REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

I.TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami reaksi identifikasi untuk kation dan anion.

2. Memahami prinsip kisetimbangan senyawa sukar larut.

II. DASAR TEORI

  Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponen- komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif, sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih rumit. Analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran zat, atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan.

  Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi (reagen).

  Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basah digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Cara kering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro, semimakro, dan mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksi terjadi dengan cepat dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan, perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.

  Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan garamnya.

  Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakan metode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian kation- kation ke dalam 5 golongan. Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada produk hasil reaksi dengan suatu reagensia. Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H

  2 S, (NH 4 )

  2 S, (NH 4 )

  2 CO 3 . Kation biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang ditandai dengan terbentuknya endapan atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.

  Klasifikasi sebagai berikut

  a. Golongan I Kation golongan ini membentuk endapan-endapan dengan asam klorida encer.

  • Kation pada golongan ini adalah timbal (Pb), merkuri (Hg ) dan perak (Ag).

  b. Golongan II Kation golongan II akan memberikan endapan jika direaksikan dengan hidrogen sulfida, dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan II masih dibedakan menjadi: o Kation yang dapat larut dalam polisulfida, yaitu: timah (III), arsenik (III), arsenik

  (V), timah (II), stibium (III), stibium (V), dan timah (IV). o Kation yang tidak dapat larut dalam polisulfida, yaitu: bismuth, tembaga,

  2+ 2+ merkuri (Hg ), dan kadmium (Cd ).

  c. Golongan III Kation golongan III akan membentuk endapan jika direaksikan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral/amoniak. Kation golongan III tidak dapat bereaksi dengan H2S atau HCl encer. Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), kromium (III), alumunium, seng dan mangan.

  d. Golongan IV Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation- kation ini membentuk endapan dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium.

  e. Golongan V Kation golongan V tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III, dan IV. Kation yang termasuk dalam golongan ini adalah magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hidrogen. Berikut ini adalah tabel pengklasifikasian tersebut.

  Hasil kali kelarutan (Ksp)

  • 3

  Telah diketahui bahwa untuk elektrolit-elektrolit biner yang sukar larut (M < 10

  ) maka pada suhu tetap hasil kali konsentrasi ion-ionnya adalah tetap. Hasil kali ion-ion inilah yang disebut hasil kali kelarutan.

  Dalam larutan jenuh, suatu elektrolit biner sukar larut mengandung kelebihan zat padatnya sehingga terjadi kesetimbangan :

  • A B

  B

  • Karena AB suatu senyawa murni, maka aktivitas suatu zat padatnya dapat dianggap sama dengan satu, sehingga rumus tetapan hasil kali kelarutan dalam garam sukar larut yang sangat encer dapat ditulis :
    • A

  Ksp = [A][B]

III. ALAT DAN BAHAN Alat :

  o Pipet o Tabung reaksi o Rak o Gelas beker o Penjepit o Pemanas spritus

  Bahan :

  o Larutan K Fe(CN)

  4

  6 o Larutan Hg 2 (NO 3 )

  2 o Larutan K

  3 Fe(CN)

  6 o Larutan Pb(NO 3 )

  2 o Larutan KCNS o Larutan PbCl

  2 o Larutan KNO 2 o

  Larutan HgCl

  2 o Larutan KO 3 o Larutan CuSO

  4

  2 S o Larutan Na o Larutan CdI

  2

  3 COO o Larutan NaCH o Larutan SnCl

  2 o Larutan Na

  2 CO

  3 o Larutan AlCl 3 o Larutan Na

  2 C

  2 O

  4 o Larutan MnSO

  4 o Larutan Na

  3 PO

  4 o Larutan NiSO 4 o Larutan Na

  2 S

  3 O

  2 o Larutan CoCl 2 o

  Larutan Na

  2 SO

  4 o Larutan ZnSO

  4 o Larutan NaOH o Larutan CaCl

  2 o Larutan HCl o Larutan BaCl

  2 o Larutan H

  2 SO

  4 o Larutan MgCl 2 o Larutan (NH

  4 )

  2 CO

  3 o Larutan NaCl o

  Larutan NH

  3 o Larutan NaBr o Larutan (NH 4 )

  2 C

  2 O

  4 o Larutan KI o Larutan AgNO

  3 o Larutan KOH o Larutan FeCl

  3 o Larutan K

  2 CrO

  4

IV. PROSEDUR KERJA

  Reaksi identifikasi kation 2+

  1. Merkuro (Hg 2 ) endapan putih endapan abu-

  • Na

  2 CO 3 (aq) Hg

  2 CO 3 abu HgO & Hg Larutan Hg 2 (NO 3 ) 2 + NaOH (aq) endapan hitam

  Hg 2 (OH)

  2 2+

  2. Timbal (Pb ) larut di air panas endapan

  • HCl (aq) putih PbCl

  2 sukar larut di air dingin

  Larutan Pb(NO 3 )

