Appendix Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Fraksi Kulit Buah Markisa Ungu (Passiflora Edulis Sims) Terhadap Bakteri Aureus Dan Escherichia Coli
Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman
43
Lampiran 2. Gambar buah dan serbuk simplisia markisa ungu (Passiflora edulis
Sims)
Buah markisa ungu
Buah markisa ungu
44
Lampiran 2. (Lanjutan)
Serbuk simplisia kulit buah markisa ungu
45
Lampiran 3. Hasil pemeriksaan mikroskopik penampang melintang dan serbuk
simplisia kulit buah markisa ungu (Passiflora edulis sims).
1
2
3
4
5
6
7
9
8
Keterangan : Penampang melintang (1.Kutikula, 2.Epidermis, 3.Sel batu,
4.Parenkim, 5.Endocarp). Serbuk simplisia (6.Jaringan parenkim, 7.Berkas
pembuluh bentuk tangga, 8.Sel batu, 9.Serabut sklerenkim)
46
Lampiran 4. Bagan kerja penelitian
Kulit buah markisa ungu
Dicuci dari pengotor sampai bersih
Ditiriskan
Ditimbang berat basahnya
Dipotong kecil
Dikeringkan
Ditimbang berat keringnya
Simplisia
Dihaluskan dengan blender
Disimpan
Karakterisasi
• Makroskopik
• Mikroskopik
• Penetapan kadar air
• Penetapan kadar sari
yang larut air
• Penetapan kadar sari
yang larut etanol
• Penetapan kadar abu
total
• Penetapan kadar abu
yang tidak larut asam
Skrining Fitokimia
Senyawa golongan:
• Alkaloid
• Glikosida
• Glikosida antrakinon
• Flavonoid
• Steroid/triterpenoid
• Saponin
• Tanin
47
Pembuatan ekstrak etanol dan
fraksi-fraksi
Skrining
Fitokimia
Uji aktivitas
antibakteri
Senyawa golongan:
• Alkaloid
• Glikosida
• Glikosidaantrakinon
• Flavonoid
• Steroid/triterpenoid
• Saponin
• Tanin
Lampiran 5. Bagan pembuatan ekstrak etanol kulit buah markisa ungu
(Passiflora edulis Sims)
500 g serbuk simplisia
dimasukkan ke dalam bejana
tertutup
direndam dalam cairan penyari
etanol selama 3 jam
dimasukkan massa ke dalam
perkolator
ditutup mulut perkolator, dibiarkan
selama 24 jam
dibuka kran perkolator, dibiarkan
cairan perkolat menetes dengan
kecepatan 1 ml per menit
ditampung ke dalam botol bening
dihentikan perkolator apabila 500
mg cairan perkolat terakhir
diuapkan di atas penangas air tidak
meninggalkan sisa
Perkolat
dipekatkan denganrotaryevaporator
Ekstrak kental
(72,0315 g)
Lampiran 6. Bagan pembuatan fraksi n-heksan, fraksi etilasetat dan fraksi
airkulit buah markisa ungu (passiflora edulis sims)
48
Ekstrak etanol kulit buah markisa ungu(30g)
ditambahkan 10 ml akuades
dihomogenkan
dimasukkan dalam corong pisah
ditambah dengan 40 ml n- heksan
dikocok dan didiamkan sampai
terbentuk dua lapisan dan
dipisahkan
dilakukan fraksinasi hingga
diperoleh fraksi n-heksan yang
jernih
Fraksi n-heksan
Fraksi sisa
ditambah dengan 50 ml
etilasetat
dikocok dan didiamkan
sampai terbentuk dua
lapisan dan dipisahkan
dikumpulkan
dipekatkan dengan
rotary evaporator
Fraksi n-heksan
pekat (4,1354 g)
dilakukan fraksinasi
hingga diperoleh fraksi
etilasetat yang jernih
Fraksi sisa
Fraksi etilasetat
dikumpulkan
dipekatkan dengan rotary
evaporator
Fraksi sisa
pekat (17,3514 g)
Fraksi etilasetat
pekat (5,5132 g)
Lampiran 7. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Biakan murni bakteri
49
←diambil dengan jarum ose steril
←ditanam pada media Nutrient Agar miring
←diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
Stok kultur bakteri
←disuspensikan dalam 10 ml media Nutrient Broth
steril
