64333745 Hubungan Antara Komunikasi Pimpinan Dan Pengambilan Keputusan Dengan Prestasi Kerja Guru Smk

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI PIMPINAN DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DENGAN PRESTASI KERJA GURU SMK

BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari
akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya
untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk
memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus
berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk
mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa
depan. Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di
sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru
bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik
guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif,
kreatif, dan mandiri.

Prestasi kerja guru sebagai pegawai negeri sipil adalah hasil usaha yang dicapai berdasarkan kecakapan
dan keterampilannya. Prestasi kerja guru juga merupakan hasil dari jasa yang diberikan oleh guru
sebagaimana dinyatakan oleh Dharma yang mendefinisikan bahwa prestasi kerja guru sebagai suatu yang
dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok. Sedangkan Dorothy dan
Joseph Dowdell menyatakan ‘A teacher must organize his semester’work, his units, his daily lesson plans.
He must organize his time and his effort,
Guru sebagai PNS dalam melaksanakan pekerjaannya memerlukan kemampuan dan keterampilan untuk
mencapai prestasi kerja guru yang tinggi, Prestasi kerja (Performance) diartikan sebagai ungkapan
kemampuan didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.
Sesuai dengan hal tersebut, Gray & Smelizer, menyatakan ;
“ Performance is what an employee accomplishes on the job, where as motivation is the employee’s
desire to perform”, Prestasi kerja adalah kemampuan karyawan untuk menyelesaian pekerjaannya di

dorong oleh motivasi sebagai suatu keinginan untuk melakukannya “.
Peranan profesional guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk mencapai
pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal. Untuk maksud tersebut, maka peranan
profesional tersebut menurut Soetjipto dan Rafis Kosasi, mencakup (tiga) Bidang layanan yaitu ; layanan
instruksional, layanan administratif, dan layanan bantuan akademik non pribadi, Ketiga bidang layanan
tersebut menjadi tugas pokok seorang guru. Layanan Instruksional merupakan tugas utama seorang
guru, sedangkan layanan administrasi dan layanan bantuan akademik non pribadi merupakan layanan

pendukung. Guru juga diharapkan mampu melaksanakan sepuluh kemapuan dasar sebagai wujud
profesionalisme guru yang tercantum dalam Ditjen Dikdasmenti dan Ditjen Dikti, dikutip oleh A. Samana,
sebagai berikut:
1. Guru dituntut menguasai bahan ajar
2. Guru mampu mengelola program belajar mengajar
3. Guru mampu mengelola kelas
4. Guru mampu menggunakan media dan sumber pembelajaran
5. Guru menguasai landasan-landasan pendidikan
6. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar
7. Guru mampu menilai pretasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran
8. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
9. Guru mengenal dan mampu ikut menyelanggarakan administrasi sekolah
10. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsir hasil-hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

Dalam kenyataannya kesepuluh kemapuan dasar guru yang dituntut dalam dokumen resmi tersebut
sebagai wujud ‘Profesionalisme Guru’ masih menjadi harapan atau cita-cita yang mengarah pada mutu
guru. Saat ini diduga masih banyak guru yang belum menguasai kesepuluh kemampuan dasar keguruan
tersebut yang menjadi tolah ukur kinerja sebagai pendidik profesional, atau sebagian guru menguasai
beberapa dari kesepuluh kemampuan dasar tersebut dengan baik.

Penilaian Prestasi kerja atau kinerja amat penting bagi suatu organisasi, dengan kegiatan tersebut suatu

organisasi dapat melihat sampai sejauh mana faktor manusia dapat menunjang tujuan suatu organisasi,
melalui penilaian kinerja organisasi dapat memilih dan menempatkan orang yang tepat untuk
menduduki suatu jabatan tersebut secara objektif. Metode penilaian kinerja guru yang selama itu
digunakan adalah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) berdasarkan Pasal 20 UU 8 Tahun 1974
tentang pokok-pokok kepegawaian menjadi landasan keberadaan DP3, lengkapnya adalah: Untuk
menjamin objektivitas dalam mempertimbangkan dan menetapkan kenaikan pangkat dan pengangkatan
melalui penilaian kinerja organisasi dapat memilih dan menempatkan orang yang tepat untuk
menduduki suatu jabatan yang objektif.
Metode Penilaian kinerja guru yang selama ini digunakan adalah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) berdasarkan pasal 20 UU 8 Tahun 1974, lengkapnya adalah ; “ Untuk menjamin objektivitas dalam
mempertimbangkan dan menetapkan kenaikan pangkat dan pengangkatan dalam jabatan diadakan
daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan dan daftar urut kepangkatan . Dalam penjelasan ayat tersebut
dinyatakan unsur yang perlu dinilai dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, antara lain adalah
Prestasi kerja, rasa tanggung jawab, kesetiaan, prakarsa, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan. Ukuran
yang digunakan dalam menentukan daftar urut kepangkatan, jabatan, pendidikan/latihan jabatan, masa
kerja dan umur. DP3 sebagai alat ukur yang digunakan oleh pimpinan dalam menilai guru PNS pada
kenyataannya masih banyak yang belum tepat sasaran atau objektif, beberapa kelemahan menurut
Erwin Miftah, sebagai berikut:

1. Kurang pemahaman yang mendalam dari para Pejabat Penilai (Rater) dan pegawai yang dinilai (Ratee)
mengenai bagaimana melakukan penilaian prestasi kerja yang baik.
2. Keterbatasan data pendukung dalam melakukan penilaian,
3. Banyaknya pertimbangan pada item-item yang diajukan sehingga
menyita waktu,
4. Ketidak jelasan standar yang dipakai dalam penilaian
5. Terdapat item-item penialai yang tumpang tindih dan kurang tepat dalam mengklasifikasikannya.

Pada akhirnya Penilaian prestasi kerja guru seringkali ‘Bias’ dan kurang objektif, namun hal tersebut
seharusnya tidak menurunkan prestasi kerja guru terutama dalam melaksanakan pelayanan terbaik
dalam dunia pendidikan, oleh karena itu disamping DP3 sebagai alat ukur penilaian prestasi kerja guru,
juga banyak faktor-faktor lain yang turut berperan dalam mendukung terciptanya kinerja guru yang baik
diantaranya adalah peranan kepala sekolah sebagai pimpinan yang menentukan keberhasilan mutu
pendidikan dalam organisasi sekolah.

