KATA PENGANTAR - Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi

KATA PENGANTAR

  Bissmillahhirrohmanirrohim Assalamua’laikum warohmatullahi wabarakaatuh

  Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt, dimana dengan izin dan segala kemampuan yang diberikan-Nya penulis dapat menjalani segala proses perkuliahan hingga sampai kepada tahap penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi” yang merupakan salah satu persyaratan akademis untuk memperoleh gelar S-1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua penulis, Bapak

  Syamsul Irwan dan Ibu Citra Nurmala dan kepada kedua adik penulis Ilham

Afwa Shairozy dan Aginta Faza Anugerah. Sesungguhnya tiada pernah

  terputus jutaan rasa syukur dan terimakasih penulis telah berada dan telah dibesarkan oleh kedua orangtua yang sangat hebat, sangat tegar, dan sangat memperjuangkan kebahagiaan penulis, terimakasih abah dan bunda atas segala kasih sayang dan perjuanganya selama ini, membimbing, mendidik, dan mendoakan kelancaran kuliah sheila, semoga sheila bisa membahagiakan kalian, dan terus menjadi anak yang kalian banggakan, dan semoga abah dan bunda selalu dilimpahkan kesehatan, keselamatan dunia dan akhirat, dilancarkan segala urusannya, dimurahkan rejekinya, dan diberi kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Terimakasih pula kepada adik-adikku Ilham dan Aginta yang selalu mendukung dan mendoakan kelancaran perkuliahan penulis, semoga kita selalu menjadi keluarga yang rukun, saling mengasihi dan menghormati satu sama lain.

  Dalam penulisan skripsi ini,penulis sangat banyak menerima saran dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga semangat penulis tetap terjaga hingga akhirnya skripsi ini selesai dikerjakan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

  2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, M. Si. dan Ibu Dra. Elita Dewi,

  M.SP selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Program Studi Ilmu

  Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

  3. Ibu Arlina, S.H, M.Hum, selaku dosen pembimbing penulis, yang telah sangat baik dan sangat sabar membimbing penulis dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini. Terimakasih banyak ibu atas masukan dan bimbingannya, semoga ibu selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT.

  4. Ibu Dra. Februati Trimurni, M.si selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu siap menampung aspirasi dan segala keluh kesah penulis, yang selalu memperhatikan IP dan IPK penulis, semoga cepat selesai S3 nya ibu.

  5. Kepada seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU, khususnya kepada Bapak Drs. M.Ridwan Rangkuti, M.Si yang selalu menjadi motivasi, dan menjadikan penulis yakin dengan konsentrasi kebijakan publik, dan kepada ibu Dra. Asima Yanti S.

  

Siahaan, MA, PhD, terimakasih ibu untuk semua ilmu, inspirasi dan

kerendahan hatinya.

  6. Terimakasih kepada Bapak Drs. Edison Karo-Karo, M.Si dan Bapak

  Mirton Ketaren, S.Sos, selaku Camat Berastagi yang telah

  memberikan izin penelitian kepada penulis dan kepada Ibu Yustince

  

Sembiring selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Lingkungan

  Hidup Kecamatan Berastagi yang sangat membantu penulis dalam hal pengumpulan data dan penyelesaian skripsi penulis.

  7. Kepada Bapak Sampai Ginting dan Ibu Yunani Br. Perangin-angin, selaku Kepala Desa dan Sekretaris Desa, dan kepada seluruh masyarakat Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo yang telah dengan sangat baik membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

  8. Kepada Bapak Drs. Tulis Ginting, M.Si dan seluruh pegawai Bakesbang Pol & Linmas Kabupaten Karo.

  9. Kepada seluruh staf pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

  

Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu penulis dalam

penyelesaian masalah administrasi di kampus.

  10. Kepada Pak Tengah Dian Sinuraya, S.H, kepada Pak Uwa Agung

  

Guliono, S.E dan Idaman Sinuhaji, serta Bapak Drs. Irianto dan

  kepada seluruh keluarga yang sangat mendukung dan memberikan perhatian yang sangat besar terhadap perkuliahan penulis, terimakasih banyak untuk semua doa dan bantuannya.

  11. Kepada sahabat-sahabatku Rima Mustika, Shila, Edi, Abdul, Faisal,

  Nano, Jaka dan teman-teman lain yang selalu mendukung dan

  mendoakan, semoga kita selalu bersahabat seperti saat ini, jangan lelah dan jangan menjauh, terimakasih untuk setiap tawa dan perhatiannya.

