Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN)XI TKJ(Modul_Ajar_Teknologi_Jaringan_Nirkabel)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Ijin dan Ridho-Nya Modul Ajar tentang “Teknologi Jaringan Wireless” ini dapat diselesaikan oleh penulis.

Buku ini disusun untuk sebagai bagian dari serangkaian kegiatan International Leadership Training (ILT) yang berlangsung selama 24 bulan dan merupakan salah satu lehrmittel yang digunakan untuk melakukan kegiatan Transferprojekt.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada jajaran manajemen P4TK VEDC Malang dan Departemen TI atas

kesempatannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan serangkain kegiatan ini dengan baik. Kritik dan saran yang bersifat konstuktif sangatlah Penulis harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut.

Malang, November 2013 Penulis

- ii - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

ABSTRAK

Sistem jaringan Wireless atau WIFI tidak memerlukan media jaringan berupa kabel jaringan, tetapi memerlukan ruang atau space dimana jarak jangkauan jaringan ditentukan oleh kekuatan pancaran signal radio dari masing-masing device wireless yang digunakan. Sistem Wireless mempunyai beberapa keuntungan antara lain pemakai tidak dibatasi oleh ruang gerak dan hanya dibatasi pada jarang jangkauan dari satu titik pemancar WIFI. Untuk jarak pada sistem WIFI mampu menjangkau area sekitar 100 feet atau 30M radius. Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang berfungsi sebagai relay, sehingga mampu untuk menjangkau beberapa kilometer. Dengan perangkat hardware terbaru, suatu perangkat Access Point dapat saling merelay kembali ke beberapa bagian atau titik sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar dibeberapa titik dalam suatu ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN.

Pada Modul ini dibahas tentang dasar-dasar jaringan wireless, antena dan propagasi, merakit mini tower antena, merakit antena grid, memasang antena grid pada mini tower antena, mengkonfigurasi berbagai perangkat jaringan wireless dan tentunya melakukan testing.

Modul ini sangat cocok untuk para Guru, Praktisi, atau siswa SMK karena sebagian sesuai dengan Kurikulum 2013, tentang materi Teknologi Jaringan Nirkabel.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -iii-

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan Diklat

Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan tentang pengertian Teknologi Wireless

2. Menjelaskan perkembangan Teknologi Wireless

3. Menjelaskan tentang Standar Wireless dunia

4. Memahami perbedaan antara WiFI dan WiMAX

Waktu Diklat

Diklat ini direncanakan selama 5 jam Pelajaran.

Materi Diklat

Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan seperti halaman berikut ini.

Siyamta | Modul Ajar Teknologi Jaringan Wireless

| -1-

1. Jaringan Tanpa Kabel (Wireless)

Sistem jaringan Wireless atau WIFI tidak memerlukan media jaringan berupa kabel jaringan, tetapi memerlukan ruang atau space dimana jarak jangkauan jaringan ditentukan oleh kekuatan pancaran signal radio dari masing-masing device wireless yang digunakan.

Gambar 1.1 Standard Wireless

Sistem Wireless mempunyai beberapa keuntungan antara lain pemakai tidak dibatasi oleh ruang gerak dan hanya dibatasi pada jarang jangkauan dari satu titik pemancar WIFI. Untuk jarak pada sistem WIFI mampu menjangkau area sekitar 100 feet atau 30M radius.

-2- | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang berfungsi sebagai relay yang mampu menjangkau ratusan bahkan beberapa kilometer ke satu arah (directional). Bahkan hardware terbaru, terdapat perangkat dimana satu perangkat Access Point dapat saling merelay (disebut bridge) kembali ke beberapa bagian atau titik sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar dibeberapa titik dalam suatu ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN. Beberapa keuntungan lain yang dimiliki oleh Wireless LAN adalah :  Mobility,  Lebih cepat dalam menginstallasi  Simple,  Installation Flexibility,  Reduced Cost-of-Ownership,

1.2. Perkembangan Teknologi Wireless

Teknologi Wireless berkembang sangat pesat sesuai dengan perkembangan jamannya. Beberapa contoh perkembangan WiFi adalah seperti berikut ini :

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -3-

1.2.1 WiFi 802.11g

WiFi seri 802.11g mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Approximate max reach (dependent on many factors) 100 Meters

b. Maximum throughput 54 Mbps

c. Typical Frequency bands 2.4 GHz

d. Application Wireless LAN

1.2.2 WiMAX 802.16-2004*

WiMax versi 802.16-2004 mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Approximate max reach (dependent on many factors)

8 Km

b. Maximum throughput 75 Mbps (20 MHz band)

c. Typical Frequency bands 2-11 GHz

d. Application Fixed WirelessBroadband

-4- | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

1.2.3 WiMAX 802.16e

WiMax versi 802.16emempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Approximate max reach (dependent on many factors)

5 Km

b. Maximum throughput 30 Mbps (10 MHz band)

c. Typical Frequency bands 2-6 GHz

d. Application PortableWirelessBroadband

1.2.4 CDMA2000 1x EV-DO

CDMA2000 1xEV-DO mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Approximate max reach (dependent on many factors)

12 Km

b. Maximum throughput 2.4 Mbps (higher for EV-DV)

c. Typical Frequency bands 400,800,900,1700,1800,1900,2100 MHz

d. Application Mobile Wireless Broadband

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -5-

1.2.5 WCDMA/ UMTS

WCDMA/ UMTS mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Approximate max reach (dependent on many factors)

12 Km

b. Maximum throughput 2 Mbps (10+ Mbps fpr HSDPA)

c. Typical Frequency bands 1800,1900Mobile Wireless Broadband100 MHz

d. Application MobileWirelessBroadband

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa dari waktu ke

waktu wireless mengalami perkembangan. Perkembangan ini tentunya membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat maupun perusahaan. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas.

