FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDY ARSITEKTUR

Tugas :

BAHAN BANGUNAN

Di susun oleh :

1. BAIHAQQI IDRUS
NPM : 072 611 002

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDY ARSITEKTUR
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
Periode : 2012-2013

KERAMIK

PENGERTIAN KERAMIK
Keramik berasal dari bahasa Yunani keramikos yang berarti periuk atau
belanga yang terbuat dari tanah (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008). Keramik adalah
semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu
proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik yang lebih

luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen, gips,
metal dan lainnya. Sebelum diproses menjadi keramik, segi penting sifat bubuk
mineralnya adalah ukuran partikel (yang mengganti sifat akhir) serta distribusi sifat
partikel (mempengaruhi rapatan). Adapun sifat keramik antara lain:
a.

Tidak korosif

b.

Ringan

c.

Keras

d. Stabil pada suhu tinggi.
Keramik memiliki struktur organik dan non organik

seperti gelas


tetapi

kebanyakan memiliki struktur kristal. Struktur mikro keramik selalu kompleks dan
dibedakan oleh adanya batas butir (grain boundaries), renik (pores), ketidakmurnian
dan kondisi multifasa yang membuatnya lebih bervariasi. Pada daerah batas butir
energi bertambah sehingga ketidakmurnian cenderung

berkumpul

Ketidakmurnian merupakan fasa kedua dan ketiga, antara partikel

di

sana.
penyusun

(konstituen) ke dalam batas butir. Dengan adanya penambahan ketidakmurnian dan
zat aditif lainnya, mikrostruktur dapat berubah, jika diamati pada batas butirnya maupun
porositasnya. Kondisi mikrostruktur ini menggambarkan keadaan terhadap sifat fisis

dan kimia dari keramik.
a. Bahan Dasar Keramik
Pada dasarnya bahan dasar keramik antara lain :
1. Tanah Liat (lempung)
Tanah liat (lempung) sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik,
merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia
karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-

kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat.
Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut
ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni
mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya:
Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% (Gatot,
2003 dalam Abdullah, 2005).
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan
permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila dicampur
dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini
meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997
dalam Trisnawanti, 2008).
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau

batuan yang mengandung mineral

feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada

dasarnya mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan
liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1,
dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan
Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat
hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu tanah yang
lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci. Disamping liat
silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat merupakan kelompok senyawa hidrus
oksida besi dan aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan asosiasi antara molekul
air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah
mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat
memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
2. Kuarsa (SiO2 )
Kuarsa (mineral silika) adalah salah satu komponen utama dalam pembentukan
keramik dan banyak terdapat di permukaan bumi (sekitar 60%). Bentuk umum fasa

kristal kuarsa adalah tridimit, quartz dan kristobalit, tergantung pada temperaturnya.

Jenis kristal silika yang ada di alam adalah kuarsa, sedangkan tridimit dan kristobalit
jarang dijumpai. Kuarsa memiliki keplastisan rendah dan titik lebur tinggi sekitar
1728°C, tetapi hasil pembakarannya kuat dan keras. Bahan baku kuarsa dapat
diperoleh dari batuan atau pasir kuarsa dengan kandungan silika tinggi.
3. Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila
keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang
menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat
membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut
dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir
suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang
paling besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009).
Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan
feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri
yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si 2O8 dengan X adalah

potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat
dilihat pada Tabel 1.

Jenis Feldspar
Albite
Anorthite
Orthoclase
Celsian
Table 2.1. Jenis-jenis feldspar
Sumber: K. McPhee (1959) dalamIndiani (2009)

Rumus Kimia
Na(Si,Al)O
Ca(Si,Al)O
K(Si,Al)O
Ba(Si,Al)O

4. Serbuk Kaca/Cullet
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari
campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk

melalui prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang
dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi
hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca
merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan anorganik
belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.
b. Sifat-Sifat Keramik
Sifat-sifat dari keramik dipengaruhi oleh perubahan mikrostruktur pada batas
butiran maupun pada porositasnya. Sifat-sifat keramik antara lain :
1.

Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.

2.

Tahan terhadap korosi.

3.

Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.


4.

Sifat

listriknya

dapat

menjadi

isolator,

semikonduktor,

konduktor

bahkan

superkonduktor.
5.


Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
c. Jenis Bahan Keramik Menurut Kepadatan (Anonim, 2007)
1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan
dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat
rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi
glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas
rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata,
genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis

gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga
menambah kekuatannya.
2. Keramik Batu (Stoneware)
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api
sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai
struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis
termasuk kualitas golongan menengah.
3. Porselin (Porcelain)
Porselin adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan

lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan
porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut
keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C,
bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya
tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat
serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam
bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini
mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri
karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik Baru (New Ceramic)
Adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi
seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik,
keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon,
bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan
dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan
panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen
teknis lainnya.

d. Teknik Pengukuran

1. Resistivitas
Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya
tegangan yang diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi
besarnya arus yang mengalir dan panjang tersebut.
ρ=RAl

dengan ρ

merupakan resistivitas bahan (Ωcm), l merupakan panjang bahan (cm),

R merupakan hambatan bahan (Ω), dan A merupakan luas penampang bahan (cm 2).
Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths,
1986):
ρ=2πRLln(a)

Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut
unutk memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator
untuk tengan rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107
Ωcm, untuk isolator tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 10 9-1014 Ωcm,
dan untuk isolator tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari 10 14 Ωcm.
2. Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan
dalam gram per centimeter kubik (g/cm 3) atau pound per inch kuadrat (lb/in 2).
Pengukuran densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density)
berdasarkan metode Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada persamaan
(Yusup, 1998):
ρb=mkmb-(mg-mkw)ρair

dengan ρb

merupakan bulk density (g/cm3), ρair

(1g/cm3), mb

merupakan densitas air

merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering (g), mg

merupakan massa ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan massa
kawat penggantung.
3. Kuat Tekan
Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang
dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui

hubungan

antara kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai
berikut:
P=FA

dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan
A adalah luas penampang dalam satuan m2.
4. Susut Bakar
Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut
bakar ini terdiri dari dua bagian yaitu:
a.

Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan volum(∆V)
sampel sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai berikut:
% susut bakar volum = V0-V1V0x 100%

dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm 3), V1 adalah volume sampel yang
telah dibakar (cm3)
b.

Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa ∆m

dengan

massa sampel sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai berikut:
% susut bakar volum = m-m1m0x 100%

dengan mo massa sampel yang belum dibakar (gram), m 1 adalah massa sampel yang
telah dibakar (gram).
Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan
terjadinya reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran
besar. Kekosongan yang terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin
dapat menyebabkan kekurangan massa dan sampel

PROSES PEMBUATAN KERAMIK
Sebagian besar produk keramik sudah bukan merupakan kerajinan tangan.
Pembuatan barang-barang keramik masa kini sudah menggunakan mesin modern yang
dapat menghasilkan berbagai jenis produk dengan secara massal.

Kini hanya sebagan kecil saja yang masih dibuat dengan menggunakan tangan,
yaitu keramik yang dibuat secara tradisional, khususnya di daerah-daerah yang belum
mengenal teknologi. Atau diperuntukkan untuk seni yang tidak dibuat secara massal
karena yang dipentingkan nilai artistiknya.

Teknik dalam pembuatan body dan glasure sudah digunakan ball mill . Kemudian
untuk membentuk pot dan guci misalnya sudah tidak lagi digunakan meja putar sepak,
tetapi sudah digunakan meja putar yang digerakkan listrik.
Pada proses pembakaran , para pengrajin sudah menggunakan tungku periodik
berbahan bakar gas atau tungku listrik yang ramah lingkunan.Curve pembakaran dapat
diprogram sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat sesuai dengan keinginan dan
kualitasnyapun lebih baik.
Setelah dibentuk, dikeringkan secara alami di terik matahari atau ruangan
terbuka, diakhiri dengan pembakaran dengan temperatur yang cukup rendah, antara
400 sampai 800 derajat celcius. Orang barat mengklasifikasikannya sebagi
earthenware.Karena temperature pembakaran yang rendah itu barang barang keramik
jenis ini masih mempunyai penghisapan air yang cukup tinggi walau tidak
mengakibatkan kebocoran tetapi agak rembes.

SEJARAH KERAMIK DI INDONESIA

1. Jaman Penjajahan Belanda
Teknologi pembuatan keramik dapat dikatakan mulai berkembang dengan
didirikannya Laboratorium Keramik atau “Het Keramische Laboratorium” pada tahun
1922 di Bandung. Fungsi utama laboratorium ini sebagai pusat penelitian bahan
bangunan seperti bata, genteng, saluran air dan sebagainya yang terbuat dari tanah liat

2. Jaman Pendudukan Tentara Jepang
Dengan masuknya tentara Jepang , pabrik keramik di Bandung telah diubah
namanya menjadi “Toki Shinkenjo”. Laboratorium ini berfungsi sebagai balai penelitian
yang meneliti dan mengembangkan serta memproduksi barang-barang keramik dengan
suhu bakar tinggi.
3. Jaman Pemerintah Republik Indonesia
Sejak pemerintahan dipegang pemerintah republik Indonesia, maka “Toki
Shinkenjo” berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Keramik (BPK), dalam
operasionalnya dilengkapi dengan alat-alat pengujian dan alat-alat produksi yang lebih
modern.
Pada dasarnya hanya ada 2 jenis keramik yaitu :