Keberhasilan prestasi kerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan akan didukung oleh kepala
sekolah sebagai pemimpin yang harus pandai membaca situasi dan kondisi dimana jalinan komunikasi
yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru, staf tata usaha, siswa dan orang tua serta pihak lain
yang mempengaruhi atas keputusan yang diambil sehingga tepat sasaran. Lemahnya kemampuan kepala
sekolah dalam berkomunikasi secara umum akan mengakibatkan terhambatnya proses pengambilan

keputusan dan penyampaiakn keputusan sehingga kinerja guru menjadi lemah dan layanan pendidikan
berjalan tidak sesuai dengan harapan.
Berdasarkan latar belakang di atas dipandang perlu melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui
hubungan antara komunikasi dan pengambilan keputusan dengan prestasi kerja.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi sejumlah permasalah untuk diteliti lebih lanjut, yaitu
diantaranya :
1. Apakah terdapat hubungan antara sistem informasi dengan prestasi kerja guru ?
2. Apakah terdapat hubungan antara komitmen kerja dengan prestasi kerja guru ?
3. Apakah terdapat hubungan antara kemapuan komunikasi (communication ability) kepala sekolah
dengan prestasi kerja guru ?
4. Apakah terdapat hubungan antara iklim kerja organisasi dengan prestasi kerja guru ?
5. Apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan dengan prestasi kerja guru ?
6. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi organisasi dengan prestasi kerja guru ?
7. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja guru ?
8. Apakah terdapat hubungan antara pengambilan keputusan dengan prestasi kerja guru

C. Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah diatas menggambarkan ada berbagai faktor variabel yang mempengaruhi Prestasi

Kerja guru sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Karena keterbatasan penelitian dalam hal waktu, biaya, dan tenaga serta agar penelitian lebih terarah
maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Dengan mempertimbangan ke-4 tersebut dalam
penelitian, maka penelitian ini hanya akan membahas pada masalah : Komunikasi Kepala Sekolah,
Pengambilan Keputusan, dan Prestasi kerja Guru.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas maka
masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi dengan prestasi kerja ?
2. Apakah terdapat hubungan antara Pengambilan Keputusan dengan prestasi kerja ?
3. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi dan Pengambilan keputusan secara bersama-sama
dengan prestasi kerja ?

E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil
penelitian diharapkan dapat menjelaskan prinsip-prinsip tentang komunikasi kepala sekolah dan
pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan prestasi kerja guru. Lebih jauh lagi hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang

manajemen mutu pendidikan.
Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan
dengan prestasi kerja guru.

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Prestasi Kerja
Prestasi dalam bahasa Inggris outcome yang berarti hasil, lebih luas diartikan sebagai suatu hasil atau
efek samping dari usaha yang dilakukan. Kata prestasi sering digunakan untuk menyatakan suatu
pekerjaan yang telah dilakukan, baik yang dicapai secara perorangan misalnya prestasi belajar maupun
secara kelompok misalnya prestasi olah raga. Untuk menyatakan hasil kerja yang sudah dilakukan sering
juga digunakan istilah performance. Apabila dihubungkan dengan prestasi kerja guru, tentunya prestasi
yang dicapai oleh guru dalam mengerjakan tugas fungsionalnya untuk kemajuan dan perkembangan
pendidikan.
Prestasi merupakan hasil kerja yang telah dilakukan oleh guru sesuai dengan tujuan pekerjaan yang
diberikan kepadanya. Berhubungan dengan prestasi kerja (Work Performance), Dave Ulrich
menyatakan,’’ The Performance evaluations of all HR manager, for example, include trends in employeeattitude surveys score and in the quality of their action plans are also subjects during major business

reviews”. artinya Prestasi kerja atau Kinerja bagi Manager HRD di evaluasi dalam survei sikap karyawannilai dan kualitas rencana aksi mereka juga mata pelajaran selama ulasan pekerjaan utama.
Prestasi kerja guru merupakan hasil dari jasa yang diberikan oleh guru sebagaimana dinyatakan oleh
Dharma yang mendefinisikan bahwa prestasi kerja sebagai sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa
yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau Sekelompok orang.
Peranan profesional guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk mencapai
pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal dan mewujudkan peningkatan kualitas
pendidkan dalam satuan pendidikan secara menyeluruh, untuk maksud tersebut, maka peranan
profesional tersebut menurut Soetjipto dan Rafis Kosasi, mencakup 3 (tiga) Bidang layanan yaitu ;
layanan instruksional, layanan administratif, dan layanan bantuan akademik non pribadi, Ketiga bidang
layanan tersebut menjadi tugas pokok seorang guru. Layanan Instruksional merupakan tugas utama
seorang guru, sedangkan layanan administrasi dan layanan bantuan bantuan bantuan merupakan
layanan pendukung
Robin-Stuart-Kotze menyatakan bahwa : Performance improvement is about examining your current
behaviour, recognizing

what you need to do differently, entertaining new ideas, and consciously changing your behaviour to
meet the changing requirements of your job . Di sini Robin menjelaskan bahwa peningkatan prestasi
kerja adalah perubahan prilaku dilakukan secara sadar oleh setiap individu dengan cara yang berbeda
dan dengan mengemukakan ide-ide baru yang dianggap akan membawa kemajuan pada perubahan yang
disesuaikan dengan perubahan organisasi yang dibutuhkan, artinya Individu yang memiliki keinginan