←diukur kekeruhan suspensi bakteri menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 580
nm sampai diperoleh nilai transmitan 25%
Inokulum bakteri
←dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan
petri
←ditambahkan 15 ml media Nutrient Agar ke
dalam cawan petri
←dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media Padat
←diletakkan pencadang kertas yang telah
direndam ke dalam larutan uji ekstrak /fraksi
dengan berbagai konsentrasi dan pelarut DMSO
sebagai blanko
←diinkubasi pada suhu 37oC selama 18 - 24 jam
←diukur diameter daerah hambatan di sekitar
pencadang kertas dengan menggunakan jangka
sorong
Hasil
Lampiran 8.Perhitungan karakterisasi simplisia kulit buah markisa ungu
50
1. Penetapan kadar air
Kadar air =
Volume air (ml)
×100%
Berat sampel (g)
a. Berat sampel I
= 5,01 g
Volume air
= 0,45 ml
Kadar air
=
0,45
5,01
×100%= 8,98%
b. Berat sampel II
= 5,006 g
Volume air
= 0,4 ml
Kadar air
=
0,4
5,006
×100%= 7,99%
c. Berat sampel III
= 5,017 g
Volume air
= 0,45 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
=
0,45
5,017
×100%= 8,64%
8,98% + 7,99% + 8,96%
3
51
=8,64%
Lampiran 8.(Lanjutan)
2. Penetapan kadar sari larut air
Kadar sari larut air =
Berat sari (g)
100
×
×100%
Berat sampel (g) 20
a. Berat sampel I
= 5,0032 g
Berat sari
= 0, 3067 g
Kadar sari larut air
0,3067 100
× ×100%= 30,65 %
=
20
5,0032
b. Berat sampel II
= 5,0016 g
Berat sari
= 0,3304 g
Kadar sari larut air
=
c. Berat sampel III
0,3304
5,0016
×
100
20
×100%= 33,02 %
= 5,0013 g
Berat sari
= 0,3144 g
Kadar sari larut air
=
Kadar sari larut air rata-rata
=
0,3144
5,0013
×
100
20
×100%= 31,42 %
30,65% + 33,02% + 31,42%
3
52
= 31,69%
Lampiran 8.(Lanjutan)
3. Penetapan kadar sari larut etanol
Kadar sari larut etanol =
Berat sari (g)
100
×
×100%
Berat sampel (g)
20
a. Berat sampel I
= 5,0007 g
Berat sari
= 0, 1302 g
Kadar sari larut etanol
0,1302 100
× ×100%= 13,01 %
=
5,0007 20
b. Berat sampel II
= 5,0014 g
Berat sari
= 0,1299 g
Kadar sari larut etanol
=
c. Berat sampel III
0,1299
5,0014
×
100
20
×100%= 12,98 %
= 5,0012 g
Berat sari
= 0,1308 g
Kadar sari larut etanol
=
Kadar sari larut etanol rata-rata
=
0,1308
5,0014
100
20
×100%= 13,07 %
13,01% + 12,98% + 13,07%
= 13,02%
53
×
3
Lampiran 8.(Lanjutan)
4. Penetapan kadar abu total
Kadar abu total =
Berat abu (g)
×100%
Berat sampel (g)
a. Berat sampel I
= 2,0005 g
Berat abu
= 0,1578 g
Kadar abu total
=
b. Berat sampel II
0,1578
2,0005
×100%= 7,88%
= 2,0011g
Berat abu
= 01489 g
Kadar abu total
=
c. Berat sampel III
0,1489
2,0011
×100%= 7,44%
= 2,0013 g
Berat abu
= 0,1673 g
Kadar abu total
=
Kadar abu total rata-rata
=
0,1673
2,0013
×100%= 8,35%
7,88% + 7,44% + 8,35%
3
54
= 7,89%
Lampiran 8.(Lanjutan)
5. Penetapan kadar abu tidak larut asam
Kadar abu tidak larut asam =
Berat abu (g)
×100%
Berat sampel (g)
a. Berat sampel I
= 2,0005 g
Berat abu
= 0,0163 g
Kadar abu total
=
b. Berat sampel II
0,0163
2,0005
×100%= 0,81%
= 2,0011g
Berat abu
= 0,0159 g
Kadar abu total
=
c. Berat sampel III
0,0159
2,0011
×100%= 0,79%
= 2,0013 g
Berat abu
= 0,0163 g
Kadar abu total
=
Kadar abu total rata-rata
=
0,0172
2,0013
×100%= 0,85%
0,81+0,79+0,85
3
55
=0,816%
Lampiran 9.Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah markisa
ungu
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
bakteri
Escherichia coli.
