Pemikiran Amien Rais Tentang Kekuasaan (Studi Analisis Konsep Kekuasaan Pada Pasca Reformasi)

Bab II Biografi Amien Rais Dalam bab ini, secara ringkas akan dipaparkan sepak terjang Amien Rais pada

  pasca reformasi, riwayat hidup Amien Rais, keadilan sosial politik Negara Indonesia disaat Amien Rais belum menjabat sebagai ketua MPR dan karir politik Amien Rais di Indonesia. Maksudnya adalah untuk memberikan gambaran siapa Amien Rais tersebut. Dengan begitu dapat memudahkan para pembaca dikemudian hari.

  Sifat – sifat jujur, istiqamah, dan berani melakukan amar ma’ruf nahi munkar yang dimilikinya ini, tidak lepas dari bimbingan Ibundanya Ny.Hj.Sudalmiyah, seorang aktivis Aisyiyah Surakarta serta guru agama di SGKP (Sekolah Guru Kepandaian Putri) Negeri dan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) Aisyiyah Surakarta.

  Ibunya sangat menekankan disiplin dan rasional, baik dalam hal adat maupun agama, dan terkadang terkesan galak di mata anak – anaknya.

  Lewat Ibunya itulah Amien mulai menyadari konsekuensi dan resiko melakukan amar ma’ruh nahi munkar sejak kecil. “Saya dulu dididik oleh ibu untuk beramar ma’ruf. Menurut beliau, untuk melakukan amar ma’ruf itu tidak ada resikonya. Orang yang tidak setuju pun tidak marah. Akan tetapi, kalau nahi munkar , banyak resikonya,” kata Amien. Amien Rais dilahirkan di Solo, 26 April 1944. Ayahnya bernama Suhud Rais dan Ibunya bernama Sudalmiyah. Amien Rais adalah anak kedua dari enam bersaudara. Urutan saudaranya adalah Fatimah Rais, Amien Rais, Abdul Rozaq Rais, Siti Aisyah Rais, Achmad Dahlan Rais, dan Siti Aisyah Rais. Keluarga Amien Rais berasal dari kalangan santri modernis. Ayahnya lulusan Mualimin Muhammadiyah dan bekerja sebagai pegawai kantor Departemen

12 Agama. Ibunya pernah menjabat ketua Aisyiyah (Anak Oraganisasi

  Muhammadiyah di bidang perempuan) Muhammadiyah Surakarta, Ibunya juga mengajar di SGKP (Sekolah Guru Kepandaian Putri) Negeri dan sekolah Bidan Aisyiyah Surakarta. Kakeknya bernama Wiryosoedarmo adalah pendiri Muhammadiyah Gombong Jateng.

  Intelektual dan kritis wacan politik di Indonesia. Banyak orang yang berkata dan berpendapat bahwa Amien pakar suksesi dan penyuara keadilan sosial yang berani mengkritik berbagai wajah kesenjangan dan ketidakadilan sosial yang dinilai merupakan bagian dari bencana nasional yang kronis. Karena itu, dihadapan berbagai bentuk syirik politik ia menganjurkan untuk bangsa Indonesia untuk melakukan tobat nasional. Baginya, sikap kritis itu bukan sesuatu yang luar biasa karena aturan Islam menyuruhnya kritis. “Qulil-haqqa walau kaana murra” nyatakanlah kebenaran meski terasa getir, begitulah hadist yang sering dikutipnya.

  Amien dinobatkan majalah Ummat sebagai tokoh 1997 dan kemudian ia juga 12 mendapat penghargaan berupa UII Awards dari Universitas Islam Indonesia,

  Ibid ., hal.18 Yogyakarta atas komitmennya menempuh perjuangan dakwah Amar Ma’ruf Nahi

13 Munkar. Sebagai intelktual Islam dan sekaligus ilmuwan politik, ia merupakan kolumnis yang tergolong produktif dalam menuangkan gagasan – gagasannya.

