BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran - Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Mobil Honda pada PT. Istana Deli Kencana Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Pemasaran

  Pemasaran merupakan salah satu proses penjualan produk dan jasa dari perusahaan kepada konsumen yang harus direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi dengan baik. Pemasaran merupakan landasan utama dalam menjalankan suatu bisnis.Kemampuan untuk memahami dan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen di pasar serta mengkombinasikannya dengan kondisi pasar dan perilaku konsumen merupakan kegiatan utama bagi suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

  Pengertian pemasaran menurut Kotler (2009:5) adalah suatu fungsi organisasi dari serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.

  Sedangkan pengertian pemasaran menurut Hasan (2008:1) adalah sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, dan pemegang saham).Marketing merupakan ilmu pengetahuan yang obyektif, yang diperoleh dengan penggunaan instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja dari aktivitas bisnis dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling

  10 menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen atau pemakai.

  Pengertian pemasaran dari Kotler dan Hasan menunjukkan bahwa pemasaran adalah suatu fungsi organisasi atau bisnis yang terdiri dari berbagai proses dalam mengelola hubungan dengan pelanggan dengan tujuan kepuasan berkelanjutan. Dapat diketahui bahwa inti dari pemasaran adalah kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder baik itu konsumen yang mendapatkan produk atau jasa, karyawan yang memproduksi barang dan jasa tersebut, sampai kepada para pemegang saham.

  Untuk mencapai tujuan dari pemasaran yaitu kepuasan berkelanjutan bagi para stakeholder, maka perusahaan harus memahami apa yang harus dilakukan dalam upaya mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen dan juga menciptakan produk dan jasa yang akan memuaskan konsumen itu sendiri. Dalam menjalankan pemasaran, Kotler (2009:101) menjelaskan bahwa dalam memasarkan suatu produk atau jasa, pemasar harus melakukan riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan analisis, dan pelaporan data sistematis serta temuan yang relevan terhadap situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Proses riset pemasaran itu sendiri terdiri dari enam langkah yaitu: 1.

  Mendefinisikan masalah, alternatif keputusan, dan tujuan riset.

  2. Mengembangkan rencana riset.

  3. Mengumpulkan informasi.

  4. Menganalisis informasi.

  5. Mempresentasikan temuan.

6. Mengambil keputusan.

  Setelah melaksanakan riset pemasaran maka dapat dipastikan bahwa perusahaan telah mengetahui dengan pasti apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen sehingga ketika perusahaan memasarkan produk atau jasanya maka konsumen dapat menerima dan membelinya. Adapun tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan pemasaran melalui konsep bauran pemasaran (marketing mix).

2.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

  Konsep bauran pemasaran menurut Hasan (2008:230) adalah kombinasi variabel yang memberi tawaran produk, harga, yang diintegrasikan dengan kemudahan akses (saluran distibusi) dan komunikasi pemasaran yang memberikan

  cost effective secara optimal.Sedangkan konsep bauran pemasaran menurut Kotler

  (2009:24) bahwa tugas pemasar adalah merenacanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk program pemasaran yang terintegrasi penuh untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan.Aktivitas pemasaran terdiri dari empat jenis yang luas, disebut dengan Empat P, yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

  Kotler dan Hasan mengemukakan bahwa ada empat variabel penting didalam konsep bauran pemasaran, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi.Keempat variabel ini harus diintegrasikan sehingga pemasaran dapat berjalan dengan baik dan mampu memuaskan konsumen sebagaimana tujuan akhir dari pemasaran itu sendiri.

2.1.3 Produk (product)

  Produk (product) menurut Hasan (2008:274) adalah sesuatu yang dapat ditawarkan produsen atau perusahaan untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar.Menurut Kotler dan Armstrong (2011:224) produk adalah “ anything that

  

can be offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption that

might satisfy a want or need ”. Setelah riset pemasaran dilakukan, tentu perusahaan

  sudah mengetahui apa kebutuhan dan keinginan pasar. Sehingga tahapan berikutnya adalah menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tersebut.

  Produk dapat dibagi berdasarkan beberapa variabel tertentu, seperti sifat, klasifikasi, dan bauran produk. Produk menurut sifatnya terdiri atas:

  1. Barang, yaitu produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, dirasa, disentuh, dan perlakuan fisik lainnya. Barang sendiri terbagi atas dua macam yaitu barang tahan lama (durable goods) dan barang tidak tahan lama (nondurable goods).

