impairments, functional limitations,
abilities/disabilities or syndromes.
(WCPT)
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Diagnosa Fisioterapi dihasilkan dari :
Pemeriksan dan evaluasi dan
merupakan hasil dari alasan-alasan
klinis yang dapat menunjukkan
adanya disfungsi gerak dan dapat
mencangkup:
Gangguan/kelemahan (impairment),
Limitasi Fungsi (functional
limitations), Ketidakmampuan
(disabilities ),/
o Diagnosis meliputi:
Gangguan gerak & fungsi (goal of
intervension).
Pada struktur jaringan spesifik tertentu
(tissue target).
Disebabkan oleh patologi tertentu
(Pathological target)
Isi diagnosis Fisioterapi
Paling tidak berisikan :
Pernyataan masalah pasien
misalnya : Gangguan mobilitas sendi, motor
function, kinerja otot, dan ROM, gait, locomotion,
balance, sensory integration, ventilasi, respirasi/
gas exchange, aerobic capacity/indurance
hubungan dengan sistem, terkait
misalnya : connective tissue, infamasi lokal,
kerusakan spinal, fraktur, Arthroplasti sendi.
Contoh
Gangguan Mobilitas sendi, ROM, Gait akibat
adanya Fracture Collum Femuris
Buatlah Diagnosis
Fisioterapi
MUSKULO SKELETAL
Fracture
Cedera jaringan lunak.
NEUROMUSKULAR
Stroke
Lesi plexus brachialis
KARDIVASKULOPULMONAL
COPD
Asma bronchiale
C. PLANNING/ PERENCANAAN
Perencanaan dimulai dengan
pertimbangan kebutuhan intervensi
dan biasanya menuntun kepada
pengembangan rencana intervensi,
termasuk hasil sesuai dengan tujuan
yang terukur yang disetujui
pasien/klien, famili atau pelayan
kesehatan lainnya.
Dapat menjadi pemikiran
perencanaan alternatif untuk dirujuk
kepada pihak lain bila dipandang
kasusnya tidak tepat untuk
DIAGNOSA
FT
1. Rencana Tujuan
2. Harapan Outcome
3. Intervensi
RENCANA
INTERVENSI
4. Komunikasi, Informasi,
Edukasi
5. Informed Consent
6. Dokumentasi
7. Discharge dan
Discontinuation
Planning procedure for intervention
Berdasarkan hasil assesment ( pemeriksaan dan
evaluasi ), serta diagnosa.
Prognosis yang berhubungan peningkatan
kondisi.
Rencana tindakan Fisioterapi, misalnya
intensitas, frekwensi, durasi, urutan dll.
Selain itu dipertimbangkan komplesitas dan
berat-ringannya kondisi klinis
mempertimbangkan kemampuan pasien/klien
Harapan pasien/klien, famili
D. INTERVENSI
o Intervensi di-implementasikan dan
dimodifkasikan untuk :
o Mencapai tujuan yang disepakati dan
dapat
termasuk penanganan secara manual:
o Peningkatan gerakan; peralatan fsis,
peralatan
elektroterapuetis dan peralatan
mekanis;
pelatihan fungsional; penentuan
bantuan dan
peralatan bantu; instruksi dan konseling;
Intervensi dapat juga ditujukan
pada:
Pencegahan ketidak-normalan
(kelemahan),
Keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan dan cidera,
Peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan , kualitas hidup,
kebugaran
segala umur dan segala lapisan
masyarakat.
INTERVENSI
• Coordination, Communication,
Documentation
• Patient / client related intruction
• Prosedural intervention
Pemilihan intervensi
General defnition of each category
Clinical consideration
Intervention, method, prosedur,
tehnik
Anticipated goals and expected
outcomes
Coordination
Communicati
on
Documentati
on
Patient/
client
related
Prosedural
interventio
n
instruction
Therapuetic Exercise, Functional traning,
Manual terapy
Devices and equipment, Airways clearance,
Integument
repair, Electro therapuetics modalities, Physical
agent,
Coordination, Communication,
Documentation
Dokumentasi adalah sistem administrasi yang
menjamin pasien/klien menerima kualitas
pelayanan yang tepat, komprehensif, efsien dan
efektif mulai dari kedatangan sampai selesai
Dokumentasi adalah pencatatan yang dibuat
selama pasien/klien menjalani proses Fisioterapi
Koordinasi adalah kerja sama semua bagian yang
tersangkut dengan pasien/klien
Komunikasi adalah adanya pertukaran informasi
baik dengan pasien/klien maupun sesama
pemberi pelayanan
Patient / client related instruction
Proses pemberian informasi,
pendidikan, atau pelatihan kepada
pasien/klien/famili
Instruksi berkaitan dengan: kondisi
saat ini, rencana asuhan, pentingnya
asuhan, transisi perubahan, Faktor
resiko, dll.
Fisioterapis bertanggung jawab atas
instruksi-instruksi.
E. REEVALUASI
REEVALUASI KEHARUSAN UNTUK
PEMERIKSAAN KEMBALI DENGAN
TUJUAN EVALUASI HASIL
Re-evaluasi
Efektif ?
Tingkat keberhasilan
Berhasil guna sesuai dengan rencana
Jangka waktu pencapaian target - goal
Efsien ?
