AUDIT KLINIS DI RUMAH SAKIT
AUDIT KLINIS DI RUMAH SAKIT
IMO 725 Manajemen Unit Kerja 5
2 SKS Semester 7 GOOD CLINICAL GOVERNANCE Pertemuan 12
Corporate governance
- Tata kelola perusa
- Berdasarkan surat edaran Meneg PM & P BUMN no.S.106/
M.PMP BUMN/2000 tanggal 17 April 2000 tentqng kebijakan penerapan Corporate governance menyatakan bahwa :
- Good corporate governance adalah suatu hal berkaian dengan pengambilan keputusan yang efektif yang bersumber dari budaya perusahaan , etika , nilai , sistim , proses bisnis , kebijakan dan struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan , pengelolaan sumber daya dan resiko secara lebih efsien , efektif dan pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stake holders lainnya.
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Good Corporate governance adalah :
- Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan
• Aktiva perusahaan dijaga dengan
baik• Perusahaan menjalankan praktek-
praktek yang sehat• Kegiatan – kegiatan dilaksanakan
secara transparan
Good corporate governance
- Merupakan suatu prinsip dasar pengelolaan perusahaan secara transparan , akuntabel dan adil sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku umum
- Adalah upaya mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar menjadi keseimbangan kekuatan kewenangan diantara pengelola perusahaan ( Sir Adrian Cdbury 1992)
- Suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan guna meningkatkan kemajuan dan akuntabilitas perusahaan sehingga pada jangka panjang mampu meningkatkan value perusahaan tanpa
Prinsip – prinsip Corporate
governance
- Dalam praktek pelaksanaan good
corporate governance dikenal 4 prinsip
utama yaitu :
1.Pertanggung jawaban = RESPONSIBILITY
2.Akuntabilitas : ACCOUNTABILITY
3.Keadilan : FAIRNESS
4.Transparansi : TRANSPARENCY
Pertanggung jawaban : Responsibility
- Konsep triple bottom line :
- – Mengejar laba/ keuntungan
- – Memenuhi tanggung jawab sosial
- – Menjaga pertumbuhan yang berkesinambungan ( sustainable)
Akuntabilitas : Accountability
• Dalam hal ini corporate governance
membuat suatu sistim yang menjamin agar manajemen tetap menjaga akuntabilitas kepada pemilik
Keadilan : fairness
- Prinsip keadilan : menuntut adanya perlakuan yang sama (equal) antara semua pihak namun pada pelaksanaannya prinsip ini sering dilanggar
- Dalam corporate governance yang baik disyaratkan berprinsip agar komisaris atau direksi bekerja secara independen dan profesional dan pihak manajemen sedapat mungkin menghindari situasi yang mengandung confict of interest
Transparansi : transparency
- Berarti tidak ada yang disembunyikan
- Hal ini dapat dimulai dengan menyajikan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu , sistim penggajian yang jelas dan memberikan informasi – informasi lain yang rele van
UNSUR UNSUR DALAM CORPORATE GOVERNANCE
1. Share holders
2. Board of commissioners
3. Board of Managing Directors
4. Audit system
5. Corporate secretary
6. Stake holders
7. Disclosure
PEMILIK
- Share holders : pemegang saham
- Mempunyai hak :
- – Menghadiri dan ikut berperan dalam memberikan suara pada rapat umum pemegang saham
- – Memperoleh informasi yang relevan secara berkala dan teratur
- – Memperoleh pembagian keuntungan
KOMISARIS
• Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang
untuk melakukan supervisi atas semua kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh direksi- Serta memberikan pertimbangan ( advise s) jika dibutuhkan
- Komisaris sebaiknya tidak ada hubungannya dengan direksi dan tidak berada dibawah kendali pemilik saham
- Hal ini untuk meningkatkan efektiftas dan transparansi
DIREKTUR
• Direksi harus terdiri atas orang – orang
yang berkarakter baik dan memiliki pengalaman mengendalikan perusahaan / rumah sakit .- Direksi bekerja sesuai dengan visi dan misi
- Melaksanakan tugas manajemen secara efektif dan dapat meningkatkan efektiftas serta transparansi