Dengan kemampuan

dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat

WiMAX

-6- | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel -6- | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan standar industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global menjadi satu kesatuan. WiMAX dan WiFi dibedakan berdasarkan standar teknik yang bergabung didalamnya. WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI HiperLAN yang merupakan standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN. Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, yaitu Eropa dan sekitarnya. Untuk dapat membuat teknologi ini digunakan secara global, maka diciptakan WiMAX.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -7-

Standar global yang dipakai di dunia dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1.2 Standar-standar yang ada dengan spesifikasi yang mendukung komunikasi sampai tingkat

MAN disatukan dengan standar WiMAX

Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau broadband wireless access (BWA). Pada masa mendatang, segala sesuatu yang berhubungan

-8- | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel -8- | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Standar IEEE 802.16 (WiMAX)

Terobosan jaringan internet wireless sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Dengan tower yang dipasang dipusat akses internet (hot spot) di tengah kota metropolitan, seorang pemakai laptop, komputer, handphone, hingga personal digital assistant (PDA), dengan wireless card bisa koneksi dengan internet, bahkan di tengah sawah atau pedesaan yang masih dalam cakupan area 50 kilometer. Hal ini dapat terjadi karena teknologi WiMAX yang menggunakan standar baru IEEE 802.16. Saat ini WiFi menggunakan standar komunikasi IEEE 802.11. Yang paling banyak dipakai adalah IEEE 802.11b dengan kecepatan 11 Mbps, hanya mencapai cakupan area tidak lebih dari ratusan meter

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -9- Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -9-

Pada awalnya standard IEEE 802.16 beroperasi ada frekuensi 10-66 GHz dan memerlukan tower line of sight, tetapi pengembangan IEEE 802.16a yang disahkan pada bulan Maret 2004, menggunakan frekuensi yang lebih rendah yaitu sebesar 2-11 GHz, sehingga mudah diatur, dan tidak memerlukan line-of-sight. Cakupan area yang dapat dicoverage sekitar 50 km dan kecepatan transfer data sebesar 70 Mbps. Pengguna tidak akan kesulitan dalam mengulur berbagai macam kabel, apalagi WiMAX mampu menangani sampai ribuan pengguna sekaligus. Seperti kita tahu bahwa Internet merupakan salah satu media yang mampu memberikan berbagai informasi untuk semua kalangan masyarakat. Dengan adanya Internet maka tercipta efisiensi dan efektifitas dalam memperoleh Informasi dan operasional perusahaan,

- 10 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel - 10 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

1.3. Soal Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Jaringan Tanpa Kabel (Wireless)?

2. Jelaskan tentang Perkembangan Teknologi Wireless yang berkembang 2 tahun terakhir!

3. Jelaskan perbedaan antara WiFI dan WIMAX!

1.4. Referensi

 Siyamta Sistem

Pada WiMax, http://ilmukomputer.org/2008/11/25/ sistem-keama- nan-pada-wimax/

Keamanan

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -11-

BAB II TEORI DASAR ANTENNA

Tujuan Diklat

Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

1. Memahami tentang dasar-dasar Antenna

2. Memahami tentang Radiasi Gelombang Elektromagnetik

3. Memahami tentang Pola Radiasi suatu Antenna

4. Menjelaskan tentang Direktifitas suatu Antenna

5. Menjelaskan tentang Gain suatu Antenna

6. Menjelaskan tentang Bandwidth Antenna

7. Menjelaskan tentang Impedansi Antenna

8. Melakukan pengukuran Link Budget menggunakan online sistem

9. Menjelaskan tentang Teknologi Wireless LAN

Waktu Diklat

Diklat ini direncanakan selama 20 jam Pelajaran.

Materi Diklat

Materi diklat ini terdiri dari 9 sub pokok bahasan yang dijelaskan pada halaman berikutnya.

- 12 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.1 Pendahuluan

Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Dalam perancangan suatu antena, baberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

 bentuk dan arah radiasi yang diinginkan,  polarisasi yang dimiliki,  frekuensi kerja,  lebar band (bandwidth),  impedansi input yang dimiliki.

Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF dan UHF bawah, jenis antena kawat (wire antenna) dalam prakteknya sering digunakan, seperti halnya antena dipole 1/2 , antena monopole dengan ground plane, antena loop, antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis ini,

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -13- Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -13-

Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas, penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena parabola, akan lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya. Karena antena yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan gelombang elektromagnetik.

2.2 Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Struktur pemancaran gelombang elektromagnetik yang paling sederhana adalah radiasi gelombang yang

ditimbulkan oleh sebuah elemen aus kecil yang berubah- ubah secara harmonik. Elemen arus terkecil yang dapat menimbulkan pancaran gelombang elektromagnetik itu disebut sebagai sumber elementer. Jika medan yang ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam suatu konduktor

dijumlahkan secara - 14 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

antena

dapat dapat

Timbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa arus bolak-balik ini diketahui secara matematis dari penyelesaian

gelombang Helmhotz. Persamaan Helmholtz tidak lain merupakan persamaan baru hasil penurunan lebih lanjut dari persamaan-persamaan Maxwell dengan memasukkan kondisi lorentz sebagai syarat batasnya.

