LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER OBSERVASI U

LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER
OBSERVASI UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
DI HANDI MEUBEL CIREBON
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional
Dosen : Lisa Hary Sulistiowati SE. MM.

Disusun oleh:
Anik Nihayah

115020188

Ariadna Febi M

115020196

Rani Rahmawati N

115020190

Sachnaz Dwi F


115020198

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2017

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah Saw, sehingga atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan
Laporan Tugas Akhir Semester tentang Observasi UMKM di Handi Meubel Cirebon ini
dapat penulis selesaikan dengan baik. Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Operasional.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan tugas ini. Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak
memperoleh bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu kami sebagai penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Lisa Hary Sulistiowati SE, MM selaku dosen mata kuliah Manajemen

Operasional yang sudah memberi tugas serta petunjuk kepada penulis, sehingga
penulis termotivasi untuk menyelesaikan tugas ini.
2. Bapak Agung Juliyanto selaku pemilik UMKM Handi Meubel yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan izin kepada kami untuk melakukan observasi.
3. Orang tua kami yang sudah memberi izin dan doa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
4. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses pembuatan makalah, yang menunjang
dalam kelancaran observasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta apa yang menjadi
tujuan kami dapat tersampaikan dengan baik.
Wassalamua’laikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Cirebon, Mei 2017

Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
KAJIAN TEORI ................................................................................................................... 4
1.1

DESAIN PRODUK................................................................................................. 4

1.2

MUTU/KUALITAS ................................................................................................ 5

1.3

PERSEDIAAN ....................................................................................................... 6

1.4

PEMELIHARAAN ................................................................................................. 7

1.5


LAYOUT................................................................................................................ 9

1.6

ALUR PROSES PRODUKSI ................................................................................ 11

SEJARAH PERUSAHAAN ................................................................................................ 13
PERMASALAHAN USAHA.............................................................................................. 14
KRITIK DAN SARAN ....................................................................................................... 15
KRITIK........................................................................................................................... 15
SARAN ........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 17
DAFTAR PERTANYAAN ............................................................................................. 17
JADWAL KEGIATAN ................................................................................................... 20
DOKUMENTASI KEGIATAN ....................................................................................... 22
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN OBSERVASI .................................. 26

3


KAJIAN TEORI
1.1

DESAIN PRODUK
Tim pengembangan produk diberi tanggung jawab untuk mengubah produk yang

diinginkan pasar untuk kepencapaian suksesnya produk dipasar. Hal ini termaksud
kemampuan produk untuk dipasarkan (marketing), diproduksi (manufacturability), dan
kemampuan purna jualnya (serviceability). Penggunaan kelompok seperti itu juga disebut
concurrent engineering dan merupakan kelompok yang mewakili semua bidang yang terkait
langsung (dikenal sebagai kelompok cross functional). Desain untuk kelompok rekayasa nilai
dan keandalan produksi, disisi lain, mempunyai peran yang tidak terlalu luas. Peran yang
dibebankan kepada mereka adalah peningkatan desain dan spesifikasi pada tahap penelitian,
pengembangan, perancangan, dan produksi dalam pengembangan produk. Selain penurunan
biaya yang efektif dan cepat, desain dalam rekayasa nilai dan keandalan produksi bisa
menghasilkan keuntungan yang lain, diantaranya adalah :
1. Penurunan kerumitan produk
2. Standarisasi tambahan atas produk
3. Peningkatan aspek fungsional produk

