PENGEMBANGAN MEDIA CAI COMPUTER ASSISTED

PENGEMBANGAN MEDIA CAI (COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION)
PADA MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN MULTIMEDIA MATERI BIOS
UNTUK SISWA KELAS X DI SMKN 1 JETIS MOJOKERTO

Dwi Aditya Kurniawan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Alamat e-mail: dwiaditya27@gmail.com

Abstrak
Materi BIOS wajib dipelajari didalam mata pelajaran produktif Mutimedia Kelas X SMK karena Tugas utama
dari BIOS ialah berfungsi untuk memuat dan menjalankan sistem operasi, mengatur beberapa konfigurasi dasar
dalam komputer seperti tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja,
serta kestabilan komputer. Salah satu masalah pada proses belajar mengajar di SMKN 1 Jetis ialah kurangnya
jam pelajaran dan materi yang baru diterima siswa di bangku sekolah menengah menjadikan kendala utama pada
propses pembelajaran di kelas X Multimedia SMKN 1 Jetis.
Berdasarkan alasan tersebut, maka tujuan pengembangan media ini adalah untuk menghasilkan produk media
CAI (Computer Assisted Instruction) tentang bios pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia
untuk siswa kelas X SMKN 1 Jetis Mojokerto.
Data kuantitatif hasil uji validasi ahli materi I dan ahli materi II 98,33, ahli media I dan ahli media II 81,94, ahli
pembelajaran 100, uji coba perseorangan 96,3, uji coba kelompok kecil 88,75, uji coba kelompok besar 89,8.
Semua nilai sesuai dengan kriteria penilaian sangat baik sekali, dapat disimpulkan bahwa pengembangan media

CAI (Computer Assisted Instruction) mampu membantu proses belajar mengajar pada materi BIOS mata
pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia untuk siswa SMK kelas X dan layak digunakan dalam
aktifitas pembelajaran
Kata Kunci: pengembangan, media cai, bios, mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan.

PENDAHULUAN
Permasalahan
BIOS (Basic Input Out System), adalah program
yang berfungsi mengatur dan mengonfigurasi sistem
komputer (Gumawang, 2010:101). Tugas utama dari
BIOS ialah berfungsi untuk memuat dan menjalankan
sistem operasi, mengatur beberapa konfigurasi dasar
dalam komputer seperti tanggal, waktu, konfigurasi
media penyimpanan, konfigurasi proses booting,
kinerja, serta kestabilan komputer. Hal tersebut yang
menjadikan BIOS wajib dipelajari didalam mata
pelajaran produktif Mutimedia Kelas X SMK.
SMKN 1 Jetis Mojokerto, merupakan salah satu
Sekolah Menengah Kejuruan yang terletak di utara
Kabupaten Mojokerto. Sekolah ini baru didirikan

pada tahun 2005. SMKN 1 Jetis ini terletak di desa
Mojolebak, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto,
Jawa Timur. Di sekolah tersebut telah dibuka
beberapa jurusan antara lain Multimedia, Mekanik
Otomotif, Body Otomotif, Elektronika Industri, Audio
Video, teknik Las. Fasilitas pembelajaran di SMKN 1
Jetis Mojokerto sangat mendukung untuk kegiatan
proses belajar mengajar peserta didik. Seperti
tersedianya 1 laboratorium multimedia yang memiliki
20 komputer dan 20 unit laptop. Selain itu ada 2

laboratorium komputer yang terdiri dari 20 unit
komputer di setiap laboratorium. Terdapat LCD
proyektor di laboratorium komputer, multimedia, dan
kelas multimedia.
Dari observasi yang telah dilakukan dikelas X,
ada beberapa kondisi nyata yang muncul pada proses
belajar mengajar mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan (DKK) Multimedia khususnya tentang
materi pokok bios, sehingga dapat di identifikasikan