  2 endapan kuning PbI

  2

  • KI (aq) dipanaskan dan diamati

  2+

  3. Merkuri (Hg )

  • Na

  2 S (aq)

  • NaOH (aq) Larutan HgCl

  2 mula-mula terbentuk end. putih, kuning, coklat dan akhirnya hitam endapan biru endapan dipanaskan

  • KOH (aq)

  Cu(OH) 2 hitam CuO endapan kuning

  4. Kupri (Cu2+) Hg(OH)

  2 endapan hitam

  • KI (aq)

  CuI

  2 Larutan CuSO

  4

  • (NH 4 )

  2 CO 3 endapan putih endapan dipanaskan

  (aq) basa karbonat maksimal

  5. Kadmium (Cd2+) end. putih end. coklat

  • NaOH (aq) dipanaskan

  Cd(OH)

  2 CdO Larutan CdI

  2

  6. Stanno (Sn2+) Larutan SnCl 2 + KOH (aq) end. putih Sn(OH)

  2 yang tidak

  • NH 3 (aq) & end. putih Sn(OH) larut dalam keadaan berlebih

  Na

  2 CO

  3 2 yang larut dalam KOH berlebih

7. Alumunium (Al3+)

  • NH (aq) Al(OH) 3 berupa koloid

3 Larutan AlCl

  3 setelah dipanaskan, terbentuk

  • CH

  3 COONa end. putih Al(CH

  3 COO)

  3 (aq)

  8. Mangan (Mn2+) end. putih udara end. coklat

  Mn(OH)

  2

  • KOH (aq) end. putih dipanaskan,

  MnO

  2 Larutan MnSO

  3 udara

4 MnCO

  • Na

  2 CO 3 (aq)

  • NaOH (aq) end. hijau Ni(OH)

  2

  9. Nikel (Ni2+)

  • (NH 4 )

  2 CO 3 end. hijau dari garam basa yang (aq) larut dalam pereaksi berlebih

  Larutan NiSO

  4 end. biru dari dipanaskan

  • NaOH (aq)

  Co(OH)

  2

  10. Kobalt (Co2+) garam basa end. merah dari

  • Na

  2 CO 3 (aq) garam basa

  Larutan CoCl

  2 end. putih Zn(OH) 2 yang larut

  • KOH (aq) dalam pereaksi berlebih

  11. Seng (Zn2+) end. tersier zink sulfat yang

  • Na

  2 SO 4 (aq) larut dalam amonia & asam

  Larutan ZnSO

  4

  • (NH 4 )

  2 CO

  3 end. putih dipanaskan kristalin

  (aq) CaCO

  3

  12. Kalsium (Ca2+) NH Cl &

  • (NH 4 )

  2 C

  2 O

  4 end.

4 NH OH

  CaC

  2 O

  4 (aq)

  4 Larutan CaCl

  2

  13. Barium (Ba2+)

  • K

  2 CrO 4 (aq) end. kuning BaCrO

  4 Larutan BaCl 2 + H

  2 SO 4 encer end. putih BaSO

  4

  14. Magnesium (Mg2+)

  • NaOH (aq) end. putih Mg(OH)

  2 Larutan MgCl

  2

  • (NH 4 )

  2 CO 3 (aq) end. putih dari garam basa Reaksi identifikasi anionm

  Larutan K

  3 Fe(CN)

  6

  1. Klorida (Cl-)

  • AgNO 3 (aq)
  • AgNO 3 (aq)

  Larutan NaCl

  • Hg 2 (NO

  3 ) 2 (aq)

  2. Bromida (Br-)

  • H

  2 SO 4 larutan berwarna coklat; Larutan NaBr pekat terbentuk HBr dan Br

  2

  3. Yodida (I-) Larutan KI

  • H

  2 SO 4 pekat

  • AgNO 3 (aq)

  4. Ferrosianida (Fe(CN)6)4- Larutan K

  4 Fe(CN)

  6

  • PbCl 2 (aq)

  5. Ferrisianida (Fe(CN)6)3-

  • NH

  3

  • HNO

  3 dipanaskan

  • NH

  3

  • HNO

  3 tak larut endapan larut end. putih yang tidak larut dalam HNO 3 encer end. kuning AgI

  2 terbentuk I

  2 uap kuning end. putih Hg

  2 Cl

  2 tak larut end. putih

  AgCl

  2 larut

  6. Tiosianat (CNS-)

  • AgNO 3 (aq) end. putih AgCNS

  Larutan KCNS

  • FeCl 3 (aq) larutan merah Fe(CNS)

  3

  7. Nitrit (NO2-) garam

  NO (g) yang larut warna

  • garam fero & fero dalam air dingin coklat

  Larutan KNO

2 H

  2 SO 4 encer

  8. Sulfida (S2-) end. hitam Ag

  2 S Larutan Na

  2 S

  • AgNO (aq) H

  2 S (g)

  3

  • HCl encer dipanaskan

  9. Asetat (CH3COO-) end. ferri asetat

  Larutan NaCH

  3 OO + FeCl 3 larutan coklat

  10. Karbonat (CO32-) ga Larutan Na

  2 CO

  3 end. putih BaCO

  3

  • H

  2 SO 4 encer

  • BaCl 2 (aq)

