Gangguan Mental Organik ( GMO )

  Gangguan Mental Organik ( GMO ) Oleh : Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) Mei 2014

  

Gangguan Jiwa

 Terbagi dalam 2 kelompok besar :

  

 Kelompok gangguan jiwa Psikosis ( ggg jiwa berat )

 Kelompok ggg jiwa Non Psikosis Psikosis  St. Ggg dgn hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dgn terganggunya pada

   Hidup Perasaan ( Afek dan Emosi )  Proses Berpikir Psikomotor, dan  Kemauan sedemikian rupa sehingga tidak sesuai dgn kenyataan lagi atau

   Semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat dalam kemampuan daya nilai realitas (PPDGJ II)

  Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas ) Gangguan

Jiwa di Indonesia :

  Psikosis Fungsional 4 %

  Skizofrenia 0,2% - 0,8 %

  Sindrom Otak Organik Akut 0,5% Sindrom Otak Organik Menahun 1 % Retardasi Mental

  2 % Neurosis

  5 % Psikosomatis

  5 % Gangguan Kepribadian 1 % Ketergantungan Obat ?

  Penyebab Umum Gangguan Jiwa :

  • Somatogenik

  : di Badan

  • Psikogenik :

  di Psike

  • Sosiogenik : di Lingkungan So>Kultural : tekanan Kebuda>Spiritual : tekanan Keaga
  • Jarang penybb tunggal, tp tumpang tindih antara – somatogenik
    • sosiogenik kultural - spiritual . psikogenik

  seorang yg merasa dikucilkan di lingkungannya menjadi depresi,

  • Contoh :

  sehingga nafsu makan turun, sulit tidur, daya tahan tubuh menurun mengalami keradangan tenggorokan.

  Faktor Somatogenik : Gangguan bisa terjadi pada :  Neuroanatomi  Neurofisiologi  Neurokimia  Tingkat kematangan dan perkembangan organik  Faktor2 pre dan peri-natal Yang disebabkan oleh :

  1. Faktor Keturunan

  2. Faktor Endokrin / Hormon

  3. Virus

  4. Ggg Zat Kimia di Otak

  5. Ggg Gelombang Listrik di Otak

  6. Perubahan Struktur Jaringan Otak

  7. Faktor pre dan peri-natal

  

Faktor Psikogenik :

  • Interaksi ibu-anak
  • Peran ayah
  • Intelegensi • Konsep diri
  • Kehilangan yg berarti  kecemasan, depresi, rasa malu/salah
  • Pola adaptasi
  • Tingkat perkembangan emosi
  • dll

  

Faktor Sosio -budaya :

  • Pola mengasuh anak
  • Tingkat ekonomi
  • Kelompok minoritas
  • Pengaruh rasial dan keagamaan  diskriminasi
  • Perumahan perkotaan; pedesaan  lingkungan
  • Kestabilan harga
  • Nilai - nilai

  

Kelompok gangguan jiwa Psikosis dibagi :

  1. Psikosis Organik

  2. Psikosis Non-Organik

   Psikosis Organik :

   Akut : Delirium  Kronik : Dementia

   Psikosis Non-Organik :

   Skizofrenia  Gangguan Afektif  Gangguan Waham  Gangguan Psikosis Fungsional Akut

  Kelompok Gangguan Jiwa Non Psikosis

  1. Gangguan Neurosis

  2. Gangguan Kepribadian

  3. Gangguan Psikoseksual

  4. Gangguan Penyesuaian

  5. Gangguan Stres Pasca Trauma

  6. Gangguan Pengendalian impuls

  7. Faktor Psikologik yang mempengaruhi kondisi fisik

  8. Gangguan Buatan

  9. Gangguan Penggunaan Zat

  10. Fenomena dan Sindrom yg berkaitan dengan faktor Sosial budaya di Indonesia

POHON DIAGNOSIS

  Pasien Datang Kasus Jiwa Kasus non Jiwa

Psikosis Non Psikosis Ggg Neurosis

Ggg Kepribadian

Organik Non Organik / Fungsional Ggg Buatan

Ggg Penyesuaian

Akut Kronis Ggg Pengendal.impuls

Ggg Psikosomatik

Ggg Penyalahgun. Zat

Ggg Psikoseksual Ggg Stress Pasca Trauma Delirium Dementia Skizofrenia Ggg W Organik Ggg W Organik Ggg Waham Ggg Afektif Organik Ggg Afektif Organik Ggg Afektif

  

Gangguan Mental Organik ( GMO )

  • Gangguan Mental Organik : Gggn Mental yg berkaitan dgn ggg fungsi jar. otak. Yg dpt disebabkan oleh peny. badaniah yg mengenai otak (GMO ) atau yg diluar otak /sistemik (Gangguan Mental Simptomatis) • Onset  pd semua usia, bersifat reversibel / irreversibel dan progresif.
  • Manifestasi psikopatologi terdpt 2 gambaran utama :

1. Sindrome dengan gangguan kognitif yg menonjol spt ggg daya ingat;

  daya pikir; daya belajar atau ggg sensorium spt ggg kesadaran/perhatian.