kondisi nyata sebagai berikut:
1. Materi tentang bios merupakan materi yang baru
bagi siswa kelas X. Pada jenjang sekolah sebelum
SMK, tidak diajari mata pelajaran yang membahas
tentang bios. Siswa masih merasa awam terhadap
materi tersebut, sehingga sulit untuk memahami
dan menerima materi.
2. Materi terlalu sulit bagi siswa, sehingga siswa
sulit memahami. Bios sendiri mempunyai jenis
lebih dari satu. Maka tidak semua siswa dapat
memahami materi ini dalam 1x pertemuan 4 x 45
menit.
3. Belum ada media lain yang sesuai untuk
mempelajari materi tentang bios kecuali power
point. Terbatasnya media pembelajaran yang
tersedia di SMKN 1 Jetis membuat para guru tidak

bisa dengan leluasa memilih media yang ingin di
gunakan.
Permasalahan yang muncul di atas merupakan

permasalahan yang timbul di dalam kelas X SMKN 1
Jetis, selain itu terdapat permasalahan yang
mendukung kesulitan belajar di atas yang dialami
hampir semua Sekolah Menengah Kejuruan.
Permasalahan tersebut ialah di kelas XI Sekolah
Menengah Kejuaruan terdapat mata diklat atau mata
pelajaran Prakerin (Praktik Kerja Industri) selama 3
bulan yang kemudian pelajaran produktif di kelas XI
ditarik ke kelas X guna mendukung kompetensi siswa
siswi Sekolah Menengah Kejuruan di lapangan.
Sejalan dengan penarikan mata diklat atau mata
pelajaran
tersebut
tidak
dimbangi
dengan
penambahan jam pelajaran.
Permasalahan-permasalahan
yang
muncul

menjadikan kurang optimalnya jam belajar siswa.
Tapi akan lebih efektif jika siswa bisa belajar secara
mandiri seusai jam pelajaran formal atau setelah
pulang sekolah. Belajar secara mandiri tentunya akan
lebih menarik dan memotivasi siswa jika didukung
dengan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi.
Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan di
SMKN 1 Jetis Mojokerto kelas X terdapat alternatif
media yang dapat mengatasi masalah-masalah yang
timbul di sekolah tersebut yaitu: CAI (Computer
Assisted Instruction).
Dalam
penyampaian
materi
pelajaran,
penggunaan media CAI (Computer Assisted
Instruction) memiliki beberapa kelebihan seperti:
menampilkan teks, gambar, maupun animasi, bersifat
interaktif, dan dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa

tergantung oleh kehadiran pengajar. Disamping itu
tampilan media CAI (Computer Assisted Instruction)
juga dapat disesuaikan dengan tampilan booting
komputer.
Kelebihan media CAI (Computer Assisted
Instruction) tidak hanya terbatas pada tampilan, tetapi
juga pada format penyajian yang mendukung interaksi
antara media dengan siswa atau siswa dengan media.
Format tersebut anatara lain: drill and practice,
tutorial, simulasi, dan game. Format yang akan
digunakan ialah model simulasi, karena menurut Rudi
Susilana & Cepi Riyana (2008:154) pada
pengertiannya model simulasi ialah salah satu strategi
pembelajaran
yang
bertujuan
memberikan
pengelaman belajar yang lebih konkrit melalui tiruantiruan yang mendekati bentuk sebenarnya.
Berikut pengertian media CAI (Computer
Assisted Instruction) menurut Azhar Arsyad

(2008:35) Computer Assisted Instruction adalah suatu

sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis
mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan
diprogram kedalam sistem tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan
menggunakan media CAI yang bersifat interaktif,
siswa dapat menggunakan media CAI secara berulangulang di sekolah dan selain itu siswa juga dapat
menggunakan media CAI tersebut di rumah guna
meningkatkan pemahaman. Diharapkan setelah
menggunakan media CAI maka siswa dapat mengenal
BIOS dalam setiap PC dan mampu mengoperasikan
BIOS untuk mengaktifkan ataupun menonaktifkan PC.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukaan yaitu: materi baru bagi siswa, materi sulit
dipahami, belum tersedia media yang tepat untuk
mempelajari materi tentang bios kecuali power point.
Maka diperlukan Pengembangan media CAI
(Computer Assisted Instruction) pada materi bios mata

pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia
untuk siswa kelas X di SMKN 1 Jetis Mojokerto.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di
kemukakan di atas, maka tujuan pengembangan media
ini adalah untuk menghasilkan produk media CAI
(Computer Assisted Instruction) tentang bios pada
mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
Multimedia untuk siswa kelas X SMKN 1 Jetis
Mojokerto.
Kajian Teoritik
 Pengembangan
Menurut Seels (1994:38) Pengembangan adalah
proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik. Kawasan pengemangan mencakup
banyak variasi teknologi yang digunakan dalam
pembelajaran.
Dalam pembuatan media CAI (Computer
Assisted Instruction), diperlukan sebuah desain atau
model pengembangan yang bertujuan sebagai

patokan langkah-langkah yang akan kita laksanakan
dalam pengembangan media CAI (Computer
Assisted Instruction), dan tolak ukur berhasil atau
tidaknya sebuah program pengembangan melalui uji
coba produk.
Model pengembangan dapat berupa model
prosedural, model konseptual, dan model teoritik.
Model prosedural adalah model yang bersifat
diskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah
yang harus diikuti untuk menghasilkan produk.

Model konseptual adalah model yang bersifat
analitis yang memberikan komponen-komponen
produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan
antar komponen. Model teoritik adalah model yang
menunjukkan hubungan antar peristiwa. (Mustaji &
Lamijan Hadi Susarno, 2010:37)
Pengembang
memilih
menggunakan

model
prosedural karena mengacu pada pengertiannya yaitu
menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti
untuk menghasilkan produk. Dalam hal ini,
pengembang
memilih
menggunakan
model
Research and Development (R&D) dengan
pertimbangan bahwa langkah-langkah Research and
Development (R&D) bersifat prosedural.
Sugiyono
dalam buku yang berjudul
Metodologi Penelitian Pendidikan (2010:48)
menjelaskan langkah-langkah model R&D, berikut
langkah-langkahnya:
1. Potensi dan Masalah
2. Mengumpulkan Informasi
3. Desain Produk
4. Validasi Desain

5. Perbaikan Desain
6. Ujicoba Produk
7. Revisi Produk
8. Uji Coba Pemakaian
9. Revisi Produk
10. Pembuatan Produk Masal
 Media CAI
CAI (Computer Assisted Instruction) adalah
suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang
berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang
dan diprogram kedalam sistem tersebut. (Azhar
Arsyad, 2008:35)
 Dasar Kompetensi Kejuruan
Mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
(DKK) Multimedia: Program keahlian yang
mempelajari mengenai kompetensi siswa dibidang
Multimedia yang merupakan kombinasi teks, seni,
animasi, gambar dengan dilengkapi audio video
yang di komunikasikan / disampaikan baik melalui
computer atau peralatan manipulasi elektronik dan
digital
lain.
(Vaughan,
2006
dalam
https://www.sugarsync.com/pf/D6367913_0800553_
62502 ).

METODE
Rancangan Penelitian Pengembangan
Bagian
ini
memaparkan
langkah-langkah
prosedural yang ditempuh pengembang dalam

pengembangan
rancangan
sesuai
model
pengembangan R&D (Research and Development).
Berikut prosedur pengembangannya:
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam
penelitian harus ditunjukkan dengan data yang
dapat diamati. (Sugiyono 2010:410)
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan
secara faktual, maka selanjutnya dilakukan
pengumpulan data yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan pembuatan sebuah
produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. (Sugiyono 2010:411)
3. Desain Produk
Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk
gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan
sebagai pegangan untuk menilaidan membuatnya.
(Sugiyono 2010:413)
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk
menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini
metode mengajar baru secara rasional akan lebih
efektif dari yang lama atau tidak. (Sugiyono
2010:414)
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui hasil
diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka
akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara
memperbaiki desain. (Sugiyono 2010:414)
6. Ujicoba Produk
Dalam melakukan uji coba produk, produk
terlebih dahulu dibuat dalam bentuk prototipe, dan
prototipe inilah yang selanjutnya akan di uji
cobakan. Produk di Uji cobakan kepada peserta
didik yang sesuai dengan sasaran. (Sugiyono
2010:414)
7. Revisi Produk
Pengujian efektifitas metode mengajar baru pada
dampel yang terbatas tersebut menunjukkan
bahwa metode mengajar baru ternyata yang lebih
efektif dari metode lama. (Sugiyono 2010:425)
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk hasil, dan
mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting,
maka selanjutnya produk yang berupa metode
mengajar baru tersebt diterapka dalam lingkup
lembaga pendidikan yang luas. (Sugiyono
2010:426)
9. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam
pemakaian dalam lembaga pendidikan yang lebih
luas terdapat kekurangan dan kelemahan.
(Sugiyono 2010:426)

