Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam Ind

Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam Indonesia
. Potensi Sumber Daya Hutan
Pernahkah kamu melihat dan pergi ke hutan? Pernahkah kamu melihat penduduk yang memanfaatkan hutan? Apa
saja yang dimanfaatkan dari hutan? Hutan di Indonesia dikenal sebagai hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis
seringkali digambarkan sebagai hutan yang lebat, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Hutan tropis di
Indonesia sangat bervariasi, mulai dari hutan primer sampai hutan mangrove.
Potensi sumber daya hutan di wilayah Indonesia sangat besar, yaitu mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari
seluruh luas wilayah Indonesia (Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai di
Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Di Jawa, luas hutan telah mengalami banyak penurunan karena terjadi
alih fungsi untuk pertanian dan permukiman penduduk. Sementara itu, di Sumatra dan Kalimantan banyak
dijumpai alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan.

Potensi Sumber Daya Hutan
Selain hutannya yang sangat luas, hutan Indonesia juga menyimpan beragam kekayaan flora dan fauna atau
keanekaragaman hayati yang sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies endemik atau hanya
ditemukan di Indonesia, tidak ada ditemukan di tempat lainnya.
Hasil hutan sebagai salah satu potensi sumber daya hutan, sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Hutan tropis yang
dimiliki Indonesia juga menghasilkan beragam buah-buahan dan tumbuhan obat-obatan. Namun demikian, hasil
hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat 4 ribu jenis kayu yang 267
jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Secara umum, jenis-jenis kayu dan
sebarannya adalah sebagai berikut.

1 Kayu meranti, keruing, agathis dihasilkan terutama di Sulawesi, Papua, dan Kalimantan.
2. Kayu jati banyak dihasilkan terutama di Jawa Tengah.
3. Rotan banyak dihasilkan di Kalimantan, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
4. Kayu cendana banyak dihasilkan di NTT.
5. Kayu akasia dan rasamala banyak dihasilkan di Jawa Barat.

Hutan Gundul
Mengapa kita harus menyelamatkan hutan?
Lihat gambar hutan gundul disamping, hutan yang kita miliki saat ini ternyata telah mengalami banyak kerusakan.
Ini berarti potensi sumber daya hutan Indonesia berkurang. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kehutanan, laju kerusakan hutan kita mencapai 300 ribu ha/tahun. Akibatnya, banyak spesies tumbuhan dan
hewan yang terancam punah, bahkan beberapa di antaranya dianggap punah. Jika hal ini terjadi secara terusmenerus, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang hutan kita akan habis. Padahal, hutan memiliki banyak
manfaat atau fungsi, yaitu seperti berikut.
1.
Tempat menyimpan air hujan dan kemudian mengalirkannya ke sungai-sungai dan danau hingga pada
musim kemarau daerah tersebut tidak mengalami kekeringan.
2.
Tempat hidup bagi flora dan fauna yang menjadi sumber makanan dan obat-obatan pada saat ini
maupun pada masa yang akan datang.
3.

Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan karena air hujan tidak langsung jatuh ke tanah yang
mengakibatkan kikisan tanah-tanah yang subur.
4.

Menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida sehingga suhu bumi jadi lebih terkendali.

5.
Sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya penduduk sekitar hutan dari produk yang
dihasilkannya.
Mari menjaga hutan kita bersama-sama sehingga potensi sumber daya hutan Indonesia tidak terus berkurang dan
dapat dinikmati oleh bangsa Indonesia selamanya.

Potensi dan persbaran sumber daya tambang
a.

Minyak Bumi dan Gas

Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk
keperluan industri, tranportasi, dan rumah tangga. Saat ini telah dikembangkan sumber energi
alternatif, misalnya bioenergi dari beberapa jenis tumbuhan dan sumber energi lainnya, seperti

energi matahari, angin, dan gelombang. Namun, produksi energi dari sumber energi alternatif
masih terbatas jumlahnya.

Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring dengan pengambilan atau eksploitasi
yang terus dilakukan. Ada yang memperkirakan dalam kurun waktu 14 tahun ke depan,
cadangan tersebut akan habis dan Indonesia terpaksa harus membeli atau mengimpor dari
negara lain. Hal itu tidak akan terjadi dengan cepat jika ditemukan cadangan baru yang
diperkirakan masih besar. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan masih cukup besar.
Adapun sebaran penghasil minyak pada sejumlah pulau di Indonesia sebagai potensi sumber
daya tambang di Indonesia dapat dilihat pada data berikut ini.
Sumatra : Pereula dan Lhokseumawe (Aceh Darussalam), Sungai Pakning dan Dumai (Riau),
Plaju, Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatra Selatan)
Jawa : Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur), Cepu, Cilacap
(Jawa Tengah).
Kalimantan : Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur),
Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan).
Maluku : Pulau Seram dan Tenggara
Papua : Klamono, Sorong, dan Babo
b.


Batu Bara

Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan
mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama adalah
karbon, hidrogen, dan oksigen.

Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan
batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak),
pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja,
industri kimia, dan lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan batu bara
dunia. Namun, dilihat dari produksinya, cadangan batu bara Indonesia merupakan yang ke-6
terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di
sejumlah pulau, yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia di kedua pulau tersebut sangat besar. Pertambangan batu bara di
Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat
(Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c.

Bauksit


Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk
industri keramik, logam, kimia, dan matulergi. Indonesia memiliki bauksit sebagai potensi
sumber daya tambang di Indonesia yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton.
Sebagian dari hasil pertambangan bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan
sebagian lainnya diekspor. Bauksit ditambang di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan
Barat (Singkawang).

d.

Pasir Besi

Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas penambangan
pasir besi sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia dapat ditemukan di Cilacap (Jawa
Tengah), Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek
(Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).
e.

Emas

Emas umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM, produksi

emas Indonesia pada tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Emas ditambang di Jawa Barat
(Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat (Sambas), Nanggroe Aceh
Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan
Bengkulu (Rejang Lebong).
f.

Timah

Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain.
Aktivitas penambangan timah sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia terdapat di
Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau
Karimun.
g.

Tembaga

Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat
terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur suhu
ruangan, dan lain-lain. Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua oleh PT. Freeport.
h.


Nikel

Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam. Nikel sebagai
potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di daerah Soroako, Sulawesi Tenggara.
Daerah lain yang memiliki potensi nikel adalah Papua dan Maluku.
i.

Aspal

Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat jalan. Aspal sebagai potensi sumber
daya tambang di Indonesia ditambang di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
j.

Mangan

Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai kering,
keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia
ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan (Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan
Selatan).

k.

Belerang

Belerang sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia banyak ditemukan di Gunung
Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa Barat.
l.

Marmer

Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan tekanan
bekerja pada batu gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi.
Marmer banyak digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan lain-lain.
Marmer sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di Tulungagung (Jawa
Timur), Lampung, dan Makassar.
m. Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol, kesehatan,
herbisida, industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat. Yodium sebagai
potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di Semarang (Jawa Tengah) dan
Mojokerto (Jawa Timur)


Potensi dan Persebaran sumber daya kelautan
Luas laut Indonesia mencakup 2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Di
dalam laut tersebut, tersimpan kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Potensi sumber daya
laut Indonesia tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti minyak bumi, nikel,
emas, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang berada di bawah permukaan laut.
Kekayaan yang dapat dimanfaatkan dari sumber daya laut yang lain adalah sumber daya alam
berupa mangrove, terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya tersebut dikenal dengan sumber
daya pesisir.
a.