2.3 Pola Radiasi

Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah pernyataan grafis yang menggambarkan sifat radiasi suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi arah. Pola radiasi dapat disebut sebagai pola medan (field pattern) apabila yang digambarkan adalah kuat medan dan disebut pola daya (power pattern) apabila yang digambarkan adalah pointing vektor.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -15-

Beberapa pola radiasi antenna ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.1 Model Pola Radiasi Antenna

Suatu antena broad side adalah antena dimana pancaran utama maksimum dalam arah normal terhadap bidang dimana antena berada. Sedangkan antena end fire adalah antena yang pancaran utama maksimum dalam arah paralel terhadap bidang utama dimana antena berada. Antena yang mempunyai pola radiasi di mana arah maksimum main lobe berada diantara bentuk broad side dan end fire yang disebut dengan

- 16 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel - 16 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.4. Polarisasi Antenna

Polarisasi antena didefinisikan sebagai arah vektor medan listrik yang diradiasikan oleh antena pada arah propagasi. Jika jalur dari vektor medan listrik maju dan kembali pada suatu garis lurus dikatakan berpolarisasi linier. sebagai contoh medan listrik dari dipole ideal. Jika vektor medan listik konstan dalam panjang tetapi berputar disekitar jalur lingkaran, dikatakan berpolarisasi lingkaran.

Sebuah antena dapat memancarkan energi dengan polarisasi yang tidak diinginkan, yang disebut polarisasi

silang (cross polarized). Polarisasi silang ini menimbulkan side lobe yang mengurangi gain. Untuk antena polarisasi linier, polarisasi silang tegak lurus dengan polarisasi yang diinginkan dan untuk antena polarisasi lingkaran, polarisasi silang berlawanan dengan arah perputarannya yang diinginkan. Ini biasa yang

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -17- Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -17-

Dalam teknik antenna, terdapat dua macam polarisasi, yaitu vertikal dan horisontal. Antar antena pemancar dan penerima, sebaiknya digunakan polarisasi yang sama berkaitan dengan bagaiman cara pemasangan kedua antenna. Penggambaran polarisasi ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.2. Polarisasi Horisontal dan Vertikal - 18 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.5. Bandwidth Antena

Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemacar atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu. Pengertian harus dapat bekerja dengan efektif adalah bahwa distribusi arus dan impedansi dari antena pada range frekuensi tersebut benar-benar belum banyak mengalami perubahan yang berarti. Sehingga pola radiasi yang sudah direncanakan serta VSWR yang dihasilkannya masih belum keluar dari batas yang diijinkan. Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja dengan baik dinamakan bandwidth antenna.

2.6. Link Budget

Link budget merupakan sebuah cara untuk menghitung mengenai semua parameter dalam transmisi sinyal, mulai dari gain dan losses dari Tx sampai Rx melalui media transmisi. Dalam hal ini dilakukan perhitungan dengan media transmisi Wireless Fidelity (WiFi).

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -19-

Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu jaringan yang menggunakan media transmisi berbagai macam. Link budget ini dihitung berdasarkan jarak antara transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Link budget juga dihitung karena adanya penghalang antara Tx dan Rx misal gedung atau pepohonan. Link budget juga dihitung dengan melihat spesifikasi yang ada pada antenna. Pada materi ini link budget yang akan dihitung adalah sebagai berikut :  Free Space Loss  Fresnel Zone Clearance  RX Signal Level  SOM (System Operating Margin) Untuk lebih jelasnya pada materi ini juga akan disertakan contoh parameter antenna yang dibutuhkan dalam perhitungan tersebut. Parameter tersebut antara lain :  Jarak (d) terjauh antara antenna pemancar (Tx)

dengan antenna penerima (Rx). Sebagai contoh, jaraknya tersebut sekitar 1 Km, dan jarak ini harus kita konversi ke mil, sehingga menjadi sekitar 0.6 mil

- 20 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

 Frekuensi BS dan Antena penerima, ini merupakan frekuensi standart 2,4 GHz, dimana frequensi ini sekarang adalah gratis.

 TX Power merupakan daya dari AP (Access Point)

yang akan kita gunakan, misalnya sebesar 22 dBm.  TX Cable Loss ini merupakan loss atau kerugian yang

terjadi karena kabel yang kita gunakan, misalnya loss yang terjadi sekitar 2 dB. Loss ini biasanya terjadi pada kabel antara penghubung dari antenna yang biasa disebut dengan kabel pigtail. Pigtail biasanya terbuat dari kabel coaxial, dan diusahakan jangan menggunakan kabel pigtail yang terlalu panjang. Kabel pigtail yang ada di pasaran, panjangya sekitar

50 cm.  TX Antenna Gain merupakan daya terpancar dari antenna yang kita gunakan, misalnya menggunakan

antenna omni directional dengan gain sebesar 12 dB.  RX Antenna Gain merupakan daya yang dihasilkan dari antenna penerima, misal kita menggunakan antenna grid 15 dB.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -21-

 RX cable Loss sebenarnya hampir sama dengan Tx kabel loss, hanya saja ini terjadi pada daerah penerima atau antenna penerima, misalnya 2 dB.

 RX Sensitivity merupakan sensitivitas dari antenna penerima dalam hal menangkap sinyal WiFi dari antenna pemancar, misalnya sebesar -68 dBm.

2.6.1 System Operating Margin (SOM)

System Operating Margin (SOM) merupakan suatu cara untuk menghitung selisih antara sinyal yang di terima dengan sensitifitas suatu penerima penerima. Secara formula dapat dituliskan sebagai berikut :

SOM

= Rx Signal Level – Rx Sensitivity

- 22 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Sedangkan gambaran untuk menghitung SOM tersebut, ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.3 Skema Jaringan untuk Menghitung SOM

Berdasarkan pada gambar di atas, maka untuk melakukan perhitungan terhadap System Operating Margin (SOM) diperlukan beberapa parameter inputan, antara lain :  Frequency (MHz) yang digunakan pada komunikasi.  Distance (Miles) antara dua stasiun.  TX Power (dBm), WLAN biasanya mempunyai daya

sekitar 30-100mW.  TX Cable Loss (dB), redaman di kabel coax & konektor antara pemancar ke antenna. Sebaiknya

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -23- Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -23-

 TX Antenna Gain (dBi)  Free Space Loss (FSL)  RX Antenna Gain (dBi)  RX Cable Loss (dB), redaman di kabel coax dari

Antenna ke penerima.  RX Sensitivity (dBm), sensitivitas penerima.

