PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN GO PUBLIC INDONESIA ARTIKEL

PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN GO PUBLIC INDONESIA ARTIKEL

SUSMITA PERMANA NPM. 10.100.182.12.040

  

PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN GO PUBLIC INDONESIA

  1

  

2

  3 1 Susmita Permana, Zaitul, Herawati

Mahasiswa Magister Sains Manajemen, Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta

  2 &3 Dosen Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta

  Email : permana_susi@ymail.com

  

ABSTRACT

Corporate governance (corporate governance) describes a set of relationships between the

company's management, its board, its shareholders and stakeholders. With good corporate

governance practices will increase the value of the company including financial

performance, reduce the risk of adverse effects of management actions that tend to benefit

themselves and to increase investor confidence. Performance of companies represent

advances and setbacks of a company. Company's financial performance is the result of many

individual decisions are made continuously by management. This study aims to find

empirical evidence about the influence of the characteristics of the commissioners

(independent board composition, board size, educational background commissioners and

shareholding structure of the board of commissioners) on financial performance of the

company listed Indonesa Stock Exchange. The study population is a company registered in

the Indonesian Stock Exchange for the period 2006-2008 amounted to 430 companies, the

number of companies that publish financial statements and other data required to complete

this study amounted to 218 samples. Accidental sampling method used for the selection of

samples where the population becomes incomplete data of listed companies can not be taken

or done research. Hypothesis testing using multiple linear regression analysis. The results

showed that the independent board composition and board size commissioner does not affect

the company's financial performance. Educational background of the commissioners and

commissioners shareholdings significant negative effect on the financial performance of the

company. Firm size (size) and leverage a significant influence on the financial performance

so variable firm size (size) and leverage as control variables expected to be able to eliminate

the influence of external factors on the variables studied

Keywords : Independent board, board of commissioners, expertise and knowledge of the

board of commissioners, stock ownership, ROA

1. PENDAHULUAN internal organisasi dan terus menjaga Perkembangan dunia usaha dalam hubungan baik dengan stakeholdernya.

  dasawarsa terakhir ini telah menyentuh Selain itu, organisasi juga perlu memiliki berbagai macam sektor dan mencapai suatu tata kelola yang baik untuk menunjang pertumbuhan yang signifikan. Hal ini tercapainya situasi ideal dan membantu mendorong pelaku usaha untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk berusaha meningkatkan kompetensi ditengah mencapai hal tersebut, pelaku usaha perlu ketatnya persaingan dan kondisi memiliki arahan dan pedoman yang jelas perekonomian yang tidak stabil. Pelaku berkenaan dengan bagaimana tata kelola usaha perlu menyikapi keadaan ini dengan perusahaan dapat dilakukan dengan baik. meningkatkan kualitas manajerial terhadap Penerapaan tata kelola yang baik (good corporate governance) diharapkan mampu menjadi landasan bagi pengelolaan perusahaan di Indonesia yang akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

  Tata kelola perusahaan (corporate governance) menjelaskan seperangkat hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisarisnya, pemegang saham dan stakeholder-stakeholdernya. Tata kelola perusahaan (good corporate governance) merupakan proses di mana komisaris dan auditor mengatur tanggung jawab mereka terhadap pemegang saham dan stakeholder. Bagi pemegang saham tata kelola perusahaan (corporate governance) dapat meningkatkan keyakinan mereka pada return yang adil dari investasi mereka, bagi stakeholder perusahaan, adanya tata kelola perusahaan (corporate governance) memberikan jaminan bahwa perusahaan akan mengelola dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dengan cara-cara yang bertanggung jawab (Meier, 2005). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa corporate governance dapat berjalan baik jika terdapat seperangkat aturan yang jelas untuk mengatur hubungan antara stakeholder dengan organisasi. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga hak dan kewajiban para pemegang saham dan seluruh stakeholder perusahaan agar dapat terakomodir dengan baik. Hal inilah yang melandasi diperlukannya suatu fungsi pengawasan yang independen berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan agar tidak merugikan stakeholder keseluruhan.

  Dengan praktek good corporate

  governance akan meningkatkan nilai

  perusahaan diantaranya kinerja keuangan, mengurangi resiko yang merugikan akibat tindakan pengelolaan yang cenderung menguntungkan diri sendiri, dapat meningkatkan kepercayaan investor. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah Return On Assets (ROA). Return On Assets (ROA) merupakan rasio penting yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang ditanamkan (asset yang dimilikinya) untuk mendapatkan laba. Di Indonesia implementasi good corporate

  governance masih buruk karena lemahnya

  perlindungan terhadap pemegang saham, tidak independensinya pengawasan komisaris serta kualitas audit laporan keuangan yang belum mapan, hal terbukti dengan kebangkrutan dua perusahaan besar Indonesia yaitu Bank Century tahun 2010 dan Batavia Air tahun 2013.