  12. Untuk teman-teman terkasih, tempat berbagi tangis, tawa, curahan hati,

  

Adynda Fathia Ilham, Hanindhita Shandya, Depi Dahniar, Dewi

Anggiati, Zoraya Alfathin, Bunga Octaviani, terimakasih telah

  menjadi saudaraku di perantauan, semoga tetap menjaga komunikasi dan tidak terpisahkan oleh wisuda, terimakasih untuk semua bantuannya, aku sayang kalian.

  13. Kepada kelompok V Magang Desa Indra Yaman Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara, Khainur Rahman, Felix G, Sampai

  

Anugerah, Josua Sitinjak,Daniel Panca, Adynda Fathia,

Hanindhita, Depi Dahniar, Dewi Anggiati, Novita Olivia dan

Erlita. Terimakasih sudah menjadi partner yang baik kawan-kawanku.

  14. Dan semua kawan-kawan AN 2011 tanpa terkecuali. Terimakasih untuk kebersamaan nya selama ini.

  Medan, Maret 2015 Penulis Sheila Ramani

  DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................

  KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR BAGAN ..................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

  BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

  1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

  1.2 Fokus Penelitian ................................................................................... 7

  1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 7

  1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

  1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

  1.6 Kerangka Teori ..................................................................................... 8

  1.6.1 Kebijakan Publik .................................................................. 9

  1.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik ................................. 9

  1.6.1.2 Bentuk dan Tahapan Kebijakan Publik ................. 11

  1.6.2 Implementasi Kebijakan Publik ..........................................

  13 1.6.2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik .........

  13 1.6.2.2 Model-Model Implementasi Kebijakan ...............

  15 1.6.3 Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN) ..........................

  19 1.6.3.1 Pengertian Raskin ................................................

  19 1.6.3.2 Tujuan dan Sasaran Program Raskin ...................

  21 1.6.3.3 Penentuan Pagu ....................................................

  22 1.6.3.4 Pengelolaan dan Pengorganisasian .......................

  23 1.6.3.5 Tim Koordinasi Raskin Pusat ...............................

  25 1.6.3.6 Tim Koordinasi Raskin Provinsi ..........................

  26 1.6.3.7 Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota .............

  27

  1.6.3.8 Tim Koordinasi Raskin Kecamatan ...................... 29

  1.6.3.9 Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kel .............. 31

  1.6.3.10 Satker Raskin ....................................................... 32

  1.6.3.11Mekanisme Distribusi Raskin ................................ 33

  1.6.3.12 Pembiayaan Operasional ...................................... 35

  1.7 Defenisi Konsep ....................................................................... 36

  1.8 Sistematika Penulisan ............................................................... 39

  BAB II METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 40

  2.1 Bentuk Penelitian .................................................................... 41 2.2 Lokasi Penelitian ....................................................................

  41 2.3 Informan Penelitian ................................................................

  42 2.4 Teknik Pengumpulan Data .....................................................

  43 2.5 Teknik Analisa Data ..............................................................

  44 BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN .................................

  45 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................

  45 3.1.1 Luas dan Batas Wilayah .......................................

  45 3.2 Demografi Penduduk ..........................................................

  46 3.2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin..

  46 3.2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia ................

  47

  3.2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok ............................................

  47 3.2.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama ............

  49 3.3 Sarana dan Prasarana ...........................................................

  49 3.3.1 Sarana Air Bersih ...................................................

  49 3.3.2 Prasarana Kesehatan ................................................

  50

  3.3.3 Prasarana Pendidikan .............................................

  51 3.3.4 Prasarana Peribadatan .............................................

  52

  3.4 Struktur Organisasi Kepemerintahan Desa Lau Gumba ......... 53

  3.5 Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Desa Lau Gumba ........... 54 BAB IV PENYAJIAN DATA ...............................................................

  59 4.1 Identitas Informan ..................................................................

  60 4.1.1 Identitas Informan Kunci .......................................

  60 4.1.2 Identitas Informan Utama ......................................

  61 4.1.3 Waktu Wawancara Informan Utama .....................

  66 4.2 Hasil Wawancara ...................................................................

  67 4.2.1 Hasil Wawancara Informan Kunci .........................

  67 4.2.2 Hasil Wawancara Informan Utama ........................