Perikanan

Sumber daya perikanan laut adalah salah satu potensi sumber daya laut di indonesia yang sejak
dulu telah dimanfaatkan penduduk. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar,
yaitu 6,4 juta ton per tahun. Yang dimaksud dengan potensi lestari adalah potensi penangkapan
ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang
ditangkap tidak mengurangi populasi ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan
yang diperbolehkan adalah 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta ton per
tahun. Kenyataannya, jumlah hasil tangkapan ikan di Indonesia belum mencapai angka tersebut.

Ini berarti masih ada peluang untuk meningkatkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan.
Jika dibandingkan sebaran potensi ikannya, terlihat adanya perbedaan secara umum antara
wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur. Di Indonesia bagian Barat dengan rata-rata
kedalaman laut 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan adalah ikan pelagis kecil. Kondisi
agak berbeda terdapat di kawasan Indonesia Timur dengan rata-rata kedalaman laut mencapai
4.000 m. Di kawasan Indonesia bagian Timur, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti
cakalang dan tuna.

Selain ikan yang tersedia di lautan, penduduk Indonesia juga banyak yang melakukan budi daya
ikan, terutama di daerah pesisir. Di pantai utara Pulau Jawa, banyak masyarakat yang
mengembangkan usaha budi daya ikan dengan menggunakan tambak. Jenis ikan yang
dikembangbiakkan disana adalah ikan bandeng dan udang.
Selain ikan, kekayaan laut Indonesia juga berada di wilayah-wilayah pesisir berupa hutan
mangrove, rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang. Indonesia memiliki lebih dari 13
ribu pulau sehingga garis pantainya sangat panjang. Garis pantai Indonesia panjangnya
mencapai 81.000 km, ukuran ini merupakan panjang pantai kedua terpanjang di dunia setelah
Kanada. Oleh karena itu, potensi sumber daya alam di wilayah pesisir sangat penting bagi
Indonesia. Tidak salah jika pemerintah di bawah pemerintahan presiden Jokowi memfokuskan
pembangunan maritim di Indonesia.
Kekayaan alam kita yang berupa ikan malah banyak diambil oleh oknum-oknum dari negara lain

berupa praktik pencurian ikan atau illegal fishing. Ada beberapa wilayah perairan Indonesia
yang rawan dengan kegiatan illegal fishing. Wilayah yang paling rawan dengan praktik pencurian
ikan adalah Laut Arafuru (Papua) di Timur perairan Indonesia.
b.

Hutan Mangrove

Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe hutan yang berada di daerah pasang surut air laut.
Saat air pasang, hutan mangrove digenangi oleh air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan
mangrove bebas dari genangan air laut. Umumnya hutan mangrove berkembang baik pada
pantai yang terlindung, muara sungai, atau laguna. Tumbuhan yang hidup di habitat hutan
mangrove tahan terhadap garam yang terkandung di dalam air laut.
Ada dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di indonesia yaitu fungsi
ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup)
binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi ekologis yang lain
dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi air laut. Fungsi ekonomis hutan
mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di
dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan
pembuat arang. Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan
mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan
jenis ikan lainnya yang berkembang biak dengan baik di wilayah ini.
Di mana sajakah sebaran hutan mangrove di Indonesia? Hutan mangrove tersebar di pesisir
sebelah barat Pulau Sumatra, beberapa bagian ada di pantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir
Pulau Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, Pesisir sebelah Selatan Papua, dan beberapa pulau
kecil lainnya.

Jumlah hutan mangrove di Indonesia mencapai angka 3.716.000 ha (data dari UNESCO). Hutan
mangrove Indonesia tidak tersebar secara merata. Luas terbesar hutan mangrove berada di
Pulau Papua yang mencapai 3,7 juta ha. Berikutnya adalah Kalimantan (165 ribu ha), Sumatra
(417 ribu ha), Sulawesi (53 ribu ha), Jawa (34,4 ribu ha), Bali dan Nusa Tenggara (3,7 ha).
c.