Audit system
- Dibentuk komite audit dengan
anggota sekurang – kurangnya 3
orang - Diangkat dan diberhentikan serta bertanggung jawab kepada dewan komisaris
Stake holders
- Adalah
- – masyarakat lingkungan dimana rumah sakit beroperasi
- – SDM : Pegawai – Pelanggan : pasien dan keluarga
- – Pemasok : distributor , dll
- – Kreditur : rekanan asuransi , perusahaan dsb
- – Dan kelompok – kelompok lain yang berpengaruh terhadap kelangsungan operasional rumah sakit
Disclosure
- Mempunyai inisiatif untuk
mengungkapkan hal-hal penting
berkaitan dengan pembuatan keputusan dan penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan operasioanal tepat waktu dan akurat
MANFAAT CORPORATE GOVERNANCE
- Meminimalkan agency cost
- – Dengan penyusunan struktur dan pembagian fungsi yang baik dan efektif sehingga pengeluaran biaya dapat ditekan seminimal mungkin
- Meminimalkan cost of capital
- – Dengan pengelolaan yang baik dan sehat akan menciptakan referensi positif bagi pihak kreditor
- Meningkatkan nilai saham perusahaan
- – Pengelolaan kegiatan yang baik sehingga menarik investor untuk menanamkan modalnya
- Mengangkat citra perusahaan
- – Citra merupakan suatu hal penting untuk ditingkatkan
Untuk membangun Good corporate
governance diperlukan sistim
manajemen sebagai berikut :
- Manajemen resiko :
- – Untuk memastikan bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan strategi dan kebijakan yang berlaku
- Manajemen performa
- – Pokok – pokok pikiran harus diintegrasikan kedalam cara menentukan target dan cara menilai kinerja sesuai dengan target yang ditentukan .
- – Kinerja diukur dan diatura secara seimbang dan bermakna
- Sistim internal control
- – Merupakan suatu alat yang membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengendalikan segala resiko yang terjadi didalam operasional Rumah sakit
Komite Audit Direksi
Unit
Tanggung jawab dewan
komisaris
- Dewan komisaris harus memonitor efektiftas praktek tata kelola perusahaan
yang baik ( good corporate governance)
yang diterapkan perusahaan dan bilamana perlu dilakukan penyesuaian • Dewan komisaris bertanggung jawab dan
berwenang mengawasi tindakan direksi
dan memberikan masehat jika dipandang perlu
CEO
• Tugas CEO adalah menyelesaikan
persoalan – persoalan untuk mencapai tujuan perusahaan
GOOD CLINICAL GOVERNANCE KM (+ Dirmed) mengarahkan dan mengendalikan =
Proses-2 klinis: para klinisi yg kompeten melakukan Asesmen,
PROSES-2 klinis dgn standar asuhan yang tinggi , Diagnosis,, Pengobatan,, Tindkan invasif,, ditunjang oleh:
Konseling, dll..
1. Sarana, alat,
2. Program-2 khusus, a.l.:
material, sistem2, QA, EBP, Risk Mngmnt, CPD,
yg memadai/layak CLINICAL AUDIT, dll.Dng TUJUAN: OUTCOME KLINIS yg AMAN, BERMUTU, dan MEMUASKAN PASIEN
GOOD CLINICAL GOVERNANCE
• Komite Medik (+ bersama dengan Direktur
medik ) mengarahkan dan mengendalikan paraklinisi yang kompeten untuk melakukan PROSES-2
klinis dengan standar asuhan yang tinggi,- Proses-2 klinis yang dilakukan antara lain :
- – Asesmen,
- – Diagnosis,,
- – Pengobatan,,
- – Tindkan invasif,, – Konseling, dll..
GOOD CLINICAL GOVERNANCE
- mendapatkan : OUTCOME KLINIS yang AMAN, BERMUTU, dan MEMUASKAN pasien.
INTISARI HAKEKAT DAN
Clinical governance bertujuan meningkatkan mutu pelayanan klinis , dengan menjaga dan menerapkan standar pelayanan yang tinggi dan berkelanjutan
2. Akuntabilitas tentang pelaksanaan clinical governance ada pada individu baik klinisi maupun manajer dan pada institusi
3. Clinical governance adalah kerangka kerja /
wahana (means) / sistem / kegiatan / carauntuk meningkatkan mutu pelayanan klinis
4. Untuk menjalankan Clinical governance dan akuntabilitas terhadapnya ditetapkan( setting) , dipertahankan ( maintaining) dan dipantau ( monitoring) secara konsisten dan bertanggung jawab atas pelaksanaan program – program komprehensif yang merupakan landasan dasar ( building blocks) dan konsep dari clinical governance tersebut .