  88 BAB V ANALISIS DATA ...................................................................... 122

  5.1 Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin ...... 122

  5.1.1 Standar dan Sasaran Kebijakan ............................... 123

  5.1.2 Sumber Daya ........................................................... 125

  5.1.3 Komunikasi Dan Koordinasi Antar Instansi ............ 129

  5.1.4 Disposisi Implementator ......................................... 131

  5.2 Harapan Masyarakat Terhadap Implementasi Program Raskin ......................................................................... 133

  BAB VI PENUTUP .............................................................................. 135

  6.1 Kesimpulan .......................................................................... 135

  6.2 Saran ................................................................................... 138

  DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 142

  

DAFTAR BAGAN

  Bagan Organisasi Kepemerintahan Desa Lau Gumba............................... 53

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1.1 Disribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............

  46 Tabel 3.2.2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia ..........................

  47 Tabel 3.2.3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok .........................................................

  47 Tabel 3.2.4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama ......................

  49 Tabel 3.3.1.1 Sarana Air Bersih ............................................................

  49 Tabel 3.3.2.1 Prasarana Kesehatan ........................................................

  50 Tabel 3.3.3.1 Prasarana Pendidikan ........................................................ 51

Tabel 3.3.4.1 Prasarana Peribadatan ........................................................ 52Tabel 4.1.1.1 Identitas Informan Kunci .................................................. 60Tabel 4.1.2.1 Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 61Tabel 4.1.2.2 Distribusi Data Informan Berdasarkan Usia ........................ 62Tabel 4.1.2.3 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pendidikan ............. 63Tabel 4.1.2.4 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pekerjaan ............... 63Tabel 4.1.2.5 Distribusi Data Informan Berdasarkan Penghasilan ............ 64Tabel 4.1.2.6 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengeluaran .......... 65Tabel 4.1.2.7 Distribusi Data Informan Berdasarkan Jumlah Anggota

  Keluarga ............................................................................ 66 Tabel 4.1.3.1 Waktu Wawancara Informan Utama ...............................

  66

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Dokumentasi Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Pengajuan Judul Lampiran 3 : Surat Persetujuan Pengajuan Judul Lampiran 4 : Surat Undangan Seminar Proposal Lampiran 5 : Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Lampiran 6 : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Lampiran 7 : Berita Acara Seminar Proposal Lampiran8 : Surat izin Penelitian dari FISIP USU Lampiran 9 : Surat Rekomendasi penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Karo Lampiran 10 : Surat Izin penelitian dari Kantor Camat Berastagi Lampiran 11 : Surat menyatakan telah selesai melakukan penelitian dari Kantor

  Camat Berastagi Lampiran 12 : Surat menyatakan telah selesai melakukan penelitian dari Kantor

  Kepala Desa Lau Gumba Lampiran 13 : Pedoman Wawancara Untuk Informan Kunci dan Tambahan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi semua rakyatnya hingga tercapai masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Welfare State (Negara kesejahteraan), negara

  

tidak lagi hanya bertugas memelihara ketertiban dan menegakkan hukum, tetapi

terutama adalah meningkatkan kesejahteraan warganya. Dalam pandangan tersebut,

negara dituntut untuk berperan aktif dalam mengusahakan kesejahteraan rakyatnya,

yang didorong oleh pengakuan atau kesadaran bahwa rakyat berhak memperoleh

kesejahteraan sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia.

  Masalah yang masih terjadi di Indonesia hingga saat ini adalah masalah

kemiskinan dan masalah kerawanan pangan. Berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik,

  pada bulan Maret 2014, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,28 juta orang, jumlah penduduk miskin berkurang sebesar 0,32 juta orang jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 sebesar 28,60 juta orang. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan kepala BPS, Suryamin sebagai berikut:

  “Selama periode September 2013-Maret 2014, jumlah penduduk miskin daerah perkotaan turun sebanyak 0,17 juta dari 10,68 juta pada September 2013 menjadi 10,51 juta pada Maret 2014. Sementara itu, penduduk miskin di daerah pedesaan turun sebanyak 0,15 juta orang dari 17,92 orang pada September 2013 menjadi 17,77 juta pada Maret 2014. Suryamin mengatakan, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan September 2013 sebesar 8,55% turun menjadi 8,34% pada Maret 2014, sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 14,37% pada September 2013 menjadi 14,17% pada Maret 2014. “Penduduk miskin di Indonesia semakin berkurang, hal tersebut menandakan kesejahteraan masyarakat sudah lebih baik," ujar dia di Gedung BPS, Jakarta

   (1/7/2014) .

  Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini juga telah memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan, karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selama pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, telah banyak program yang dibuat dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program tersebut dilaksanakan dalam 3 klaster, klaster 1 terdiri atas Program Keluarga Harapan (PKH), Program Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), dan Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN).Klaster 2 terdiri atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja/Padat Karya Produktif, dan klaster 3 terdiri atas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Kredit Usaha Bersama (KUBE).

  Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Kebijakan Perberasan menginstruksikan Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen tertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk melakukan upaya peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan, pengembangan ekonomi pedesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Secara khusus kepada Perum Bulog 1 diinstruksikan untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi

  http://www.beritasatu.com/nasional/193810-bps-maret-2014-jumlah-penduduk-miskin- indonesia-capai-28-juta.html kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan yang penyediaannya mengutamakan pengadaan beras dan gabah dalam negeri. Pemerintah berupaya menjaga ketersediaan pangan bagi penduduk miskin melalui Program beras untuk keluarga miskin (Raskin) yang dimulai pada Januari 2002 yang merupakan lanjutan dari program Operasi Pasar Khusus (OPK) yang dirancang pemerintah dan dilaksanakan oleh Bulog (pertengahan 1998). Program Raskin adalah program pemerintah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan bagi keluarga miskin dan merupakan salah satu bagian dari Program Kompensasi pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKS-BBM). Program ini dilaksanakan di bawah tanggung jawab Departemen Dalam Negeri dan Perum Bulog sesuai dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum Bulog Nomor : 25 Tahun 2003 dan Nomor : PKK-12/07/2003, yang melibatkan instansi terkait, Pemerintah Daerah dan masyarakat.

  Program Raskin bertujuan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dan untuk mengurangi pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dan bertujuan membantu kelompok miskindan rentan miskin mendapat cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala. Program ini direalisasikan dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15kg/bulan untuk setiap Rumah Tangga Miskin dengan masing-masing harga Rp.1.600/kg (netto) di titik distribusi. Berdasarkan data yang ada, hingga tahun 2014, BPS mencatat terdapat 15.530.897 Rumah Tangga Sasaran – Penerima Manfaat (RTS-PM) yang menerima Raskin, jumlah ini tidak mengalami perubahan dari tahun 2013, dan meliputi sekitar 25 persen penduduk dengan peringkat kesejahteraan terendah

  

  secara nasional, yang mencakup rumah tangga miskin dan hampir miskin. Untuk Provinsi Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kemenko Kesra tanggal 16 Desember 2013, Perihal Pagu Raskin Tahun 2014, tercatat terdapat 134.319.600 kilogram

  

  untuk 746.220 rumah tangga sasaran penerima manfaat atau RTS-PM. Jadi, selama tahun 2014, Sumatera Utara akan merealisasikan program raskin ke seluruh Kabupaten/Kota sesuai dengan jumlah RTS-PM dan pagu yang telah ditetapkan.

  Program Raskin seyogyanya memang bertujuan baik, tetapi bila diamati implementasi nya dilapangan, tidak jarang ditemukan adanya penyimpangan- penyimpangan yang terjadi. Jika diamati berdasarkan Indikator Ketepatan program ini, maka ada 6 indikator yang harus dipenuhi yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat administrasi dan tepat kualitas. Implementasi Raskin tidak jarang rentan terhadap penyimpangan. Menurut Lembaga Penelitian SMERU dalam Skripsi Yohana Maria S.M.H mengatakan bahwa Raskin menjangkau 52,6% rumah tangga miskin, namun rumah tangga

   tidak miskin yang terjangkau juga relatif tinggi, yakni 36,9% .

  Berdasarkan 6 indikator Raskin, ada beberapa indikator yang bermasalah dalam pengimplementasiannya di Desa Lau Gumba, permasalahan ini diketahui dari pernyataan langsung masyarakat Desa Lau Gumba, diantaranya yaitu pertama 2 masalah tepat sasaran, masalah tepat sasaran sering tidak sesuai dalam 3 www.tnp2k.go.id 4 Medanaktual.com Maria, Yohana S.M.H Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Untuk Keluarga Miskin di Kelurahan

  Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. USU Medan hal 18 pengimplementasiannya akibat kelemahan koordinasi dalam pelaksanaan raskin antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dengan pemerintah kota, kecamatan, kelurahan dan desa yang menyebabakan keusangan data mengenai jumlah warga miskin. Akibatnya, jumlah warga miskin yang didata bisa lebih besar ataupun lebih kecil dari jumlah yang sebenarnya, sehingga raskin yang dibagikan akan berdampak pada kekurangan ataupun kelebihan jatah, di daerah penelitian juga diketahui adanya masalah tidak tepat sasaran dalam pengimplementasian program ini.

