Analisis Kasus PERLINDUNGAN ATAS HAK HAK

PERLINDUNGAN ATAS HAK-HAK PENGEMUDI GO-JEK
Syigit Dony Kurniawan
Email : donie.vern95@gmail.com
Abstrak
Persaingan dalam pekerjaan dewasa ini menjadi masalah yang serius,
dikarenakan semakin banyak pengangguran dan lapangan pekerjaan yang
semakin sedikit yang membuat sebuah pekerjaan menjadi sangat berarti demi
mencari nafkah dan menghidupi keluarganya. Oleh karena itu persaingan
dalam sebuah pekerjaan menjadi sangat wajar. Namun akhir-akhit ini
persaingan dalam pekerjaan cenderung tidak sehat, bahkan dalam sebuah
pekerjaan seseorang mampu melakukan apapun agar dirinya menang dalam
persaingan tersebut, tidak jarang seseorang dapat melakukan hal-hal buruk
dan bahkan melakukan tindakan yang semena-mena. Dalam hal ini seharusnya
manusia dapat berpikir secara jernih dan tepat bahwa sebuah jalan hidup
termasuk rejeki itu telah diatur oleh sang pencipta, oleh karena itu seharusnya
manusia dapat berpikir dengan baik sehingga kejadian-kejadian seperti ini
tidak akan terjadi pada kemudian hari. Tetapi dalam kasus ini tidak hanya
dibutuhkan pemikiran jernih tetapi juga perlindungan terhadap para pekerja
sehingga para pekerja dapat dengan nyaman dan tenang tanpa rasa takut
dalam menjalani pekerjaanya sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Dalam hal ini muncul sebuah pertanyaan tentang bagaimanakah

perlindungan terhadap hak-hak para pekerja yang dalam kasus ini adalah para
pekerja GO-JEK yang dimana atributnya disita dan diambil secara sepihak oleh
awak angkotan umum di salatiga. Hal ini menunjukkan bahwa praktik keadilan
di masyarakat masih kurang dan kurang kuat-nya peraturan serta undangundang tentang ketenagakerjaan dan kebebasan manusia serta kurang
kuatnya sanksi dan hukuman yang diberikan terhadap para pelanggar
sehingga pelaku pelanggaran tidak merasa jera dan hal-hal seperti ini terus
terjadi di masyarakat.
Kata kunci : Kebebasan Bekerja, Peraturan, Hak Asasi Manusia

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hak asasi manusia merupakan sebuah hak yang telah melekat pada
setiap manusia sejak ia dilahirkan dan juga merupakan sebuah hak yang tidak
dapat diganggu gugat oleh setiap manusia lain, jika berbicara mengenai Hak
Asasi Manusia tentu kita juga berbicara tentang segenap hak-hak yang dimiliki
seorang manusia yang dimilikinya sejak lahir dan tidak dapat diganggu oleh
manusia lain, sama halnya jika kita berbicara tentang kebebasan dalam
bekerja, dan mencari nafkah, tentu hal itu juga merupakan sebuah hak dari
seseorang yang tidak dapat diganggu oleh orang lain, sehingga tidak boleh ada
sebuah intimidasi terhadap golongan seseorang yang mempunyai pekerjaan


tertentu dan intimidasi dari seseorang untuk memilih pekerjaan tertentu yang
disini seharusnya dapat memperoleh sebuah perlindungan dari pihak
berwenang seperti yang tercantum dalam UU No.39 tahun 1999 Pasal 29 ayat
1 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat dan hak miliknya”.1

1

Undang – Undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Jadi jika kita berbicara tentang kebebasan untuk bekerja, mencari pekerjaan
dan kebebasan menjalani pekerjaan tentu hal tersebut termasuk kebebasann
manusia individu yang tidak dapat dicampuri oleh manusia lain yang dimana
merupakan arti hakiki dari Hak Asasi Manusia sendiri yang berasal dari kata
haqq yang diambil dari kata haqqa, yahiqqu, haqqaan yang berarti benar,
nyata, pasti, tetap dan wajib. kata haqq dapat diartikan sebagai kewenangan
atau kewajiban untuk melakukan sesuatu dan tidak melakukan sesuatu.
Sedangkan kata asasiy beraasal daari akar kata assa, yausu, asasaan yang
biasa diartikan asal, asas, pangkal, dasar dari segala sesuatu. Kata asai