2. Jasa, yaitu aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

  Sedangkan pembagian produk menurut klasifikasinya terdiri atas barang konsumen dan barang industri.Barang konsumen sendiri terbagi atas beberapa jenis diantaranya convenience goods, shopping goods, specialty goods, dan

  unsought goods . Sedangkan barang industri terbagi atas material and parts, capital items , serta supplies and services.

  Setiap produk baik itu barang atau jasa, tahan lama atau tidak tahan lama, barang konsumen atau industri, pasti memiliki daur hidup produk (product life

  

cycle ). Sastradipoera (2003:113) menjelaskan bahwa dibanyak pasar, produk itu

  lahir, tumbuh, mencapai kematangan, dan akhirnya mati sesuai daur kehidupan yang dapat diramalkan, sedangkan Kotler dan Armstrong (2011:273) menuturkan bahwa “product life cycle is defined the course of a product’s sales and profits

  

over its lifetime. It involves five distinct stages: product development, introduction,

growth, maturity, and decline ”.

  Mobil adalah salah satu barang yang merupakan barang konsumen yang tahan lama dan merupakan specialty goods, kemudian mobil juga memiliki daur hidup produk.Tidak ada mobil yang diciptakan bertahan selamanya.Memang umurnya panjang, mencapai puluhan tahun, tetapi pasti ada komponen-komponen didalam mobil itu yang wajib diganti atau diperbaiki.Selain daripada itu, selera dan kebutuhan konsumen selalu berubah seiring berjalannya waktu. Selera konsumen pada tahun 1960 tentu tidak sama dengan selera konsumen pada 2010. Kebutuhan dan keinginan konsumen juga dipengaruhi oleh banyak faktor.

  Sastradipoera (2003:99) mengemukakan bahwa marketing mix meliputi sejumlah kegiatan terkendali yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi agar dapat mempengaruhi tanggapan para konsumen terhadap pangsa pasar tertentu yang menjadi tujuan organisasi itu.Setelah variabel produk telah dipahami, maka tahapan selanjutnya dalam bauran pemasaran adalah harga (price).

2.1.4 Harga (price)

  Harga menurut Sastradipoera (2003:141) adalah hasil pertemuan dari transaksi barang atau jasa yang dilakukan oleh permintaan dan penawaran di pasar.

  Harga adalah jumlah sesuatu yang dipertukarkan dalam barter atau penjualan, untuk memperoleh sesuatu yang lainnya. Sedangkan harga menurut Hasan (2008:298) adalah segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk.

  Perusahaan wajib melakukan penetapan harga produknya di pasar, hal ini dimaksudkan sebagai cara membedakan penawarannya dari para pesaing. Adapun tujuan dari penetapan harga dapat ditinjau dari berbagai sudut orientasi, diantaranya adalah:

  1. Tujuan berorientasi pada laba, yaitu tujuan penetapan harga yang menghasilkan laba paling tinggi bagi perusahaan.

  2. Tujuan berorientasi pada volume, yaitu tujuan penetapan harga agar diperoleh target volume optimal.

  3. Tujuan berorientasi pada citra, yaitu penetapan harga yang dimaksudkan membangun citra perusahaan, apakah menjadi merek prestisius atau merek termurah di pasaran.

  4. Tujuan stablisasi harga, yaitu penetapan harga dimaksudkan untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

  Dalam menentukan harga, ada pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan, diantaranya menurut Hasan (2008:302) adalah estimasi permintaan dan elasititas harga.Sastradipoera (2003:144) menjelaskan ada beberapa faktor dalam penentuan harga, yaitu faktor biaya, faktor permintaan, faktor persaingan, faktor hukum, dan faktor pertanggungjawaban sosial.Perusahaan yang baik harus menentukan harga dengan tepat agar konsumen mau membeli dan mengorbankan uangnya untuk mendapatkan produk yang kita harapkan.

2.1.5 Lokasi (place)

  Setelah produk dan harga telah ditetapkan, tahapan berikutnya adalah bagaimana menyampaikan produk tersebut kepada konsumen yang akan dituju.

  Hasan (2008:348) menyampaikan bahwa tempat atau saluran pemasaran adalah basis lokasi kantor operasional dan administrasi perusahaan yang memiliki nilai strategis yang memperlancar dan mempermudah penyampaian produk dari produsen kepada konsumen melalui transaksi perdagangan.

  Dalam bauran pemasaran, penempatan (lokasi) mengacu pada distribusi.Menempatkan produk ke outlet yang sesuai. Perusahaan harus membuat keputusan mengenai saluran (channel) yang akan digunakan dalam mendistribusikan produk-produk mereka. Banyak produsen, misalnya, menjual kepada perusahaan lain yang kemudian mendistribusikan barang-barangnya kepada pengecer. Perusahaan-perusahaan lain menjual langsung kepada pengecer besar.Perusahaan lainnya menjual langsung kepada konsumen akhir.