Good clinical governance di rumah
sakit
- Adalah praktek layanan dan asuhan klinis kepada pasien dengan landasan :
- – Penerapan etika profesi dan etika institusi
– Duty of care oleh manajemen dan klinisi
terhadap pasien- – Profesionalisme klinisi dan manajemen
- – Akuntabilitas bersama klinisi dan manajemen
- – Clinical governance adalah suatu sistem
FALSAFAH DAN TUJUAN
- Protecting the patient and guiding the profesionals
- Sesuai dengan UU No.29/2004 tentang praktek kedokteran dan UU Tentang Rumah sakit
PEDOMAN MENJAGA GOOD CLINICAL
“ Guiding the doctors , Protecting the patients “
GOVERNANCE DI RUMAH SAKIT OLEH
STAF MEDIK
- Staf medik terpilih
• Secara berlanjut dijaga dan dibina etika,
kompetensi dan kinerjanya- Dalam memberikan pelayanan asuhan
klinis yang profesional , efsien , aman
dan memuaskan pasien
CLINICAL GOVERNANCE
- TUJUAN
- – Mewujudkan asuhan klinis dengan mutu dan standar tertinggi
- AKUNTABILITAS
- – Akuntabilitas individu ( klinisi + manajer ) dan institusi
- BUILDING BLOCKS
- – Program – program pengembangan staf dan organisasi
- – QA, Clinical risk management , Evident based practice , Clinical efektiveness, Clinical audit, belajar dari pengalaman
KEPUASAN PASIEN
1. DIMENSI-DIMENSI MUTU MENURUT WHO, 1983
MUTU ( Quality )
Ada program Manajemen
Kinerja yg Efisiensi dlm Patient
Risiko Klinis: profesional pemanfaatan Satisfaction mencegah risi-
(technical sumberdaya ko atau penya- quality) kit terkait dgn asuhan klinis.
Profesiona- Biaya Keselamat- Kepuasan lisme pembe-
(harga) an pasien pasien ri asuhan ASUHAN KLINIS TIDAK BERMUTU:
- Moral hazards
- Tdk etis / tidak legal
- Kelalaian, Penelantaran (negligence)
- Kesalahan medis (Medical errors)
- Tidak evidence-based
Asuhan:
- Tidak kompeten >Tidak profesi
- Tidak efektif
- Overuse: Pemakaian sumber-
- Tidak efisien
daya berlebihan
- Underuse • Misuse >Tidak
- Critical incidents
(Patient Safety)
- Near miss (nyaris musibah)
- Adverse events (musibah klinis) >Tidak memua> Cidera (harms)
- Keluhan (Complaints)
- Tuntutan (Claims)
- Tuntutan hukum (Litigation)
BEBERAPA CONTOH ASUHAN TIDAK BERMUTU 1. TERKAIT DGN TINDAKAN TIDAK PROFESIONAL.
- – Tidak ada ‘informed consent’ yg sesuai prosedur.
- – Diagnosis yang kemudian ternyata salah.
- – Diagnosis terlambat.
- – Hasil lab / EKG / X-ray dll salah atau tidak diperhatikan..
- – Tindakan salah (medical error).
- – Tindakan terlambat.
- – Kelalaian dalam tindakan atau pengawasan.
- – Henti jantung yang tidak diatasi sesuai standar asuhan.
- – Gangguan nafas yang tidak diatasi sesuai standar asuhan.
- – Syok yang tidak terdeteksi dan tidak diatasi pada waktunya.
REKAM MEDIK DAN KESEHATAN
SEBUAH RUMAH SAKIT
- Rekam medik RS merupakan komponen penting dalam pelaksanaan kegiatan manajemen di RS .
- rekam medik harus mampu menyajikan informasi lengkap tentang proses pelayanan medis dan kesehatan di rs baik dimasa lalu , masa kini maupun perkiraan dimasa mendatang apa yang akan terjadi .
- Aspek hukum PERATURAN MENTERI KESEHATAN
( Permenkes) tentang pengisian RM dapat memberikan sanksi hukum bagi RS atau petugas kesehaan yang melalaikan dan berbuat khilaf dalam pengisian lembar RM
- Data rekam medis di sebuah rumah sakit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
- – Kelompok data medik
1. DATA MEDIK
- Data medik dihasilkan sebagai kewajiban pihak pelaksana pelayanan medis , paramedis, dan ahli kesehatan lain .
- Mereka mendokumentasikann semua hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien dengan menggunakan alat perekam tertentu baik secara manual maupun dengan komputer.