Dengan parameter di atas, maka kita akan mendapatkan tiga output yang dihasilkan, yaitu:  Level sinyal RX (dBm)  Free Space Loss (dB)  Theoretical System Operating Margin (dB) Setelah kita mempunyai semua data / parameter yang dibutuhkan kita dapat menghitung System Operating Margin (SOM) untuk meyakinkan bahwa sistem yang kita kerjakan akan bekerja secara benar.

- 24 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Dengan menggunakan bantuan software yang ada pada http://www.terabeam.com/ support/

calculations/ som.php#calc, maka diperoleh hasil seperti berikut ini.

Gambar 2.4. Software untuk Menghitung SOM

Sinyal yang diterima (Rx signal level) dapat dihitung dengan menambahkan dan mengurani daya pancar (TX power) dengan berbagai parameter yang ada dalam sebuah persamaan yang sederhana, yaitu, Rx Signal Level

= Tx Power – Tx Cable Loss + Tx Antenna Gain – FSL + Rx Antenna Gain

Rx Cable Loss …………………………(2.39)

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -25-

2.6.2 Free Space Loss (FSL)

Pada saat sinyal radio berpropagasi di udara, maka akan mengalami redaman dari udara. Besarnya redaman yang terjadi dapat dihitung secara empiris. Redaman itulah yang disebut dengan Free Space Loss (FSL), dengan rumus seperti persamaan berikut ini. Free

Space = 20 Log 10 (Frequency in MHz) + 20 Loss

Log 10 (Distance in Miles) + 36.6 ….. (2.40)

Dengan menggunakan bantuan software yang ada pada alamat http://www.terabeam. com/support/calculations /free-space-loss.php , maka akan diperoleh hasil seperti berikut ini.

Gambar 2.5 Software untuk Menghitung Free Space

Loss

- 26 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.6.3 Downtilt Coverage Radius (DCR)

Downtilt Coverage Radius (DCR) adalah suatu daerah jangkuan yang dapat tercover dari suatu antenna atau BTS yang kita bangun dengan memperhatikan parameter dari kemiringan antenna, propagasi dari antenna dan ketinggian tiang dari antenna tersebut. DCR secara diagram dapat digambarkan seperti berikut ini.

Gambar 2.6. Metoda penghitungan DCR

Dengan memperhatikan gambar di atas, maka secara matematis dapat dituliskan rumus untuk mencarai Inner Radius Distance dan Outer Radius Distance seperti

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -27- Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -27-

Distance ……………... (2.40)

Outer Radius =

Distance ………….….. (2.41)

Dengan menggunakan software dari http://www. terabeam.com/support/calculations /downtilt-cover.php# calc , dengan beberapa parameter yang diinputkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 2.7. Penghitungan DCR menggunakan online

software

- 28 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.6.4 Antenna Downtilt

Antenna Downtilt merupakan suatu kemiringan antenna yang dapat mempengaruhi jarak dan target coverage. Secara umum, Antenna Downtilt digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.8. Antenna Downtilt

Beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Downtilt adalah sebagai berikut :

Distance = ………………….. (2.42)

Angle = …… ….. (2.43)

Dengan menggunakan software dari http://www. terabeam.com/support/calculations/antenna-downtilt.php dengan beberapa parameter yang diinputkan, maka

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -29- Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -29-

Gambar 2.9. Perhitungan Antenna Downtilt

menggunakan software

2.6.5 Fresnel Clearance Zone (FCZ)

Fresnel Clearance Zone (FCZ) merupakan suatu daerah yang visualisasi dari hasil penyebaran line of sight dimana signal telah dipancarkan dan diterima oleh suatu antenna.

- 30 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Gambaran tentang FCZ ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.10. Pengururan Fresnel Clearance Zone (FCZ)

Untuk menghitung r, maka dapat dituliskan formula seperti berikut ini :

Dengan rumus di atas dan memasukkan besarnya jarak (d), maka akan diperoleh besarnya r.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -31-

Dengan menggunakan software dari http://www.terabeam.com/support/calculations/ fresnel- zone.php#meters

dengan beberapa parameter yang diinputkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 2.11. Penghitungan FCZ dalam Meter

- 32 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Apabila perhitungan FCZ menggunakan feet, maka akan diperoleh hasil seperti berikut ini.

Gambar 2.12. Penghitungan FCZ dalam Feet

2.6.6 RX Level Sinyal

Rx sinyal level dapat dihitung dengan cara menambahkan dan mengurangi daya pancar (TX power) dengan berbagai parameter yang ada. Secara matematis dapat dituliskan dengan rumus seperti berikut ini : Rx

Tx Power – Tx Cable Loss + Tx Antenna Signal

= Gain – FSL + Rx Antenna Gain – Rx Level

Cable Loss

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -33-

2.7. Teknologi Wireless LAN

Teknologi wireless merupakan teknologi tanpa kabel, dalam melakukan hubungan telekomunikasi tidak lagi mengunakan media atau sarana kabel tetapi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel. Teknologi wireless menggunakan gelombang elektromagnetik untuk membawa informasi diantara piranti wireless melalui udara. Dalam aplikasinya, teknologi Wireless dibagi menjadi berbagai macam aplikasi sesuai dengan spesifikasi dan panjang gelombangya, seperti pada gambar beriku ini.

Gambar 2.13. Pembagian spectrum frekuensi pada teknologi Wireless

- 34 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Pada gambar diatas, terlihat ada tiga frekuensi penting ( 900 MHz, 2.4 GHz, dan 5 GHz) yang sering disebut dengan Industrial Scientific and Medical (ISM) bands. Teknologi lain yang menggunakan frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz juga harus sesuai dengan standard IEEE 802.11. Teknologi Wireless mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan teknologi Kabel, antara lain :  Mempunyai kemampuan untuk menyediakan koneksi

setiap saat dan dimanapun tempatnya, asalkan mendapatkan sinyal dari Hotspot.