  Amien telah banyak menghasilkan sejumlah hasil karya – karyanya seperti Cakrawala Islam, Keajaiban Kekuasaan, Moralitas Muhammadiyah, Visi dan Misi Muhammadiyah, dan lain – lain. Pakar politik dari Universitas Gajah Mada tersebut, kini juga menjadi intelektual pertama yang duduk di pucuk pimpinan Muhammadiyah, Organisasi keagamaan modernis tersebar di Indonesia.

2.1. Pendidikan dan Pengalaman Politik Amien Rais

  Jenjang pendidikan Amien Rais sejak taman kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) berada di Sekolahan Muhammadiyah. Ia mengawali Sekolah pada tahun 1956 di Sekolah Dasar Hukum Muhammadiyah dilanjutkan di Sekolah Menengah Pertama tahun 1959 dan Sekolah Menengah Atas tahun 1962. Ia juga mengikuti pendidikan agama di Mambaul Ulum dekat Masjid Agung Surakarta yang kemudian pindah ke Madrasah Al-Islam di kota yang sama, pada masa itu sistem pengajaran Sekolah swasta masih berinduk pada Sekolah pemerintah

  

  (Negeri) rang tuanya sangat moderat dalam mendidik anak-anaknya. Prestasi 13 Amien Rais di Sekolahnya dapat dikatakan baik. Sebelum dan setelah lulus Amien hal.23. 14 Ibid.,

  Firdaus Syam, Amien Rais Politisi yang Merakyat dan Intelektual yang Shaleh (Jakarta: Al-Kautsar,2003), hal.260-261. Lihat juga dalam Idris Taha, Demokrasi Religius, hal.110 sempat bingung untuk menentukan pilihan mau melanjutkan studinya. Ibunya minta agar melanjutkan studi ke al-Azhar, sementara Ayahnya menginginkan di UGM.

  Waktu itu ia diterima di Fakultas ISIPOL, karena Amien berhasrat menjadi diplomat. Sebagai anak yang baik Amien tidak ingin mengecewakan Ibunya kemudian mendaftarkan ke Fakultas Tarbiyah di IAIN dan diterima hanya sampai sarjana muda karena ada larangan dari pemerintah waktu itu untuk studi ganda dengan sangat terpaksa akhirnya ia meninggalkan IAIN Sunan Kalijaga tahun 1967. Namun harapan Ibunya terkabul karena Amien selama satu tahun (1978-1979) menjadi Mahasiswa luar biasa di Fakultas Bahasa Universitas al-Azhar di Kairo Mesir. Amien melaksanakan sarjananya tahun 1968 dengan predikat terbaik di angkatannya, dengan nilai skripsinya mendapat nilai A dengan judul “Mengapa Politik Luar Negeri Israel Berorentasi Pro Barat”, sehingga menghantarkannya studi di Amerika untuk mengikuti program master di University of Notre Dame dan selesai tahun 1974 dengan tesisnya berjudul “Politik Luar Negeri Mesir di Bawah Anwar Sadat dengan Moscow”, dari Universitas itulah ia memperoleh sertifikat studi tentang Soviet dan

15 Negara Eropa Timur .

  Sejak kecil hingga dewasa Amien selalu bergaul dengan tradisi dan budaya modern Barat. Hal itu dapat dilihat dari latar belakang kehidupan ketika kecil dan 15 perjalanan pendidikannya yang sedikit banyak berpengaruh terhadap corak pemikiran

  M.Najib dan Kuat, Amien Rais, hal.18-19 ke depan. Keluarga terutama sang Ibu terlahir dan dibesarkan dalam pendidikan Barat model Belanda. Sang Ibupun menekankan pola ataupun sistem yang menjadi ciri dari kebudayaan Barat yaitu kedisiplinan, kejujuran, transparansi, berani tampil di muka

  

  dan lain-lain . Pola dan sistem kehidupan modern terus melekat pada diri Amien ketika dia dibesarkan di Muhammadiyah yang dikenal sebagai organisasi modern.