4. Desain metode kerja yang lebih baik
5. Keamanan kerja yang lebih baik
6. Peningkatan keandalan (serviceability) produk
7. Rancangan untuk memperoleh produk (mutu) yang andal (quality robust design)
Rancangan mutu yang andal menuntut suatu produk harus didesain sedemikian rupa.
Analisis produk berdasar nilainya mengidentifikasikan produk yang diurut kebawah dimulai
dari kontribusi yang terbesar. Pada kebanyakan produk manufactur komponennya dinyatakan
dengan gambar, yang biasanya disebut gambar teknik (engineering drawing). Suatu gambar
teknik (engineering drawing) menampilkan dimensi toleransi, bahan mentah, dan bentuk jadi
dari suatu komponen. Teknologi kelompok mengarahkan pada:
1. Perbaikan desain
2. Penurunan bahan mentah dan pembelian
3. Penyederhanaan perencanaan dan pengendalian produksi
4. Perbaikan jalur proses dan penggunaan mesin
5. Pengembangan sel kerja
6. Penurunan waktu pemasangan alat, bahan dalam proses, dan waktu produksi

4

1.2


MUTU/KUALITAS
Istilah mutu menurut Assauri diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam

suatu barang/hasil yang menyebabkan barang/hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa
barang/hasil tersebut dimaksudkan atau dibutuhkan. Apabila hasil produksi tidak terdapat
ksesuaian/kecocokan akan tujuan yang diinginkan dari pengguna barang/jasa tersebut maka
biasanya konsumen akan pindah membeli barang merek lain dipasar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas/mutu yaitu:
a. Fungsi suatu barang.
b. Wujud luar.
c. Biaya barang tersebut.
Biaya mutu (Quality Cost). Disetiap perusahaan pasti memikirkan untuk memperbaiki
mutu dari barang/produk yang dihasilkannya dengan biaya yang sama atau tetap. Biaya mutu
sendiri dapat dikelompokan ke dalam tiga bagian atau macam biaya yaitu:
a. Biaya pencegahan.
b. Biaya penaksiran.
c. Biaya kegagalan.
Perumusan Kebijaksanaan dalam Mutu:











Proses Pembuatan
Aspek Penjualan
Perubahan Permintaan Konsumen/Pemakai
Peranan Inspeksi
Lingkup dari Perumusan Kebijaksanaan Yang Diambil

Maksud dan Tujuan Pengawasan Mutu








Agar barang hasil produksi dapat dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan mutu
produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Ruang Lingkup Pengawasan Mutu




Pengawasan selama pengolahan (proses)
Pengawasan atas barang hasil yang telah di selesaikan
5

1.3


PERSEDIAAN
Menurut Assauri (2008:237) mengemukakan dalam bukunya bahwa: Persediaan atau

Inventory adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dengan suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang
yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalanya operasi
perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut- turut untuk memproduksi barangbarang dan didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen. Alasan diperlukannya
persediaan oleh suatu perusahaan pabrik adalah karena:
1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan
produk dari suatu tingkat ke proses tingkat yang lain, yang disebut persediaan dalam
proses pemindahan.
2. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat skedul
operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.
Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari yang bentuk bahan mentah sampai dengan
barang jadi, antara lain berguna untuk dapat:
1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan – bahan yang
dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilngkan risiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan.
3. Untuk menumpuk bahan – bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat
digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus
produksi.
5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik – baiknya dimana
keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap
tersedianya barang jadi tersebut.
7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunan atau
penjualannya.

6

Jenis Persediaan dalam urutan pengerjaan produk menurut Assauri (2008:240) adalah:
a. Persediaan bahan baku
b. Persediaan bagian produk yang dibeli (purchased parts)
c. Persediaan barang perlengkapan (supplies stock)
d. Persediaan barang setengah jadi (work in process)
e. Persediaan barang jadi
Model Persediaan:
a. Permintaan Dependen vs Permintaan Independen
b. Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pemasangan
Model persediaan untuk permintaan independen:
a. Model dasar Economic Order Quantity (EQQ)
b. Model Production Order Quantity
c. Model Quantity Discount.
1.4

PEMELIHARAAN
Menurut Barry Render dan Jay Heizer (2008:272) Pemeliharaan merupakan

“suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi –
fungsi lain seperti produksi”. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan atau
fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau
fasilitas tersebut.
Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah :
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
3. Meghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para
pekerja.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas 2
macam yaitu:
1. Preventif Maintenance
Yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang
7

dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan
dalam proses produksi. Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan
oleh suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas: Routine Maintenance dan Periodic
Maintenance. Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari. Periodic maintenance dapat
dilakukan pula dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi
tersebut sebagai jadwal kegiatan.
2. Corrective atau Breakdown Maintenance
Yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu
kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik.
Semua tugas atau kegiatan pemeliharaan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari 5 tugas
pokok yaitu:
1. Inspeksi
2. Kegiatan teknik
3. Kegiatan produksi
4. Kegiatan administrasi
5. Pemeliharaan bangunan
Usaha untuk menjamin kelancaran kegiatan pemeliharaan :
1. Menambah

jumlah

peralatan

dan

perbaikan

para

pekerja

bagian

pemeliharaan,sehingga dapatlah diharapkan rata-rata waktu kerusakan dari mesin
akan dapat dikurangi.
2. Menggunakan suatu preventive maintenance, karena dengan cara ini kita dapat
mengganti alat atau parts yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak.
3. Diadakannya suatu cadangan didalam suatu cadangan di dalam suatu system produksi
pada tingkat yang kritis, sehingga kita mempunyai suatu tempat yang parallel apabila
terjadi suatu kerusakan yang mendadak.
4. Usaha untuk menajdikan para pekerja dalam bidang pemeliharaan ini sebagai suatu
komponen dari mesin yang ada, dan untuk menajdikan mesin tersebut sebagai suatu
komponen pula terhadap suatu system produksi secara keseluruhan.

8

1.5

LAYOUT
Menurut Surianto Rustan, S.Sn. dalam bukunya yang berjudul “Layout Dasar dan

Penerapannya” layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam
media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Me-layout adalah suatu
proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya
sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat
meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang yang
mengatakan bahwa me-layout itu sama dengan mendesain.
Tujuan Tata Letak (Layout):
Menurut Sri Tomo Wignjosoebroto (2003:68), tujuan utama dalam desain tata letak
untuk meminimalkan total biaya yang menyangkut elemen-elemen biaya, yaitu:
1. Biaya konstruksi dan instalasi untuk bangunan mesin ataupun fasililtas produksi
lainnya.
2. Biaya pemindahan bahan.
3. Biaya produksi maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi.
Barry Render dan Jay Heizer (2001:272) menegaskan bahwa layout yang efektif dapat
membantu perusahaan dalam mencapai hal-hal seperti:
1. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia
2. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik
3. Lebih memudahkan konsumen
4. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman
Prinsip-Prinsip Layout

1. Prinsip Umum yang Berhubungan dengan Layout











Kesederhanaan
Kontras
Keseimbangan
Keharmonisan
Stressing

2. Prinsip Dasar Penyusunan Layout





Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi
Jarak pemindahan bahan paling minimum
9






Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back
tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion)
Kepuasan dan keselamatan kerja
Fleksibilitas

3. Prinsip Teknis Perencanaan Tata Letak
Berdasarkan tujuan, keuntungan, dan aspek dasar dalam tata letak yang


terencana dengan baik, dapat disimpulkan enam prinsip dasar berikut ini :



Prinsip perpindahan jarak yang minimal









Prinsip integrasi secara total

Prinsip aliran dari suatu proses kerja
Prinsip pemanfaatan ruangan
Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja
Prinsip fleksibilitas

Model Perencanaan Tata Letak

1. Model Tata Letak (Layout)
Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2000), empat model tata letak (layout)
antara lain sebagai berikut:
o Model Product Layout
o Model Process Layout
o Model Fixed Position Layout
o Model Group Technology Layout
2. Model Pendekatan Layout
Dalam semua kasus yang terjadi, menurut Moore (2000), layout seharusnya
mempertimbangkan cara mencapainya, antara lain:
o Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas, dan tenaga kerja
o Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja
o Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik
o Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen
o Peningkatan fleksibilitas