  NH / HNO end. putih

  3

  3 larut

  Ag

  2 C

  2 O

  4 (aq)

  11. Oksalat (C2O42-) end. putih CH COOH larut

  3 BaC

  2 O

  4 Larutan Na

  2 C

  2 O

  4

  • AgNO 3 (aq)
  • BaCl 2 (aq)

  12. Fosfat (PO43-) Larutan Na

  3 PO 4 + KO 3 (aq) endapan

  • FeCl 3 (aq) end. putih-kuning FePO

  4

  13. Tiosulfat (S2O32-)

  • H SO (aq) end. sulfur + gas berbau rangsang

  2

  4 Larutan Na

  2 S

  2 O

  3

  • AgNO 3 (aq) end. putih kuning hitam (Ag

  2 S)

  14. Sulfat (SO42-) Larutan Na

  2 SO

  4

  • BaCl 2 end. putih BaSO

  4 V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

  Tabel hasil percobaan

  No Ion Reaktan Hasil pengamatan Na

  2 CO 3 Warna agak keruh, tidak terbentuk endapan. 2+

  1 Hg

  2 NaOH Tidak terbentuk endapan, larutan jernih.

  HCl Larutan bening, ada endapan putih.

  Larutan kuning, ada endapan kuning-mengkilat.

  2+

  2 Pb KI Saat dipanaskan larutan menjadi bening sedangkan endapan tidak berubah.

  Na 2 S Terbentuk endapan putih, lalu kuning. 3 2+

  Hg NaOH Terbentuk endapan kuning agak orange.

  Larutan berubah dari biru muda menjadi biru tua KOH (cepat) dengan endapan biru. Saat dipanaskan

  2+

  4 endapan menjadi hitam.

  Cu Larutan berubah dari biru muda menjadi kuning

  KI pucat dengan endapan putih (cepat).

  Setelah ditambah (NH 4 )

  2 CO 3 dan dipanaskan, (NH 4 )

  2 CO

  3 terbentuk endapan putih. 2+

  5 Cd Setelah ditambah NaOH dan dipanaskan, terbentuk

  NaOH endapan putih-kuning.

  KOH Larutan tetap bening, tidak ada endapan. 6 2+

  Sn NH 3 + Na

  2 CO 3 Larutan tetap bening, tidak ada endapan.

  NH 3 Tidak terbentuk koloid, larutan jernih.

  Setelah ditambah CH

  3 COONa dan dipanaskan, 7 3+

  Al CH

  3 COONa terbentuk endapan putih.

  KOH + udara Endapan putih menjadi berwarna coklat. 8 2+

  Mn Na

  2 CO 3 Terbentuk endapan putih. 2+

  9 Larutan berubah dari hijau muda menjadi hijau Ni

  NaOH keruh dengan endapan hijau-putih. (NH 4 )

  2 CO

  3 Larutan berubah dari hijau muda menjadi hijau keruh dengan endapan hijau-putih (lebih keruh).

  NaOH Larutan berwarna biru, terbentuk endapan biru. 10 2+

  Co Na

  2 CO 3 Larutan berwarna merah muda.

  KOH

  11

  Na

  2 SO 4 Larutan tetap bening. 2+

  Zn Endapan putih, jika dipanaskan tidak terbentuk

  (NH 4 )

  2 CO

  3 12 2+ kristal.

  Ca (NH ) C O Tidak ada endapan, larutan jernih.

  4

  2

  2

4 Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh

  K

  2 CrO

  4 dengan endapan agak kuning. 2+

  13 Ba Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh

  H

  2 SO 4 encer dengan endapan putih.

  NaOH Endapan putih. 14 2+

  Mg (NH 4 )

  2 CO 3 Tidak terbentuk endapan.

  Terbentuk endapan berwarna putih. Saat ditambah AgNO

  3 amonia, endapan larut.

  • 15 Cl Larutan berubah dari bening menjadi putih agak

  Hg 2 (NO 3 )

  2 keruh. Ada sedikit endapan.

  Setelah dipanaskan larutan berwarna coklat jernih

  • 16 H

  2 SO 4 pekat Br dan muncul uap kuning.

  Larutan berubah dari sedikit coklat bening menjadi H

  2 SO 4 pekat coklat. Ada endapan coklat. Tabung reaksi terasa

  17

  • I panas.

  AgNO 3 Terbentuk endapan putih-kuning.

  Endapan putih dan tidak larut dalam HNO 3 .

  4-

  18 Fe(CN 6 ) PbCl

2 Larutannya berwarna kuning.

  3-

  19 Fe(CN 6 ) AgNO

  3 Tetap bening. Saat ditambah HNO 3 tetap bening.

  AgNO 3 Endapan putih.