  Kondisi inilah yang melandasi bahwa keberadaan dewan komisaris perusahaan memiliki peranan penting dalam penerapan

  good corporate governance. Hal ini terjadi

  karena merekalah yang bertanggung jawab penuh terhadap pengawasan pengelolaan organisasi.

  Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa implementasi good corporate governance dalam suatu industri mutlak diperlukan karena hal ini akan menjamin terciptanya suatu tata kelola perusahaan yang lebih baik serta mampu meningkatkan nilai dan kinerja keuangan perusahaan.

  Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2006) tentang pengaruh indikator mekanisme corporate terhadap kinerja perusahaan public Indonesia, Amyulianty (2012) tentang pengaruh struktur corporate governance terhadap kinerja perusahaan publik Indonesia, dan penelitian Zaitul & Marlina (2012) tentang Struktur Dewan Komisaris dan Kinerja Perusahaan di Indonesia. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel, objek dan waktu penelitian.

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan go public Indonesia?

  Menurut Linan (2000) terdapat empat prinsip dasar pengelolaan perusahaan yang baik. Keempat prinsip tersebut adalah: 1) Keadilan (fairness) yang meliputi: (a) Perlindungan bagi seluruh hak pemegang saham (b) Perlakuan yang sama bagi para pemegang saham. 2) Transparansi (transparancy) yang meliputi (a) Pengungkapan informasi yang bersifat penting (b) Informasi harus disiapkan, diaudit dan diungkapkan sejalan dengan pembukuan yang berkualitas (c) Penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu dan efisien. 3) Dapat

  didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan (FCGI, 2002).

  Corporate Governance dapat

  Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respon lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada agency theory di mana pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

  H. Meckling (1976). Teori ini memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai “agents” bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.

  yang dikembangkan oleh Jensen, M.C., and W.

  corporate governance adalah agency theory

  Teori utama yang terkait dengan

  Artikel ini akan dibagi atas beberapa bagian di antaranya adalah latar belakang penelitian, landasan teori dan pengembangan hipotesis, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, dan akhirnya di tutup dengan kesimpulan dan saran.

  corporate governace , sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

  Hasil penelitian ini diperkirakan akan akan bermanfaat bagi objek penelitian dalam hal melengkapi temuan-temuan empiris di bidang manajemen keuangan bagi kemajuan dan pengembangannya dimasa yang akan datang serta dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya tentang pengaruh karakteristik dewan komisaris terhadap kinerja keuangan perusahaan go public Indonesia dan dapat memberikan masukan kepada para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami dan menjalankan mekanisme

  4. Apakah struktur kepemilikan saham dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan go public Indonesia?

  3. Apakah latar belakang pendidikan dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan go public Indonesia?

  2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan go public Indonesia?

2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Corporate Governance

  dipertanggungjawabkan (accountability) yang meliputi meliputi pengertian bahwa (a) Anggota dewan direksi harus bertindak mewakili kepentingan perusahaan dan para pemegang saham (b) Penilaian yang bersifat independen terlepas dari manajemen (c) adanya akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu. 4) Pertanggungjawaban (responsibility) meliputi (a) Menjamin dihormatinya segala hak pihak-pihak yang berkepentingan (b) Para pihak yang berkepentingan harus mempunyai kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak- hak mereka (c) Dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi keikutsertaan pihak yang berkepentingan (d) Jika diperlukan, para pihak yang berkepentingan harus mempunyai akses terhadap informasi yang relevan.

  Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses pencapaian suatu tujuan perusahaan yang diukur dengan standar. Penilaian kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui efektivitas operasional perusahaan. Kinerja merupakan pengawasan terus menerus dan pelaporan penyelesaian program, terutama kemajuan terhadap tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja perusahaan diukur dengan data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Sucipto (2003) pengertian kinerja adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

  Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba (Hakim, 2006).

  2.3 Karakteristik Dewan Komisaris

  Menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), Dewan Komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan Good Corporate Governance.

  Menurut Egon Zehnder, Dewan Komisaris - merupakan inti dari Corporate Governance - yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Pada intinya, Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Mengingat manajemen yang bertanggungjawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, sedangkan Dewan Komisaris bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen, maka Dewan Komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan.