10

Moore (2000) memperkenalkan enam pendekatan layout, yaitu sebagai
berikut:
o Layout Posisi Tetap ( Fixed Position Layout )
o Layout Berorientasi Proses ( Process Oriented Layout )
o Layout Perkantoran ( Office Layout )
o Layout Usaha Eceran ( Ritel Layout )
o Layout Gudang ( Warehouse Layout )
o Layout Berorientasi Produk
1.6

ALUR PROSES PRODUKSI
Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan (Utility) suatu

barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun
teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi
yang ada. Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan
dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Jenis-jenis proses produksi
A. jenis proses ditinjau dari berbagai segi.
1) Proses kimiawi
2) Proses perubahan bentuk
3) Proses assembling
4) Proses transportasi
5) Proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi
B. Proses produksi dilihat dari arus atau flow
1) Proses produksi terus-menerus (Continous processes)
2) Proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti:






volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan
kualitas produk yang diisyaratkan
peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.

11

Macam Tipe proses produksi terbagi atas:
1. Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran
produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam
proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki
karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk
yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
2. Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terusmenerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya
terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk
diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.
3. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terusmenerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan
bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

12

SEJARAH PERUSAHAAN
Handi meubel adalah sebuah perusahaan keluarga yang semulanya kakek dari penerus
Handi meubel, Agung Juliyanto adalah seorang tukang kayu lalu dikembangkan oleh ibunya
menjadi toko meubel. Mendapat amanah meneruskan usaha keluarga merupakan tantangan
tersendiri baginya. Putra kedua dari dua bersaudara ini kini mengelola bisnis Handi Meubel
yang telah dirintis orangtuanya sejak 1991 silam. UMKM ini terletak di Jalan Sutawinangun
No.123, Pecilon Cirebon Jawa Barat. Saat ini jumlah karyawan usaha ini berjumlah 30 orang.
Selain menjadi supplier, seluruh kebutuhan dirumah tersedia ditempat ini. Mulai dari
kursi teras, kursi set, buffet, lemari kaca, buffet TV, buffet lemari buku, sofa, tempat tidur,
lemari meja rias, kitchen set dan sebagainya. Dengan pengalaman yang lebih dari 20 tahun
dalam bidang ini, perusahaan ini yakin dapat memberikan kualitas tertinggi pada produksi meubel
dengan harga yang kompetetif dan melayani pembeli di seluruh belahan dunia termasuk Eropa
dan Australia.

Logo, Slogan dan Contoh Produk PD. Handi Meubel

13



PERMASALAHAN USAHA
Bahan Baku
Keterbatasan bahan baku, karena bahan baku yang dibuat UMKM Handi
Meubel adalah kayu jati, playwood, multiplek, dan triplek dari Perhutani. Untuk
mendapatkan kayu jati ini tidaklah mudah karena dilindungi. Walaupun ada tetapi
kurang berkualitas. Untuk itu, Handi Meubel memproduksi sesuai dengan permintaan



pasar.
Keterbatasan SDM
Dalam usaha ini sulit untuk menambah SDM karena untuk menjadi SDM
disini mengandalkan skill/ keterampilan. Untuk melatihnya membutuhkan waktu yang



lama sehingga harus pelan-pelan.
Pemeliharaan Mesin
Karena ini adalah usaha mikro bukan perusahaan besar, pemeliharaan mesin
tidak dicek secara berkala melainkan akan diservis atau diganti jika alat/mesin itu
sudah benar-benar rusak. Pemeliharaan dilakukan ketika ingin digunakan dengan
diberi pelumas.

14

KRITIK DAN SARAN




KRITIK
Tidak dilakukannya pengecekan mesin secara berkala.
Tata letak pada gudang masih belum difungsikan dengan baik begitupun pada
showroom.



