167 PENGGUNAAN PERSPEKTIF POSITIVE ACCOUNTING THEORYTERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSIDI INDONESIA
PENGGUNAAN PERSPEKTIF POSITIVE ACCOUNTING THEORY TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSIDI INDONESIA
Yevi Dwitayanti 1) danToni Wijaya 2)
1 Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri SriwijayaPalembang
2 Jurusan Akuntansi, IBI Darmajaya Bandar Lampung email: yevi_dwitayanti@yahoo.com email: toni.wiyjaya@gmail.com
Abstract
This study aims to analyze the effect of using Positive Accounting Theory Perspective of Accounting Conservatism in Indonesia in manufacturing company from 2008 to 2012. Independent variables of this study are Manajerial Ownership, Public Ownership, Leverage, Profitability, and Firm Size. While the dependent variable of this study is Accounting Conservatism. The data which used in this study were obtained from Indonesian Capital Market Directory (ICMD) for 2008 - 2012 period and historical data published by Indonesia Stock Exchange.There is a population of 139 manufacturing companies. The sampling technique used is purposive sampling with having sample criteria is manufacturing companies listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange) in the period 2008 to 2012, so will be obtained 35 as a sample of research with 175 observation data. The method of analyzing data used is multiple linear regression analysis with using of SPPS software version 19. The results of this study to indicate that manajerial ownership, leverage and profitabiltas have a significant effect of accounting conservatisma. Public ownership, firm size have no effect of accounting conservatism.
Keywords: Positive Accounting Theory Perspective, Accounting Conservatism
Abstrak
Penelitian ini betujuan untuk menganalisis pengaruh dalam penggunaan Perspektif Positive Accounting Theory terhadap Konservatisma Akuntansi di Indonesia pada perusahaan manufaktur periode 2008 - 2012. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Publik, Leverage , Profitabilitas, dan Firm Size. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Konservatisma Akuntansi. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode 2008 - 2012 dan data historis yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Populasi yang ada sebanyak 139 perusahaan manufaktur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sampel yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, sehingga diperoleh 35sebagai sampel penelitian dengan 175 data observasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan bantuan software SPPS versi 19. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, leverage dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap konservatisma akuntansi. Kepemilikan publik, firm
size tidak berpengaruh terhadapkonservatisma akuntasnsi.
Kata kunci:Perspektif Positive Accounting Theory, Konservatisma Akuntansi
1. PENDAHULUAN
perusahaan juga dapat mempengaruhi implementasi dari konservatisma
Kondisi
keuangan
Prinsip konservatisma bertindak sebagai akuntansi. Masalah yang menimpa kondisi keuangan batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan.
perusahaan akibat dari ketidakpastian ekonomi harus Pada hakikatnya praktek konservatisma adalah
mampu diatasi oleh manajer. mengurangi laba dalam merespon berita buruk, tetapi
Kondisi kesulitan keuangan terjadi karena tidak meningkatkan laba dalam merespon berita baik.
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi Prinsip ini menyatakan bahwa, dalam memilih
kewajiban pada saat jatuh tempo. Kesulitan keuangan metode yang melaporkan pendapatan dan aktiva lebih
dianggap sebagai tahap penurunan kondisi keuangan rendah sedangkan kewajiban dan beban dilaporkan
yang terjadi sebelum timbul kebangkrutan ataupun dengan lebih tinggi. Hal ini berartidalam melaporkan
likuidasi. Informasi mengenai kesulitan keuangan kewajiban dan beban harus diakui sesegera mungkin
dapat memberikan tanda peringatan awal akan dan mengakui pendapatan dan aktiva secara lambat.
adanya kebangkrutan. Oleh karena itu, pihak
tingkat hutang perusahaan yang digunakan untuk berupa keputusan yang tepat. Manajemen dan
membiayai asset dengan maksud memperbesar pemilik juga berkepentingan untuk melakukan
perusahaan - perusahaan tersebut dan menjadi upaya-upaya untuk mencegah kondisi yang lebih
pengukur keamanaan para kreditur, seperti bank atau parah ke arah kebangkrutan. Ketika perusahaan
lembaga pemberi pinjaman, untuk mengambil berada dalam kondisi kesulitan keuangan, maka salah
keputusan memberi pinjaman atau tidak dan dapat satu upaya untuk mencegah hal tersebut adalah
memprediksi manajer akan meningkatkan laba dan dengan melakukan pengawasan usaha. Dengan
aset atau memilih prosedur akuntansi yang optimis. adanya upaya yang relevan dari manajemen terhadap
Hal itu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan praktek konservatisma, maka akan mungkin terjadi
perusahaan melanggar kontrak utangnya dan peningkatan keuangan dalam perusahaan.
menghindari perusahaan dari biaya renegoisasi Dengan adanya masalah atau fungsi dasar
kontrak utang.
dari adanya tindak konservatif dan bagaimana untuk
dalam menjelaskan menguraikan terjadinya tindakan tersebut. Maka dari
Perspektif
lain
konservatisma pada perspective positive accounting itu digunakannya beberapa hal untuk menjelaskan
theory adalah dengan political cost hypothesis. Suatu penerapan konservatisma yang dapat dikemukakan
perusahaan besar dan memiliki biaya politik tinggi melalui konsep positive accounting theory. Teori
cenderung konservatif, karena biasanya perusahaan tersebut
tersebut menjadi sorotan baik publik maupun maksimisasi kemakmuran dan kepentingan pribadi,
digunakan karena
menganut
paham
pemerintah. Untuk mengurangi perhatian tersebut Ghozali dan Chariri
perusahaan menyajikan laba yang tidak berlebihan, (2007). Dalam melakukan pilihan untuk bertindak
sehingga pemerintah tidak terlalu mengawasi konservatifatau
perusahaan dalam memberikan tanggung jawab sosial accounting theory dapat dijelaskan melalui plan
kepada masyarakat (Deviyanti, 2012). bonus hypothesis, debt covenant hypothesis , dan
Profitabilitas menurut Harahap (2007) political cost hypothesis .