2.2 Kinerja Keuangan Perusahaan

  2.3.1 Komposisi Dewan Komisaris Independen

  Komposisi dewan komisaris mengacu kepada proporsi dewan komisaris independen atas jumlah dewan komisaris. Salah satu indikator efektivitas dewan komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan ditentukan oleh dewan komisaris independen (John & Senbet, 1998). Struktur governance di Indonesia memisahkan antara dewan komisaris dengan dewan direksi. Menurut Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI), sedikitnya sepertiga dari anggota komisaris pada perusahaan publik yang terdaftar di BEI merupakan komisaris independen.

  2.3.2 Ukuran Dewan Komisaris

  Ukuran dewan komisaris menentukan tingkat keefektifan pemantauan kinerja perusahaan. Salah satu argumen menyatakan bahwa makin banyak personil yang menjadi dewan komisaris dapat berakibat pada makin buruknya kinerja yang dimiliki perusahaan (Yermack 1996, Sundgrenn & Wells 1998 dan Jensen 1993).

  2.3.3 Latar Belakang Pendidikan Dewan Komisaris

  Secara teoritis, dewan direksi merupakan media tepat untuk memonitor penyelesaian laporan keuangan perusahan, namun mereka harus memiliki keahlian yang cukup (Beekes et al., 2004). Latar belakang pendidikan yang harus dimiliki oleh dewan direksi dalam mengelola manajemen adalah seperti keuangan, akuntansi, teknologi informasi, pemasaran dan lain-lain. Oleh karena itu, latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh direktur akan menyelaraskan visi perusahaan dan akan mengurangi masalah keagenan serta biaya agensi (Fama & Jensen, 1983).

  2.3.4 Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

  Berdasarkan proporsi saham yang dimiliki, struktur kepemilikan dikelompokkan menjadi: (1) Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership/ insider Ownership) merupakan proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). (2) Kepemilikan institusional (Institutional Ownership) merupakan proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang memiliki hubungan istimewa (perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi), (3) Kepemilikan saham oleh blockholders yaitu saham yang dimiliki perorangan dalam jumlah besar (diatas 25%) selama tiga tahun berturut – turut tetapi tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider.

  2.4 Hipotesis

  H1.Komposisi Dewan Komisaris Independen berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

  H2.Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. H3.Latar Belakang Pendidikan Dewan

  Komisaris berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. H4.Kepemilikan saham dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

  Keuangan Perusahaan.

  3. METODE PENELITIAN

  3.1 Populasi dan Sampel

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdapat di dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2006- 2008 yang berjumlah 430 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling disebabkan seleksi populasi menjadi sampel dimana data tidak lengkap dari perusahaan yang terdaftar tidak bisa diambil atau dilakukan penelitian.

  3.2 Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data dokumentasi yaitu data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan yang sudah go public dan dipublikasikan. Perusahaan go publik tersebut juga harus mempunyai data mengenai komposisi dewan komisaris independen, jumlah anggota dewan komisaris, latar belakang pendidikan dewan komisaris, kepemilikan institusional dan data tentang laporan konsolidasi perusahaan secara lengkap yang dipublikasikan. Data laporan keuangan merupakan data cross section dari semua jenis perusahaan go publik dan data time series untuk tahun 2006

  • – 2008. Pengambilan data dalam penelitian ini mencakup 3 (tiga) periode dimaksud untuk melakukan uji stabilitas antara regresi tahun 2006-2008.

  Model penelitian dapat dilihat pada diagram dibawah ini. Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

  Variabel Independen Variabel Dependen

  Variabel Kontrol

  Teknik analisa data dibagi 2 bagian yaitu 1). Analisis kualitatif, bermaksud untuk menggambarkan karakteristik masing- masing variabel penelitian dengan cara menyajikan data kedalam tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai pemusatan (nilai rata-rata, median, modus) dan nilai disperse (Standar deviasi dan koofisien variasi) serta menginterpretasikannya. 2). Analisis Kuantitatif, dilakukan untuk dapat menarik kesimpulan dari data hasil penelitian. Pada penelitian ini analisis kuantitatif terdiri dari uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda.