diartikan sebagai segala seseuatu yang bersifat mendasar dan fundamental
yang selalu melekat pada objeknya. Dengan penjelasan tersebut maka hak
asasi manusia dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai haak-hak mendasar
pada diri manusia. 2
Maka dari penjelasan diatas tersebut dapat diketahui bahwa manusia
mempunyai hak-nya masing-maasing yaang merupakan anugerah dari tuhan
yang melekat pada diri manusia sejak manusia itu lahir ke dunia. Jadi manusia
mempunyai hak-nya masing-masing dalam segala hal termasuk hak untuk
hidup, bekerja dan mencari nafkah bagi keluarganya. Seperti yang tercantum
dalam UU No.39 tahun 1999 Pasal 30 “Setiap orang berhak atas rasa aman dan
tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu”.3 Di pasal tersebut telah dijelaskan bahwa setiap orang
berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap segala
bentuk ketakutan serta ancaman untuk bertindak dan tidak beertindak
sesuatu. Berarti disini sudah jelas bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk
melakukan segala sesuatu asalkan sesuatu tersebut dilegalkan dan tidak
melanggar peraturan yang berlaku. Kita masih ingat dengan beberapa kasus
yang mencederai prinsip-prinsip hak asasi manusia seperti penjual para roti
pada aksi 212 yang dagangannya diambil tanpa membayar dengan alasan
untuk memberi makan para masyarakat yang berdemo membela agama dan

kasus lainya, tentu ini menjadi cerminan bagaimana hak asasi manusia masih
kurang dihargai dan dijujnjung tinggi di negeri ini. dalam kasus ini pun sama
yaitu para pekerja angkutan umum yang mengeroyok dan menghampiri kantor
cabang GO-JEK di kota Salatiga dengan alasan dukungan dari peraturan dan
pemimpin daerah. Disini menunjukan bahwa peraturan perundang-undangan di
Indonesia masih kurang sempurna dan masih banyak kekurangan di beberapa
bagian yang mengakibatkan kurang adilnya undang-undang ke beberapa
golongan masyarkat dan terkesan berpihak kepada beberapa golongan
masyarakat lain. Seperti yang telah diatur dalam undang-undang
ketenagakerjaan bahwa “setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan
yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha”.4 Disini dijelaskan bahwa tidak
ada alasan untuk meng-intimidasi seseorang untuk mengabil sesuatu hak dari

orang lain dan membatasi hak-hak dari orang lain, undang-undang sendiri
diciptakan untuk mengatur masyarakat dan membuat kehidupan semakin
teratur dan teroganisir, tapi pada kenyataannya praktik di lapangan sendiri
menunjukkan hal-hal yaang sangan berbalik dengan yang diatur dalam
undang-undang, pada kenyataannya masyarakat masih sangat sulit untuk
menghargai hak-hak orang lain dan seolah-olah menganggap diri sendiri dan
kelompoknya yang merupakan paling benar dan menganggap orang yang

berbeda dan bersebrangan dengan dirinya adalah penghalang dan musuh.
pada masa sekarang seolah-olah semua orang menghalalkan segala cara untuk
memperoleh semua yang diinginkannya seperti mengintimidasi orang atau
kelompok lain padahal hal tersebut merupakan hal-hal yang melanggar prinsipprinsip dasar hak asasi manusia.

2

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, {Jakarta : Balai
Pustaka, 1994),
hlm.334. bandingkan dengan Rahayu, Hukum Hak Asasi Manusia, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2015, hlm. 1.
3
Undang – Undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
4
Undang – Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003