adalah rasio yang menggambarkan kemampuan Pada
perusahaan mendapatkan laba melalui semua merupakan penjelasan dari perspektif positive
kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan accounting theory , adanya kepemilikan manajer
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah berpengaruh dengan tindakan pelaporan keuangan
karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Menurut yang konservatif. Tindakan tersebut terjadi seiring
Wardani (2008), perusahaan yang memiliki tingkat bonus yang akan diberikan Alfina (2006), sehingga
profabilitas yang tinggi cenderung akan memilih manajemen akan memilih metode akuntansi yang
akuntansi yang konservatif. Hal ini dikarenakan memaksimalkan utilitasnya.Komposisi kepemilikan
konservatisma akuntansi akan digunakan sebagai pada kepemilikan manajerial sangat mungkin
bagian dari manajemen laba yang dapat digunakan mempengaruhi perilaku manajer seiring adanya motif
manajer untuk mengatur laba agar terlihat rata dan bonus. Kepemilikan manajerial yang tinggi akan
tidak terlalu memiliki fluktuasi yang tinggi. mengurangi keinginan manajer memperoleh bonus
Peneliti termotivasi melakukan penelitian dari pemegang saham, dan akan lebih berfokus pada
ini untuk menguji konsistensi hasil dari penelitian kinerja perusahaan untuk
terdahulu yang pernah dilakukantentang pengaruh investasi mereka.
melindungi nilai
penggunaan perspektif Positive Accounting Theory Selain kepemilikan manajerial, kepemilikan
terhadap Konservatisma Akuntansi di Indonesia. publik sebagai proksi dapat digunakan dalam
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian menjelaskan kebijakan konservatisma terkait dengan
serupa yang dilakukan oleh Ardina (2012) yang plan bonus hypothesis . Kepemilikan publikyang
meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besar akan membuat manajemen cenderung tidak
konservatisma perusahaan di Indonesia dengan konservatif karena kurangnya fungsi pengendalian
debt to equity atau monitoring dari pemilik, serta karena
menjelaskannya
melalui
hypothesis,political cost hypothesis dan plan bunus keinginannya untuk memperoleh bonus ketika target
hypothesis . Penelitian Deviyanti (2012) yang laba terpenuhi. Di sisi lain, publikcenderung akan
menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi menginginkan laba yang besar agar mendapatkan
penerapan konservatisma dalam akuntansi pada dividen atau capital gain yang besar pula Deviyanti
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek (2012), keadaan tersebut dimanfaatkan manajemen
profitabilitas berpengaruh untuk memaksimalkan laba.
Indonesia.
Dimana
terhadap konservatisma akuntansi dan leverage tidak Kemudian Debt
berpengaruh terhadap konservatisma akuntansi. merupakan salah satu dari perspektif positive
covenant
hypothesis
Kemudian penelitian Sari dan Adhariani (2009) accounting theory yang dapat digunakan dalam
membuktikan bahwa ukuran perusahaan dan menjelaskan penerapan konservatisma akuntansi.
berpengaruh terhadap Rasio leveragedapat dijadikan sebagai salah satu
konsentrasi
industri
hal tersebut juga proksi dalamdebt covenant, yaitu suatu perjanjian
konservatisma
akuntansi,
Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 168 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 168
itu, konservatisma juga menyebabkan understatement Dalam
terhadap laba dalam periode kini yang dapat penelitian
penelitian ini
mengacu pada
mengarahkan pada overstatement terhadap laba pada Penelitian yaitu:Pertama, Sampel dalam penelitian
Ardina (2012) dengan
Perbedaan
berikutnya, sebagai akibat adalah Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa
periode–periode
understatement terhadap biaya pada periode tersebut. Efek Indonesia periode 2008-2012.Kedua, Variabel
Pilihan metode akuntansi akan berpengaruh terhadap dalam penelitian ini menambah satu variabel
angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan, independen yaitu Profitabilitas Perusahan. Namun
baik neraca maupun laporan laba-rugi perusahaan. secara
konservatisma akuntansi mengenai penggunaan perspektif dalam Positive
keseluruhan penelitian
ini
membahas
Definisi lain
berdasarkan pada akibat yang ditimbulkan oleh Accounting Theory terhadap konservatisma akuntansi
perlakuan yang asimetrik terhadap verifikasi laba dan diIndonesia.Berdasarkan uraian tersebut peneliti
rugi, dikemukakan oleh Wolk et al. (2008) yang tertarik meneliti mengenai “Penggunaan Perspektif
mendefinisikan konservatisma sebagai usaha untuk Positive
memilih metode akuntansi berterima umum yang (a) Konservatisma Akuntansi Di Indonesia Dengan
pengakuan revenues, (b) Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
memperlambat
mempercepat pengakuan expenses, (c) merendahkan Tercatat Dibursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012 “.
penilaian aktiva, dan (d) meninggikan penilaian utang. Definisi tersebut mengakibatkan nilai aktiva bersih yang understatement secara continue.