No. Konsentrasi
(mg/ml)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
10.
500
400
300
200
100
75
50
25
12,5
6,25
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
D1
16,9
15,8
14,6
13,3
12,5
10,5
7,1
-
D2
16,8
15,7
14,6
13,5
12,6
10,6
7,2
-
D3
16,9
15,9
14,8
13,6
12,4
10,5
7,4
-
D*
16,86
15,8
14,66
13,46
12,5
10,53
7,23
-
D1
16,7
15,8
14,5
13,5
12,5
10,3
8,4
-
D2
16,6
15,6
14,4
13,6
12,4
10,4
8,6
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
56
D3
16,8
15,6
14,6
13,4
12,4
10,4
8,3
-
D*
16,7
15,66
14,5
13,5
12,43
10,36
8,43
-
Lampiran 10. Data hasil uji aktivitasantibakteri fraksi n-heksan kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri
Escherichia coli.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
10.
Konsentrasi
(mg/ml)
500
400
300
200
100
75
50
25
12,5
6,25
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
D1
-
D2
-
D3
-
D*
-
D1
-
D2
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
57
D3
-
D*
-
Lampiran 11.Data hasiluji aktivitas antibakterifraksi etilasetat kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri
Escherichia coli.
No. Konsentrasi
(mg/ml)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
10.
500
400
300
200
100
75
50
25
12,5
6,25
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
D1
20,7
19,3
18,2
16,3
14,2
12,5
11,6
10,4
7,5
-
D2
20,4
19,2
18,2
16,4
14,3
12,1
11,3
10,2
7,2
-
D3
20,3
19,4
18,3
16,5
14,1
12,4
11,4
10,3
7,3
-
D*
20,46
19,3
18,23
16,4
14,2
12,33
11,43
10,3
7,33
-
D1
20,2
19,4
18,3
16,7
14,2
12,5
10,9
9,6
7,2
-
D2
20,5
19,7
18,6
17,1
14,3
12,4
11,2
9,5
7,4
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
58
D3
20,6
19,5
18,4
16,8
14,2
12,2
11,0
9,4
7,2
-
D*
20,43
19,53
18,43
16,86
14,23
12,36
11,03
9,5
7,26
-
Lampiran 12. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah markisa
ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
bakteri
Escherichia coli.
No. Konsentrasi
(mg/ml)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
10.