  Uji asumsi klasik digunakan untuk mendapatkan penduga koefisien regresi yang mempunyai error terkecil atau model regresi yang dihasilkan adalah mempunyai sifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) atau mempunyai sifat yang linear, tidak bias dan varian minimum. Adapun uji asumsi klasik adalah sebagai berikut: 1). Uji Normalitas, Data terdistribusi normal dapat dilihat dari jika nilai Probability Jargue-Bera> tingkat alpha 5%, maka data terdistribusi secara normal, sebaliknya jika nilai Probability

  Jargue-Bera < tingkat alpha 5%, maka data

  tidak terdistribusi secara normal. 2). Uji Multikolinearitas, Uji Multikolinearitas dilakukan dengan model regresi linear klasik apabila kita memiliki independen lebih dari satu. Syarat tidak terjadi multikolinearitas adalah jika nilai korelasi antar variabel

  Komposisi Dewan Komisaris Independen

  Kinerja Keuangan (ROA)

  Ukuran Dewan Komisaris Latar Belakang Pendidikan Dewan Komisaris Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

  Size Leverage

3.3 Teknik Analisa Data

  independen < 0,8. Jika nilai korelasi > 0,8 maka terjadi multikolinearitas. (Gujarati, 2003). 3). Uji Autokorelasi, Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah Durbin-Watson Statistic

  Test . Jika Durbin-Watsonnya antara -2 sampai 2 berarti tidak terjadi autokorelasi.

  (Gujarati, 2003). 4). Uji Heteroskedastisitas, Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser untuk mengetahui apakah data tersebar secara merata atau tidak yang kita inginkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau sebaran data merata dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Caranya dengan melihat white heteroskedastisity test, dimana nilai probability Obs*R-squared > 0,05 (alpha). Oleh karena nilai probability Obs*R-squared > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

  4. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Sebelum regresi data, uji intrumen berupa menghitung nilai pemusatan (nilai rata-rata, median, modus) dan nilai disperse (Standar deviasi dan koofisien variasi) dilakukan. Selanjutnya, uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Hasil uji-uji diatas menunjukan bahwa distribusi data normal, uji multikolinearitas menunjukan bahwa variabel independen bebas dari masalah multikolinearitas, bebas dari permasalahan heteroskedastisitas dan autokorelasi.

  Hasil penelitian dapat di lihat dari tabel 1, Tabel 1

  Hasil Analisis Regresi Berganda

  Variabel Koefisien Probabilita Keterangan

C -0.543810 0.6208 -

BC -0.016730 0.1172 Ditolak

  BZ 0.025669 0.7839 Ditolak BEK -0.010515 0.0952 Diterima BS -0.084588 0.0131 Diterima SIZE 0.462447 0.0000 Signifikan

  LEV -0.033715 0.0000 Signifikan

F-Statistik 13.71515 Prob. F 0.000000

R Square 0.112837

  Dari olahan data primer yang disajikan dalam tabel diatas, diperoleh persamaan regresi berganda seperti berikut ini: ROA = -0, 543810 - 0,016730 BC + 0,025669 BZ - 0,010515 BEK - 0,084588 BS + 0,462447 SIZE - 0,033715 LEV +

  ε

  Pengujian tentang kelayakan model menunjukan bahwa nilai signifikansi F- statistik kecil dari 0,05 hal menunjukan bahwa model layak.

  Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama yaitu variabel komposisi dewan komisaris mempunyai nilai koefisien sebesar 0,0167 bertanda negatif dan nilai probabilitas 0,12 > 0,05 yang berarti bahwa komposisi dewan komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan komposisi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan ditolak, artinya semakin banyak atau semakin sedikit komposisi dewan komisari independen, tidak memberikan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan penelitian oleh Kusumawati dan Riyanto (2005), Wulandari (2006), Ujiantho dan Pramuka (2007), Sam’ani (2008), Mutmainah (2012 dan Zaitul & Rini Marlina (2012).

  Hasil uji hipotesis kedua yaitu variabel ukuran dewan komisaris mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,0257 bertanda positif dengan nilai probabilitas 0,274 > 0,10 yang berarti bahwa ukuran dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua ditolak, artinya bahwa banyak sedikitnya jumlah dewan komisaris, tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian Jensen & Eisenberg et.al (1993), Beasley (1996), Yermack (1996), Sundregen dan Wells (1998), Midiastuty dan Machfoedz (2003), Raharja (2012) dan Sekaredi (2012).

  Hasil uji hipotesis ketiga yaitu variabel latar belakang pendidikan dan pengetahuan dewan komisaris mempunyai nilai koefisien regresi sebesar -0,0105 bertanda negatif dengan nilai probabilitas sebesar 0,09 < 0,10 yang berarti bahwa latar belakang pendidikan dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima, artinya latar belakang pendidikan dan pengetahuan dewan komisaris mempengaruhi kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Basu et al (2007) dan Zaitul & Marlina (2012)

  Hasil uji hipotesis keempat yaitu variabel kepemilikan saham dewan komisaris mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,0846 bertanda negatif dengan nilai probabilitas sebesar 0,013 < 0,10 yang berarti bahwa kepemilikan saham dewan komisaris berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian hipotesis keempat diterima. artinya banyaknya jumlah saham yang dimiliki oleh dewan komisaris, mempengaruhi secara negatif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murali dan Welch (1989) Kumar (2004), Midiastuty (2004),dan Uchida (2006) menunjukan bahwa kepemilikan saham oleh dewan direksi dan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja.