2. KAJIAN LITERATUR
Positive Accounting Theory
Pengertian Konservatisma
Teori akuntansi positif berkembang seiring Financial Accounting Standards Board
kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi (1980) Statement Of Financial Accounting Concept
realitas praktek-praktek akuntansi yang ada di dalam No.2 mendefinisikan konservatisma sebagai sebuah
masyarakat. Teori akuntansi positif berusaha untuk reaksi yang hati-hati terhadap ketidakpastian dengan
menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati mencoba meyakinkan bahwa ketidakpastian dan
berdasarkan pada alasan-alasan yang menyebabkan risiko yang melekat dalam kondisi bisnis adalah
terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, Positive cukup layak untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu,
Accounting Theory (PAT) dimaksudkan untuk jika dua estimasi atas jumlah yang akan diterima
menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang atau yang akan dibayar di masa yang akan datang
terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. adalah sama, konservatisma menentukan penggunaan
Pada saat sekarang teori positif menekankan estimasi yang paling tidak optimistik, jika jumlah
pada penjelasan alasan-alasan terhadap praktek dari kedua estimasi tidak sama, konservatisma tidak
berjalan dan prediksi terhadap peranan akuntansi dan menentukan untuk menggunakan jumlah yang lebih
informasi terkait dalam kepuasan-kepuasan ekonomi pesimistik daripada kemungkinan yang lain.
individu, perusahaan, dan pihak yang lain yang Basu (1997) mendefinisikan konservatisma
berperan dalam kegiatan pasar modal dan ekonomi. sebagai praktikmengurangi laba (menurunkan aktiva
Meskipun demikian, asumsi yang melandasi proyek bersih) dalam merespon beritaburuk (bad news),
penelitian positif tersebut banyak dikritik karena tetapi tidak meningkatkan laba (meningkatkan
pendukung teori positif menggunakan penolakan aktivabersih) dalam merespons berita baik (good
alternatif alias pemikiran yang lain. Artinya, teori news ).
positif tidak bebas dari pertimbangan nilai atau asimetridalam permintaan verifikasi terhadap laba
Hal ini disebabkan dan rugi. Interpretasi tersebut berarti bahwa semakin
implikasi
preskriptif.
pertimbangan nilai yang bersifat implisit seringkali besar perbedaan tingkat verifikasi yang diminta
melandasi atau mempengaruhi bentuk dan isi terhadap laba dibandingkan terhadap rugi, maka
penelitian yang dilakukan. Peneliti tidak dapat semakin tinggi tingkat konservatisma akuntansi.
menghindari unsur bias dalam semua penelitian yang Akibat perlakuan yang asimetrik terhadap verifikasi
dilakukan. Dengan demikian unsur bias, jelas laba dan rugi dalam konservatisma akuntansi adalah
menunjukkan perwujudan orientasi dari peneliti understatement yang persisten terjadi terhadap nilai
tersebut.
aktiva bersih. Penjelasan lain pada Positive Accounting Watts (2003) mendefinisikan konservatisma
paham maksimisasi sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk
Theory yang
menganut
kemakmuran (wealth maximisation) dan kepentingan pengakuan laba dibandingkan rugi. Konservatisma
pribadi individu (Ghozali dan Chariri, 2007). akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan
Terdapat tiga hipotesis dalam teori ini yang dapat biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang
menjelaskan keputusan manajemen untuk bertindak bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya
konservatif atau tidak. Hipotesis-hipotesis tersebut keagenan
adalah : (1) Plan bonus hypothesis, (2) Debt covenant berlebihan kepada pihak–pihak seperti manager,
dan mengurangi
pembayaran yang
hypothesis, dan
Political cost
169 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting … 169 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
publik dari seluruh jumlah saham perusahaan yang manajer seringkali berperilaku seiring dengan bonus
bonus hypothesis ,
beredar. Bila kepemilikan publik lebih tinggi yang diberikan (Alfina, 2006). Oleh karena itu,
dibanding pihak manajemen, maka perusahaan akan manajemen cenderung melakukan manajemen laba
cenderung menggunakan metode akuntansi yang agar target laba terpenuhi. Tindakan manajemen laba
kurang konservatif. Hal tersebut didasari atas membuat pelaporan laba cenderung optimis atau
keinginan publik terhadap return tinggi dalam jangka tidak konservatif, sehingga earning conservatism
pendek yang tercermin dari laba perusahaan yang menjadi
tinggi. Dan bila kepemilikan publik menyebar, maka memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan
rendah. Debt
covenant
hypothesis
manajemen akan laba dan asset untuk mengurangi biaya renegosiasi
kontrol
terhadap
berkurang.Perhitungan kepemilikan publik dengan kontrak utang ketika perusahaan memutuskan
cara membagi jumlah saham yang dimiliki oleh perjanjian
publik atau masyarakat dengan jumlah saham yang hypothesis, tingkat konservatisma dalam pelaporan
utangnya.
Dalam debt
covenant
beredar sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh laba akan berkurang karena manajer cenderung akan
Ardina (2012).
menaikkan laba agar ia memperoleh potentialloan dari kreditor.Tingkat konservatisma dalam pelaporan
Leverage
laba berdasarkan debt covenant hypothesis dapat Leverage menunjuk pada hutang yang dimiliki dijelaskan dengan debt / equity hypothesis yang
perusahaan. Dalam arti harfiah, leverage berarti merupakan pembatasan dari debt covenant. Dalam
dana perusahaan dapat political
pengungkit.