500
400
300
200
100
75
50
25
12,5
6,25
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
D1
13,5
12,6
10,8
9,7
8,5
-
D2
13,4
12,4
10,7
9,6
8,5
-
D3
D*
13,4 13,43
12,3 12,43
10,6 10,7
9,5
9,6
8,4 8,46
-
D1
12,3
11,6
10,3
9,1
-
D2
12,4
11,5
10,4
9,3
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
59
D3
12,3
11,5
10,4
9,2
-
D*
12,33
11,53
10,36
9,2
-
Lampiran 13.Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus
400
300
200
500
100
A
B
75
50
Blanko DMSO
25
C
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Konsentrasi 75 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml
D = Blanko Dimetilsulfoksida
60
Lampiran 14.Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Escherichia Coli
400
100
500
300
A
200
B
75
50
Blanko DMSO
25
D
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Konsentrasi 75 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml
D = Blanko Dimetilsulfoksida
61
Lampiran 15. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus
400
300
200
500
100
A
B
Blanko DMSO
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Blanko Dimetilsulfoksida
62
Lampiran 16. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Escherichia coli
400
300
200
500
100
A
B
Blanko DMSO
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Blanko Dimetilsulfoksida
63
Lampiran 17. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
200
100
300
75
A
B
12,5
25
50
Blanko DMSO
6,25
C
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml, 300 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml, 100 mg/ml, 75 mg/ml
C = Konsentrasi, 50 mg/ml, 25 mg/ml, blanko dimetilsulfoksida
D = Konsentrasi 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml
64
Lampiran 18. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Escherichia coli
400
500
100
300
200
75
A
B
12,5
50
25
6,25
Blanko DMSO
C
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml, 300 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml, 100 mg/ml, 75 mg/ml
C = Konsentrasi, 50 mg/ml, 25 mg/ml, blanko dimetilsulfoksida
D = Konsentrasi 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml
65
Lampiran 19. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah markisa
ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus
400
300
200
500
100
A
B
Blanko DMSO
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Blanko Dimetilsulfoksida
66
Lampiran 20. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah markisa
ungu terhadap bakteri Escherichia coli
400
300
200
500
100
A
B
Blanko DMSO
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Blanko Dimetilsulfoksida
67
Lampiran 21. Perhitungan pembuatan variasi konsentrasi larutan uji
1.
Larutan iduk konsentrasi 500 mg/ml
5 gram ekstrak
= 500 mg/ml
10 ml pelarut DMSO
• Konsentrasi 500 mg/ml dibuat dengan melarutkan 5 gram ekstrak dalam
10 ml DMSO
2.
Konsentrasi 400 mg/ml
400 mg/ml
x 1 ml = 0,8 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 400 mg/ml dibuat dari 0,8 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,2 ml pelarut DMSO.
3.
Konsentrasi 300 mg/ml
300 mg/ml
x 1 ml = 0,6 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 300 mg/ml dibuat dari 0,6 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,4 ml pelarut DMSO.
4.
Konsentrasi 200 mg/ml
200 mg/ml
x 1 ml = 0,4 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 200 mg/ml dibuat dari 0,4 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,6 ml pelarut DMSO.
5.
Konsentrasi 100 mg/ml
100 mg/ml
x 1 ml = 0,2 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 100 mg/ml dibuat dari 0,2 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,8 ml pelarut DMSO.
68
6.
Konsentrasi 75 mg/ml
75 mg/ml
x 1 ml = 0,15 ml larutan uji konsentrasi 500mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 75 mg/ml dibuat dari 0,15 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
mldicukupkan dengan 0,85 ml pelarut DMSO.
7.
Konsentrasi 50 mg/ml
50 mg/ml
x 1 ml = 0,1 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 50 mg/ml dibuat dari 0,1 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,9 ml pelarut DMSO.
8.
Konsentrasi 25 mg/ml
25 mg/ml
x 1 ml = 0,05 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 25 mg/ml dibuat dari 0,05 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,95 ml pelarut DMSO.
9.
Konsentrasi 12,5 mg/ml
12,5 mg/ml
x 1 ml = 0,025 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 12,5 mg/ml dibuat dari 0,025 ml larutan uji konsentrasi 500
mg/ ml dan dicukupkan dengan 0,975 ml pelarut DMSO.
10. Konsentrasi 6,25 mg/ml
6,25 mg/ml
x 1 ml = 0,0125 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 6,25 mg/ml dibuat dari 0,0125 ml larutan uji konsentrasi 500
mg/ ml dan dicukupkan dengan 0,9875 ml pelarut DMSO.