- Jenis rekamannya disebut rekam medik dan kesehatan (Buku pedoman catatan medik seri-7)
- Ada 2 jenis isian rekam medik rumah sakit yaitu :
- – RM untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat
- RM RJ & GD berisi :
- – Identitas pasien
- – Hasil anmnesis ( keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan atau dapat ditularkan antar keluarga)
- – Hasil pemeriksaan fsik
- – Hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, Pemeriksaan lainnya)
- – Diagnosa kerja
- – Pengobatan – Tindakan
• Pencatatan data ini harus diisi selambat-lambatnya
1 x 24 jam setelah pasien diperiksa
:
- Isi RM untuk pasien Rawat Inap adalah
- – Isi hampir sama dengan RJ dengan tambahan :
- – Persetujuan pengobatan
- – Persetujuan tindakan
- – Catatan konsultasi
- – Catatan perawatan oleh perawa dan tenaga kesehatan lainnya
- – Catatan observasi klinik
- – Hasil pengobatan
- – Resume akhir
- – Evaluasi pengobatan
2. DATA UMUM
- Data umum dihasilkan oleh kelompok kegiatan non medik yang mendukung kegiatan kelompok data medik dipoliklinik
- Contoh kegiatan poliklinik adalah : Kegiatan persalinan,
Kegiatan radiologi, Kegiatan perawatan, Kegiatan pembedahan, Kegiatan laboratorium dsb
- Data umum pendukung didapatkan dari kegiatan : pemakaian ambulan, kegiatan pemesanan makanan , kegiatan kepegawaian , kegiatan keuangan , dsb .
- Daa umum juga berguna untuk berbagai pihak diluar RS seperti penegak hukum , instansi pemerintah, pendidikan, asuransi dsb
- Dan sangat berguna untuk RS yang bersangkutan dalam upaya penataan pelaksanaan manajemen RS khususnya dalam upaya perbaikan perencanaan kegiatan pelayanan
TANGGUNG JAWAB RM RS
- Yang bertanggung jawab atas pemilikan dan pemanfaat an rekam medis adalah direkur RS
- Pihak direktur bertanggung jawab atas hilang , rusak atau pemalsuannya termasuk penggunaaannya oleh badan / orang yang tidak berhak .
- Isi rekam medis dimiliki oleh pasien yang wajib dijaga kerahasiaannya terutama oleh petugas kesehatan yang bertugas diruangan selAma pasien dirawat.
- Tidak seorangpun diperbolehkan mengutip sebahagian atau seluruh isi rekam medis sebuah RS untuk kepenting an pihak-pihak lain atau perorangan , kecuali yang ditentukan oleh
KEGUNAAN RM
• Ada 7 kegunaan rekam medis di RS
yaitu aspek :
1. administrasi
2. Medis
3. Hukum
4. Keuangan
5. Penelitian
6. Pendidikan
7. Dokumentasi
- Aspek administrasi
- – rekam medis penting ditinjau dari nilai administrasinya karena isinya menyangkut kewenangan dan tanggung jawab tenaga medis dan paramedis untu mencapai tujuan perawatan pasien .
- – Dalam hal ini RM merupakan sumber informasi dari pasien yang berobat atau dirawat dirumah sakit
- Aspek medis
- – RM merupakan dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan pasien
- – Termasuk untuk alat komunikasi antar dokter dan antara dokter dengan petugas kesehatan lainnya
- – Dan untuk evaluasi kualitas pelayanan RS
- Aspek hukum
- – Seandainya ada tuntutan terhadap pelayanan yang diterima oleh pasien
- Aspek keuangan
- – RM penting artinya untuk menetapkan besarnya biaya yang harus dibayarkan oleh pasien / pihak-pihak yang menanggungnya.
- Aspek pendidikan
- – Data RM juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan , penelitian dan sebagai dasar untuk menyususn laporan rutin RS
- Aspek administrasi
- – Yang dikirimkan cukup resume medis saja ( kesimpulan)
- – Kelalaian dalam pengelolaan dan pemanfaatan RM dapat dikenakan sanksi oleh Dirjen Yanmed atau oleh direktur RS yang bersangkutan.
INDIKATOR PENILAIAN MUTU
ASUHAN KESEHATAN- Mutu asuhan kesehatan sebuah RS akan selalu terkait dengan struktur ,
proses dan outcome sistim pelayanan
RS tersebut. - Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat efsiensi RS
STRUKTUR
• Struktur adalah semua masukan ( in put)
untuk sistem pelayanan sebuah RS yang melipui tenaga, peralatan, dana dsb• Ada asumsi yang mengatakan bahwa jika
struktur sistem RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu asuhannya- Baik tidaknya struktur RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas , biaya/ efsiensi, mutu dari masing- masing komponen struktur .