  Nilai koefisien regresi ukuran perusahaan (Size) adalah 0,462 dengan arah positif dan nilai signifikansi 0,000. Jika dibandingkan dengan nilai alpha (α = 0,10) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,10). Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan (SIZE) berfungsi sebagai variabel kontrol dimana Size mampu memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan go public Indonesia. Yang bermakna bahwa ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan go public Indonesia.

  Nilai koefisien regresi leverage (LEV) adalah 0,0337 dengan arah positif dan nilai signifikansi 0,000. Jika dibandingkan dengan nilai alpha (α = 0,10) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,10). Hal ini berarti bahwa leverage (LEV) berfungsi sebagai variabel kontrol dimana Leverage juga mampu memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan go public Indonesia. Yang bermakna bahwa leverage (LEV) berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan go public Indonesia.

  Variabel ukuran perusahaan (SIZE) dan leverage yang dijadikan sebagai variabel control untuk mengeliminir pengaruh faktor- faktor di luar variabel yang diuji mampu dilakukannya sehingga variabel kontrol yang dimaksudkan untuk melihat apakah dengan dimasukkannya variabel ukuran perusahaan dan leverage dalam suatu model, maka variabel independen secara signifikan menjadi semakin tinggi sehingga dapat memperkecil error term terbukti. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang mendukung bahwa perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki kinerja yang lebih baik. Black dkk. (2003) dan Gillan dkk. (2003) yang menemukan adanya hubungan negatif antara leverage dan kualitas corporate governance. Penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Suranta dan Midiastuty (2004) yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin besar kinerja perusahaan.

  Tujuan penelitian untuk menguji apakah Komposisi dewan komisaris independen, Ukuran dewan komisaris, Latar belakang pendidikan dan pengetahuan dewan komisaris, Kepemilikan saham dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Komposisi dewan komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, Ukuran dewan komisaris secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan, Latar belakang pendidikan dan pengetahuan dewan komisaris secara parsial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan, Kepemilikan saham dewan komisaris secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Secara simultan, variabel komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, latar belakang pendidikan dan pengetahuan dewan komisaris, kepemilikan saham dewan komisaris mampu mempengaruhi kinerja secara positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Variabel ukuran perusahaan (size) memberikan pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja keuangan, Variabel leverage (size) memberikan pengaruh yang negatif signifikan terhadap kinerja keuangan.

  Penelitian ini berimplikasi terhadap teori dan praktik. Temuan ini memperkuat temuan sebelumnya dimana masih ditemukan kualitas implementasi corporate

  governance yang belum baik. Sedangkan,

  penelitian ini mempunyai kontribusi pada praktik dimana agar sistematis dan kontinu, pelaksanaan GCG oleh perusahaan dapat dilakukan melalui empat tindakan, yaitu: penetapan visi, misi, dan corporate values, penyusunan corporate governance structure, dan pembangunan corporate culture.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

  Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya hanya mengamati tentang salah satu indikator mekanisme corporate governance, sehingga menghasilkan kesimpulan yang terbatas hanya mengenai pengaruh karakteristik dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan. Dan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan juga hanya menggunakan ROA, yang cenderung berfokus pada tujuan jangka pendek bukan jangka panjang., serta metode analisa. Keterbatasan di atas menjadi saran untuk peneliti selanjutnya dengan cara menambah sampel penelitian, menambah variabel dan menggunakan perspektif lain dalam menjelaskan karakteristik dewan komisaris terhadap kinerja keuangan perusahaan.

  DAFTAR PUSTAKA Abdolmohammadi, M. J. and Wright, A.

  Analysis of The Relation Between The Board of Director Composition and

  Boeker, W., Goodstein, J., Stephan, J., & Murmann, J. P. 1997. Competition in a multi-market environment: The case of market exit. Organization Science, 8: 126-142.

  Boediono, Gideon SB., 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis

  Does Corporate governance Affect Firms’ Market Values? Evidence from Korea. Working Paper (April).