2. Sindrom dgn manifestasi di bidang daya persepsi; isi pikiran; perasa

  

an dan emosi atau pola umum dr kepribadian dan perilaku yg menonjol

 jadi disfungsi kognitif dan sensorinya minimal.

  • Istilah GMO akhir2 ini tidak digunakan lagi, karena hampir pada semua gangguan psikiatrik terbukti ada komponen organik/biologik.

  

Klasifikasi (ICD X /PPDGJ III)

  1. Demensia dengan berbagai tipenya

  2. Delirium

  3. Sindroma Amnestik Organik

  4. Gangguan Mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik

  5. Gangguan Kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak

  6. Gangguan Mental Organik atau Simptomatik yang tidak tergolongkan

  

DEMENSIA ( F00 )

I. Dementia ( F00 )

   Suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yg biasanya bersifat kronik progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur

kortikal yg multipel, termasuk daya ingat, daya pikir, orientasi,

daya tangkap ( comprehension), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, daya nilai ( judgment)

Disebabkan kerusakan jar. otak yg tidak dpt kembali lagi (

irreversible ) Atau hilangnya kemampuan fungsi intelektual yg

dmk beratnya hingga menghalangi fungsi sosial / pekerjaan.

   Epidemiologi : prevalensi :  Usia > 65 < 85 tahun 5 %  Usia > 85 tahun 20 % - 40 %

  

BPSD

   Behaviour and Psychological Symptoms of Dementia (BPSD) :

  • – Keluhan2 dan gejala2 yg diakibatkan oleh terganggunya persepsi, isi pikiran, suasana perasaan/mood atau perilaku yg sering terdapat pada penderita Demensia.
    • Gangguan Perilaku tersebut berupa : agresivitas, gelisah, agitasi, ber-teriak2, berjalan/keluyuran tanpa tujuan, perilaku yg tak senonoh, melanggar nilai budaya setempat, perilaku seksual yg menyimpang.
    • Gangguan psikologis berupa kecemasan, depresi, halusinasi dan waham

  

Patofisiologi :

Proses penuaan/Degenerasi primer : Demensia pada Penyakit Alzheimer, Pick dan Huntington

Ggg pembuluh darah otak: Penyumbatan/Pecahnya pemb.

darah pasca Stroke pd Demensia Vaskular/Multi infark  Infeksi SSP : Lues ( Demensia Paralitika ), Meningitis Tbc dan jamur, Encefalitis virus, HIV, Abses Otak, Penyakit Cruetzfeldt- Jacob.

   Gangguan Toksik, Metabolik, Endokrin. Contoh : Demen sia akibat defisiensi Thiamine/Folat, Anemia Pernisiosa, Hipothiroid, Hipoglikemia, intoksikasi Bromida.  Trauma kapitis : Hematoma subdural  Penyakit SSP lainnya : Tumor Otak, Korea Huntington,

  Multipel Sklerosis, Penyumbatan (Normal Pressure Hydrocephalus).

  

Gejala Klinis :

  

1. Gangguan daya ingat : daya ingat jangka pendek jangka sedang

 jangka panjang, kesukaran belajar/mengingat hal2 baru

  

2. Gangguan daya nilai : berdampak pd perilaku tidak realistik, logis

dan proporsional.

  

3. Gangguan daya berpikir abstrak : semua peribahasa / perumpama

an diartikan secara konkrit

  4. Gangguan daya pikir : bagian dr ggg fungsi luhur yg kompleks, merup. gabungan daya nilai, daya abstrak dan daya ingat. Penderita menjadi kehilangan inisiatif dan kreativitas

  5. Gangguan penempatan dalam ruang ( visuospasial )

  

6. Gangguan wicara : diawali ggg berbahasa(naming,comprehension)

kemudian ggg artikulasi sp gejala afasia

  7. Gangguan perilaku : BPSD

8. Gangguan suasana perasaan/mood : Depresi, cemas, emosi labil.

  

Pemeriksaan dan Diagnosis

  A. Gangguan Mood: dari st masalah awal ggg., tampak sbg apatis, berikutnya timbul depresi dan cemas

  B. Gangguan konsentrasi dan daya ingat :

  1. Gangguan kewaspadaan 2. Mengulang nama 3 benda.sebanyak 3x, dlm 3’-5’ ulangi.

  

3. Tes digit.sebut 3 angka- Px mengulangi; kmd ucapkan dgn urutan

terbalik dan jumlah angka ditambah sesuai kemampuan.