Sumber
dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern dan diprediksikan lebih sensitif terhadap adanya biaya
sumber dana ekstern. Sumber dana intern berasal dari politik dari pada perusahaan kecil. Biaya politik
laba yang ditahan, pemilik perusahaan yang sendiri timbul dari adanya konflik kepentingan antara
tercermin pada lembar saham atau prosentasi manajer dengan pemerintah, dimana perusahaan
kepemilikan yang tertuang dalam neraca. Sementara dianggap ikut bertanggung jawab atas kepentingan
sumber dana ekstern merupakan sumber dana sosial masyarakat. Salah satu kebijakan pemerintah
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, yang untuk hal tersebut adalah kewajiban membayar
misalnya hutang. Kedua sumber dana ini tertuang pajak. Semakin besar tingkat pendapatan atau
dalam neraca pada sisi kewajiban. Leverage juga penjualan perusahaan membuat semakin tinggi pula
dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana pajak yang harus dibayar. Oleh karena itu, untuk
dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menghindari tingginya pajak manajemen akan
menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. cenderung untuk melaporkan laba yang rendah,
Kalau pada “operating leverage” penggunaan aktiva sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi pelaporan
dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa laba yang konservatif (Saridan Adhariani, 2009).
revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya
Kepemilikan Manajerial
“financial leverage” Kepemilikanmanajerial didefinisikan sebagai
penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
lembar saham biasa, (EPS = Earning Per Share). perusahaan yang meliputi komisaris, direksi, dan
karyawan.Selain itu,
mendefinisikan kepemilikan manajerial sebagai Profitabilitas merupakan kemampuan yang perbandingan persentase kepemilikan saham antara
dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. pihak
profitabilitas adalah laporan eksternal.Dengansemakin
Dasar penilaian
keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi- kepemilikan manajerial, maka manajer bukan hanya
tingginya
proporsi
laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan sebagai agen tapi juga pemilik dan hal tersebut
keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil membuat konfik kepentingan antara manajer pemilik
analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dan manajer. Berkurangnya konflik antara pemilik
digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dan manajer dikarenakan menurunnya motif bonus
dari operasi perusahaan. Analisis profitabilitas yang ingin diperoleh manajer, sehingga manajemen
bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan laba dengan cara income maximation yang biasa
dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dilakukan manajer untuk mencapai target laba juga
dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri. berkurang. Hal tersebut tentu membuat pelaporan
Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak laba cenderung konservatif.
ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh
Kepemilikan Publik
dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi Berbeda
perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, manajerial, struktur kepemilkan publik merupakan
laporan rugi-laba dan cash flow dianalisis dengan persentase jumlah saham perusahaan yang dimiliki
menggunakan alat analisis yang sesuai dengan
Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 170 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 170
yang menyebar akan analisis sumber dan penggunaan dana, analisis
kepemilikan publik
menyebabkan rendahnya pengendalian sehingga perbandingan, analisis trend, analisis Leverage,
manajer lebih fleksibel dalam menyajikan informasi analisis break even, analisis rasio keuangan dan lain-
dalam laporan keuangan. Sebagaimana dijelaskan lain.
dalam plan bonus hypothesis, maka manajer akan berperilaku seiring dengan bonus yang diberikan,
Firm Size
maka dalam rangka memperoleh bonus tersebut Menurut Bahaudin dan Wijayanti (2011)
manajer berusaha menaikkan laba agar target laba ukuran perusahaan dibagi kedalam tiga kategori
terpenuhi (Alfina, 2006). Dalam mencapai target yaitu perusahaan besar (largesize), perusahaan
laba, manajer bisa saja melakukan income menengah (mediumsize) serta perusahaan kecil
maximation yang menyebabkan laba meningkat dan (smallsize). Perusahaan yang tergolong besar
cenderung tidak konservatif, apalagi didukung memiliki sistem yang lebih kompleks serta profit
rendahnya pengendalian dari pemilik karena yang lebih tinggi dibandingkan kategori perusahaan
kepemilikan yang menyebar, manajer akan semakin yang lebih kecil, oleh karena itu perusahaan yang
fleksibel dalam melaporkan informasi dalam laporan besar juga menghadapi risiko yang lebih besar.
keuangan.Dari uraian tersebut diatas maka dapat Perusahaan yang besar juga dihadapkan dengan
bahwa semakin tinggi besarnya biaya politis yang tinggi, sehingga
ditarik kesimpulan
kepemilikan publikakan menyebabkan penerapan perusahaan besar cenderung menggunakan prinsip
konservatisma semakin rendah. Hal ini didukung akuntansi yang konservatif untuk mengurangi
oleh hasil penelitian Deviyanti (2012) yaitu besarnya biaya politis (Deviyanti, 2012).
kepemilikan publik berpengaruh negatif terhadap penerapan konsevatisma akuntansi. Oleh karena itu, hipotesis kedua dalam penelitian ini ialah:
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
H2: Kepemilikan publik berpengaruh terhadap konservatisma akuntansi
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap KonservatismaAkuntansi
Pengaruh Leverage Terhadap Konservatisma
Plan bonus hypothesis dalam positive
Akuntansi
accounting theory menyatakan bahwa manajer akan Debt covenant hypothesis dalam positive bertindak seiring dengan bonus yang diberikan
accounting theory memprediksikan bahwa semakin (Alfina, 2006). Bonus diberikan apabila target laba
tinggi jumlah utang atau pinjaman yang ingin yang diinginkan oleh pemilik perusahaan terpenuhi.
diperoleh perusahaan, maka penyajian laporan Berdasarkan motif untuk memperoleh bonus, maka
keuangan menjadi tidak konservatif (Watss dan manajer akan melakukan manajemen laba dengan
Zimmerman, 1990). Hal itu dikarenakan perusahaan cara income maximation atau memaksimalkan laba
ingin menunjukkan kinerja yang baik pada debt agar target laba terpenuhi. Praktik tersebut membuat
holders , agar debt holders yakin bahwa keamanan pelaporan laba menjadi kurang konservatif dan sangat
dananya terjamin. Upaya meyakinkan debt holders mungkin menyesatkan pengguna laporan keuangan.