10. Pembuatan Produk Masal
Bila produk yang berupa metode mengajar baru
tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa
kali pengujian, maka metode mengajar baru
tersebut dapat deterapkan pada setiap lembaga
pendidikan. (Sugiyono 2010:426)
Tetapi dalam penelitian pengembangan media CAI
(Computer Assisted
Instruction)
ini
hanya
menggunakan 6 dari sepuluh tahapan model RnD.
Pada tahap ke enam merupakan uji coba produk atau
uji formatif media CAI atau yang biasanya disebut
dengan uji coba kelayakan. Hanya terbatas pada
langkah ke-6 dikarenakan langkah ke-8 sudah
memasuki ranah pengembangan untuk efektifitas
materi.
Instrumen Pengumpulan Data dan Pengembangan
Instrumen
Menurut Arikunto (2010 :192) terdapat beberapa
jenis-jenis instrumen pengumpulan data diantaranya :
Tes, Angket/ Kuesioner, Interview, Obsevasi, Skala
bertingkat dan Dokumentasi. Sesuai dengan
kebutuhan pengumpulan data, dalam bagian ini
pengembang hanya menggunakan beberapa instrumen
pengumpulam data diantaranya :
 Wawancara
Menurut (Arikunto, 2010:198) Interviu atau
wawancara atau kuisioner lisan, adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
informasi dari terwawancara . Wawancara
digunakan sebagai alat dalam menilai kondisi
seseorang, misalnya untuk mencari data tentang
variabel latar belakang murid, orang tua,
pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Dalam hal ini wawancara ditunjukkan kepada
Guru Mata Pelajaran DKK Multimedia SMKN 1
Jetis, metode pengumpulan data yang berupa
wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik, kemampuan dasar siswa dan
mengetahui pencapaian prestasi siswa sebelum
menggunakan media.
 Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam artian laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
(Arikunto, 2010 :194).
Dalam hal ini pengembang menggunakan teknik
pengumpulan data berupa angket tertutup berupa
pilihan ganda dan ditujukan kepada :
- Ahli Materi (Guru mata pelajaran DKK kelas X
Multimedia dari SMKN 1 Jetis Mojokerto).
 Ahli Materi I : Iswahyudi, S.ST.