   Sebagai organisasi modern prinsip rasioanalitas sangat kental dan dominan . Di

  Muhammadiyah nilai-nilai budaya dan tata kehidupan sosial dikembangkan berdasarkan prinsip ibadah dan rasionalitas. pola hidup sehat, tertur, bersih, integrasi, dan dedikasi yang tinggi serta kedisiplinan setidaknya menjadi ciri dari modernitas yang ada pada tubuh Muhammadiyah. Pengaruh dan hubungan dengan budaya Barat pun terus berkembang ketika ia melanjutkan studi ke Amerika. Di sinilah Amien mengenal budaya Amerika lebih dalam khusunya tentang nalar dan demokrasi yang bersumber dari buku-buku teks dimeja koleksinya. Pengalam kehidupan organisasi, di Amerika Amien pernah bertemu Syafii Ma’arif dan Nurcholis Majid yang menjadi teman diskusi dan bertukar pikiran tentang banyak hal terutama yang menyangkut

   tentang Indonesia, kemiskinan, dan demokrasi .

  Di Amerika potensi intelektualitas Amien lebih berkembang karena fasilitas dan akses serta partner lebih mendukung. Di Amerika banyak tersedia koleksi 16 perpustakaan yang lengkap dan lebih banyak, serta juga banyak berkembang tokoh-

  ,.hal.18-19 17 Ibid 18 Zaim Uchrowi, Muhammad Amien Rais, hal.137.

  Ibid , hal.137 tokoh intelektual dan kawan diskusi yang beragam. Orang-orang intelektual yang dulu pernah belajar disana sewaktu menjadi kuliah, kemudian kembali ke daerah asalnya ternyata lebih tajam. Amien bersama kawan-kawan semasanya pernah mendirikan wadah intelektual di Yogyakarta dengan nama Limeted groupdengan Profesor Mukti Ali sebagai mentornya. Dahulu limited groupini adalah wadah intelektual yang disegani karena di dalamnya berkumpul tokoh-tokoh akademis dan

   para aktivis zamannya, Ahmad Wahidpun pernah berkecimpung didalamnya .

  Sebelum berangkat ke amerika Amien adalah dosen tetap di fakultas ISIPOL UGM tahun 1970. Sepulang dari Amerika Amien langsung kembali mengajar dan pernah menjadi Ketua Jurusan Hubungan Internasional. Selain mengajar di UGM ia juga pernah menjabat Rektor 1 di bidang Akademik dan kepala LP3M di salah satu Universitas di Yogyakarta. Semenjak ia memimpin Partai PAN (Partai Amanat Nasional) ia mengundurkan diri dari staf pengajarnya dan sebagai Rektor 1 di UMY.

  Selain sebagai akademis ia juga sebagai seorang cendikiawan atau

  

  intelektual . Oleh karena itu ia juga pernah menjabat sebagai pimpinan umum dari redaksi majalah Proaktif, majalah Media Inovasi, majalah Suara Muhammadiyah, dan ikut membidani majalah Replubikakemudian ia menjadi dewan redaksi dan pernah menjadi penulis tetap di kolom Resonansi. Dari semangamat intelektualnya 19 tidak pernah berhenti, Amien dan teman-temannya membangun institusi yang diberi 20 Ibid ,hal.138.