1. Keramik yang mempunyai lapisan glazur ( glazed )
Ini adalah jenis keramik yang paling banyak di pasaran untuk aplikasi lantai
maupun dinding. Lapisan glazur di aplikasikan dengan temperature tinggi sehingga
menyatu dengan badan keramik.
Merk-merk terkenal dari jenis ini adalah :
a. Roman
b. Platinum
c. Kia
d. Mulia
e. Ikad

f. Asia tile dll.

a. Roman

Keramik lantai Roman yang sangat
dikenal kaya akan keindahan motif
dan warnanya ternyata selain indah
Roman juga lebih tahan
terhadap gores dan noda.
b. Platinum
mempunyai kekuatan karena
struktur dan teksturnya rapat
serta keras seperti gelas. Oleh
karena keramik ini dibakar pada
suhu tinggi maka dalam bodinya
terjadi penggelasan atau vitrifikasi.
Secara teknis keramik jenis ini
mempunyai kualitas tinggi dan
bagus, disamping mempunyai daya
tarik tersendiri karena keindahan
dan kelembutan khasnya. Juga
bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna.
c. Kia
Keramik jenis ini memiliki tekstur
yang sedikit kasar sehingga dapat
menahan gaya gesek dari suatu
benda jenis keramik ini cocok di
gunakan di daerah tertentu.
v

d. mulia
memiliki permukaan yang kasar atau
lebih tepatnya memiliki celah
sehingga permukaan keramik ini
tidaklah licin, Keramik jenis ini juga
mudah untuk dibersihkan sehingga
cocok untuk kondisi area yang memiliki
aktifitas yang berhubungan dengan
kotoran jadi karamik ini sangat cocok
untuk area garasi atau carpot

e. Ikad
keramik ikad adalah salah satu keramik
yang memiliki lapisan glazur keramik
jenis ini memiliki ragam bentuk di
permukaanya selain itu keramik kia ini
juga terkenal kuat dan memiliki
permukaan yang anti noda

f. Asia tile
keramik jenis ini memiliki permukaan
yang Kasar sehingga dapat menahan
gesekan Dan juga tidak licin, jenis
keramik ini cocok Di gunakan di
daerah tertentu contoh Kamar mandi.

2. Keramik homogenious tanpa lapisan glazur ( unglazed )
Jenis keramik ini sekarang semakin trend dengan bermacam macam desain. Tidak ada
lapisan apapun yang di aplikasikan pada keramik. Pencampuran bahan utama dan
motif keramik dilakukan sejak awal sebelum pembentukan body sehingga ada kesatuan
warna antara bagian permukaan dan belakang.

Merk-merk terkenal dari jenis ini adalah :
a. Ezzensa
b. Granito
c. Niro
d. impero dll.

a. Ezzensa
Permukaan keramik jenis ini (Essenza)
tahan gores dan tetap
mengkilat akan tetapi permukaannya
tidak licin. Yang tak kalah penting,
barangnya selalu tersedia sesuai
keinginan pasar.

b. granito
Keramik granito memiliki
Permukaan yang mengkilat
Sehingga bayangan kita
Dapat terlihat jenis keramik ini
Permukaanya tidak licin. Juga
Tak mudah tergores

c. Niro
Niro adalah salah satu jenis keramik
yang tidak memiliki lapisan glazur
keramik jenis ini memiliki permukaan
yang mengkilap juga anti air dan juga
tidak berdampak pada terjadinya
kelicinan

d. impero
Impero juga salah satu jenis keramik
yang tidak memiliki lapisan glazur
permukaannkeramik jenis ini kasar
sehingga cocok digunakan di
tempat tertentu mosalnya, kamar
mandi dan sebagainya.

FUNGSI KERAMIK

Keramik banyak sekali manfaatnya. Ada yang menjadikan sebagai lapisan lantai,
atau dinding, ada juga yang menjadikannya sebagai pernak-pernik. Munculnya
beragam produk keramik serta kurangnya pengetahuan membuat orang condong
terpikat dengan warna dan corak. Akibatnya, banyak orang salah dalam menempatkan
keramik. Misalnya, keramik untuk kamar mandi dipasang dalam ruangan tamu.
Tak jarang, orang menempatkan ceramic teras untuk kamar mandi karena
teksturnya yang kasar. Tujuannya agar tak licin. Tapi, keramik kamar mandi dan teras
punya karakteristik berbeda.