  Perusahaan membutuhkan bauran produk yang tepat.Tetapi kesuksesan produk manapun bergantung pada bauran distribusinya, kombinasi saluran-saluran distribusi yang dipilih oleh perusahaan untuk menyampaikan produk bauran distribusi.Bauran distribusi adalah kombinasi saluran, saluran distribusi untuk menyampaikan produk perusahaan ke para pengguna akhir.

  Perantara membantu mendistribusikan barang-barang produsen melalui pemindahan barang-barang ataupun penyebarluasan informasi yang merangsang pemindahan barang-barang dari penjual ke pelanggan. Pedagang grosir/pedagang besar (wholesaler) adalah perantara yang menjual produk ke perusahaan lainnya, yang kemudian akan menjual kembali ke konsumen akhir. Pengecer (retailer) menjual produk langsung ke konsumen.

2.1.6 Promosi (promotion)

  Tahapan berikutnya dalam konsep bauran pemasaran adalah promosi. Hasan (2008:367) mengungkapkan bahwa promosi merupakan proses mengkomunikasikan variabel bauran pemasaran yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi dimulai dari perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi untuk menjangkau target audience. Kotler dan Armstrong (2011:408) mengungkapkan bahwa promosi adalah “the specific blend of advertising, public relations,

  personal selling, sales promotion, and direct-marketing tools that company uses to persuasively communicate customer value and build customer relationships” .

  Promosi adalah gabungan dari periklanan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan alat-alat penjualan langsung yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan dan membangun hubungan pelanggan. Kotler dan Armstrong (2011:408) lebih lanjut menjelaskan lima alat pemasaran utama yang antara lain adalah: 1.

  Advertising: Any paid form of nonpersonal presentation and promotion

  of ideas, goods, or services by an identified sponsor. Periklanan adalah promosi dan presentasi produk atau jasa yang berbayar.

  2. Sales promotion: Short-term incentives to encourage the purchase or

  sale of a product or service. Tunjangan jangka pendek untuk membujuk pembelian produk atau jasa.

  3. Personal selling: Personal presentation by the firm’s sales force for the purpose of making sales and building customer relationships.

  Presentasi pribadi oleh tenaga penjual perusahaan untuk membuat penjualan dan membangun hubungan pelanggan.

  4. Public relations: building good relations with the company’s various

  publics by obtaining favorable publicity, building up a good corporate image, and handling or heading off favorable rumors, stories, and events. Membangun hubungan yang baik dengan publik dengan cara

  membangun brand image perusahaan yang baik dan mengkonfirmasi berita, isu, dan kejadian yang berkembang di masyarakat.

  5. Direct marketing: Direct connections with carefully targeted individual

  consumers to both obtain an immediate response and cultivate lasting customer relationships. Penjualan langsung dengan berhubungan langsung dengan konsumen tertentu untuk mendapatkan respon segera dan memperpanjang hubungan pelanggan.

2.1.7 Pengertian Keputusan Pembelian

  Setiap manusia memiliki kebutuhan dan mereka berupaya untuk dapat memuaskan kebutuhan mereka. Ketika produk atau jasa mulai ditawarkan perusahaan kepada konsumen, dengan menginformasikan mengenai produk tersebut, harganya, promosinya sampai menarik minat konsumen, terakhir adalah proses pembelian yang dilakukan konsumen tersebut. Keputusan pembelian adalah suatu proses dimana seseorang rela menukarkan uang atau alat pembayaran lainnya untuk sebuah barang ataupun jasa untuk dapat memuaskan kebutuhannya.

  Kotler (2009:184) mendeskripsikan model lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yang dimulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan diakhiri oleh perilaku pascapembelian. Adapun penjelasan lebih lanjutnya adalah seperti ini:

  1. Pengenalan Masalah, yaitu tahapan dimana ketika calon pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternalnya.

  2. Pencarian Informasi, yaitu tahapan dimana seseorang mulai mencari informasi tentang sebuah produk yang berasal dari sumber berikut: pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan); komersial (iklan, situs web, wiraniaga, kemasan, tampilan); publik (koran, majalah, organisasi pemeringkat konsumen); dan eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk).