berprestasi akan terus merubah cara bekerja sesuai kebutuhan dan kemajuan organisasi misalnya
kemajuan IPTEK.
Menurut Keith Davis & John W.Newstrom, “ Motivasi Berprestasi adalah dorongan dalam diri seseorang
untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan, Orang-orang yang
memiliki dorongan ini ingin berkembang dan tumbuh, serta ingin maju menelusuri tangga keberhasilan,
penyelesaian sesuatu merupakan hal yang penting demi penyelesaian itu sendiri tidak untuk imbalan
yang menyertainya”.
Sejumlah karakteristik menunjukan pegawai yang berorientasi prestasi, mereka bekerja keras apabila
mereka memandang bahwa mereka memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya
terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat balikan spesifik tentang prestasi di waktu
lalu. Sebagai manager, mereka cenderung mempercayai bawahan mereka, mau berbagi dan menerima
gagasan secara terbuka, menetapkan tujuan tinggi, dan berharap bahwa pegawainya juga berorientasi
pada prestasi.
Guru juga diharapkan mampu melaksanakan sepuluh kemapuan dasar sebagai wujud profesionalisme
guru yang tercantum dalam Ditjen Dikdasmenti dan Ditjen Dikti, dikutip oleh A. Samana, sebagai
berikut :
1. Guru dituntut menguasai bahan ajar
2. Guru mampu mengelola program belajar mengajar
3. Guru mampu mengelola kelas
4. Guru mampu menggunakan media dan sumber pembelajaran

5. Guru menguasai landasan-landasan pendidikan
6. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar
7. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran
8. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
9. Guru mengenal dan mampu ikut menyelanggarakan administrasi sekolah

10. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsir hasil-hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

Penilaian Prestasi kerja atau kinerja amat penting bagi suatu organisasi, dengan kegiatan tersebut suatu
organisasi dapat melihat sampai sejauh mana faktor manusia dapat menunjang tujuan suatu organisasi,
melalui penilaian kinerja organisasi dapat memilih dan menempatkan orang yang tepat untuk
menduduki suatu jabatan tersebut secara objektif.
Menurut Erwin Miftah dan pendapat beberapa pakar pendidikan bahwa: “ Metode penilaian kinerja
guru yang selama itu digunakan adalah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) berdasarkan Pasal
20 UU 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian menjadi landasan keberadaan DP3, lengkapnya
adalah :’Untuk menjamin objektivitas dalam mempertimbangkan dan menetapkan kenaikan pangkat dan
pengangkatan dalam jabatan diadakan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan dan daftar urut
kepangkatan”. Dalam penjelasan ayat tersebut dinyatakan unsur yang perlu dinilai dalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan, antara lain adalah Prestasi kerja, rasa tanggung jawab, kesetiaan, prakarsa,

disiplin, kerjasama dan kepemimpinan. Ukuran yang digunakan dalam menentukan daftar urut
kepangkatan, jabatan, pendidikan/latihan jabatan, masa kerja dan umur.
R.Wayne Mond, Robert M.Noe, Shane R. Premeaux, ‘’Performance appraisal (PA) is a formal system of
periodic review and evaluation of an individual's job performance’’. Mereka menyatakan bahwa
Penilaian Kinerja (PA) adalah suatu sistem formal review periodik dan evaluasi kinerja kerja seseorang
sehingga dalam penilaian tersebut dilakukan berulang-ulang dan menilai prestasi kerja yang telah dicapai
pada setiap waktu tertentu misalnya dalam 1 tahun.
Selanjutnya UU Sisdiknas 2003 sebagai panduan dalam pengelolaan pendidikan menjelaskankan
mengenai promosi dan penghargaan tenaga didik dan kependidikan, latar belakang pendidikan ,
sertifikasi, pengaturan promosi semuanya telah tertera dalam UU Sisdiknas tersebut yang isinya , UU
Sisdiknas 2003 No.20 pasal 43 menyatakan bahwa : “ (1) Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan
prestasi kerja dalam bidang pendidikan, (2) Sertifikasi pendidik diselengarakan oleh perguruan tinggi
yang memiliki program pengadaan tenaga kerja kependidikan yang terakreditasi, (3) Ketentuan
mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah “.
Berdasarkan UU Sisdiknas No.23 Tahun 2003 tersebut maka tenaga pendidik yang memiliki prestasi kerja
bekesempatan untuk mendapatkan promosi dalam pekerjaannya dan mendapat imbalan, sedangkan alat
ukur dari data penilaian berfungsi untuk memberikan keputusan promosi dan masukan dalam
menentukan sistem imbalan dan hukuman, sebagai kriteria riset personalia, alat prediksi untuk kegiatan
dimasa yang akan datang , membantu menentukan tujuan-tujuan program pelatihan, serta memberikan

umpan balik (feedback) kepada para pegawai sehingga dapat memperbaiki prestasi kerja dimasa yang
akan datang.
Sedangkan Agus Dharma menyatakan pula : Hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan
perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang
dihasilkan.
b. Kualitatif, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik-tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran
mencerminkan pengukuran ‘tingkat kepuasan’ yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan
dengan bentuk keluarannya.
c. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan . Pengukuran ketepatan
waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu
penyelesaian suatu kegiatan.”
B.Eugene Griessman mengemukan analisa hasil wawancaranya dengan beberapa orang yang memiliki
prestasi kerja tinggi, dimana mereka mengemukankan bahwa dalam meraih prestasi kerja yang tinggi
ditemukan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Mereka yang berprestasi tinggi menemukan Fak atau Kekhususannya, artinya mereka suka pada hal
yang membuat mereka benar-benar menjadi pandai, dimana dari sekian aktivitas kerjanya mereka
menemukan ada kekhususan salah satu aktivitas yang benar-benar disukainya dan mampu
memotivasinya untuk meraih prestasi kerja yang tinggi.
2. Orang yang berprestasi tinggi mengembangkan suatu kecakapan, slogan yang selalu dipakai adalah :
Semangat!, Capailah kedalaman pengetahuan dan keterampilan!, Bekerja keraslah !, Praktekan
kesempurnaan ! artinya mereka tidak cepat berputus asa pada masalah-masalah yang dihadapi akan
tetapi ditanamkan jiwa perjuangan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan terus bersemangat untuk
meraih prestasi yang tinggi.
3. Orang-orang yang berprestasi tinggi menghargai dan memanajemen apa yang dimulai dari tiap orang
dan waktu, artinya mereka menghargai waktu, mengenal time schedule, deadline, dan memanage
semua tindakannya untuk menghadapi setiap orang dan waktu yang telah ditentukan.
4. Mereka yang berprestasi tinggi sangat gigih artinya mereka memiliki semangat tinggi dan gigih dalam
melaksanakan pekerjaan tidak cepat puas tetapi ingin memberikan yang terbaik.
5. Mereka menyalurkan kebutuhan dan keinginan dalam pekerjaan mereka, diantaranya kebutuhan
harga diri dan ingin dihargai, artinya mereka menganggap bahwa pekerjaan yang baik dan berprestasi