tersebut dilakukan dengan cara menaikkan nilai asset Kepemilikan manajerial yang rendah akan
dan laba setinggi mungkin, serta menurunkan menyebabkan laporan keuangan cenderung tidak
liabilitas dan beban. Tindakan-tindakan tersebut konservatif,
mengakibatkan laporan keuangan menjadi kurang manajerial manajer akan lebih mengutamakan untuk
Rasio leverage menunjukkan seberapa besar kepentingan pemilik perusahaan. Semakin rendah
mengejar bonus daripada
mengutamakan
perusahaan menggunakan utang dari luar untuk kepemilikan manajerial akan menyebabkan laporan
membiayai perusahaan atau melakukan ekspansi. keuangan menjadi tidak konservatif. Dengan
Leverage dalam penelitian ini digunakan untuk demikian, dalam menjelaskan plan bonus hypothesis
menjelaskan debtcovenant hypothesis (Sari dan terkait dengan konservatisma, maka penelitian ini
Adhariani, 2009). Semakin tinggi rasio leverage mengambil hipotesis pertama yaitu:
menunjukkan semakin tinggi utang perusahaan. Debt H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
covenant hypothesis menjelaskan bahwa semakin konservatisma akuntansi
tinggi jumlah utang yang ingin diperoleh perusahaan, maka perusahaan cenderung tidak
Pengaruh Kepemilikan
PublikTerhadap
konservatif, sehingga semakin tinggi rasio leverage
KonservatismaAkuntansi
akan membuat pelaporan keuangan menjadi tidak Struktur kepemilikan publik merupakan
konservatif. Hal ini didukung oleh bukti penelitian persentase saham yang dimiliki oleh publik
Almilia (2005) yang menunjukkan bahwa leverage dibandingkan dengan jumlah seluruh saham yang
terhadap konservatisma beredar (Deviyanti, 2012). Kepemilikan ini juga
berpengaruh
negatif
akuntansi, sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian mempengaruhi
ini ialah:
menerapkan konservatisma atau tidak, karena
171 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
H3 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisma Oleh karena itu, hipotesis keempat dalam penelitian akuntansi.
ini ialah : H4 : Firm size berpengaruh terhadap konservatisma
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Konservatisma
akuntansi.
Akuntansi
Laba merupakan salah satuindikatorkinerja suatu
perusahaan. Penyajian
informasi
laba
3. METODE PENELITIAN
merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai
Sumber Data
prospek perusahaan dimasa depan tentang kinerja Data yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang
adalah data sekunder. Data sekunder merupakan terus
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja
meningkat dari
tidak langsung melalui perantara atau dengan kata perusahaan. Menurut Wardhani (2008) perusahaan
lain dicatat dan diperoleh oleh pihak lain. Data yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan cenderung untuk memilih akuntansi yang konservatif.
keuangan perusahaan manufaktur diIndonesiayang Hal ini dikarenakan konservatisma akuntansi dapat
telah diaudit selama periode 2009-2012 serta dari digunakan sebagai bagian dari manajemen laba yang
Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data- dapat digunakan manajer untuk mengatur laba agar
data tersebut diperoleh melalui Pojok BEI atau dapat terlihat rata dan tidak terlalu terlalu memiliki
diakses melalui website IDX, serta diperoleh dari fluktuasi yang tinggi. Sedangkan menurut Lasdi
ICMD.
(2008) dalam pramana (2010), hubungan antara profitabilitas dan konservatisma akuntansi adalah
Populasi dan Sampel Penelitian
dihubungkan dengan adanya aspek biaya politis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai menghasilkan laba yang tinggi sehingga akan ada
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan aspek biaya politis yang tinggi seperti pajak yang
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik besar. Hal ini menyebabkan perusahaan dengan
kesimpulanya (Sugiyono, 2007). Populasi penelitian profitabilitas tinggi lebih memilih menerapkan
ini adalah seluruh perusahaan-perusahaan yang akuntansi yang konservatif dalam rangka mengurangi
terdaftar pada periode 2008-2012 di Bursa Efek biaya politis tersebut. Sehingga hipotesis ke lima
Indonesia (BEI).
dalam penelitian ini idalah : Sampel adalah bagian dari jumlah dan H5 :
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Konservatisma Akuntansi
Sugiyono (2007). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan purposive
Pengaruh Firm Size Terhadap Konservatisme
sampling atau berdasarkan kriteria tertentu yaitu :
Akuntansi
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Political cost hypothesis memprediksikan
Efek Indonesia (BEI) sampai dengan 31 bahwa perusahaan besar lebih sensitif dari pada
Desember 2012.
perusahaan kecil terkait dengan biaya politis
2. Perusahaan manufaktur merupakan emiten aktif (Watss dan Zimmerman, 1990). Biaya politis timbul
selama periode penelitian 2008-2012 yang tidak karena
adanya konflik
kepentingan
antara
mengalami delisting.
3. Perusahaan yang memiliki laporan pembuat kebijakan. Perusahaan besar cenderung
perusahaan (manajer) dan pemerintah sebagai
keuangan lengkap dan diaudit oleh auditor melaporkan keuangannya secara konservatif untuk
independen selama periode penelitian 2008-2012. mengurangi biaya politis.Ukuran perusahaan atau
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki data firmsize digunakan untuk menjelaskan political cost
lengkap terkait penelitian selama tahun yang hypothesis dalam positive accounting theory .
diteliti (2008-2012).
Semakin besar perusahaan akan menyebabkan
5. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan perusahaan
dengan satuan mata uang Rupiah selama periode sehingga terdapat hubungan positif antara firm size
terhadap accounting conservatisma .