 Mudah dalam hal Instalasi  Harganya murah dan kecepatan akses mulai

meningkat dengan teknologi yang baru.  Mudah dalam Upgrade jaringan, tanpa dibatasi oleh penggunaan kabel jaringan.  User baru dapat berkoneksi dengan cepat dan mudah.

Berdasarkan instalasinya, terdapat dua model dasar instalasinya yaitu Ad-hoc Mode dan Infrastruktur Mode. Ad-hoc mode merupakan bentuk yang paling simple

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -35- Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -35-

Gambar 2.14. Mode Ad-Hoc dan Infrastruktur

Jaringan ad-hoc hanya akan sesuai jika untuk jaringan yan kecil, tetapi untuk jaringan yang besar, meka diperlukan suatu piranti untuk mengontrol komunikasi didalam wireless tersebut. Sebuah Access Point

- 36 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel - 36 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.7.1 IEEE 802.11 a

Jaringan LAN nirkabel pertama yang berkecepatan tinggi adalah 802.11a, menggunakan teknik Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) untuk mengirimkan sampai dengan 54 Mbps pada pita ISM

yang lebih lebar pada frekuensi 5-GHz. Sebagaimana istilah FDM, ada 52 frekuensi berbeda yang digunakan :

48 untuk data dan 4 untuk sinkronisasi, tidak seperti ADSL. Karena transmisi menggunakan cara munculnya frekuensi beberapa pada saat yang sama, teknik ini dipandang sebagai bentuk spread spectrum, tetapi

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -37-

berbeda dibandingkan dengan CDMA dan FHSS. Memisahkan sinyal menjadi band sempit memiliki beberapa keunggulan dibanding menggunakan band lebar tetapi tunggal, termasuk imunitas yang lebih baik untuk gangguan narrowband dan kemungkinan menggunakan band noncontinuous. Sebuah sistem encoding yang kompleks digunakan, berdasarkan phase shift modulation untuk kecepatan hingga 18 Mbps dan QAM. Pada kecepatan 54 Mbps, 216 bit data dikodekan menjadi simbol 288-bit. Motivasi OFDM adalah kompatibilitas dengan sistem European HiperLAN/2. Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh 802.11 a adalah sebagai berikut :  Menggunakan frekuensi 5 GHz RF.  Tidak kompatibel dengan frekuensi 2.4 GHz, misalnya

standard 802.11 b/g/n.  Relatif

diimplementasikan jika dibandingkan dengan teknologi lainnya.

mahal

untuk

- 38 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.7.2 IEEE 802.11 b

Versi 802.11 b menggunakan metode modulasi OFDM dari 802.11a tetapi beroperasi dalam band sempit di ISM

2.4 GHz. Secara teori, standard ini dapat beroperasi sampai dengan 54 Mbps. Ini berarti bahwa komite 802.11 telah menghasilkan tiga LAN nirkabel berbeda dengan kecepatan tinggi : 802.11a, 802.11b, dan 802.11g dengan radius jangkauan sekitar 100 meter.

Wireless 802.11b/g beroperasi pada pita frekuensi 2400 MHz sampai 2483.50 MHz. Dari range frekuensi tersebut, dibagi menjadi 11 channel (masing-masing sebesar 5 MHz) dan berpusat di frekuensi berikut ini :  Channel 1 : 2,412 MHz  Channel 2 : 2,417 MHz  Channel 3 : 2,422 MHz  Channel 4 : 2,427 MHz  Channel 5 : 2,432 MHz  Channel 6 : 2,437 MHz  Channel 7 : 2,442 MHz  Channel 8 : 2,447 MHz  Channel 9 : 2,452 MHz

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -39-

 Channel 10 : 2,457 MHz  Channel 11 : 2,462 MHz

Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh teknologi 802.11 b adalah sebagai berikut :  Teknologi pertama kali yang bekerja pada frekuensi

2.4 GHz.  Kecepatan maksimum data ratenya 11 Mbps  Jarak jangkauannya sekitar 46 m (150 ft) untuk

pemasangan indoors, dan 96 m (300 ft) untuk pemasangan outdoors.

2.7.3 IEEE 802.11 g

Teknologi 802.11 g hampir sama dengan teknologi pada 802.11 b, hanya saja ada beberapa karakteristik yang berbeda, antara lain :  Maksimum data rate-nya mencapai 54 Mbps.  Kompatibel dengan teknologi 802.11b.

2.7.4 IEEE 802.11 n

IEEE 802.11n adalah sebuah perubahan standar jaringan nirkabel 802.11-2.007 IEEE untuk meningkatkan

- 40 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel - 40 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.0 dari spesifikasi IEEE 802.11n. Aliansi telah meningkatkan perangkat ini dengan tes kompatibilitas untuk beberapa perangkat tambahan yang diselesaikan setelah Draft 2.0. Semua produk bersertifikat draft-n tetap kompatibel dengan produk-produk standar terakhir. IEEE 802.11n didasarkan pada standar 802.11 sebelumnya dengan menambahkan Multiple-Input Multiple-Output (MIMO) dan 40 MHz ke lapisan saluran fisik (PHY), dan frame agregasi ke MAC layer. MIMO adalah teknologi yang menggunakan beberapa antena untuk menyampaikan informasi lebih lanjut secara koheren. Dua manfaat penting MIMO adalah menyediakan keragaman

antenna dan spasial multiplexing untuk 802.11n. Kemampuan lain teknologi MIMO adalah menyediakan Spatial Division Multiplexing