Terumbu Karang

Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang
sebagian besar diasilkan dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka
tubuhnya). Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas
di dunia. Luas terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari
terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya
dari luasnya, akan tetapi juga keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Keanekaragaman
hayati terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut di indonesia juga yang tertinggi di
dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan,
dan 590 jenis karang.
Mengapa terumbu karang banyak ditemukan di wilayah Indonesia? Terumbu karang akan dapat
tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara 21O - 29O C. Pada suhu lebih besar atau
lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang menjadi kurang baik. Karena Indonesia berada
di daerah tropis dan suhu perairannya hangat, pantaslah jika terumbu karang banyak ditemukan
di Indonesia.
Pertumbuhan terumbu karang juga akan baik pada kondisi air yang jernih dan dangkal.
Kedalaman air yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Jika lebih
besar dari kedalaman tersebut, pertumbuhan terumbu karang juga akan menjadi kurang baik.
Selain persyaratan tersebut, terumbu karang juga mensyaratkan salinitas (kandungan garam air
laut) yang tinggi. Oleh karena itu, terumbu karang sulit hidup di sekitar muara sungai karena
kadar garam air lautnya menurun akibat bercampurnya air sungai ke laut.
Mengapa terumbu karang wajib dilindungi dari kerusakan? Terumbu karang memiliki banyak
manfaat, baik manfaat yang bersifat ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi.
Adapun gambaran dari manfaat terumbu karang tersebut adalah sebagai berikut.
1.

Manfaat ekonomi : sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari.

2. Manfaat ekologis : mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat
terjadinya abrasi.

3. Manfaat sosial ekonomi : sebagai sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan
para nelayan. Terumbu karang juga dapat menjadi daya tarik objek wisata yang dapat
meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dari kegiatan pariswisata.
Terumbu karang banyak ditemukan di bagian tengah wilayah Indonesia seperti di Sulawesi, Bali,
Lombok, dan Papua. Konsentrasi terumbu karang juga ditemukan di Kepulauan Riau, pantai
barat dan ujung barat Sumatra.

Potensi dan persebaran sumber daya pariwisata
Negara Indonesia dikaruniai Tuhan dengan berbagai wilayah dan fenomena alam yang memiliki
keindahan dan daya tarik yang sangat beraneka ragam. Selain itu juga memiliki berbagai macam
suku bangsa dengan variasi tradisi, adat istiadat, seni, dan budaya yang beraneka ragam. Di
samping itu banyak pula jumpai peninggalan sejarah. Semua kondisi alam dan sosial tersebut
merupakan sumber daya yang sangat potensial untuk dioptimalisasikan bagi kepentingan sektor
pariwisata.
Secara umum objek wisata di muka bumi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu objek wisata
alam, meliputi keindahan alam pegunungan, hutan, cagar alam dan suaka margasatwa, danau,
pantai, dan kawasan laut, objek wisata budaya berhubungan dengan bangunan bersejarah,
tradisi dan adat istiadat kelompok masyarakat, hasil karya seni dan kerajinan, museum,
monumen, benteng, taman hiburan. Agro Wisata, yaitu objek wisata yang berhubungan dengan
kegiatan pertanian dan hasilnya.

Persebaran beberapa objek wisata yang ada di negara Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Pulau Sumatra
Taman Nasional Gunung Leuser, Danau Laut Tawar, Rantau Prapat, Danau Toba, Brastagi, Danau
Maninjau, Danau Singkarak, Benteng Fort de Kock, Lembah Anai, Danau Ranau, Suaka Alam Way
Kambas, dan Benteng Marlborough.
2) Pulau Jawa
Gunung Tangkuban Perahu, Maribaya, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Museum Geologi, Taman
Mini Indonesia Indah, Ancol, Museum Satria Mandala, Museum Gajah, Monumen Nasional,
Kebun Binatang Ragunan, Planetarium, Dataran Tinggi Dieng, Batu Raden, Gua Jatijajar, Candi