  Kedua, tepat harga, naiknya harga raskin yang harus ditebus warga disebabkan oleh alasan yang seringkali dimunculkan para petugas untuk menjawab ketidaktersediaan dana untuk pengangkutan (distribusi beras atau biaya transportasi),dan lain-lain. Akibatnya, biaya ini dibebankan kepada warga, sehingga tidak heran kalau harga awal berbeda dengan harga di lapangan. Di Desa Lau Gumba juga terjadi perbedaan harga dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah., harga Raskin yang harus dibayarkan oleh masyarakat adalah bervariasi hingga mencapai Rp.36.000 / karung, hal ini menunjukkan perbedaan harga yang signifikan, karena harga Raskin yang dianjurkan oleh pemerintah adalah Rp. 1.600 / kg atau Rp. 24.000 / karung.

  Ketiga, tepat waktu, perbedaan tanggal realisasi raskin tiap bulannya menjadi masalah tersendiri dalam implementasi program ini, tidak adanya ketentuan tanggal per bulannya menyebabkan banyak warga yang tidak mendapat kepastian mengenai program ini. Di Desa Lau Gumba, masalah ini juga sering terjadi, tidak ada tanggal kepastian kapan Raskin dapat diambil setiap bulannya, bahkan terkadang realisasi Raskin bisa dirangkap menjadi 2 bulan sekali dan jatah diberikan sebanyak 30kg/RTS, terutama bila memasuki akhir dan awal tahun.

  Keempat, tepat administrasi, masalah tepat administrasi menjadi masalah tersendiri dalam pengimplementasian program ini, banyaknya warga yang enggan berurusan dengan administrasi dan tidak tahu dengan mekanisme administrasi seringkali menimbulkan celah-celah untuk memanipulasi data yang ada. Masalah yang terjadi dalam pengimplementasian program Raskin di Desa Lau Gumba yaitu setiap warga yang menerima Raskin rata-rata tidak memiliki kartu Raskin, bahkan hal ini terjadi sejak awal Raskin ini didistribusikan.

  Kelima, tepat kualitas, masalah tepat kualitas menjadi masalah tersendiri yang dampak nya langsung dirasakan oleh RTS-PM. Di Desa Lau Gumba masalah tepat kualitas ini juga sering sekali terjadi. Secara kasat mata, setiap warga tidak mengetahui bagaimana kualitas beras yang diberikan kepada mereka, karena jatah 15kg beras diambil dengan menggunakan karung yang tertutup sehingga warga tidak bisa memilih, tidak jarang warga desa Lau Gumba mendapatkan beras yang berbau, beras yang pecah, berwarna kekuningan dan bahkan ada yang berkutu, tetapi tidak jarang pula warga mendapat kualitas beras yang cukup baik. Hal inilah yang terkadang dikeluhkan oleh masyarakat setempat.

  Dari paparan implementasi Program Raskin diatas, dapat disimpulkan bahwa penyaluran raskin masih rentan terhadap kesalahan, penyelewengan, dan bahkan manipulasi data. Dengan melihat banyaknya permasalahan dalam penyaluran raskin kepada Rumah Tangga Miskin maka dengan itu penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi”.

  1.2 Fokus Penelitian Dalam penelitan kualitatif ada yang disebut dengan batasan masalah.

  Batasan masalah dalam penelitian kualtatif disebut dengan fokus yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Fokus penelitan sangat penting dalam menentukan batasan-batasan atau cakupan yang dilakukan, dimana dengan diterapkannya fokus penelitian akan jelas batasannya dan juga mempertajam dalam analisis pembahasan. Berdasarkan masalah yang dirumuskan dan sesuai dengan tujuan penelitian maka peneliti fokus pada persoalan implementasi program Raskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi.

  1.3 Rumusan Masalah

  Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Kedudukan masalah yang akan diteliti sangat sentral dalam suatu penelitian.Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Proses Implementasi Program Beras untuk Masyarakat Miskin di Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi?”