  • 20 CNS

  FeCl 3 Larutan berwarna merah.

  • 21 Saat ditambah garam fero, larutan menjadi kuning.

  NO

2 Saat ditambah H

  2 SO 4 encer larutan berwarna lebih Garam fero + kuning. Setelah dipanaskan timbul gelembung gas.

  H

  2 SO 4 encer Saat ditambah garam fero lagi tidak terjadi perubahan.

  2-

  22 AgNO

  3 Endapan hitam yang larut dalam HNO 3 panas.

  S HCl encer Tidak timbul gas H S

  2

  • 3

  23 Setelah ditambah FeCl larutan berwarna coklat

  CH

  3 COO FeCl

  3 setelah dipanaskan terbentuk endapan.

  H

  2 SO 4 encer Tidak timbul gas, larutan jernih. 2-

  24 CO

  3 BaCl 2 Endapan putih yang larut dalam HCl encer.

  2-

  25 AgNO 3 Larutan berubah dari bening menjadi keruh.

  C

  2 O

  4 Terbentuk endapan putih yang larut dalam NH 3 .

  Larutan berubah dari bening menjadi keruh (walau BaCl 2 lebih keruh larutan dengan AgNO 3 ). Terbentuk endapan putih.

  KO Larutan keruh.

  3 3-

  26 PO

  4 FeCl 3 Larutan berwarna kuning.

  Larutan menjadi putih keruh dan terbentuk endapan putih.

  2-

  27 Terbentuk endapan putih yang berubah warna S O

  3

  2 AgNO

  3 menjadi kuning, kemudian coklat hitam. 2-

28 SO

  4 BaCl 2 Terbentuk endapan putih.

  Pembahasan

  Identifikasi kation 2+

  1. Merkuro (Hg 2 ) Menurut teori, setelah direaksikan dengan larutan alkali karbonat (Na

  2 CO 3 ), akan terbentuk endapan putih merkuro karbonat. Dari hasil percobaan didapat larutan berubah menjadi agak keruh walau tidak terbentuk endapan. Reaksi yang terjadi adalah :

  Hg 2 (NO 3 ) 2 (aq) + Na

  2 CO 3 (aq) Hg

  2 CO 3 ( ) +

  2NaNO 3 (aq) Jika larutan Hg 2 (NO 3 ) 2 direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan hitam. Dari hasil percobaan tidak terjadi perubahan yang teramati. Larutan tetap jernih serta tidak ada endapan yang terbentuk. Hal ini dimungkinkan karena penambahan NaOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :

  • 2 -

  Hg 2 (aq) + 2 OH (aq) Hg

  2 O ( ) + H

  2 O (l) 2+

2. Timbal (Pb )

  2+ Jika ion Pb direaksikan dengan larutan HCl, akan terbentuk endapan yang berwarna putih. Dari hasil percobaan didapati endapan berwarna putih dengan larutan yang tidak berwarna/ bening. Endapan ini dapat terbentuk karena larutan sudah lewat jenuh,

  • 9

  konsentrasi ion-ion PbCl 2 sudah melebihi harga Ksp-nya (Ksp PbCl 2 = 2,4 x 10 ). Reaksi yang terjadi adalah :

  2HCl (aq) PbCl 2 (s)

  • 3 )

  2HNO 3 (aq) 2+

  2 (aq) + Pb(NO

  Jika ion Pb direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan kuning PbI 2 . Dari hasil percobaan didapati endapan kuning mengkilat dengan larutan yang berwarna kuning. Setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi jernih sedangkan endapan tidak berubah sama sekali. Larutan menjadi jernih karena PbI

  2 yang berupa koloid dalam larutan larut kembali. Reaksi yang terjadi adalah :

  2KI (aq) PbI 2 (s)

  2KNO 3 (aq)

  3 ) 2 (aq) + + Pb(NO

  2+

  3. Merkuri (Hg ) 2+

  Jika ion Hg direaksikan dengan larutan Na

  2 S, akan terbentuk endapan putih yang kemudian berubah menjadi kuning lalu coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang berubah menjadi kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

  HgCl 2 (aq) Na

  2NaCl (aq) 2+

  2 S (aq) HgS (s) + +

  Jika ion Hg direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan kuning Hg(OH) 2 . Dari hasil percobaan, didapati endapan kuning-orange. Reaksi yang terjadi adalah :

  2NaOH (aq) + HgO (s)

  2NaCl (aq) + H

  2 O (l) 2+

  2 (aq) + HgCl

  4. Kupri (Cu ) 2+

  Jika ion Cu direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan biru Cu(OH)

  2 yang jika dipanasi berubah menjadi hitam (CuO). Dari hasil percobaan, didapati endapan biru yang berubah menjadi hitam saat dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah :

  2KOH (aq) Cu(OH) 2 (s) + K

  2 SO 4 (aq) dipanaskan 2 (s) CuO (s) H + Cu(OH)

  4 (aq) + CuSO

  2 O (l) 2+

  Jika ion Cu direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan putih CuI dengan