  3. Evaluasi Alternatif, yaitu dimana konsumen melihat atribut dari produk yang akan memuaskan kebutuhan mereka, dan mereka akan memberikan perhatian terbesar kepada atribut yang mengantarkan manfaat yang akan memenuhi kebutuhan. Kemudian mereka akan mulai membandingkan dengan produk lain yang memiliki atribut pemuas kebutuhan serupa.

  4. Keputusan Pembelian, yaitu dimana pada tahapan setelah konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan, maka konsumen akan membentuk maksud untuk membeli produk yang paling disukai.

  5. Perilaku Pascapembelian, yaitu tahapan dimana setelah melakukan proses pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan atau mendengar hal positif dari merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Menurut Suryadi (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Bauran pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio Pada PT.

  Suraco Jaya Abadi Motor di Makassar”, menyimpulkan bahwa variabel produk, harga, distribusi, dan promosi dalam bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dan variabel produk yang mempunyai pengaruh paling dominan dan signifikan dalam keputusan pembelian motor Yamaha Mio pada PT.

  Suraco Jaya Abadi Motor.

  Menurut Soraya (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Toyota pada U.D Dua Tiga Tujuh Motor Makassar” menyimpulkan bahwa produk, harga, distribusi dan promosi secara simultan maupun secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dan variabel harga merupakan variabel berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota pada U.D. Dua Tiga Tujuh Motor di Makassar.

  Menurut Ahnaf Said (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pelanggan Coffee Toffee Makassar” menyimpulkan bahwa: Hasil penelitian terhadap 100 pelanggan Coffee Toffee diperoleh bahwa Y= 0.413X

  1 + 0.198X 2 + 0.242X 3 + 0.184X 4 yang menunjukkan

  bahwa variabel X

  1 berpengaruh sangat positif dan signifikan terhadap kepuasan

  pelanggan, sementara variabel X , X , X juga berpengaruh positif walaupun

  2

  3

  4

  nilainya tidak sebesar variabel X 1 .

  Menurut Winanda Allatif (2009), dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Konsumen dalam Pembelian Sepeda Motor merek Suzuki Thunder di Kota Medan” menyimpulkan bahwa Bauran Pemasaran mempengaruhi 72.7% dari keputusan pembelian sepeda motor Suzuki Thunder oleh konsumen, dimana variabel yang paling dominan adalah variabel promosi. Kepuasan konsumen sepeda motor Suzuki Thunder merupakan pengaruh dari keputusan pembelian sebesar 51.5%.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Variabel Hasil

  Produk (X1) Harga (X2) Tempa t (X3) Promo si (X4)

  Kepua san Konsu men (Y)

  Produk (X1) Harga (X2) Lokasi (X3) Promo si (X4)

  Analisis Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pelanggan Coffee Toffee Makassar

  Ahnaf Said (2013)

  2.Variabel harga merupakan variabel berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota pada U.D. Dua Tiga Tujuh Motor di Makassar.

  1.Produk, harga, distribusi dan promosi secara simultan maupun secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil merek Toyota pada U.D. Dua Tiga Tujuh Motor di Makassar.

  Keput usan Pemb elian (Y)

  237 Motor Makassar

  X Y

  Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Toyota pada UD.

  Vina Soraya (2012)

  2. Dari seluruh variabel bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, danpromosi) yang didapat setelah pengujian, variabel produk yang mempunyai pengaruh paling dominan dan signifikan dalam keputusan pembelian motor Yamaha Mio pada PT. Suraco Jaya Abadi Motor.

  1. Variabel produk, harga, distribusi, dan promosi dalam bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor Yamaha Mio PT. Suraco Jaya Abadi Motor.

  Keput usan Pemb elian (Y)

  Produk (X1) Harga (X2) Tempa t (X3) Promo si (X4)

  Pengaruh Bauran pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio Pada PT. Suraco Jaya Abadi Motor di Makassar

  Suryadi Syam (2012)

  Hasil penelitian terhadap 100 pelanggan Coffee Toffee diperoleh bahwa Y= 0.413X1 + 0.198X2 + 0.242X3 + 0.184X4 yang menunjukkan bahwa variabel X1 berpengaruh sangat positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, sementara variabel X2, X3, X4 juga berpengaruh positif walaupun nilainya tidak sebesar variabel X1.

  Nama Judul Variabel Hasil

  X Y

  Winanda Allatif (2013)

  Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Konsumen Motor Suzuki Thunder di Medan

  Produk (X1) Harga (X2) Lokasi (X3) Promo si (X4)

  Keput usan Pemb elian (Y1) Kepua san Konsu men (Y2)

  1.Bauran Pemasaran mempengaruhi 72.7% dari keputusan pembelian sepeda motor Suzuki Thunder oleh konsumen, dimana variabel yang paling dominan adalah variabel promosi.