69
43
Lampiran 2. Gambar buah dan serbuk simplisia markisa ungu (Passiflora edulis
Sims)
Buah markisa ungu
Buah markisa ungu
44
Lampiran 2. (Lanjutan)
Serbuk simplisia kulit buah markisa ungu
45
Lampiran 3. Hasil pemeriksaan mikroskopik penampang melintang dan serbuk
simplisia kulit buah markisa ungu (Passiflora edulis sims).
1
2
3
4
5
6
7
9
8
Keterangan : Penampang melintang (1.Kutikula, 2.Epidermis, 3.Sel batu,
4.Parenkim, 5.Endocarp). Serbuk simplisia (6.Jaringan parenkim, 7.Berkas
pembuluh bentuk tangga, 8.Sel batu, 9.Serabut sklerenkim)
46
Lampiran 4. Bagan kerja penelitian
Kulit buah markisa ungu
Dicuci dari pengotor sampai bersih
Ditiriskan
Ditimbang berat basahnya
Dipotong kecil
Dikeringkan
Ditimbang berat keringnya
Simplisia
Dihaluskan dengan blender
Disimpan
Karakterisasi
• Makroskopik
• Mikroskopik
• Penetapan kadar air
• Penetapan kadar sari
yang larut air
• Penetapan kadar sari
yang larut etanol
• Penetapan kadar abu
total
• Penetapan kadar abu
yang tidak larut asam
Skrining Fitokimia
Senyawa golongan:
• Alkaloid
• Glikosida
• Glikosida antrakinon
• Flavonoid
• Steroid/triterpenoid
• Saponin
• Tanin
47
Pembuatan ekstrak etanol dan
fraksi-fraksi
Skrining
Fitokimia
Uji aktivitas
antibakteri
Senyawa golongan:
• Alkaloid
• Glikosida
• Glikosidaantrakinon
• Flavonoid
• Steroid/triterpenoid
• Saponin
• Tanin
Lampiran 5. Bagan pembuatan ekstrak etanol kulit buah markisa ungu
(Passiflora edulis Sims)
500 g serbuk simplisia
dimasukkan ke dalam bejana
tertutup
direndam dalam cairan penyari
etanol selama 3 jam
dimasukkan massa ke dalam
perkolator
ditutup mulut perkolator, dibiarkan
selama 24 jam
dibuka kran perkolator, dibiarkan
cairan perkolat menetes dengan
kecepatan 1 ml per menit
ditampung ke dalam botol bening
dihentikan perkolator apabila 500
mg cairan perkolat terakhir
diuapkan di atas penangas air tidak
meninggalkan sisa
Perkolat
dipekatkan denganrotaryevaporator
Ekstrak kental
(72,0315 g)
Lampiran 6. Bagan pembuatan fraksi n-heksan, fraksi etilasetat dan fraksi
airkulit buah markisa ungu (passiflora edulis sims)
48
Ekstrak etanol kulit buah markisa ungu(30g)
ditambahkan 10 ml akuades
dihomogenkan
dimasukkan dalam corong pisah
ditambah dengan 40 ml n- heksan
dikocok dan didiamkan sampai
terbentuk dua lapisan dan
dipisahkan
dilakukan fraksinasi hingga
diperoleh fraksi n-heksan yang
jernih
Fraksi n-heksan
Fraksi sisa
ditambah dengan 50 ml
etilasetat
dikocok dan didiamkan
sampai terbentuk dua
lapisan dan dipisahkan
dikumpulkan
dipekatkan dengan
rotary evaporator
Fraksi n-heksan
pekat (4,1354 g)
dilakukan fraksinasi
hingga diperoleh fraksi
etilasetat yang jernih
Fraksi sisa
Fraksi etilasetat
dikumpulkan
dipekatkan dengan rotary
evaporator
Fraksi sisa
pekat (17,3514 g)
Fraksi etilasetat
pekat (5,5132 g)
Lampiran 7. Bagan pengujian aktivitas antibakteri
Biakan murni bakteri
49
←diambil dengan jarum ose steril
←ditanam pada media Nutrient Agar miring
←diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam
Stok kultur bakteri
←disuspensikan dalam 10 ml media Nutrient Broth
steril
←diukur kekeruhan suspensi bakteri menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 580
nm sampai diperoleh nilai transmitan 25%