Tabel 1 berikut ini menyajikan prosedur didukung oleh hasil penelitian Sari dan Adhariani
Hal ini
pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian (2009) serta Deviyanti (2012).
ini.
Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 172 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 172
Kepemilikan publik merupakan jumlah saham perusahaan yang beredar di masyarakat (Deviyanti, 2012). Dalam penelitian ini, kepemilikan publik diproksikan dengan persentase saham yang beredar dimasyarakat, yang kemudian dibuat dalam bentuk desimal. Kepemilikan publik diukur dengan rumus sebagai berikut:
Variabel Penelitian Variabel Dependen
Rasio leverage menunjukkan seberapa besar Variabel dependen dalam penelitian ini
perusahaan menggunakan utang dari luar untuk adalah konservatisma akuntansi. Konservatisma
membiayai operasi perusahaan ataupun untuk akuntansi dalam penelitian ini diproksikan dengan
melakukan ekspansi. Rasio leverage digunakan accrual conservatism model Zhang (2007) atau
untuk menjelaskan debt covenants hypothesis biasanya disingkat consv_acc dan untuk selanjutnya
Semakin besar leverage disebut CONACC. Conservatisma accrual model ini
(Almilia,
menunjukkan semakin besar utang perusahaan. diperoleh melalui pembagian antara non operating
Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini accrual dan total asset kemudian mengalikannya
adalah debt to equityratio (DER) yang diukur dengan dengan (-1). Semakin tinggi nilai CONNAC
rumus berikut :
menunjukkan semakin tinggi pula konservatisma yang
diterapkan. Berikut
merupakan rumus
matematis untuk memperoleh nilai CONNAC: Profitabilitas diproksikan dengan Return On Asset
(ROA) dengan Rumus:
Keterangan: CONNAC = Konservatisma Akuntansi NI = Laba sebelum extraordinary items CF= Arus kas operasi ditambah biaya depresiasi
Firm Size atau Ukuran perusahaan dianggap RTA = Rata – rata total aktiva
mempengaruhi biaya politis yang harus dikeluarkan sehingga mempengaruhi penerapan konservatisma
Laba sebelum extraordinary items dimaksudkan perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1978). Oleh untuk menghilangkan elemen yang menyebabkan
karena itu, ukuran perusahaan digunakan dalam pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode
menjelaskan polical cost hypothesis dalam positive yang tidak akan timbul dalam periode lainnya.
accounting theory . Dalam penelitian ini, ukuran Apabila laba yang dihasilkan lebih rendah daripada
perusahaan diproksikan dengan logaritma natural arus kas operasi maka menunjukan diterapkannya
Total Asset (Ln Total Asset). prinsip konservatisma. Hal ini berarti perusahaan
semakin banyak menangguhkan pendapatan yang
Metode Pengumpulan Data
belum terealisasi dan semakin cepat membebankan Metode pengumpulan data yang digunakan biaya. Hasil total akrual dibagi dengan total aktiva
dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. dan dikalikan dengan
Metode tersebut merupakan teknik pengumpulan perusahaan yang memiliki total akrual yang positif
negatif 1. Sehingga
data dengan cara menggunakan jurnal-jurnal, buku- dikatakan menerapkan akuntansi yang konservatif,
buku referensi, serta melihat dan mengambil data- sedangkan perusahaan yang memiliki akrual negatif
data dari laporan keuangan yang diperoleh dari dikatakan menerapkan akuntansi optimis (liberal).
Pojok BEI atau website IDX, serta ICMD.
Variabel Independen
Metode Analisis
Kepemilikan manajerial diukur
dengan
Statistik Deskriptif
proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh Statistik deskriptif memberikan gambaran manajemen
atau deskripsi suatu data. Analisis Deskriptif ini Kepemilikan manajerial diukur dengan persentase
disajikan dengan menggunakan table statistic saham yang dimiliki direksi, komisaris, dan
descriptive yang memaparkan nilai maksimum, karyawan kemudian persentase tersebuat dibuat
minimum, rata-rata (mean). Maksimum dan
173 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting … 173 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
adanya residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas populasi yang diperkirakan dari sampel. Hal ini
dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini diperlukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari
sering ditemukan pada data time series, karena sampel yang berhasil dikumpulkan bedasarkan
ganggguan pada individu atau kelompok cenderung kriteria.
mempengaruhi
gangguan pada individu atau kelompok pada periode berikutnya (Ghozali, 2009).
Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan
Uji Normalitas
dengan Run Test. Run Test digunakan untuk menguji Uji normalitas digunakan untuk menguji
apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
maka dapat dikatakan bahwa residual acak atau diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
random. Suatu model dinyatakan bebas autokorelasi bahwa residual mengikuti distribusi normal, apabila
delam pengujian Run Test apabila tingkat signifikansi asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
residual yang diuji berada di atas tingkat probabilitas valid (Ghozali, 2009). Normal atau tidaknya
distribusi residual, salah satunya dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji
Uji Heteroskedastisitas
Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat Uji heteroskedastisitas digunakan untuk hipotesis :
menguji apakah dalam model regresi terjadi Ho: Data residual terdistribusi normal
dari residual satu Ha: Data residual tidak terdistribusi normal
ketidaksamaan
variance
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance Jika angka probabilitas < α= 5% berarti H0 ditolak,
pengamatan satu ke pengamatan lain tetap, 53 maka dan data tidak terdistribusi secara normal. Sebaliknya
disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda bila angka probabilitas > α=5%, maka H0 gagal
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik ditolak, dan data residual terdistribusi secara normal.