adalah suatu kebutuhan yang harus dilakukan dan merasa yakin akan adanya penghargaan dari hasil
kerjanya.
6. Orang berprestasi tinggi mengembangkan kemampuan untuk berokus, artinya mereka mempunyai
kemampuan untuk mengatasi gangguan dan kebingungan serta memberikan perhatian penuh pada
tugas yang dihadapi.
7. Orang-orang berprestasi tinggi berfungsi secara tepat dalam keadaan mereka masing-masing, artinya
mereka berusaha untuk berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
8. Orang-orang yang berprestasi tinggi merasakan adanya kesempatan artinya mereka terbuka pada apa
yang ada disekitar mereka dan merasakan bahwa pada setiap saat selalu ada kesempatan untuk meraih
prestasi kerja yang tinggi.
9. Orang-orang yang berprestasi tinggi menggunakan kesempatan, artinya mereka memanfaatkan secara
kreatif apa yang mereka temukan untuk kesempatan meraih prestasi kerja yang tinggi.
Prestasi kerja yang tinggi diharapkan juga ada pada setiap tenaga pendidik, untuk mendukung prestasi
yang tinggi maka setiap individu harus mampu mengolah motivasi diri sehingga selalu memiliki semangat
yang lebih baik, dan rasa tanggung jawab adalah salah satu faktor yang dapat menumbuhkan sikap untuk
memotivasi diri dalam memacu prestasi, seperti yang dikatakan Robbins;’’The employee's Responsibility,
today's employees should manage their own carrers like enterpreneurs managing a small business. They
should think of themselves as self-employed, even if employed in a large organization . In a word 'free
agency', the successful career will
be built on maintaining flexibility and keeping skill and knowledge up-to-date. The following suggestion
are consistent with the view that you, and only you. Hold primary responsibility for your career.
1. Know yourself
2. Manage your reputation
3. Built and maintain network contacts
4. Keep current
5. Balance your specialist and generalist
6. Document your achievements
7. Keep your options open

Prestasi Kerja yang dicapai oleh guru merupakan interaksi dari berbagai faktor kemampuan usaha untuk
memperoleh prestasi yang optimal, kadangkala menemui hambatan dan kesulitan untuk dilakukan,
prestasi optimal dapat diraih tegantung dari bagaimana orang-orang atau pegawai tersebut memberikan
respon terhadap kondisi yang mempengaruhi pekerjaannya.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, dan prestasi kerja seseorang akan tergali dan muncul
apabila faktor-faktor disekelilingnya mendukung dan memotivasi untuk terciptanya prestasi kerja yang
baik, alat ukur yang tepat untuk evaluasi pencapaian prestasi kerja sangat dibutuhkan yang tepat dan
baik sehingga pengukuran tidak bersifat subjektif akan tetapi tepat pada sasaran dan objektif
berdasarkan hasil kerja yang sesuai standar

yang ditetapkan dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh guru.
Guru seringkali mendapatkan tugas tambahan dari satuan pendidikan, misalnya Pembina pramuka yang
padat dengan agenda kegiatan diluar sekolah mengakibatkan guru tersebut lupa akan tugas pokok dan
fungsinya (Tupoksi) sebagai guru sesuai dengan standar kompetensi guru, prestasi guru akan tercapai bila
telah terukur dengan tepat dan melampaui standar tupoksinya. Lingkungan yang berorientasi pada
prestasi kerja, mereka memandang bahwa mereka memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya mereka
dan prestasi yang diraihkannya tidak harus berorientasi pada materi tapi kebanggaan dan kepuasan
pribadi.
Jhon P.Kotter dan James L.Heskett menyatakan : perusahaan yang berkinerja tinggi mendapatkan skor
rata-rata 6,0. (hasil risetnya dalam rentang nilai 0 – 10) .
Paul Bullen menyatakan:” Some people have the view that performance indicators should be used as the
basis for rewards and punishments for individuals or organizations”. Artinya beberapa orang memiliki
pandangan bahwa indikator kinerja harus digunakan sebagai dasar untuk hadiah dan hukuman bagi
individu atau organisasi
Ukuran-ukuran dari kinerja karyawan menurut Bernadin & Rusell yang dikutif oleh Faustino Cardoso dari
tulisan Intanghina adalah sebagai berikut :
1. Quantity of work : jumlah kinerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan
2. Quality of Work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannnya
3. Job Knowlegde : luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan
4. Creativeness : keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul

5. Cooperation : kesediaaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesame anggota organisasi
6. Dependability : kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja
7. Initiative : semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggung jawab
8. Personal Qualties : menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integrasi pribadi.
Dari analisa teori di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan prestasi kerja adalah suatu
keadaan yang menunjukkan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam mencapai tujuan
yang ditujukan dengan hasil kerja guru dari pelaksanaan tugas pokoknya, dengan indikator : kuantitas
kerja, kualitas kerja, efektif dalam melaksanakan tugas, ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas, dan
penghargaan dalam melaksanakan tugas.