Kronologi Kasus
Dalam kasus ini dapat disimpulkan dan diketahui bahwa hak asasi
manusia merupakan hak-hak yang harus dijaga dalam hati dan diri setiap
manusia agar terciptanya sebuah kerukunan dan keselarasan hidup dalam

masyarakat. Seperti dalam kasus ini yaitu para awak angkutan umum di kota
salatiga yang menghampiri kantor cabang GO-JEK di kota Salatiga dan menyita
atribut pengendara GO-JEK berupa helm dan jaket. Para awak angkutan umum
ini melakukan perbuatan semacam itu dengan alasan para pengemusdi GO-JEK
beroperasi pada beberapa wilayah dengan menggunakan atribut GO-JEK,
padahal menurut para awak angkutan umum kota Salatiga ini pengoperasian,
pembukaan kantor dan penggunaan atribut GO-JEK sudah dilarang oleh
keputusan
walikota
Salatiga
yang
melarang
pengoperasian
gojek
menggunakan atribut dan pembukaan kantor cabang di kota Salatiga. Hal ini
berarti telah ada tindakan berupa pelarangan terhadap GO-JEK yang berarti
melanggar prinsip dari hak asasi manusia khususnya kebebasan terhadap
seseorang atau kelompok dalam bekerja dan mencari nafkah padahal hal
tersebut merupakan hal yang sah dan legal mengingat GO-JEK merupakan
suatu perusahaan transportasi yang sah dan legal serta telah terdaftar dalam

daftar perusahaan di Indonesia. Jadi keputusan dari bupati Salatiga ini bisa
dibilang sebagai sesuatu yang keliru karena dalam keputusan bupati Salatiga
tersebut terdapat adanya larangan terhadap semua kegiatan dari perusahaan
transportasi GO-JEK yang berarti hal ini merupakan suatu bentuk ketidakadilan
terhadap suatu kelompok dan golongan terlebih lagi awak angkutan umum
Salatiga yang seolah-olah memanfaatkan kebijakan tersebut untuk berbuat
semena-mena dan menyerang pihak GO-JEK. Hal seperti ini seharusnya tidak
boleh terjadi karena sebuah kebujakan/keputusan sebenarnya dibuat untuk
kehidupan supaya agar teratur dan terorganisir bukan untuk menimbulkan
sebuah kekacauan dan terjadinya sebuah hal yang dapat menciderai dan
merampas hak-hak asasi manusia.
Rumusan Masalah

Untuk menindaklanjuti permasalahan tentang hak-hak pengemudi GOJEK maka kasus yang diangkat adalah bagaimana perlindungan atas hak-hak
pengemudi GO-JEK dan penerapan kebijakan yang berkeadilan terhadap
segenap masyarakat.
Tujuan
Tujuan dibuatnya analisis ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hakhak asasi manusia itu dijunjung dalam sebuah masyarakat dan sekaligus untuk
mengetahui tentang keadilan terhadap hak-hak suatu kelompok atau golongan
dalam kasus ini adalah para pengemudi GO-JEK yang hak-hak nya dalam hal ini

larangan beroperasi serta atribut nya diambil atau dirampas secara sepihak
oleh para awak angkutan umum di kota salatiga yang berarti menunjukkan
tentang pola pikir masyarakat Indonesia yang mmenganggap bahwa dirinya
dak kelompoknya lah yang merasa paling benar, hal inilah yang seharusnya
dihindari agar hal-hal seperti kasus pengambilan atribut GO-JEK di Salatiga ini
tidak terjadi di kemudian hari.

________________________________________________________________________________

PEMBAHASAN
Kebebasan Serta Kesetaraan Tanpa Diskriminasi
Hak asasi manusia merupakan suatu elemen dalam kehidupan seharihari yang dimana prinsip-prinsip dari hak asasi manusia ini merupakan suatu
yang dianggap penting guna keteraturan dalam menjalani kehidupan seharihari antar semua umat manusia. Dalam kebebasan serta kesetaraan tanpa
diskriminasi ini mempunyai prinsip kesetaraan yang mensyaratkan adanya
perlakuan yang setara, dimana pada situasi yang sama harus diperlakukan
dengan sama, dan dalam situasi yang berbeda juga harus dilakukan dengan
berbeda pula. Persoalan akan muncul bila seseorang yang berasal dari situasi
dan posisi yang berbeda tetapi diperlakukan secara sama, karena situasi
semacam ini akan semakin mengukuhkan perbedaan tersebut. Dalam keadaan
tersebut maka perlu dilakukan dengan tindakan afirmatif (affirmativeaction).