adalah yang tidak terjadi heteroske dastisitas (Ghozali,
Deteksi ada tidaknya
Uji Multikolinearitas
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
Glejser. Pengujian ini dilakukan dengan cara apakah dalam model regresi ditemukan adanya
meregres nilai absolut residual pada variabel korelasi antar variabel independen. Model regresi
independen. Jika variabel independen secara yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar
signifikan mempengaruhi variabel dependen, maka variabel,
ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Model regresi menyebabkan
karena adanya
korelasi
tersebut
dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila ortogonal. Variabel orthogonal merupakan variabel
probabilitas signifikansinya diatas 5% pada tingkat yang nilai korelasi antar variabel independen sama
probabilitas yang digunakan α=5% (Ghozali, 2009). dengan nol (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan
Pengujian Hipótesis
dengan cara melihat nilai tolerance dari lawannya dan melihat variance inflation factor (VIF). Kedua
Uji Regresi Linier Berganda
ukuran ini menunjukkan variabel manakah yang Pengujian hipotesis dilakukan dengan model dijelaskan variabel independen lainnya. Tolerance
regresi linear berganda. Model yang digunakan mengukur variabilitas variabel independen yang
adalah sebagai berikut:
terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
Keterangan:
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤0,1 CONACC:Konservatisma Akuntansi atau sama dengan nilai VIF ≥10, jadi dalam model MANJ:Persentase Kepemilikan menejerial
regresi dikatakan tidak ada multikolinearitas apabila PUBLIK :Persentase Kepemilikan Publik nilai VIF ≤ 10 (Ghozali ,2009).
SIZE
:Ukuran perusahaan
LEV
:Leverage
Uji Autokorelasi
ROA :Profitabilitas
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
dilakukan dengan cara sebagai berikut : kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode
Koefisien Determinasi (R )
sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan
deternasi (R ) pada intinya ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul,
Koefisien
mengukur seberapa jauh karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
digunakan
untuk
kemampuan model dalam menerangkan variasi
Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 174 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 174
35 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel, dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
terhitung selama periode 5 tahun dan menjadikan berarti variabel-variabel independen memberikan
hasil objek dalam penelitian ini sebanyak (N) 175. hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
Dari hasil pengujian deskriptif didapatkan hasil memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2009).
berupa nilai N atau total pengujian setiap sampel, nilai minimum dari setiap sampel yang di uji, nilai
Uji Statististik F
maximum dari setiap sampel yang di uji, nilai mean Uji F digunakan untuk menguji apakah model
dan standar deviasi untuk setiap sampel independen regresi yang digunakan sudah layak. Ketentuan yang
maupun dependen dari setiap sampel yang di uji. digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, pada
1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau
untuk kepemilikan propabilitas lebih kecildari tingkat signifikansi
variabel
independen
menejerialdiperoleh nilai minimum (terendah) - (Sig < 0,05), maka model penelitian dapat
6,908, kemudian nilai maximum (tertinggi) 6,774, digunakan atau model tersebut tidak layak.
selanjutnya nilai mean (rata-rata) -0,32775 serta
2. Kemudian jika F hitung lebih kecil dari F tabel standar deviasinya sebesar 2,731314. Kemudian pada atau propabilitas lebih besar dari tingkat
untuk kepemilikan signifikansi (Sig.>0,05), maka mmodel model
variabel
independen
publikdiperoleh nilai minimum (terendah) sebesar penilitian tidak dapat digunakan atau model
3,036, kemudian nilai maximum (tertinggi) 100,000, tersebut tidak layak.
selanjutnya nilai mean (rata-rata) sebesar 24,95022
3. Selanjutnya membandingkan nilai F hasil
serta standar deviasinya
perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika F sebesar 15,825297. Kemudian pada variabel hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka
independen untuk leverage diperoleh nilai minimum model penilitianya sudah layak.
(terendah) sebesar -62,547, kemudian nilai maximum (tertinggi) 103,194, selanjutnya nilai mean (rata-rata) sebesar 0,78001 serta standar deviasinya sebesar
Uji Statistik T
9,885190. Selanjutnya untuk variabel independen Uji statistik t untuk menguji antara variabel
untuk profitabilitas perusahaan yang menjadi sampel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi bahwa
diperoleh nilai yaitu dengan perolehan nilai minimum variabel lain dianggap konstan dengan tingkat
(terendah) sebesar -0,516, kemudian nilai maximum keyakinan 95% (a=0,05). Uji ini dilakukan untuk
(tertinggi) sebesar 1,440, selanjutnya nilai mean melihat koefisien regresi secara individual variabel
(rata-rata) sebesar 0,08493 serta standar deviasinya penelitian (Ghozali, 2011). Pengambilan keputusan
sebesar 0,172845. Dan untuk variabelfirm size pada dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t-hitung
nilai minimnya didapati sejumlah 3,211, kemudian dengan t-tabel penarikan simpulan pada uji ini
nilai maximumnya adalah 3,612, selanjutnya untuk didasarkan pada:Jika t hitung > t tabel, Ha diterima,
nilai mean (rata-rata)nya yaitu 3,31784, dan standar dan Jika t hitung < t tabel, Ha ditolak.
deviasinya sendiri didapati nilai sebesar ,076911. Sedangkan untuk variabel dependenmenggunakan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat hasil konservatisma dengan perusahaan yang menjadi sampel diperoleh nilai yaitu dengan nilai
Statistik Deskriptif
minimum (terendah) sebesar -1.377, kemudian nilai maximum (tertinggi) sebesar 0.992, selanjutnya nilai mean (rata-rata) sebesar 0,28313 serta standar deviasinya sebesar 0,269720.