2. Komunikasi Pimpinan
Pentingnya komunikasi dalam kehidupan sosial telah menjadi perhatian para cendikiawan sejak zaman
Aristoteles walaupun hanya berkisar pada retorika lingkup lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad
ke-20, ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik, para
cendikiawan menyadari betapa pentingnya peranan ‘komunikasi’ dalam sebuah organisasi, William V.
Hanney dalam bukunya, Communication ans organizational Behavior, di sadur oleh Onong Uchjana
Effendy. menyatakan;” Organization consists of a number of people; it involves interdependence ;
interdependence alls for coordination ; and coordination requires communication,” Organisasi terdiri dari
sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling bergantungan; kebergantungan memerlukan koordinasi;
koordinasi mensyaratkan komunikasi.
Koordinasi berasal dari bahasa latin’coordinatio’ berarti ‘ kombinasi atau interaksi yang harmonis’,
Interaksi yang harmonis di antara para karyawan suatu organisasi, baik dalam hubungannya secara
timbal balik maupun secara horizontal di antara para karyawan secara timbal balik pula, disebabkan oleh
komunikasi. Demikian pula interaksi antara pimpinan organisasi, apakah dia manager tingkat tinggi (Top
Manager) atau manajer tingkat menengah (Middle manager) dengan khalayak luar organisasi. Sebagai
komunikator, seorang pimpinan harus menyesuaikan pesan kepada peranan yang dilakukannya, karena
komunikasi yang dilakukan oleh seorang pimpinan memiliki pengaruh besar terhadap karyawan dan
organisasi.
Joseph A. Devito menjelaskan bahwa komunikasi antar personal biasanya dimotivasi oleh berbagai faktor
yang menghasilkan bermacam-macam hasil dan efek atau pengaruh . Melalui komunikasi diharapkan
dapat membawa hasil pertukaran dan berbagai macam pengaruh yang memotivasi ke arah yang baik.

Steward dan Logan menyatakan komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan orangorang didalamnya ada kontak individu satu sama lain . Dalam hal ini komunikasi dapat terjadi di dalam
satu keluarga, antar teman, didalam kelas, maupun dalam organisasi sekolah antar guru yang akan
memberikan pengaruh informasi kepada pimpinan. David & Kim mengatakan, dukungan komunikasi
merupakan proses untuk mempertahankan hubungan yang positif dengan orang lain walaupun tidak
setiap komunikasi dapat mempertahankan hubungan tersebut.
Oteng menyatakan bahwa komunikasi ialah proses penyaluran informasi, ide, penjelasan, perasaan,
pertanyaan dari orang ke orang atau kelompok ke kelompok, Ia adalah proses interaksi antara orangorang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang
atau kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi, jika komunikasi berjalan sepenuhnya maksudmaksud organisasi sangat mungkin difahami oleh semua anggota, dan mereka cenderung akan berbuat
dengan cara yang kooperatif dan terkoordinasi menuju pencapaian maksud-maksud tersebut.
Komunikasi sangat pokok bagi eksistensi suatu organisasi, Seorang administrator biasanya menghabiskan
sebagaian besar dari waktu bekerjanya untuk mengkoordinasi unsur-unsur manusia dan fisik dari
organisasi menjadi suatu unit bekerja yang efisien dan efektif sehubungan dengan ini Bernard yang
disadur oleh Oteng sutisna menyarakan bahwa;’ fungi utama seorang eksekutif adalah untuk
mengembangkan dan memelihara suatu sistem komunikasi yang bekerja efektif. Informasi yang tepat,
fakta-fakta, perasaan-perasaan, ide-ide harus dikomunikasikan sebelum putusan-putusan organisasional
yang berarti dibuat. Dan ini harus berjalan terus-menerus jika maksud-maksud organisasi hendak dicapai
dengan efisien’’.
R.Wayne Pace dan Don F.Faules menyatakan kepuasan komunikasi adalah pegawai merasa nyaman
dengan pesan-pesan, media dan hubungan-hubungan dalam organisasi, selanjutnya 8 dimensi kepuasan
komunikasi yang stabil yaitu :
1. Sejauh mana komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang pegawai untuk memenuhi
tujuan organisasi dan berpihak pada organisasiSejauh mana para penyelia terbuka pada gagasan, mau
mendengarkan dan menawarkan bimbingan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan pekerjaan.
2. Sejauh mana para individu menerima informasi tentang lingkungan kerja saat itu.
3. Sejauh mana pertemuan-pertemuan diatur dengan baik, pengarahan tertulis singkat dan jelas, dan
jumlah komunikasi dalam organisasi cukup.
4. Sejauh mana terjadinya desas desus dan komunikasi horizontal mengalir dengan bebas.
5. Sejauh mana informasi tentang organisasi sebagai suatu keseluruhan memadai
6. Sejauh mana para bawahan responsif terhadap komunikasi kebawah dan memperkirakan kebutuhan

penyelia.
7. Sejauh mana pegawai merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana mereka dinilai dan bagaimana
kinerja mereka dihargai .

Rhenald Kasali, seorang motivator yang menyatakan dari semua unsur organisasi ada satu yang sangat
penting, yaitu’ penyebaran informasi’ . Informasi bersifat memberitahu, memberikan semangat,
menyortir, dan mendidik. Seorang Pemimpin perubahan memimpin dengan informasi. Dari informasi
didapat langkah-langkah yang harus diambil, nama-nama yang boleh diundang, dan sebagainya.
Sebaliknya, para karyawan juga bergerak karena informasi. Informasi yang baik tersebar secara merata
keseluruh segmen organisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan memberikan umpan balik
kepada pemberi informasi.
Aristoteles dalam buku Jalaludin Rahmat menyatakan bahwa Karakter komunikator dijadikan ‘Ethos’.
Ethos terdiri dari pikiran baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik ( good sense, good moral
character, good will ) artinya bahwa setiap yang dikomunikasikan oleh pimpinan akan selalu diterima
oleh rakyatnya, karena semua rakyat percaya terhadap ucapan pimpinan selalu untuk kebaikan rakyat
dan negara
Kepala sekolah sebagai pimpinan di tuntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi, menurut E.
Mulyasa, Kemampuan berkomunikasi akan tercermin dari kemampuannya untuk :
1. Berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikannya di sekolah
2. Menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan
3. Berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik
4. Berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah

George R.Terry & Leslie W. Rue menyatakan ‘”Suatu kecakapan utama bagi seorang manager adalah
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Memperoleh pengertian kebijakan-kebijakan, menjaga
bahwa instruksi-instruksi dimengerti dengan jelas dan mengusahakan perbaikan-perbaikan dalam
pelaksanaan, semuanya tergantung dari komunikasi yang efektif.
Miftah Toha mengemukakan komunikasi suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau
informasi dari seseorang ke orang lain, lebih jauh henri fayol masih dalam buku miftah toha yang
menunjukan adanya ‘Jembatan komunikasi’ yang akan mengefektifkan komunikasi diantara pejabat

dimana komunikasi formal dalam suatui organisasi harus melewati pejabat-pejabat sebelum mencapai
komunikasi yang lebih tinggi, dengan jembatan komunikasi sebagai jalan pintas berkomunikasi antar
pejabat untuk mengefisienkan dan menghindari hambatan komunikasi formal dalam suatu organisasi.