  Zaim Uchrowi, Muhammad Amien Rais, hal.137. nama PPSK (Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan). Selain itu juga Amien dan kawan-kawan mendirikan Yayasan Sholahudin UGM dan menjadi ketua Yayasan tersebut, di dalam Yayasan tersebut berdiri pondok Pesantren yang diberi nama Budi Mulia. Budi Mulia adalah tempat bagi mereka yang mau belajar Ilmu Umum dan Agama. Amien juga mempelopori lahirnya ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim

  

Indonesia) dan ikut sebagai dewan pakar . Itu masih ditambah dengan jabatan

  sebagai Direktur Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK)

2.2. Aksi, Pemikiran, dan karya-karyanya

  Amien merupakan anak didik dari Muhammadiyah, diapun langsung bergabung dan aktif dipersyarikatan ini. Karena kepintaran, kecerdasannya Amien langsung menduduki pos-pos penting di Muhammadiyah. Pada tahun 1985 tepatnya Muktamar yang ke-41 di Surakarta, Amien menjadi ketua majelis tabligh pimpinan pusat periode 1990-1995. Pada tahun 1994 Ahmad Basyir menjabat sebagai ketua umum PP.Muhammadiyah meninggal dunia, Amien menjabat sebagai pejabat sementara (pjs) sebagai ketua umum Muhammadiyah sampai tahun 1995. Ketika muktamar yang ke-43 yang digelar di Banda Aceh berhasil menghantarkan Amien

  Amien 21 telah menjadi seorang intelektual Muslim yang disegani dan berpengaruh, ia telah ,hal.137 22 Ibid

  Ahmad Bahar, Amien Rais: Gagasan dan Pemikiran Menggapai Masa Depan Indonesia Baru (Yogyakarta: Pena Cendikia,1998),hal.14. masuk dalam jajaran elite intelektual Indonesia yang didengar, diperhitungkan, dan pemikirannya. Ia tidak bosan mengungkapkan berbagai bentuk anomali sosial dan

   politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara .

  Dengan keberanian dan kritisnya Amien membuat pemikiran-pemikiran segar dengan mengkritik penyalahgunaan kekuasaan dan hutang, KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan praktek menyengsarakan rakyat yang dipratekkan pada masa Orde Baru yang termanifes dalam sosok Soeharto. Reformasi yang ia gulirkan telah merubah kehidupannya dari akademisi dan intelektual menjadi seorang politisi yang harus terjun kedalam politik praktis. Reformasi 1998 telah meluncurkan kebimbangan pada dirinya untuk menentukan dan mengarahkan proses reformasi yang sedang berjalan atau kembali menjadi akademis dan intelektual. Kondisi seperti menuntut Amien untuk tidak meninggalkan gelanggang pertarungan untuk terjun ke Dunia politik.

  Sebelum memutuskan untuk berani terjun ke Dunia politik amien telah

  

  melakukan ijtihad politik terlbih dahulu . Ijtihad tersebut lantaran dia berada pada posisi yang amat sulit dan dipengaruhi beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang menjadikannya untuk melekukan ijtihad politik adalah ketika dia berkeinginan 23 kembali ke kampus atau menjadi intelektual dan memimpin Muhammadiyah serta

  Umaruddin Masdar, Membaca Pemikiran Gus Dur dan Amien Rais Tentang Demokrasi (Yogyakarta: Penerbit 24 Pustaka, 1999),hal.83 Isitlah yang digunakan Amien ketika harus memilih terjun ke politik desakan dari luar yang menginginkan Amien untuk bergabung dalam partai PBB (partai bulan bintang) dan PPP (partai persatuan pembangunan) dan ada pula mendesak Amien untuk mendirikan partai baru. Setalah melalui pertimbangan- pertimbangan yang sangat sulit akhirnya Amien memutuskan untuk terjun ke dunia politik praktis untuk meneruskan dan mengawal reformasi. Amien berijtihad untuk mengundurkan diri sementara waktu dari kampus dan Muhammadiyah serta tidak memilih untuk bergabung dengan partai PBB dan PPP . bersama dengan teman- temannya Amien mendirikan PAN sebagai partai inklusif. PAN didirikan pada tanggal 23 agustus tahun 1998 di Istana Negara.PAN memasukan nama-nama tokoh,

   lintas Agama, lintas ras, lintas etnis dalam komposisi kepengurusannya .