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -41-

(SDM). SDM secara spasial me-multiplexes beberapa stream data independen, ditransfer secara serentak dalam satu saluran spektral bandwidth. MIMO SDM dapat meningkatkan throughput data seperti jumlah dari pemecahan stream data spatial yang ditingkatkan. Setiap aliran spasial membutuhkan antena yang terpisah baik pada pemancar dan penerima. Di samping itu, teknologi MIMO memerlukan frekuensi radio yang terpisah dan analog-ke-digital converter untuk masing- masing

merubah biaya pembuatannya menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem non-MIMO. Saluran 40 MHz adalah fitur lain yang

802.11n yang menggandakan lebar saluran dari 20 MHz di 802.11 PHY sebelumnya untuk mengirimkan data. Hal ini memungkinkan untuk penggandaan kecepatan data PHY melebihi satu saluran 20 MHz. Hal ini dapat diaktifkan di

5 GHz mode, atau dalam 2.4 GHz jika ada pengetahuan yang tidak akan mengganggu beberapa 802.11 lainnya atau

sistem non-802.11 (seperti Bluetooth) menggunakan frekuensi yang sama. Arsitektur coupling MIMO dengan saluran bandwidth yang lebih luas

- 42 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel - 42 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Kelebihan versi 802.11n dibanding 802.11 sebelumnya adalah :

 Mampu mentransfer data seperti di “jalan tol wireless” sehingga menghemat waktu dan lebih cepat.  Terdapat kombinasi dua frekuensi wireless untuk performance

lebih baik. Fitur memperkecil jumlah data yang dibutuhkan untuk transfer file untuk memberi ruang lebih di jalur pengiriman file.

yang

 Wi-Fi 802.11n dapat mencapai kecepatan 600Mbps.  Jangkauan radius pemancar lebih luas, untuk indoor

sekitar 70 meter, sedangkan outdoor sampai dengan 250 meter.

 Banyak produk versi 802.11n yang diklaim lebih

bagus dibandingkan dengan performance 802.11g.  Menggunakan teknologi Multiple Input Multiple Output (MIMO).

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -43-

Secara ringkas, table perbandingan teknologi 801.11 beserta variannya adalah sebagai berikut :

Table 2.1. Varian dari 802.11

Catatan : 802.11y hanya diterapkan di Amerika Serikat.

2.7.5 IEEE 802.11 ac

Wireless IEEE 802.11ac adalah standar nirkabel 802.11 yang saat ini sedang dikembangkan yang akan memberikan throughput yang tinggi pada Wireless Local Area Network (WLAN) dengan frekuensi operasi 5 GHz. Secara teoritis, spesifikasi ini akan memungkinkan throughput multi-stasiun WLAN mimimal 1 Gbps dan throughput link maksimum minimal 500 Mbps. Hal ini dilakukan dengan memperluas konsep interface udara yang dianut oleh 802.11n, bandwidth RF lebih lebar

- 44 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

(sampai 160 MHz), lebih banyak spasial MIMO stream (hingga 8), MIMO multi-user, dan high-density modulation (hingga 256 QAM) .

Pada tanggal 20 Januari 2011, Spesifikasi Perdana Teknis Draft 0.1 telah dikonfirmasi oleh IEEE 802.11 TGac. Menurut penelitian, perangkat dengan spesifikasi 802.11ac diharapkan menjadi umum pada tahun 2015 dengan diperkirakan sebaran 1 miliar diseluruh dunia. Beberapa teknologi baru yang ditsmbshksn pada 802.11ac :  Channel bandwidth lebih lebar  Channel bandwith 80 MHz dan 160 MHz (vs

maksimum 40 MHz dalam 802.11n), 80 MHz wajib untuk stasiun, 160 MHz opsional

 Lebih banyak spasial MIMO stream  Mendukung hingga 8 spasial stream (vs 4 dalam

802.11n)  Multi-user MIMO (MU-MIMO)

o Multiple Stasiun, masing-masing dengan satu atau lebih banyak antena, mengirim atau menerima data

stream independen secara simultan. “Space Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -45-

Division Multiple Access” (SDMA) : aliran tidak dipisahkan dengan frekuensi, tetapi diselesaikan secara spasial, analog dengan model MIMO 802.11n o Downlink MU-MIMO (satu perangkat pemancar, perangkat penerima ganda) yang termasuk sebagai modus opsional

 Modulasi 256-QAM, rate 3/4 dan 5/6, ditambahkan sebagai mode opsional (vs 64-QAM, rate maksimum 5/6 802.11n)

 Single sounding dan feedback format untuk pembentukan beam (vs multiple dalam 802.11n)

 Modifikasi MAC (kebanyakan untuk mendukung perubahan diatas)

 Mekanisme koeksistensi untuk channel 20/40/80/160 MHz perangkat 11ac dan 11a/n perangkat

- 46 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Dalam bentuk Tabel, ringkasan dari masing-masing standar IEEE 802.X dapat dilihat seperti berikut ini.

Tabel 2.2 Ringkasan dari IEEE 802.11a-11v

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -47-

- 48 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -49-

- 50 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

2.8. Metode Pemilihan Antenna untuk Aplikasi ISM

Industrial, Scientific and Medical (ISM) radio bands adalah suatu band radio (bagian dari spectrum radio) yang bertanggung

jawab terhadap pengaturan penggunaan radio frequency (RF) untuk kebutuhan industrial, scientific dan medical. Antenna merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu sistem komunikasi radio. Antenna dapat digunakan untuk aplikasi Point to Point ataupun Multipoint.