Borobudur, Prambanan, Keraton Jogja, Kota Gede, Pantai Parangtritis, Kaliurang, Makam Imogiri,
Gunung Bromo-Tengger, Taman Nasional Baluran, dan Pemandian Tretes.
3) Bali
Pantai Kuta, Legian, Tanah Lot, Danau Batur, Klungkung, Pura Besakih, Daerah Trunyan, dan
berbagai macam kesenian.
4) Kalimantan
Pantai Pasir Panjang, Danau Riam Kanan, Museum Lambung Mangkurat, Istana Kesultanan
Sambas, Taman Nasional Tanjung Puting, dan masyarakat Dayak.
5) Nusa Tenggara
Gunung Tambora, Taman laut Gili Air, Taman Nasional Komodo, dan Danau Kelimutu.
6) Sulawesi
Taman Laut Bunaken, Danau Tondano, Tana Toraja, Suaka marga satwa Anoa dan burung Maleo,
Mesjid tua Palopo, Taman wisata Renboken, dan Pantai Losari.
7) Papua
Danau Sentani, Pantai Koren, Hutan wisata Supiori Tanjung Kasuari, Tugu Pepera, Tugu
peninggalan gugurnya Yos Sudarso, dan lokasi bekas markas Jendral Doglas Mc. Arthur.

Pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan
Pertanian Berkelanjutan
Pada dasarnya pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya terbarukan dan
sumber daya tidak terbarukan untuk proses produksi pertanian dengan menekankan dampak
negative terhadap lingkungan yang serendah-rendahnya. Pertanian berkelanjutan menitik
beratkan pada pengolahan sumber daya alam yang memanfaatkan produk hayati ramah
lingkungan. Dengan demikian , kegiatan pertanian biasanya di aplikasikan dalam kegiatan
pertanian organik. Manfaatan pertanian berkelanjutan sebagai berikut :
1.
Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin ketahanan pangan di dalam
negeri
2.
Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas tinggi serta meminimalisasi kandungan
bahan pencemar kimia ataupun bakteri yang membahayakan
3.
Tidak mengurangi dan merusakk kesuburan tanah , tidak meningkatkan erosi , dn
menekan ketergantungan pada sumber daya alam tidak terbarukan
4.
Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan dengan meningkatkan
kesempatan kerja serta menyediakan penghidupan layak bagi petani
5.
Tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang bekerja atau hidup di lingkungan
pertanian dan bagi yang mengonsumsi hasil pertanian
6.
Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan pertanian dan
perdesaan serta melestarikan sumber daya alam dan keragaman hayati
Indicator yang digunakan dalam kegiatan pertanian berkelanjutan sebagai berikut ;
1.

Budidaya berbagai jenis tanaman secara alami

2.

Memelihara keanekaragaman genetik system pertanian

3.

Meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian

4.

Menghasilkann prodak prtanian yang bermutu dalam jumlah memadai

5.

Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang

6.

Menghindarkan pencemaran yang di seabkan penerapan teknik pertanian

Kegiatan pertanian organik telah menerapkan semua indicator yang di tentukan dalam kegiatan
pertanian berkelanjutan. Tujuan ppengembangan kegiatan pertanian berkelanjutan adaalah
meningkatkan kualitas alami lingkungan.
b.

Pertambangan Berkelanjutan

Pertambangan mengeksploitasi sumber daya yang bersifat tidak terbarukan kegiatan
pertambangan berkelanjutan merupakan kegiatan yang di awali dengan eksplorasi , eksploitasi ,
pengolahan , dan kegiatan pasca tambang.
CSR oleh PT inducement tunggal prakarsa,Tbk. Adlah kemitraan yang meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Inducement merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industry semen. Bahan baku semen di peroleh dari kegiatan pertambangan kapur yang juga di
lakukan perusahaan. Salah satu kegiatan pertambangan oleh inducement terletak di Kab Patih.
Dalam kegiatan tersebut, PT inducement melakukan tanggung jawab social berupa penyediaan
air bersih di dukuh pager gunung Kab Patih. Kegiatan tersebut di lakukan untuk perbaikan
kinerja perusahaan secara berkesinambungan dari tahun ketahun . kinerja tersebut ,baik yang
memeberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar maupun kessungguhan
menjaga keseimbangan lingkungan dalam melaksanakan proses produksi.