Gambar 2.1 : Konsep Jembatan Fayol
Pengertian dan pemahaman harus terjadi sebelum otoritas itu dapat dikomunikasikan oleh atasan
kepada bawahan , ada 7 faktor yang berperan dalam menciptakan dan memelihara otoritas yang objektif
di dalam organisasi adalah sebagai berikut :
1. Saluran komunikasi harus diketahui secara pasti
2. Seyogyanya harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
3. Jalur komunikasi itu seharusnya berlangsung sependek mungkin
4. Garis komunikasi formal keseluruhan hendaknya dipergunakan secara normal.
5. Orang-orang yang bekerja sebagai pusat pengatur komunikasi haruslah orang-orang yang cakap
6. Garis komunikasi seharusnya tidak mendapat gangguan sementara organisasi sedang berfungsi
7. Setiap komunikasi haruslah disyahkan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa komunikasi pimpinan yang baik tepat dalam penyampaian
informasi kepada pegawai atau bawahannya akan memberikan pengaruh bagi lingkungan kerjanya,
penyampaian informasi yang efektif tidak terlalu panjang maka akan memudahkan pekerjaan-pekerjaan
dan mengefisienkan setiap individu dengan menghindar hambatan komunikasi formal dalam suatu
organisasi. Komunikasi dipandang sebagai cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan mempersatukan
proses psikologi seperti, pemahaman, dan motivasi di satu pihak dengan bahasa pada pihak lain.
Komunikasi pimpinan merupakan komunikasi yang harus dilakukan oleh pimpinan untuk pencapaian dan
penyampaian tujuan.
Komunikasi akan berjalan efektif apabila dalam prosesnya mencakup lima hal sebagai berikut:
1. Adanya keterbukaan yaitu keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinterakasi.

2. Adanya empati yaitu merasakan seperti apa yang dirasakan orang lain.
3. Adanya dukungan baik yang diucapkan maupun yang tidak diucapkan
4. Adanya kepositifan yang mengandung arti perhatian positif terhadap orang lain.
5. Adanya kesamaan yang artinya mengetahui kesamaan pribadi atau saling menyadari bahwa kedua
belah pihak yang berkomunikasi mempunyai hak yang sama walaupun kedudukan berbeda.
Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa komunikasi adalah interaksi yang dilakukan oleh
kepala sekolah sebagai pimpinan dengan menyebarkan informasi dan menerima informasi yang
mempengaruhi sehingga akan menciptakan suasana yang kondusip, memotivasi prestasi kerja dan
kenyamanan dalam melaksanakan tugas kesehariannya, menilai hasil kerja dan meberikan penghargaan
terhadap hasil kerja dapat diukur melalui indikator ; memberikan informasi,menerima informasi, adanya
keterbukaan, umpan balik, memiliki kesamaan pandangan.

3. Pengambilan Keputusan
Proses kehidupan organisasi diwarnai oleh aktivitas pengambilan keputusan, artinya tidak ada satu
organisasi yang terbebas dari kegiatan pengambilan keputusan, semenjak tahapan yang paling awal dari
keberadaan sebuah organisasi keputusan sudah harus diambil.Keputusan yang telah ditetapkan pada
dasarnya bukanlah merupakan tujuan organisasi, keputusan lebih tepat dikatakan sebagai cara yang
dipandang tepat untuk merelisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
Keputusan merupakan suatu tanggapan keorganisasian terhadap suatu problema. Setiap keputusan
adalah keluaran dari proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh banyak kekuatan.
Teori pengambilan keputusan banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya Joseph E.Champoux’’ The
decision making process defines a decision problem, creates alternatif courses of action, and chooses
among them using decision criteria. The criteria for choosing among alternative can include the cost,
profit, danger, or pleasure of each alternative. Although decision making focuses on choice, it also
intends to reach goal “,Artinya Proses pengambilan keputusan mendefinisikan masalah menciptakan
program alternatif tindakan, dan memilih di antara mereka yang menggunakan kriteria keputusan.
Kriteria untuk memilih di antara alternatif dapat meliputi biaya, keuntungan, bahaya, atau kesenangan
dari setiap alternatif. Meskipun berfokus pada pengambilan keputusan pilihan, tetapi juga bermaksud
untuk mencapai tujuan.
Drucker dikutip Salusu mengartikan bahwa keputusan berarti pilihan yaitu pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Keputusan tersebut hampir tidak merupakan pilihan antara benar dan salah , tetapi justru