Inokulum bakteri
←dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan
petri
←ditambahkan 15 ml media Nutrient Agar ke
dalam cawan petri
←dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media Padat
←diletakkan pencadang kertas yang telah
direndam ke dalam larutan uji ekstrak /fraksi
dengan berbagai konsentrasi dan pelarut DMSO
sebagai blanko
←diinkubasi pada suhu 37oC selama 18 - 24 jam
←diukur diameter daerah hambatan di sekitar
pencadang kertas dengan menggunakan jangka
sorong
Hasil
Lampiran 8.Perhitungan karakterisasi simplisia kulit buah markisa ungu
50
1. Penetapan kadar air
Kadar air =
Volume air (ml)
×100%
Berat sampel (g)
a. Berat sampel I
= 5,01 g
Volume air
= 0,45 ml
Kadar air
=
0,45
5,01
×100%= 8,98%
b. Berat sampel II
= 5,006 g
Volume air
= 0,4 ml
Kadar air
=
0,4
5,006
×100%= 7,99%
c. Berat sampel III
= 5,017 g
Volume air
= 0,45 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
=
0,45
5,017
×100%= 8,64%
8,98% + 7,99% + 8,96%
3
51
=8,64%
Lampiran 8.(Lanjutan)
2. Penetapan kadar sari larut air
Kadar sari larut air =
Berat sari (g)
100
×
×100%
Berat sampel (g) 20
a. Berat sampel I
= 5,0032 g
Berat sari
= 0, 3067 g
Kadar sari larut air
0,3067 100
× ×100%= 30,65 %
=
20
5,0032
b. Berat sampel II
= 5,0016 g
Berat sari
= 0,3304 g
Kadar sari larut air
=
c. Berat sampel III
0,3304
5,0016
×
100
20
×100%= 33,02 %
= 5,0013 g
Berat sari
= 0,3144 g
Kadar sari larut air
=
Kadar sari larut air rata-rata
=
0,3144
5,0013
×
100
20
×100%= 31,42 %
30,65% + 33,02% + 31,42%
3
52
= 31,69%
Lampiran 8.(Lanjutan)
3. Penetapan kadar sari larut etanol
Kadar sari larut etanol =
Berat sari (g)
100
×
×100%
Berat sampel (g)
20
a. Berat sampel I
= 5,0007 g
Berat sari
= 0, 1302 g
Kadar sari larut etanol
0,1302 100
× ×100%= 13,01 %
=
5,0007 20
b. Berat sampel II
= 5,0014 g
Berat sari
= 0,1299 g
Kadar sari larut etanol
=
c. Berat sampel III
0,1299
5,0014
×
100
20
×100%= 12,98 %
= 5,0012 g
Berat sari
= 0,1308 g
Kadar sari larut etanol
=
Kadar sari larut etanol rata-rata
=
0,1308
5,0014
100
20
×100%= 13,07 %
13,01% + 12,98% + 13,07%
= 13,02%
53
×
3
Lampiran 8.(Lanjutan)
4. Penetapan kadar abu total
Kadar abu total =
Berat abu (g)
×100%
Berat sampel (g)
a. Berat sampel I
= 2,0005 g
Berat abu
= 0,1578 g
Kadar abu total
=
b. Berat sampel II
0,1578
2,0005
×100%= 7,88%
= 2,0011g
Berat abu
= 01489 g
Kadar abu total
=
c. Berat sampel III
0,1489
2,0011
×100%= 7,44%
= 2,0013 g
Berat abu
= 0,1673 g
Kadar abu total
=
Kadar abu total rata-rata
=
0,1673
2,0013
×100%= 8,35%
7,88% + 7,44% + 8,35%
3
54
= 7,89%
Lampiran 8.(Lanjutan)
5. Penetapan kadar abu tidak larut asam
Kadar abu tidak larut asam =
Berat abu (g)
×100%
Berat sampel (g)
a. Berat sampel I
= 2,0005 g
Berat abu
= 0,0163 g
Kadar abu total
=
b. Berat sampel II
0,0163
2,0005
×100%= 0,81%
= 2,0011g
Berat abu
= 0,0159 g
Kadar abu total
=
c. Berat sampel III
0,0159
2,0011
×100%= 0,79%
= 2,0013 g
Berat abu
= 0,0163 g
Kadar abu total
=
Kadar abu total rata-rata
=
0,0172
2,0013
×100%= 0,85%
0,81+0,79+0,85
3
55
=0,816%
Lampiran 9.Data hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah markisa
ungu
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
bakteri
Escherichia coli.