  PAN tidak hanya bisa diisi oleh kalangan Muhammadiyah melainkan pula mereka yang berlatar belakang sosialisme, Kristen, Katholik dan sebagainya. PAN dilahirkan dengan misi dan cita-cita yang berakar pada moral agama, kemanusiaan dan penghargaan yang tulus kepada kemajukan sebagai ciri utama bangsa Indonesia.

  Dan kemajukan itu diperlukan guna membangun kerjasama lintas etnik, agama, dan golongan guna mencapai cita-cita bangsa. PAN percaya bahwa diskriminasi dan partikularisme yang dilembagakan dalam kehidupan kepartaian justru akan membebani usaha mencapai cita-cita bersama, maka yang dibutuhkan suatu parpol 25 adalah melembagakan kemajukan. Dengan kata lain, PAN berprinsip non-sektarian

  Mufti Mubarok, H.Mahtum Maestoem Dkk, Amien Rais Perjalanan Menuju Kursi Presiden (Jakarta: Paragon,1998), hal.23. dan non-diskriminatif. Dan keputusan mendirikan PAN dapat dilihat sebagai kemampuan Amien dalam meluaskan pergaulan lintas sosial.

  Amien juga diangkat sebagai ketua umum partai inklusif ini, sebuah partai yang menjajikan akan kedaulatan rakyat, demokrasi, kemajuan dan keadilan sosial.

  Semenjak Amien menjadi tokoh politik terkemuka di Indonesia pasca reformasi 1998, Amien juga menduduki sebagai ketua MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), lembaga tertinggi Negara, wadah kedaulatan rakyat kala itu. Terpilihnya Amien sebagai ketua MPR merupakan surprise, jarang yang menduga bahwa Amien akan tampil sebagai ketua MPR. Tidak adanya dugaan itu karena partai Amien tidak memperoleh suara terbanyak, dengan strategi poros tengahnya dia berhasil menduduki jabatan sebagai ketua MPR pada sidang umum MPR tahun1999 untuk

   periode tahun 1999-2004 .

  Amien juga sebagai publik figur yang tidak lepas dari sorotan media massa dan menjadi perbincangan para intelektual Indonesia, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kuntowijoyo: “Indonesia beruntung mempunyai publik figur seperti Amien Rais, karena pertama pada zaman global dan cepat berubah ini masyarakat Indonesia masih memiliki figur pemimpin yang dapat dijadikan panutan keteladanan dan bersikap istiqomah dan simbol perjuangan dalam kegigihannya menuntut tegaknya

26 M.Najib, Melawan Arus Pemikiran dan Langkah Politik Amien Rais (Jakarta: Serambi, 1999), hal.5-6

  

  keadilan. ” kedua, perhatinnya pada masyarakat bawah atas satu keadilan ekonomi dan politik, begitu kuat memancarkan sosok sebagai pemimpin. Amien tidak malu untuk berkeliling sampai tingkat ranting hanya untuk sekedar bertatap muka dengan masyarakat bawah dan berdialog langsung dengan masyarakat untuk membicarakan masalah ada pada masyarakat kalangan bawah. Ketiga, memiliki visi jauh ke depan, visi ini penting bagi tokoh yang hidup ditengah-tengah masyarakat plural dan terutama dalam menghadapi tantangan global yang kian lama semakin komplek. Visi ini pula yang mendorong Amien untuk menghargai pendapat, bersifat terbuka, menghargai perbedaan pendapat, serta memiliki tujuan terarah dan jelas dalam

   membawa masyarakat menuju masyarakat adil dan beradap.