 Ahli Materi II : Novan Eko Setiawan,
S.Kom.
- Ahli Media (Dosen ahli media dari program
studi Teknologi pendidikan Universitas Negeri
Surabaya).
 Ahli Media I : Khusnul Khotimah, S.Pd.,
M.Pd.
 Ahli Media II : Utari Dewi, S.Sn., M.Pd.
- Ahli Pembelajaran (Dosen mata kuliah Ilmu
Pembelajaran atau Ilmu Pendidikan).
 Drs. Lamijan Hadi Susarno, M.Pd.
- Perseorangan, Kelompok kecil dan kelompok
besar (peserta didik kelas X Multimedia dari
SMKN 1 Jetis).
 Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang
artinya
barang-barang
tertulis.
Didalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
melalui penyelidikan benda-benda tertulis seperti
buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya. (Arikunto,
2010:201).
Dalam hal ini pengembang melakukan
penyelidikan terhadap daftar nama siswa kelas X
Multimedia, daftar nilai siswa kelas X Multimedia,
RPP guru pengajar DKK, Silabus dan kurikulum
sekolah SMKN 1 Jetis.
Teknik Analisis Data
 Analisis isi
Analisis isi diperoleh dari hasil masukan dan
tanggapan dari ahli materi, ahli media. Data yang
dikumpulkan berupamasukan dan tanggapan
selanjutnya di lakukan analisis dan hasilnya
digunakan untuk penyempurnaan media.
 Analisis deskriptif persentase
Metode deskriptif persentase diperoleh dari
hasil penilaian angket melalui uji coba ahli materi,
uji coba ahli media dan uci coba peserta didik
perseorangan, uji coba kelompok kecil dan uji
coba kelompok besar. Data tersebut didiskripsikan
dengan teknik prosentase menggunakan rumus:
Teknik perhitungan PSA (Penilaian Setiap Aspek)
denga rumus :
PSA
=

∑ Alternatif jawaban terpilih setiap aspek

X 100

∑ Alternatif jawaban ideal setiap aspek

Teknik perhitungan PSP
Program) dengan rumus :

(Penilaian

Setiap

PSP
=

Berdasarkan masalah diatas, maka dengan
menggunakan media CAI yang bersifat interaktif,
siswa dapat menggunakan media CAI secara
berulang-ulang di sekolah dan selain itu siswa
juga dapat menggunakan media CAI tersebut di
rumah guna meningkatkan pemahaman.

∑ Penilaian Semua Aspek
∑ Jumlah Aspek

(Arthana 2005 :103)
Data
yang
diperoleh
kemudian
diolah
menggunakan rumus dan kemudian dianalisis
dengan frekuensi jawaban tiap alternatif yang
dipilih responden. Untuk selanjutnya hasil atau
nilai yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria
penilaian sebagai berikut :
76 - 100
= Baik Sekali
51 - 75
= Baik
26 - 50
= Kurang Baik
0 - 25
= Kurang Baik Sekali

HASIL PENGEMBANGAN DAN ANALISI DATA
Persiapan Pengembangan Media CAI (Computer
Assisted Instruction)
Pengembangan Media CAI (Computer Assisted
Instruction) tentang bios pada mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Multimedia untuk siswa SMK
kelas X ini dikembangkan berdasarkan model
pengembangan Research & Development ( R & D)
yang telah dijelaskan pada Metode. Berikut ini adalah
uraian langkah-langkah pengembangan media CAI
tentang bios.
1. Potensi dan Masalah
Dari observasi yang telah dilakukan dikelas X,
ada beberapa kondisi nyata yang muncul pada
proses belajar mengajar mata pelajaran Dasar
Kopetensi
Kejuruan
(DKK)
Multimedia
khususnya tentang materi pokok bios, sehingga
dapat di identifikasikan kondisi nyata sebagai
berikut: (1) Materi tentang bios merupakan materi
yang baru bagi siswa kelas X. Pada jenjang
sekolah sebelum SMK, tidak diajari mata
pelajaran yang membahas tentang bios. Siswa
masih merasa awam terhadap materi tersebut,
sehingga sulit untuk memahami dan menerima
materi. (2) Materi terlalu sulit bagi siswa,
sehingga siswa sulit memahami. Bios sendiri
mempunyai jenis lebih dari satu. Maka tidak
semua siswa dapat memahami materi ini dalam 1x
pertemuan 4 x 45 menit. (3) Belum ada media lain
yang sesuai untuk mempelajari materi tentang bios
kecuali power point. Terbatasnya media
pembelajaran yang tersedia di SMKN 1 Jetis
membuat para guru tidak bisa dengan leluasa
memilih media yang ingin di gunakan.

2.