  2 warna larutan agak kuning dikarenakan ada I 2 yang dibebaskan. Dari hasil percobaan didapati warna larutan berubah dari biru muda menjadi kuning pucat dengan endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  2KI (aq) CuI (s) +

  2 K

  2 SO 4 (aq)

  4 (aq) + CuSO

  2CuI + 2 (s)

  2CuI (s)

  I 2 (g) atau

  2CuSO 4 (aq) +

  4KI (aq)

  2CuI (s) + 2K

  2 SO 4 (aq) + I 2 (g) 2+

  5. Kadmium (Cd ) 2+

  Jika ion Cd direaksikan dengan larutan (NH 4 )

  2 CO 3 , akan terbentuk endapan putih basa karbonat yang tidak larut dalam (NH ) CO berlebih. Agar diperoleh endapan sempurna,

  4

  2

  3 saat proses reaksi dilakukuan, larutan dipanaskan. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  CdI 2 + (NH 4 )

  2 CO +

  3 CdCO 3 ( )

  2NH

  4 I 2+

  Jika ion Cd direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih Cd(OH) 2 . Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

  2NaOH (aq) + Cd(OH) 2 (s)

  2KI (aq) 2+

  2 (aq) + CdI

  6. Stanno (Sn )

  2+ Jika ion Sn direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Sn(OH)

  2 yang larut dalam KOH berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Ini dimungkinkan karena penggunaan KOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :

  • 2+

  Sn (aq)

  2OH (aq) Sn(OH) + (s)

  2 2- -

  Sn(OH) 2 (s) +

  2OH (aq) [Sn(OH) 4 ] 2+

  Jika ion Sn direaksikan dengan larutan NH 3 ditambah Na

  2 CO 3 , akan terbentuk endapan putih Sn(OH) 2 yang tidak larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Reaksi yang mungkin terjadi :

  2+ 2- Sn + CO 3 + NH 3 + H

  2 O Sn(OH) 2 ( ) + (NH 4 )

  2 CO

  3 3+

  7. Alumunium (Al ) 3+

  Jika ion Al direaksikan dengan larutan NH 3 , akan terbentuk Al(OH) 3 yang berupa koloid. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau pH yang kurang mendukung. Larutan tetap jernih seperti semula. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :

  3+ Al

  • 3

  3NH

  3H

  2 O Al(OH) 3 + 3 NH

  4 3+

  Jika ion Al direaksikan dengan larutan NaCH

  3 COO dan dipanaskan, akan terbentuk endapan putih. Dari hasil percobaan didapati adanya endapan putih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :

  • 3+

  Al + 3CH

  3 COO + 2H

  2 O Al(OH)

  2 COO ( ) + 2CH

  3 COOH 2+

  8. Mangan (Mn ) 2+

  Jika ion Mn direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Mn(OH)

  2 yang karena pengaruh udara berubah menjadi coklat. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang kemudian berubah menjadi coklat. Reaksi yang terjadi adalah :

  • 2+

  Mn + 2OH Mn(OH) 2 ( ) saat kontak dengan udara terjadi reaksi :

  • Mn(OH)

  2 ( ) + O 2 + H

  2 O MnO(OH) 2 ( ) + 2OH 2+

  Jika ion Mn direaksikan dengan larutan Na

  2 CO 3 , akan terbentuk endapan putih MnCO 3 . Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  2+ 2- Mn + CO

  3 MnCO 3 ( ) 2+

  9. Nikel (Ni ) 2+

  Jika ion Ni direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan hijau Ni(OH) 2 . Dari hasil percobaan didapati endapan hijau-putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  • 2+

  Ni + 2OH Ni(OH) ( )

  2

  2+ Jika ion Ni direaksikan dengan larutan (NH 4 )

  2 CO 3 , akan terbentuk endapan hijau dari garam basa yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati endapan hijau-putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  2+ 2- Ni + CO

  3 NiCO 3 ( ) 2+

  10. Kobalt (Co ) 2+

  Jika ion Co direaksikan dengan larutan NaOH dalam keadaan dingin, akan terbentuk endapan biru dari garam basa. Jika dipanasi akan terbentuk kobalt hidroksida.Dari hasil percobaan didapati endapan biru. Reaksi yang terjadi adalah :

  2+ - - Co + OH + NO

  3 Co(OH)NO 3 ( ) Dalam reagen berlebih dan dipanaskan akan tombul endapan merah jambu. Reaksi :

  Co(OH)NO 3 ( ) + OH Co(OH) 2 ( ) + NO

  3 2+

  Jika ion Co direaksikan dengan larutan Na

  2 CO 3 , akan terbentuk endapan merah dari garam basa. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah muda dan tidak ada endapan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan sudah berwarna merah muda yang mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp-nya.