Salah satu konsekuensi dari prinsip kesetaraan ini adalah pelanggaran
terhadap diskriminasi, karena diskriminasi adalah kesenjangan perbedaan
pwelakuan dari perlakuan yang seharusnya sama/setara. Diskriminasi ini dapat
terjadi secara langsung yaitu saat seorang baik langsung maupun secara tidak
langsung diperlakukan secara berbeda (less favourable) dibanding dengan
lainya. Sedangkan diskriminasi tidk langsung muncul ketika dampak dari
hukum atau dalam praktek hukum merupakan bentuk diskriminasi. Secara
umum prinsip non-diskriminasi dipahami sebagai prinsip yang meletakkan
pandangan bahwa semua orang terlahir bebas dan memiliki kesetaraan atas
HAM. Pada hakekatnya, sebagai manusia setiap individu adalah sederajat.
Setiap manusia berhak atas sepenuhnya hak-haknya tanpa adanya perbedaan

dengan alasan apapun. Selain itu peran dan partisipasi masyarakat dalam
menegakkan HAM dalam kehidupan sehari hari ini juga sangatlah penting
dikarenakan setiap orang atau seluruh masyarakat berhak untuk turut
berperan aktif secara bebas dan berarti dalam partisipasi, serta berkontribusi
untuk menikmati kehidupan, pembangunan, baik kehidupan sosial politik
maupun sosial, ekonomi dan budaya.5 Dalam ham sendiri sudah teratur dengan
jelas tentang hak individu setiap manusia yang tertuang dalam pasal 22-27
UDHR yang salah satunya berbunyi “Hak atas pekerjaan, upah yang layak, dan

hak untuk mendirikan dan memasuki serikat kerja”.6 Maka dengan itu perlu
dipahami dan dimengerti b ahwa kebebasan atas hak-hak hidup adalah milik
dari segenap umat manusia.
Hak-Hak Para Pekerja Untuk Bekerja Tanpa Gangguan
Para pekerja mempunyai hak untuk bekerja dan berserikat sesuai
keinginan dan bidangnya masing-masing tanpa adanya gangguan dari manusia
lain yang berarti jika ada sekelompok manusia yang mencampuri bahkan
cenderung mengusik dan menggangu orang lain maka dia sudah melakukan
sebuah pelanggaran hak asasai manusia dan berarti ia sudah menyalahi aturan
dan melakukan suatu tindak pidana. Prinsip kebebasan berserikat berfungsi
sebagai hak dasar bagi pekerja untuk berorganisasi dan membentuk serikat
pekerja termasuk dalam mencari dan menentukan pekerjaan. 7 Hal ini yang
dimana berarti dalam kasus seperti ini yaitu kasus perampasan atribut dan
pendatangan kantor cabang GO-JEK cabang Salatiga ini sudah menyimpang
dari prinsip-prinsip hak asasi manusia dan pembuatan peraturan oleh bupati
atau walikota Salatiga ini sebenarnya sudah keluar dari hakekat-hakekat hak
asasi manusia dimana berarti walikota atau bupati Salatiga ini dengan
melarang kegiatan pengoperasian GO-JEK dan mitranya di Salatiga ini sudah
mencederai hak asasi manusia dikarenakan pihak GO-JEK adalah suatu
perusahaan jasa yang sudah terdaftar secara sah dan legal di Indonesia maka

kegiatan dari perusahaan GO-JEK ini seharusnya sah dan tidak ada alasan
untuk melarangnya.
5

Rahayu, Hukum Hak Asasi Manusia, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2015,
hlm. 35-36.
6
Pasal 23 Universal Declaration of Human Rights
7
Bahder Johan Nasution, Hukum Ketenagakerjaan Kebebasan Berserikat bagi Pekerja, (edisi 1,
Penerbit Mandar Maju, 2004), hal. 4.