Penggunaan peralatan
Biaya
Sumbar daya yang lain
Criteria for termination.
Discharge
proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan
selama satu episode, bila tujuan telah tercapai.
Bersasarkan analysis fsioterapis tujuan telah tercapai.
Discontinue
Proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan
dalam suatu episode, oleh kehendak pasien/klien
Pasien/klien tak dapat melanjutkan karena komplikasi,
keuangan dll
Pasien berpendapat bahwa FT sudah tak berguna lagi
Prognosis
Sekali diagnosis telah ditegakkan,
fsioterapis menentukan prognosis dan
mengembangkan rencana pelayanan.
Prognosis adalah penentuan perkiraan
tingkat perbaikan optimal dalam fungsi
dan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai tingkat tersebut, dan
juga
termasuk perkiraan tingkat perbaikan
yang mungkin dicapai pada interval
yang bervariasi selama terapi.
Secara mandiri atau bersama-sama
dalam team, Fisioterapi memeriksa
pasien, kemudian merencanakan dan
memberikan pengobatan dan program
pendidikan kepada pasien dan
keluarganya.
Fisioterapi terlibat dalam programprogram skreening dan pencegahan,
pendidikan kesehatan maupun
penelitian. Fisioterapis dapat menjadi
konsultan pada lembaga-lembaga
pendidikan, kesehatan dan sosial yang
berkenaan dengan perawatan
III. INTRODUKSI DIAGNOSIS
FISIOTERAPI
A. Muskuloskeletal,
B. Neuromuskular,
C. Kardiovaskulopulmonal.
Introduksi Diagnosis Muskuloskeletal.
Serviced Function
• Cardiovascular system
• Respiratory system
• Digestive system
• Renal system
• Reproductive system
• Musculo-skeletal system
• Nervous system
• Endocrine system
• Immune system
DIAGNOSIS
MUSKULOSKELETAL
1. Prediksi gangguan system muskulo
M
skeletal
S
1
2.Gangguan Sikap
3.Gangguan performans otot
4.Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan oleh
connective tissue.
5.Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan oleh
inflamasi lokal.
DIAGNOSIS MUSKULOSKELETAL
6. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan
kerusakan spinal.
7. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan fraktur.
8. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan
Arthroplasti sendi.
9. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yg disebabkan bedah
tulang atau jaringan lunak.
10. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, ROM, gait, locomotion, balance
yg disebabkan amputasi
Introduksi Diagnosa Neuromuskular.
Service Functions
• Cardiovascular system
• Respiratory system
• Digestive system
• Renal system
• Reproductive system
• Musculo-skeletal system
• Nervous system
• Endocrine system
• Immune system
DIAGNOSIS
NEUROMUSKULAR
1. Prediksi gangguan kinerja system
neuromuskuler
2. Gangguan Perkembangan Neuromotor
3. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan Non progressive
disorder CNS – congenital atau pada bayi
dan masa anak.
4. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan Non progressive
disorder CNS – pada usia dewasa
5. Gangguan motor function dan sensory
integration yg disebabkan progressive
disorder CNS
DIAGNOSIS NEUROMUSKULAR
5. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor
function yg disebabkan Peripheral Nerve
Injury.
6. Gangguan fungsi motorik dan sensory
integration yg disebabkan Acute /Chronic
Polyneuropathies.
8. Gangguan fungsi motorik dan Peripheral nerve
integration yg disebabkan Non progressive
disorder Spinal Cord.
9. Gangguan kesadaran , ROM, Motor Control yg
disebabkan Coma, Near coma, atau status
vegetative.
Introduksi Diagnosa Kardiovaskulopulmonal
Service Functions
• Cardiovascular system
•
•
•
•
•
Respiratory system
Digestive system
Renal system
Reproductive system
Musculo-skeletal system
• Nervous system
• Endocrine system
• Immune system
DIAGNOSIS
CARDIOVASCULOPULMONAL
1. Prediksi gangguan kinerja system
cardiovascular-pulmonary
2. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg
disebabkan deconditioning syndrome
3. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange,
aerobic capacity/indurance yg disebabkan
Airways clearance dysfunction.
4. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yg
disebabkan Cardiovascular Pump
Dysfuntion or failure
DIAGNOSIS CARDIOVASCULOPULMONAL
5. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Ventilatory
Pump Dysfunction or Failure.
6. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Respiratory
Failure.
7. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yg disebabkan Respiratory
Failure pada neonatus
8. Ganguan sirkulasi darah, anthropometric
dimensions disebabkan Lymphatetic System
disorders.
Kemampuan akhir yang diharapkan pada
pertemuan 1 - 2
Memahami konsep konsep menejemen pelayanan Fisioterapi dan proses
fisioterapi.
Memahami konsep
konsep -dasar diagnosa Fisioterapi.
Materi/Pokok Bahasan (Pertemuan
1-2)
I. Introduksi Menejemen pelayanan fsioterapi:
Input, proses, output outcome yan ft
II. Introduksi konsep proses fsioterapi ; Asesmen,
diagnosis, planning, intervensi, evaluasi
III. Introduksi Diagnosa Muskuloskeletal,
neuromuskular, kardiovaskulopulmonal.