SARAN
Karena keterbatasan dalam memperoleh bahan baku, disarankan bahwa seharusnya
saling bermitra dengan perhutani agar mendapat arahan dan kemudahan dalam




pengadaan bahan baku tersebut.
Dilakukannya secara rutin pengecekan mesin secara berkala sehingga dapat
menghindari kerusakan dini pada mesin.
Untuk meningkatkan produktifitas, diharapkan bahwa UMKM dapat dituntut untuk
menerapkan secara bertahap dan terus-menerus teori 5S (Seiri,Seiton,Seiso,Seiketsu
dan Shitsuke) dimana dalam penerapannya berhasil mengatasi permasalahanpermasalahan

yang

terjadi

sehingga

dapat

mencapai

produkifitas

yang

maksimal,kualitas yang konsisten,biaya yang efektif,penyampaian yang tepat waktu
hingga moral karyawan yang tinggi.

15

DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. (2008). Manajemen Operasi dan Produksi Edisi Revisi. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Indonesia.
M, Dr. H. A. Rusdiana (2014). Manajemen Operasi. Bandung: Pustaka Setia.
Pengertian dan Proses Produksi. (2015). Dipetik 17 Mei Sabtu,
http://yprawira.wordpress.com/pengertian-dan-proses-produksi/

Render, B., & Heizer, J. (2008). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

16

2017,

dari

LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah ada sertifikasi tertentu dalam membuat produk ini?
2. Kendala apa saja yang ditemukan dalam perusahaan ini untuk membuat suatu desain
produk?
3. Bagaimana cara untuk menjaga produk agar kualitas/mutu nya selalu terjaga?
4. Bahan baku apa saja yang digunakan untuk membuat produk? Dan diperoleh dari
mana bahan baku tersebut?
5. Berapa SDM yang diperlukan dalam dalam proses produksi?
6. Adakah klasifikasi keterampilan tertentu terhadap SDM yang dibutuhkan?
7. Bagaimana cara penditribusiannya? Apakah langsung ke final buyer atau melalui
distributor? Alasannya?
8. Apa saja mesin yang dipakai dalam membuat produk ini dan bagaimana pemeliharaan
mesin tersebut agar tidak mudah rusak?
9. Bagaimana dengan tata letaknya? Apakah dengan tata letak seperti ini sangatlah
efektif dalam melakukan proses produksi?
10. Bagaimana alur proses produksinya?
Jawab:
1. Ya. Karena bahan baku yang digunakan adalah kayu jati, maka harus ada perizinan
dari pemerintah. Berikut adalah perizinan dan sertifikasi yang dimiliki Handi Meubel:
-

SIUP atau Surat Izin Usaha Perdagangan merupakan dokumen yang diperlukan
dan diwajibkan bagi orang perseorangan maupun badan usaha yang akan
mendirikan usaha perdagangan.

-

Surat Izin Gangguan dan biasa juga disebut HO (Hinderordonnantie) adalah surat
keterangan yang menyatakan tidak adanya keberatan dan gangguan atas lokasi
usaha yang dijalankan oleh suatu kegiatan usaha di suatu tempat.

-

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatan resmi yang diadakan
menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang atau peraturan-peraturan
pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap
perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang.

-

SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu), Sertifikat ini ada unsur wajib dari
pemerintah sehingga program pemerintah yang berkaitan dengan industri wajib
17

dimasukkan seperti K3, Peraturan Perusahaan yang harus mendapat pengesahan
dari Disnaker setempat, Dokumen Lingkungan Hidup yang dibuat oleh Dinas
Lingkungan Hidup dan Laporan Mutasi Kayu yang setiap bulannya harus
dilaporkan ke Dinas Kehutanan.
-

FSC COC adalah sertifikasi CoC yang mensyaratkan sumber bahan bakunya dari
hutan yang telah tersertifikasi Forest Management (FM). Karena perusahaan ini
sudah ekspor ada negara yang mewajibkan memiliki sertifikat ini.

2. Kendala yang ditemukan dalam membuat produk:
-

Ketergantungan terhadap bahan baku yang terbatas.