PROSES
- Proses adalah semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya
- Interaksi ini diukur antara lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan
diagnosa, rencana tindakan pengobatan, indikasi
tindakan, penanganan penyakit dan prosedur pengobatan. • Baik tidaknya pelaksanaan proses pelayanan di RS
dapat diukur dari 2 aspek yaitu :- – Releva tidaknya proses itu bagi pasien
- – Efektiftas prosesnya , dan
- – Kwalitas interaksi asuhan terhadap pasien
OUTCOME
- Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien .
• Merupakan petunjuk untuk mengukur
mutu asuhan kesehatan
Indikator-indikator mutu yang
mengacu pada aspek pelayananmedis yaitu :
:1-2 %
- Angka infeksi nosokomial
: 3-4%
- Angka kematian kasar (gross death rate)
- Kematian paska bedah : 1-2 %
- Kematian ibu melahirkan (MDR) : 1-2 %
: 20 / 1000
- Kematian bayi baru lahir (IDR)
: 2,5 %
- NDR ( Net death rate diatas 48 jam)
: max 1/5000
- ADR ( Anasthesia death rate)
: 1 %
- PODR ( Post operation deah rate )
- POIR ( Post operative infection rate ) : 1 %
Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efsiensi RS
- Unit cost untuk rawat jalan
- Jumlah penderita yang mengalami decubitus
- Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur
- BOR : 70-80 %
- BTO ( Bed Turn Over ) : 5 – 45 hari atau 40-50 x/
1 TT / Tahun
- TOI ( Turn Over Interval ) : 1 – 3 hari TT yang kosong
- ALOS ( Average Length of Stay ) : 7-10 hari
- Normal Tissue Removal Rate : 10 %
Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien
- Dapat diukur dengan :
- – Jumlah keluhan dari pasien / keluarganya
- – Surat pembaca dikoran
- – Surat kaleng
- – Surat masuk di kotak saran , dsb
Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri dari :
- Jumlah dan prosentase kunjungan rawat jalan / inap menurut jarak RS dengan asal pasien .
- Jumlah pelayanan dan tindakan medik
- – Jumlah tindakan pembedahan
- – jumlah kunjungan SMF Spesialis • Pemanfaatan oleh masyarakat
- – Contac rate
- – Hospitalization rate
- – Out patient rate
- – Emergency out patient rate
• Pasien terjatuh dari tempat tidur / kamar
mandi- Pasien diberi obat salah
- Tidak ada obat / alat emergensi
- Tak ada oksigen
- Tak ada alat penyedot lendir ( suction)
- Tak tersedia alat pemadam kebakaran
- Pemakaian obat
- Pemakaian air, listrik, gas , dsb
RUMUS-RUMUS UNTUK MENGHITUNG
MUTU PELAYANAN RS
1. Bed Occupancy Rate ( BOR )
Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur RS Rumus : Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100% Jumlah TT x Jumlah hari dalam satu satuan waktu
2. Emergency Out Rate Patient
Rumus : Total kunjungan pasien gawat darurat x 100% Jumlah populasi
3. ALOS (Average Length of Stay) Rata-rata lamanya perawatan seorang pasien.
Indikator ini di samping merupakan gambaran tingkat efsiensi manajemen sebuah RS, juga dapat dipakai untuk mengukur mutu pelayanan apabila diagnosis penyakit tertentu dapat dijadikan tracernya (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Rumus : Jumlah hari perawatan pasien keluar rumah sakit x 100% Jumlah pasien keluar rumah sakit (hidup + mati)
4. BTO (Bed Turn Over) Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu satuan waktu (biasanya per tahun) tempat tidur RS.
Indikator ini akan memberikan gambaran tingkat pemakaian tempat tidur RS. Rumus : Jumlah pasien keluar RS (hidup + mati) x 100 %
Jumlah tempat tidur
5. TOI (Turn Over Interval)
Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat ke saat sampai terisi berikutnya.
Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efsiensi penggunaan tempat tidur.
Rumus : (Jumlah TT x hari) – hari perawatan RS x 100 % Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
6. NDR (Net Death Rate)
- Angka kematian di atas 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 100 penderita keluar RS.