  1.4 Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya yakni:

  1. Untuk mendeskripsikan proses Implementasi Program Beras untuk Masyarakat Miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi.

  2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang terjadi sehingga masih terdapat banyak kekurangan dalam pengimplementasian program Raskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan dapat diberkan setelah terlaksananya penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Secara ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti dalam melatih kemampuan menulis karya ilmiah dan menambah pengetahuan ilmiah pada studi administrasi negara khususnya yang berkaitan dengan program Raskin.

  2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi instansi terkait terhadap proses implementasi program Raskin.

  3. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah dan literatur maupun memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

  1.6 Kerangka Teori

  Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang didefenisikan sebagai masalah yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian

   yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian .

  Sebagai titik tolak atau landasan berfikir untuk memecahkan masalah, perlu adanya pedoman teoritis yang membantu. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti. Berdasarkan rumusan diatas, peneliti mengemukakan beberapa teori, pendapat ataupun gagasan yang akan dijadikan tolak landasan berfikir dalam penelitian ini.

1.6.1 Kebijakan Publik

1.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik

  Secara etimologis, istilah kebijakan atau policy berasal dari bahasa Yunani “polis” yang berarti negara. Istilah kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukkan perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang

  

  kegiatan tertentu. Pengertian kebijakan seperti ini dapat kita gunakan dan relatif memadai untuk pembicaraan-pembicaraan yang lebih bersifat ilmiah dan sistematis menyangkut analisis kebijakan publik. Sedangkan kata publik sendiri sebagian orang mengartikan sebagai negara.

  Namun demikian, kebijakan publik merupakan konsep tersendiri yang mempunyai arti dan defenisi khusus secara akademik. Defenisi kebijakan publik 5 menurut para ahli sangat beragam. Menurut Easton (1969) dalam Hessel N. 6 Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta, hal 55 William N Dunn. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta : Gajah Mada University

  Press, hal 22-25

  Tangkilisan (2003) kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat sehingga cukup pemerintah yang dapat melakukan sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah

   yang merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.

  Menurut Anderson, kebijakan publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Konsep kebijakan ini dianggap tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan

  

  atau bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Menurut beliau, kebijakan publik adalah pengembangan dari kebijakan yang dilakukan oleh institusi pemerintah dan aparaturnya dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa: a. Kebijakan pemerintah selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan yang berorientasi pada tujuan.

  b. Kebijakan berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.

  c. Kebijakan itu merupakan apa yang benar-benar dilakukan pemerintah, jadi bukan apa yang baru menjadi maksud atau pernyataan pemerintah untuk melakukan sesuatu.

  d. Kebijakan pemerintah ini dilandaskan pada perundang-undangan dan 7 bersifat memaksa. 8 Hessel Nogi Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta: YPAPI,hal 2

Budi Winarno. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media Pressindo, hal 14-15

  Berdasarkan pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah yang dirumuskan dan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga lain yang mampu mempengaruhi kehidupan masyarakat, jadi pada dasarnya kebijakan publik berorientasi pada pemecahan masalah riil yang terjadi di tengah masyarakat. Kebijakan dalam konteks program biasanya mencakup serangkaian kegiatan yang menyangkut pengesahan atau legislasi, pengorganisasian, dan pengerahan atau penyediaan sumber-sumber daya yang diperlukan. Program itu sendiri memiliki ruang lingkup yang relatif khusus dan cukup jelas batasan-batasannya. Program-program dipandang sebagai sarana (instrument) untuk mewujudkan berbagai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah.

1.6.1.2 Bentuk dan Tahapan Kebijakan Publik

  Kebijakan dapat lebih mudah dipahami jika dikaji tahap demi tahap. Inilah yang menjadikan kebijakan publik menjadi “penuh warna” dan kajiannya amat

  

  dinamis. Adapun kebijakan publik memiliki tahap-tahap yang cukup kompleks karena memiliki banyak proses dan variabel yang harus dikaji. Menurut William

   Dunn (1998), tahap-tahap kebijakan publik adalah sebagai berikut :

  1. Tahap Penyusunan Agenda (Agenda Setting) 9 publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetensi terlebih dahulu

  

Dwiyanto Indiahono. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisis. Yogyakarta : Gave 10 Media, hal 20 Budi Winarno, op. cit, hal 28-30 untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan pada perumusan kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak tersentuh sama sekali dan beberapa yang lain pembahasan untuk masalah tersebut ditunda untuk waktu yang lama.