Mengumpulkan Informasi
Dalam hal ini data yang dikumpulkan adalah
materi-materi tentang BIOS sehingga pengembang
mampu menentukan materi yang akan dibuat
kedalam media CAI (Computer Assisted
Instruction) tersebut. Adapun butir-butir materi
tersebut disesuaikan dengan silabus yang sesuai
dengan kurikulum yang diterapkan di SMKN 1
Jetis Mojokerto saat ini.
3. Desain Produk
Pada tahap desain materi media CAI ini media
masih berupa story board. Pengembang
melakukan konsultasi dengan ahli materi yang
benar-benar memahami materi yang diajarkan di
SMK jurusan Multimedia khususnya mata
pelajaran DKK Multimedia. Pengembang juga
melakukan konsultasi dengan ahli media dan ahli
pembelajaran guna mendapatkan desain media
yang sesuai dan menyelaraskan antara RPP yang
nanti akan diterapkan pada proses pembelajaran
dengan media yang akan diterapkan dikelas.
4. Validasi Desain
Tahap validasi desain merupakan tahap
evaluasi terhadap media CAI yang telah
dikembangkan. Penilaian atau evaluasi dilakukan
sebagai upaya untuk memastikan bahwa program
media CAI yang sedang dikembangkan hasilnya
terjamin dengan baik.
Kegiatan validasi desain terhadap media yang
sedang dikembangkan meliputi kegiatan review
media oleh 2 orang ahli materi, 2 orang ahli
media, dan 1 orang ahli pembelajaran.
Pelaksanaan review ahli materi dilakukan pada
tanggal 19 November 2013 di SMK Negeri 1 Jetis
Mojokerto kemudian dilakukan revisi. Pelaksanaa
review ahli media dilakukan pada tanggal 25
November 2013 di jurusan Teknologi Pendidikan
kemudian dilakukan revisi/perbaikan desain,
selanjutnya pelaksanaan review ahli pembelajaran
dilakukan pada tanggal 2 Desember 2013 di
jurusan Teknologi Pendidikan.
5. Perbaikan Desain
Tahap selajutnya revisi desain. Setelah
dilakukan review kepada ahli materi, ahli media,
dan ahli pembelajaran maka dapat diketahui
kelemahanya.
Untuk
kelemahan-kelamahan

6.

tersebut selajutnya akan di kurangin dengan
dilkukannya revisi dan memperbaiki produk.
Uji coba Produk
Uji coba ini dibagi 3 tahap, yaitu :
a. Uji coba perorangan atau satu-satu yang
dilakukan oleh 3 anak. Dilaksanakan pada
tanggal 3 Desember 2013 di SMK Negeri 1
Jetis Mojokerto.
b. Uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 10
anak yang dipilih secara acak. Dilaksanakan
pada tanggal 5 Desember 2013 di SMK Negeri
1 Jetis Mojokerto.
c. Uji coba kelompok besar yang terdiri dari 23
anak. Dilaksanakan pada tanggal 6 Desember
2013 di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto.
Semua kegiatan yang ada pada langkah uji
coba produk dilaksanakan di kelas X MM SMK
Negeri 1 Jetis Mojokerto

Analisis Data
Setelah memperoleh dan mengumpulkan data
dari lapangan, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data untuk menjabarkan secara rinci
tentang hasil dari pengembangan media.
Analisis pengembangan media diperoleh dari
validasi para ahli dan uji pengembangan. Validasi
ahli meliputi ahli materi, ahli media dan ahli
pembelajaran. Sedangkan uji pengembangan
diperoleh dari uji perseorangan, kelompok kecil,
dan kelompok besar.
1. Ahli Materi
a. Sub Variabel Comprehension/ pengertian
yang menyeluruh meliputi isi materi dan
butir evaluasi memperoleh kriteria
penilaian baik dan tidak ada revisi.
b. Sub
Variabel
Message
relevance/
pentingnya pesan meliputi materi yang
disampaikan dapat diterapkan pada praktik
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
c. Sub Variabel Motivation/ motivasi meliputi
memusatkan perhatian terhadap materi
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
d. Sub
Variabel
Age
appropiateness/
kesesuaian usia meliputi usia sasaran
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
e. Sub Variabel Content Accuracy/ keakuratan
isi
meliputi
ketelitian
isi
materi
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
f. Sub Variabel Effectiveness/ efektivitas
meliputi keefektifan penyampaian materi

2.