KERAPATAN KERAMIK DAN PENYERAPAN AIR

Dua faktor ini saling berhubungan erat. Biasanya kerapatan keramik berbanding lurus
dengan temperature pembakaran. Semakin tinggi kerapatannya semakin kecil air yang
dapat diserap oleh keramik. Ini mementukan fungsi keramik dalam aplikasi desain.



Keramik yang menyerap air lebih dari 7 % hanya untuk penggunaan di dalam
ruangan dan tidak tahan dengan perubahan cuaca.



Keramik yang menyerap air antara 3 – 7 % hanya untuk penggunaan di dalam
ruangan dan lebih tahan terhadap perubahan cuaca.



Keramik yang menyerap air antara 0.5 – 3 % dapat digunakan di dalam maupun
luar ruangan namun tidak tahan terhadap terik matahari dan hujan secara
langsung.



Keramik yang menyerap air kurang dari 0.5 % merupakan jenis yang paling
tahan terhadap terpaan sinar matahari dan hujan secara langsung. Sangat cocok
untuk aplikasi exterior.

PROSES PRODUKSI
Ada dua metode proses produksi yang paling umum :
a. Bicottura yang artinya adalah pembakaran ganda. Pembakaran pertama untuk
body keramik dan kedua setelah penambahan lapisan glazur. Proses ini tentunya
memakan biaya yang lebih mahal dari yang lain. Body yang dihasilkan pun lebih
lembek dan kekuatannya lebih kecil dari monocottura. Proses ini sekarang hanya
dipakai untuk pembuatan keramik dinding.
b. Monocottura yang artinya hanya satu kali pembakaran. Proses pembentukan,
pemberian lapisan glazur dan pembakaran hanya dilakukan satu kali. Produksi
pun lebih cepat denga biaya yang lebih ringan. Keramik yang dihasilkan juga
lebih kuat dan tahan lama. Ini dipakai untuk pembuatan keramik lantai.

WARNA BODY KERAMIK.
Banyak distributor dan konsumen yang beranggapan bahwa body keramik yang
berwarna putih lebih baik dari yang berwarnya merah, tapi ini ternyata tidak
sepenuhnya benar. Kualitas keramik lebih tergantung pada proses produksi, kerapatan
keramik dan kekuatan tekan dari pada warna body. Warna hanya menunjukan warna
bahan baku tanah liat yang dipakai saja.

KESERAGAMAN WARNA DAN UKURAN
Di Indonesia terkenal istilah KW 1, KW2, KW3 yang sebenarnya mengacu pada
ketepatan ukuran keramik dan keseragaman warna . Perbedaan ini bisa terjadi karena
proses produksi dan pembakaran. Pihak produsen akan mengelompokaan perbedaan
ini pada proses quality control dan packing.
Tentunya mereka mempunyai batasan kelayakan juga untuk mereject barang. KW 1
merupakan kualitas yang terbaik. Sudut-sudut keramik benar-benar siku dan perbedaan
ukuran antar keramik kurang dari 1 mm. Ini menyebabkan lebar nat dapat sangat tipis
dan lantai keramik pun akan terlihat rapi. Sebenarnya walaupun ukuran keramik tertera
di dalam box adalah 40 x 40 cm, tetapi ukuran actual biasanya sekitar 39,7 – 39,8 mm.
Warna nya pun hampir persis sama. Tapi tetap harus cek kode produksi di dalam box.
Kode produksi yang berbeda mungkin akan menghasilkan warna yang sedikit berbeda.
KW2 merupakan kualitas yang kedua. Sudut-sudut keramik tidak benar benar presisi.
Ukuran pun bisa selisih sampai 2 mm karena sisi keramik yang agak melengkung.
Pemakaian nat pada KW 2 ini lebih besar dari KW 1 walaupun dari segi warna masih
relative seragam KW3 merupakan kualitas terakhir yang dapat dipasarkan oleh
produsen. Selisih ukuran bisa mencapai 3 mm atau lebih. Sisi keramik juga banyak
yang menggelembung menyebabkan pemakaian nat akan menjadi lebih besar.
Warna keramik kadang kadang agak berbeda sedikit. Maka musti hati hati dalam
proses instalasi. Perbedaan dalam KW tidak berhubungan dengan kuat tekan dan daya
absorbsi keramik melainkan hanya dalam ukuran dan keseragaman warna.

PEMUKAAN KERAMIK
Ada beberapa jenis permukaan keramik baik yang memakai lapisan glazur ataupun
tidak.
Mengkilat dan licin. Biasa dipakai untuk keramik dinding ataupun keramik lantai dalam
ruangan. Tidak cocok untuk lantai yang sering terkena air atau area servis dengan
loading yang tinggi karena biasanya tidak tahan goresan.
Doff / Matte. Cocok untuk berbagai macam aplikasi hanya tidak licin dan mengkilat.
Biasa dipakai di rumah dengan desain minimalis. Lebih tahan terhadap goresan.
Bertekstur kasar. Cocok dipakai untuk lantai kamar mandi, carport atau ruang terbuka
yang sering terkena panas dan hujan. Jenis keramik ini tidak licin walaupun terkena air.