  2. Tahap Formulasi Kebijakan (Policy Formulation) Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah tadi didefenisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternative yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk ke dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing alternative bersaing untuk memecahkan masalah.

  3. Tahap Adopsi Kebijakan (Policy Adoption) Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.

  4. Tahap Implementasi Kebijakan (Policy Implementation) Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jia program tersebut tidak dilaksanakan. Oleh karena itu, program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa impementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana, namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.

  5. Tahap Evaluasi (Policy Evaluation) Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang diambil telah mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik yang pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan,. Dalam hal ini memperbaiki masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.

1.6.2 Implementasi Kebijakan Publik

1.6.2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik

  Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program tersebut tidak diimplementasikan. Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas merupakan tahap dari proses kebijakan mempunyai makna pelaksanaan undang-undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya meraih tujuan-tujuan kebijakan dan program-program. Implementasi pada sisi yang lain merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran (output) maupun sebagai suatu dampak (outcome).

  Implementasi dikonseptualisasikan sebagai suatu proses, atau sebagai rangkaian keputusan dan tindakan yang ditujukan agar keputusan yang diterima oleh lembaga legislatif bisa dijalankan. Implementasi diartikan dalam konteks keluaran, atau sejauh mana tujuan-tujuan yang telah direncanakan mendapat dukungan, seperti tingkat pengeluaran belanja bagi suatu program. Akhirnya, pada tingkat abstraksi yang paling tinggi, dampak implementasi mempunyai makna

  

  bahwa telah ada perubahan yang bisa diukur ke dalam masalah . Implementasi kebijakan adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output). Istilah implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat pemerintah.

  Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi sebuah

  

  keputusan adalah :

  1. Penafsiran, yaitu kegiatan yang menterjemahkan makna program kedalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan. kedalam tujuan kebijakan.

  11 12 Budi Winarno, op. cit, hal 144 Hesel Nogi Tangkilisan, op. cit, hal 17

  3. Jadi, implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus-menerus untuk mencari usaha apa yang akan dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program kedalam tujuan kebijakan yang diinginkan.

1.6.2.2 Model-model Implementasi Kebijakan

  Pada prinsipnya terdapat 2 pemilahan jenis atau model implementasi kebijakan. Pemilahan pertama adalah implementasi yang berpola “dari atas ke bawah” (top-bottomer) versus “dari bawah ke atas” (bottom-topper) dan pemilahan implementasi yang berpola paksa (command-and-control) dan mekanisme pasar (economic incentive). Sekalipun banyak dikembangkan model- model tentang implementasi kebijakan, namun dalam hal ini hanya akan menguraikan beberapa model implementasi kebijakan yang relative baru dan banyak mempengaruhi berbagai pemikiran maupun tulisan para ahli.

a. Model yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn

  Model kebijakan ini berpola “dari atas ke bawah” dan lebih berada di “mekanisme paksa” daripada di “mekanisme pasar”. Proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi kebijakan yang pada dasarnya sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Model ini mengandalkan bahwa implementasi kebijakan berjalan linear dari keputusan politik, pelaksana, dan

   kinerja kebijakan publik.

  Menurut Van Meter dan Van Horn ada enam variabel yang

  

  memepengaruhi kinerja, yakni :

  1. Standar dan Sasaran Kebijakan Standar dan Sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan. Apabila tujuan dan ukuran kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen pelaksana.

  2. Sumber Daya Keberhasilan implementasi kebijakan sangat bergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Setiap tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkannya oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara politik. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi perhitungan penting dalam implementasi kebijakan.

  3. Komunikasi Antar Organisasi dan Penguatan Aktivitas Dalam implementasi sangat penting terdapat dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerjasama antar 13 instansi bagi keberhasilan suatu kebijakan. 14 Budi Winarno, op. cit, hal 156 Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Pustaka

  Pelajar. Hal 99

  4. Karakteristik Agen Pelaksana Karakteristik agen ini dibutuhkan agar pelaksanaan mencakup semua struktur birokrasi, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu kebijakan.

  5. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok- kelompok kepentingan dapat memeberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan, dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan.