-

Permintaan pasar, karena permintaan pasar atau konsumen cenderung berubahberubah berkembang sesuai trend. Contoh: permintaan konsumen akan lemari
setinggi 2 meter.

-

Ketergantungan terhadap pemesanan (memproduksi bila ada pesanan).

-

Peran serta pemerintah dalam membantu perusahaan secara langsung belum ada.

-

Keterbatasan tenaga kerja, karena sesuai dengan keterampilan. Penurunan
kreativitas karyawan dalam membuat produk dapat menghasilkan produk yang
kurang baik.

3. Menjaga mutu produk:
-

Menggunakan bahan baku yang kualitas nya terbaik. Misalnya saja pada
pemilihan batang, kayu yang terbaik yaitu kayu yang benar-benar kering.
Biasanya perusahaan lain mengeringkan kayu selama 2 minggu, tetapi perusahan
kami diukur jika masih lembap dan dibawah 20% masuk oven lagi dikeringkan
biasanya ada yang sampai 4 minggu.

-

Desain produk yang sesuai permintaan konsumen, jika ada ketidak cocokan dapat
diperbaiki / diretur kembali.

4. Bahan baku dari berbagai jenis kayu seperti kayu jati, playwood, multiplek dan triplek
yang berasal langsung dari Perhutani.
5. Saat ini terdapat 30 orang karyawan tetap. Karena handi meubeul ini merupakan
perusahaan keluarga sehingga menggunakan sedikit tenaga kerja.
6. Untuk tenaga kerja disini tidak bergantung pada pendidikan yang penting itu
keterampilan, kreativitas, memiliki skill, mau berlatih dan rajin.
7. Untuk pendistribusiannya kami ada 2 cara yaitu:

18

-

B to B yaitu Bussiness to Bussiness merupakan penjualan produk atau jasa yang
diberikan oleh bisnis tersebut dan diperuntukkan untuk bisnis lain, karena selain
menjadi penjual kami juga merupakan supplier pada perusahaan tertentu.

-

B to C yaitu Bussiness to Customer merupakam bisnis yang melakukan pelayanan
atau penjualan barang atau jasa kepada konsumen perorangan atau grup secara
langsung.

8. Mesin yang digunakan nya itu ada banyak macamnya. Ada 3 kategori yaitu:
-

Perlatan tangan yang terdiri dari meteran roll, penggaris, pensil tukang, penggaris
siku, palu kayu/ganden, palu besi, pahat tusuk, dan gergaji kayu.

-

Peralatan mesin portable yang terdiri dari Bor Tangan Listrik multi guna (Drill),
Mesin Ketam Tangan Listrik (Planer), Gergaji Tangan Listrik/Circular Saw,
Mesin Amplas/Sander, dan Mesin Propil/Router.

-

Peralatan mesin stasioner yamg terdiri dari Mesin Scroll Saw, Circular Saw Fit
Table/Table Saw, Mesin Tatah Bobok/Mortising Chisel Machine, Mesin Pasah
Otomatis/ Automatic Planer, dan Mesin Band Saw.

Pemeliharaan mesin hanya ketika ingin digunakan saja dicek dan diberi pelumas.
Tidak dicek secara berkala seperti perusahaan besar karena ini kan Usaha Mikro jadi
di servis atau diganti jika mesin itu sudah rusak.
9. Tata letak kami ini sama saja pada umumnya, menurut kami ini sudah efektif karena
sudah bertahun-tahun menjalankan produksi sehingga sudah terbiasa dengan tata letak
seperti ini. (Layout ada dilampiran hal 21 )
10. Alur proses produksi:
-

Kayu gelondongan/log yang didapatkan langsung dari Perhutani masuk mesin
Saw Mill yaitu proses pembelahan/penggergajian dari bahan baku dasar menjadi
bahan baku yang sudah berupa papan.