2.3. Dari Seorang Pengagum, Hingga Dijuluki “Natsir Muda”

  Salah tokoh muslim nasional yan sering menjadi idola dilingkungan Muslim

  

  modernis adalah Muhammad Natsir . Semasa hidupnya, Muhammad Natsir yang juga pernah menjabat sebagai orang nomor satu Masyumi, dikenal sebagai orang yang selalu terbuka terhadap siapa saja, termasuk orang yang berbeda Agama dan aliran. Hanya dengan orang komunis saja yang tidak mau kompromi. Kekerasan 27 sikap Muhammad Natsir dalam soal komunis tampak ketika dirinya menolak konsep

  Dikutip oleh Harnawi: dalam pengantar Tauhid Sosial: Formula Menggempur Kesenjangan Sosial (Bandung: 28 Mizan,1998).hal.12 ,hal.12. 29 Ibid Sebagai seorang tokoh Muslim modernis kenamaan, pemikiran dan perjuangan Muhammad Natsir pernah diseminarkan dengan tema, pemikiran dan perjuangan Muhammad Natsir, di Jakarta,16-17 Juli 1994. yang ditawarkan Presiden Soekarno, yaitu Nasionalisme, Agama, dan kominis, yang kemudian terkenal dengan sebutan Nasakom. Karakteristiknya lainnya, Muhammad Natsir termasuk figur yang kritis, berbicaranya lugas dan tegas. Selain itu, sebagaimana kebanyakan muslim modernis, pemikiran Muhammad Natsir juga tampak formal-legalistik.

  Muhammad Natsir juga termasuk tokoh yang cenderung manafsirkan doktrin sosial politik Islam kontemporer, sering dikategorikan sebagai kecenderungan kearah

  

  “modernisme”. Sebagai figur yang menjadi idola, tentu saja banyak orang, terlebih dari cendikiawan muslim modernis, yang berusaha untuk meniru jalan pemikiran, perjuangan, dan juga sikap politik Muhammad Natsir. Atau paling tidak mencoba mencari, siapa saja yang sekiranya pantas untuk dapat mewarisi pemikiran, perjuangan, dan sikap politik dari Muhammad Natsir. Sosok M.Natsir merupakan salah satu figur rujukannya disamping Amien juga sangat apresiatif kepada Sayyid Qutb, Maududi, Ali Shari’ati yang kurang lebih banyak mempengaruhi pemikirannya.pada awal kedatangannya dari Amerika Serikat, Amien Rais tampak menunjukan dengan sangat transparan kebencian terhadap Kapitalisme-liberalisme,

  

sekularisme . Amien juga sering memperlajari ajaran Marxisme-Sosialisme. Bukan

  hanya itu, Amien Rais dalam beberapa hal ssering menunjukan kemarahannya 30 terhadap Barat, khususnya Amerika Serikat yang terkadang bersikap ambivlen

  Yusril Ihza Mahendra,”Muhammad Natsir dan Sayyid Abul Aila al-Maududi: Tela’ah tentang Dinamika Islam dan Transformasinya ke dalam Ideologi Sosial dan Politik”, dalam Anwar Hardjono,dkk., Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir , (Jakarta: Pustaka Firdaus,1994), hal.79.

  (munafik) dalam menjalankan politik luar Negerinya, terlebih terhadap Negara-negara Islam atau Negara berpenduduk mayoritas Islam.

  Sikap kritisnya terhadap Barat agaknya bisa dipahami, mengingat rembesan -

  

  rembesan ideologi Barat sangat prenetatif terhadap kaum Muslim selama ini, dan ini akan semakin memperkuat tesis Samuel Huntington tentang Clash of Civilization, bentrok antar peradaban, yaitu peradaban Islam dan Barat. Sikap kerasnya terhadap Barat itu sebenarnya tak begitu mengherankan, apalagi figur umat Islam Indonesia yang amat dikagumi Amien adalah Natsir. Tentang hal ini, Cak Nun pun sempat

  

  berkomentar: “Dia itu sangat Natsiris.” Pada diri Natsir tampak sosok seorang aktivis Islam yang amat tajam kritik-kritiknya terhadap pemikiran Barat alias para orientalis atau pun yang kini dikenal sebagai “Islamisis” itu. Dan, Amien muda begitu mengagumi sosok Natsir yang kritis terhadap Barat.