  Reaksi yang mungkin terjadi : 2+ 2-

  Co + CO

  3 CoCO 3 ( ) 2+

  11. Seng (Zn ) 2+

  Jika ion Zn direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Zn(OH)

  2 yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan sedikit endapan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan sudah berwarna agak keruh yang mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp-nya atau reagen yang berlebih sehingga endapan yang terbentuk larut kembali. Reaksi yang mungkin terjadi :

  • 2+

  Zn + 2OH Zn(OH) 2 ( ) Dalam reagen berlebih terjadi reaksi :

  2- - Zn(OH) 2 ( ) + 2OH [Zn(OH) 4 ]

  2+ Jika ion Zn direaksikan dengan larutan Na

  2 SO 4 , akan terbentuk endapan tersier zink sulfat yang larut dalam amonia dan asam. Dari hasil percobaan didapati larutan tetap bening. Tidak ada perubahan yang dapat teramati. Ini mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau kesalahan dalam percobaan. Reaksi yang mungkin terjadi adalah

  2+ 2- Zn + SO

  4 ZnSO 4 ( )

  2+

  12. Kalsium (Ca ) 2+

  Jika ion Ca direaksikan dengan larutan (NH 4 )

  2 CO 3 , akan terbentuk endapan CaCO

  3 yang jika dipanasi akan menjadi kristalin. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.

  Setelah dipanaskan tidak terbentuk kristal. Ini mungkin dikarenakan pemanasan yang dilakukan kurang. Reaksi yang terjadi : 2+ 2-

  Ca + SO CaCO ( )

  3

  3 2+

  Jika ion Ca direaksikan dengan larutan (NH 4 )

  2 C

  2 O 4 , dalam larutan yang dibuat alkalis akan terbentuk endapan CaC

  2 O 4 . Dari hasil percobaan didapati larutan tetap jernih dan tidak ada endapan yang terbentuk. Ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi :

  2+ 2- Ca + C

  2 O

  4 CaC

  2 O 4 ( ) 2+

  13. Barium (Ba ) 2+

  Jika ion Ba direaksikan dengan larutan K

  2 CrO 4 , akan terbentuk endapan kuning BaCrO 4 . Dari hasil percobaan didapati endapan kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

  2+ 2- Ba + CrO

  4 BaCrO 4 ( ) 2+

  Jika ion Ba direaksikan dengan larutan H SO encer, akan terbentuk endapan putih

  2

  4 BaSO 4 . Dari hasil percobaan didapati endapan putih. 2+ 2-

  Ba + SO

  4 BaSO 4 ( ) 2+

  14. Magnesium (Mg ) 2+

  Jika ion Mg direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih Mg(OH) . Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  2

  • 2+

  Mg + 2OH Mg(OH) 2 ( ) 2+

  Jika ion Mg direaksikan dengan larutan (NH 4 )

  2 CO 3 , akan terbentuk endapan putih dari garam basa. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat diamati. Hal ini mungkin dikarenakan terjadi kesetimbangan sehingga tidak terbentuk endapan. Reaksi yang mungkin terjadi :

  • 2+ 2-

  5Mg + 6 CO 3 + 7 H

  2 O

  4 MgCO 3 .Mg(OH) 2 .5H

  2 O ( ) + 2 HCO

  3 Karena adanya garam-garam amonium, tidak terjadi pengendapan karena terbentuk kesetimbangan. Reaksi kesetimbangannya :

  2- + NH

  • 4 + CO

  3 NH 3 + HCO

  3 Reaksi identifikasi anion

  • 1. Klorida (Cl )
  • Jika ion Cl direaksikan dengan larutan AgNO

  3 , akan terbentuk endapan putih AgCl yang larut dalam NH 3 . Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah ditambah NH 3 , endapan larut. Reaksi yang terjadi adalah :

  Ag + Cl AgCl ( )

  • Jika ion Cl direaksikan dengan larutan Hg

  2 (NO 3 ) 2 , akan terbentuk endapan putih Hg

  2 Cl 2 .

  Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna putih keruh dengan sedikit endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  • 2+

  Hg 2 + 2Cl Hg Cl ( )

  2

  2

  • 2. Bromida (Br )
  • Jika ion Br direaksikan dengan larutan H

  2 SO 4 pekat, akan terbentuk HBr dan Br

  2 sehingga larutan berwarna coklat. Setelah dipanasi akan muncul uap kuning-coklat. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna coklat jernih dan muncul uap kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

  NaBr + H

  2 SO

  4 HBr + Na + HSO 4 (larutan coklat) dipanaskan 2- +

  2NaBr + 2H

  2 SO

  4 Br 2 ( ) + SO 2 ( ) + SO 4 + 2Na + 2H

  2 O

  • 3. Yodida (I )
  • Jika ion I direaksikan dengan larutan H

  2 SO 4 pekat dingin, yodium dan yodida akan terbebaskan. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari sedikit coklat menjadi coklat dan ada endapan coklat yang terbentuk. Tabung reaksi terasa panas. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks :

  2- -

2 I + 2H

  2 SO

  2 O

  4 I 2 ( ) + SO 4 + 2H

  • Jika ion I direaksikan dengan larutan AgNO

  3 , akan terbentuk endapan kuning AgI. Ksp

  • 16

  AgI = 0,9 x 10 . Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

  • I + AgNO

  3 AgI ( ) 4-

  4. Ferrosianida ([Fe(CN) 6 ] ) 4-

  Jika ion [Fe(CN) 6 ] direaksikan dengan larutan PbCl 2 , akan terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam HNO 3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.