Cutting edge. Permukaan keramik yang sangat siku pada keempat sisinya. Keramik
jenis ini dipotong setelah proses pembakaran. Hampir semua homogenius tile memakai
system ini sehingga nat yang dipakai bisa sangat tipis. Namun kini produsen keramik
berglazur seperti roman dan platinum juga mengembangkan keramik cutting edge. Dari
segi harga pasti lebih mahal dari pada keramik yang bukan cutting.

PROSES PENENTUAN PEMASANGAN KERAMIK
1. Penentuan Jenis Keramik
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan dan tahan lama, maka anda
memperhitungkan jenis keramik yang sesuai dengan fungsi dan kondisi tempat
dimana keramik akan dipasang.
1. Pertimbangan atas beban dan gesekan yang diterima lantai. Keramik
yang memiliki permukaan mengkilap lebih cocok untuk interior rumah
tinggal, karena jenis ini umumnya kurang tahan gesekan dibandingkan
dengan keramik dengan permukaan yang kasar. Untuk tempat-tempat
umum yang sering dilalui orang, supermarket, dan fasilitas umum lainnya,
penggunaan keramik yang memiliki permukaan kasar lebih dianjurkan,
karena selain lebih tahan gesekan juga keramik jenis ini permukaannya
tidak licin.
2. Untuk jenis keramik dengan kondisi sbb: yang terpasang pada dinding,
lantai, kamar mandi dan tempat-tempat khusus lain seperti di kolam
renang, ruang pendingin, laboratorium, atau bengkel kerja. Sebaiknya
jenis permukaan keramik harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi
tempat pemasangannya.
2. Penentuan Warna, Motif, dan Ukuran
1. Setiap orang memiliki selera yang berbeda dalam hal warna, motif dan
ukuran, tetapi dalam melakukan pemilihan jenis keramik yang tepat, anda
sebaiknya juga mempertimbangkan warna ruangan, intensitas cahaya,
ukuran ruangan, dan fungsi dari ruangan itu sendiri.
2. Untuk pemilihan akhir, sebaiknya pemilihan anda tidak hanya dengan
melihat satu keping keramik saja, melainkan dengan menggelar beberapa
keping keramik sekaligus, sehingga anda dapat memprediksikan
gambaran bagaimana susunan keramik ketika nanti terpasang. Untuk
memperoleh contoh display yang lengkap, silahkan anda kunjungi
showroom kami.
3. Penentuan pilihan warna, motif maupun ukuran keramik dapat
mempengaruhi impresi ruang, sehingga seolah-olah mampu membuat

ruang nampak lebih luas atau lebih sempit. Pemilihan jenis ini juga
mampu mengubah suasana ruangan seperti kerapihan, keanggunan,
kebersihan, keceriaan, dsb. Sebaiknya anda mengkonsultasikan terlebih
dahulu hal ini dengan arsitek anda atau mengunjungi showroom kami
untuk mendapatkan konsultasi produk secara lengkap.
3. Penentuan Bahan Pemasangan
1. Dalam melakukan pemasangan, anda dapat menggunakan adukan beton
yang terdiri dari campuran semen dan pasir, atau bahan perekat
(adhesive) lainnya. Komposisi perbandingan campuran bahan yang
dianjurkan adalah 1 bagian semen dengan 4 – 6 bagian pasir untuk lantai,
dan 2 – 4 bagian pasir untuk pemasangan di dinding. Penambahan bahan
perekat lateks akan mampu meningkatkan daya rekat dan fleksibilitas
adukan.
2. Untuk mengisi nat, dapat digunakan campuran/adukan beton yang terdiri
dari semen dan pasir halus dengan perbandingan 2 bagian semen dan 1
bagian pasir, atau anda dapat pula menggunakan bahan khusus pengisi
nat (yang bahan dasarnya adalah semen, epoxy, polyurethane, silikon,
dsb).
3. Untuk flexible joint, harus dipilih dari bahan yang kedap air dan bisa dipress/ditekan (compressible).
4. Sistem
Pemasangan
Pada dasarnya ada dua sistem pemasangan, yaitu pemasangan dengan nat
kecil (closed joint, kurang dari 3 mm) dan pemasangan dengan nat lebar (open
joint, 5 sampai 10 mm). Sebelum menerapkan dua sistem pemasangan ini; anda
perlu mempertimbangkan beberapa hal, sebagai berikut:
o Pemasangan dengan nat lebar akan memberikan fleksibilitas yang lebih
besar pada permukaan lantai, terutama apabila diisi dengan bahan yang
fleksible.
o Pemasangan dengan nat lebar dapat memberikan toleransi terhadap
kemungkinan adanya perbedaan ukuran tiap keramik.
o Proses pengisian nat akan lebih mudah dan akan lebih merata pada
pemasangan keramik yang menggunakan sistem nat lebar.
o Pemasangan keramik dengan nat lebar akan lebih menghemat
pemakaian flexible joint. Jarak antara flexible joint yang dianjurkan adalah
sbb:
o Untuk bagian dalam:



Nat lebar, flexible joint tiap 6 – 10 meter



Nat kecil, flexible joint tiap 4 – 6 meter

o Untuk bagian luar :


Nat lebar, flexible joint tiap 3 – 5 meter



Nat kecil, flexible joint tiap 2 – 3 meter

Kami menganjurkan anda memasang flexible joint pada sekeliling lantai yang
menjadi batas antara dinding dan lantai itu sendiri. Lebar flexible joint adalah 6
untuk 10 mm, tergantung pada jarak antar tiap flexible joint.Flexible joint ini harus
masuk cukup dalam sampai ke lapisan pengikatnya (adukannya). Jika ada
flexible joint di bagian lantai, maka keramik flexible joint harus selalu berada
diatasnya.
.

Pemasangan Keramik Lantai
1. Lantai tempat keramik akan dipasang harus bersih dari debu, minyak atau
kotoran-kotoran lain yang akan dapat mengurangi daya lekat
adukan/perekat pada lantai tersebut.
2. Rendam keramik tersebut di air bersih selama 2 – 4 jam, agar keramik
tidak bisa lagi menyerap air dari bahan adukan beton sebagai perekat,
kemudian letakan keramik pada posisi berdiri untuk mengurangi jumlah air
yang berlebihan.Air yang terserap keramik dari adukan perekatnya dapat
mempengaruhi kualitas daya lekat dari adukan perekat terhadap
permukaan dasar keramik.
3. Siapkan bahan adukan untuk lapisan pengikat dengan campuran 1 bagian
semen dengan 4 sampai 6 bagian pasir (atau gunakan bahan perekat
khusus yang tersedia). Jangan terlalu banyak mencampurkan dengan air.
Jika sampai terlihat genangan air diatas adukan, maka hal ini
menandakan bahwa campuran bahan perekat keramik tersebut
mengandung terlalu banyak air.
4. Ratakan adukan bahan perekat keramik diatas lantai dengan ketebalan
antara 2 sampai 5 cm. Untuk lantai dasar, permukaan tanah harus
dipadatkan terlebih dulu, kemudian diberi lapisan kedap air dan lapisan
penguat. Untuk lantai yang luas atau lantai yang akan menanggung beban
berat, sebaiknya harus diberi bahan lapisan penguat. Untuk pemasangan
dengan bahan khusus perekat keramik, gunakan spatula bergerigi untuk
meratakan permukaan lapisan bahan perekat adhisive ini, ketebalan
lapisan bahan perekat adhesive ini antara 2 sampai 10 mm (tergantung
jenis bahan perekat dan tingkat kerataan permukaan lantai).

5. Umumnya, penggunaan bahan perekat adhesive untuk pemasangan
keramik memerlukan adanya lapisan tambahan sebagai antara yang
berfungsi untuk meratakan permukaan lantai, dengan ketebalan antara 23 cm.
6. Catatan: untuk hasil terbaik, selalu perhatikan petunjuk pemakaian bahan
perekat adhesive yang anda gunakan. Umpamanya, ada beberapa bahan
perekat adhesive yang tidak dapat bercampur dengan air, maka janganlah
anda merendam keramik sebelum pemasangan.
7. Bila anda menggunakan adukan bahan perekat keramik yang berbahan
dasar semen, sebaiknya anda menaburkan semen kering tipis-tipis di atas
lapisan perekat sebelum keramik dipasang. Hal ini dimaksudkan untuk
menambah daya lekatnya terhadap keramik.
8. Sebelum anda melakukan pemasangan keramik, anda harus
memperhatikan beberapa hal antara lain, tingkat kerataan permukaan
keramik, kelurusan garis nat, lebar nat, ketepatan posisi flexible joint
dengan lebar yang disediakan. Selain itu juga, pengaturan posisi
pemasangan keramik yang harus telah ditentukan sebelum pemasangan.
Setelah keramik terpasang di lantai, sebaiknya keramik dipukul-pukul
pelan dengan menggunakan palu kayu/karet supaya keramik menempel
dengan rata di lantai, juga sekaligus untuk lebih merekatkan dengan baik.
9. Isilah nat dengan bahan khusus pengisi nat atau mengguakan adukan
bahan dengan perbandingan 2 bagian semen dan 1 bagian pasir halus.
Tambahkan air secukupnya pada adukan ini. Lakukan proses pengisian
nat ini beberapa hari setelah keramik dipasang, namun perlu diperhatikan
untuk menjaga garis nat ini tetap bersih. Pemakaian bahan pengisian nat
(grout) yang sifatnya flexible dapat membantu flexibilitas dari permukaan
lantainya.
10. Bersihkan kotoran sisa-sisa bahan pengisi nat dari permukaan keramik.
Lapisan pengikat/adukan perekat keramik harus mengeras dengan
sendirinya, tidak kering karena panas.
11. Keramik tidak memerlukan proses finishing (tidak perlu dipoles dsb.).
Karena itu maka proses pemasangan keramik sebaiknya dilakukan pada
tahap akhir seluruh proses konstruksi untuk mencegah agar terhindar dari
kemungkinan rusak.
12. untuk 3 – 4 hari pertama lindungilah keramik dengan ditutup
menggunakan papan/karton. Biarkan mereka mengering dengan
sendirinya. Lantai baru akan benar-benar kuat setelah 1 bulan sejak
pemasangan.