  M.Amien Rais sangat banyak mewarisi ilmu, semangat dan nafas perjuangan M.Natsir. semula Nurcholis Madjid sempat disebut sebagai “Natsir Muda”. Namun, ketika ia mulai lancarkan ide “sekularisme” yang menghebohkan itu, cap “Natsir Muda” untuk Cak Nur mulai tanggal. Sebab gagasan sekularisme itu sendiri dianggap bertentangan dengan nafas dan semangat perjuangan M.Natsir yang sangat intens 31 sekali memperhatikan Islam. Hubungan yang akrab antara Amien dengan Natsir itu

  Dedi jamaluddin Malik, Idi Subandy Ibrahim, Zaman Baru Islam Indonesia: Pemikiran dan Aksi Politik , (Bandung: Zaman,1998), hal.111- Abdurrahman Wahid,M.Amien Rais, Nurcholis Madjid, Jalaluddin Rakhmat 32 112.

  Ibid ,hal.112. sudah diketahui umum. Kalangan keluarga Bulan Bintang pun tidak ada yang menyanggah bahwa Amien adalah tokoh yang seolah-olah sudah menjadi “anak” dari M.Natsir.

  Secara intelektual maupun dari nafas perjuangan, gerak langkah Amien adalah sangat dekat Natsir . Amien Rais pun tanpa ragu-ragu mengatakan bahwa dia berdarah masyumi, “saya memang Natsirin dan keturunan Masyumi asli”. Dia mengakui, M.Natsir adalah guru saya, ayah dan juga seorang panutan yang sangat

   dihormatinya.

  BIODATA

  Nama : Prof. Dr. H.M.Amien Rais Tempat/tgl.lahir : Solo, 26 April 1944 Istri : Kusnariyati Sri Rahayu Anak : 1.

  Ahmad Hanafi 2. Hanum Salsabiela 3. Ahmad Mumtaz 4. 33 Tasnim Fauzia M.Amien Rais, Sikap kami. Surabaya: Pustaka anda,1999.hal.180-182.

5. Ahmad Baihaqy

  Pendidikan:

  • SD Muhammadiyah, Solo, 1956
  • SMP Muhammadiyah, Solo, 1959
  • SMA Muhammadiyah, Solo, 1962
  • Fakultas Tarbiyah, IAIN Sunan Kalijaga, Yogykarta, 1968
  • Sarjana Jurusan Hubungan Internasional, Fisipol UGM, Yogyakarta, 1969
  • M.A. dari University of Norte Dame, USA, 1974
  • Mahaisiwa luar biasa, Departemen Bahasa, Universitas Al-Azhar , Mesir 1979
  • Ph.D. dari University of Chicago, USA, 1981
  • Post Doctoral, George Whasington Unversity dan UCLA, USA, 1988-1989

  Pengalaman Kerja:

  • Dosen Fisipol UGM, Yogyakarta, 1969-1999
  • Direktur Pusat Pengakjian dan Studi Kebijakan Politik, 1988
  • Ketua Dewan Direktur PPSK Yogyakarta, sejak 1989
  • Ilmuwan Senior BPPT, 1991
  • Senior Scientist Menristek/BPPT, 1991-1995
  • Dewan Redaksi Harian Umum Republika, 1992
  • Guru Besar Fisipol UGM Yogyakarta, sejak 1998
  • Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, 1999-2004\

  Pengalaman Organisasi

  • Ketua Penelitian dan pengembangan AIPI, 1985
  • Staf Ahli Majalah Luar Negeri Deparlu, 1985
  • Pengurus Muhammadiyah Yogyakarta, 1985
  • Wakil Ketua Muhammadiyah, 1991
  • Asisten I ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, 1991-1995
  • Pejabat Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 8 Juli 1994
  • Anggota Dewan Riset Nasional Kelompok V, 1994-1999
  • Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (HMI), 1995-1997
  • Ketua Dewan Pakar ICMI, 1995-1997
  • Ketua Umum PP.Muhammadiyah. 1995-1998
  • Pendiri Majelis Amanat Rakyat, 14 Mei 1998
  • Pendiri/Ketua Umum PAN, 23 Agustu 1998