  6. Disposisi Implementator Disposisi implementator ini mencakup tiga hal, yakni : (a) respon implementator terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, (b) kognisis, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan (c) intensitas disposisi implementator, yakni prefesisi nilai yang dimiliki oleh implementator.

b. Model yang Dikembangkan Oleh George C.Edwars III

  Dalam pandangan George C.Edwars III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat faktor, yakni:

  1. Komunikasi Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi sasaran dan tujuan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

  2. Sumber Daya Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tapi apabila implementator kekurangan sumber daya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi implementator dan sumber daya finansial. Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar berjalan efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan hanya akan tinggal dikertas menjadi dokumen saja.

  3. Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran dan sikap demokratis. Apabila implementator memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementator memiliki sikap atau persfektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak akan efektif.

  4. Struktur Birokrasi Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.

  Salah satu aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang disusun secara standard. SOP menjadi pedoman bagi setiap impementator dalam bertindak, struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, ini pada gilirannya akan menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.

1.6.3 Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)

1.6.3.1 Pengertian RASKIN

  Program Raskin (Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin) adalah sebuah program dari pemerintah. Program tersebut adalah sebuah upaya untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15 kg/rumah tangga miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp. 1.600,00 per kg (netto) di titik distribusi.Program ini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab dari distribusi beras dari gudang sampai ke titik distribusi di kelurahan dipegang Bidang Kesejahteraan Rakyat, Program Raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah (rumah tangga miskin dan rentan miskin).

  Istilah-istilah yang digunakan dalam petunjuk teknis antara lain:

  1. Tim Koordinasi program Raskin tingkat Provinsi adalah tim koordinasi yang ditetapkan berdasarkan keputusan Gubernur dan terdiri dari unsur pemerintah daerah Provinsi (Biro Sarana Perekonomian, Biro Bina Produksi, BPMD, Bappeda, BPS (Badan Pusat Statistik), BKKBN, Perum Bulog, Divisi Regional, Kepolisian, Kejaksaan serta stakeholders yang terkait.

  Tim Koordinasi Divisi Regional (Divre) Provinsi adalah satuan kerja 2. Perum Bulog Divre Provinsi yang dibentuk Kadivre yang bertugas dan bertanggung jawab mengkoordinasi dalam pelaksanaan Program Raskin di Sub Divre.

  3. Satker Raskin adalah satuan kerja Perum Bulog Sub Divre yang dibentuk Kasub Divre yang bertugas dan bertanggung jawab mengangkut beras dari gudang Perum Bulog sampai dengan titik distribusi dan menyerahkan kepada pelaksana distribusi.

  4. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah tim yang dibentuk di tingkat Kecamatan yang dipimpin oleh Camat sebagai ketua yang beranggotakan unsur Kecamatan, Polsek, Pengelola Program KB Kecamatan dan Koordinator Sensus Kecamatan (KSK) yang bertugas mengkoordinir pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan.

  5. Pelaksana Distribusi adalah Kelompok Kerja (Pokja) di titik distribusi yang dibentuk berdasarkan musyawarah Desa/Kelurahan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah, terdiri dari Aparat Desa/ Kelurahan, Lembaga Masyarakat, dan unsur-unsur masyarakat yang bertugas dan bertanggung jawab mendistribusikan Raskin kepada penerima manfaat Raskin.

  

6. Titik Distribusi (TD) adalah tempat atau lokasi penyerahan beras oleh

Satuan Kerja (Satker) Raskin Sub Divre kepada pelaksana distribusi di

Desa. Kelurahan yang dapat dijangkau penerima manfaat Raskin atau

Dokumen yang terkait

Reklasifikasi Ultisol Arboretum Usu Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

0 1 9

KATA PENGANTAR - Pengaruh Pakan Dan Inang Terhadap Perkembangan Imago Parasitoid Xanthocampoplex Sp. ( Hymenoptera : Ichneumonidae) Di Laboratorium

0 0 10

Kajian Koefisien Rembesan Pada Saluran Irigasi Tersier Di Desa Kuala Simeme Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang

0 0 33

Kajian Koefisien Rembesan Pada Saluran Irigasi Tersier Di Desa Kuala Simeme Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang

0 2 19

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2. Analisis Faktor - Penentuan Faktor Dominan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara dengan Analisis Faktor

0 0 12

DAFTAR ISI - Penentuan Faktor Dominan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara dengan Analisis Faktor

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Publik 2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik - Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2014 di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri (Studi Pada Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen Keca

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2014 di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri (Studi Pada Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah)

0 2 9

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2014 di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri (Studi Pada Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah)

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Implementasi Kebijakan Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) Studi Pada Kantor Camat Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 28