PERLINDUNGAN HAK MORAL PENCIPTA ATAS CIP

PERLINDUNGAN HAK MORAL PENCIPTA ATAS CIPTAAN YANG
DIWAKAFKAN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 41 TAHUN
2004 TENTANG WAKAF

Nurul Maghfiroh, S.H.,LL.M.
Yulia Kurniaty, S.H.,M.H.
Chrisna Bagus Edhita Praja, S.H.,M.H.
ABSTRAK
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Hak
Moral adalah hak yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku yang tidak dapat
dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun Hak Cipta atau Hak Terkait
telah dialihkan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian wakaf dalam bentuk Hak
Cipta tidak mengurangi Wakif yang dalam ini adalah seorang Pencipta untuk
menikmati Hak Moralnya atas suatu Ciptaan meskipun Hak Ciptanya telah
diwakafkan. Hak Moral dalam Hak Cipta memiliki peranan penting sebagai bentuk
penghargaan terhadap Pencipta atas jerih payahnya dalam menghasilkan Ciptaan.
Karya cipta merupakan sebuah cerminan dari kepribadian Pencipta yang tidak boleh
diubah maupun diciderai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perubahan terhadap
sebuah Ciptaan secara tidak langsung juga memiliki pengaruh terhadap martabat dan
reputasi Pencipta. Pengaturan dalam Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf tidak secara komprehensif mengatur mengenai perlindungan Hak

Moral terhadap wakif yang dalam hal ini juga sebagai seorang Pencipta. Pemerintah
sudah seharusnya mengakomodir perlindungan terhadap Hak Moral wakif.
Perlindungan terhadap Hak Moral ini memiliki peranan penting agar suatu bentuk
Ciptaan yang diwakafkan tetap terjaga keutuhannya sebagai bentuk reward terhadap
wakif.

Kata Kunci : Hak Moral, Pencipta, Wakaf