.
.
.

Pemasangan Keramik Dinding
1. Periksalah lurus permukaan dinding dan adakan perbaikan seperlunya.
2. Permukaan dinding tempat keramik akan dipasang harus bebas dari debu
dan kotoran, yang dapat mempengaruhi kekuatan daya lekat adukan
perekat.
3. Rendam keramik tersebut dalam air bersih selama 2 – 4 jam, sehingga
keramik tidak lagi menyerap air dari lapisan adukan perekatnya.
Kemudian keringkan keramik tersebut dengan meletakkan keramik
dengan posisi berdiri untuk mengurangi jumlah air yang berlebihan.
Penyerapan air oleh keramik dari adukan bahan perekatnya akan
mempengaruhi kekuatan daya lekat di permukaan dasar keramik.
4. untuk membuat bahan adukan perekat, campurkan 1 bagian semen
dengan 4 sampai 6 bagian pasir (atau anda dapat menggunakan bahan
adhesive siap pakai). Jangan terlalu banyak campuran air. Jika sampai
terlihat adanya genangan air diatas adukan, hal ini menunjukkan bahwa
campuran adukan bahan perekat tersebut mengandung terlalu banyak air.
5. Basahkan dinding, kemudian ratakan adukan bahan perekat keramik
dengan ketebalan antara 0.5 sampai 1 cm. Tunggu sampai lapisan ini
mengering selama semalam. Lapisan bahan ini akan mengeras hari
berikutnya lagi. Basahi keramik yang akan anda pasang dan lapisi bagian
belakang keramik dengan adukan perekat, selanjutnya satu demi satu
tempelkan keramik di dinding mulai dari bagian bawah dinding. Jika anda
menggunakan bahan perekat adhesive siap pakai, anda dapat langsung
merekatkan keramik tersebut atau sesuai petunjuk penggunaan dari
perekat adhesive tersebut. Catatan: Bila anda menggunakan bahan
perekat khusus yang tidak dapat dicampur dengan air, maka anda jangan
membasahi dinding/lantai terlebih dahulu, dan jangan terlebih dahulu
keramik yang akan anda pasang. Harap anda baca dengan seksama
petunjuk penggunaan bahan perekat adhesive yang anda gunakan
terlebih dahulu.
6. Ketika anda melakukan pemasangan keramik, sebaiknya anda
memperhatikan tingkat kerataan permukaan keramik, posisi penempatan
keramik, lebar nat, posisi flexible joint dan lebar flexible joint. Pukul dan
tekan perlahan dengan palu karet atau kayu agar semakin melekatkan
keramik dengan adukan bahan perekat dibawahnya. Susunan keramik
harus lurus dan adukan bahan perekat jangan sampai masuk dalam nat.

7. Isilah nat tersebut dengan bahan khusus pengisi nat atau campuran
adukan dengan perbandingan 2 bagian semen dan 1 bagian pasir halus
dan air secukupnya. Untuk memperoleh hasil terbaik, lakukan pengisian
nat ini beberapa hari setelah pemasangan keramik tetapi harus dijaga
jangan sampai garis isian nat tersebut terisi oleh kotoran. Pemakaian
bahan pengisian nat (grout) yang fleksibel akan semakin meningkatkan
fleksibilitas permukaan dinding.
8. Bersihkan sisa-sisa kotoran bahan isian nat dari permukaan keramik
dinding. Jaga agar permukaan keramik yang telah terpasang terhindar
dari panas matahari langsung maupun hujan (untuk bagian luar rumah).
Lapisan adukan semen perekat keramik harus mengeras dengan
sendirinya, dan bukan mengering karena sinar/panas.
9. Keramik tidak memerlukan proses finishing (tidak perlu dipoles dsb.).
Karena itu maka proses pemasangan keramik sebaiknya dilakukan pada
tahap akhir seluruh proses konstruksi untuk mencegah agar terhindar dari
kemungkinan rusak.
.