sering terjadi pilihan antara yang hampir benar dan yang mungkin salah. Keputusan adalah pilihan yang
secara sadar dijatuhkan atas suatu alternatif dari berbagai alternatif yang tersedia .
Pengambilan keputusan sangat menentukan arah dan tujuan serta kinerja dari para guru, oleh karena itu
pengambilan kepu`tusan yang dilakukan oleh seorang kepada hendaknya penuh pertimbangan dan
melibatkan bawahannya, misalnya para wakil kepala sekolah atau pada guru pada saat mengadakan
rapat awal atau akhir tahun pendidikan.
Kepala sekolah sebahai manajer juga dituntut untuk memiliki kemampuan mengambil keputusan seperti
yang diungkapkan oleh E. Mulyasa, kemampuan pengambilan keputusan akan tercermin dari
kemampuan :
1. Mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah
2. Mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah
3. Mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah
George R. Terry & Leslie W. Rue mengemukakan ‘Sebuah ciri umum manajer adalah bahwa ia seorang
pembuat keputusan’, Seorang manager harus memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan. Untuk
mencapai tujuan-tujuan ini, manajer harus memutuskan tindakan-tindakan khusus apa yang perlu, caracara baru apa yang harus diperkenalkan, dan apa yang harus dibuat untuk mempertahankan hasil kerja
yang memuaskan.
Pemimpin dalam melakukan pengambilan keputusan melalui 4 dasar gaya kepemimpinan menurut
Miftah Toha, yaitu :
1. Instruksi
2. Konsultasi
3. Partisipasi
4. Delegasi
Dari keempat gaya tersebut pemimpinan hendak memberitahukan batasan peranan pengikutnya dan
memberitahu tetang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana melaksanakan tugas. Inisiatif pemecahan
masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan pimpinan ; pemecahan masalah dan
keputusan diumumkan dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin.
Nachrowi mengemukakan ‘Semua keputusan yang dibuat tentunya didasari pada pertimbangan matang
dari berbagai kemungkinan yang ada agar kita mendapatkan pilihan yang terbaik, secara sistimatis

permasalahan dirumuskan berdasarkan urutan sebagai berikut :
1. Apa masalah yang sedang dihadapi?
2. Apakah proses pengambilan keputusan hanya sekali dalam seumur hidup, atau beberapa kali dalam
suatu periode waktu, ataukah keputusan yang sifatnya rutin yang kita lakukan sehari-hari?
3. Ada berapa alternatif solusi permasalahan ?
4. Berapa banyak pilihan solusi yang boleh diambil ?
5. Apa dasar pertimbangan pilihan terhadap solusi?
6. Berapa besar resikonya ?
7. Dan lain-lain.
Menurut Stoner bahwa pengambilan keputusan adalah penilaian diantara alternatif-alternatif .Dari
berbagai yang diambil, terhadap satu tindakan yang diambil dari alternatif-alternatif yang dijadikan
keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang memenuhi syarat-syarat antara lain :
1. Keputusan yang bersifat strategis, taktis, dan maupun operasional harus berkaitan langsung dengan
tujuan dan berbagai sasaran yang ingin di capai.
2. Keputusan yang diambil harus memenuhi persyaratan rasionalitas dan logika yang berarti menuntut
pendekatan ilmiah berdasarkan berbagai teori dan asas yang telah berhasil dikembangkan oleh para ahli.
3. Keputusan yang diambil dengan menggunakan pendekatan ilmiah digabung dengan daya pikir yang
kreatif, inovatif, instutif, dan bahkan emosional.
4. Keputusan yang diambil harus dapat dilaksanakan
5. Keputusan yang diambil harus diterima dan di pahami baik oleh kelompok
6. Pimpinan yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam melaksanakan
keputusan maupun oleh pelaksana kegiatan operasional.
Jhon M . Bryson mengemukankan pendapat dan teori mengenai keputusan bahwa ; “The key to success,
and the heart of political leadership is understanding how to intergroup relationship shape decision
making and implementation outcomes.” .Artinya kunci sukses dari seorang pemimpin adalah nurani
politik kepemimpinannya untuk memahami bagaimana hubungan antara bentuk pengambilan keputusan
dan hasil.

Seorang akhli ilmu manajmenen yaitu Goodstein mengemukankan teori keputusannya :”A decision that
needs to be made is the degree of tightness required between the overall strategic plan and the various
action plan”’ . artinya sebuah keputusan yang harus dibuat adalah tingkat keketatan yang diperlukan
antara keseluruhan rencana strategis dan berbagai tindakan rencana.

Cara-cara manajemen dalam menghadapi masalah atau teknik mengambil keputusan dengan berbagai
pendekatan menurut Terry tegantung dari latar belakang dan pengetahuan sang manager /Pimpinan
serta situasi khusus pengambilan keputusan, yang berikut ini termasuk dalam pilihan-pilihan dalam
pengambilan keputusan yang sering diambil, yaitu:
1. Analisa marjinal ; teknik membandingkan biaya ekstra dengan penghasilan yang berasal dari
penambahan unit. Pertimbangan akan dilihat keuntungan dan kerugian dari keputusan yang diambil
mendekati titik marginal
2. Teori psikologi , Teori psikologi yaitu Persoalan yang diputuskan manager dipengaruhi oleh nilai-nilai
psikologis.
3. Intuisi (bisikan hati), Intuisi (bisikan hati) yaitu Menggunakan perasaan-perasaan batin orang yang
membuat keputusan.
4. Pengalaman,Pengalaman yaitu berhubungan erat mengena persoalan berdasarkan pengalaman yang
memberikan bimbingan, menolong membeda-bedakan, dan membantu menggenalisir keadaan masa
lalu.
5. Mengikuti Sang Pemimpin, yaitu pengambilan keputusan dengan mengikuti Sang Pemimpin artinya
sebagian besar keputusan dibuat dengan meniru keputusan yang sudah ada dari pemimpin yang dulu.
6. Percobaan, yaitu keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan percobaab-percobaan artinya
mencoba dahulu dengan strategi yang mungkin mmpu mengatasi masalah yang ada.
7. Analisa yaitu keputusan diambil berdasarkan pemecahan komponen masalah dan setiap komponen
diteliti secara terpisah dengan mencari hubungan sebab akibatnya.
8. Metode-metode kuantitatif, yaitu suatu kecenderungan menggunakan metode kuantitaf dalam
pembuatan keputusan manajemen , misalnya dengan analisis statistik.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa, pengambilan keputusan kepala sekolah adalah

tindakan kepala sekolah dalam memilih alternatif terbaik dari alternatif-alternatif yang ada dalam upaya
menentukan suatu keputusan dengan indikasi :
1) Mengidentifikasi masalah.
2) Membuat alternatif pemecahan masalah.
3) Mengevaluasi alternatif
4) Menetapkan alternatif terbaik
5) Evaluasi hasil alternatif.
Kepala Sekolah sebagai ‘Top Manager’ di lembaga pendidikan akan menentukan arah dan tujuan kinerja
dari para guru, yang akan mendorong lingkungan yang berorientasi pada prestasi kerja guru.
Pengambilan keputuan yang dialakukan oleh seorang pimpinan hendaknya penuh pertimbangan dan
melibatkan bawahannya, misalnya pada saat rapat karena pengambilan keputusan yang tepat dan
didukung oleh semua bawahannya maka kepala sekolah akan mudah dalam melakukan pengelolaan dan
memimpin organisasi, selain itu pengambilan keputusan yang tepat akan memperkecil konflik dari
berbagai masalah yang timbul dan setiap masalah akan mudah diselesaikan dengan baik dan
menguntungkan semua pihak.