Pengaruh Peraturan Dalam Masyarakat
Peraturan memang menjadi sesuatu yang sangan penting dalam
pelaksanaan segala hal dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang sebuah
peraturan dapat menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh bagi kehidupan
seseorang tetapi tak jarang juga suatu peraturan justru bisa menjadi sesuatu
yang tidak baik bahkan cenderung buruk bagi kehidupan di masyarakat jikaa
peraaturan tersebut kurang attau tidak pas. Seperti pada kasus perampasan
atribut dan pendatangan kantor cabang GO-JEK di salatiga ini, dalam kasus ini
menunjukkan terhadap kita bahwa contoh peraturan yang kurang tepat ini
dapat memicu sebuah permasalahan dalam masyarakat yang bahkan dapat
menjurus pada rasa persaingan dan tindakan diskriminasi yang dapat
menimbulkan suatu tindak pidana yang dimana awak angkutan umum Salatiga
yang mungkin merasa terganggu pekerjaannnya dengan keadaan GO-JEK ini

yang dengan secara kebetulan walikota atau bupati kota Salatiga ini
mengeluarkan sebuah peraturan tentang pelarangan kegiatan pengoperasian
GO-JEK di kota Salatiga. Hal ini bisa dibilang sedikit agak aneh dikarenakan
agak melenceng dari sisi hak asasi manusia karena pelarangan ini sudah pasti
membuat pihak-pihak dari mitra gojek dan para pekerja nya mengalami
kerugian karenaa tidak dapat beroperasi padahal jika ditelusuri sendiri
perusahaan jasa GO-JEK ini merupakan perusahaan yang sah dan legal serta
telah terdaftar tapi dilarang beroperasi oleh atau melalui peraturan yang
dikeluarkan dari walikota atau bupati Salatiga yang berarti keputusan ini sudah
salah dikarenakan dasar dari pelarangan ini masih simpang siur dan belum
jelas yang tentu juga meningatkan kita akan sebuah teori yaitu teori Single
Union yang merupakan suatu model hubungan industrial dimana peran
pemerintah sangat dominan dalam menentukan syarat-syarat kerja dan kondisi
kerja serta serikat buruh diposisikan sebagai kepanjangan tangan pemerintah. 8
Tetapi hal ini dalam kasus yang berbeda dikarenakan dalam kasus ini pihak
perusahaan jasa GO-JEK ini merupakan perusahaan yang bukan milik negara
dengan kata lain pemerintah tidak mempunyai wewenang untuk mengatur
perusahaan ini dikarenakan bukan milik negara atau pemerintah. Yang disini
seharusnya peraturan yang dapat menciptakan sebuah keteraturan tetapi
justru menjadi sesuatu yang kurang tepat dan adil bagi sebagian kelompok
atau golongan ditambah lagi dengan ulah awak angkutan umum di Salatiga
yang seolah memanfaatkan munculnya keputusan walikota atau bupati
Salatiga ini untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan menggunakan
keputusan ini sebagai tameng untuk melakukan perampasan atribut sepihak
dan pendatangan kantor cabang GO-JEK yang ini juga telah melenceng dari
prinsip dan tujuan peraturan yang disini berupa keputusan dengan prinsip
peradilan pidana yang bertujuan untuk keteraturan berupa tujuan jangka
pendek untuk mengarahkan pelaku tindak pidana dan mereka yang potensi
melakukan kejahatan agar pelaku sadar akan perbuatannya sehingga tidak
melakukan kejahatan lagi., tujuan jangka menengah ialah agar terwujudnya
suasana tertib, aman, dan damai di dalam masyarakat., serta Tujuan jangka
panjangnya adalah terciptanya tingkat kesejahteraan yang menyeluruh
dikalangan masyarakat.9 Hal ini sebenarnya bukan hal yang baru di negara kita
dikarnakan sudah sering dan banyak terjadi di negara kita beberapa kasus
yang terjadi yang menunjukkan bahwa hak asasi manusia kurang dihargai oleh
beberapa masyarakat di Indonesia dan beberapa kasus juga yang
menunjukkan tentang peraturan yang kurang sesuai dengan kehidupan
masyarakat Indonesia yang dimana peraturan tersebut tak jarang bahkan
sering menimbulkan beberapa gesekan dengan kehidupan masyarakat seharihari.
8

Andanti Tyagita, "Prinsip Kebebasan Berserikat Dalam Serikat Buruh Sebagai Upaya
Perlindungan Dan Penegakan Hak Normatif Pekerja". Yuridika. Vol. 26 No. 1, Januari-April 2011,
173.
9
Cacuk Sudarsono, "Pelaksanaan Mediasi Penal Dalam Penyelesaian Tindak Pidana
Penganiayaan". Unnes Law Journal. Vol. 4 No. 1, Mei 2015, 23.