-

Proses pengeringan (Kiln Dried) dengan sistem pemanasan tertentu agar kadar air
yang terkandung di dalam kayu bisa dikurangi sampai dengan kadar kelembaban
12 sampai dengan 15%. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kayu
menjadi pecah dan melengkung, dan juga kayu tidak akan mengalami penyusutan
lagi. Biasanya dikeringkan langsung dari matahari ataupun melalui oven.

-

Proses pembelahan menjadi komponen sesuai dengan lebar yang dikehandaki
dengan mesin SERCLE atau CIRCLE SAW.

-

Proses pemotongan dengan mesin potong/CUTTER SAW ,kayu dipotong-potong
sesuai dengan panjang yang dibutuhkan.
19

-

Proses pembuatan komponen furniture dengan memakai mesin SCRALL BAND
SAW.

-

Proses penyerutan agar kayu lapis halus dan sama ukuran tebal-lebarnya dengan
mesin PLANNER/mesin serut atau juga bisa dengan Mesin MOULDING.

-

Proses pemasukan ke dalam mesin yang meliputi: 1) Mesin TENONER yaitu
proses pembuatan pen untuk sistem pertemuan. 2) Mesin MORTIZER yaitu
proses pembuatan lubang boor guna penempatan baut ataupun dowel-dowel yang
bersifat barang knock down. 3) Mesin Profil yaitu proses pembuatan variasi profil
apabila diperlukan.

-

Proses memasukkan ke dalam mesin SANDING untuk semua komponen yang
sudah selesai diproses, sehingga akan diperoleh komponen yang sudah halus
dengan ukuran yang sama sebelum dilakukan penyetelan.

-

Proses ASSEMBLING atau penyetelan yaitu proses menyetel/merangkai dari
komponen menjadi barang jadi yang meliputi pengeleman dan pemasangan
hardware atau aksesoris lain yang dibutuhkan.

-

Proses Finishing, yaitu proses pendempulan, pengamplasan terakhir dengan sistem
manual. Proses finishing ini juga bisa meliputi proses politur atau cat apabila
diperlukan.

-

Proses packing, yaitu proses pengepakan dengan box agar barang-barang yang
akan dikirim tidak mengalami kerusakan.

-

Proses pengiriman produk kepasaran di dalam negeri maupun luar negeri (ekspor).

JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan Observasi
Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Mei 2017
Waktu

: Pukul 15.30 WIB – selesai.

Tempat

: Handi Meubel
Jalan Sutawinangun No.123, Pecilon Cirebon Jawa Barat.

Jadwal Operasi Handi Meubel
Hari

: Senin-Sabtu

Waktu

: 08.00-17:00 WIB

Jadwal Pengiriman Handi Meubel
Sesuai PO (< 2bulan setelah pemesanan)

20

Tempat Kerja
Tukang
BLOK C

B5

B4

1

1

WC

Gudang dan Tempat
Produksi

BLOK B
Bahan
Baku

B3

1

Parkir

Tempat Belah /
Potong

Mushola
B2

B1

1

1

Karyawan

Bahan
Baku

Finishing
(Amplas,
pendempulan)

U

A3
B

T

BLOK A

A2

S

A1

Stock Barang
Unfinish

Stock
Unfinish

Parkir

Pemasangan
Aksesoris

Parkir
Gang
Umum

Display Tempat
Tidur

Display Furniture

Display Buffet,
Lemari, Meja
Makan

Office

Showroom Timur

Showroom Barat

Layout PD. Handi Meubel

21

DOKUMENTASI KEGIATAN

Foto bersama Pemilik UMKM Handi Meubel

22

ALUR PROSES PRODUKSI

Pemotongan kayu menjadi papan/balok

pengukiran detail kayu

Penjemuran kayu

pemotongan ukiran kayu

23

Perakitan kayu jati

Pengamplasan

Pemasangan mur dan paku

Pengecekan bagian dalam

24

Pengolesan pelamir

Pengecetan kayu jati

Produk yang dihasilkan PD Handi Meubel

25

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN OBSERVASI

26