Pert 7 IEEE 802 fix rev
IEEE 802.11
Materi
Overview 802.11
802.11 Architecture
PHY Requirements
MAC Requirements
Overview 802.11
Wireless network distandarisasi oleh IEEE tahun 1997.
Disebut dengan standar IEEE 802.11
Application Presentation
ISO Session
IEEE 802 OSI standards
Transport 7-layer model
Network
Logical Link Control Data Link Medium Access (MAC) Physical (PHY) Physical
Arsitektur 802.11
STA STA STA STA STA STA STA STA
AP AP
ESS
BSSBSS DS Infrastructu re Network Ad Hoc Netwo rk Ad Hoc Netwo rk
Komponen Arsitektur 802.11
Access Point (AP)
Distribution System (DS)
Berfungsi sebagai relay dan bridge
AP berkomunikasi dengan AP yang lain, bisa
menggunakan wired, wireless, atau switch
Station Mobile node dengan standar IEEE 802.11
Basic Service Set (BSS)
Terhubung dengan backbone DS melalui AP
Ad hoc Independent BSS (IBSS) dengan tidak
menggunakan AP
Extended Service Set (ESS) Dua atau lebih BSS yang saling dihubungkan oleh DS
Lapisan Arsitektur 802.11
Standar IEEE 802.11 mendefnisikan lapisan Medium Access Control (MAC) dan Physical (PHY) PHY mengatur detail proses modulasi dan pengiriman penerimaan bit(Tx/Rx)
MAC mengatur sejumlah regulasi bagaimana cara mengakses
lapisan media dan proses pengiriman dataPhy Layer
Lapisan PHY
Pada lapisan PHY ini dikenal dua jenis teknik modulasi spread spectrum, yaitu Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) dan Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
Spread Spectrum digunakan untuk menghindari gangguan
pengguna yang berlisensi dan non lisensi, serta menghindari noise. Efek modulasi ini untuk meningkatkan bandwidth dari sinyal yang akan ditransmisikan
Sinyal termodulasi menggunakan urutan angka
Spreading Code atau spreading sequence
Digenerate oleh generator pseudonoise atau pseudo-random
Pada penerimaan, urutan digit digunakan untuk demodulasi sinyal spread spectrum
Frequency Hopping
Sinyal dibroadcast melalui frekuensi radio yang acak
Sejumlah kanal dialokasikan untuk sinyal FH Lebar masing-masing kanal sesuai dengan bandwidth sinyal input
Sinyal melompat dari frekuensi ke frekuensi pada interval tetap
Transmitter beroperasi di satu kanal pada satu waktu Bit ditransmisikan menggunakan beberapa skema enkoding Pada setiap interval, frekuensi carrier yang baru dipilih
Spreading code menggunakan daftar frekuensi yang digunakan
untuk sinyal carrier (hopping sequence) Pada receiver, melakukan lompatan antara frekuensi dalam sinkronisasi dengan transmitter Bandwidth 2.4 GHz, data rate 1 – 2 Mbps (USA/Europe) Keuntungan: Penyadap hanya mendengar unintelligible blips Dapat menghilangkan interferensi sinyal Tahan terhadap multipath fading
Frequency Hopping
Frequency 2.400 GHz 2.483 GHz
1
2
3
4
5
6
7
8
9 T
im e
- Digunakan untuk 79 channel, dengan selisih 1 MHz (USA/Europe) - Perubahan frekuensi (hop) setiap 0.4 detik - FH menggunakan MFSK
Direct Sequence
Setiap bit dalam sinyal asli direpresentasikan oleh beberapa bit dalam sinyal yang ditransmisikan
Spreading code menyebar sinyal melalui band frekuensi yang lebih luas
Teknik mengkombinasikan aliran informasi digital dengan aliran bit spreading code menggunakan exclusive-OR (XOR)
Bandwidth 2.4 GHz, data rate 1 – 2 Mbps, DS pada 802.11 b data rate menjadi 5 – 11 Mbps
DS menggunakan BPSK
Keuntungan:
Tahan terhadap jamming yang disengaja atau tidak
Sharing pada single kanal antara beberapa pengguna
Direct Sequence
Distribusi Kanal (Global)
Perkembangan pada IEEE 802.11 b dengan metode DSSS 5
- – 11 Mbps pada range bandwidth 2.4 GHz
Lebar kanal 22 MHz dengan 3 kanal non-overlapping (kanal 1, 6, 11)
Distribusi Kanal (Global) Lanj
Channel 14 hanya diijinkan di Jepang, Channel 12 dan 13
diijinkan hampir di seluruh negara kecuali USA, dimana hanya channel 1 – 13 yang legal digunakan.