3.

4.

sesuai dengan format program memperoleh
kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.
Ahli Media
a. Sub Variabel Daya Tarik meliputi judul,
tampilan, musik, tata letak memperoleh
kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.
b. Sub Variabel Comprehension/pengetian
yang menyeluruh meliputi kejelasam
materi memperoleh kriteria penilaian baik
dan tidak ada revisi.
c. Sub Variabel Motivation/ motivasi meliputi
memusatkan perhatian terhadap media CAI
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
d. Sub Variabel Appropriateness of design/
kesesuaian desain meliputi kesesuaian
format dengan materi memperoleh kriteria
penilaian baik dan tidak ada revisi.
e. Sub Variabel Content-Accuracy/ isi yang
akurat meliputi ketelitian isi program
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
f. Sub Variabel Effectiveness/ efektivitas
meliputi keefektifan penyampaian materi
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
Ahli Pembelajaran
a. Sub Variabel Comprehension/ pengertian
yang
menyeluruh
meliputi
tujuan
pembelajaran
dan
butir
evaluasi
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
b. Sub Variabel Appropiateness of design/
kesesuaian desain meliputi kesesuaian
pendekatan program / format program
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
c. Sub Variabel Side effect/ dampak pengiring
meliputi sikap siswa menjadi lebih aktif
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
d. Sub Variabel Effectiveness/ efektivitas
keefektifan
meliputi
keefektifan
penyampaian materi memperoleh kriteria
penilaian baik dan tidak ada revisi.
Siswa
a. Sub Variabel Daya Tarik meliputi judul,
tampilan, musik, tata letak memperoleh
kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.
b. Sub Variabel Comprehension/ pengertian
yang menyeluruh meliputi kejelasan materi
dan kejelasan soal evaluasi memperoleh
kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

c.

Sub
Variabel
Message
relevance/
pentingnya pesan meliputi materi yang
disampaikan dapat diterapkan pada praktik
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
d. Sub Variabel Motivation/ motivasi meliputi
memusatkan perhatian dan memberikan
rasa senang terhadap penyampaian
memperoleh kriteria penilaian baik dan
tidak ada revisi.
Kesimpulanya :
Berdasarkan dari hasil perhitungan dari
angket ahli materi, ahli media, ahli
pembelajaran, uji coba perseorangan, uji coba
kelompok kecil, uji coba kelompok besar,
maka didapatkan nilai sebagai berikut :
1. Ahli Materi
: 98,33
2. Ahli Media
: 81,94
3. Ahli Pembelajaran
: 100
4. Uji Coba Perseorangan
: 96,3
5. Uji Coba Kelompok Kecil : 88,75
6. Uji Coba Kelompok Besar : 89,8

SMKN 1 Jetis Mojokerto secara umum adalah
Baik Sekali. Berdasarkan dari hasil perhitungan
dari angket ahli materi, ahli media, ahli
pembelajaran, uji coba perseorangan, uji coba
kelompok kecil, uji coba kelompok besar, maka
didapatkan nilai sebagai berikut :
a. Ahli Materi : 98,33 dengan kategori baik
sekali
b. Ahli Media : 81,94 dengan kategori baik
sekali
c. Ahli Pembelajaran : 100 dengan kategori
baik sekali
d. Uji Coba Perseorangan : 96,3 dengan
kategori baik sekali
e. Uji Coba Kelompok Kecil : 88,75 dengan
kategori baik sekali
f. Uji Coba Kelompok Besar : 89,8 dengan
kategori baik sekali
Maka dapat disimpulkan telah dihasilkan
pengembangan media CAI (Computer Assisted
Instruction) materi BIOS pada mata pelajaran
DKK Multimedia di SMKN 1 Jetis Mojokerto.