  Setelah ditambah HNO 3 encer, endapan tidak larut. Reaksi yang terjadi adalah : 4- 2+

  [Fe(CN) 6 ] + 2 Pb Pb[Fe(CN) 6 ] ( ) 3-

  5. Ferrisianida ([Fe(CN) 6 ])

  3- Jika ion [Fe(CN) 6 ] direaksikan dengan larutan AgNO 3 , akan terbentuk endapan yang larut dalam NH

  3 tetapi tidak larut dalam HNO 3 . Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat diamati. Larutan tetap bening seperti semula. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid. Reaksi yang mungkin terjadi :

  3- [Fe(CN) 6 ] + AgNO

  3 Ag 3 [Fe(CN) 6 ] ( ) Pada saat penambahan NH 3 , endapan larut menjadi ion-ion. Reaksinya :

  • 3+

  Ag 3 [Fe(CN) 6 ] ( ) + NH

  3 Ag 3 [Fe(CN) 6 ] + Ag 3 [Fe(CN) 6 ]

  • 6. Tiosianat (CNS )
  • Jika ion CNS direaksikan dengan larutan AgNO

  3 , akan terbentuk endapan putih AgCNS. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  CNS + Ag AgCNS ( )

  • Jika ion CNS direaksikan dengan larutan FeCl

  3 , akan terbentuk larutan merah Fe(CNS) 3 . Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah. Reaksi yang terjadi :

  3+ -

  3 CNS + Fe Fe(CNS) 3 (larutan merah)

  • 7. Nitrit (NO

  2 )

  2 direaksikan dengan larutan garam fero ditambah H

  • Jika ion NO

  2 SO 4 encer, akan timbul gas NO yang larut dalam air pada suhu dingin. Jika gas NO ini direaksikan dengan garam fero, akan terbentuk warna coklat. Dari hasil percobaan setelah larutan dipanaskan timbul gelembung gas. Saat ditambah garam fero lagi larutan tetap seperti semula. Ini mungkin disebabkan gas NO yang akan bereaksi dengan garam fero sudah tidak ada (telah dilepaskan) sehingga warna larutan tetap seperti semula. Reaksi yang terjadi adalah :

  NO 2 + H HNO

  2

3 HNO

  2 HNO 3 + H

  2 O + NO Saat ditambah garam fero (misal FeSO 4 ) terjadi reaksi :

  NO + FeSO 4 [Fe,NO]SO

  4 2-

8. Sulfida (S )

  2- Jika ion S direaksikan dengan larutan AgNO 3 , akan terbentuk endapan hitam Ag

  2 S yang larut dalam HNO 3 panas. Dari hasil percobaan didapati endapan hitam yang larut dalam HNO

  3 panas. Reaksi yang terjadi adalah : 2- +

  S + 2Ag Ag

  2 S ( ) Saat ditambah HNO 3 dan dipanaskan terjadi reaksi : dipanaskan

  Ag

  2 S ( ) + 2HNO

  3 H

  2 S + 2 Ag(NO 3 )

  2

  2- Jika ion S direaksikan dengan larutan HCl encer, akan terbentuk gas H

  2 S yang dapat menghitamkan kertas saring yang ditetesi Pb(COO) 2 . Dari hasil percobaan tidak ada gas yang timbul/ teramati. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi :

  2- S + 2H H

  • 2 S (bau khas)

  Reaksi dengan ion Pb : 2+

  H

  2 S + 2Pb PbS + H 2 (bau khas)

  3 COO )

  • 9. Asetat (CH
  • Jika ion CH

  3 COO direaksikan dengan larutan FeCl 3 encer, akan terbentuk larutan berwarna coklat. Jika dipanaskan akan terbentuk endapan. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna agak coklat. Setelah larutan ini dipanaskan, terbentuk endapan.