  2. Kepuasan konsumen sepeda motor Suzuki Thunder merupakan pengaruh dari keputusan pembelian sebesar 51.5%.

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual menurut Kuncoro (2003:4) adalah pondasi utama dari proyek penelitian, hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey

  

literature . Sedangkan menurut Sekaran (2003:87) bahwa “theoretical framework

discusses the interrelationships among the variabels that are deemed to be

integral to the dynamics of the situation being investigated. Developing such a

conceptual frameworks helps us to postulate or hypothesize and test certain

relationships and thus to improve our understanding of the dynamics of the

situation” . Sekaran menjelaskan bahwa kerangka konseptual mendisuksikan

  mengenai hubungan antar variabel yang sedang diteliti.Mengembangkan kerangka konseptual membantu kita untuk menghipotesis dan menguji berbagai hubungan dan pengaruh sehingga memperjelas pemahaman kita mengenai dinamika situasi yang kita teliti.

  Setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya haruslah mampu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran menurut Kotler (2009:5) adalah suatu fungsi organisasi dari serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Dalam menjalankan pemasaran, perusahaan harus merencanakan pemasaran itu dengan baik melalui konsep dan strategi pemasaran, diantaranya adalah konsep bauran pemasaran (marketing

  

mix ).Konsep bauran pemasaran menurut Hasan (2008:230) adalah kombinasi

  variabel yang memberiki tawaran produk, harga, yang diintegrasikan dengan kemudahan akses (saluran distibusi) dan komunikasi pemasaran yang memberikan

  

cost effective secara optimal.Bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, lokasi,

dan promosi.

  Setelah bauran pemasaran telah direncanakan, maka tahapan selanjutnya adalah memastikan bagaimana agar konsumen melakukan proses keputusan pembelian atas produk yang kita tawarkan. Keputusan pembelian adalah suatu proses dimana seseorang rela menukarkan uang atau alat pembayaran lainnya untuk sebuah barang ataupun jasa untuk dapat memuaskan kebutuhannya.

  Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:

  PRODUK (X

  1 )

  HARGA (X

  2 )

  KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y

  1 )

  LOKASI (X

  3 )

  PROMOSI (X

  4 )

Sumber: Tjiptomo, 2005 (Diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

  Setelah menyelesaikan kerangka konseptual, dan agar tujuan penelitian ini lebih terarah, maka penulis harus mencantumkan hipotesis penelitian ini.Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. (Sugiyono, 2008:51). Menurut Sekaran (2003:103) “a hypothesis can

  

be defined as a logically conjectured relationship between two or more variables

expressed in the form of a testable statement. Relationships are conjectured on the

basis of the network of associations established in the theoretical framework

formulated for the research study. By testing the hypotheses and confirming the

conjectured relationships, it is expected that solutions can be found to correct the

problem encountered” . Hipotesis adalah hubungan antara dua variabel atau lebih

  yang diekspresikan dalam bentuk penyataan yang dapat diuji.Hubungan antar variabel dikembangkan melalui kerangka konseptual yang dibuat ketika melakukan penelitian. Dengan menguji hipotesis dan memastikan hubungan antar variabel, akan diketahui solusi untuk memecahkan masalah awal yang timbul.

  Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, hipotesis penelitian ini adalah bauran pemasaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Honda pada PT. Istana Deli Kencana Adam Malik Medan.

Dokumen yang terkait

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Analisis Jalur - Penerapan Analisis Jalur Dalam Menentukan Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010

0 0 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Penerapan Analisis Jalur Dalam Menentukan Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010

0 0 8

Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. SMART Tbk

0 3 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Karyawan 2.1.1.Pengertian Kinerja Karyawan - Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. SMART Tbk

0 12 22

Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. SMART Tbk

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Perkawinan 1. Defenisi Penyesuaian Perkawinan - Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap Penyesuaian Perkawinan pada Pasangan Beda Etnis (Batak Toba – Tionghoa)

0 2 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap Penyesuaian Perkawinan pada Pasangan Beda Etnis (Batak Toba – Tionghoa)

0 0 16

Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap Penyesuaian Perkawinan pada Pasangan Beda Etnis (Batak Toba – Tionghoa)

0 0 13

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra - Perbandingan Penyisipan Pesan ke dalam File Citra True color dengan Algoritma End of File (EOF) dan Least Significant Bit (LSB).

1 4 18

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi - Implementasi Vigenére Cipher dengan Metode Linear Feedback Shift Register pada Text

0 1 25