KESIMPULAN

Hak asasi manusia merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat yang dimana hak asasi manusia ini merupakan suatu hal yang
akhir-akhir ini menjadi sangat sensitif dengan munculnya beberapa kasus
belakangan ini yang menyangkut hak asasi manusia dimana seolah-olah hak
asasi manusia ini sudah menjadi suatu barang langka yang sulit untuk ditemui
karena sekarang manusia cenderung mementingkan apa yang ingin dicapainya
dengan tak jarang yag menghalalkan segala cara dan mengesampingkan hak
asasi manusia, tentunya hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi karena
tanpa hak asasi manusia kehidupan ini pastinya akan kacau dan tidak teratur,
Dan tentunya hal-hal seperti ini perlu ditangani secara serius agar masalah
seperti ini tidak terulang dan terjadi di kemusian hari dikarenakan hal seperti
ini sudah menjadi sesuatu yang cukup serius karena mencakup kehidupan
banyak orang dan menyangkut hak- hak para pekerja yang disini adalah para
pekerja GO-JEK yang mungkin dalam kasus ini telah dirugikan atas kebijakan
tersebut yang seharusnya tidak terjadi. Dan mungkin hal ini bisa menjadi
pembelajaran bagi setiap instrumen pembuat peraturan agar lebih bisa
meneliti dan menelaah tentang bagaimana dan apa akibat dari undang-undang
tersebut sehingga hal-hal seperti ini tidak terjadi di kemudian hari dan tidak
ada yang dirugikan di kemudian hari. Seperti dalam kasus ini jika saja walikota
atau bupati Salatiga ini lehih teliti dan mengkaji dengan matang tentang
bagaimana dan apa dampak dari peraturan yang akan dibuatnya pasti kejadian
seperti ini tidak akan terjadi, semua ini sebenarnya hanya masalah ketelitian
yang mungkin akan bisa menjadi solusi bagi permasalahan seperti ini yang
menyangkut dengan suatu peraturan untuk kasus-kasus dikemudian harinya.
Selain pembenahan tersebut juga diperlukan kesadaran diri serta partisipasi
masyarakat dalam menjunjung pentingnya hak asasi manusia dan
menerapkannya dalam kehidupn sehari-hari dalam bermasyarakat karena
walaupun peraturan sudah baik tetapi jika belum ada kesadaran dari
masyarakat maka akan sama saja, jadi diperlukan adanya keseimbangan dari
dua arah yaitu dengan peraturan yang baik dan matang serta kesadaran diri
pada diri masyarakat serta rasa sadar akan pentingnya hak asasi manusia
sehingga pada kemudian hari hal ini tidak terjadi lagi dan membuat sistem
hukum di negara Indonesia ini semakin baik dan adil bagi setiap golongan
masyarakat dan menciptakan suatu kehidupan yang aman dan tentram bagi
segenam masyarakat Indonesia dan menjadikan negara kita ini sebagai negara
yang indah, aman, asri, tentram serta sentosa sehingga setiap masyarakat
merasa nyaman untuk melakukan segala aktifitas dan pekerjaannya tanpa
adanya rasa takut dan intimidasi yang dapat membuat kemajuan dalam
kehidupan di Indonesia.

DAFTTAR PUSTAKA
Buku :
Rahayu. 2015. Hukum Hak Asasi Manusia. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Bahder Johan Nasution. 2004. Hukum Ketenagakerjaan Kebebasan
Berserikat bagi Pekerja. Jakarta : Mandar Maju.
Peraturan Perundang-Undangan :
Universal Declaration of Human Rights
Undang – Undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang – Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003
Jurnal :
Andanti Tyagita. 2011. Prinsip Kebebasan Berserikat Dalam Serikat Buruh
Sebagai Upaya Perlindungan Dan Penegakan Hak Normatif Pekerja.
Jakarta : Yuridika. Vol. 26, No. 1 : 173.
Cacuk Sudarsono. 2015. Pelaksanaan Mediasi Penal Dalam Penyelesaian
Tindak Pidana Penganiayaan. Semarang : Unnes Law Journal. Vol. 4, No. 1
: 23.

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63