  1991. Effects of board and ownership structure on corporate R&D strategy. Academy of Management Journal, 34: 205-214 Beiner, S., W. Drobetz, F. Schmid dan H. Zimmermann. 2003. “Is Board Size An Independent Corporate Governance Mechanism?”. http://www.wwz.unibas.ch /cofi/publications/papers/2003/06.03.pdf Berghe, L. V., dan Ridder, L. D. 1999. International Standardization of Good Corporate governance: Best Practices for the Board of Directors. Boston: Kluwer Academic Publishers. Black, B. S., H. Jang, dan W. Kim. 2003.

  Journal of Accounting & Economics Volume 22. Agustus- Desember: 177- 206 Baysinger, B., Kosnik, R. D., & Turk, T. A.

  1996. Discretionary Behavior with Respect to Allowances for Loan Losses and the Behavior of Security Prices.

  Financial Statement Fraud. The Accounting Review Volume 71, No 4, Oktober: 443-465 Beaver, H. William, and Ellen E. Engel.

  Majalah Usahawan No.10 tahun XXIX Oktober. Beasley, Mark S., 1996. An Empirical

  1987. An Examination of the Effects of xperience and Task Complexity on Audit Judgments. The Accounting Review, 62: 1-13. Ahmed, K. dan J. K. Courtis. 1999.

  Ariyoto, K, 2000, “Good Corporate Governance dan Konsep Penegakannya di BUMN dan Lingkungan Usahanya”.

  Arifin, Zaenal. 2005. “Hubungan Antara Corporate Governance dan Variabel Pengurang Masalah Agensi,” Jurnal Siasat Bisnis, Vol.1, No.10, Juni 2005, Hal. 39-55.

  2006. “Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 23-26 Agustus

  Alijoyo, Antonius, Elmar Bouma, TB M Nazmudin Sutawinangun, dan M Doddy Kusadrianto. 2004. Review of Corporate Governance in Asia: Corporate Governance in Indonesia. Forum for Corporate Governance in Indonesia Almilia, Luciana Spica dan Lailul L. Sifa.

  Komisaris Independen: Penggerak Praktik GCG di perusahaan, Jakarta : PT. Indeks, 2004.

  British Accounting Review 31: 35-61. Alijoyo, Antonius & Subarto Zaini,

  Association between Corporate Characteristics and Disclosure Levels in Annual Reports: A Meta-Analysis.

  Belkhir, Mohamed. 2005. Board Structure, Ownership Structure and Firm Performance: Evidence From Banking, Laboratotare Economic di Orleans available at: http://ssrn.com. Bowen, R., Rajgopal, S., Venkatachalam,

  M., 2004, “Accounting Discretion, Corporate Governance and Firm Performance”, SSRN Working Paper, March

  Bradbury, M. E., Mak, Y. T. dan Tan, S. M., 2004 “Board Characteristics, Audit Committee Characteristics and Abnormal Accruals”, Working Paper, Unitec New Zealand dan National University of Singapore, Caprio, Levine., 20 Bryshaw, R. E dan Ahmed Eldin.(1989). The Smoothing Hipothesisand The Role of Exchange Differences. Journal of Business, Finance and Accounting, hal. 621-633. Bugshan, Turki, 2005, Corporate

  Governance, Earing Management and the Information Content of Accounting Earnings, Theoritical Model and Empirical Tests, A Dissertation, Bond University Quensland, Australia

  Bushee, B., 1998, “The Influence of institutional investors on myopic R&D investment behaviour”, The Accounting Review, Vol. 73, pp. 305-333. Cadbury Committee. 1992. Report of the

  Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance. London: Gee. Carter MR. 2002. Soil Quality for

  Sustainable Land Management: Organic Matter and Aggregation Interactions That Maintain Soil Functions. J Agron 94:38-47

  Chtourous. Marrakachi, Jean Bedard and Louucie Courteau, 2001, Corporate Governanca and earning management, Working paper, http:/papers,ssrn.com.

  Cornett, M, M.J. Marcus, Saunders, dan Tehranian

  H, 2006. Earning Management, Corporater Governance, and True Financial Performance. http://papers.ssrn.com

  Darmawati, D. et al., 2004, “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan,” Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar

  Darsono. 2003. “Corporate Governance: State Of The Art.” Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 7 Juli/Tahun V/2001

  Daily, C., Dalton, D., 1994 “Board of directors leadership and structure: Control andperformance implications”, Entrepreneurship theory and practice, Vol. 17, pp. 65-81 Dechow, Patricia M., R.G. Sloan hal A.P. Sweeney. (1996). Causes And Consequences Of Earnings Manipulaton: An Analysis Of Firms Subject To Enforcement Actions By The SEC. Contemporary Accounting Research 13, 1-36 Drew, John T., dan Sarah,A Meyer. (2005). Color Management – A Comprehensive Guide for Graphic Designer. Rotovision, Switzerland Edy Suwito dan Arleen Herawaty. 2005. ”Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Manajemen Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September 2005. Effendi, M. Arief. 2005. “Peranan Komite

  Audit dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan.” Jurnal Akuntansi Pemerintah, Volume 1, No. 1, Jakarta

  Eisenberg, T., Sundgren, S., Wells, M., “Larger board size and decreasing firm value in small firms”, Journal of Financial Economics, Vol. 48, 1998, pp. 35-54. Eisenhardt, Kathleem. M. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review.