Kegiatan pertambangan berkelanjutan dapat mengacu pada konsep wawasan berkelanjutan
yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
1.

Melakukan penyelidikan umum

2.

Eksplorasi terdiri atas eksplorasi pendahulian dan eksplorasi terperinci

3.

Studi kelayakan trdiri atas kelayakan teknik , ekonomi , dan lingkungan.

4.

Persiapan produksi

5.

Penambangan terdiri atas pembongkaran , pemuatan , pengangkutan dan penimbunan

6.

Rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan

7.

Pengolahan

8.

Pemurnian

9.

Pemasaran

10. Tanggumg jawab social
11. Pengakhiran tambang
Melalui penetapan tujuan janangka pen dek dan jangka panjang secara konsisten , terdapat 3
prioritas utama untuk memaksimalkan potensi pertambangan berkelanjutan :
1.
Menganalisis dampak dankeuntungan social , ekonomi , kessehatan , lingkungan selama
siklus kegiatan pertambangan , keselamatan dan kesehatan para pekerja
2.

Meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan

3.
Menegmbangkan praktik pertambangan berkelanjutan melalui penyedian dukungan
teknis
Masyarakat mulai bersikap kristis dalam kegiatan penambangan yang merusak lingkungan
pembentukan DAD pada tahun 2001 mendorong perilaku peduli & tanggung jawab anda dalam
mengata
c. Pariwisata berkelanjutan
Saat ini pariwisata meruoakan kegiatan ekonomi yang berembang pesat di Indonesia dan juga di
yakini sebagai penyumbang defisa Negara. Indonesia memiliki kekayaan hayati yang dapat di
lihat dari berbagai jenis tanaman dan hewan yang dapat di kembangkan
Istilah pariwisata berkelanjutan merujuk pada produk pariwisata yang ramah lingkungan. Usaha
Pemerintah menggembangkan prinsip* sebagai berikut :
1.

Pariwisata harus melibatkan masyarakat local dalam pembangunan

2.

Menyeimbangkan antara kebutuhan wisatawan dan masyarakat

3.

Melibatkan para pemangku kepentingan

4.

Memberikan kemudahan kepada pengusaha sklala lokal kecil dan menengah

5.

Memiliki efek pengganda bagi industry lain

6.

Kerja saa antara masyarakat lokal sbg pelaku usaha

7.

Harus menjamin keberlanjutan

8.

Pariwisata harus bertumbuh dengan optimal bukan eksplorasi

9.

Harus ada monitorin dan evaluasi secara periodic

10. Keterbukaan terhadap penggunaan SDA
11. Program peningkatan sumber daya manusia dalam bentuk pendidikan dan pelatihan dan
sertifikat untuk bidang keahlian pariwisata
Upaya pengembangan pariwisata di Indonesia di dukung oleh UU RI no 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan. Manfaat pengembangan kegiatan pariwisata berkrlanjutan sebgai berikut ;
1.

Menjamin keseimbangan lingkungan pada objek wisata

2.

Meningkatkan rasa cinta trhadap lingkungan

3.

Meningkatkan Devisa Negara dan jumlah kunjungan wisatawan asing

4.

Memperluas lapangan kerja

5.
Mendorong pembangunan daerah menujan kegiatan wisatasi permasalahan lingkungan
hidup dan menjaga kelestarian.
Peta persebaran sumber daya alam

Nama:De
wi
Indriani
Masitha
Kelas:XI

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24