  C. Gangguan wicara

  1. Menyebut nama ( naming ) 2. komprehensif D. Gangguan fungsi luhur : px diharapkan membuat st penyelesaian dan perencanaan ke depan dari st masalah px.

  

E. Gangguan visuospatial: gambar objek 3 dimensi mis : balok, rumah, jam

dengan angka dan jarum jamnya, kmd diulangi

  

Kriteria Dianosis menurut PPDGJ III

Demensia

   Hilangnya kemampuan intelektual yang sedemikian berat sehingga menghalangi fungsi sosial atau pekerjaan  Hendaya daya ingat  Hendaya kemampuan daya pikir abstrak  Hendaya daya nilai  Gangguan fungsi kortikal : Afasia; Apraksia; Agnosia dll  Perubahan Kepribadian atau aksentuasiciri kepribadian pramorbid  Kesadaran Jernih/tidak berkabut  Terdapat faktor organik sebagai penyebab.

  Kriteria Dianosis Demensia (PDT bag.psikiatri RSUDr. Soetomo))

  A. Harus dibuktikan secara nyata adanya penurunan daya ingat yg mempengaruhi registerasi; retensi; dan recall yg konstan minimal selama 6 bulan

B. Kesadaran normal ( clear consciousness )

  C. Adanya gejala tambahan sbb :

  1. Kemampuan mengendali emosi menurun

  2. Kemampuan memusatkan dan mempertahankan konsentrasi berkurang

  3. Miskin alur gagasan dan penurunan daya pikir

  4. Penurunan visuospasial yg dibuktikan penurunan kecermatan ketepatan dan kecepatan dalam bertindak/mengerjakan sesuatu

  5. Gangguan orientasi

  Lanjutan....

  : ..

C. Adanya gejala tambahan sbb

  6. Penurunan fungsi kecerdasan lain spt berhitung, kemampuan mencari perbedaan dan persamaan dan daya abstrak

  7. Gangguan dlm komunikasi ditandai dgn kelambanan berbicara, sukar memahami pesan2 merosotnya kosa kata bahkan miskin kata-kata

  

Jenis-jenis Demensia :

  • PPDGJ III membagi Demensia menjadi :
    • – Demensia pada penykit Alzheimer • Onset Dini • Onset Lambat • Tipe Campuran – Demensia Vaskular • Onset Akut • Multi infark

  • Subkortikal • Campuran Subkortikal dan Kortikal – Demensia pada Penyakit Pick – Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-Jakob
    • – Demensia pada Penyakit Huntington – Demensia pada Penyakit Parkinson – Demensia pada Penyakit HIV

  

Dementia Alzheimer

  • Aloysius Alzheimer (1864-1915) seorang Psikiater dan

  Neropatoloog Jerman, menemukann Penyakit ini pada tahun 1906.

  • Timbul antara usia 50 – 60 tahun
  • 50 % dari seluruh kasus Demensia • Terdpt degenerasi korteks yg difus pada otak tu. regio frontal dan temporal
  • Pneumo-encefalogram didapati : Sisterna Ventrikel membesar;

  Giri menge cil dan Sulkus2 melebar

  • Slowly Progresif : terdapat disorientasi, ggg ingatan; emosi labil, sering keliru dalam perhitungan dan pembicaraan; terjadi afasia, bila sudah berat menjadi gelisah dan hiperaktif serta tidak dapat dimengerti

  lanjutan .....

  Dementia Alzheimer

  • Mikroskopis : terdapat :
    • – Senile Plaques ( jumlah korelasi dgn derajat beratnya

  Dementia, terdiri dari Beta Amyloid, Astrosit, proses neuron distrofidan mikroglia

  • – Neurofibrillary Tangles – elemen cytoskeletal termasuk fosforilated tau-protein
  • – Neuronal loss di korteks dan hippocampus
  • – Synaptic loss
  • – Granulovascular degeneration dari neuron

  

Dementia Vaskuler

  • Disebut juga Dementia Multi infark
  • Suatu Dementia subkortikal dengan gejala motorik yg lebih menonjol, afek yang labil dan tanda2 pseudobulbar.
  • Progresif yg bercirikan “Stepwise”
  • Faktor resiko : hipertensi; semua faktor resiko dari penyakit pembuluh darah koroner.
  • Pengurangan peredaran darah ke otak timbul hipoksia shg metabolisme sel2 otak terggg akhirnya timbul degenerasi dan kematian sel.
  • Mungkin terjadi perdarahan dan emboli dgn infark, tapi tersering thrombosis ( 85% dari ggg pemb. Darah otak)

  lanjutan ......