No. Konsentrasi
(mg/ml)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
10.
500
400
300
200
100
75
50
25
12,5
6,25
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
D1
16,9
15,8
14,6
13,3
12,5
10,5
7,1
-
D2
16,8
15,7
14,6
13,5
12,6
10,6
7,2
-
D3
16,9
15,9
14,8
13,6
12,4
10,5
7,4
-
D*
16,86
15,8
14,66
13,46
12,5
10,53
7,23
-
D1
16,7
15,8
14,5
13,5
12,5
10,3
8,4
-
D2
16,6
15,6
14,4
13,6
12,4
10,4
8,6
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
56
D3
16,8
15,6
14,6
13,4
12,4
10,4
8,3
-
D*
16,7
15,66
14,5
13,5
12,43
10,36
8,43
-
Lampiran 10. Data hasil uji aktivitasantibakteri fraksi n-heksan kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri
Escherichia coli.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
10.
Konsentrasi
(mg/ml)
500
400
300
200
100
75
50
25
12,5
6,25
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
D1
-
D2
-
D3
-
D*
-
D1
-
D2
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
57
D3
-
D*
-
Lampiran 11.Data hasiluji aktivitas antibakterifraksi etilasetat kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri
Escherichia coli.
No. Konsentrasi
(mg/ml)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
10.
500
400
300
200
100
75
50
25
12,5
6,25
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
D1
20,7
19,3
18,2
16,3
14,2
12,5
11,6
10,4
7,5
-
D2
20,4
19,2
18,2
16,4
14,3
12,1
11,3
10,2
7,2
-
D3
20,3
19,4
18,3
16,5
14,1
12,4
11,4
10,3
7,3
-
D*
20,46
19,3
18,23
16,4
14,2
12,33
11,43
10,3
7,33
-
D1
20,2
19,4
18,3
16,7
14,2
12,5
10,9
9,6
7,2
-
D2
20,5
19,7
18,6
17,1
14,3
12,4
11,2
9,5
7,4
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
58
D3
20,6
19,5
18,4
16,8
14,2
12,2
11,0
9,4
7,2
-
D*
20,43
19,53
18,43
16,86
14,23
12,36
11,03
9,5
7,26
-
Lampiran 12. Data hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah markisa
ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
bakteri
Escherichia coli.
No. Konsentrasi
(mg/ml)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
10.