- Rumus :
Jumlah pasien mati di atas 48 jam dirawat x 100% Jumlah pasien RS – kematian di bawah 48 jam
7. GDR (Gross Death Rate)
Angka kematian umum penderita keluar RS Rumus : Jumlah pasien mati seluruhnya dirawat x 100% Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
8. Net Death Rate
Rumus : Total kematian > 48 jam dalam periode waktu tertentu x 100% Total pasien keluar hidup & mati dalam periode yang sama
9. Net Infection Rate Rumus : Total penderita infeksi yang didapat RS dalam periode tertentu x 100% Jumlah pasien keluar hidup & mati dalam periode yang sama
10. Anasthesia Death Rate
Rumus : Total kematian Anasthesia dalam periode tertentu x 100%
Total pasien yang mendapat anasthesia dalam periode yang sama
11. Post Operation Death Rate
Rumus :
Total kematian dalam 10 kali operasi dalam periode waktu tertentu
x 100% Total pasien yang dioperasi dalam periode yang sama
12. Normal Tissue Removal Rate
Rumus : Total normal tissue yang diangkat x 100% Total tissue yang diperiksa
13. Maternal Death Rate
Rumus :
Jumlah pasien kebinanan yang meninggal dalam periode tertentu x 100%
Jumlah pasien kebidanan yang eluar hidup + mati
14. Foetal Death Rate
Rumus : Jumlah kematian bayi dengan U.K.>20 minggu x 100% Jumlah semua kelahiran dalam periode tertentu
15. Contact Rate (5 mil)
Total pasien keluar hidup + mati x 100% Jumlah populasi
16. Hospitalization Rate Rumus : Total hari rawat x 100% Jumlah populasi
17. Out Patient Rate Rumus : Total kunjungan (baru + lama) x 100% Jumlah populasi
Kesimpulan
- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
- penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
- Secara umum dimensi kepuasan tersebut dapat dibedakan atas dua macam:
1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan standar dan kode etik profesi.
- – Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan standar dan kode etik profesi dapat memuaskan pasien.
- – Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu …..
- Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu yang dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai:
- – Hubungan tenaga kesehatan/perawat-pasien (Nurse-patient relationship).
- – Kenyamanan pelayanan (Amenitis).
- – Kebebasan melakukan pilihan (Choice).
- – Pengetahuan dan kompetensi teknis (Scientifk knowledge and technical skill).
- – Efektiftas pelayanan (Efectives).
- – Keamanan tindakan (Safety).
2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan.
- – Dalam hal ini ukuran kepuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan dikaitkan dengan penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan .
- Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan dapat memuaskan pasien.
- Dengan pendapat ini mudahlah dipahami bahwa
ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu
lebih bersifat luas, karena didalamnya tercakup penilaian kepuasan pasien mengenai:– Ketersediaan pelayanan kesehatan (Available).
– Kewajaran pelayanan kesehatan (Appropriate).
- – Kesinambungan pelayanan kesehatan (Continue).
- – Kesinambungan pelayanan kesehatan (Continue).
– Penerimaan pelayanan kesehatan (Acceptable).
– Ketercapaian pelayanan kesehatan (Accesible).
- – Keterjangkauan pelayanan kesehatan (Afordable).
- – Efesiensi pelayanan kesehatan (Efcient).
- – Mutu pelayanan kesehatan (Quality).
- Mutu pelayanan medis dan kesehatan di RS sangat erat kaitan nya dengan manajemen RS ( Quality of services ) dan ke profesional an SMF dan staf lainnya di RS (Quality of care)
- Keduanya merupakan bagian dari manajemen menjaga mutu di RS ( Quality assurance ) melalui pembentukan gugus kendali mutu ditingkat manajemen RS .
- Dalam hal ini gugus kendali mutu dapat dibebankan kepada komite medik RS karena mereka adalah staf fungsional ( non struktural ) yang membantu direktur RS dan yang melibatkan sepenuhnya semua SMF RS.
- Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS , angka – angka standar tersebut dibandingkan dengan standar ( indikator ) nasional
- Jika tidak ada angka standar nasional penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil pencatatan
Beberapa Nilai Standar
Nasional
• BOR : 75 - 85 % - ALOS : 7 - 10 hari
- TOI : 1 – 3 hari - BTO : 5 – 45 hari
- NDR : < 2,5 % - GDR : 3 %
- ADR : 1 / 5000 - PODR : < 1 %
- POIR : < 1 % - NTRR : < 10 %
- MDR : 0,25 % - IDR : < 2 %
LANJUT KULIAH YANG AKAN DATANG