Hasil Uji Normalitas
175 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
Pada tabel 3 menyatakan bahwa hasil uji tersebut dapat digunakan untuk memprediksi normalitas
konservatisma selama periode penelitian. kolmogorov-smirnov yang dipaparkan pada tabel diatas, menunjukan bahwa hasil uji kolmogorov-
dengan menggunakan
One-Sample
Hasil Uji Autokorelasi
smirnov Z sebesar 0,776 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,586. jika nilai signifiikansinya lebih besar dari 0,05 maka pengujian ini menunjukan bahwa data terdistribusi normal, namun bila sebaliknya dimana tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka pengujian data penelitian tidak normal. Dalam tabel diatas, tingkat signifikansi menunjukan nilai 0,586 lebih besar dari 0,05. Pengujian normalitas data dilakukan dengan kriteria pengujian menggunakan dasar nilai signifikan 0,05 maka intepretasinya adalah bahwa
Pada tabel 5 dapat diketahui model summary jika nilai Asymp.sig (2 – tailed) di atas alpha 0,05
di dapatkan nilai Durbin-waston pada pengujian ini maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi
sebesar 1,843, dengan nilai du berdasarkan nilai table normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka
sebesar 1,6824 dan dari kriteria yang sudah di diinterpretasikan sebagai tidak normal. Dari hasil
tentukan, yaitu Apabila Durbin-Waston (d) yang output diatas, maka dapat disimpulkan secara statistik
diposisikan pada ketentuanya yaitu du < d < 6 – du bahwa variabel independen dan dependen pada
dengan nilai yang dihasilkan adalah 1,6824 < 1,843 < penelitian ini memiliki data yang berdistribusi normal
4,3176 maka tidak terjadi gejala Autokorelasi. Maka, karena memiliki nilai signifikansi di atas 0,05.
bila dilihat dari hasil pengolahan tersebut keputusan Sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan.
yang diambil dalam penelitian ini adalah tidak terjadi autokolerasi.
Hasil Uji Multikoliniearitas
Berikut ini hasil pengujian multikolinieritas pada
Hasil Uji Heteroskidastisitas
penelitian ini .
Berdasarkan uji multikolinieritas pada table 4, yang dijelaskan pada hasil output tabel coefficients di
dapatkan nilai tolerance untuk
variable
kepemilikan manajerial sebesar 0,832 dan nilai VIF 1,202, kemudian variabel kepemilikan publik nilai tolerance sebesar 0,874 dan nilai VIF sebesar 1,145,
Gambar 1, Hasil Uji Heteroskedastisitas
kemudian pada variabelLeverage didapat nilai tolerance sebesar 0,974 dan nilai VIF didapat nilai
Gambar 1 menunjukan hasil pengujian 1,027 selanjutnya untuk profitabilitas didapatkan
heteroskedastisitas pada tampilan grafik scatterplots nilai tolerance sebesar 0,981 dan untuk nilai VIF
bahwa titik-titik tidak berkumpul dan menyebar didapat sebesar 1,020 dan yang terakhir hasil dari
secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 nilai firm size didapat nilai tolerance sebesar 0,773
pada sumbu Y. Yang dimana jika ada pola tertentu, dan nilai VIF sebesar 1,294.
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu Dari hasil yang di dapatkan dalam uji
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian multikoliniearitas
menyempit). Atau jika tidak ada pola yang jelas, serta kepemilikan publi, leverage dan profitabilitas
kepemilikan
manajerial,
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada berasumsikan nilai tolerance lebih dari 0,10 (10%)
sumbu y, maka tidak terjadi heteroskidastisitas. Hal yang berarti bahwa korelasi antar variabel bebas
bahwa tidak terjadi tersebut nilainya kurang dari 95%, dan hasil dari
ini dapat
disimpulkan
heteroskidastisitas pada model regresi pada penelitian perhitungan varian inflanation factor (VIF) ≤ 10
ini.
maka di dalam pengujian ini tidak ada gejala multikolinieritas. Dengan demikian kelima variabel
Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 176
Persamaan Regresi
manajerial,
public, leverage , profitabilitas dan firm size. Sedangkan sisanya 66,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi, dengan begitu dapat dikatakan bahwa tingkat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah lemah.
kepemilikan
Uji Statistik F
Uji Statistik F ini digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah layak atau tidak layak.Ketentuan yang digunakan dalam uji F ini adalah, jika F hitung lebih besar dari F tabel atau propabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah layak.Kemudian jika F hitung
Berdasarkan output pada tabel 6 di atas, lebih kecil dari F tabel atau propabilitas lebih besar persamaan regresi linear berganda antara kepemilikan
dari tingkat signifikansi (Sig.>0,05), maka model manajerial, kepemilikan public, leverage dan
penelitiantidak dapat digunakan atau model profitabilitas dituliskan sebagai berikut :
tersebut tidak layak.Berikut ini hasil tabel pengujian dari model regresi antara variabel yang akan diestimasi dengan variabel bebas.
Keterangan: CONACC:Konservatisma Akuntansi MANJ:Persentase Kepemilikan menejerial PUBLIK :Persentase Kepemilikan Publik SIZE
:Ukuran perusahaan LEV
:Leverage ROA :Profitabilitas
Tabel 8mengindentifikasikan bahwa, pada model Persamaan regresi linear berganda yang dapat dibuat
regresi yang digunakan menghasilkan nilai F hitung berdasarkan tabel 6 adalah :
sebesar 18,663 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hasil pengujian hipotesis, memberikan bukti bahwa
Y = 0,404+0,015X 1 - 0,001X 2 - 0,006X 3 - 0,845X 4 - 0,003X 5 +e
adanya kelayakan model regresi pada penelitian. Hal tersebut disesuaikan dengan kriteria pengambilan
Koefisien Determinasi