  Dementia Vaskuler

  • Timbul pada usia 50 – 65 tahun. Penderita mulai merasa lekas lelah, sakit kepala, pusing2 dan tidak dapat berkonsentersi lama. Lambat laun kemampuan fisik dan mental berkurang secara progresif
  • Sering terjadi emosi labil; agresif; suka bertengkar dan paranoid, pada malam hari penderita sering gelisah spt delirium, waham kejaran dan waam hipokondrik; daya nilai berkurang shg sering terjd pelanggaran 2 seksual
  • Bisa disertai gejala nerologis : hemiparese; afasia dsb. Pupil miosi atau unisokor.

  

Dementia pada penyakit yg diklasdifikasi di bagian

lain

  • – Demensia pada Penyakit Pick – Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-Jakob
  • – Demensia pada Penyakit Huntington – Demensia pada Penyakit Parkinson – Demensia pada Penyakit HIV
  • – Demensia akibat trauma kapitis ( Pugilistika )
  • – Demensia akibat penyebab multipel lainnyas

  

Diagnosis Banding

  1. Gangguan Depresif

  2. Delirium

  3. Retardasi Mental ringan dan sedang

  4. Gangguan Mental Organik lain Test daya ingat dan berpikir : Kemamp. mengingat nama 3 benda umum, setelah 3’ diulangi Kemamp. menyebut nama hari dlm seminggu secara terbalik Penatalaksanaan :

  1. Demensia yang reversibel harus mendapat perhatian utama dalam pengobatannya

  2. Mengatasi komorbiditas medik

  3. Pengobatan Simptomatik

   Penanganan / edukasi

  1. Jelaskan kpd pasien/keluarga bahwa kemunduran daya ingat terjadi lambat tapi progresif. Dpt menybbkan ggg perilaku seperti agitasi, curiga, emosional.

  2. Bila agitasi hebat, pertimbangkan utk MRS.

  3. Jangan tempatkan Px di tempat asing bagi dirinya

  4. Hati2 dlm penggunaan obat2 seperti Bz, karena dapat memperberat kebingungan Px

  5. Demensia yang reversibel harus mendapat perhatian utama dalam pengobatannya

  6. Mengatasi komorbiditas medik

  7. Pengobatan Simptomatik/Medikasi

  

Medikasi :

  • Memperbaiki fungsi kognitif :

  1. Choline Esterase Inhibitor :Donepezil 5 -10 mg/hari oral; Rivastigmine

  2 X 1,5 mg /hari oral 2 minggu kmd disesuaikan

  2. Piracetam 3 X 800 mg/hari oral 6 minggu kmd maintenance 3 X 400mg /hari oral

  • Memperlambat progresivitas : vitamin E : 400 – 600 mg/hari oral
  • Mengatasi masalah perilaku :
    • – Bila Pasien Agitasi, Agresi dan tanda2 Ggg Psikosis lainnya, beri Antipsi kotika dosis rendah :

  • Haloperidol 2x 0,5 – 1 mg atau
  • Risperidon 2 x 0,5 – 1 mg
  • Olanzapine 5 mg/hari oral dosis tunggal
  • Dan lain2
    • – Hati-hati dgn E.S. Antipsikotika : EPS (Extra Pyramidal Syndrome ) seperti Parkinsonisme, efek Antikholinergik.

  Medikasi : lanjutan..

  • – Anti cemas : Lorazepam 2 X 0,5 – 1 mg/hari oral, Alprazolam

2 X 0,25- 1 mg /hari oral; Clobazam 2 X 5 – 7,5 mg/hari oral

  • – Hindari pemakaian long acting Benzodiazepine – Bila depresi : Amitriptyline 2 X 5 – 25 mg/hari oral; Sertraline 25 – 50 mg /hari oral dosis tunggal; Fluoxetine 5 – 80 mg/hari oral dosis tunggal ( bila >20mg dalam dosis terbagi)
    • Perlu dipikirkan penyakit2 yg umum terjadi pada usia lanjut dan konsultasikan kepada spesialisnya :

  • – Hipertensi, DM, Lues, HIV/AIDS, Parkinson disease, Stroke, Hipercholestrolisme dll

  

Kepustakaan

  1. Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr. Soetomo Surabaya

  2. Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI

  3. Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press

  4. Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins

  5. Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review; Cambridge University Press, 2009