2.8.1 Aplikasi Point to Point

Untuk aplikasi point ke point, maka diperlukan suatu antenna pengarah dengan penguatan yang tinggi (high- gain directional antennas). Dengan adanya sinyal yang kuat, maka akan dapat merekduksi noise ataupun interferensi yang ada disekitarnya. Berdasarkan aturan dari Federal Communications Commiussion (FCC) dengan frekuensi 2.4GHz serta pengutannya sebesar

24 dBi antenna,maka maksimum transmittnya adalah sebesar 24 dBm.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -51-

Jenis antenna yang sering digunakan untuk aplikasi Point to Point adalah Grid Antenna, seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.15. Contoh 24dBi directional Antenna dengan

polarisasi vertikal

2.8.2 Aplikasi Multi-Point

Sistem multipoint merupakan tipe koneksi yang mempunyai sebuah node (antenna / concentrator) dan sejumlah subscriber node. Setiap subscriber nodes dapat berkomunikasi secara langsung dengan node tersebut. Sebuat node harus mempunyai suatu beam yang cukup agar semua subscriber node dapat berkomunikasi dengan baik kepadanya. Dengan

- 52 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel - 52 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Gambar 2.16. Omnidirectional Antenna dan Pola Radiasinya

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -53-

Antenna omnidirectional mempunyai pola radiasi yang menyebar

segala arah. Dalam pemasangannya biasanya dilakukan pada tower atap atap bagian paling atas setalah penangkal petir.

hampir

ke

2.8.3 Parameter Pada Antenna

Antenna mempunyai beberapa parameter yang menunjukkan spesifikasi dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu antenna. Beberapa parameter tersebut antara lain:  Frequency Range

Frequency range merupakan suatu area dimana suatu antenna bekerja. Sebagai contoh, antenna bekerja pada range frequency 2400-2460 MHz.

 Beamwidth Merupakan sudut deviasi dari titik pusat beam dimana signal turun sebesar 3 dB dari nilai maksimumnya.

 Gain Merupakan penguatan dari suatu antenna, biasanya diukur dalam satuan dB.

- 54 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

 Front/Back ratio Seberapa baik suatu antenna daapt menerima sinyal dari sidelobes bagian belakang dari antenna.

 Polarisasi Antenna Merupakan arah polarisasi dari suatu antenna, biasanya terdiri dari 2 macam polarisasi yaitu polarisasi vertical dan horizontal.

 Rated wind velocity/Horizontal thrust at rated wind. Suatu kemampuan antenna untuk menghande dari terpaan angin dengan bebab yang dimiliki oleh antenna tersebut.

2.11. Soal Latihan

1. Jelaskan fungsi dari Antena dan sebutkan jenis-jenis antena berdasarkan pola radiasinya!

2. Apa yang dimaksud dengan Radiasi Gelombang Elektromagnetik?

3. Jelaskan perbedaan antara Bandwidth dengan Beamwidth!

4. Mengapa Impedansi perlu diperhatikan ketika kita menghubungkan antena dengan menggunakan kabel?

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -55-

5. Bagaimana cara mengukur penguatan Antena?

6. Jelaskan perbedaan antara IEEE 802.11 a/b/g dan n

7. Jelaskan parameter apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan antenna!

8. Sebutkan parameter-parameter yang dimiliki oleh suatu antenna!

9. Jelaskan perbedaan antara polarisasi vertical dan polarisasi horizontal!

10. Apa yang saudara ketahui tentang Channel? Jelaskan!

2.12. Referensi

John

D. Krous, Antenas, McGraw-Hill Book Company,1988.

http://www.akateljakarta.weebly.com-uploads-Fantena- bab1.doc

file:///C:/CISCO_CCNA/Discovery1_English/theme/cheet ah.html?cid=0400000000&l1=en&l2=none&chapter =7

http://www.afar.net/tutorials/antennas/

http://www.wlanmall.com/wireless_faq.php

- 56 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel - 56 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

http://www.wlanantennas.com/information.php?info_id=7

http://www.dono.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/antena. doc

http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/WiFi :_Menghitung_Link_Budget

http://myteks.wordpress.com/2011/05/17/wireless-lan- 802-11abgny-apa-bedanya/

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -57-

BAB III MERAKIT MINI TOWER ANTENA

Tujuan Diklat

Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan tentang langkah-langkah merakit mini tower antena

2. Melakukan perakitan Mini Tower Antena dengan baik dan benar

Waktu Diklat

Diklat ini direncanakan selama 5 jam Pelajaran.

Materi Diklat

Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan seperti halaman berikut ini.

- 58 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

3.1. Mini Tower Antena

Mini Tower Antena (MTA) merupakan suatu Tower Antena yang berukuran Mini (kecil), serta digunakan untuk melakukan Praktikum merakit mini tower bagi peserta pelatihan. Model Mini Tower Antena digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Model Mini Tower Antenna

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -59-

3.2. Merakit Mini Tower Antena

Agar Mini Tower Antena dapat digunakan dengan baik, maka harus dilakukan perakitan secara benar. Mini Tower Antenna ini dibuat menggunakan plat dengan ketebalan 2 mm dan beton eser dengan diameter 8 mm. Besi beton eser tersebut dibuat dengan model triangle dengan tinggi masing-masing potongan sekitar 100 mm. Cara perakitan Mini Tower Antena ditunjukkan seperti gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Merakit Mini Tower Antena

- 60 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Langkah-langkah merakit Mini Tower Antena adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan Alat dan Bahan yang digunakan (Mini

Tower Antena, Mur Baut dan Kunci Pas ukuran 14).  Rakitlah mulai dari bagian yang paling bawah (dudukan), kemudian berurutan sampai ke spit (top off) Mini Tower Antenna.

 Kuatkan (kencangkan) masing-masing Mur-Baut dengan benar menggunakan kunci pas 14.

3.3. Soal Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan Mini Tower Antena?

2. Jelaskan Fungsi Mini Tower Antena!

3. Jelaskan langkah-langkah cara merakit Mini Tower

Antena!

3.4. Referensi

 Siyamta, Wireless LAN Trainer, Program Inovasi 2010 P4TK/VEDC Malang.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -61-

BAB IV MERAKIT ANTENA GRID

Tujuan Diklat

Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan tentang langkah-langkah merakit Grid Antenna.