PENUTUP
Kajian Hasil Pengembangan Media
1. Kajian Teoritik
Berdasarkan kajian teoritis, pengembangan
media CAI (Computer Assisted Instruction)
sesuai dengan ranah kawasan teknologi
pembelajaran, dalam domain Pengembangan sub
domain
Teknologi
Berbasis
Komputer.
Penggunaannya sebagai salah satu media dalam
proses belajar diharapkan dapat membantu
proses penyampaian materi dalam proses
pembelajaran. Menurut Azhar Arsyad (2008:35)
Media CAI (Computer Assisted Instruction)
adalah suatu sistem penyampaian materi
pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang
pelajarannya dirancang dan diprogram kedalam
sistem tersebut.
Media CAI dikembangkan menggunakan model
pengembangan Research and Development
(R&D) dengan pertimbangan bahwa langkahlangkah pengembangan ini bersifat prosedural,
terdapat tahapan produksi media dan merupakan
model penelitian yang bermaksud menghasilkan
produk yang akan dihasilkan dengan tahapan uji
coba.
2. Kajian Empirik
Dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data
yang diperoleh dari tahap uji coba media CAI
(Computer Assisted Instruction) pada materi
materi bios mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan Multimedia untuk siswa kelas X di

Saran
1. Saran Pemanfaatan
Dalam pemanfaatan media CAI yang
telah dikembangkan diharapkan guru
memperhatikan hal penting diantaranya :
a. Penggunaan strategi pembelajaran yang
sesuai, seperti penggunaan multimetode
(metode ceramah, metode demontrasi,
metode diskusi, dll).
b. Mohon diperhatikan bahan penyerta
dalam hal perawatan dan penggunaan
media.
2. Desiminasi (Penyebaran)
Pengembangan
produk
ini
hanya
menghasilkan media CAI (Computer
Assisted Instruction) mata pelajaran DKK
Multimedia materi BIOS untuk siswa Kelas
X MM SMKN 1 Jetis Mojokerto. Apabila
media CAI (Computer Assisted Instruction)
hasil pengembangan digunakan untuk
sekolah lain maka harus dilakukan
identifikasi kembali terutama pada analisis
kebutuhan, kondisi lingkungan sekolah,
karakteristik siswa, dsb.
3. Pengembangan Produk Lebih Lanjut
a. Media CAI yang telah dikembangkan
dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
DKK Multimedia yang digunakan di
SMKN 1 Jetis Mojokerto.
b. Pengembangan media CAI lebih lanjut
terpusat pada mata pelajaran DKK

Multimedia materi BIOS untuk siswa
kelas X MM SMKN 1 Jetis Mojokerto.

Gumawang, Atang. 2010. Belajar Merakit Komputer.
Bandung : Informatika.
Januszewski, Alan and Molenda, Michael. 2008.
Educational technology: A Definition With
Commentary. New York & London: Lawrence
Erlbaum Associates.
Mustaji & Hadi Susarno, Lamijan. 2010. Panduan
Seminar. Surabaya : Unesa Univessity Press.
Nursalim, Mochamad, dkk 2007. Psikologi Pendidikan.
Surabaya : Unesa Univessity Press.
Sadiman, Arif. 2010. Media pendidikan, Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta :
Rajawali Pers.
Seels, C,Barbara. 1994. Instruksional Technologi:The
Definition and Domains Of The Field, edisi
Indonesia (Teknologi Pembelajaran Definisi dan
Kawasannya). Jakarta : Unit Percetakan
Universitas Negeri Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode
Bandung : Alfabeta.

Penelitian

Pendidikan.

Sudjana, Nana. 2010. Media Pengajaran. Bandung :
Sinar Baru.
Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2008. Media
Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
Wibowo, Tri. B.S. 2008. Theories Of Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
https://www.sugarsync.com/pf/D6367913_0800553_625
02. Di Akses 10 Maret 2012.

DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1977. The Definition of Educational and
Technology, edisi Indonesia (seri Pustaka
Teknologi Pendidikan No. 7). Jakarta : CV
Rajawali.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Penelitian Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada
Arthana, Ketut Pegig & Dewi, Damajanti Kusuma.
2005.
Evaluasi
Media
Pembelajaran.
Surabaya : Unesa Univessity Press.