B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Komunikasi dengan Prestasi Kerja
Hal yang paling penting dari semua unsur organisasi ada satu yang sangat penting, yaitu’ penyebaran
informasi’ . Informasi bersifat memberitahu, memberikan semangat, menyortir, dan mendidik. Seorang
Pemimpin perubahan memimpin dengan informasi. Dari informasi didapat langkah-langkah yang harus
diambil, nama-nama yang boleh diundang, dan sebagainya. Sebaliknya, para karyawan juga bergerak
karena informasi. Informasi yang baik tersebar secara merata keseluruh segmen organisasi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing dan memberikan umpan balik kepada pemberi informasi.
Kepala sekolah sebagai pimpinan di tuntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi, akan tercermin
dari kemampuannya untuk :
1. Berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikannya di sekolah
2. Menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan

3. Berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik
4. Berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah
Suatu kecakapan utama bagi seorang manager adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
Memperoleh pengertian kebijakan-kebijakan, menjaga bahwa instruksi-instruksi dimengerti dengan jelas
dan mengusahakan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan, semuanya tergantung dari komunikasi yang
efektif.
Prestasi kerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor, dengan kemampuan berkomunikasi yang baik oleh
kepala sekolah akan membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang menguntungkan
untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja guru.
Komunikasi yang baik disampaikan oleh kepala sekolah maka akan mendorong sejumlah karakteristik
menunjukan pegawai yang berorientasi prestasi, mereka bekerja keras apabila mereka memandang
bahwa mereka memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit
resiko gagal, dan apabila mereka mendapat balikan spesifik tentang prestasi di waktu lalu. Sebagai
manager, mereka cenderung mempercayai bawahan mereka, mau berbagi dan menerima gagasan secara
terbuka, menetapkan tujuan tinggi, dan berharap bahwa pegawainya juga berorientasi pada prestasi.
Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin lebih dominan untuk menciptakan saluran-saluran komunikasi
yang tepat dan baik serta mengkondisikan sekolah yang kondusif dan berjalan sesuai dengan program
yang direncanakan.
Berdasarkan uraian diatas diduga terdapat hubungan positif antara komunikasi kepala sekolah dengan
prestasi kerja guru, dengan kata lain semakin tinggi kecakapan komunikasi kepala sekolah maka akan
semakin tinggi pula prestasi kerja guru.

2. Hubungan Pengambilan Keputusan dengan Prestasi kerja.
Keputusan berarti pilihan yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan tersebut hampir
tidak merupakan pilihan antara benar dan salah , tetapi justru sering terjadi pilihan antara yang hampir
benar dan yang mungkin salah. Keputusan adalah pilihan yang secara sadar dijatuhkan atas suatu
alternatif dari berbagai alternatif yang tersedia.
Kepala sekolah sebagai manajer juga dituntut untuk memiliki kemampuan pengambilan keputusan akan
tercermin dari kemampuannya :
1. Mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah.

2. Mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah.
3. Mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah
Sebuah ciri umum manajer adalah bahwa ia seorang pembuat keputusan. Seorang manager harus
memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, manajer harus
memutuskan tindakan-tindakan khusus apa yang perlu, cara-cara baru apa yang harus diperkenalkan,
dan apa yang harus dibuat untuk mempertahankan hasil kerja yang memuaskan.
Prestasi kerja guru dinyatakan baik dan buruk adalah hasil pengambilan keputusan kepala sekolah,
apabila kepala sekolah telah melaksanakan teknik pengambilan keputusan secara tepat dan akurat maka
hasil yang diperoleh akan memberikan dampak positif terutama pada prestasi kerja guru sebagai
pelaksana sistem pendidikan di sekolah, keputusan yang tepat akan membawa dampak positif pada
motivasi peningkatan prestasi kerja guru, sehingga guru akan terus berupaya memahami 10 kompetensi
dasar yang harus dipahami dan dikuasai ditambah dengan kompetensi lain yang menunjang terhadap
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas diduga terdapat hubungan positif antara pengambilan keputusan kepala
sekolah dengan prestasi kerja guru.
3. Hubungan Komunikasi dan Pengambilan Keputusan dan Prestasi Kerja .
Prestasi kerja guru merupakan hasil dari jasa yang diberikan oleh guru, prestasi kerja sebagai sesuatu
yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau Sekelompok orang.
Peranan profesional guru dalam untuk mencapai pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara
optimal. Peranan profesional guru mencakup 3 (tiga) bidang layanan yaitu ; layanan instruksional,
layanan administratif, dan layanan bantuan akademik non pribadi, Ketiga bidang layanan tersebut
menjadi tugas pokok seorang guru. Layanan Instruksional merupakan tugas utama seorang guru,
sedangkan layanan administrasi dan layanan bantuan bantuan bantuan merupakan layanan pendukung.
Peningkatan prestasi kerja adalah perubahan prilaku dilakukan secara sadar oleh setiap individu dengan
cara yang berbeda dan dengan mengemukakan ide-ide baru yang dianggap akan membawa kemajuan
pada perubahan yang disesuaikan dengan perubahan organisasi yang dibutuhkan, artinya Individu yang
memiliki keinginan berprestasi akan terus merubah cara bekerja sesuai kebutuhan dan kemajuan
organisasi misalnya kemajuan IPTEK.
Komunikasi kepala sekolah dengan guru akan memberikan dorongan kesepahaman tentang tujuan yang
ingin dicapai melalui kegiatan mencapai tujuan pendidikan di sekola