2. Melakukan perakitan Antenna Grid dengan baik dan benar.

3. Melakukan pemasangan Antenna Grid pada Mini Tower Antenna.

Waktu Diklat

Diklat ini direncanakan selama 5 jam Pelajaran.

Materi Diklat

Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan seperti halaman berikut ini.

- 62 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

4.1 Langkah-langkah Merakit Antenna Grid

Antenna Grid merupakan salah satu contoh antenna pengarah (directional antenna) yang berbentuk parabolic sebagai reflector dengan impedansi sebesar 50 Ohm. Connector yang digunakan adalan tipe N female. Salah satu contoh cara merakit Antenna Grid ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.1 Merakit Antenna Grid

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -63-

Untuk merakitnya tidak diperlukan skill yang terlalu tinggi karena semua bagian sudah tersedia dengan baik dan hanya terdiri dari 3 bagian yaitu parabolic/grid antenna, dudukan antenna dan antennanya sendiri.

Untuk melakukan perakitan Antenna Grid, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :  Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

(seperangkat grid antenna dan kunci pas ukuran 14).  Memasang kedua buah reflector-nya dengan cara menggabungkannya

kemudian dikuatkan menggunakan mur baut.  Memasang Antenna pada bagian tengah reflector, kemudian menguatkan 4 buah mur baut yang ada pada keempat sisinya.

- 64 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

4.2 Memasang Grid Antenna Pada Mini Tower Antenna

Cara pemasangan Antenna Grid pada Mini Tower Antenna ditunjukkan seperti gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2 Cara memasang Bullet pada Grid Antena

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -65-

Langkah-langkah memasang Antenna Grid pada Mini Tower Antenna adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan Mini Tower Antenna dan Antenna Grid yang sudah dirakit.  Melepas 2 buah klem Antenna yang ada pada dudukan Antenna Grid, dengan cara melepas keempat Mur yang terpasang pada dudukan Antenna.

 Meletakkan dudukan Antenna Grid pada spit (top off) Mini Tower Antenna, kemudian memasang 2 buah klem Antenna.

 Menguatkan keempat Mur yang ada pada dudukan antenna.

4.3 Soal Latihan

1. Jelaskan langkah-langkah cara merakit Antenna Grid!

2. Jelaskan bagaimana cara pemasangan Antenna Grid pada Mini Tower Antenna!

4.4. Referensi

 Siyamta, Wireless LAN Trainer, Program Inovasi 2010 P4TK/VEDC Malang.

- 66 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

BAB V MEMASANG BULLET PADA GRID ANTENA

Tujuan Diklat

Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan tentang langkah-langkah memasang Bullet pada Grid Antena

2. Melakukan pemasangan Bullet pada Grid Antena

Waktu Diklat

Diklat ini direncanakan selama 5 jam Pelajaran.

Materi Diklat

Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan seperti halaman berikut ini.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -67-

5.1. Bullet

Bullet merupakan penguat daya Radio Frequency (RF) yang dilengkapi dengan software AirOS yang diproduksi oleh Ubiquity Networks. Di dalam Bullets terdapat embedded system yang sudah diincludkan dalam hardware. Dengan Bullet ini kita dapat mengkonfigurasi yang berkaitan dengan fungsi daripada Bullet tersebut. Bullet beserta pengkabelannya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5.1 Bullet dan Sistem Pengkabelan

- 68 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

Bullet terdiri dari Body, N Type Connector, Cap dan Gasket serta Ethernet kabel untuk memberikan daya (power supply) melalui kabel UTP dan konektor RJ 45. Melalui kabel ini, tegangan akan disupplay dari PoE dan juga lalu lintas data baik dari antenna maupun ke antenna.

5.2. Memasang Bullet Pada Grid Antena

Agar Bullet dapat berfungsi dengan baik, maka harus diberikan 2 buah kabel, yaitu kabel UTP dengan konektor RJ 45 dari PoE dan kabel Koaksial RG 8 menuju Antenna Grid atau Antenna lainnya. Langkah- langkah memasang Bullet pada Grid Antena adalah sebagai berikut :

 Siapkan Bullet, Grid Antena dan Kabel.  Putar kearah kiri pada N-Type Konektor sebelum

dimasukkan ke Ujung kabel Koaksial dari Grid Antena.

 Kuatkan N-Type konektor agar Bullet tidak terlepas  Masukkan ujung RJ 45 pada bagian bawah Bullet

yang ada terminal RJ 45 Female.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -69-

 Tutuplah Bullet menggunakan penutup anti air hujan, agar tidak kemasukan air, terutama kalau dipasang diluar rumah (outdoor).

Cara pemasangan Bullet ditunjukkan seperti gambar 5.2 berikut ini.

Gambar 5.2 Cara memasang Bullet pada Grid Antena

- 70 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

5.3. Soal Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan Bullet?

2. Jelaskan Fungsi Bullet!

3. Sebutkan jenis konektor yang ada pada Bullet 2?

4. Jelaskan langkah-langkah cara memasang Bullet pada Antenna Grid!

5.4. Referensi

 Siyamta, Wireless LAN Trainer, Program Inovasi 2010 P4TK/VEDC Malang.

Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -71-

BAB VI MENGKONFIGURASI BULLET

Tujuan Diklat

Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan tentang langkah-langkah cara mengkonfigurasi Bullet.

2. Melakukan konfigurasi Bullet dengan baik dan benar.

3. Melakukan koneksi antara Antenna Grid dengan Access Point.

4. Melakukan koneksi antara Antenna Grid dengan Antenna Omni.

Waktu Diklat

Diklat ini direncanakan selama 10 jam Pelajaran.

Materi Diklat

Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan yang dijelaskan pada halaman berikutnya.

- 72 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

6.1 Pengantar Tentang Bullet