500
400
300
200
100
75
50
25
12,5
6,25
Blanko
Diameter Daerah Hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
D1
13,5
12,6
10,8
9,7
8,5
-
D2
13,4
12,4
10,7
9,6
8,5
-
D3
D*
13,4 13,43
12,3 12,43
10,6 10,7
9,5
9,6
8,4 8,46
-
D1
12,3
11,6
10,3
9,1
-
D2
12,4
11,5
10,4
9,3
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata-rata
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
59
D3
12,3
11,5
10,4
9,2
-
D*
12,33
11,53
10,36
9,2
-
Lampiran 13.Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus
400
300
200
500
100
A
B
75
50
Blanko DMSO
25
C
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Konsentrasi 75 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml
D = Blanko Dimetilsulfoksida
60
Lampiran 14.Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Escherichia Coli
400
100
500
300
A
200
B
75
50
Blanko DMSO
25
D
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Konsentrasi 75 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml
D = Blanko Dimetilsulfoksida
61
Lampiran 15. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus
400
300
200
500
100
A
B
Blanko DMSO
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Blanko Dimetilsulfoksida
62
Lampiran 16. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Escherichia coli
400
300
200
500
100
A
B
Blanko DMSO
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Blanko Dimetilsulfoksida
63
Lampiran 17. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
200
100
300
75
A
B
12,5
25
50
Blanko DMSO
6,25
C
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml, 300 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml, 100 mg/ml, 75 mg/ml
C = Konsentrasi, 50 mg/ml, 25 mg/ml, blanko dimetilsulfoksida
D = Konsentrasi 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml
64
Lampiran 18. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat kulit buah
markisa ungu terhadap bakteri Escherichia coli
400
500
100
300
200
75
A
B
12,5
50
25
6,25
Blanko DMSO
C
D
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml, 300 mg/ml
B = Konsentrasi 200 mg/ml, 100 mg/ml, 75 mg/ml
C = Konsentrasi, 50 mg/ml, 25 mg/ml, blanko dimetilsulfoksida
D = Konsentrasi 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml
65
Lampiran 19. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah markisa
ungu terhadap bakteri Staphylococcus aureus
400
300
200
500
100
A
B
Blanko DMSO
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Blanko Dimetilsulfoksida
66
Lampiran 20. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah markisa
ungu terhadap bakteri Escherichia coli
400
300
200
500
100
A
B
Blanko DMSO
C
Keterangan:
A = Konsentrasi 500 mg/ml, 400 mg/ml
B = Konsentrasi 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml
C = Blanko Dimetilsulfoksida
67
Lampiran 21. Perhitungan pembuatan variasi konsentrasi larutan uji
1.
Larutan iduk konsentrasi 500 mg/ml
5 gram ekstrak
= 500 mg/ml
10 ml pelarut DMSO
• Konsentrasi 500 mg/ml dibuat dengan melarutkan 5 gram ekstrak dalam
10 ml DMSO
2.
Konsentrasi 400 mg/ml
400 mg/ml
x 1 ml = 0,8 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 400 mg/ml dibuat dari 0,8 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,2 ml pelarut DMSO.
3.
Konsentrasi 300 mg/ml
300 mg/ml
x 1 ml = 0,6 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 300 mg/ml dibuat dari 0,6 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,4 ml pelarut DMSO.
4.
Konsentrasi 200 mg/ml
200 mg/ml
x 1 ml = 0,4 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 200 mg/ml dibuat dari 0,4 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,6 ml pelarut DMSO.
5.
Konsentrasi 100 mg/ml
100 mg/ml
x 1 ml = 0,2 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 100 mg/ml dibuat dari 0,2 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,8 ml pelarut DMSO.
68
6.
Konsentrasi 75 mg/ml
75 mg/ml
x 1 ml = 0,15 ml larutan uji konsentrasi 500mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 75 mg/ml dibuat dari 0,15 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
mldicukupkan dengan 0,85 ml pelarut DMSO.
7.
Konsentrasi 50 mg/ml
50 mg/ml
x 1 ml = 0,1 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 50 mg/ml dibuat dari 0,1 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,9 ml pelarut DMSO.
8.
Konsentrasi 25 mg/ml
25 mg/ml
x 1 ml = 0,05 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 25 mg/ml dibuat dari 0,05 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/
ml dan dicukupkan dengan 0,95 ml pelarut DMSO.
9.
Konsentrasi 12,5 mg/ml
12,5 mg/ml
x 1 ml = 0,025 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 12,5 mg/ml dibuat dari 0,025 ml larutan uji konsentrasi 500
mg/ ml dan dicukupkan dengan 0,975 ml pelarut DMSO.
10. Konsentrasi 6,25 mg/ml
6,25 mg/ml
x 1 ml = 0,0125 ml larutan uji konsentrasi 500 mg/ml
500 mg/ml
• Konsentrasi 6,25 mg/ml dibuat dari 0,0125 ml larutan uji konsentrasi 500
mg/ ml dan dicukupkan dengan 0,9875 ml pelarut DMSO.
69