MAC Layer
Lapisan MAC
Lapisan MAC mencakup tiga bidang fungsional:
Pengiriman data yang reliable
Kontrol akses
Keamanan
Lapisan MAC pada 802.11 terdiri dari 2 sub-layer
Distributed coordination function (DCF)
Point coordination function (PCF)
IEEE 802.11 DCF
DCF sublayer menggunakan p-persistent CSMA
Lakukan listening ke medium
Jika medium idle, kirim frame dengan probabilitas p
Jika medium sibuk, tunggu sampai idle
Tidak ada mekanisme CD (Collision Detection) seperti pada Ethernet
Media wireless tidak dapat melakukan transmisi dan
sensing secara paralel Sinyal wireless mengalami atenuasi/pelemahan
sehingga sulit untuk dipakai mendeteksi collision
IEEE 802.11 DCF (2)
802.11 menggunakan mekanisme CSMA/CA (Collision Avoidance)
Dasarnya dari p-persistent CSMA
Menggunakan random back-of counter sebelum memulai
transmisi
Menggunakan mekanisme Request to Send (RTS)/Clear to
Send (CTS) untuk menghindari hidden terminal problem
Menggunakan mekanisme Acknowledgement (ACK) untuk meningkatkan reliabilitas
Untuk setiap pengiriman frame, ada jeda waktu tertentu
yang disebut Inter Frame Space (IFS)Backof Interval
When channel is busy, choose a backof interval in the range [0, cw].
Count down the backof interval when medium becomes idle.
1 slot time count down = 20 µs
Count down is suspended if medium becomes busy again.
When backof interval reaches 0, transmit RTS.
Binary exponential backof in 802.11 DCF:
When a node fails to receive ACK, cw is doubled up (up
to an upper bound).
IEEE 802.1
Basic CSMA/CA operations
Transmission without RTS/CTS
Inter Frame Space (IFS)
SIFS (Short IFS)
DIFS (distributed coordination function
IFS)
PIFS (point coordination function IFS)
SIFS
Jeda waktu singkat untuk kegiatan yang butuh
respon segera e.x. ACK, CTS
SIFS memberikan prirotas tertinggi untuk pengirim
SIFS used in following circumstances:
Acknowledgment (ACK) ▪ station responds with ACK after waiting SIFS gap ▪ for efcient collision detect & multi-frame transmission
Clear to Send (CTS) ▪ station ensures data frame gets through by issuing RTS ▪ and waits for CTS response from destination
Poll response ▪ see Point coordination Function (PCF) discussion next
Besaran SIFS
PIFS dan DIFS
PIFS digunakan oleh controller terpusat for issuing polls
has precedence over normal contention
trafc but not SIFS
DIFS digunakan untuk jeda pengiriman frame biasa
DIFS = SIFS + 2 x slot time
IEEE 802.11 MAC Timing Basic Access Method
Problem
Problems
Hidden terminal problem
Exposed terminal problem
Transmission range Sensing range
Contention matters only at the receiver’s
endHidden Terminal Problem
B
AX No carrier OK to transmit
Exposed Terminal Problem
B A Y
X Presence of carrier holds off transmission
Existing Work
MACA [Karn 1990]
Proposes to solve the hidden terminal problem by
RTS/CTS dialog
MACAW [Bharghanvan 1994]
Increasing reliability by RTS/CTS/DATA/ACK dialog
IEEE 802.11
Also use RTS/CTS/DATA/ACK dialog
Distributed Coordination Function (DCF)
RTS/CTS dialog (1)
RTS Defer Any node hearing this RTS will defer medium access
RTS/CTS dialog (2)
Defer RTS Defer CTS Any node hearing this CTS will defer medium access
RTS/CTS/DATA/ACK dialog
Data Defer ACK Defer
Transmission with RTS/CTS
IEEE 802.11 MAC Frame Format
Disadvantages of IEEE 802.11 DCF
High power consumption
Hidden terminal problem not totally solved (e.g., collision of RTS)
Exposed terminal problem not solved
Fairness problem among diferent transmitting nodes
Only providing best-efort service