  Academy of management Review, 14, hal 57-74 Fachrudin, Khaira Amalia (2011). Analisis

  Hastuti, Theresia Dwi. 2005. “Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta)”, Makalah SNA VIII, Solo.

  Imam Ghozhali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

  Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta Salemba Empat.

  Husnan, Suad., 2001, Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan Dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Vol. 1 No.1. Februari 2001:1-12

  Hiro Tugiman. 2000. Pengaruh Peran Auditor Internal Serta Faktor-Faktor Pendukungnya Terhadap Peningkatan Pengendalian Internal Dan Kinerja Perusahaan. Disertasi Doktor pada Universitas Padjadjaran Bandung.

  Herwidayatmo, 2000, “Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan Publik Indonesia”, Usahawan No 10 Th XXIX Oktober 2000.

  Hermalin, Benjamin dan Michael Weisbach, 2003, Boards of Directors as an Endogenously Determined Institution : a Survey of the Economic Literature, FRBNY Economic Policy Review 9, p 7-22.

  Herawaty, Vinola (2004). Peran Praktik Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Symposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2-3 Desember 2004.

  Haris, W. (2004). Pengaruh Earnings Management Terhadap Kinerja Di Seputar SEO. Tesis S2. Magister Sains Akuntansi UNDIP. Tidak dipublikasikan

  Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, Mei 2011: 37-46

  Skripsi Tidak Dipublikasikan, Sarjana Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang

  Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008.

  Econometric, Mc.Graw Hill, New York Hardikasari, Eka. 2011. Pengaruh Penerapan

  Working Papers; Yale School of Management, pp. 1-138. Gujarati, Damodar. N. 2003. Basic

  Fuerst, Oren dan Hyon Kang-Sok (2000), “Corporate Governance Expected Operating Performance, and Pricing”.

  Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. Indonesian Company Law. Available on-line at www.fcgi.org.id

  Fama, E.F. and Jensen,MC. 1983, Sepration of Ownership and Control, Journal of law and Economics, 26, pp. 301-325

  Faisal, 2004, Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance, Simposium Nasional VII, Ikatan Akuntansi Indonesia

  Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976.

  “Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics, Vol 13, pp.

  Macey, J., and M. O’Hara., 2003, The Corporate Governance of Banks, Federal Reserve Bank of New York Economic Policy Review 9, no. 1 (April): 91-107.

  Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Voluntary Corporate Governance Disclosure. Undergraduate thesis (unpublished), Universitas Diponegoro.

  Moh’d et al. (1998). The Impact of Ownership structure on Corporate Debt Policy : a Time-Series Cross-Sectional Analysis : Fiinancial Review 33. Page 85-98 Mutmainah, Siti dan Anyta, (2011).

  VI, Surabaya

  2003. “Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba”. Oktober. Simposium Nasional Akuntansi (SNA)

  Makalah SNA VI, hlm. 1255-1273. Midiastuti, Pranata P dan M. Machfoedz.

  Mayangsari, S. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Inegritas Laporan Keuangan.

  Maher, M., Andersson, T., 2000, “Corporate Governance: Effects on Firm Performance and Economic Growth”, OECD working paper.

  Maher dan Anderson, 2001, “Corporate Governance : Effect on Performance and Economic Growth”, Organization for Economic Co-operation and Development, http://www.maria.maher@oecd.org.

  Lorsch, Lipton, M., J., “A Modest Proposal for Improved Corporate Governance”, Business Lawyer, Vol. 48, Issue 1, Nov92, pp. 59-78.

  305360. Kieso, Donald E and Jerry J Weygandt.

  Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2009. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Sarjana Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang

  IV, Jakarta Lestari, Ekowati. 2011. Pengaruh Good

  Lastanti, S, Hexana, 2004, “Hubungan Struktur Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan dan Reaksi Pasar,” Prosiding Konvensi Nasional Akuntansi

  Kusumastuti,Sari, dkk, Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,Vol. 9:2, 2007

  (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta

  Malaysia Accounting Review Vol. 7 No. 1. (Online), (http://web.ebscohost.com/ehost/pdf, diakses 7 Oktober 2009). Komite Nasional Kebijakan Governance

  Kim, H.J., dan Soon Suk Yoon. 2008. The Impact of Corporate Governance on Earnings Management in Korea.