Penyebab Keramik Lepas
Keramik terlepas dari dasarnya biasanya dikarenakan oleh beberapa penyebab
sbb:
1. Keramik memuai/menggelombang dapat disebabkan karena terlalu
banyak menyerapair. Batas pemuaian keramik telah ditetapkan oleh EN
(standar Eropa) sebesar 0.06% dan pada umumnya pemuaian keramik
berkisar antara 0.01sampai0.05%.Keramik dapat terlepas karena
biasanya terjadi penyerapan air beberapa hari setelah pemasangan,
karena keramik menyerap air dari bahan adukan perekatnya.
2. Keramik memuai karena panas Keramik dapat memuai karena panas, dan
batasan pemuaian keramik yang disyaratkan oleh EN adalah sebesar
0.0009% per C (lebih kecil dari beton), namun masalahnya adalah
keramik secara langsung menerima panas lebih dahulu dari lapisan beton
(adukan bahan perekat keramik di bawahnya), dan hal ini terutama
berpengaruh pada bagian luar (eksterior) bangunan.
3. Penyusutan Beton Seperti kita ketahui dalam proses yang terjadi ini, yaitu
penyusutan beton. Adalah kenyataan bahwa penyusutan beton terbesar
akan terjadi dalam waktu sekitar 3 bulan pertama sejak didirikan, namun
proses ini dapat terus berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.
4. Perubahan bentuk lantai Perubahan bentuk lantai dianggap normal sejauh
tidak melewati batasnya. Deformasi (perubahan bentuk) terjadi karena
adanya beban baik dari lantai itu sendiri maupun beban dari tekanan yang
diterima lantai tersebut, terjadinya pergeseran pondasi lantai, pengaruh

gempa bumi, dan dorongan angin (untuk bangunan tinggi). Deformasi
lantai dapat memberi tekanan pada permukaan lantai karena sifat dasar
keramik dasar sifat keramik umumnya kaku (tidak compressible), maka
jika ikatan antara keramik dengan lapisan dibawahnya kurang kuat, maka
keramik akan terangkat dan lepas.
5. Kualitas pemasangan Proses pemasangan dengan adukan bahan perekat
yang jelek, tidak tersebar dengan merata, akan mengurangi daya lekat
dari bahan beton perekat dan dapat menyebabkan keramik terlepas.
Keramik yang dipasang dengan nat sempit (closed joint) akan lebih mudah lepas
dibanding
keramik
yang
dipasang
dengan
nat
lebar
(open
joint).
Untuk lantai yang luas, disarankan dalam pemasangannya menggunakan tambahan
flexible joint pada batas antara lantai debngan dinding dan setiap 2 – 3 meter (bagian
luar) atau 4 – 6 meter (bagian dalam), dengan lebar antara 6 – 10 mm.

Pertanyaan- pertanyaan :

1. Faisal Soekto
Npm :
Pertanyaan : Apa Yang Di Maksud Dengan Glazur ?
Jawaban : yang dimaksud dengan glazur adalah komponen-komponen yang
terdapat pada tanah seperti kuarsa, feldspar, komponen komponen ini pada
umumnya terdapat di setiap tanah liat.
2. M. Samsu Bahri
Npm :
Pertanyaan : Sebutkan Contoh Keramik yang memiliki Glazur Dan Tidak Memiliki
Glazur ?
Jawaban : keramik yang memiliki glazur diantaranya; roman, mulia kia dll,
sedangkan yang tidak memiliki glazur diantaranya ezensso, granite dll. Dan juga
memiliki tipe- tipe diantaranya misalnya keramik kia memiliki tipe- tipe sebagai
beikut ; Alessandria Beige, Breccia Brown, Carmel Med Beige, Cubique Blue,
Cubique Green, Ivy Black, Ivy White, Lilac Salmon, Liverpool Beige, Liverpool
Green, Modern Spring,Onyx Ivory,Pebble Stone Brown,Sahara Crema,Seattle
Beige,Springfield Beige
3. Riska D Patty
Npm :

Pertanyaan : Apa Yang Membuat Keramik Itu Mengkilap ?
Jawaban : yang membuat keramik mengkilap ialah diberikanya atau di
campurkan dengan serbuk kaca pada saat proses pembuatan keramik atau
pembakaran