  3+ -

3 CH

  3 COO + Fe Fe(CH

  3 COO)

  3 Saat dipanaskan terjadi reaksi : Fe(CH

  3 COO) 3 + 2H

  2 O Fe(OH) 2 . CH

  3 COO ( ) + 2 CH

  3 COOH (Vogel, 1953)

  2-

  10. Karbonat (CO )

  3 2-

  Jika ion CO 3 direaksikan dengan larutan H

  2 SO 4 encer, akan terbentuk gas. Dari hasil percobaan tidak ada gas yang timbul dan warna larutan tetap jernih. Ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan karena gas yang timbul adalah gas CO

  2 yang tidak berbau sehingga susah dideteksi. Reaksi yang terjadi adalah :

  • 2-

  CO 3 + 2H CO 2 ( ) + H

  2 O 2-

  Jika ion CO 3 direaksikan dengan larutan BaCl 2 , akan terbentuk endapan putih BaCO

  3 yang larut dalam HCl encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang larut dalam HCl encer. Reaksi yang terjadi adalah :

  2- 2+ CO 3 + Ba BaCO 3 ( )

  Saat ditambah dengan HCl : BaCO 3 ( ) + 2HCl BaCl 2 + CO 2 + H

  2 O 2-

  11. Oksalat (C

  2 O 4 ) 2-

  Jika ion C

  2 O 4 direaksikan dengan larutan AgNO 3 , akan terbentuk endapan putih Ag

  2 C

  2 O 4 yang larut dalam NH 3 dan HNO 3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang larut dalam NH 3 . Reaksi yang terjadi :

  • 2-

  C

  2 O 4 + Ag Ag

  2 C

  2 O 4 ( ) 2-

  • 2 C

  Ag

  2 O 4 ( ) + 4NH 3 2 [Ag(NH 3 ) 2 ] + C

  2 O

  4 Ag

  2 C

  2 O 4 ( ) + 2HNO

  3

  2 AgNO 3 + H

  2 C

  2 O

  4

  2- Jika ion C

  2 O 4 direaksikan dengan larutan BaCl , akan terbentuk endapan putih BaC O 2 2 4 yang larut dalam asam asetat. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

  2- 2+ C

  2 O 4 + Ba BaC O ( ) 2 4 3-

  12. Fosfat (PO 4 ) 3-

  Jika ion PO 4 direaksikan dengan larutan KO , akan terbentuk endapan putih. Dari hasil

  3 percobaan didapati warna larutan menjadi keruh walau tidak terbentuk endapan. Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya sedikit melebihi Ksp.

  Reaksi yang terjadi :

  • 3-

  PO 4 + 2K K PO ( )

  2

  4 3-

  Jika ion PO direaksikan dengan larutan FeCl , akan terbentuk endapan putih-kuning

  4

  3 FePO 4 . Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi kuning walau tidak terbentuk endapan. Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya sedikit melebihi Ksp. Reaksi yang terjadi :

  3- 3+ PO 4 + Fe FePO ( )

  4 2-

13. Tiosulfat (S

  2 O 3 ) 2-

  Jika ion S

  2 O 3 direaksikan dengan larutan H SO encer, akan terbentuk gas yang berbau

  2

  4 rangsang dan endapan sulfur. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya :

  2- + S

  2 O 3 + 2H S ( ) + SO ( ) + H O

  2

  2 2-

  Jika ion S

  2 O 3 direaksikan dengan larutan AgNO , akan terbentuk endapan putih yang

  3 berubah menjadi kuning-coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang berubah menjadi kuning dan akhirnya coklat-hitam. Reaksinya :

  2- + S

  2 O 3 + 2Ag Ag S O ( ) 2 2 3 (putih) 2- +

  Ag + 2S

  2 O 3 [Ag (S O ) ] ( ) 2 2 3 2 (kuning-coklat) 2- +

  2 S

  2 O 3 ( ) + H

  2 O Ag

  2 S ( ) + 2H + SO (hitam) 2-

  4 Ag

  14. Sulfat (SO 4 ) 2-

  Jika ion SO 4 direaksikan dengan larutan BaCl , akan terbentuk endapan putih BaSO .

  2

  4 Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya : 2- 2+

  SO 4 + Ba BaSO ( )

  4 VI. KESIMPULAN

  1. Analisis kualitatif terhadap kation dan anion dalam percobaan ini dilakukan dengan cara basah (dalam bentuk larutannya).

  2. Reaksi kimia yang terjadi ditandai dengan timbulnya gas dan endapan serta terjadinya sistem koloid, perubahan warna dan suhu (pada beberapa reaksi).

  3. Endapan dapat terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion penyusun senyawa tersebut telah melampau harga Ksp-nya.

  4. Pemanasan menyebabkan kelarutan lebih besar.

  5. Pada beberapa endapan, jika ditambah reagen berlebih atau kontak dengan udara bebas, endapan akan bereaksi membentuk senyawa baru yang ditandai perubahan warna/ endapan (larut kembali).

VII. DAFTAR PUSTAKA

  Akhmad, Sayid & Mudjiran. 1994. Diktat Kuliah Kimia Analitik. FMIPA UGM : Yogyakarta

  Brady, James E. 1999. Kimia Universitas, Asas dan Struktur Jilid 1, edisi kelima. Bina Rupa Aksara : Jakarta

  Cotton, Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press : Jakarta Vogel, A. I. 1953. Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Longman

  Group Limited : London Yogyakarta, 18 September 2007

  Praktikan Asisten Zimon P