  1995. Intermediate Accounting. Fourth Edition. John Willey and Sons : New York

  Mizruchi, M. S. 1983. Who Control Whom? An Examination of the Relation between Management and boards of Directors in Large American Corporation. Academy of Management Review, 8, 426-435. Nurudin. 2004, “Menggugat Pendidikan Hard Skill”, http://www.suaramerdeka.com/harian/0 410/04/opi04.htm, 28 Agustus 2007

  Pfeffer, J., & Salancik, G. R. 1978. The external control of organizations. New York: Harper & Row Pradhono dan Yulius Jogi Cristiawan. (2004). Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 6, No. 2, Nopember. hal 140-166 Rahmawati, Suparno.Y, dan Qomariyah.N. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang

  Riyanto, B. 2005. Corporate Governace: Isu Penelitian Utama. Kompak (Forthcoming)

  Sam.ani, 2008. Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004 – 2007. Tesis. Universitas Diponegoro

  Santoso, Ruddy. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Bank Merger di Indonesia Tahun 1998-2010.

  Research Project, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

  Scott, W.R. 1997. Financial Accounting Theory, Prentice Hall. Inc

  Shleifer, A. and R.W. Vishny. (1997). “A Survey of Corporate Governance.” Journal of Finance, Vol.52. No.2. June, p.737-783.

  Sekaredi, Sawitri, 2011. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

  Sukamulja, Sukmawati, 2004, “Good Corporate Governance di Sektor Keuangan: Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan”, Benefit, Voume 8, No. 1, Yogyakarta.

  The Business Rountable. 1997. “Statement On Corporate Governance”. http:// www.bussinessroundtable.org/pdf/11.pd f. Tri Gunarsih. 2003. “Riset Empiris Dalam

  Corporate Governance.” Seminar Sehari: Issues Application & Research In Corporate Governance Dalam Rangka Launching Pusat Studi Corporate Governance FE UTY.

  Ujiyanto, Muh.Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Artikel yang Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi X Makasar 26-28 Juli 2007

  Xie, Biao, Wallace N Davidson III, and Peter J. Dadalt. 2003. Earnings Management and Corporate Governance: The Role of The Board and The Audit Committee. Journal of Corporate Finance Volume 9 Juni: 295- 316

  Wailderdsak, N., & Suehiro, A. (2004). Top Executive Origins: Comparative Study between Japan and Thailand. Asian Business and Management, 3, 85-104. Weir, Charlie, David Laing, dan Phillip J.

  McKnight. 2000. An Empirical Analysis of The Impact of Corporate Governance Mechanisms on The Performance of UK Firm. http://www.papers.ssrn.com/sol3/papers .cfm? abstract_id=286440

  Wright, Peter, Mark Kroll, Ananda Mukhreji, Michael L. Pettus. 2009. “Do the Conti-ngencies of External Monitoring, Ownership Incentives, or Free Cash Flow Explain Opposing Firm Performance Expectations?”, Journal Management Governance, 13, pp. 215- 243.

  Wulandari, Ndaruningpuri, 2005, Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia, thesis, Program Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang.

  (Tidak Dipublikasikan) Yermack,

Dokumen yang terkait

KAJIAN EKOSISTEM MANGROVE DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI KAWASAN MANDEH KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

1 2 18

EVALUASI KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PELAYANAN PERBEKALAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KABUPATEN GORONTALO UTARA ARTIKEL

0 0 16

EKOLOGI DAN VEGETASI EKOSISTEM MANGROVE DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT (Studi Kasus : Pulau Panjang dan Pulau Tamiang) ARTIKEL

0 0 10

KAJIAN KONDISI TERUMBU KARANG DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI PULAU PANJANG, AIR BANGIS, KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

0 0 11

ANALISIS PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP CAPAIAN KINERJA BIAYA PROYEK BANGUNAN AIR (Studi Kasus Pada Proyek Bangunan Air Kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera V) Desrinur1 , Zaidir2 , Yusrizal Bakar3

0 1 12

ANALISIS KINERJA KONTRAKTOR BERDASARKAN SISTEM MUTU BERBASIS TQM

0 0 11

STUDI PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN MASYARAKAT PADA PROGRAM PNPM- MPd DI KABUPATEN KERINCI

0 0 12

ANALISIS PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kerinci)

0 0 10

PENGARUH KEADILAN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

0 10 14

PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN PERSONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN SELF EFFICACY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA GURU SD NEGERI KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT

0 1 17