  Penghargaan:

  • Bintang Mahaputera Utama dari Presidan BJ Habibie, 14 Agustus 1998
  • Gelar Kanjeng Pangeran dari Keraton Kesultanan Yogyakarta, 28 September 2003

  Karya Hasil Penelitian:

  • Prospek Perdamaian Timur Tengah 1980-an (Litbang Deplu RI)
  • Perubahan Politik Eropa Timur (Litbang Deplu RI)
  • Kepentingan Nasional Indonesia dan Perkembangan Timur Tengah 1990-an

  (Litbang Deplu RI)

  • Zionisme: Arti dan Fungsi (Fisipol, UGM)

  Karya Buku-buku, diantaranya:

  • Orientalisme dan Humanisme Sekuler, Salahuddin Press, Yogyakarta, 1983.
  • Politik dan Pemerintahan Timur Tengah, PAU,UGM
  • Tugas Cendikiawan Muslim (terjemahan Ali Syariati), Salahuddin Press, Yogyakarta, 1985.
  • Cakrawala Islam, Antara Cita dan Fakta Mizan, Bandung, 1987.
  • Timur Tengah dan Krisis Teluk, Amarpress, Surabaya, 1990.
  • Keajaiban Kekuasaan: Bentang Budaya, PPSK, Yogyakarta, 1994.
  • Moralitas Politik Muhammadiyah, Pena, Yogyakarta, 1994.
  • Tangan Kecil, UM Jakarta Press, Jakarta, 1995.
  • Demi kepentingan Bangsa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996.
  • Refleksi Amien Rais, dari Persoalan Semut Sampai Gajah, Gema Insani Perss, Jakarta, 1997.
  • Suksesi dan keajaiban Kekuasaan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,1998.
  • Melangkah Karena dipaksa Sejarah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998.
  • Membangun Kekuatan di atas Keberagaman, Pustaka SM, Yogyakarta, 1998.

  • Tauhid Sosial, Formula Menggempur Kesenjangan, Mizan, Bandung, 1998.
  • Membangun Politik AdiLuhung: Membumikan Tauhid Sosial, Menegakkan Amar Ma’ruh Nahi Munkar, Zaman Wacana Mulia, Bandung, 1998
  • Suara Amien Rais, Suara Rakyat: Gema Insani Press, Jakarta, 1998.
  • Amien Rais Sang Demokrat, Gema Insani Press, Jakarta, 1998.

Dokumen yang terkait

Analisis Respon Masyarakat Terhadap Eksistensi Pos Keadilan Peduli Umat (Pkpu) Di Kota Medan

0 0 8

Analisis Respon Masyarakat Terhadap Eksistensi Pos Keadilan Peduli Umat (Pkpu) Di Kota Medan

0 0 7

Analisis Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Medan/Sumatera Utara I)

0 1 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewajiban Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 2.1.1 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) - Analisis Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (

0 0 38

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Medan/Sumatera Utara

0 2 9

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KEWAJIBAN KEPEMILIKAN NPWP, KEPATUHAN WAJIB PAJAK, PEMERIKSAAN PAJAK DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah MedanSumatera Utara I)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pt Perkebunan Nusantara Iv (Studi Kasus : Pks Kebun Ptpn Iv Kecamatan Sosa)

0 0 27

KATA PENGANTAR - Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pt Perkebunan Nusantara Iv (Studi Kasus : Pks Kebun Ptpn Iv Kecamatan Sosa)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Hidrograf Satuan Sintetik di DAS Wampu Kab. Langkat

0 4 22

KATA PENGANTAR - Analisis Hidrograf Satuan Sintetik di DAS Wampu Kab. Langkat

0 0 15